Alyssa sedang sibuk dengan tugas yang diberikan oleh dosen Kalkulus. Ia sudah datang setengah jam yang lalu. Ia dengan Monik memang sengaja datang lebih awal 30 menit sebelum kuliah dimulai. Mereka mengerjakan tugas mereka dengan serius. Tidak lama kemudian, teman - teman sekelas mulai datang satu persatu. Alysa telah selesai mengerjakan tugasnya. Ia memulai duduk sambil mengobrol dengan temannya Monik sambil menunggu dosen.
Tiba-tiba Sisil masuk kedalam kelas bersamaan dengan seorang anak laki-laki. Alyssa mengenal nama laki-laki itu, namun ia belum pernah bertegur sapa secara lansung semester satu dan dua.
" Hei, kenal kan sama Raka?" Tanya Sisil.
" Kenallah, satu kelas masa nggak kenal." Ucap Monik.
" Entah, aneh - aneh aja Sisil ini." Jawab Raka.
" Ka, Alyssa ini juga termasuk ke komunitas kita loh, komunitas kelas inspirasi." Ucap Sisil.
" Benaran?"tanya Raka sambil tersenyum.
" Iya, iyakan sa?" Tanya Sisil menatap Allysa.
Alyssa hanya mengangguk sambil tersenyum. Alyssa sibuk memandang laki - laki yang pertama kali berkenalan lansung dengannya. Tiba-tiba lamunan Alyssa terhenti karena datangnya Jeki.
" Hei apa kabar ini?" Suaranya membuat gendang telinga pecah rasanya.
" Bising aja kamu." Ujar Sisil sambil memukul tangan Jeki.
" Bagi tugaslah, mumpung dosen belum datang." Katanya.
" Ini, cepat kerjain." Perintah Monik.
" Aku kesana dulu ya." Ujar Alyssa meninggalkan teman - temannya menuju seseorang yang duduk sendirian sambil menggerutu.
" Hei, menggerutu aja." Ucap Alyssa sambil menepuk bahu laki - laki itu.
" Mau jadi apa ya nasib bangsa ini, jika calon guru aja pada nyontek semua." Ucapnya dengan kesal memandang mahasiswa yang sedang mencontek tugas.
" Hahaha, santai ajalah." Ucap Alyssa sambil menduduki pantatnya dikursi sebelah mahasiswa gagah tersebut.
" Kamu nggak duduk bareng mereka?" Tanya laki - laki yang bernama Irwan.
" Malas ah, aku maunya duduk sama kamu aja " ujar Allysa sambil tersenyum.
" Kamu jangan coba-coba rayu calon pacar aku ya sa." Ucap Sisil sambil tersenyum dari jauh.
" Sekarang aku pacarnya, buktinya aku yang duduk disebelahnya." Ucap Alisya membalas Sisil.
"Apa - apaan sih kalian bikin malu aja " ujar Irwan sambil tersenyum.
" Sekarang kamu mau pilih Aku apa dia?"tanya Alysa menunjuk Sisil.
" Jangan coba-coba mempengaruhi pikiran yayangku ya,dia nggak akan berpaling." Ucap Sisil masih bercanda.
Irwan memang selalu jadi perebutan secara tidak lansung oleh cewek - cewek dikelas Allysa. Dengan penampilan Irwan yang sederhana tetap membuat di tampak gagah. Apalagi Irwan adalah mahasiswa yang serba bisa.
Dosen mata kuliah kalkulus 3 sudah masuk dalam kelas. Anak sekelas Allysa tampak serius mengikuti mata kuliah tersebut.Alyssa dan Irwan tetap fokus meskipun mereka asyik mengobrol sepanjang pelajaran. Kadangkala teman - teman sekelas menatap mereka dengan pandangan yang berbeda. Namun Alyssa dan Irwan tidak memperhatikan mereka.
" Kalian sedang obrolin apa sih?" Ucjar Sisil memutar kepalanya kebelakang ketika mengerjakan tugas latihan.
" Permasalahan seputar rumah tangga kami, orang luar nggak boleh ikut campur." Ucap Alyssa tetap fokus pada soal latihan.
" Dapat sa?" Tanya Irwan.
" Dapat, kamu gimana?"tanya Alysa.
" Dapat juga." Jawab Irwan menunjukkan jawaban yang dicari kepada Alyssa.
Tidak terasa jam mata kuliah kalkulus telah selesai. Mereka belum ada mata kuliah lagi sampai satu jam kedepan. Alyssa dan Irwan pergi berjalan berdua menuju bangku - bangku taman. Mereka tidak menyadari bahwa kedekatan mereka membuat teman sekalas memandang bahwa mereka ada hubungan spesial.
Sedangkan Monik, Sisil, Jeki dan Raka masih duduk didalam kelas. Mereka masih membahas pelajaran yang diterangkan oleh dosen tadi. Jeki dan Raka agak lambat dalam memahami soal - soal Kalkulus. Lalu setelah selesai bahas soal, mereka baru menyadari bahwa Alyssa tidak ada ditempatnya.
"Kemana Alyssa?" Tanya Monik.
"Paling mejeng sama Irwan." Ucap Sisil.
" Kamu nggak cemburu?" Tanya Raka.
" Cemburu kenapa? Aku tadi sama Alyssa bercanda aja loh, mana mungkin Irwan mau sama aku." Ucap Sisil sambil tertawa.
Monik dan Jeki ikut tertawa karena mereka memang sering melihat Alyssa dan Sisil berpura-pura merebutkan Irwan.
" Ada yang kekantin nggak?" Tanya Jeki.
" Lagi bokek nih." Ucap Raka.
" Aku lagi diet juga." Jawab Sisil.
" Aku malas " ucap Monik.
"Dah lah, aku cari makan dulu ya, lapar " ucap Jeki lalu berdiri dan berjalan meninggalkan kelas.
Jeki berjalan menelusuri koridor menuju kantin. Ketika diperjalanan menuju kantin, ia melihat Alyssa sedang asyik ngobrol dengan Irwan. Jeki melangkahkan kakinya menuju tempat Alyssa duduk sambil tersenyum.
" Ketahuan kalian mejeng disini." Ucap Jeki sambil berdiri dihadapan merek berdua.
" Tumben sendiri? Mau kemana?" Tanya Alyssa.
" Mau kekantin, lapar aku, ikut nggak?"jawab Jeki sambil mengasih kode kepada Alyssa.
" Ohw mau kekantin." Ucap Alyssa mengerti maksud kode Jeki.
" Wan,ikut kantin nggak? Aku juga lapar." Ucap Alyssa bertanya kepada Irwan.
" Nggak, aku malas kekantin." Jawab Irwan agak dengan wajah kesal.
" Kami kekantin dulu ya." Pamit Alyssa kepada Irwan.
Alyssa meninggalkan Irwan yang masih duduk menatap kepergiannya. Ia berjalan beriringan dengan Jeki sambil tertawa. Ketika tiba di kantin, Jeki dan Alyssa berjalan menuju meja yang kosong.
" Sa liat dia manisnya." Ucap Jeki membuat Alyssa mengedarkan pandangannya.
"Jangan lansung liat gitu sa, tunggu." Ucap Jeki menahan kepala Alyssa yang selalu tidak sabaran untuk melihat dengan lansung.
" Yang mana?" Tanya Alyssa kepada Jeki.
" Dia ada dibelakang kamu, tapi liatnya jangan lama-lama ya, pura - pura cari sesuatu aja." Ucap Jeki dengan nada pelan.
Alyssa menoleh kebelakang dengan berpura-pura mencari seseorang. Ia melihat ada tiga gadis yang berada dibelakangnya. Ia menoleh lagi kearah Jeki dengan kesal.
" Bukannya mereka anak matematika juga? Tanya Alyssa.
" Iya, mereka teman sekelas kita, dia yang pakai baju biru." Ujar Jeki menjelaskan kepada Alyssa.
Alyssa memutar kepalanya kembali dengan perlahan. Setelah melihat gadis baju biru yang duduk dibelakangnya ia lansung melihat kedepan lagi.
" Itu geng rempong itukan?" Tanya Alyssa yang kurang suka dengan geng itu ketika dikelas.
" Iya, dia Zahra teman kelas kita." Ucap Jeki.
" Tau, dia pernah dulu duduk disebelah aku pas mata kuliah pak Hasyim." Ujar Alyssa menerangkan.
" Maniskan?" Tanya Jeki.
" Iya manis, jika suka buruan kejar nanti diambil orang." Ucap Alyssa sambil tersenyum.
" Gimana caranya?" Tanya Jeki.
" Mikir aja ndiri,ayo pesan makan, kamu yang traktir jika tidak rahasia kamu tidak aman." Ucap Alyssa sambil tersenyum kemenangan.
" Ah kamu selalu ada maunya." Ujar Jeki berjalan dengan agak manyun mengingat sifat sahabat perempuannya yang suka mengancam ketika memegang rahasia dirinya.
Setelah selesai makan, mereka kembali kekelas untuk mengikuti mata kuliah berikutnya. Pada mata kuliah berikutnya Jeki lansung menuju duduk disebelah Zahra meninggalkan Alyssa. Sedangkan Alyssa memandang sekeliling melihat kursi yang kosong. Alyssa terpaksa duduk disebelah Raka kerena hanya disitu kursi kosong.
Semester 3 sudah berlalu dengan cepat. Memasuki semester 4 Alyssa dan Raka semakin akrab. Tidak yg jarang mereka menghabis waktu mengerjakan tugas-tugas berduaan.
Tanpa teman - temannya sadari Alyssa sering janjian berduaan dengan Raka ketika tidak ada mata kuliah.
Rasa nyaman bersama membuat Alyssa jatuh hati kepada Raka. Akan tetapi Alyssa tidak pernah sekalipun mengungkapkan perasaannya kepada siapapun.
Alyssa dan Raka juga sering telpon - telponan bahkan berkirim pesan. Entah apa yang mereka bahas. Alyssa senyum - senyum duduk sambil membaca pesan yang masuk di hpnya.
Monik dan Sisil curiga dengan temannya yang satu ini. Alyssa tidak fokus pada pembicaraan mereka. Matanya hanya tertuju kepada telpon genggamnya.
"Smsan sama siapa sih?" Tanya Monik penasaran.
"Sama teman." Jawab Alyssa senyum sambil meletakkan telpon genggamnya.
"Teman yang mana?" Tanya Sisil penuh selidik.
"Kepo ah." Ucap Alyssa lagi.
"Sama Raka ya?" Tanya Monik.
"Kamu sama Raka pacaran?" Tanya Sisil.
"Mana ada, ngarang aja." Jawab Alyssa mencoba menjawab dengan tenang.
Ia tidak ingin gelagatnya membuat teman-temannya curiga.
"Kamu nggak suka sama dia?" Tanya Sisil.
"Pertanyaan apaan sih sil, nanti Suami kita marah loh." Ucap Alyssa mengalihkan pembicaraan.
"Hahaha suami kita, macam benar aja kalian berdua." Ucap Monik tertawa terbahak-bahak menertawakan temannya Sisil dan Alyssa.
"Emang kamu nggak tertarik sama Irwan?" Tanya Alyssa.
"Bukan tipeku dia." Jawab Monik.
"Trus tipemu kaya mana?kayak Raka gitu?" Tanya Alyssa.
"Raka masuklah, kayak Rendy atau Ariflah." Ucap Monik sambil senyum-senyum.
"Rata - rata cewek kelas sukanya Irwan, aneh sama kamu." Jawab Sisil.
"Iya sih, Irwan itu low agak bergaya makin keren dia, dia kayak gitu cuek aja nampak sudah gagah kali." Ucap Monik.
"Kenapa nggak suka?" Tanya Alyssa.
"Jarang ngobrol soalnya, jadi belum masuk kehati." Ucap Monik senyum.
Mereka tidak berhenti sampai disitu membicarakan teman - temannya. Sampai mereka tidak sadar jika hari semakin malam.
Ditempat lain Raka juga sedang duduk sambil senyum-senyum membaca pesan ditelpon genggamnya. Beberapa kali ia diperhatikan oleh Irwan secara diam-diam.
Raka sibuk dengan Hp nya sedangkan Irwan sibuk dengan laptopnya.
Irwan sibuk mengerjakan segala sesuatu yang berhubungan dengan kuliahnya. Ia lebih senang belajar dan belajar.
Di kelas Irwan memang dikelas sebagai mahasiswa serba bisa.Irwan juga tidak pelit berbagi ilmu dengan teman-temannya. Irwan bahkan rela memberikan contekan hasil ujiannya kepada teman-temannya.
Tapi Irwan tidak akan mencontek jika ujian atau tugas mata kuliah apapun.
Irwan memang laki - laki yang terkenal kecerdasan dalam mata kuliah apapun. Bahkan dia juga menguasai banyak bidang.
Berbeda dengan Raka sahabat satu kamarnya. Ia hanya laki-laki biasa yang kecerdasannya juga biasa. Raka acap kali mencontek tugas yang diberikan oleh dosennya. Raka juga sering mencontek saat ujian.
Akan tetapi Raka juga laki - laki yang mau berusaha. Dia tidak hanya mencontek begitu saja. Raka akan selalu mempelajari mata kuliah yang ia anggap susah. Dia juga sering menghabiskan waktu dengan Alyssa untuk menanyakan pelajaran yang dianggap sulit.
" Ka, kamu besok sibuk nggak?" Tanya Irwan memulai pembicaraan.
"Nggak juga, paling kuliah aja, kenapa wan?" Tanya Irwan.
" lBesok selesai kuliah temani aku donk kerumah kakakku." Ajak Irwan kepada Raka.
"Boleh, lumayan biar dapat makan malam gratis." Ucap Raka tersenyum senang.
"Dasar anak kos, carinya yang gratisan." Ucap Irwan sambil tersenyum.
"Kamu udah selesai tugas Bu mar?" Tanya Raka.
"Sudah, kenapa?" Tanya Irwan.
"Pinjam dong, aku belum selesai, tadi rencana mau ngerjain bareng Alyssa, eh dianya tiba-tiba nggak bisa pula." Ucap Raka menjelaskan kepada Irwan.
"kalian pacaran?" Tanya Irwan menyelidik.
"Nggak, emang gosip darimana?" Tanya Raka.
"Nggak ada gosip, cuma tanya." Ucap Irwan.
"Kamu juga dekat sama dia, jika belajar dikelas Alyssa lebih sering duduk sama kamu daripada yang lain." Ucap Raka.
"Entah, ada aja cerita kami yang nyambung." Jawab Irwan menjelaskan.
"Emang cerita apaan sih kalian? Kadang kayak serius kali kalian berdua, kayak bahas masalah rumah tangga aja." Ucap Raka sambil tertawa.
"Hahaha, mana pernah kayak gitu, kami paling bahas dunia pendidikan." Ucap Irwan menerangkan.
"Masa hari - hari bahas dunia pendidikan." Ucap Raka kurang percaya.
"Ya begitu, kadang pembahasan kami ya seputar pelajaran yang sulit - sulit." Jawab Irwan.
"Tapi kalian serasi loh." Ucap Raka.
"Kamu cemburu?" Tanya Irwan.
"Cemburu darimana?" Tanya Raka memandang Irwan sekilas dari tempat duduknya.
"Nggak lah, kamu kali yang cemburu melihat kami." Ucap Raka sambil tersenyum mengejek.
"Aku? Kami nggak ada hubungan apa-apa." Ucap Irwan memfokuskan pandangannya ke laptop miliknya.
Setelah itu mereka berdua diam tanpa sepatah katapun. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Malam juga semakin larut membuat dua insan itu tertidur.
*******************
Alyssa terduduk sedih sendirian di kursi yang ada di koridor kampus. Ia sedang kesal dengan teman-temannya. Ketika Alyssa tidak paham dengan materi kuliah pagi tadi. Dia bertanya kepada teman-temannya tapi satupun tidak ada yang paham.
Alyssa merasa dia selalu tidak bisa mendapatkan jawaban apa yang ia tanyakan kepada teman-temannya. Padahal secara ilmu, teman - temannya juga pintar. Bahkan IPK mereka lebih tinggi daripada Alyssa.
Alyssa menyendiri dan malas untuk mengikuti mata kuliah kedua. Ia hanya duduk terdiam tanpa berbuat apa - apa. Ketika mata kuliah sudah berakhir bahkan satu temannya tidak ada yang mencarinya sekedar untuk bertanya. Alyssa benar - benar kesal hari ini kepada teman-temannya. Ia merasa sedih sekali dengan sikap teman - temannya.
Alyssa melihat Raka berjalan berduaan dengan Monik menuju kantin kampus. Mereka tampak tertawa terbahak-bahak seperti pasangan kasmaran pada umumnya.
Hati Alyssa semakin sakit melihat kenyataan yang ada didepan matanya.
Tiba-tiba air matanya jatuh tanpa ia sadari. Alyssa menghapus air matanya dengan cepat ketika menyadari kedatangan Irwan. Irwan duduk disebelah Alyssa sambil tersenyum.
"Ngapain disini? Kok nggak masuk?" Tanya Irwan menatap Alyssa.
"Nggak ada, lagi bad mood aja." Jawab Alyssa dengan menunduk.
"Bad mood kenapa? Kamu ada masalah?" Tanya Irwan.
"Nggak ada, nggak tau kenapa tiba-tiba rasanya hati ini tidak jelas." Jawab Alyssa dengan agak senduh.
"Kamu ada apa?" Tanya Irwan kedua kalinya.
"Kenapa setiap aku bertanya pelajaran tidak ada satu orangpun dikelas yang bisa menjawab, tapi ketika kalian bertanya aku selalu berusaha mencari jawabannya." Ucap Alyssa sendu.
"Mungkin kamu lebih pintar daripada kami." Jawab Irwan sambil tersenyum.
"Jangan mengejek, IPK kalian aja di atas aku loh." Ucap Alyssa.
"Kebetulan aja itu, tapi dikelas kamu lebih bisa dari kami." Ucap Irwan tersenyum lagi.
"Tadi belajar apa?" Tanya Alyssa dengan nada agak manja.
"Nanti aku jelasin, malas jelasin sama orang mayun kayak gini, jelek membuat konsentrasi hilang." Jawab Irwan senyum mengejek.
"Ngejek terus, eh wan aku baru ingat nih, tugas mata kuliah telaah kurikulum aku nggak bisa buat otomatis, buatin ya." Ucap Alyssa tersenyum merayu.
"Apa sih yang nggak buat kamu, keluarin laptop kamu." Ucap Irwan.
Alyssa mengeluarkan laptopnya dengan sumringah. Ketika dia sedang butuh mengerjakan tugas hanya Irwan tempat terakhirnya. Irwan tidak pernah menolak apapun permintaan Alyssa.
Irwan sibuk mengerjakan tugas kuliah Alyssa. Sedangkan Alyssa hanya menatap disebelahnya Irwan tanpa bertanya apa - apa. Ia hanya mempercayai tugasnya kepada Irwan. Irwan tidak pernah mengeluh ketika disuruh Alyssa mengerjakan tugasnya. Irwan sudah selesai mengerjakan tugas Alyssa. Ia kembali menutup laptopnya Alyssa.
"Makasih ya wan, kamu memang terbaik." Ucap Alyssa.
"Emang nggak coba ke yang lain?" Tanya Irwan.
"Sudah, tapi pada bilang pada nggak bisa." Ucap Alyssa bersedih kembali.
"Aku sudah ajari loh rata - rata anak kelas kita, masa ilmunya nggak disimpan, maunya aku tuh ada yang nyimpan lalu bagi ilmunya kepada yang lain " ucap Irwan mulai gondok.
"Aku kan nggak pernah mau kamu ajari, kamu maunya selesaikan sendiri." Ucap Alyssa dengan manyun.
"Kamu memang nggak, tapi yang lainnya sudah aku ajari Loh sa." Ucap Irwan tersenyum lagi.
"Manis." Ucap Alyssa menatap Irwan sambil melamun.
"Apanya?" Tanya Irwan yang sempat mendengar ucapan Alyssa.
"Ada yang lewat tadi, lumayan manis wajah nya." Ucap Alyssa.
"Bilang aja aku yang manis." Ucap Irwan tertawa kearah Alyssa.
"Ih GR, muji - muji diri sendiri." Ucap Alyssa ikut tertawa.
Diujung koridor kampus sepasang mata melihat keakraban mereka berdua. Dia juga melihat tertawa lepas Alyssa lelaki teman satu kamarnya.
Laki-laki laki itu mendekati dua sejoli yang sedang tertawa tanpa menyadari kedatangannya. Raka duduk dikursi yang tidak jauh dari Alyssa dan Irwan. Tawa Alyssa dan Irwan terhenti saat melihat Raka duduk dikursi sebelahnya.
"Eh ada Raka, kok sendiri?" Tanya Alyssa.
"Iya yang lain lagi ada urusan, jadi tadi mau cari kalian, eh kalian malah mojok disini." Ucap Raka menjelaskan panjang lebar.
"Kami nggak mojok, jangan ngarang deh." Cibir Alyssa.
"
Eh aku mau ke perpustakaan ada urusan, kalian aku tinggal dulu ya." Ucap Irwan pamit meninggalkan mereka.
Setelah Irwan pergi, Alyssa dan Raka hanya diam dan saling canggung. Alyssa mengeluarkan telpon genggamnya dari dalam tasnya.
Ia canggung berduaan dengan Raka. Jantung Alyssa berdetak lebih cepat dari biasanya.
Monik datang menghampiri mereka dan heran dengan sikap diam mereka. Monik duduk diantara Alyssa dan Raka.
Monik dan Raka tampak mengobrol dengan akrab. Sesekali keluar senyum khas Raka ketika dia menceritakan sesuatu kepada Monik.
Alyssa merasa hatinya agak sedikit tercubit melihat keakraban kedua sahabatnya.
Alyssa mulai merasa bahwa Monik adalah salah satu saingannya yang pasti juga menyukai Raka. Alyssa begitu cemburu melihat keduanya.
Hati berganti hari, Alyssa tetap saja melihat Monik dan Raka semakin akrab.
Sebenarnya Raka juga semakin akrab dengan dirinya. Akan tetapi ia tidak terima dengan akrabnya dua insan tersebut.
Malam harinya, Alyssa sedang duduk sambil berbalas pesan dengan Raka. Lalu tiba-tiba Raka tidak membalas pesannya lagi.
Alyssa merasa kesal ketika Raka tidak membalas pesannya.
Ponsel Alyssa berdenging dengan keras.
Alyssa berharap bahwa itu telpon dari dia, akan tetapi senyumnya pudar ketika mendapatkan telepon dari Monik.
"Ya halo, kenapa nik?" Tanya Alyssa.
"Sa, ini orang tua perempuan Bagas meninggal, bisa kamu ikut melayat?" Tanya Monik.
"Jika ada mobil,atau kamu jemput boleh." Ucap Alyssa.
" ku nggak nggak bisa pergi, ajak yang lain lah." Ucap Monik.
"aku mau ajak siapa, dah ah malas juga." Ucap Alyssa menutup panggilan telepon selulernya.
Alyssa melihat ponselnya dari jauh. Ia ingin sekali pergi melayat orang meninggal. Tapi ia sungguh malas mengajak yang lainnya.
Tiba-tiba ponselnya berbunyi kembali.
"Ya halo Ki, ada apa?" Tanya Abel.
" Mau ikut melayat nggak, tau ketiduran nggak jelas" ucap Riko.
"Mau, boleh?" Tanya Alyssa kepo sekali urusan bepergian.
Alyssa bersiap - siap untuk pergi melayat memakai gadis hitam atau makeup dulu. Setelah 20 menit akhirnya Jeki sampai di rumah Dita. Mereka lansung tancap gas menuju rumah yang berduka.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!