Seorang wanita selama 10 menit terdiam di depan laptop yang menyela. Aplikasi word yang dia buka tetap putih tak ada ketikan apapun.Entah dimana pikirannya.
“Anjir,, gua ngeblank” sarkasnya.
Dia mengklik tombol close lalu shut down. Dia menutup laptopnya dan mengambil hp membuka aplikasi yang selalu dia tuju untuk menghilangkan stress tapi terkadang dia juga bertambah stress setelah bermain aplikasi itu.
“Wellcome to mobile legend” suara intro pembuka terdengar memenuhi kamar kos ukuran 5x5 meter dengan kamar mandi dalam itu. Rank yang dia pilih meskipun dia tau bahwa season baru dimulai beberapa hari yang lalu.
15 menit berlalu, teman kos sekaligus teman kerja dia masuk ke kamarnya yang tertutup ½ bagian pintu sambil berteriak.
“Eh, riski billar pernah jadi gigolo anjir,, kasian dedek lesti dia dimanfaatin doang” ucapnya memulai percakapan.
Wanita itu tidak peduli dan lebih sibuk dengan gamenya. By one lebih penting. Teman yang biasa dipanggil Nala itu tetap melanjutkan keluh kesahnya. Maklum dia fans berat dari artis yang dia panggil dengan sebutan “dedek”. Merasa tak dihiraukan dia bersuara kembali.
“Nge game aja,, cari cowok sana lo”
“weekend” jawabnya singkat.
“Hmm.. tapi jangan nyari cowok kayak riski, reza, regi” ucap Nala lagi
“Cowok inisial R paling bener reyhan. Apalagi reyhan baik” jawab wanita yang sedang push minion itu.
“AHAHAHAHAHA.. lo udah selesai deadlinenya?” tanya nala
“udah. Besok senin gua ke perusahaan” jawabnya
“Makan siang sama gua nanti, gimana?” tawar nala
“emang lu ada waktu? Kan lu budak korporat” jawab wanita itu
“Anjir lu,, Nah lu apa? budak romusha? Wkwkwkwk” ucap nala.
“Defeat” suara game yang menandakan game telah berakhir terdengar
“Lu sih,, sana lu pergi.. pergi sana urusin dedek lu” ucapan bernada tinggi itu terdengar
“AHAHAHAH.. lu kalah ya,, kasihan banget Ayana Rucika” ucap nala
“Arunika anjer..” jawab ayana
Suara tertawa masih terdengar meskipun wanita yang bernama Nala sudah tak terlihat.
“Core beban, gua udah jadi naga dan bilang serang karena g ada tank tetep aja malah farming. Tolol” ucapnya menghakimi seraya membanting hpnya di atas kasur.
“Ah.. gua ngapain ya” ucapnya bermonolog.
\====
Disebuah bandara seorang pria dengan kaos hitam dengan kacamata hitam yang sedang berjalan menjadi pusat perhatian. Dia, berbicara sendiri. Tubuh atletis dan kulit putih yang dia miliki serta aura tampan dan kaya memancarkan cahaya sendiri bagi wanita yang melihatnya.
“Kakak kalo g pulang ke rumah. Mau tidur dimana? Ada-ada aja kamu dek” suara laki-laki itu.
“Ya g tau. Sapa tau kakak main sama cewek-cewek g jelas. Adek pulang malem, soalnya jadi panitia ospek.” Suara wanita terdengar dari earphone laki-laki itu.
“kata mama, Kaila udah pengen ponakan” ucap laki-laki tak terima.
“Ya g gitu. Pokok adek harus ikut seleksi. Pokok nanti ketemu dirumah” Ucap kaila
“Hemm” jawab laki-laki itu menaiki mobil yang sudah menjempunya.
Sesampainya di sebuah rumah mewah. Seorang wanita paruh baya sudah menanti di depan pintu. Perasaan seorang ibu memang tidak bisa di tandingi.
“Assalamu’alaikum ma” ucap laki-laki yang baru turun dari mobil lalu mencium tangan mamanya.
“Waalaikum salam. Tumben kamu salam” jawab wanita yang bernama Dila sambil memeluk putra satu-satunya itu.
“Jin nya lagi bener ma” ucap laki-laki itu sekenanya.
“Mana ada. Udah makan?” tanya dila seraya masuk ke dalam rumah menggandeng anaknya.
“Belum. Mau makan masakan mama. Hehe.. papa dimana ma?” tanya sang anak
“Papa ada di belakang. Lagi kasih makan ikan. Kaila jadi panitia ospek” jawab sang mama
“Iya, aku tadi di telpon sama kaila.” Ucap laki-laki itu
“Saga, akhirnya kamu pulang juga. Inget jalan kerumah kan?” suara menggelegar terdengar. Pria paruh baya bernama Anton itu memeluk putra sulungnya.
“Pa” laki-laki yang dipanggil saga itu mencium tangan pria baruh baya itu.
“Ayo makan. Papa lapar” ucap papa Anton. Jam makan siang memang sudah di mulai.
“Temen kamu si kenan besok nikah” papa anton membuka percakapan
“Iya pa. Saga diundang” jawab saga
“ow,, jadi kamu pulang karena di undang kenan?” kali ini mama dila yang berucap
“Bisa jadi.hehe” jawab saga
“anak kamu pa” ucap mama dila
“iya, anak kamu juga” ucap papa anton
“kamu g mau nikah juga?” tanya papa anton
“belum ada yang cocok. Nanti kalo cocok mau langsung nikah aja” jawab saga sekenanya
“kamu g pelangi kan?” tanya mama dila
“aku tau papa sama mama khawatir. Tapi aku normal” jawab saga
“ya kamu, g pernah suka sama cewek” ucap mama dila
“mama aja mungkin yang g tau” ucap papa anton
“aku inget kata-kata mama” kata saga
“mama bilang apa?” mama dila bertanya
“kita hanya bisa jatuh cinta satu kali, selebihnya kita menjalani hidup. Dan saga pengen jatuh cintanya sama wanita yang akan menjalani hidup sama saga” ucap saga sok bijak.
“kayak papa” ucap saga lagi
“kamu emang anak papa” papa anton berucap
“aku kan emang anak papa” jawab saga
“ya teruskan. Kalian memang orang tua dan anak” ucap mama dila
“jadi, kapan kamu mau ambil alih perusahaan yang disini? Papa udah capek. Papa pengen menjalani hari tua sama mama” tanya papa anton
“papa sama mama belum tua kok. Kaila aja masih semester 3” jawab saga
“kita lebih pengen mantu sih” mama dila menjawab
“mama g pengen cucu? Biasanya kakek-nenek mintanya cucu bukan mantu” tanya saga
“itu keputusan kalian nanti mau punya anak berapa dan bagaimana. Mama ini istri dan ibu lo ya. Jangan lupa kalo mama juga psikolog” jawab mama dila. Sebagai psikolog mama dila tidak mau membebani menantunya perihal anak nanti karena belajar dari beberapa pasiennya.
“mama keren” ucap saga.
Pukul 15.04, toko bunga “your flowers”
“Lu yang ngadi-ngadi. Biasanya ya rekan kerja kita yang setim resign mereka jualan kopi, extratoss, mie jin. Lu jualan bunga” ucap wanita dengan kemeja abu-abu hitam kotak-kotak.
“Lu lupa apa amnesia? Lu habis makan beton apa gimana? Suami gua orang pertumbuhan tanaman” jawab sang pemilik saham terbesar di toko tersebut.
Wanita dengan rambut yang dikuncir itu terdiam. Sang pemilik toko melanjutkan
“Lu gabut ya Ay,, sana nikah. Biar kalo lu gabut ada yang dikelonin. AHAHAHA”
“emang permasalahan di dunia ini bakalan selesai kalo gua nikah?” tanya Ayana
“enggak sih.” Jawab firda sambil menyeruput es blewah
“Eh, lu gabut kan ya. Besok mau g lu gua booking?” tanya firda
“Gua g open BO” jawab Ayana
“Gila. Lu pikir gua mucikari? Besok ada orderan semacam pesta gitu. Banyak CEO yang dateng. Lu bantu gimana? Kebetulan Pak Aryo ijin. Si Dea juga lagi ospek” ucap firda
“Bilang aja lu butuh tenaga tambahan” jawab Ayana
“Itu lu paham. Daripada lu gabut.” jawab firda.
\====
Keesokan harinya,
“Kaila mana ma?” tanya saga seraya mengambil roti dan mengolesi selai kacang.
“udah berangkat. Kamu bangun jam berapa?” tanya mama dila sambil mengaduk teh herbal
“barusan” jawab saga singkat
“kamu g sholat subuh?” tanya mama dila lagi
Saga terdiam. Entah dia masih hapal atau tidak bacaan sholat.
“mama sama papa haji lo Ga. Tapi anaknya g sholat. Malu.” ucap mama dila lagi. Dia pergi sambil membawa teh herbal
Saga tetap terdiam. Tiba-tiba ponselnya berbunyi
“Lu dateng kan?” tanya pria diseberang telepon begitu telepon di jawab
“hm” jawab saga
“Oke. Gua beritahu sama yang lain” pria itu memutuskan sambungan,
Pukul 18.45
“Bik.. mama sama papa mana?” tanya saga dengan setelan jas hitam yang melekat ditubuhnya. Rambutnya di model badboy keatas. Wangi yang tercium menandakan bahwa dia seorang pria kaya raya.
“lagi sholat kayaknya den” jawab bik Narti
Saga terdiam. Sholat.
“ada yang bisa bibik bantu?” tanya bik Narti
“saga berangkat ke nikahannya kenan” ucap saga
“baik den” jawab bik narti
Sesampainya di gedung KL. Saga keluar dari mobil yang bisa ditaksir milyaran. Dengan langkahnya yang pasti dia memasuki ballroom. Acara memang diperuntukkan bagi teman-teman kenan. Dia melihat ke arah pria yang menelponnya tadi pagi. Dia melangkah, dapat dipastikan banyak tamu undangan wanita yang mengarah kepadanya.
“Widih… makin keren aja” ucap Reza, teman yang menelponnya tadi
“Gimana kabar lo? Betah banget di Eropa” tanya teman kuliahnya, Dimas
Saga hanya tersenyum. Sebagai perintis anak perusahaan yang bergerak pada kapal pesiar, Eropa menjadi target pasar utamanya. Dan Saga yang menghandle itu. Alasannya dia lebih ingin main dulu sebelum mengambil alih
perusahaan induk di Indonesia yang lebih kepada bidang konstruksi yang dikelola oleh papa Anton. Papa Anton tidak membatasi bidang apa yang akan dipilih saga selama dia bertanggung jawab terhadap keputusannya.
” Ivana nanyain lo kemaren. Kayaknya dia diundang juga sama kenan” ucap dimas
Lagi. Saga hanya tersenyum. Baginya, berbicara bisnis lebih bermanfaat daripada wanita.
Tiba-tiba teman kuliah mereka yang bernama ivana menghampiri. Pakaian seksi yang melekat ditubuhnya bisa membuat nafsu laki-laki bangkit.
“Hay saga, apa kabar?” tanya ivana menyapa
“Baik” jawab saga singkat
“Kamu hebat, sudah jadi pengusaha muda. Tambah ganteng lagi” ucap ivana menggoda
“makasih” jawab saga
Ketika ivana ingin bertanya lagi saga berkata,
“Gua ke kenan dulu ya” ucapnya lalu pergi, ivana tampak kesal dengan sikap saga
“Ok” jawab mereka.
“Widih.. nikah juga lo” ucap saga ketika kenan sendirian
“mana pasangan lo?” tanya kenan
“g ada” jawab saga singkat lalu menenggak minumannya
“gua kan udah bilang, kalo lo g bawa pasangan mending lo g usah dateng. Gua cuma pengen ketemu sama pasangan lo bukan lo” ucap kenan
“bangsat lo” sarkas saga meletakkan gelasnya
“AHAHHAHAHAH” mereka tertawa dan merangkul satu sama lain.
“Lo g ngehamilin dia dulu kan?” tanya saga
“enggak. Tapi gua udah ngebobol dia” jawab kenan sekenanya
“kenan bajingan” sarkas saga lagi
“sumpah enak banget, lo harus nyoba” kata kenan
“enggak, gua punya adik cewek” jawab saga sok bijak. Alasan ini yang selalu membuat saga tidak kebablasan. Perkataan dari mama nya itu seperti sihir yang ampuh. Entah itu ilmu psikolog mamanya atau bagaimana pikirnya.
“Hemm lo bener, semoga aja anak gua g ngikutin gua” ucap kenan
“terus mau ngikutin sapa? Tetangga lo?” jawab kenan
“AHAHAHAHHA” tawa mereka kembali terdengar
“Bisnis lancar?” tanya kenan
“hem, berkat lo” ucap saga
“Ah nanti gua dimarahin Yasmin lagi kalo gua bahas bisnis di pernikahan gua. Gua ke Yasmin dulu mau dansa. Lo sih g bawa pasangan. Mau gua cariin? Gua yakin wanita disini pasti mau dansa sama lo” tawar kenan
“enggak” jawab saga
“ya ya serah lo, enjoy your time” ucap kenan lalu mencari istrinya untuk dansa. Saga keluar dari ballroom. Orang yang sudah menemui kenan. Dia melihat sekeliling. Secara tidak sengaja dia mendengar seorang perempuan dengan kaos bertulis florist bertanya kepada cleaning servis.
“Tempat sholat sebelah mana?” tanya wanita yang lain adalah Ayana
Perempuan paruh baya itu menunjukkan arah musholla kepada wanita itu. Pikiran saga kembali focus dengan kata “Sholat”. Mengapa hari ini dia mendengar banyak kata itu.
Entah jin mana lagi yang akan dia persalahkan. Langkahnya mengikuti wanita tadi yang bertanya tempat sholat. Sepanjang jalan dia dapat mendengar wanita itu mengumpat pada temannya.
“Firda anjing,, ini g sepadan sama gaji gua” gerutu Ayana.
Langkah mereka sampai pada musholla, Ayana melepas sepatunya lalu hendak mengambil wudhu’. Kembali lagi dia menggerutu lalu membuka whatsapp dari Nala yang bertanya dia bakalan pulang jam berapa karena tadi dia keluar dengan pacarnya dan membungkus mie pedas yang disukai Ayana.
“Gua g tau pulang jam berapa, taruh aja di freezer, biar jadi mie beku” jawaban Ayana
“Gila” melihat jawaban nala, ayana hanya tersenyum dan menutup hp nya tanpa membalas pesan nala lagi.
Ketika selesai mengambil wudhu’ dia berpapasan dengan saga, tanpa sengaja mereka bersentuhan. Saga dengan tampang wajah tanpa dosanya dia berkata “maaf” lalu pergi mengambil wudhu’
“Anjing, babi, jerapah, kuda, kudanil, kuda laut” dalam hati ayana mengumpat. “Dia tadi ganteng apa enggak ya?,,resiko oranag pendek gini, mana tinggi tadi kayaknya tu orang. Bodo lah” Lalu dia kembali mengambil wudhu’.
“Cantik” pikir Saga ketika mengambil wudhu’. Belum selesai dengan wudhu’nya dia terdiam. Lalu mengambil wudhu’ kembali.
Selesai sholat, Saga menunggu di tempat dia dapat melihat orang-orang yang keluar dari musholla. Lama, namun sosok yang dia tunggu tidak keluar juga.
“Apa dia udah pergi? Sholat isya’ 4 rakaat kan. Gua juga tadi bacanya g lancar. Masak iya gua tadi sholatnya lama” pikir saga. Selama 1 jam menunggu dia menyerah ketika kaila menelponnya untuk membelikan pasta gigi karena dia tidak bisa tidur sebelum sikat gigi.
“Gua g percaya dia g punya pasta gigi. Adek gua rasa sayangnya emang ngadi-nagadi” ucap Saga seraya keluar dari gedung itu.
Pukul 11 malam
“makasih ya Ay” ucap firda
“hem” jawab Ayana singkat sambil menyetir mobil
“Capek ya Ay” tanya firda
“Iyalah masih nanya” jawab Ayana
“Maaf. Lu kan bisa aja nolak kemaren kalo tau jobdesknya” kata firda
“Mana bisa gua ngebiarin lu sama suami lu aja, sementara lu lagi hamil muda. Mikir!” emosi Ayana
“Makasih Onty Ayana” ucap firda menirukan suara anak kecil
“Hem” ucap Ayana focus lagi
“Lu tadi kemana?” tanya firda
“Ke musholla, mau sholat. Takut lupa nanti sampek kosan langsung tidur. Eh,, gua dateng bulan ternyata,” ucap Ayana
“Nginep rumah aja, g usah pulang ke kos” tawar firda
“Enggak, yang ada gua denger ******* lu nanti” jawab ayana
“Enak lo Ay” ucap firda
“Gua turunin lo disini” kata ayana
“ini mobil gua ya, masih kredit juga.” Ucap firda. Ayana hanya tertawa
Keesokan harinya
“Demikian pemaparan saya dalam proyek kali ini. Terimakasih” ucap Ayana mengakhiri presentasi. Semua orang yang berada di ruangan tersebut puas dengan pelaksanaan proyek yang bisa dikatakan lebih
cepat dari jadwal, permasalahan K3 juga telah dapat diselesaikan. Pak Anton, direktur perusahaan menampilkan wajah yang terlihat puas.
“setelah makan siang, Bapak akan meeting dengan klien dari Kalimantan” ucap Pak Adi, asisten pak Anton
“Oke” jawab Pak Anton
“beri Ayana dan timnya bonus.” Ucap pak anton
“apa mau sekalian jadi mantu?” jawab Pak Adi
“HAHAHAHA” mereka tertawa bersama. Mereka adalah teman yang sudah lama.
“Aku menyukai karakter dan kepribadian darinya. Sudah berapa kali perusahaan untuk besar karena kecerdasannya.” Ucap Anton
“Menurut kabar yang beredar dia masih lajang” kata adi
“bagaimana kau tau?” tanya anton
“kupikir anakku menyukainya, tenyata yuga menyukai nala, temannya.” Ucap adi
“tapi Saga bilang dia akan mencari sendiri calon istrinya” ucap anton
“ya biar anak-anak kita yang menentukan sendiri pilihannya” kata adi
Drrrt..Drrtt
“Assalamu’alaikum ma” ucap anton di sambungan
“Wa’alaikum salam, Pa.. papa lupa ya kalo dokumennya ketinggalan di kamar. Mama nyuruh saga ke kantor buat nganterin. Kapan papa meetingnya?” tanya mama dila tak berjeda. Anton berpikir kembali dokumen mana yang ketinggalan pikirnya.
“meetingnya setelah makan siang. Yasudah saga kesini saja” ucap Anton
“iya, Assalamu’alaikum” ucap dila disambungan
“wa’alaikum salam” jawab anton lalu mematikan sambungan
“Di, dokumen meetingnya ada?” tanya anton pada adi yang belum beranjak
“Ada, kemaren yang di bawa Bapak pulang itu salinannya” ucap adi yang paham dengan sambungan telepon barusan.
“Hemm,, oke sepertinya aku belum pikun” ucap Anton
“lebih baik saga yang mengambil alih, kita harus istirahat, kasihan karyawan perlu bos yang seger”
Saran Adi
“AHAHAHAHAH” kembali mereka berdua tertawa
\====
“kamu g naik mobil aja Ga?” tanya mama dila
“enakan naik motor ma, lebih cepet sampainya, nanti Saga lewat jalan pintas bisa” jawab saga
“terserah kamu dah, papa bilang meetingnya habis makan siang, papamu itu udah mulai pikun, kamu aja yang ambil alih” ucap mama dila
“iya,, saga ambil alih, tapi 2 minggu lagi ya,, kenan minta cutinya 2 minggu buat bulan madu, habis itu biar kenan yang ngehandle di Eropa.” Jelas Saga
“iya iya, sana hati-hati” ucap mama dila
“Assalamu’alaikum” ucap saga seraya mencium tangan mama dila lalu memacu motor yang sudah lama tidak ia pakai.
“Wa’alaikum salam” jawab mama dila
Dijalan, Saga meliuk-liuk menyalip kendaraan, karena Jakarta memang kota macet dia dengan pengetahuan jalan yang pas-pas an masuk gank. Entah sudah berapa kali dia berputar dia tidak menemukan jalan, dia tersesat. Dulu kayaknya gampang banget deh pas SMA lewat sini, pikirnya. Belum lagi ban motor yang sepertinya kena paku. Melihat adanya tambal ban yang buka dia mendekat. Dia terkejut ketika melihat wanita yang dia temui itu, wanita
yang dia tunggu keluar dari musholla. Wanita itu melihat kearah saga, dia seperti melihat orang asing.
“Pak, nambal ban.” Ucap Saga
“enggak bang, lagi makan ban, hehehe” ucap bapak tambal ban bercanda
Ayana tersenyum menahan tawa. Dia menggeser tubuhnya pada kursi panjang. Sepertinya dia juga mengantri. Saga duduk di kursi panjang itu. Dia membuka dokumen yang dititipkan oleh mamanya tadi.
“Antri ya bang, neng nya ini datang duluan.” Ucap bapak tambal ban
“Iya bang” ucap saga seraya focus pada dokumen itu lagi. Lalu dia membuka handphonenya
4 menit ayana menunggu, dia bisa tau jika laki-laki yang berada disampingnya ini ada urusan dengan perusahaan tempat dia bekerja. Apa dia sedang mendesak atau bagaimana. 30 menit adalah waktu yang lama jika dia menunngu selesai dengan motornya. Perang batin melandanya, apakah dia harus membantunya. Masa bodoh dia akan bertanya,
“Apa Anda ada urusan dengan perusahaan X? Kebetulan saya bekerja disana. Jika ada hal yang mendesak saya bisa mengantar Anda kesana. Motor saya sebentar lagi selesai. Jika Anda menunggu motor Anda kira-kira 30 menit. Bagaimana?” Jelas Ayana
Saga terdiam mencerna informasi dan tawaran dari wanita yang dia tunggu 1 jam keluar dari musholla itu. Tiba-tiba bapak tambal ban berkata
“neng motornya udah. Bener kata nengnya bang, ini bisa sampek setengah jam an.” Ucap bapak tambal ban
“Iya, saya mendesak” ucap Saga pada akhirnya.
“Oke, Pak ongkosnya berapa?” tanya ayana
“20 neng” ucap bapak tambal ban
“Ayo, saya atau Anda yang menyetir?” tanya Ayana seraya memakai helm nya.
“Saya” ucap saga mengikuti ayana memakai helmnya.
“Bisa saya saja yang pegang dokumennya?, saya membawa tas ransel” ucap ayana
“iya, baik” jawab saga seraya memberikan dokumen dan men-start motor matic ayana.
Perjalanan mereka lebih cepat karena Ayana paham dengan jalan pintas itu, hanya obrolan jalan yang ada. Sesampainya di perusahaan, saga membuka helmnya lalu handphone saga berbunyi ternyata yang menghubungi adalah papanya. Jam menunjukkan jam 12.57 WIB.
“Sepertinya Anda terburu-buru, jika melihat klien pada sampul dokumen Anda maka Anda harus ke ruang meeting yang ada di lantai 15” ucap ayana seraya menyerahkan dokumen yang ada di ranselnya. Tadi sewaktu keluar ruangan meeting di melihat jika agenda meeting selanjutnya dengan klien dari Kalimantan, dan sampul dokumen tadi sesuai dengan logo perusahaan Kalimantan itu.
Saga mengambil dokumen dari tangan Ayana. Entah antara bingung karena info yang didapat atau karena wanita yang ada di depannya ini dia hanya mengangguk dan pergi. Namun dia kembali seraya berlari kepada Ayana seraya berkata “terimakasih” lalu dia berlari masuk kedalam.
Ayana hanya tertawa kecil melihat laki-laki aneh yang dia temui itu.
“Bukannya lu tadi g mau makan siang sama gua karena mau tidur, kok lu disini?” tanya Nala muncul tiba-tiba. Ayana menoleh kearah nala, sepertinya dia habis makan siang diluar.
“Jadi gojek” jawab Ayana.
“Dibayar berapa lu?” tanya nala lagi
“g di bayar. Udah gua mau pulang. Tidur. Eh lu pulang jam berapa nanti?” tanya ayana
“jam 5 mungkin. Kenapa?” ucap nala
“nitip makan malem, sate sama lontong enak kayaknya” ucap ayana
“iya-iya,, yang habis dapet bonus,, cihuy” ucap nala. Ayana tersenyum seraya melajukan motornya pulang ke kosan.
Sesampainya dikosan dia mandi. Ketika mandi dia berpikir “apa tu cowok masih inget ganknya ya buat ambil motor, ah masa bodo dah,,masa jadi cowok g bisa nyelesain masalahnya sendiri. Tapi gua di bonceng cowok ganteng, hehe”.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!