Arga Ivarel Pratama pria tampan dan gagah yang memiliki nasib kurang beruntung, ia mengalami kecelakaan hebat yang membuat nya cacat untuk seumur hidup nya. Bukan hanya fisik nya, mental nya juga mengalami kecacatan karena kecelakaan hebat itu.
Di hari pelantikan nya menjadi pemimpin perusahaan ayah nya, Arga mengalami kecelakaan hebat yang merubah hidup nya. Arga yang sehat, pintar dan periang hancur karena kecelakaan itu. Kecelakaan yang sampai sekarang menjadi misteri kenapa bisa terjadi.
Arga anak pertama dari istri pertama ayah nya, dari kecil Arga sudah mendapatkan pendidikan dan perawatan khusus untuk menjadi pemimpin perusahaan tetapi semua itu gagal karena kecelakaan besar yang menimpa Arga.
Meskipun dalam keadaan sakit Arga harus segera menikah agar ada anak yang bisa mewarisi perusahaan ayahnya, kalau tidak perusahaan ayahnya akan jatuh ke tangan Darka adik tiri Arga. Ayah Arga memiliki dua anak dari istri berbeda, Arga anak pertama dari istri pertama yang sudah berpisah sejak dulu. Sedangkan adik tiri Arga yang bernama Darka anak pertama dari istri ke dua ayah Arga. Darka tidak bisa menjadi pewaris karena ia anak haram ayah Arga. Darka bisa menjadi pewaris jika Arga bisa naik takhta dan tidak mempunyai anak. Baru lah Darka yang akan mewarisi perusahaan besar milik ayah mereka.
Masalah nya siapa wanita yang mau menikah dengan Arga dengan kondisi Arga seperti ini. Arga tinggal dengan mamah nya, ia tidak mau tinggal dengan ayah nya setelah kecelakaan besar itu, selama tinggal dengan mamah nya sudah banyak cara di lakukan agar Arga bisa sembuh dan ada yang mau dengan Arga, tetapi semuanya sia sia, Arga sendiri tak ada semangat untuk sembuh, ia hanya mengamuk sepanjang hari.
"Mbok mirna bukan nya punya anak," tanya Ismi mamah Arga.
"Iya nyonya," jawab Mirna.
"Bagaimana kalau anak mbok menikah dengan Arga," kata Ismi.
"Tapi apa anak mbok mirna mau dengan Arga, Arga saja seperti itu," ucap Ismi.
"Untuk membantu nak Arga mbok usahakan nona." Mirna sudah merawat Arga sejak bayi, jadi ia tidak mungkin tega melihat Arga seperti ini terus menerus. Ia tau bagaimana Arga berjuang agar bisa menjadi pewaris ayah nya.
Meskipun seorang janda Ismi tidak berjuang sendiri untuk mendapatkan hak Arga, ada paman Arga yang membantu nya. Mereka berdua tidak rela anak dari pelakor itu yang pewaris. Mereka berdua masih berusaha agar Arga mendapatkan hak nya.
Citra Ayuma Maulinda wanita cantik anak dari Mirna. Ia sangat terkejut mamah nya meminta diri nya untuk menikah dengan Arga. Citra mengenal Arga, beberapa kali mereka berdua bertemu sebelum Arga kecelakaan, Arga sama sekali tidak suka dengan nya, bagaimana mungkin ia bisa menikah dengan orang yang tidak suka dengan nya, itu hal yang sangat mustahil.
"Mah Arga saja tidak suka dengan ku," ucap Citra.
"Itu dulu sayang, kamu harus mau ya. Kasihan nak Arga, dia sudah benar-benar menderita sayang," kata Mirna.
"Aku juga akan menderita menikah dengan nya mah, ayah Arga juga tak akan suka dengan ku."
"Kalian akan tinggal di rumah non Ismi, jadi kamu tidak akan bertemu dengan ayah nya Arga. Kamu mau ya.."
Bagaimana kelanjutan cerita nya, apakah Citra mau menikah dengan Arga....!!
Pagi hari di kediaman rumah Arga...
"Bi.. Apa makanan Arga sudah siap," tanya Ismi.
"Sudah non, sebentar lagi saya antar kan," jawab Mirna.
"Iya bi, kalau tidak ada bibi, saya tidak tau lagi harus apa. Arga sangat sulit di ajak berbicara, dia hanya marah marah saat bertemu dengan ku," ucap Ismi.
Terlihat wajah sedih Ismi, ia tidak pernah menyangka anak nya jadi seperti ini.
"Sabar ya non, bibi yakin pasti semuanya akan segera berakhir.."
"Iya bi, semoga saja. Saya turun ke bawah ada paman nya Arga, kalau Arga sudah selesai makan, tolong bawa Berjemur di balkon ya bi," ucap Ismi.
"Siap non."
Ismi turun ke lantai bawah bertemu paman nya Arga, seseorang yang selalu mendukung Arga dan diri nya. Karena nya Arga masih mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pewaris perusahaan ayahnya
"Pagi Ismi," ucap Yoga.
"Pagi yog, ayo duduk, kenapa pulak berdiri," kata Ismi.
"Hehehe iya, bagaimana dengan keadaan Arga? dia sudah lebih baik," tanya Yoga.
"Tidak lebih baik dan tidak lebih buruk, keadaan nya masih sama seperti sebelumnya," jawab Ismi.
Yoga membuang nafas nya dengan kasar, melihat wajah Ismi yang bersedih ia menjadi tidak tega.
Yoga mendekati Ismi dan memeluk nya.
Jika seperti ini apakah hubungan ke dua nya hanya sebatas saling membantu Tentu saja tidak, ke dua nya saling mencintai, bagaimana bisa seperti ini? karena Yoga seseorang yang selalu ada bagi Ismi saat ayah Arga secara terang terangan selingkuh dengan wanita lain. Kedekatan ke dua nya juga belum terlalu lama, beberapa tahun terakhir setelah kecelakaan yang menimpa Arga.
Mereka belum membicarakan hubungan mereka ke lebih serius karena kesehatan Arga yang terpenting, mereka masih fokus dengan Arga dan hak nya.
"Terimakasih telah ada untuk ku dan Arga," ucap Ismi.
"Sudah menjadi tugas ku. Ismi tadi aku baru saja dari rumah pria itu. Keluarga besar sudah memutuskan jika Arga tidak sembuh dalam setahun terakhir takhta akan di ambil oleh anak selingkuhan nya itu."
"Lalu bagaimana? Arga tidak mungkin sembuh secepat itu," tanya Ismi.
"Arga harus menikah dan mempunyai anak secara resmi, kalau Arga mempunyai anak, anak itu lah akan menjadi pewaris. Selama anak itu belum berusia 17 tahun kekuasaan masih di pegang oleh ayah nya Arga. Tetapi kalau ayah nya Arga tidak berumur sepanjang itu tetap saja Darka akan naik takhta."
"Tapi itu lebih baik, aku rasa pria itu masih sehat dan akan berumur panjang. Nah aku yakin sambil menunggu anak Arga berusia 17 tahun Arga pasti sembuh dan bisa naik takhta sebelum anaknya," kata Ismi.
"Ya itu benar, tugas kita mencari wanita yang mau dengan Arga. Tidak boleh wanita sembarangan," ucap Yoga.
"Aku sudah pernah mencari kemana mana, anak teman teman ku juga tak ada yang mau."
"Nanti akan aku bantu cari," ucap Yoga.
"Hmmm aku si mempunyai satu wanita yang pernah aku lihat, dia anak bi Mirna, wanita cantik yang sangat rajin sekali."
"Itu bagus Ismi, anak itu ya. Aku pernah melihat nya, ya lebih baik dia saja," kata Yoga.
"Ya mas, nanti aku bicarakan dengan Mirna," ucap Ismi.
Di dalam kamar Mirna sedang bersama dengan Arga. Hanya dia yang bisa dekat dengan Arga, Mirna seseorang yang merawat Arga sejak kecil, mereka berdua sudah seperti memiliki ikatan. Sedangkan dengan mamah kandung nya Arga kurang dekat karena kesibukan Ismi dulu, mereka dekat setelah Arga kecelakaan sampai seperti ini. Bisa di bayangkan betapa besar nya luka yang Ismi rasakan sekarang ini.
"Keluar," ucap Arga.
"Ke sana," tanya Mirna.
Arga hanya menganggukkan kepala nya. Mirna langsung mendorong kursi roda ke balkon kamar tempat yang Arga inginkan.
"Den lihat burung burung itu, apakah den Arga tidak ingin seperti burung burung itu yang bisa terbang bebas."
"A.. aku lumpuh bi, aku tidak mempunyai harapan hidup bi. Aakkkk Aku Hiks hiks hiks.."
Mental Arga yang sudah rusak membuat nya sulit mengendalikan perasaan nya, terkadang Arga bisa menangis, tertawa sendiri dah marah lepas kendali. Semua itu sudah biasa di mata Mirna.
"Den Arga pasti bisa sembuh." Mirna hanya bisa menghapus air mata Arga, dia sedang menangis tetapi mimik wajahnya tidak seperti seseorang yang menangis.
Setelah Arga kembali seperti biasa nya. Mirna membawa Arga kembali ke dalam dan ia pergi meninggalkan Arga. Rasa sedih selalu datang pada Mirna setelah mengurus Arga. Arga yang dulu tumbuh dengan sangat baik di tangan nya berubah menjadi seperti ini. Hati mana yang tidak hancur melihat semua ini, apalagi Mirna saksi kehidupan Arga dari bayi sampai sekarang ini.
"Bagaimana Mir," tanya Ismi.
"Sudah lebih baik nyonya, tidak sampai membanting makanan, den Arga hanya menangis saja," jawab Mirna.
"Syukurlah, oh iya Mir kau mempunyai anak perempuan kan," tanya Ismi.
"Iya nona, nama nya Citra."
"Mirna mungkin ini terdengar tidak masuk akal, tetapi apakah kamu bisa mempertimbangkan permintaan ku. Arga harus menikah dan mempunyai anak, aku tau kamu mempunyai anak perempuan yang sangat baik, apakah kamu bisa memberikan anak itu pada Arga??"
Mirna sangat terkejut mendengar nya, apa yang Ismi minta di luar dugaan nya.
"Saya tidak bisa mengatakan iya non, tapi nanti saya akan bicarakan dengan dia, keputusan ada di tangan nya. Nanti saya akan mencoba untuk menyakinkan nya. Saya juga ingin yang terbaik untuk den Arga," ucap Mirna..
"Terimakasih Mirna," kata Ismi.
Ismi sangat senang mendengar Mirna mau melakukan apa yang ia inginkan. Ia sangat berharap Arga mau menikah dengan anak Ismi secara sah, karena Arga harus memiliki anak yang resmi, tidak boleh anak di luar pernikahan untuk mendapatkan takhta itu.
"Kami tidak akan kalah dengan kalian, Arga akan mendapatkan hak nya," batin Ismi.
Di tempat lain, sebuah rumah seperti kerajaan yang sangat besar. Seorang pria dan wanita sedang duduk bersama, mereka berdua sedang merayakan kemenangan mereka berdua.
Pria itu bernama Darka anak tiri ayah Arga dan wanita itu bernama Lina pelakor yang sangat Ismi benci.
"Hahaha kita menang mah, semua nya akan menjadi milik ku," ucap Darka.
"Iya sayang, semua nya akan menjadi milik mu. Arga tidak mungkin bisa sembuh selama satu tahun ini, siapa juga yang mau menikah dengan nya, semua nya sesuai dengan apa yang kita rencanakan," kata Lina.
Kedua orang ini benar-benar sangat menjijikkan. Mereka berdua terlalu cepat merayakan kemenangan, mereka tidak tau semua bisa saja terjadi begitu cepat tanpa mereka rencanakan.
"Ada apa mah," tanya Citra.
"Hmmm ada yang ingin mamah katakan sayang," jawab Mirna.
"Apa mah, jangan membuat ku penasaran, biasa nya mamah kalau ada apa apa langsung mengatakan nya."
"Kamu tau Arga kan sayang, kamu tau Arga yang sedang sakit kan, dia sedang memerlukan bantuan kamu Citra," ucap Mirna.
"Bantuan bagaimana mah? aku saja dengan dia tidak terlalu kenal, dia juga tidak suka dengan ku. Terus apa yang bisa aku bantu??" Citra tidak masih bingung apa yang mamah nya katakan.
"Sayang kamu mau menikah dengan Arga. Arga sedang sakit, tak ada wanita yang mau menikah dengan nya, sedangkan sekarang dia harus segera menikah, kamu tau kan hidup Arga sedari dulu tidak pernah mulus. Orang tua nya berpisah, saat ingin menjadi pemimpin perusahaan ia mengalami kecelakaan. Sekarang hak nya akan di ambil oleh orang yang tidak baik, satu satu nya cara agar Arga tetap mendapatkan hak nya yaitu menikah."
"Mamah.." Citra syok mendengar permintaan mamah nya.
Memang usia nya bisa di katakan sudah bisa untuk menikah tetapi menikah bukan hal yang sepele, ia harus menikah dengan seseorang yang tidak suka dengan nya.
"Sayang mamah Mohon demi den Arga. Kamu juga pasti akan bahagia dengan nya," kata Mirna.
Citra tau mamah nya sangat menyayangi Arga. Mamah nya Arga juga begitu baik pada mamah nya dan juga diri nya. Semua hal yang ia dapatkan sekarang dari keluarga Arga. Citra sedang berada di pilihan yang sangat sulit sekali. Ia bingung harus bagaimana, menikah dengan Arga atau menolak keinginan orang tua nya.
"Iya mah aku mau," ucap Citra.
"Kamu serius sayang," tanya Mirna.
"Iya mah, keluarga Arga benar-benar sangat baik pada keluarga kita, dari rumah sampai aku lulus kuliah semuanya berkat keluarga Arga. Mamah Arga benar-benar sangat baik pada kita, aku akan membantu Arga dan keluarga nya."
"Iya sayang, terimakasih sayang. Oh iya kamu akan masuk di keluarga yang tidak sebaik yang kamu pikirkan sayang, ya memang di rumah nona Ismi kamu akan baik baik saja tapi kalau di rumah ayah den Arga kamu harus kuat dan berhati-hati sayang," kata Mirna.
"Iya mah, aku paham dengan semua nya. Dengan Arga pun aku harus lebih kuat batin," ucap Citra.
"Mamah tau kamu kuat sayang, kamu pasti bisa." Mirna yakin anak nya pasti bisa melalui semuanya. Ia sudah mendidik Citra dengan sangat baik.
Beberapa hari setelah pembicaraan masalah pernikahan Arga dengan Citra. Hari ini Citra akan bertemu dengan Arga setelah sekian lama nya, sebelum Arga kecelakaan beberapa kali Citra sempat bertemu dan Arga tidak suka dengan Citra, untuk sekarang ini Citra tidak tau apakah Arga masih tidak suka dengan nya.
Sebelum pertemuan mereka berdua Mirna bertugas untuk memenangkan Arga. Sedangkan Yoga dan Ismi menunggu Citra di ruang keluarga, Ismi sangat percaya dengan Mirna, ia yakin Mirna bisa membujuk Arga agar mau bertemu dengan Citra.
"Mas kamu ya..."
"Jangan tegang tegang sayang," ucap Yoga.
"Sayang sayang malu ah, kamu seperti anak muda saja," kata Ismi.
"Hahaha kamu kira hanya anak muda yang bisa mengatakan sayang. Aku juga ingin bermesraan sayang."
"Ssssttt nanti ada yang melihat kita," ucap Ismi.
"Cium.."
"Ih ingat umur," ucap Ismi.
Citra yang sudah ada di dalam rumah kebingungan melihat momen absurd ini. Ia harus maju atau mundur, Ismi dan Yoga yang melakukan nya diri nya yang merasa malu.
"Permisi," ucap Citra.
"Oh Citra sini," kata Ismi.
Ismi memberikan kode pada Yoga agar menjadi sikap nya. Ia takut Citra tidak nyaman dengan mereka berdua.
"Kami benar benar mau Citra," tanya Ismi.
"Iya tan, saya mau membantu den Arga," jawab Citra.
"Oh iya Citra kamu tau kan Arga sedang bagaimana, banyak resiko yang kamu hadapi, Arga memiliki gangguan mental yang memiliki perasaan yang berbeda beda setiap saat."
"Iya tan, aku juga akan membantu Arga akan sembuh dari apa yang ia rasakan sekarang," ucap Citra.
"Terimakasih Citra, tante sangat berterimakasih pada mu." Ismi sangat senang dengan Citra, ia yakin Citra dapat menghadapi Arga dan dapat membuat Arga bisa menjadi lebih baik lagi.
"Citra sudah ayo masuk," ucap Mirna.
"Sudah bi Mirna," tanya Ismi.
"Sudah non," jawab Mirna.
"Bisa aku bertemu dengan nya lebih dulu," tanya Ismi.
"Bisa non," jawab Mirna.
Sebelum Citra bertemu dengan Arga, Ismi memilih bertemu dengan Arga terlebih dahulu. Ia ingin mencoba untuk berbicara dengan Arga untuk sekian kali nya. Beberapa kali ia bertemu dengan Arga tetapi Arga mengamuk pada nya. Arga memiliki rasa jengkel pada Ismi karena dulu Ismi terlalu sibuk yang membuat Ismi tidak memiliki waktu untuk Arga.
"Arga," ucap Ismi.
Arga melihat ke arah Ismi, ia menatap kosong tubuh mamah nya, ia seperti tidak melihat siapapun di depan nya.
"Sayang.."
"Mamah," ucap Arga yang membuat Ismi terkejut sekaligus senang.
Ismi tersenyum dengan sangat bahagia.
"Keluar!!! Keluar kau.." Arga berteriak dengan sangat keras. Ia melemparkan apa saja yang ada di dekat nya.
Ismi hanya bisa berlari keluar dari kamar Arga, Arga masih sulit untuk ia temui, sama seperti sebelumnya Arga masih saja mengamuk pada nya.
"Bagaimana non," tanya Mirna.
"Masih tetap sama," jawab Ismi.
"Aku ingin masuk," ucap Citra.
"Hati hati Citra."
"Iya tan." Citra berjalan secara perlahan masuk kedalam kamar Arga.
"Den Arga," ucap Citra.
Buk...
Satu benda mendarat di wajah Citra, rasa nya sangat sakit sekali. Wajah yang melempar benda kepadanya sama sekali tidak merasa bersalah.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!