NovelToon NovelToon

Pewaris Untuk Tuan Kejam

Dijual Paman

 Berapa harga yang kau tawarkan?!" 

" 500 juta Tuan."

" Apa lima ratus juta ?! Cih untuk wanita kumuh dan dekil seperti dia!" Tuan Leon membuang wajahnya.

Yura memeluk lututnya yang terasa gemetar, matanya melihat ke arah dua orang pria yang tengah bernegosiasi tersebut.

Air matanya sudah mengering, sudah tak ada daya lagi untuk Yura menolak keinginan sang paman yang ingin menjualnya.

" Tapi Tuan , gadis ini sebenarnya cantik, hanya saja dia begitu kurus dan dekil, itu karena pekerjaannya yang harus berjualan kue keliling dari kampung ke kampung. Tapi saya jamin. Dia masih original." Lelaki itu coba membujuk tuan Leon.

Leonard bergeming beberapa saat, kemudian ia membakar cerutunya.

" Bawa saja dia ! Aku tak berselera sedikitpun dengannya. Dia bau ! Dekil dan kurus kering seperti itu ! Apa bisa dia mengandung pewaris untukku ?!"

Leon kembali membalikkan tubuh melihat ke arah gadis yang sedari tadi menangis tanpa suara.

" Saya jamin Tuan, keponakan saya bisa mengandung pewaris untuk Tuan. " 

Welly coba untuk membujuk tuan Leon seorang mafia yang terkenal kejam dan bengis.

Leon seorang pria berusia 28 tahun. Dia adalah pewaris tunggal dari ayahnya Melky Johnson.

Ayahnya menderita sakit akut dan ingin melihat Leonard Sebastian Johnson memiliki anak, agar ia bisa pergi dan meninggalkan dunia ini dengan tenang.

Leon sendiri pria lajang yang tak suka terikat. Ia lebih memilih membeli wanita yang ia suka daripada beristri. Cinta tak pernah tumbuh di hatinya.

Yura semakin gemetar ketika Leon menghampirinya. Bibirnya yang sudah membiru itu gemetar hingga giginya bergemericik seperti orang yang sedang meriang.

Leon menatap ke arah gadis lugu tersebut dengan tatapan buasnya, seperti ingin memangsanya saja.

Kemudian ia mengendus-ngendusnya mencium aroma tubuh sang gadis malang itu.

" Kau bau sekali!" 

" Aku hampir muntah menciumnya!" Leon kembali menjauhi gadis itu.

Tentu saja Yura menjadi bau, sudah tiga hari ia disekap oleh pamannya, karena Yura sempat beberapa kali  ingin melarikan diri.

" Haha Tuan. Maaf dia saya sekap tiga hari, karena itulah dia bau. Bukankah tujuan anda hanya ingin mendapatkan pewaris ? Dan saya jamin, Yura mampu melakukannya. Setelah tuan tak lagi membutuhkannya silahkan kembalikan kepada saya dan transaksi selesai ," ucap Welly dengan senyum menyeringainya.

Leonard menaut alis kemudian mengerutkan kening.

' Aku memang butuh seorang pewaris, karena itu keinginan Daddy. Tapi apa mungkin dengan gadis itu? Gadis itu masih suci tentu rahimnya masih bersih.Ya meskipun dia tak sesuai ekspektasi ku,' batin Leon.

" Baiklah! Karena kau orang kepercayaan ku, aku setuju. Siapkan pernikahan untuk kami." 

Senyum kemenangan terbit di wajah Welly, akhirnya bos arogannya itu mau atas penawarannya.

Dengan menjual Yura kepada tuan Leon, Welly dapat dua keuntungan. Setelah Yura melahirkan pewaris tuan Leon, Yura tentu saja akan dikembalikan kepadanya lagi. Dengan demikian ia bisa kembali menjual Yura ke penampungan wanita malam.

" Baik Tuan. Segera laksanakan!"

Yura menghapus air matanya, sepertinya ia harus pasrah dengan apa yang menjadi nasibnya.

Sejak kedua orang tuanya meninggal, Yura terpaksa tinggal di rumah pamannya yang notabene adalah anggota mafia.

Tapi ia tak menyangka, sang paman akan menjualnya.

' Hiks begitu malang nasibku seperti keluar dari kandang harimau dan kembali masuk ke kandang singa,' batin Yura.

Leon menandatangani cek dengan nominal yang telah disepakati oleh keduanya.

"Ini cek seharga yang kau pinta. Jadi jika rencana ini tak berhasil, bersiaplah nyawamu akan jadi taruhannya."

" Iya Tuan. Saya bersedia menggadaikan nyawa saya, jika rencana ini memang tak berhasil."

Leon hanya tersenyum menyeringai. Karena Welly pasti tahu jika itu bukan hanya gertak sambal.

" Baiklah Yura akan saya tinggalkan di sini. Secepatnya saya akan urus pernikahan Tuan dan keponakan saya," ucap Welly sambil mencium cek tersebut.

" Selamat siang Tuan ," ucap Welly sambil membungkuk tubuhnya sedikit.

Kini tinggallah Yura dan Leon di ruangan tersebut.

Yuga masih memeluk lututnya, ia sepertinya sudah kehabisan tenaga untuk bergerak.

Leon menatap jijik ke arah gadis itu, kemudian ia berlalu meninggalkan Yura sendirian.

" Sumi ! " Leon memanggil kepala pelayan di rumahnya.

" Ada apa Tuan ?"tanya Sumi dengan menundukkan wajahnya.

Wanita paruh baya itu begitu menghormati tuan mudanya.

" Sumi bersihkan wanita yang ada di ruang kerja ku itu, kemudian pakaikan ia pakaian yang bagus dan beri ia makan yang bergizi!" titah Leon.

" Baik Tuan. "

Sumi langsung mengerjakan perintah yang disuruh oleh Leon tanpa bertanya sepatah katapun.

Sumi masuk keruangan yang ditunjuk oleh Leon. Ketika baru tiba di depan pintu ia sudah menemukan gadis belia yang meringkuk di lantai.

Sumi menghampiri Yura yang masih gemetaran tersebut.

" Ayo ! Tuan menyuruh membersihkan dirimu," ucap Sumi sambil menarik tangan Yura yang terasa lemas itu.

Yura tak punya pilihan kecuali mengikuti saja kemana arah Sumi membawanya.

Mereka pun tiba di sebuah ruangan yang berada di lantai dua rumah tersebut.

" Nama kamu siapa? " tanya Sumi.

" Yura, "sahut gadis malang itu dengan datar.

" Sudah kamu mandi dan bersih-bersih, setelah itu saya antar makanan untuk kamu," ucap Sumi sambil menuntun lengan Yura menuju kamar mandi.

Meski tubuhnya saat itu terasa panas sekaligus dingin ketika terkena air. Namun Yura coba membersihkan dirinya. Ia sendiri sudah gerah karena selama disekap ia tak diperbolehkan untuk mandi.

***

Leon menghampiri pria tua yang duduk diatas kursi roda.

Tuan Melky memilih untuk tinggal di villa sederhana miliknya. Jauh dari hiruk pikuk kota. Ia inginkan ketenangan dan kedamaian di sisa hidupnya.

" Aku akan menikah daddy," ucap Leon sambil mendorong kursi roda milik Daddy dan membawanya menuju ruang tengah.

" Bagus lah. Semoga ketika aku meninggal, aku bisa melihat keturunan ku yang kedua," ucap tuan Melky dengan tatapan datarnya.

"Daddy jangan bicara seperti itu. Aku sudah lakukan semua ke inginan Daddy, tinggallah bersama ku."

Leon coba membujuk Daddnya kembali. Karena tuan Melky tak pernah mau tinggal bersamanya di kota.

" Aku lahir di sini dan menunggu kematian menjemputku di sini. Aku hanya berharap kau bisa memiliki istri dan anak yang akan menjaga mu di hari tua nanti," ucap tuan Melky dengan lirih.

Ia tahu bagaimana perilaku putranya itu yang tak pernah ingin hidup berumah tangga.

Karena itu tuan Melky ingin melihat sang putra memiliki pewaris yang akan menjaganya kelak di hari tua.

Meski di paksa sekalipun tuan Melky tetap tak mau tinggal bersamanya. Jadi seminggu sekali Leon menyempatkan diri untuk mengunjungi daddy.

Seminggu sudah Leon berada di luar kota dan seminggu juga ia tak lagi melihat Yuna gadis lugu yang ia beli seharga 500 juta.

Leon sudah tak bisa menunggu lebih lama lagi, ia harus segera menikah, sang daddy bisa pergi kapan saja. Sebagai anak Leon tak bisa berbuat apa-apa lagi untuk menyenangkan Daddynya selain mengikuti semua ke inginan Daddynya. Tuan Melky tak menginginkan harta Leon sedikitpun, ia juga tak mau tinggal di masion milik Leon.

" Halo Melky percepat pernikahan ku !" titah Leon.

" Baik Tuan. Besok upacara pernikahan tuan segera dilaksanakan."

" Bagus."

Leon menutup teleponnya kemudian menghempaskan napas berat.

" Besok aku akan menikah, ck tak pernah aku bayangkan sebelumnya, apalagi harus menikahi gadis kumuh dan jelek itu."

Leon menatap ke arah luar jendela, entah apa yang ada di pikirannya saat itu.

Bersambung dulu ya gengs jangan lupa dukungannya.

Jijik

Yura berjalan lunglai menuju kamarnya. Baru saja ia dan Leon resmi menjadi suami istri.

Yura masih mengenakan gaun pengantin putih dengan penutup veil yang menutupi wajahnya.

Sementara Leon tampak tampan dengan setelan jas putihnya.

Kedua pasangan pengantin tersebut tak terlihat bahagia sedikitpun.

Bahkan setelah melakukan upacara pemberkatan pernikahan keduanya pulang dengan dua mobil yang berbeda.

Bahkan tuan Melky sendiri merasakan ada yang tidak beres dengan pernikahan putranya tersebut.

Leon turun dari mobil dan membantu Daddynya untuk duduk di kursi rodanya.

" Ayo daddy aku antar daddy ke kamar mu," ucap Leon pada Melky ketika melewati koridor yang ada di masion nya.

Selama melakukan prosesi pernikahan, tak sekalipun Leon melihat wajah wanita yang sudah dinikahi tersebut.

"Leon, daddy ingin pulang kembali ke Villa," ucap Melky dengan lirih karena volume suaranya memang tak bisa lebih besar lagi.

" Pulang? Tapi Dady baru semalam tinggal disini. Ayolah daddy. Tinggal lah bersama ku, akan ku penuhi kebutuhan daddy selama berada di rumah ini ," bujuk Leon.

" Tidak, di sini aku tak bisa tidur dengan tenang. Aku minta sopirku saja yang mengantarku pulang."

Leon semakin tak mengerti tentang ayah kandungnya tersebut. Padahal ia sudah menuruti keinginan Daddy untuk menikah.Namun tetap saja sang daddy tak mau tinggal bersamanya.

" Tidak daddy , baiklah jika daddy menginginkannya aku yang akan mengantar daddy."

Karena keputusan tuan Melky sepertinya tak bisa diganggu gugat, Leon terpaksa mengantarkan Daddynya untuk pulang kembali ke Villa sederhana milik kedua orang tuan Melky.

***

Sesampainya di kamarnya Yura berniat segera melepaskan gaun pengantin yang ia kenakan, sebelum itu ia melihat wajahnya di depan cermin kemudian membuka kain veil yang menutupi wajah sendunya.

Semua terasa biasa saja, hari pernikahan yang biasanya menjadi hari bahagia bagi seorang insan, karena di titik itulah lembaran baru akan dimulai dalam hidupnya. Namun, tidak bagi Yura. Pernikahan ini memang memaksanya untuk membuka lembaran baru di hidupnya, yakni lembaran- embaran hitam berselimut duka.

Yura menatap wajahnya yang begitu sendu dengan lingkaran mata hitam dan kelopak mata yang sembab karena terlalu sering menangis 

 Sebenarnya gadis sepertinya selalu memimpikan pernikahan hangat. 

Dimana pernikahan itu didasari oleh perasaan cinta dan kasih sayang,  tapi semua mimpi itu kini sudah musnah sejak hari ini.

Yura memang tak pernah lagi merasakan kasih sayang setelah kedua orang tuanya meninggal beberapa tahun yang lalu.

Kini Yura duduk mematung di depan cermin rias merenungi nasibnya yang malang.

Yura tak punya daya untuk menolak semua ini, ia memang tak punya apa-apa. Jangankan kekuatan untuk melawan, air mata saja habis tak tersisa. Yura duduk termenung dengan pasrah sambil menduga-duga apa yang akan terjadi selanjutnya.

Setelah beberapa saat duduk termenung dengan lamunan hampanya. Yura bergegas melepas gaun pengantin dan segala atribut yang ia kenakan saat itu.

Setelah selesai, Yura memutuskan untuk tidur secepatnya,ia tak pernah berharap sang suami datang menghampirinya dan melakukan ritual malam pertama bersamanya.

Yura langsung tertidur karena merasa begitu  lelah, ia berharap setidaknya dalam mimpi ia bisa merasakan bahagia.

***

Tuan Leon menscroll beberapa artikel tentang kehamilan. Ia mencari kata kunci 'Bagaimana cara seorang wanita hamil tanpa melalui hubungan seksual.' 

Ia melakukan itu karena ia tak berselera sama sekali pada  Yura, gadis yang ia beli dan kini sudah resmi menjadi istrinya.

Ia hanya menginginkan keturunan dari gadis tersebut.

Leon menemukan beberapa artikel terkait, dan salah satu metode untuk wanita  menjadi hamil adalah dengan cara inseminasi atau bayi tabung.

Setelah membaca artikel tersebut, ia meminta sang asisten untuk mencarikan dokter kandungan yang terbaik yang ada di kota itu.

***

Sudah dua hari Yura menjadi pengantin, kini di rumah mewah tersebut dirinya dihormati bagaikan seorang ratu.

Semua pelayan menunduk hormat dan memanggil dengan panggilan hormat.

Ia tak pernah bertemu dengan Leon sejak mereka menikah dan itu terjadi dua hari yang lalu.

Begitupun Leon, ia tak pernah melihat wajah istrinya itu secara langsung. Terakhir kali ia melihat Yura ketika gadis itu meringkuk di ruang kerjanya dengan wajah yang buruk dan aroma tubuh yang tak sedap.

Leon terbiasa mencium wewangian dari aroma parfum termahal di dunia, wajar saja, jika ia tak bisa mencium bau tubuh manusia ketika berkeringat dan itu sudah membuatnya jijik untuk menyentuh Yura.

***

Yura sedang menikmati sarapan pagi dengan segelas susu dan roti gandum utuh serta beberapa selai yang tersedia di atas meja.

Semua pelayanan istimewa dari para pelayan, sudah didapatkan olehnya sejak hari pertama ia menginjakkan kaki di rumah ini.

" Sumi !" Teriakan dari seorang pria terdengar begitu lantang dari tempat Yura duduk. 

Siapa lagi yang bisa bersikap semena-mena di rumah itu kecuali Tuan Leon yang terhormat.

" Ada apa Tuan ? " tanya Sumi yang buru-buru menghampirinya.

" Dimana gadis kumuh itu ? " tanya Leon sambil bercekak pinggang.

" Maksudnya Nyonya Yura,Tuan ? "

Sumi tak mengerti kenapa tuannya itu masih menghina gadis yang nyatanya sudah menjadi istrinya.

" Aku tak perduli siapa namanya."

" Nyonya sedang sarapan Tuan."

Mendengar namanya disebut, Yura segera menenggak habis minumannya.

Jantungnya berdetak kencang, bahkan mendengar suara Leon saja sudah membuatnya merinding.

" Siapkan gadis kumuh itu, aku ada perlu dengannya," ucap Leon dengan nada angkuhnya. Masih juga ia belum berhenti mengatai Yura sebagai gadis kumuh, bukankah Yura lah yang akan mengandung pewaris untuknya.

" Baik Tuan."

Sumi menunduk hormat kemudian kembali menuju meja makan untuk menghampiri Yura.

" Nyonya, tuan meminta saya untuk mempersiapkan anda, karena sebentar lagi Anda akan ikut dengannya," tutur Sumi dengan hormat.

" Iya Bi. "

Yura mengikuti kemana Sumi membawanya dan ternyata mereka kembali ke kamar Yura.

Sumi membuka lemari pakaian kemudian kembali menghampiri Yura.

" Gunakan gaun ini Nyonya," ucap Sumi sambil menyerahkan mini dress berwarna biru dongker.

Yura melepaskan kemejanya yang ia  kenakan ketika itu di depan Sumi, Sumi sudah biasa melihat tubuh gadis itu karena selama tinggal di sana Sumilah yang memakai kan ulur dan memakaikan hand and body untuk Yura.

Setelah dress terpasang barulah Yura melepas celana navy-nya.

Sumi sedikit miris melihat tubuh Yura yang begitu kecil, meskipun tinggi Yura cukup proposional untuk gadis seusianya.

Yura kemudian di rias ala kadarnya. Belum genap dua minggu Yura tinggal di rumah itu, sudah banyak perubahan pada dirinya. 

Wajahnya dan kulit tubuhnya sudah lebih cerah.

Setelah siap,  Yura dibawa oleh Sumi untuk menemui Leon di ruang kerjanya.

Leon saat itu tengah menelpon seseorang. Kedatangan Sumi dan Yura membuatnya melirik ke arah pintu.

Leon sedikit syok melihat perubahan pada wajah Yura.

" Baiklah nanti kita bicarakan lagi. Saat ini aku ada urusan."

Leon memutus sambungan teleponnya, kemudian menatap ke arah Yura beberapa saat.

' Ehm, dia cukup cantik juga, tapi tetap saja bukan selera ku,' batin Leon ketika melihat Yura yang tiba dengan dress mini selutut dengan bagian leher menyerupai huruf V tersebut.

Leon beranjak dari kursi kebesaran kemudian berjalan menghampiri Yura.

"Ayo ikut aku !"

Yura mengikuti kemana arah Leon pergi, ia pun masuk mobil yang sama dengan Leon.

Di dalam mobil keduanya hanya diam, mereka sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

Yura menatap ke arah luar jendela, melihat pemandangan yang di lewatinya.

Begitupun dengan Leon yang sibuk dengan notebook-nya.

Mereka tiba di sebuah ruang praktek dokter kandungan. 

" Selamat pagi dokter," ucap Leon.

" Pagi Tuan."

Dokter wanita itu melirik ke arah Yura yang hanya menunduk dengan wajah yang sendu.

" Silahkan duduk Tuan, ada yang bisa saya bantu ? " 

" Saya ingin melakukan inseminasi atau bayi tabung, atau apa saja yang penting dia, eh maksud saya istri saya bisa mengandung." Leon buru-buru mengkoreksi ucapannya.

Sebenarnya dokter sudah mendengar keinginan Leon tersebut melalui asisten pribadinya. Jadi tanpa perlu menjelaskan panjang lebar dokter sudah mengerti.

" Baiklah kalau begitu saya periksa istri anda," ucap dokter tersebut.

Ia pun menuntun Yura menuju sebuah ruangan.

Sekitar sepuluh menit dokter itu kembali bersama Yura yang tampak semakin sedih.

"Maaf Tuan, istri anda masih suci. Lagi pula dia masih sangat muda sekali. Program bayi tabung sendiri memang memungkinkan untuk memiliki anak tanpa melalui hubungan seksual. Namun setidaknya wanita yang melakukan hal tersebut harus pernah melakukan hubungan intim dengan suaminya terlebih dahulu," papar dokter.

" Saya sarankan, anda untuk melakukan hubungan suami istri dahulu, mungkin saja setelah sekali atau beberapa kali berhubungan, istri anda bisa hamil," imbuh dokter tersebut.

Leon memperbesar pupil matanya mendengar penuturan dari dokter.

' Apa ?! aku harus berhubungan terlebih dahulu dengannya?! ' batin Leon sambil melirik ke arah Yura.

Sementara Yura menggenggam ujung dress-nya dengan tangan yang gemetar.

Bersambung dulu gengs, tunggu up author selanjutnya ya.

sambil nunggu author up ada rencana novel keren untuk kalian nih. check this out

Prepare

Di dalam mobil, keduanya masih diam dengan pemikiran masing-masing.

Yura masih terus melihat ke arah luar jendela dengan pikirannya yang berkelana.

Tugasnya saat ini adalah mengandung pewaris untuk Tuan Kejam yang ada di sampingnya.

Lelaki yang selalu menghina dirinya dan selalu menatap jijik ke arahnya.

Sama halnya dengan Leon, ia juga masih memikirkan apa yang dikatakan oleh dokter baru saja.

' Anak yang terjadi dengan pembuahan secara normal lebih baik daripada anak yang terlahir dari hasil bayi tabung atau sejenisnya. Jika anda menginginkan pewaris yang berkualitas, kenapa harus menggunakan bayi tabung.' dokter

'Saya sudah memeriksa rahim istri anda dan bisa dipastikan rahimnya sehat. Apalagi istri anda masih gadis. Rasanya sayang jika harus merobek kegadisannya secara paksa dengan menggunakan alat-alat medis .' dokter.

Leon menarik napas panjang. Matanya sekali lagi melirik ke arah wanita yang tak pernah menatapnya tersebut.

'Sepertinya aku memang harus melakukannya dengan gadis kumuh ini,' batin Leon.

Ia pura-pura meregangkan otot tubuhnya agar bisa sedekat mungkin dengan Yura, Leon menarik napas panjang kemudian ia mencium aroma dari tubuh Yura.

'Hm, syukurlah hari ini dia wangi. '

Mobil melaju membelah jalanan raya, tiga puluh menit dalam perjalanannya, tak sedikitpun ada pembicara di antara mereka berdua.

Bahkan sang sopir juga ikut tegang dan ikut terdiam sambil sesekali melirik spion atas mobil, untuk mengetahui bagaimana Pasangan pengantin baru tersebut.

Mereka tak ubahnya seperti orang asing yang saling menjaga jarak.

Mobil tiba di halaman mansion Leon. Dua orang pengawal pribadi membukakan pintu untuk sepasang suami istri itu.

" Silahkan Nyonya," ucap salah seorang bodyguard kepada Yura.

Yura mengangguk, karena sudah tak merasa ada kepentingan ia pun kembali ke kamarnya.

Leon, pria yang super sibuk itu langsung masuk kedalam rumah.

Seperti biasa, sebelum sang tuan memanggilnya, Sumi buru-buru menghampiri Leon.

" Hah, baru saja aku ingin memanggilmu. "

" Siap Tuan. "

Leon mengaruk kepalanya yang tak gatal.

" Sumi ke ruanganku sekarang !"

Leon langsung menuju ruangannya, begitupun Sumi yang meng ekornya dari belakang.

Mereka pun masuk ke dalam ruangan, Sumi mengunci ruangan tersebut karena ia tahu ada hal penting yang akan tuannya bicarakan jika sudah masuk ke ruangan pribadinya.

" Ada apa Tuan? " tanya Sumi ketika ia berada pada jarak satu meter dari Leon.

"Aku ingin kau mendandani gadis kumuh itu. Pakaikan dia gaun malam yang indah dan seksi, beri wangi-wangian di tubuhnya."

" Aku ingin gadis kumuh itu terlihat lebih menarik,"  cetus Leon. "Ya walaupun seperti apapun dia, tetap saja tak menarik bagiku," ucap Leon masih dengan ke angkuhnya.

" Baik Tuan." 

" Sudah itu saja." 

Sumi pun langsung meninggalkan ruangan tersebut.

Leon menatap kepergian Sumi.

" Apa aku harus menggunakan obat perangsaang agar bisa berhasrat terhadapnya," gumam Leon.

Leon pun keluar dari ruangannya.

***

Sesuai perintah, Sumi datang menghampiri kamar Yura.

" Nyonya! " panggil Sumi sambil menggedor-gedor pintu kamar Yura.

Tok tok tok.

Yura baru saja ingin merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.

Berada di rumah super mewah dengan fasilitas bak hotel bintang lima tak membuat Yuna bahagia.

Tak seperti kehidupan beberapa waktu yang lalu. Meski sering dipukul oleh pamannya. Yura masih merasakan bahagia, karena ia bisa bermain-main dengan teman sebayanya. 

Meski hanya sekedar bercerita dengan teman-temanya sebagai pelipur lara.

Yuna melangkah menuju pintu kamarnya.

Kreak pintu dibuka.

" Nyonya, siap-siap," cetus Sumi.

Mendengar itu Yura jadi kaget.

" Siap-siap untuk apa Bik ?" tanya Yura .

" Siap-siap untuk ritual malam pertama Nyonya," ucap Bi Sumi sambil melangkah masuk ke kamar Yura.

Sumi langsung menuju sebuah lemari gantung tempat ia meletakkan segala kebutuhan perawatan bagi Yura.

' Malam pertama?' batin Yura. Matanya langsung melirik ke arah penunjuk waktu yang ada di dinding.

" Masih pukul sepuluh pagi," gumam Yura.

Yura menatap ke arah bi Sumi yang terlihat begitu sibuk mengeluarkan beberapa peralatan kosmetik.

" Nanti akan ada seorang wanita yang akan merias anda Nyonya. Saat ini kita lakukan perawatan dasar saja," ucap Bi Sumi.

Yura menjadi lemas mendengar penuturan Sumi, ia pun mendaratkan bokongnya di atas tempat tidur.

Yura menggenggam ujung kain kemejanya.

'Apa yang harus ku lakukan ? malam nanti aku_' bahkan dalam hati pun Yura tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi padanya nanti malam.

Bi Sumi langsung melangkah menuju kamar mandi kemudian ia menghidupkan kran air dan water heater dan memasang langsung ke bilik spa pribadi Yura.

Bi Sumi kembali ke kamar.

"Nyonya sambil menunggu bilik spa nya siap. Ayo kita luluran terlebih dahulu."

Yura mengikut saja, Bi Sumi merentangkan tempat tidur khusus yang digunakan untuk kebutuhan luluran dan pijatan bagi Yura, setelah luluran dan pijatan relaksasi Yura kemudian masuk ke bilik Spa untuk ritual selanjutnya.

***

Leon tiba di rumahnya pukul delapan malam. Saat itu ia sudah menyiapkan obat perangs*ng agar dirinya bisa berselera terhadap gadis kumuh miliknya itu.

Leon mandi dan bersiap untuk melakukan malam pertama mereka.

Kebetulan saat itu Yura juga baru selesai di rias.

Tak hanya wajah Yura yang di rias. Namun kamarnya pun di dekorasi seperti kamar layaknya pengantin baru.

Kelambu berbahan sutra dipasang di tempat tidur Yura.

Setiap sudut ruangan dihiasi dengan bunga-bunga yang berbau harum khas.

" Sudah siap Nyonya," ucap penata rias.

Bi Sumi puas melihat hasil kerja hairdresser tersebut.

Rambut panjang Yuna di kuncir pada kedua sisinya kemudian di pertemuan di bagian tengah agar bervolume kemudian rambut tersebut di tata kembali hingga menyerupai sanggul modern.

Wajah Yura juga dirias bak artis papan atas.

Setelah pekerjaan mereka selesai, mereka pun pulang. Kini tinggallah bi Sumi yang mengenakan lingerie dengan warna merah untuk Yuna.

Bi Sumi tersenyum ke arah Yuna yang tampak begitu cantik, melihat gadis di depannya tersebut orang tak akan percaya jika Yuna adalah gadis kumuh dan bau yang mereka temukan dua minggu lalu.

Yuna kini seperti selebriti papan atas.

" Nyonya tunggu di sini saja, sebentar lagi tuan akan datang menghampiri anda," ucap Sumi sambil undur diri.

Mendengar apa yang di katakan Sumi Yura kembali merasakan jantungnya yang berdetak dengan kencang, tangannya pun gemetar.

Jangankan membayangkan apa yang akan terjadi padanya. Membayangkan wajah Leon yang garang dan bengis saja ia sudah memejamkan mata karena ketakutan.

Suara langkah kaki terdengar menghampiri pintu kamarnya. Yura menutup matanya sambil menggigit bibir bagian bawahnya.

Hampir saja ia menjerit karena ketakutan akan sosok yang kini menghampirinya.

Kreak... pintu kamar dibuka.

Jantung Yura berdetak semakin kencang, benturan keras dari sol sepatu semakin membuat tubuhnya kaku tak bergerak.

Duar, pintu seperti dibanting dengan keras, seketika Yura tersentak karena kaget.

Yura mencoba memberanikan diri menoleh ke arah suara, untuk memastikan siapa yang menghampirinya.

Ketika Yura  menoleh, kedua netra mereka saling bertentangan selama beberapa saat. Dua orang tersebut bergeming dengan pikirannya masing-masing.

Apa yang terjadi selanjutnya.

Next episode ya guys. Jangan lupa dukungannya biar author semangat crazy up 🥰🥰🥰🌹

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!