Suatu hari di jalanan sebuah kota X....
Sebuah kekacauan terjadi dipinggiran jalan yang menyita perhatian banyak orang yang tengah lalu lalang.
Semuanya di mulai dengan sosok seorang pria kaya dan tampak begitu menarik perhatian tengah berjalan keluar dari dalam villa miliknya, bersama dengan seorang wanita yang merupakan tunangannya. Pria itu memegang tangan tunangannya dengan raut wajah bahagia dan tampak tertawa saat berjalan keluar melewati gerbang berwarna biru, kemudian secara tiba-tiba seorang wanita tidak dikenal muncul di hadapan mereka, entah dari mana datangnya.
Wanita itu langsung menjatuhkan dirinya dalam pelukan pria itu dan berteriak dengan keras.
"Dion...!"
Wanita itu menangis seraya memegang wajah pria itu dan mencium setiap inci dari wajahnya. Wanita asing itu melihat ke arah mata pria itu dengan mata yang tatapan penuh cinta dan berkata, "bagaimana selama ini kau bisa tinggal jauh dari istrimu yang tercinta ini?"
Pria itu benar-benar terkejut dan tidak tahu harus mengatakan apa.
Tunangan pria itu yang bernama Lusi, juga tampak sangat terkejut dengan apa yang tengah terjadi. Dia kemudian bertanya dengan marah kepada pria itu.
"Steven, siapa wanita ini?" Teriaknya dengan kesal.
Steven membalas ucapan tunangannya itu, "aku bersumpah, aku tidak mengenalnya dan aku bahkan tidak pernah bertemu dengannya sebelum ini."
Wanita asing itu berkata, "namanya bukan Steven, namanya adalah Dion."
Steven berkata kepada Lusi tunangannya, "lihat, apakah kau mendengar apa yang dia katakan? Dia mungkin hanya salah mengenali diriku dengan orang lainnya."
Setelah itu Steven melihat kearah wanita itu dan berkata dengan tatapan yang sedih, "Nona, aku sangat minta maaf. Tapi aku ini bukanlah Dion. Jadi bisakah kau melepaskan aku?"
Wanita asing itu berkata kepada dirinya, "aku tidak akan pernah melepaskan mu, apalagi setelah aku sudah menemukan dirimu Dion."
Kemudian tunangan Steven berteriak dengan keras, "penjaga.... Cepat panggil polisi sekarang juga untuk datang kemari dan membawa wanita gila ini menjauh dari sini."
Steven kembali berkata kepada wanita asing itu, "kumohon lepaskan aku. Sudah ku katakan, aku ini bukanlah suamimu. Lagipula polisi akan menangkap mu karena sudah menyerang orang asing."
Wanita asing itu berkata kepada Steven, "siapa yang kau maksud orang asing? Apakah kau sudah kehilangan ingatanmu? Aku ini adalah istri sah mu. Dan bahkan jika mereka memanggil seluruh tentara untuk menangkap ku, aku tidak akan pernah melepaskan diri mu pergi apalagi untuk menjauh dariku."
10 menit kemudian, petugas kepolisian sudah tiba di tempat itu....
Polisi berkata kepada wanita asing itu, "nyonya, tolong lepaskan dia dulu. Dan jika ada kesalahpahaman, kami berjanji kepada anda bahwa kami akan menyelesaikan semuanya untuk anda."
Wanita asing itu menolak untuk melepaskan Steven.
Kemudian petugas polisi itu berkata kepada wanita asing itu.
"Nyonya, ini adalah peringatan terakhir dari kami, tolong lepaskan dia."
Tapi wanita asing itu tidak merespon ucapan petugas polisi itu. Kemudian para petugas polisi itu mulai menarik wanita itu menjauh dari pria itu dengan keras. Tapi semakin mereka menarik wanita itu menjauh dari Steven, semakin dia memegang erat Steven.
Wanita itu mulai menangis dengan sangat keras melihat ke arah mata petugas polisi dengan matanya yang penuh dengan harapan dan memohon kepada para petugas polisi itu.
"Kumohon Pak, dengarkan aku dulu. Aku adalah istri sahnya. Dia pasti kehilangan ingatan nya. Aku mohon Pak. Aku sudah menunggu waktu ini dengan begitu lama dan saat ini, aku akhirnya menemukan dia. Jadi jangan lakukan ini kepadaku. Aku mohon pada kalian semua."
Salah seorang petugas polisi itu merasa kasihan kepada wanita asing itu. Jadi dia pun berkata kepada Steven, "Tuan, tolong apakah anda bisa memperlihatkan kartu identitas anda kepada kami?"
Tanpa membuang waktu, Steven langsung menyerahkan kartu identitas miliknya kepada petugas polisi itu.
Polisi itu lalu melihat kearah kartu pengenal Steven dan bertanya kepada wanita asing itu.
"Nyonya, siapakah nama suami anda?"
Wanita itu lantas membalas pertanyaan polisi itu, "nama suami saya adalah Dion. Dia pria yang lahir dari kota J."
Petugas kepolisian itu berkata dengan raut wajah sedih, "maafkan saya Nyonya. Tapi pria dihadapan anda ini bernama Steven Oliver dan dia seorang pria yang lahir di Amerika dan sejak kecil tinggal kota ini. Anda pasti sudah salah paham mengenali dirinya dengan suami anda. Maka bisakah anda melepaskan Tuan Steven sekarang, kami tidak mau menggunakan kekerasan terhadap anda."
Wanita asing itu terus menolak untuk melepaskan Steven. Dia melihat ke arah mata para petugas polisi itu dengan mata yang tampak sedih dan berkata, "dia adalah jiwaku. Bagaimana mungkin seseorang bisa tidak mengenal jiwanya sendiri?"
Tiba-tiba semua petugas kepolisian itu mengepung wanita asing itu dan mulai menariknya dan ingin menangkap dirinya. Tapi saat mereka menarik wanita itu menjauh dari Steven, wanita itu tidak berhenti berteriak dengan memanggil nama, "Dion... Dion... Dion..."
Wanita itu juga tidak berhenti memohon kepada petugas polisi.
"Kumohon Pak, biarkan aku bersama dengan dirinya."
Tapi saat para petugas polisi itu tidak merespon akan permohonan nya, wanita itu mulai menangis kembali. Kali ini dengan jauh lebih menggila dan berkata kepada steven bahwa dia diseret menjauh oleh para petugas polisi itu.
"Dion.... Kumohon, aku tidak akan bisa hidup tanpa dirimu lagi. Selama bertahun-tahun aku sudah hidup seperti orang mati. Kumohon Dion, jika aku melakukan suatu kesalahan katakan kepadaku. Maka aku berjanji untuk tidak akan pernah melakukan hal itu lagi, tapi tolong jangan hukum aku seperti ini. Hal ini sama saja kau ingin melihat aku mati. Jika kau tidak mencintai aku, maka biarkan saja aku tinggal bersamamu. Walaupun hanya sebatas menjadi simpanan atau bahakan menjadi pembantu mu saja, aku sudah merasa bahagia. Jika kau menginginkan uang, aku akan memberikan semuanya kepadamu. Jika kau ingin kebahagiaan, akulah bahagia mu. Aku akan membuat dirimu menjadi pria paling bahagia di dunia ini. Jika kau selingkuh dariku, aku pasti akan memaafkan mu Dion. Aku tidak ingin apapun lagi di hidup ini, kecuali dirimu."
Wanita itu terus menangis dengan keras seraya berteriak.
"Dion.... kau adalah suami sah ku. Aku tidak akan pernah menyerah akan dirimu, bahkan jika kau pergi ke ujung dunia ini, aku akan menemukan dirimu."
Wanita itu terus saja memohon kepada Steven sampai dia masuk ke dalam mobil polisi dan melihat Steven dari belakang kaca mobil polisi yang tampak gelap sampai mobil itu membawa dirinya pergi menjauh dari tempat itu.
'Dion... Bagaimana mungkin kau melupakan aku? Aku adalah istrimu.'
Bersambung....
Setelah petugas polisi menangkap wanita asing itu dan kemudian pergi menjauh...
Tunangan Steven berkata kepadanya, "Steven, ayo kita pergi. Kita sudah terlambat, aku sudah tidak bisa menunggu dan tidak sabar untuk mencoba gaun pengantin ku."
Steven membalas wanita itu, "Lusi, kumohon. Ayo kita lakukan semua ini hari lain saja. Aku sedang tidak ingin melakukan semuanya saat ini."
Lusi berkata kepada Steven dengan raut wajah yang tampak sedih.
"Steven, jangan rusak kebahagiaan dan hari indah kita karena wanita gila yang tadi itu. Jangan biarkan air mata buaya wanita itu mempengaruhi dirimu. Aku tahu benar bagaimana watak wanita seperti itu. Dimana wanita yang seperti itu, mereka bisa melakukan apa saja untuk mendapatkan seorang sugar daddy bagi mereka. Dia hanya menginginkan uang mu. Wanita seperti itu harus di berikan sebuah piala oscar karena kehebatan aktingnya itu."
Steven berkata kepada tunangannya itu dengan sedih, "aku tahu benar dengan apa yang kau bicarakan. Aku sudah sering bertemu dengan wanita seperti itu setiap hari. Tapi wanita tadi, dia sangat berbeda dan dia bukanlah wanita seperti yang kau bicarakan itu. Saat dia melihat kearah mataku, aku dapat merasakan ada banyak rasa sakit, ada rasa sedih dan penuh bersalah dalam matanya. Kau tahu, kita tidak tahu apa yang sudah dia alami selama ini. Bagaimanapun, kita tidak boleh menilai sebuah buku hanya dengan melihat sampulnya saja."
Lusi berkata kepada Steven dengan wajah yang mulai tampak kesal.
"Ayolah Sreven. Berhentilah berbicara omong kosong. Bagaimanapun juga kau itu bukan suaminya. Jadi kenapa kau harus merasa terganggu dengan apa yang dia lakukan. Jangan menyibukkan dirimu sendiri dengan ikut campur pada masalah orang lain. Bagaimanapun juga itu adalah masalah wanita gila itu dan hanya dia yang bisa menyelesaikan masalahnya sendiri."
Steven kembali berkata kepada tunangannya itu dengan sedih.
"Lusi, aku tidak tahu bagaimana cara menjelaskan semuanya kepada mu. Tapi Lusi, bisakah kau meninggalkan aku sendiri dulu. Aku butuh waktu untuk menenangkan diriku sendiri."
Lusi berkata kepada Steven, "terserah kau saja Steven, lakukan saja seperti yang kau inginkan. Aku akan memberikanmu waktu sebanyak yang kau butuhkan."
Setelah Lusi pergi....
Steven kembali masuk kedalam villa miliknya. Dia duduk sendiri dan berbicara kepada dirinya sendiri dengan suara yang keras.
"Siapa sebenarnya wanita itu?"
"Kenapa aku merasa familiar dengan nya?"
"Kenapa aku merasa sedih untuknya? Aku sama sekali tidak berpikir bahwa dia adalah wanita gila seperti yang mereka katakan. Tapi aku rasa, dia adalah wanita yang benar-benar mencintai suaminya. Aku benar-benar yakin bahwa dia cinta mati kepada suaminya."
"Bagaimana mungkin seorang wanita bisa salah mengenali suaminya sendiri dengan pria lain?"
"Apakah aku memang kehilangan ingatanku?"
"Apa yang sebenarnya sedang aku pikirkan? Jika memang semua ini benar, tempat kelahiran ku pasti sama dengan tempat kelahiran suami dari wanita itu. Tapi suami dari wanita itu adalah orang dari kota Y dan aku sendiri lahir di Amerika. Sangat tidak mungkin jika sebagian tubuhku berasal dari kota yang jauh dari kota ini dan kami jatuh cinta pada orang yang sama. Sebenarnya, apa yang sedang aku pikirkan? Ini semua hanya terjadi di cerita film atau novel.
Sangat tidak mungkin bahwa ada dua orang diriku di dunia ini. Tapi hanya akulah satu-satunya putra dari keluargaku yang lahir di Amerika dan besar di kota ini dan aku bahkan tidak pernah mempunyai kembaran dan jika memang aku mempunyai kembaran, dia juga pasti terlahir di Amerika dan juga besar di kota ini, sama seperti diriku. Tapi suami wanita tadi itu berasal dari bagian barat negara ini. Dunia kami sangat jauh dan begitu berbeda. Kami terlahir di kota yang berbeda dengan tradisi dan juga kebudayaan yang berbeda.
Hah, betapa menyedihkan nya aku ini. Apakah aku ini memang terlihat seperti suami dari wanita itu?
Apakah aku ingin mendapatkan cinta yang asing bagi diriku sendiri?
Entah kenapa aku merasa cemburu dengan suami dari wanita itu dan juga sangat marah kepadanya. Bagaimana mungkin seorang pria bisa begitu bodoh untuk bisa meninggalkan seorang wanita yang sangat mencintai dirinya dengan setulus hatinya?
Apakah aku memang terlahir dengan rutinitas kehidupan seperti ini, dimana aku tinggal dengan seorang wanita yang harus aku nikahi yang bahkan aku sendiri tidak pernah tahu apakah aku mencintai dia atau tidak.
Wanita asing tadi itu terlihat begitu murni dan tampak polos dan juga tidak bersalah. Aku tidak tahu apa yang sebenarnya tengah terjadi kepadaku.
Para wanita selalu berusaha mendekatkan diri mereka kepadaku dengan berbagai cara dan alasan. Beberapa di antara mereka menginginkan uang dan yang lainnya untuk kepuasan mereka. Tapi wanita asing tadi adalah wanita yang pertama yang bisa membuat aku merasa, bahwa dia hanya menginginkan diriku sendiri. Tanpa adanya embel apapun."
Kemudian Steven menghela nafas dalam dan dia kembali berkata kepada dirinya sendiri dengan wajah tampak sedih, "bahkan jika aku memang bukan suami dari wanita itu, dia benar-benar sudah membuat aku merasa gila."
Steven lantas menutup matanya dengan menaruh kakinya diatas meja ruang tamu. Wajah wanita tadi terus saja terbayang-bayang dalam ingatannya.
"Sihir apa yang sudah dilakukan wanita itu kepadaku?" Pikir Steven.
Dua jam kemudian...
Penjaga villa Steven masuk ke dalam ruang tamu dan berkata kepadanya, "Tuan, maaf sudah mengganggu. Ada seorang wanita yang sedang berdiri di depan pintu dan sejak tadi memaksa untuk berbicara dengan anda."
Steven bertanya kepada penjaga villa nya itu. "Siapa dia dan apa yang dia inginkan?"
Penjaga itu kembali membalas ucapan Steven, "Tuan, wanita tadi berkata bahwa dia adalah ibu dari wanita asing yang menyerang anda pagi tadi."
Steven tampak begitu terkejut dan berkata kepada penjaga nya, "cepat, biarkan dia masuk dengan segera."
Setelah itu, ibu dari wanita asing tadi masuk ke dalam rumah Steven. Dia berkata kepada Steven, "halo Tuan, senang bertemu dengan anda."
Steven juga membalas, "senang bertemu dengan anda juga Nyonya. Silahkan duduk."
Wanita itu lantas duduk dan menatap wajah Steven dengan raut wajah yang tampak keheranan.
Tiba-tiba wanita paruh baya itu berkata kepada Steven, "sekarang saya tidak akan menyalahkan apa yang dilakukan oleh Willa, karena andai jika saya tidak menghadiri pemakaman Dion sendiri, dan saya melihat dengan jelas waktu itu saat mereka mengubur kan tubuh Dion di dalam tanah dengan kedua mata saya sendiri, maka saya akan berkata bahwa anda adalah Dion."
'Apa maksud wanita ini?' tanya Steven dalam hati.
Bersambung....
"Jika saja aku tidak melihat mereka mengubur Dion dengan mataku sendiri waktu itu, aku bisa dengan jelas mengatakan bahwa kau adalah dirinya." Ucap Mama Willa.
Steven menjadi begitu terkejut dan berkata kepada wanita paruh baya itu, "kalian berdua membuatku semakin penasaran untuk mengetahui cerita yang sebenarnya."
"Wanita yang menyerang mu tadi itu bernama Willa Winona. Putri ku, seorang pebisnis wanita dan merupakan wanita yang paling cantik dan terkaya di kota J."
(TUJUH TAHUN YANG LALU)
"Willa menikah dengan seorang anak laki-laki dari sahabat kami. Dia adalah laki-laki muda yang baik dan mempunyai pikiran yang terbuka. Hal yang paling penting bagi kami orang tua Willa adalah, putri kebahagiaan putri kami. Jadi kami memberikan restu kami kepada mereka untuk menikahi satu sama lain."
Mama Willa mulai bercerita tentang masa lalu Willa.
"Dion adalah belahan jiwa Willa, mereka saling mencintai satu sama lain. Hal itulah yang membuat orang-orang di kota J memanggil mereka sebagai Romeo dan Juliet."
"Bahkan setelah Willa mengetahui bahwa Dion memiliki masalah dengan sistem reproduksi nya (sulit untuk memiliki anak), Willa tidak memperdulikan hal itu karena dia selalu mencintai Dion apa adanya. Dion selain sebagai seorang suami, sudah seperti seorang sahabat, kakak dan juga ayah bagi Willa."
"Dion adalah segalanya bagi Willa di dalam hidupnya. Jadi, Willa tidak pernah menginginkan siapapun, kecuali dirinya."
(EMPAT TAHUN YANG LALU)
"Di hari ulang tahun Dion, Willa terlambat datang bulan selama 10 hari. Saat itu aku langsung memaksanya untuk melakukan tes kehamilan. Setelah hal itu dia menemukan bahwa dirinya memang tengah hamil dan itu adalah hadiah terbaik yang bisa dia berikan untuk Dion. Dia sangat bahagia bukan karena dia akan menjadi seorang ibu, tapi karena kebahagiaan Dion yang selalu menginginkan seorang gadis kecil yang mirip dengan Willa. Dion benar-benar menginginkan gadis kecil yang sama persis seperti Willa."
"Hari itu, Willa membeli sebuah kue dan kembali ke rumah mereka untuk merayakan ulang tahun Dion bersama, dan mengatakan kepada Dion bahwa dia tengah hamil. Tapi saat dia membuka pintu rumah, dia menemukan banyak darah di mana-mana."
Kemudian dia berteriak dengan sangat ketakutan, "Diooon.. Jangan menakuti aku seperti ini. Ini hanya prank kan Dion? Dion, tunjukkan di mana dirimu berada. Jangan lakukan sesuatu yang berlebihan seperti ini, aku hamil."
Tiba-tiba Dion muncul dari dalam kamar mereka dengan tersenyum seraya memegang lehernya.
Willa dengan cepat berlari ke arahnya dan menghela napas dengan begitu dalam dan berkata kepada Dion dengan wajah yang tampak sedih, "Dion, kau membuatku sangat ketakutan. Kumohon Dion, jangan lakukan hal seperti ini kepadaku lagi. Aku tidak menyukai prank yang seperti ini. Aku bahkan merasa bahwa jantungku akan melompat keluar dari dalam dadaku karena ketakutan.
Aku tidak sanggup melihatmu yang berlumuran darah seperti ini. Bahkan jika semua ini hanyalah prank, tapi hal ini tetap menyakiti diriku.
Aku sungguh tidak bisa memikirkan bahwa sesuatu akan terjadi kepadamu suatu hari nanti, karena kau adalah jiwaku, yang mana aku tidak bisa hidup tanpa dirimu."
"Jadi aku memohon kepadamu untuk tidak menyakiti hatiku seperti ini dengan melakukan prank seperti ini. Dada ku masih terasa sakit karena candaan mu ini." Ucap Willa panjang lebar.
Tiba-tiba Willa tersenyum seraya menarik tangan Dion menjauh dari lehernya dan berkata, "kenapa kau masih memegang lehermu? Apakah kau masih ingin melanjutkan prank mu yang buruk ini?"
Semuanya terjadi begitu cepat. Ada banyak darah yang keluar dari leher Dion, dan kemudian tubuh Dion terjatuh di lantai. Willa benar-benar terkejut, dia mengangkat Dion di lengannya dan berkata seraya mengusap air matanya karena menangis dengan begitu keras.
"Apa ini Dion? Katakan kepadaku apa yang sebenarnya terjadi? Jangan bilang padaku bahwa kau akan mati." Isak Willa.
Dion berkata kepada Willa dengan sedih seraya bibirnya tersenyum, "jangan kau begitu sedih Willa. Tadi ada perampok yang masuk ke dalam rumah kita. Aku berkata kepada mereka untuk mengambil apapun yang mereka mau kecuali cincin pernikahan kita. Tapi mereka mencoba untuk mengambil cincin itu dariku dengan paksa. Aku menolak jadi mereka pun menyayat leherku dan saat mereka mendengar suara langkah kaki mendekat, merekapun segera pergi."
Willa berkata, "tidak, kau pasti bercanda kan? Ini semua tidak benar, kau berbohong kepada ku bukan begitu?"
"Tidak, aku tidak bercanda Willa." Ucap Dion dengan air matanya yang mulai jatuh ke pipinya.
"Kau pasti akan menjadi orang yang kuat dan membesarkan anak kita. Jangan menangis."
"Berjanjilah padaku bahwa kau tidak akan pernah menangisi aku."
"Berjanjilah bahwa kau akan melupakan semua ini dan melanjutkan hidupmu dengan bahagia. Berjanjilah kepadaku Willa."
Tiba-tiba Dion berhenti bergerak.
Willa benar-benar terkejut dan tidak tahu apa yang harus dilakukan atau apa yang harus dia katakan.
Satu hal yang dia lakukan adalah menatap Dion dan berkata, "Dion, kumohon jangan lakukan ini kepadaku. Dion bangunlah dasar bodoh. Aku tidak mau cincin apapun itu. Aku bisa membeli cincin lainnya. Tapi bagaimana bisa aku mendapat kan cincin yang lain tanpa dirimu?"
Willa mulai menggila. Dia memukuli tubuh Dion yang sudah tidak bernyawa di dadanya dengan menangis dan berkata, "Dion, ayo bangun, bangunlah! Bangun Dion..."
Tapi tentu saja Dion tidak merespon Will ataupun bergerak. Kemudian Willa menyadari bahwa dion sudah meregang nyawa.
Willa mulai tertawa dan menangis di waktu yang bersamaan, sama seperti orang yang sudah gila dan berkata, "ini adalah mimpi buruk. Aku tahu ini semua ini hanyalah mimpi buruk dan aku akan segera bangun nanti. Ini semua tidak mungkin nyata adanya."
Apa yang membuat semuanya menjadi semakin buruk adalah saat Willa masuk ke dalam kamar mereka. Dimana dia menemukan ada banyak darah di mana-mana. Hal itu membuat Willa menjadi begitu terkejut dan kembali meninggalkan pintu kamar itu dengan terbuka dan dia langsung kembali memeluk tubuh Dion dengan berlumuran darah di seluruh tubuhnya. Dia kembali memukuli Dion di dadanya dengan tertawa dan menangis.
Kemudian setelah itu, para tetangganya mendengar suara tawa Willa yang keras. Mereka semua masuk ke dalam rumah dan melihat Willa yang seperti itu. Mereka berpikir bahwa dirinya lah yang membunuh Dion dan mulai berkata kepadanya,
"Dasar monster, bagaimana bisa kamu lakukan semua ini kepada suami mu sendiri."
Bukan hanya itu saja, tapi mereka mulai mengatakan hal yang sangat buruk kepada Willa, yang membuat Willa berkata kepada mereka dengan begitu terkejut,
"Apa, apa yang kalian katakan?"
Tapi mereka semua tidak mendengarkan Willa atau memberikan kesempatan kepada Willa untuk membela dirinya sendiri dan terus memberikan tekanan kepada Willa. Kemudian Willa menyadari bahwa mimpi buruk itu menjadi semakin buruk dan tidak ada jalan untuk keluar dari sana.
Dan hal yang paling penting bagi Willa adalah menyelamatkan nyawa Dion dan membuatnya bangun lagi.
Jadi Willa berkata kepada mereka semua, "kumohon, tolong aku selamatkan dia. Panggilan kan ambulan, kumohon."
Para tetangga itu berkata kepada Willa dengan begitu marah.
"Jangan berpura-pura tidak bersalah, kau tahu benar bahwa kau lah orang yang memotong leher suamimu sendiri dan lihat sekarang dia sudah mati."
Kemudian Willa mulai menggila. Dia menaruh kedua tangannya di telinganya dan menutup matanya, menangis dengan begitu keras dan berteriak.
"Jangan katakan bahwa dia sudah meninggal. Dia masih hidup."
Para tetangga berkata, "cepat panggil polisi untuk menangkap monster ini, dia masih ingin melanjutkan aktingnya yang berpura-pura untuk tidak bersalah."
Setelah beberapa saat, polisi akhirnya datang. Dimana saat itu para tetangga masih menuduh Willa telah membunuh suaminya sendiri. Kemudian mereka menginformasikan kepada petugas kepolisian tentang apa yang mereka sudah lihat sejak tadi.
Kemudian petugas kepolisian itu mulai berbicara kepada Willa dan bertanya padanya, apakah memang dia yang sudah melakukan pembunuhan terhadap suaminya itu. Tapi Willa tidak mengatakan sepatah kata pun. Gadis malang itu sudah berada di alam bawah sadar nya dan tidak memperdulikan apa yang sedang terjadi. Pikirannya benar-benar tidak bisa menerima tekanan yang sedang dihadapinya.
"Saat itu pikiran Willa sudah berada di dunia lain. Dan semuanya tidak berhenti di situ saja, tapi para polisi itu mulai bertanya kepada Willa dan melakukan tes psikologi kepada Willa dalam waktu 3 hari dan tidak membiarkan aku ataupun Papa Willa untuk melihatnya dan dia harus menghadapi semua ini sendirian."
Steven hanya bisa terdiam mendengar cerita yang dituturkan Mama Willa padanya.
Bersambung...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!