Gelombang cahaya datang dari atas udara, awan hitam berkumpul mengelilingi sebuah taman kanak-kanak yang terletak di sebuah pinggir jalan yang tak jauh letaknya dari pinggiran emperan sebuah toko. Cahaya mulai turun melingkari daerah taman dan seseorang keluar dari cahaya itu.
"Apakah aku kembali...?"
Sambil melihat kedua tangannya, Rio beralih memandang sekitar penglihatan matanya.
Semuanya tampak terlihat sepi dari sudut pandangnya. Tidak ada seseorang di sekitar penglihatan matanya.
"Yeah.... Dilihat dari sekilas juga sepertinya aku sudah berada di bumi. Sangat disayangkan sekali untuk menggunakan sihir tingkat super untuk kembali ke masa lalu. Tetapi jika itu untuk bertemu adikku, aku harus melakukannya."
"Munculkan panel status!"
Tepat setelah Rio memberikan perintah, sebuah gambar seperti hologram melayang di atas udara tipis nan bening dengan setipis cahaya dari hologram itu.
________________________
• NAMA: RIO
• LEVEL: ∞ [TAK TERHINGGA]
• RAS: GOD
• KELAS: PENYIHIR [LEVEL MAX]/NECROMANCER [LEVEL MAX]/SUMMON GOD [LEVEL MAX]/ TANK [LEVEL MAX]/ ARCHER [LEVEL MAX]/ PRIEST [LEVEL MAX]/ WARRIOR [LEVEL MAX]/ ASSASIN [LEVEL MAX]
• STAMINA: ∞ [TAK TERHINGGA]
• MANA/MP: ∞ MAX [TAK TERHINGGA]
• ATTACK: ∞
• HAK KENDALI: ADMIN
__________________________
"Tidak ada yang berubah. Sepertinya fungsi sistem sama seperti sebelumnya."
Setelah mengucapkan kata-kata itu, hologram yang melayang di udara kini menghilang sedikit demi sedikit, dan pada akhirnya hilang sepenuhnya terbawa oleh angin yang berhembus.
Rio melangkahkan kakinya. Berjalan melewati gang yang cukup kecil, melihat ke arah rumah-rumah yang berada di sekitarnya.
Setelah cukup lama untuk berjalan, Rio berhenti melangkah di depan sebuah rumah.
Rumah itu tidaklah cukup luas maupun kecil. Tetapi terdapat halaman di bagian depan yang diiringi oleh pagar di luarnya.
Rio membuka pagar itu, lalu berjalan menuju pintu luar rumah itu.
Dia berhenti melangkah ketika tepat berada di depan pintu luar rumah.
"Sepertinya aku lupa untuk menaruh kuncinya....."
"Tunggu... Biarkan aku mencarinya, kalau tidak salah aku meninggalkannya di bawah karpet itu."
Dia menunjuk ke arah karpet yang berada di bawah kakinya. Membuka karpet itu, lalu....
"Benar, ini dia kuncinya..."
Sebuah kunci berada di dalam karpet itu setelah dia membukanya. Rio mengambil kunci itu lalu menutupi kembali karpet seperti sedia kalanya.
Setelah itu, Rio memasangkan kunci itu ke dalam sebuah lubang pintu dan mulai memutar kunci itu ke arah sebelah kiri. Lalu dia memegang gagang pintu dan membukanya.
Kini pintu rumah benar-benar terbuka. Rio melangkah memasuki ke dalam rumah lalu menutupi kembali pintu itu.
Dia melangkah berjalan melewati sebuah anak tangga dan berbelok ke arah kiri. Sekarang dia berhenti melangkah di depan sebuah ruangan.
Ruangan itu tertulis [Kamar RIO].
Dia mulai membuka pintu kamar itu lalu memasuki ke dalamnya.
Ruangan di dalam kamarnya tampak bersih dan barang-barangnya tertata dengan rapih.
Rio melangkah menuju kasur yang berada di ruangannya. Dia berbaring di kasur itu sambil melihat ke arah langit-langit atap.
Hanya ada warna putih dari penglihatan matanya.
Dia mengganti posisi tidurnya ke arah kiri, lalu melihat sebuah kalendar di sebuah atas laci. Rio mulai memperhatikan kalender itu.
"Tersisa 2 hari lagi sebelum bencana Zombie datang kedunia ini. Sepertinya aku harus mencari persediaan makanan untuk kedepannya nanti."
Benar, yang membuatnya kembali ke masa lalu adalah karena dia ingin menyelamatkan adik perempuannya. Bencana Zombie akan terjadi sekitar dua hari lagi, dan sekarang Rio harus bersiap-siap untuk kedatangan bencana itu.
Stok persediaan makanan adalah hal yang sangat penting ketika bencana Zombie terjadi. Karena pada saat itu, makanan adalah sumber yang berharga bagi manusia.
"Adikku belum juga pulang dari sekolahnya. Selagi aku menunggu adikku pulang, aku akan membeli banyak makanan untuk persediaan bertahan hidup."
"Sistem! Keluarkan semua uang yang bisa aku ambil!"
[Anda saat ini memiliki saldo UNLIMITED. Silahkan tulis berapa banyak uang yang akan Anda ambil di dalam sistem ini.]
Rio mulai menuliskan angka di dalam papan hologram itu.
"10 Milyar sepertinya cukup. Masukan semuanya ke dalam rekening ku!"
Setelah itu, sebuah ponsel yang berada di kantong celananya berdering dan Rio merogoh isi kantong itu, lalu melihat pesan yang berada di dalam ponselnya.
[Mentransfer Sekitar : 10,000,000,000 RUPIAH]
"Sepertinya sudah masuk. Aku akan pergi ke beberapa toko makanan untuk membeli persediaan makanan."
Dia bersiap pergi untuk meninggalkan rumah.
"Sebelum itu, sepertinya aku harus mengganti pakaianku dulu."
Rio mulai menjentikkan jarinya. Pakaiannya kini berubah menjadi kaos lengan pendek dengan celana panjang hitam yang dipakainya.
"Ini baru bagus...."
Beberapa saat kemudian setelah Rio meninggalkan Rumahnya.
Rio berjalan-jalan melewati toko-toko pinggir jalan di sepanjang perjalanannya.
Dia mulai berhenti melangkah di sebuah Alfagaart yang berada di depannya.
Rio memasuki ke dalam Alfgaart itu dan melangkah menuju arah kasir.
"Apakah aku bisa membeli semua makanan yang ada di Alfagaart ini?"
Mbak-mbak kasir yang bertugas berjaga dan melayani pembeli, terkejut mendengar perkataan yang baru saja di ucapkan oleh Rio.
"Apakah kamu bercanda? Ini serius atau kamu ini hanya berbohong?"
Mbak-mbak kasir yang terlihat cukup muda itu melihat ke arah pakaian yang dikenakan oleh Rio, lalu melihat ke arah luar Alfagaart ini.
Dia sungguh curiga kepada pelanggan yang bernama Rio ini. Bukan hanya tampangnya yang terlihat miskin, dia bahkan tidak mengendarai kendaraan apapun ketika sampai berada di sini.
Ini jelas hanya tipuan oleh anak muda. Yang lebih jelasnya mbak-mbak kasir itu mencurigai Rio sebagai pencuri yang berkedok sebagai pembeli.
"Kamu pasti pencuri! Mana mungkin orang sepertimu yang terlihat miskin bisa membeli semua makanan yang ada di alfagaart ini! Lebih baik kamu pergi atau aku akan melaporkan ini kepada Polisi!"
Rio tampak tidak terkejut dengan perkataan mbak-mbak kasir itu, malahan dia bersikap tenang seolah-olah tidak terjadi apapun.
"Apakah kamu tidak mempercayai ucapanku? Aku ini seorang pelanggan loh... Apakah ini sikap seorang pegawai Alfagaart kepada seorang pelanggan?"
"Heh.. Aku tidak akan tertipu! Mana mungkin bocah miskin sepertimu bisa membeli semua makanan yang ada disini!"
"Hooh jadi begitu? Apakah penampilanku ini terlihat seperti orang miskin di matamu?"
"Iya memang begitu! Dasar bocah miskin! Tempat ini bukanlah tempat yang cocok untuk orang sepertimu! Sana pergi! Sebelum aku melaporkan ini kepada Polisi! Aku sudah merekammu di CCTV, jadi aku akan menjadikan ini sebagai bukti nanti di pengadilan!" Pegawai kasir itu menunjuk kearah CCTV yang berada di pojok atas ruangan ini.
Sementara itu, sebuah pintu terbuka dari gudang yang letaknya tidak jauh dari tempat kasir ini. Seseorang keluar dari gudang itu.
"Woii! Bisa enggak diam? Aku sedang menghitung stok makanan di gudang. Perdebatan kalian membuatku terganggu!"
"Ini mas Aryo! Bocah ini ingin mencuri makanan yang ada di sini!" Ucap sang mbak kasir itu.
"Heh kamu bocah! Apakah kamu tidak malu dengan umurmu yang segini mencuri makanan di Alfagaart? Apakah kamu tidak takut kami akan memberitahukan ini kepada orang tuamu?" Ucap Aryo.
Sementara itu, Rio yang terlihat tenang dari tadi, mulai membalas perkataan dari kedua orang itu.
"Apakah kalian berdua punya bukti yang cukup nyata? Biarkan aku menjelaskan kepada kalian berdua sekali lagi! Aku ini pembeli dan bukan pencuri!"
"Mana ada pencuri yang mau ngaku! Kalau kamu ngaku! Sudah pasti penjara sudah penuh dari dulu!" Ucap mbak kasir dengan nada lantang.
"Biarkan saja, jika kamu memang adalah seorang pembeli! Apakah kamu bisa membeli semua makanan yang ada di sini? Semua totalnya lebih dari 200 Juta Rupiah. Dilihat dari tampangmu, sepertinya bahkan kamu tidak mempunyai uang lebih dari 100 Ribu di dompetmu!" Ucap Aryo.
"Aku malas berdebat dengan manusia seperti kalian! Jika bukti nyata sepeti ini cukup untuk menyadari mata anj1ng kalian berdua, maka tidaklah masalah! Silahkan lihat dengan baik-baik dengan mata Anj1ng kalian! Lihatlah uang yang bahkan tidak bisa kalian raih dalam hidupmu!"
"10 Milyar!! Bagaimana ini mungkin bocah sepertimu mempunyai uang sebanyak itu!"
Kedua penjaga alfagaart itu terkejut melihat angka yang yang begitu fantastis di dalam smartphone Rio.
"Kamu!! Kamu pasti mencurinya! Cepatlah mengaku! Kami tidak ingin uang hasil curian sebagai alat pembayaran di tempat ini!! Cepat Mas Aryo telepon polisi!" Ucap Mbak kasir.
"Mencuri apanya? Apakah kalian tidak bisa melihat akun yang berada di dalam HPku? Disini tertulis Namaku! Kalian hanya bisanya cuman menuduh dan memfitnahku seenaknya! Jadi aku tidak akan pernah membeli di tempat kalian ini! Aku pergi!!"
Rio pergi meninggalkan Alfagaart itu.
"Tunggu pelanggan! Itu semua hanyalah kesalah pahaman! Kembalilah kesini!" Ucap Aryo.
"Tidak ada yang perlu di jelaskan, selamat Tinggal!" Rio membuka pintu Alfagaart itu, lalu pergi meninggalkan kedua penjaga alfagaart itu.
Sementara itu Aryo yang masih kepikiran dengan uang yang sebegitu banyak, membuatnya kehilangan kesempatan untuk mendapatkan bonus dari uang tersebut.
Aryo kembali dan memasangkan tampang marah kepada mbak kasir bodoh itu.
"Apakah kamu bodoh!!..." Aryo menampar Mbak kasir itu.
"Mas Aryo, kenapa kamu menamparku!? Itu sakit..."
"Biarkan bila itu sakit! Itu pantas untukmu bodoh! Apakah kamu tidak mengetahui bahwa kesempatan emas untuk mendapatkan bonus yang begitu besar telah hilang sia-sia akibat ulahmu!? Kamu ini benar-benar bodoh sekali! Bagaimana mungkin aku mempunyai teman bodoh sepertimu ini... Sungguh sial!" Ucap Aryo.
"Tapi.., bukankan kamu juga ikut membentak orang itu? Kamu juga salah atas kejadian ini!"
"Kamu ini bodoh! Jangan membawa namaku atas masalahmu!!"
Mereka berdua kembali cekcok dan pada akhirnya terjadi pemukulan dan kekerasan.
Sementara itu, Rio beralih mencari toko yang cukup banyak makanannya. Matanya tertarik ke arah sebuah toko Toserba dan mencoba masuk ke dalamnya.
Di dalam Toserba begitu luas, dan makanan di sini begitu banyak dibandingkan di Alfagaart itu.
Pelayanan yang dilakukan oleh kasir juga begitu ramah dibandingkan yang sebelumnya.
Rio membeli semua makanan yang ada di toserba dan menghabiskan cukup banyak uang untuk membeli banyak makanan itu.
Stok makanan yang berada di gudang juga dilibas habis dibeli oleh Rio. Makanan akan dikirim menggunakan sekitar 3 - 5 Truk untuk sampai kediaman Rio. Hari ini juga makanan akan segera di kirim dan akan sampai pada sore hari jika tidak ada cukup banyak kendala.
Hari ini sudah cukup sampai disini. Jam menunjukan pukul 15:10 dan seharusnya adiknya sudah sampai berada di rumah saat ini.
Kini Rio berjalan menuju rumah dan telah sampai berada di pintu depan rumah.
Dia memegang gagang pintu dan membuka pintu rumah.
Menghirup aroma masakan.
"Aroma ini... Sepertinya Rani sudah pulang."
Dia berjalan menuju dapur.
Rio melihat seorang gadis kecil berumur sekitar 13 tahun sedang memasak sesuatu.
Gadis itu berbalik menghadap ke arah belakang selagi dia sedang memegang centong di tangannya.
"Ah, kakak. Kamu sudah pulang ternyata."
"Ya, aku sudah pulang. Rani... Kamu sedang memasak apa itu?" Tanya Rio.
"Aku sedang memasak Sup, tempe dan telor untuk makan malam kita nanti." Rani menunjuk ke arah sebuah meja makan yang letaknya tidak jauh dari tempatnya berada.
Rio melihat ke arah meja makan. Disana terdapat telor dan tempe. Aroma harum yang baru saja dia rasakan tadi adalah aroma tempe yang baru saja matang.
" Lanjutkan saja masaknya. Aku ingin istirahat sejenak untuk menghilangkan penatku." Rio berjalan ke arah sebuah sofa yang jaraknya bersebelahan dari ruang makan.
Sedangkan itu Rani tanpa banyak bicara, terus melanjutkan masaknya dengan riang dan gembira.
Rio sudah tahu dia hanya ingin tidak mengganggu adiknya untuk memasak, karena itu dia beralasan lelah untuk tidak mengganggu adiknya.
Bagaimanapun, dia adalah seorang Dewa. Statistiknya juga sudah mencapai level maksimum. Bagaimana mungkin dia dapat kelelahan? Rio hanya mencari alasan saja karena dia merasa malu tidak bisa memasak di bandingkan adiknya.
Selagi Rio duduk di sofa, dia menyalakan sebuah TV dan terus mengganti channel ke selanjutnya dengan menggunakan remotenya.
"Acara Tv di sore hari benar-benar membosankan. Mereka semua bersenang-senang riang dan gembira. Padahal mereka tidak mengetahui bahwa dua hari lagi, tepatnya hari Kamis akan ada bencana wabah Zombie akan menyerang dunia pada saat itu. Ya, itu benar sekali. Aku ingin melihat wajah putus asa mereka selagi mereka semua berbahagia di hari ini."
Selagi dia bergumam pada dirinya sendiri, Rani memanggil dirinya untuk makan malam bersama.
"Kakak, makanan sudah siap. Ayo sini makan sebelum makanannya dingin."
"Ah, ya... Aku akan segera ke sana." Balas Rio.
Bangun dari posisinya, Rio mematikan Tv dan menaruh remote itu di meja. Lalu dia pergi ke ruangan sebelah yaitu ruang makan untuk menyantap masakan Rani.
RUANG MAKAN.
Rio duduk berhadapan dengan Rani selagi dia makan bersama.
Mengunyah dan memakan, Rio terus melahap makanannya dengan menggunakan sendoknya.
10 menit telah berlalu. Makan malam telah selesai. Rio bangkit dari kursi dan kembali menuju ke ruang kamarnya.
Hari ini juga sudah mulai malam. Jam dinding di kamar Rio menunjukan pukul 17:46. Saat ini Rio berada di Balkon kamarnya.
Dari sini dia bisa melihat matahari terbenam dari balkon kamarnya. Berwarna oranye kemerahan dengan rintikan gerimis hujan nan awan yang mendung.
Rasa sepi dan hampa.... Tidak ada suara berisik maupun suara motor yang berbunyi, menjadikan susana yang tenang dan lembut bagaikan bunga Sakura yang telah mekar di musim semi.
Rio menyukai suasana tenang itu. Dia hanya bergumam pada dirinya sendiri.
"Hmm... Suasana yang tenang ini, akan berubah menjadi suara ricuh pada 2 hari lagi... Sungguh sangat di sayangkan. Tetapi aku tidak bisa menghentikan bencana itu sama sekali. Yah setidaknya aku bisa melindungi adikku selama bencana Zombie terjadi."
Dia terus bergumam pada dirinya sendiri. Tetapi dia berhenti setelah suara bunyi Truk berhenti di depan rumahnya.
"Sepertinya telah sampai. Aku ingin segera melihatnya dari dekat."
Rio kembali ke kamarnya. Dia ingin menuju ke bawah untuk melihat paketnya. Tetapi ketika dia ingin membuka pintu kamarnya, Rani membuka pintu kamarnya duluan dan....
"Kakak, apakah kamu memesan sesuatu?" Tanya Rani.
"Ya, ikut aku kebawah!" Balas Rio.
Rio memegang tangan adiknya, dan menuntunnya ke bawah.
Membuka pintu luar rumah. Seseorang tengah berdiri di luar pintu pagar rumah. Orang itu mengenakan seragam dengan topi berwarna merah putih dengan logo Toserba di bajunya.
Pergi ke arah orang itu, Rio mulai membukakan pintu gerbang dan mulai mengobrol dengan lelaki kurir itu.
"Atas nama Rio yah?" Tanya kurir.
"Ya benar, saya yang memesan paketnya."
"Semua makanannya akan di taruh di dalam atau di halaman?" Tanya mas kurir itu.
"Taruh di halaman saja, di dalam rumah juga sepertinya tidak akan muat. Jadi taruh disini saja." Rio mulai menujuk ke arah halaman rumahnya.
Mas kurir mengerti dengan maksud Rio. Dia dengan sigap dan cepat untuk memerintahkan bawahannya untuk menaruh paket makanan di halaman rumah Rio.
2 menit telah berlalu, Rio tengah berdiri di depan pintu luar rumahnya sambil memperhatikan para pekerja menaruh makannya.
Sedangkan itu, Rani yang terlihat kebingungan dengan sikap Rio yang begitu aneh, mulai menanyakan sesuatu kepadanya.
"Kakak, kamu kenapa memesaan makanan sebanyak ini? Darimana kamu mendapatkan uang yang begitu banyak? Dan juga bagaimana cara kita untuk menghabiskan makanan yang begitu banyak?" Rani menunjuk ke arah setumpukan makanan.
"Tenang saja. Kamu akan segera mengetahuinya nanti." Rio membalas pertanyaan Rani dengan bersikap tenang.
Kardus-kardus makanan bertumpuk dengan rapi. Tingginya mencapai 8 meter dengan luas hampir memenuhi semua halaman rumahnya. Dari sini dia tidak bisa melihat ke bagian luar halaman. Jangankan melihat, Rani bahkan tidak bisa keluar rumah jika ada kardus makanan yang mengahalanginya.
Akibat kejadian yang begitu heboh itu, para tetangga mulai keluar dari rumahnya. Mereka berkumpul dan mulai bergosip mengamati makanan yang di pesan oleh anak yang bernama Rio ini.
Alasan mengapa mereka mencibir Rio dari belakang adalah karena mereka tidak senang dengan kedatangan begitu banyak orang yang begitu ribut, dan alasan lainnya karena mereka mengetahui bahwa Rio adalah anak yatim piatu yang begitu miskin.
Saat ini Rio dan adiknya hanya diuurus oleh bibinya. Sedangkan gaji bibinya yang sebagai pembantu rumah tangga tidak lebih hanya 1,5 Juta Rupiah. Sudah jelas para tetangga curiga jika uang yang dibayarnya adalah uang hasil curian.
Rio sudah mengetahui itu. Dari jarak yang hanya beberapa meter dari dirinya berdiri, dia bisa mendengar obrolan para tetangga yang menjelekan tentang dirinya. Dia hanya bersikap acuh tak acuh tidak memperdulikan omongan itu dan terus memperhatikan para pekerja bekerja.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!