Belakangan diantara Para Pembisnis tengah dihebohkan dengan salah satu kabar menarik.
Ini soal seorang CEO dari Perusahaan Smith Group, yang kabarnya juga merupakan salah satu Calon Pewaris Anderson Group.
Putra Tertua dari Pewaris Anderson Group saat ini, Antony Callisto dengan seorang Artis Populer Emelin Smith. Dia bernama Alexander Smith.
Alexander Smith, sempat mendapatkan kepopulerannya di dunia hiburan ketika dia masih kecil, pernah di nobatkan sebagai aktor kecil paling populer kala itu.
Namun, dia sudah menghentikan dunia aktingnya, ketika memasuki masa remaja, memutuskan untuk mengikuti jejak Sang Ayah sebagai seorang Pengusaha.
Alexander Smith terkenal sebagai Sang Jenius di Keluarganya yang sudah mendapatkan berbagai penghargaan dan prestasi sejak dia masih kecil, dan sekarang ketika dia menjadi CEO, dia berhasil meningkatkan Laba Perusahan dengan cukup signifikan.
Taman, Kaya dan Pintar, itu adalah gambar dari Alexander Smith.
Saat ini, Keluarga itu sedang sarapan disalah satu meja makan, namun Sang Putra tertua mereka terlihat sudah berdiri bersiap pergi dari sana.
"Alex, kenapa kamu buru-buru seperti itu?" Tanya Sang Ibu dengan penuh perhatian.
Alex lalu tersenyum pada Sang Ibu,
"Hari ini aku memiliki jatwal yang padat, aku akan mengecek ketempat salah satu Proyek baru yang akan di laksanakan Perusahaan, namun aku harus ke Kantor dulu untuk mengambil beberapa berkas penting,"
Sang Ibu yang melihat Putra tertuanya itu menjadi begitu sibuk, lalu sedikit berkomentar,
"Astaga, Alex sekarang kamu benar-benar begitu mirip dengan Papamu, begitu sok sibuk," kata Emelin dengan ekpersi cemberutnya itu.
Alex yang mendengar komentar itu hanya tersenyum, lalu mulai mengulurkan tangannya dan bersalaman dengan Emelin, untuk berpamitan pergi.
"Aku pergi dulu, Mama,"
Emelin tidak bisa berbuat apa-apa, lalu hanya mengelus ringan rambut Putranya itu.
"Kamu hati-hati dijalan, dan jangan lupa tetap makan teratur, kamu bisa membawa bekal yang sudah Mama siapkan di dapur,"
Alex yang masih diperlakukan seperti anak kecil oleh Mamanya itu, wajahnya sedikit memerah sedikit malu.
"Mama jangan seperti itu, Alex kan sudah dewasa, jangan perlakuan Alex seperti anak kecil terus,"
Emelin lalu tertawa, dan berkata,
"Untuk Mama, Alex selau menjadi Pangeran Kecil dihati, Mama, Putra Mama yang paling lucu,"
Seluruh Keluarga itu lalu tertawa mendengar komentar dari Emelin itu, termasuk kedua adik Alex.
"Julio, Alena kalian jangan menertawakanku!!" Kata Alex berkomentar pada kedua adiknya yang tertawa itu.
"Baiklah-baiklah, Kak Alex sudah yang paling dewasa diantara kita, apakah tidak mempertimbangkan Pernikahan?" Kata Julio dengan nada bercanda.
"Diamlah, Julio, bagaimana denganmu apakah kamu sudah mendapatkan Pacar?"
Melihat kedua Kakak laki-lakinya itu sudah berdebat, Sang Adik Perempuan lalu berkata,
"Sudahlah, Kak Alex dan Kak Julio, jangan mulai lagi, deh,"
Kedua Kakak laki-laki itu lalu segera berkata bersamaan pada Alena,
"Dan kamu, Alena tidak bisa dekat-dekat dengan laki-laki dulu, kamu masih kecil,"
"Alena, kamu tidak bisa berkencan dulu, jika ada laki-laki yang mendekatimu bilang dulu dengan Kakak,"
Alena lalu segera menjawab,
"Astaga, aku kan juga sudah berumur dua puluh tahun,"
Emelin yang melihat pertengkaran saudara-saudara itu, lalu tertawa dan berkata,
"Astaga, kalian sudah mulai lagi, sudah sana Alex hati-hati jika ingin berangkat,"
Alex lalu mulai melambaikan tangannya pada kedua adiknya itu, lalu segera bersalaman dengan Ayahnya.
"Hati-hati, dijalan,"
Alex yang mendengar itu dari Ayahnya tiba-tiba merasa aneh.
"Apa? Tumben Ayah menyuruhku hati-hati,"
"Kamu kan tahu sendiri, belakangan ada banyak masalah dengan Perusahaan saingan,"
"Sudah, Ayah tidak usah khawatir, Alex bisa menjaga diri dengan baik, dan akan pulang dengan selamat,"
Alex lalu mulai melambaikan tangannya lagi.
"Nanti, malam mari masak makanan kesukaanku," kata Alex dengan ekspresi ceria.
"Ya, Kak Alex tidak boleh pulang terlambat,"
"Tentu saja, Mama akan memasakan masakan Kesukaan Alex,"
Itu adalah kata-kata sapaan pagi itu, sebuah janji yang mungkin akan sulit ditepati.
Karena beberapa jam setelahnya, saat Alexander mulai menuju ketempat Proyek, dia terlibat suatu Insiden.
Saat ini didalam mobil, Alex bersama salah satu supir, terlihat sangat cemas.
"Pak, Supir apakah bisa lebih cepat lagi?"
"Maaf, Tuan Muda saya sudah berusaha, namun mobil yang mengikuti kita mereka cukup cepat, saya tidak tahu bagaimana menghindarinya,"
"Sial,"
Alex hanya bisa mengutuk ketika melihat beberapa mobil mulai mendekat, dan salah satu mobil mulai menabrak bagian belakang mobil yang ditumpanginya sekarang.
Dan sangat sial, saat ini mereka ada di tepi suatu jurang di pinggiran hutan, karena tempat proyek memang ada di daerah pinggiran kota.
Ada sebuah tikungan didepan, Alex jelas merasa begitu takut sekarang.
"Awas Pak...."
Sayangnya, sopir itu tidak bisa mengeram tepat waktu karena mobil yang menabraknya dari belakang membuat keseimbangan mobil goyah.
Alex yang melihat jurang tepat dihadapannya itu tiba-tiba memiliki perasaan yang cukup sedih.
Dirinya tidak pernah mengira jika harus hal bisa menjadi seperti ini.
Kenangan pagi itu sebuah sarapan banget dengan keluarga lengkap, kembali terngiang.
"Maaf... Papa... Mama... Julio, dan Alena, Kakak mungkin tidak bisa menepati janji...."
Dan setelahnya terjadi ledakan yang sangat keras ketika mobil itu jatuh kedalam jurang itu.
Setelahnya, dari atas jurang, dari dalam mobil yang menabrak paksa mobil Alex itu, keluarlah seorang Pria, yang tadi menyetir mobil itu, dia menatap puas kearah jurang itu.
"Hahaha... Rasakan itu, dasar brengsek!! Dengan ini Ayah dan Ibu pasti akan senang melihat anak dari musuh mereka, dan penghalang bisnis mereka akhirnya mati, mereka pasti akan sangat senang padaku,"
Salah atau orang keluar lagi dari dalam mobil.
"Ya, Tuan Muda sudah melakukan hal yang baik, saya yakin ini akan membuat Tuan Geovanni dan Nyonya Isabella merasa senang pada Tuan Muda,"
"Hmm, tentu saja, kamu segera bereskan semua ini, jangan sampai polisi tahu,"
####
Saat itu, suasana pinggiran hutan terlihat sepi, hanya ada seorang gadis tertentu memegang senapannya, menatap kedalaman hutan bersama dengan bawahannya.
Hutan itu, juga merupakan kawasan berburu yang cukup bagus.
"Nona, lihat di ujung saja sepertinya ada mangsa yang bagus,"
Gadis itu yang melihat ada mangsa yang bagus segera tertawa,
"Ya, kamu tunggu disini, aku akan mengejar mangsa itu,"
Gadis itu terlihat bersemangat, lalu mulai memasuki pinggiran hutan, mengejar buruannya itu.
DORRR
"Sial!! Lolos!!"
Targetnya ternyata berhasil lolos, dan sekarang gadis itu terlihat kesal.
"Mari cari mangsa lainnya,"
Namun ketika dirinya melihat-lihat sekeliling tempat itu, dirinya menemukan sesuatu yang mengejutkan.
Itu adalah tubuh seorang Pria yang memakai baju compang-camping, dan penuh dengan darah.
Gadis itu terlihat sangat kaget, berpikir dirinya menemukan sebuah mayat.
"Astaga, apakah ini mayat orang mati?"
Namun, dirinya segera menormalkan ekpersinya, dan mulai mendekati kearah tubuh yang berlumuran darah itu.
Gadis itu, mulai memeriksa denyut nadi dan nafas Pria itu.
"Dia masih hidup, aku harus segera menolongnya,"
Gadis itu terlihat panik, lalu meletakkan senapan yang dibawanya, dan mulai mencoba mengotong Pria itu.
Gadis itu melihat, jika luka yang dialami Pria itu tidak terlalu parah, setelah diperiksa hanya ada beberapa memar dan benturan.
Dengan cepat, gadis itu membawa Pria itu mendekat ke bawahnya.
Tentu saja bawahannya itu menatap kaget ketika melihat Nonanya itu tiba-tiba membawa seorang Pria tidak dikelan.
"Ini... Siapa dia Nona?"
"Aku juga tidak tahu, sudahlah sebaiknya kita segera menolongnya,"
Tanpa banyak basa-basi, mereka lalu mulai membawa Pria itu ke Villa mereka yang tidak jauh dari sana dan segera memanggil dokter yang berada di desa kecil dekat sana.
Karena tempat itu cukup terpencil, cukup susah memanggil Ambulans dari kota, apalagi medan yang cukup berbahaya.
Gadis itu melihat dokter itu memeriksa Pria itu dengan cemas.
"Bagaimana keadaannya dokter?"
"Akan lebih baik jika dibawa ke Rumah Sakit besar, namun untuk sementara jika tidak ada luka besar hanya ada beberapa benturan kecil, jika sampai nanti malam, dia tidak sadar, ada baiknya dia harus dibawa ke Rumah Sakit. Sementara saya akan merawat lukanya, dengan peralatan seadanya,"
Gadis itu merasa sedikit lega,
"Ya, lakukan yang terbaik,"
Dan begitulah perawatan itu dimulai, setelah dokter pergi, sekarang tinggal gadis itu yang berada disana, menatap Pria yang terbaring di Rumah Sakit.
Cukup penasaran, siapa sebenarnya Pria itu.
Gadis itu lalu mulai berinisiatif untuk membersihkan wajah Pria itu dengan lap, dan setelah wajah itu terlihat cukup bersih, Gadis itu terkejut.
"Astaga, apakah aku menemukan Pangeran tidur atau sesuatu? Kenapa dia terlihat sangat tampan?"
Namun gadis itu hanya bisa menatap Pria yang masih tidak sadarkan diri itu.
"Aku harap kamu segera bangun dan baik-baik saja,"
Namun sayangnya, bahkan sampai malam hari, Pria itu masih belum bangun juga, membuat gadis itu terlihat cemas.
"Aduh, bagaimana ini? Apakah keadaan dia lebih parah daripada yang dokter kita?"
Gadis itu terlihat mondar-mandir dengan ekpersi panik dan cemas.
"Bagaimana ini?"
Terlihat kekhawatiran yang jelas, saat gadis itu mulai menatap wajah Pria yang terbaring itu.
Ketika Pria itu terbaring, terlihat ekpersi damai dalam tidurnya, sedikit membuat gadis itu terkesima
Gadis itu mulai mengelus rambut Pria itu, merasa rambutnya begitu halus.
Gadis itu mulai memperhatikan lagu dengan seksama Pria didepannya, bagaimana wajah ini jika semakin dilihat semakin taman, lihat hidung mancungnya, dan bulu mata yang indah yang dia miliki, juga kulit putihnya itu.
Ketika gadis itu meraba wajah Pria itu, tiba-tiba mata yang dari tadi tertutup itu segera terbuka.
Hal itu membuat gadis itu tersentak kaget, dan segera mundur kebelakang.
Pria itu mulai memegangi kepalanya, dan berkata dengan suara serak,
"Ini... Ini dimana?"
Gadis itu kembali menormalkan ekspresinya lalu segera berkata,
"Ini ada di Villaku. Kamu sepertinya mengalami kecelakaan. Apakah kamu ingat sesuatu?"
Pria itu lalu terdiam, mencoba menggali ke dalam ingatan nya dan berpikir namun sepertinya tidak menemukan apapun.
"Aku tidak ingat apapun,"
Gadis itu, hanya sedikit kaget lalu berkata,
"Emm, apakah kamu memiliki keluarga yang bisa dihubungi?"
Pria itu lalu mengelengkan kepalanya,
"Aku tidak ingat apapun..."
"Apa?"
Jelas gadis itu sangat kaget mendengar itu.
Jangan bilang Pria didepannya ini tengah hilang ingatan?
"Aku tidak ingat apa-apa,"
"Kamu.... Kamu... Kamu tidak ingat siapa namamu?"
Pria itu lalu terdiam sebentar, mencoba berpikir keras.
"Alex.... Aku hanya ingat nama itu entah itu namaku atau bukan, aku tidak tahu,"
Gadis itu sekarang memiliki ekspresi panik, mulai berpikir jika ini sepertinya akan lebih merepotkan daripada yang dirinya kira.
Gadis itu menatap Pria Misterius itu dengan ekpersi heran lalu segera kembali bertanya,
"Apa? Kamu tidak ingat apapun? Bahkan namamu? Darimana kamu berasal?"
Pria Misterius itu lalu segera berkata,
"Ya, memang tidak ingat apapun... Ketika mencoba memikirkan masa lalu, kepalaku menjadi sangat sakit," kata pemuda itu sambil memegangi kepalanya.
Sekarang gadis itu, terlihat menjadi begitu binggung.
Apakah sebaiknya membawanya ke Rumah Sakit?
Bagaimana ini?
Sepertinya Pemuda didepannya mengalami Amnesia.
"Kamu.... Kamu benar tidak ingat apapun?"
Pemuda itu, sekali lagi terdiam dan mencoba berpikir, namun kepalanya menjadi sakit, dan membuatnya pusing, jelas itu membuat raut wajah Pria itu menjadi pucat.
Gadis itu yang melihat Pemuda itu, segera berkata lagi,
"Baik, baik, kamu tidak perlu mengingat lagi, kamu bilang kamu hanya ingat nama Alex bukan?"
Pemuda Misterius itu, lalu segera menatap gadis itu.
"Ya, mungkin aku memiliki nama Alex. Lalu... Kamu? Kamu siapa?"
Gadis itu lalu sedikit bercanda dan berkata,
"Aku Kekasihmu, Natasya. Kamu tidak ingat? Kita sedang berlibur disini,"
Alex menatap gadis bernama Natasya itu dengan ekpersi kaget,
"Kamu... Kamu Kekasihku? Kita sepasang Kekasih?"
"Ayolah, aku hanya bercanda, jika aku memang mengenalmu, tidak mungkin aku bertanya soal Identitas mu. Aku hanya kebetulan menemukanmu di tengah hutan dan membawamu kesini,"
Mendengar ucapan Natasya, Alex kembali menatapnya dengan heran, lalu segera berkata,
"Ah, begitu aku mengerti, tidak mungkin gadis secantik dirimu mau bersamaku,"
Natasya yang mendengar kata-kata yang terlihat cukup jujur yang menunjukan kepolosan itu, entah kenapa menjadi malu sendiri, wajahnya jadi memerah.
"Omong kosong apa yang kamu bicarakan? Aku tidak secantik itu, pula,"
Alex lalu kembali menatap Natasya lalu segera berkata apa yang ada dipikirannya.
"Tidak, kamu sangat cantik. Aku merasa kamu gadis paling cantik yang pernah aku temui," kata Alex dengan wajah tanpa ekpersi.
Natasya menjadi tersipu lagi lalu berkata,
"Astaga, bukankah kamu kehilangan ingatanmu? Pasti aku gadis pertama yang kamu temui setelah kamu hilang ingatan,"
"Tapi yang jelas aku merasa bahwa kamu adalah seorang gadis yang sangat baik karena mau menolongku,"
Natasya lalu kembali menatap Pria Tampan dihadapannya itu, astaga dengan wajah itu, berapa gadis yang dia goda dengan kata-kata manis semacam itu?
Dan pastilah banyak gadis yang sudah dia goda.
"Aku pikir, mungkin dimasalalu kamu sangat baik dalam mengoda gadis-gadis,"
Alex menatap Natasya dengan ekpersi heran, dan segera berkata,
"Aku hanya mengatakan apa yang aku lihat, terimakasih banyak karena menolongku,"
Natasya yang melihat ekpersi kepolosan dan kejujuran disana, tes tidak tahu harus berekspresi seperti apa, lalu segera berkata,
"Baik-baik, kamu sekarang Istirahat dulu, aku akan segera memanggil kan dokter,"
Dan tidak lama setelahnya, Natasya mulai memanggilkan dokter untuk memeriksa Alex lagi.
Tidak butuh waktu lama sampai dokter itu keluar dari kamar yang Alex tempati itu, Natasya menunggu di luar pintu terlihat cemas lalu segera bertanya,
"Bagaimana keadaan dia sekarang?"
"Kondisinya sebenanya tidak begitu buruk, hanya saja karena benturan mengakibatkan beberapa kerusakan pada memory otaknya, ini mungkin hanya sementara, atau malah bisa menjadi permanen, ya sekali lagi hanya bisa menyarankan agar membawanya pro salah satu Rumah Sakit besar untuk melakukan pemeriksaan yang lebih lanjut,"
Mendengar penjelasan dokter itu, Natasya hanya bisa menghela nafas.
Mungkin memang sebaiknya dirinya sekarang membawa pria itu ke rumah sakit setelah ini.
Namun bagaimana berikutnya?
Apa yang harus dirinya lakukan pada Pria itu?
Natasya lalu sedikit mengintip ke dalam kamar, dan menatap pemuda itu yang saat ini tengah melamun sendiri di kamar itu.
Melihat hal itu, Natasya merasa sangat kasihan.
Saat ini, Pemuda itu pasti juga berada dalam keadaan cemas dan panik, karena tidak dapat mengingat apapun, lagi dirinya berada di tempat yang tidak dikenal.
Natasya judulnya tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan pemuda itu saat ini.
Natasya mulai pikir, sepertinya untuk sementara dirinya akan merawat pemuda itu.
Dan begitulah awal dari Natasya mulai merawat Alex.
Dan sesuai yang Natasya katakan, Natasya mulia memperlakukan Alex dengan baik setelahnya, keesokan harinya, bahkan Natasya langsung membawa Alex ke Rumah Sakit didekat sana.
Dan sama seperti dokter yang memeriksa Alex, sebenarnya tidak ada kondisi apapun yang buruk, selain adalah gangguan pada Ingatannya.
Saat itu, mereka keluar dari Rumah Sakit, namun Nataysa melihat Alex masih terdiam duduk di kursi ruang tunggu.
"Aku rasa, aku terlalu banyak merepotkan mu,"
"Apa yang kamu katakan Alex? Ini baik-baik saja, kamu jelas tidak membuat aku repot, kamu tidak usah khawatir,"
Alex lalu terdiam sebentar, lalu segera berkata,
"Aku ingin bisa membalas kebaikanmu, apakah ada sesuatu yang bisa aku lakukan untukmu? Namun saat ini aku tidak punya apa-apa, selain tubuhku. Jadi aku akan menggunakan tubuhku untuk membalas kebaikan mu,"
Natasya hampir saja tersedak Jus yang diminumnya, otaknya mulai traveling kemana-mana mendengar ucapan omong kosong Alex itu.
Mengunakan tubuhnya bagaimana?
Wajah Nataysa jelas langsung memerah hanya dengan memikirkan melakukan hal-hal semacam itu dengan Pria didepan ini.
Selama Alex tidak sadarkan diri, dirinya memang sempat membantunya membersihkan tubuhnya itu, menyekanya dengan handuk, dan jelas dibalik baju biasa yang di pakai pemuda itu, terdapat tubuh bagus dan terawat dengan baik, apalagi dengan wajah tampan itu.
Jelas bisa megoda tiap wanita yang ada.
Natasya yang pikirannya kemana-mana itu, segera memukul ringan Alex dengan tangannya, dan segera berkata,
"Sudahlah, dengan bicara yang aneh-aneh, paling penting sekarang adalah untuk membiarkan tubuhmu pulih,"
"Tapi... Aku ingin membalas kebaikanmu,"
"Mari pikirkan nanti setelah kamu sembuh, dan jangan aneh-aneh bilang mengunakan tubuhmu atau sesuatu,"
"Tapi, aku benar-benar bisa membutumu menggunakan tubuhku, aku setidaknya bisa melakukan beberapa pekerjaan di rumah, aku melihat kamu sebelumnya kesulitan untuk membersikan Villa,"
Ah, jadi yang Alex maksud menggunakan Tubuhnya, benar-benar secara gamblang benar-benar mengunakan tubuhnya untuk aktivitas fisik?
Astaga, sekarang Natasya menjadi merasa sangat bersalah karena dirinya sempat berpikir yang aneh-aneh.
Sungguh, pikiran kotor macam apa itu?
Benar, Pelayan yang ada di Villa sedang meminta cuti, di sementara mau atau tidak mau dirinya terpaksa bersih-bersih Villa, karena dirinya tidak suka dengan debu bertebaran.
"Pikirkan itu nanti setelah kamu sembuh oke?" Kata Natasya lagi.
"Terimakasih sekali lagi, Nona Natasya,"
Natasya menjadi cukup kaget setelah mendengar panggilan itu,
"Kamu... Kamu tidak perlu memanggilku seperti itu, tidak perlu begitu sopan,"
"Lalu bagaimana aku memanggilmu?"
"Panggil saja aku Natasya oke?"
"Tapi aku melihat bahkan supir sebelumnya memanggilmu Nona Natasya,"
Natasya melihat, sepertinya Pemuda hadapannya ini cukup cepat belajar?
"Baiklah terserah kamu mau memanggilku apa, yang membuatmu nyaman saja,"
Mereka berdua setelahnya kembali ke Villa itu, dan menjalani hari-hari tenang.
Natasya merawat Alex, karena saat ini Alex masih ada dikursi roda karena cedera dikakinya.
Natasya juga akan membantu Alex untuk mengganti perban di kepalanya atau di tubuhnya.
Ya, ada beberapa luka goresan disana disini dan memar.
Jujur, Natasya setiap kali memegangi perban ditubuh Alex, dirinya menjadi memerah dan malu, pasalnya tubuh Alex yang benar-benar sangat memanjakan mata itu, membuat Natasya pikir kemana-mana.
Sama seperti saat ini, Natasya sedang merawat luka Alex.
Alex yang merasa dari tadi, Natasya menatapnya itu, segera bertanya lagi,
"Apakah ada yang salah, Nona Natasya?"
Natasya ketahuan menatap pria itu dari tadi jelas merasa malu, lu segera memalingkan wajahnya.
"Tidak ada, aku sudah menyelesaikan menganti perban, aku pergi dulu, kamu istirahat yang cukup,"
Dan begitulah keseharian mereka selama beberapa hari itu.
Sampai setelah lebih dari satu Minggu, keadaan tubuh Alex benar-benar sudah pulih, dan dia bisa berjalan dengan normal lagi.
Natasya sendiri cukup puas melihat sekarang Pria itu menjadi cukup sehat.
Namun sebenarnya dirinya memiliki beberapa masalah.
Ini sudah cukup lama sejak dirinya meninggalkan Rumah, dah dirinya pergi terlalu lama takut itu akan membuat lebih banyak masalah.
Namun bagaimana dengan Pria yang dirinya temukan ini?
Mas dirinya tidak bisa meninggalkan Alex sendirian ditempat ini, namun juga sangat tidak mungkin membawanya ke Rumah Keluarganya.
Memikirkan itu saja membuat Natasya pusing.
"Apa yang Nona Pikirkan?" Tanya Alex tiba-tiba itu, segera membuyarkan lamunan Natasya.
"Tidak ada, aku hanya berpikir jika cuaca hari ini baik,"
"Apakah kamu ingin berkeliling?"
Mendengar pernyataan itu, Natasya terdiam dan berpikir sebentar, lalu segera berkata,
"Tentu saja, mari kita jalan-jalan mencari udara segar, akan sangat membosankan jika kamu terus berada di Villa,"
Setelah itu, keduanya mulai berkeliling disekitar Villa itu, yang berada dekat sebuah hutan.
Di pinggiran hutan itu, ada sebuah air terjun yang indah, sangat cocok untuk menengkan pikiran.
Mereka berdua kemudian duduk disalah satu batu yang berada disana, menatap air terjun, lihat menikmati suasana di sana berdua saja.
"Tempat ini sangat indah," kata Alex.
Natasya lalu karena menatap kearah pria itu dan tersenyum,
"Benar bukan? Aku selalu menyukai tempat ini, ketika pergi ke sini pikiranku menjadi tenang,"
Telah mengatakan hal itu, lagi percakapan diantara keduanya, k sama-sama diam untuk menikmati keindahan alam.
Sampai tiba-tiba sesuatu hal yang tidak terduga terjadi.
Beberapa Pria bertopeng tiba-tiba mengepung kearah dimana Natasya dan Alex berada.
Jelas saja mereka berdua langsung menjadi kaget.
"Apa mau kalian?" Kata Alex dengan panik, sambil mencoba membuat Natasya dibelakangnya, untuk melindunginya.
"Diam kamu!! Capat serahkan gadia itu pada kami!"
Melihat yang mereka incar ternyata adalah Natasya, tiba-tiba kemarahan muncul dalam hati Alex.
Barani-beraninya orang sialan ini ingin menyakiti Nona Natasya?
"Aku tidak akan membiarkan kalian menyentuh Nona Natasya!"
Dan begitulah awal dari perkelahian itu, antara Alex melawan para Pria bertopeng itu.
Disini, Natasya sedikit kagum melihat ternyata Alex sangat hebat berkelahi, hasil menjatuhkan dua pria sekaligus dengan tangan kosong, sekarang membuat seorang pria kesakitan di sana.
Adegan itu berlangsung cepat, tepat ketika seorang Pria hendak mengeluarkan sebuah Pisau.
"Alex Awass!!"
Jelas saja Natasya tidak hanya diam saja, dirinya segera mengambil sebuah batu yang cukup besar, dan dilemparkan kearah Pria yang memegang pisau itu membuat Pria itu kesakitan dan berdarah akibat lembaran batu yang tidak main-main itu.
Hal-hal seperti ini, jelas bukan pertama yang dirinya alami, sebelumnya pernah terjadi hal yang sama ketika beberapa orang mencoba mengincar dirinya.
Awalnya itu dirinya kira hanya kebetulan, namun melihat kali ini adalah kedua kalinya, Natasya berpikir, jelas ada orang yang benar-benar mengincar nya dengan sengaja.
Sial, dirinya kurang waspada.
"Nona, apakah Nona Natasya, baik-baik saja?"
"Ya, aku baik-baik saja, bagimana denganmu?"
Alex lalu tersenyum dengan bangga,
"Tentu saja aku baik-baik saja sekarang. Mereka benar-benar bukan apa-apa di hadapanku, mari baiknya kita segera pergi dari sini aku rasa di sini terlalu lama berbahaya,"
Dan begitulah akhirnya mereka segera pergi dari sana kembali ke Villa, dan mulai menyuruh beberapa bawahan Natasya untuk lebih waspada.
Namun, sejujurnya, Natasya juga tidak benar-benar percaya dengan para bawahannya itu.
Bagaimana bisa orang-orang yang mengincarnya itu bisa tahu pasti soal lokasi dirinya berada jika tidak ada penghianat?
Hal-hal ini benar-benar meresahkan jika memikirkannya.
Ketika dirinya tidak tahu siapa yang menjadi musuh dan siapa yang memihak kepada dirinya.
Kemudian Natasya menatap Alex.
Ketika sebuah ide tiba-tiba muncul.
Alex bukankah tidak punya tempat untuk kembali?
Dirinya juga membutuhkan seorang yang bisa dirinya percayai, dan lagi Alex tenyata sangat hebat dalam berkelahi.
"Alex,"
"Iya, Nona ada apa?"
"Aku sebentar lagi akan segera Pulang ke Rumah Keluargaku,"
Mendengar hal itu, perasaan Alex tiba-tiba menjadi rumit, memikirkan mungkin ini saatnya mereka berpisah?
Namun dirinya tidak tahu harus kemana jika berpisah dengan Natasya.
Natasya jelas melihat ekpersi sedih itu.
"Apa yang kamu takutkan? Aku tidak akan meninggalkanmu, mari ikut aku pulang ke Rumah Keluargaku, aku ingin kamu menjadi Bodyguardku, seseorang yang bisa melindungiku dan bisa aku percaya,"
Alex jelas kaget mendengar permintaan tiba-tiba itu.
"Nona itu...."
"Apakah kamu tidak ingin?"
Alex segera mengelengkan kepalanya dan berkata,
"Tidak, aku sangat senang jika bisa menjadi Bodyguard Nona Natasya dan melindungi Nona,"
Natasya yang mendengar itu jelas menjadi senang.
"Itu bagus sekali, namun menjadi Bodyguardku bukan hal mudah, seperti yang kamu lihat ada beberapa orang yang mengincar ku seperti sebelumnya,"
Alex lalu tersemyum dan berkata,
"Tidak masalah, aku akan selalu melindungimu dan berada disisimu, tidak akan pernah membiarkan seseorang sampai menyakitimu,"
Kata-kata penuh ketulusan itu membuat hati Natasya menjadi hangat.
Walaupun dirinya belum lama mengenal Alex, namun dirinya merasa Alex bukan orang jahat.
Sangat baik memiliki seseorang yang berada di sampingnya yang bisa dipercaya.
Natasya sangat senang dengan hal ini.
Hari segera berlalu dengan cepat, dan sesuai rencana akhirnya Natasya memutuskan untuk pulang ke Rumahnya.
Saat ini, Natasya baru saja selesai berbelanja di Departemen Store untuk membelikan Alex beberapa pakaian yang Pas untuk menjadi Pengawal Pribadinya.
Dan ketika memilih baju, Natasya merasa puas melihat hasilnya, bahwa dengan pakaian Jas seperti itu terlihat sangat cocok untuk Alex.
"Baik, segera kita ambil saja ini semua, semua ini sangat cocok untukmu, Alex,"
Alex menatap tumbukan baju yang Natasya pilih, merasa sedikit ragu.
"Tapi kurasa ini terlalu berlebihan jika semua,"
Natasya yang melihat Alex sepertinya merasa tidak enak itu, segera berkata,
"Alex, sungguh ini tidak apa-apa. Taukah kamu? Mulai sekarang kamu adalah Bodyguard Pribadiku, Natasya Scarlett. Keluargaku bukan Keluarga sembarangan, dan tentu saja aku sebagai Nona Muda dari Keluarga Kaya, tidak boleh memiliki Bodyguard yang sembarangan, jadi kamu juga harus memakai baju-baju yah bagus dan layak untuk jadi Bodyguardku," kata Natasya dengan senyumannya itu.
Tentu saja itu hanya semacam alasan agar Alex tidak terlalu komplain.
Dan Natasya sangat menikmati momen-momen berbelaja ini.
Sampai mereka saat ini pergi ke deretan jam tangan, dan Natasya berkata,
"Alex, kamu pilih saja jam yang kamu suka,"
Alex menatap deretan jam tangan itu, berpikir sebentar lalu mengambil salah satu dari deretan jam itu, menunjukannya pada Natasya.
"Ini terlihat bagus,"
Natasya lalu menatap jam tangan yang Alex pilih, ini adalah salah satu jam tangan branded yang sangat mahal, namun memang desain dari merk ini sangat klasik dan artistik, memiliki citra unik tersendiri.
"Kamu memiliki selera yang cukup bagus,"
"Aku hanya berpikir kalau jam ini entah bagaimana terlihat cukup familiar,"
"Benarkan? Apakah kamu ingat sesuatu?" Kata Natasya cukup terkejut setelah mendengar hal itu.
Alex mengelengkan kepalanya.
"Tidak... Hanya saja... Seolah aku pernah melihat jam jenis ini,"
"Sudah, kamu jangan terlalu banyak berpikir, pasti itu membuat kamu sakit kepala, sudah ambil jam itu dan kita akan membayar,"
Dan setelah memilih beberapa barang lain seperti sepatu dan dasi, Natasya tidak lupa membeli beberapa baju juga untuknya dan mereka segera membayar.
Natasya menyerahkan kartu hitam miliknya itu pada kasir.
"Ya, semua ini aku beli,"
Kasir itu yang melihat tumpukan barang mahal itu dibeli tentu saja merasa sangat senang dan melayaninya dengan baik.
Bahkan setelah melihat nota yang diberikan yang nilainya sepuluh digit itu tidak berpaing sedikit pun.
Natasya hanya berpikir, yah tidak ada salahnya menghabiskan beberapa uang Ayahnya yang menyebalkan itu.
Namun segera ekpersi ceria Natasya itu hilang ketika mereka kembali ke mobil dan perjalanan menuju Rumah Keluarga Scarlett.
Natasya jelas memiliki beberapa pemikir rumit jika menyangkut Rumah Keluarganya sudah seperti neraka abadi itu.
Hari-hari damai akhirnya berakhir, dan dirinya akan kembali ke realitas.
Melihat wajah Natasya menunjukan ekpersi sedih itu, Alex menjadi khawatir lalu bertanya,
"Apa apa dengan Nona Natasya? Apakah Nona baik-baik saja?"
Natasya lalu mencoba tersenyum pada Alex.
"Tidak apa-apa, saja aku memang tidak suka untuk pulang,"
"Nona tidak usah khawatir, akan ada aku yang menemanimu mulai sekarang,"
Mendengar itu, Natasya hanya tersenyum pada Alex.
Dirinya rasa mengajak Alex pulang tidak begitu buruk.
Dan begitulah akhirnya perjalanan yang cukup panjang itu dimulai.
Sampai mobil Natasya tiba disalah satu Rumah Mewah, dia segera disambut oleh beberapa Pelayan,
"Selamat Datang Nona Natasya,"
Natasya yang mendengar itu, hanya mengaguk dan mengabaikan mereka.
Dan tepat setelah Natasya pergi, beberapa pelayan itu mulai bergosip.
"Lihat, Nona Natasya itu dia benar-benar banyak bertingkah padahal hanya anak Tidak Syah dari Tuan,"
"Kamu benar, dia sangat sombong dan menyebalkan, aku merasa dia mungkin cepat atau lambat akan di usir dari Keluarga ini,"
"Ya, cukup masuk akal, bagaimanapun juga dia itu anak seorang Pelakor yang sangat handal yang dulu mengunakan berbagai cara untuk naik ke tempat tidur Tuan,"
"Benar, anak Pelakor tidak tahu diri itu, hah,"
"Aku sangat kasihan dengan Nyonya, dia masih harus bersikap baik dan merawat Nona Natasya selama ini, sungguh Nyonya benar-benar berhati besar,"
"Benar, namun lihat kelakuan Nona Natasya itu? Hanya suka membuat masalah,"
Gosip-gosip buruk selalu muncul disekitar Natasya sejak dia masih muda, dalam Keluarga ini dia tidak benar-benar diterima.
Natasya sendiri sudah terbiasa, dengan hal-hal itu, hanya berpura-pura tidak tahu mengabaikan mereka.
Sekarang tepat ketika Natasya mulai memasuki Sofa Ruang Tamu, dirinya melihat orang-orang yang membuat Natasya kurang nyaman.
Dirinya pikir setidaknya akan bertemu mereka nanti malam, namun kenapa mereka sudah ada disini?
"Sangat bagus, kamu telah menghilang dan pergi begitu lama meninggalkan Pekerjaanmu?"
Mendengar kata-kata Ayahnya itu, Natasya hanya bisa menunduk, dan berkata,
"Maaf, Ayah,"
Namun yang diterima oleh Natasya adalah sebuah tamparan dari Ayahnya itu.
"Dasar tidak berguna, kamu itu hanya bisa membuat aku malu!!"
Natasya hanya diam, Alex disampingnya tidak berani bertindak, karena kode yang Natasya berikan, walaupun dalam hati Alex begitu marah melihat Natasya di tampar seperti itu.
"Sudahlah, sayang jangan membuat darah tinggimu naik dengan berbicara dengan Natasya seperti itu,"
Itu adalah komentar Ibu Tiri Natasya yang mencoba menengakan suaminya itu, dia mencoba bersikap seramah dan semanis mungkin pada Suaminya itu.
"Hah, Natasya segera kamu ke kantor sekarang juga. Jangan buang waktu lagi,"
"Tapi Ayah...."
"Sekarang!!! Ada beberapa hal yang kamu harus urus!"
"Natasya, turutilah kata-kata Ayahmu, dan bersiap-siaplah ke kantor,"
Lalu segera Ayah Natasya yang tidak bisa menahan emosinya didepan Putrinya itu, segera pergi dari Ruang Tamu, menyisakan Ibu Tiri Natasya disana.
"Astaga, kamu pakai pulang segala, harusnya kamu tidak usah pulang selamanya,"
Mendengar kata-kata Sarkastik itu, Natasya menajdi marah dan berkata,
"Akan terlalu nyaman untuk Mama jika Aku tidak pulang,"
Mendengar itu, jelas Ibu Tiri Natasya itu menjadi marah dan berkata,
"Dasar kamu tidak tahu diri!!"
Dia berniat menampar Natasya, gadis itu jelas sudah pasrah menunggu tamparan itu, namun tamparan itu tidak sampai pada pipi Natasya.
Karena tangan Ibu Tirinya itu dipegang oleh Alex.
Ibu Tiri Natasya itu menjadi marah,
"Kamu!! Siapa laki-laki yang kamu bawa ini hah??" katanya sambil melepaskan tangannya dari Alex.
Natasya melihat respon Alex, cukup terkejut, namun dirinya entah kenapa merasa lega, lalu segera berkata,
"Ini adalah Pengawal Pribadiku. Dan Mama tidak perlu membuang tenaga untuk menamparku, aku akan segera pergi ke Kantor," kata Natasya sambil memalingkan wajahnya, berniat berjalan pergi.
Melihat dirinya diabaikan dan bagaimana Natasya pergi itu, jelas Ibu Tirinya itu tidak terima dan segera berkata,
"Dasar anak pelacur tidak tahu diri!!"
Natasya yang mendengar itu jelas merasa sakit hati, namun dirinya mencoba menahannya, karena percuma saja berbicara dengan Ibu Tirinya, kata-kata dan tindakannya tidak pernah sampai pada Ibunya itu.
Dan begitulah, akhirnya Natasya yang bahkan belum menginjakkan kaki ke Kamarnya, sudah kembali keluar menuju mobilnya.
Kali ini, Natasya menjadi marah dan suasana hatinya menjadi buruk.
Alex yang berada disana tidak tahu harus berbuat apa, dirinya tidak tahu jika hubungan Natasya dan orang tuannya cukup buruk.
"Nona Natasya tidak apa-apa?"
Natasya mencoba memaksakan senyumannya lalu berkata,
"Ada gunanya bersedih soal mereka berdua, mereka memang selalu seperti itu,"
Melihat ekpersi itu, Alex hanya bisa diam dan tidak bertanya lagi, mungkin bukan hal baik dan dirinya terus tanya.
####
Saat ini Natasya yang akhirnya sampai di ruangannya itu merasa sedikit lega, dan akhirnya duduk di sofa ruangan itu dengan tenang bersama Alex.
Natasya mulai melihat sekeliling ruangan itu yang tidak berubah.
Dia juga menyuruh Alex duduk.
"Mulai sekarang kamu akan menjagaku diruangan ini, kamu bisa duduk di kursi sebelah sana,"
Dalam ruangan itu, sudah ada set meja kerja pengawasan.
Natasya memang selalu memiliki Bodyguard yang menjaganya, sejak Insiden yang pertama, namun Natasya tidak begitu mempercayai orang itu, itulah sekarang kenapa Natasya menganti Bodyguardnya.
"Baik, Nona,"
Sayang sekali, tidak lama Natasya bisa bersantai, seseorang segera masuk kesana, itu adalah seorang pekerja yang mulai membawa beberapa dokumen kedalam dan menyerahkannya pada Natasya.
Natasya yang mentap banyak dokumen itu merasa cukup lelah.
"Semua ini?"
"Ya, ini adalah bahan Proyek di Kota C, klien kita sempat kecewa dan ingin membatalkan proyek. Nyonya menugaskan anda untuk mengurus hal-hal ini secepatnya, cari solusi agar memuaskan Klaein itu,"
Mendengar itu adalah perintah dari Ibunya, jelas sekali maksud dari hal itu, untuk menjatuhkannya dan mempermalukan dirinya jika sampai dirinya gagal dalam proyek ini didepan Kakek dan Neneknya, juga didepan Anggota Direksi.
Natasya lalu mulai menatap dukumen itu, dan melihat-lihat isinya.
Melihat lapran yang ada di dalamnya, wajah Natasya jelas menjadi pucat.
Sial, masalahnya ternyata sangat serius, memikirkan solusi untuk memuaskan Klaien ini sepertinya akan menjadi hal yang cukup sulit.
Bagaimana ini?
Jika sampai gagal....
Hanya memikirkan saja sudah membuat Natasya merasa pusing sendiri.
Alex yang menatap Natasya kebingungan itu lalu bertanya,
"Ada apa Nona?"
Natasya segera sadar dan menatap Alex.
"Aku diberi tugas yang bermasalah dan merepotkan," katanya sambil menunjukan beberapa dokumen itu.
Alex lalu segera menatap dokumen itu, mengambil itu dari tangan Natasya dan membacanya.
Natasya menatap penasaran kearah Alex, yang terlihat membaca dokumen-dokumen itu dengan cukup baik.
"Huh? Kamu mengerti soal hal-hal semacam ini?"
Alex yang tengelam dalam membaca dokumen itu segera mengalihkan tatapannya pada Natasya lalu berkata,
"Entahlah, aku merasa hal-hal seperti ini cukup familiar,"
"Kamu mulai ingat sesuatu?"
"Sayangnya tidak sama sekali, namun aku merasa masalah seperti ini sebenarnya bukan hal yang mustahil untuk dipecahkan, lihat disini masalahnya sebenanya tidak segawat itu," kata Alex sambil menunjukkan salah satu berkas disana.
Mendengar itu, jelas Natasya terkejut,
"Apakah kamu punya solusi?"
"Aku akan mencoba mempelajari hal ini, lebih lanjut. Aku pasti akan menemukan solusinya,"
Melihat senyuman penuh percaya diri dari Alex itu, membuat Natasya entah kenapa merasa berdebar.
Hanya bisa memikirkan, sebenanya siapa Identitas Alex ini?
Kenapa terlihat dia sangat familiar dengan hal-hal bisnis semacam ini?
Ini benar-benar membuat Natasya penasaran sekali.
Alex terlihat masih bisa melakukan aktivitas normal seperti membaca, menulis dan sebagainya, hanya hal-hal soal Siapa dirinya atau Keluarganya atau masalalunya yang dia tidak tahu.
Ingatan Yang Hilang
Namun seolah tubuh Alex masih bisa mengigat beberapa hal dasar.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!