NovelToon NovelToon

Merebut Hati Mantan Istri

Bab. 1

Dua orang beda generasi berlarian saat turun dari mobilnya. Mereka tidak berpikir panjang yang paling penting mereka sudah berhasil lolos masuk ke dalam rumah bak istana itu. Tapi, langkah mereka harus terhenti sejenak karena suara teriakan dari beberapa orang yang berpakaian keamanan berjalan bergerombolan kearahnya.

"Stop!!" Teriak Security itu yang berjalan ke arahnya Pak Ferdi yang berusaha untuk menerobos masuk ke dalam pagar besi yang menjulang tinggi itu.

Pak Ferdy dan cucunya spontan menghentikan langkahnya saat mendengar suara teriakan dari seseorang. Kedatangan Pak Ferdi kerumah besar dan mewah itu karena setelah mendapatkan jika salah satu dari anak kembar keponakannya itu tiba-tiba menghilang. Sehingga mereka berinisiatif mencari informasi dan berita di rumahnya mertua dari keponakannya itu.

Pak Ferdy menatap tidak percaya ke arahnya Security tersebut, "Apa kalian tidak mengenal saya?" Tanyanya dengan sedikit ketegasan.

"Kami sangat tahu Anda itu siapa tapi,kami tidak mungkin menentang perkataan dari Nyonya Besar lagian Nyonya Dwi sudah pergi dari sini," ungkapnya Security tersebut.

"Kakek, dimana Samudera?" Rengeknya Angkasa dengan menarik lengan bajunya Pak Ferdy.

Pak Ferdy tidak tahu harus berbuat apa dan cara menjawab pertanyaan dari Samudera. Ia banyak memikirkan kemungkinan yang bisa terjadi dari kejadian ini.

"Aku tidak percaya jika Nyonya Dwi tidak ada di dalam, kecuali kalian membolehkan aku masuk ke dalam untuk melihat langsung," geram Pak Ferdy dengan menaikkan sebelah alisnya yang sangat tidak percaya dengan perkataan mereka.

Pak Ferdy beranggapan ini hanya alibi dan alasannya Nyonya Dwi dan mereka semata untuk menyembunyikan keberadaan Samudra dari Audrey Vanessa Mama kandungnya anak kembar tersebut.

Security itu saling berpandangan lalu segera menghubungi kepala pelayan untuk menginformasikan apa yang telah terjadi di depan pagar.

"Kalau bapak tidak percaya, aku akan segera menelpon nomor kepala pelayan kami, agar Bapak bisa yakin dan percaya jika kami tidak berbohong atau pun mengada-ada saja," ungkapnya Security itu yang menatap jengah ke arah Pak Ferdy.

Setelah beberapa saat kemudian, Security itu mengijinkan Pak Ferdy dan Angkasa untuk masuk memeriksa langsung keadaannya. Agar keduanya bisa percaya dengan apa yang mereka sudah jelaskan.

Pagar menjulang tinggi itu terbuka lebar, Angkasa langsung berlari kencang masuk ke area rumah yang bagaikan istana itu. Dia kemudian mencari keberadaan adik kembarnya hingga ke seluruh penjuru rumah.

"Samudra… kamu di mana? Kakak datang menjemputmu!!" Teriaknya Angkasa dengan suaranya yang cukup tinggi dan melengking membuat bising ruangan tersebut.

Beberapa maid maupun pelayan yang mendengar teriakannya dan melihat langsung kedatangannya tidak ada yang berani berkomentar atau pun mendekatinya seperti biasanya jika dia datang berkunjung ke rumah itu.

Mata mereka hanya memandang penuh kasihan, rasa iba kearahnya Angkasa mantan Tuan Muda mereka. Para maid semua yang tahu apa yang telah terjadi dengan anak kembar itu tapi, satupun dari mereka tidak ada yang berani untuk membuka mulutnya lalu berbicara.

Ketakutan mereka mengalahkan rasa iba yang ada di dalam hatinya sehingga, membuat mereka terlalu takut dengan ancaman dari Nyonya Dwi junjungannya yang menjadi atasan mereka.

"Apa yang terjadi di sini? Kenapa ada anak kecil yang berlarian di dalam rumah lalu berteriak-teriak seakan-akan rumah ini adalah hutan belantara yang dipenuhi dengan pohon dan hewan," sarkas kepala Pelayan Pak Johnny dengan tatapan merendah ke arah Angkasa dan Pak Ferdy berada.

Pak Jonny dengan wajahnya yang jumawa, congkak dan penuh kesombongan berdiri di depan Pak Ferdy seakan-akan dia lebih hebat dari segala-galanya yang dimiliki oleh Pak.

Pak Ferdy terkejut dan terperangah melihat betapa besar perubahan yang terjadi di sana setelah kepergian dan meninggalnya Ariel. Baru dalam hitungan jam saja Ariel meninggal dunia dan disemayamkan di taman makam umum setempat, sudah nampak jelas semua antek-anteknya Nyonya Dwi yang jahat.

"Makasih banyak atas sambutannya Pak Kepala Pelayan, saya sungguh tersanjung dengan semua ini!" sarkas Pak Ferdy dengan menekan perkataannya yang paling ujung.

Pak Johnny raut wajahnya langsung berubah menjadi penuh amarah, tangannya mengepal kuat hingga tatapannya berubah tajam penuh kebencian terhadap Pak Ferdy membalas menatap ke arah Pak Jonny dengan tatapan mencemooh dan merendah.

"Kami kesini hanya ingin menjemput pulang Samudra, karena di sini bukanlah rumahnya," geram Pak Ferdy yang sangat tahu sepak terjangnya Pak Johnny di dalam rumah besar itu selama ini.

Hahahaha," maaf dengan sangat terpaksa saya harus mengatakan kepada Anda Tuan Ferdy pengacara terhebat dan terhormat yang dimiliki oleh keluarga Perkasa tapi, sayangnya tertipu oleh kehebatan Nyonya Dwi kalau Nyonya Besar Dwi satu jam yang lalu sudah meninggalkan tanah air tercinta," jelas Pak Johnny dengan gayanya yang pongah dan congkak itu.

"Kalau seperti itu kenyataannya, ijinkan kami untuk memeriksa semua ruangan di dalam istana ini untuk meyakinkan kami apakah Bapak Johnny yang agung tidak membual dan berbicara kebohongan!" Pungkasnya Pak Ferdy yang sudah muak melihat tampang penjilat dan bermuka dua miliknya Johnny.

"Silahkan! kalau memang apa yang saya sampaikan semuanya kepada Anda dan situ tidak percaya, monggo dicek hingga Anda capek!!" gertak Pak Johnny lagi.

Pak Ruslan segera menyusul Daffa untuk mencari keberadaan dari Samudra adik kembarnya tapi, langkahnya terhenti ketika melihat Angkasa berjalan dengan lunglai, loyo dan tidak bersemangat sedangkan wajahnya sudah dibanjiri oleh air matanya.

"Ya Allah… aku sangat tidak percaya jika ada manusia yang berhati kejam dan tega melakukan kejahatan seperti ini," Pak Ferdy membatin.

Pak Ferdy sangat tidak menduga jika semuanya berubah 180 derajat hanya dalam hitungan detik saja. Tapi, dunia ini dipenuhi orang-orang baik, jika kita tak bisa menemukannya maka jadilah salah satunya.

Kadang Tuhan mempertemukan kita dengan seseorang bukan hanya sebagai pendamping hidup, melainkan kita harus belajar banyak hal darinya.

Sebetulnya tidak pernah ada yang mengecewakan kita, hanya saja kita memilih untuk kecewa. luaskan hati kita maka semuanya akan terasa ringan dan jangan pernah menaruh harapan yang lebih pada sesama manusia jika tidak ingin kecewa, berharaplah hanya pada Allah karena hanya Dia lah yang tidak akan pernah mengecewakan kita.

Dan juga tidak pernah ada yang menyinggung kita, hanya saja kita memilih untuk tersinggung. andai saja kita bisa melapangkan hati kita maka semua akan terasa manis.

Kita yang memilih rasa dalam hati kita, maka jika sekiranya kita masih bisa memilih berlapang dada maka pilihlah kelapangan. Karena kita akan merasa tenang dan selalu bahagia. semua tentang rasa yang kita sendiri yang memilikinya dan kita juga yang memilihnya.

Berbuatlah hal-hal kebaikan agar yang kita dapatkan juga kebaikan. Karena sejatinya apa yang kita perbuat hari ini esok ataupun lusa pasti akan kembali pada diri kita sendiri. Apa yang kita tanam dan itu lah yang akan kita tuai.

Mampir baca novel baru aku judulnya "Terpaksa Menjadi Orang ketiga" ada give away kecil-kecilan khusus pembaca yang rajin" Caranya hanya baca, Like dan komentar.

...----------------...

Makasih banyak atas dukungannya terhadap "Makna Cinta"..

Tetap dukung MC dengan cara:

Like Setiap babnya, Rate bintang lima, Favoritkan agar selalu mendapatkan notifikasi updatenya, Berikan sarannya dan gift poin atau koinnya yah..

Jangan lupa untuk mampir ke Novel aku yang lain judulnya:

Hanya Sekedar Baby Sitter

Pesona Perawan

Ketika Kesetiaanku Dipertanyakan

Cinta Kedua CEO

Pelakor Pilihan.

Bab. 2

"Silahkan!! kalau memang apa yang saya sampaikan semuanya kepada Anda dan situ tidak percaya, monggo dicek hingga Anda capek," sarkas Pak Johnny lagi.

Pak Ferdy segera menyusul Angkasa untuk mencari keberadaan dari adiknya Samudra tapi, langkahnya terhenti ketika melihat Angkasa berjalan dengan lunglai, loyo dan tidak bersemangat sedangkan wajahnya sudah dibanjiri oleh air matanya.

"Ya Allah… aku sangat tidak percaya, jika ada manusia yang berhati kejam dan tega melakukan kejahatan seperti ini," Pak Johnny membatin dan sangat tidak menduga jika semuanya berubah 180 derajat hanya dalam hitungan detik saja.

"Makanya pernah loh diajak gabung dengan Nyonya besar kamu terlalu songon dan bangga jadi pengikut setianya Tuan Permana ginilah jadinya," cibir Pak Johnny dengan melipat kedua tangannya di depan dadanya dan di tempatnya dengan seringai liciknya.

Pak Ferdy spontan memeluk tubuhnya Angkasa agar segera menghentikan tangisannya. Pak Ferdy terharu, sangat sedih dan iba melihat kondisinya Angkasa yang kecewa karena tidak berhasil menemukan adik kembarnya di dalam istana itu.

"Sudah nangisnya yah, bagaimana kalau kita ke rumah sakit untuk jenguk Mami, apa Angkasa setuju?" Bujuknya Pak Ferdy dengan sembari melap air matanya Angkasa tumpah ruah yang seakan-akan tidak ada habisnya.

Saat menyebut nama Maminya, Angkasa secepatnya menghentikan tangisannya lalu melap semua air matanya yang masih betah menetes membasahi pipinya.

"Angkasa mau Kakek, tapi kalau Mami tanya Angkasa dimana, aku harus ngomong apa sama Mami Kek?" Ucapnya Angkasa dengan raut wajah yang kebingungan.

Angkasa yang baru berusia 9 tahun harus dihadapkan pada kenyataan pahit, setelah Papi sambungnya meninggal dunia. Ia dan adiknya serta maminya kehidupannya berubah drastis. Seakan-akan hal ini semuanya terjadi karena atas dasar kehendak orang lain.

Pak Ferdy tidak ingin melihat Angkasa dan Nafeesa bersedih dan terbebani lagi dengan kejahatan dan kelakuan dari Nyonya Dwi Handayani.

"Ya Allah…apa salahnya anak sekecil ini harus menderita dan menanggung beban dari keserakahan dan ketamakan orang dewasa?" Batinnya Pak Ferdi dan menerawang hingga jauh ke depan.

"Kalau gitu kita berangkat saja ke Rumah Sakit Pelita Harapan, saya kangen dengan Mami Kek," tuturnya Angkasa yang segera menghapus jejak air matanya yang sedari tadi menetes membasahi wajahnya yang chubby itu.

"Oke, tapi apa boleh kakek minta sesuatu sama kamu nak?" Pinta Pak Ferdy sembari memegang kedua lengannya Angkasa dengan wajah yang serius.

"Emangnya kakek minta apa sama aku?" Tanya balik Angkasa yang sesekali masih terdengar suara sesegukan dari bibir mungilnya itu.

"Apa yang kamu dengar dari mulutnya Nyonya Dwi, Kakek minta jangan sekali-kali katakan atau pun menyampaikan hal tersebut kepada orang lain, cukuplah kamu yang tahu, nanti kakek yang akan urus semuanya dan jika Angkasa sudah cukup dewasa barulah kamu sampaikan kepada Mami, apa Angkasa mengerti dengan penjelasan dan permintaannya Kakek?" Harap Pak Ferdy yang meminta kesepakatan kepada anak kecil itu.

Dia melakukan hal itu,agar kelak tidak terjadi lagi hal besar yang tidak semestinya mereka hadapi lagi. Dan supaya kondisi dari Nafeesa tidak semakin terguncang hebat jika ia mengetahui kebenarannya itu.

"Oke Kakek, Daffa bisa kakek untuk melakukan hal itu, yang penting Mami bisa secepatnya pulih dan sembuh total dari sakitnya," timpal Daffa anak kecil yang baru berusia kurang lebih 11 tahun harus pintar dan berani menanggung beban dan permasalahan kerasnya kehidupan.

"Anak yang pintar," puji Pak Ruslan yang salut dan bangga dengan karakter dari anak sambungnya almarhum Sakti.

Daffa hanya tersenyum menimpali dan menanggapi perkataan dari kakeknya pengacara dari keluarganya.

"Aku yakin kelak kamu yang akan berhasil menumbangkan tembok kekuasaan dan rezim otoriter dan kejahatan dari Nyonya Dea," batinnya Pak Ruslan dengan menaruh harapan besar pada Daffa.

"Ayo jalan kek, kasihan dengan Mami harus sendirian di rumah sakit," ajak Daffa dengan menarik tangannya Pak Ruslan.

Pak Ferdy diam-diam menyeka air matanya. Ia tak ingin bocah kecil yang ada di samping kanannya tahu jika dia rapuh dan lemah untuk saat ini. Ia sedih melihat Angkasa walaupun hubungan mereka hanya sebatas salah satu anggota tim pengacara keluarga besar papi sambungnya yaitu Ariel Sananta Perkasa.

Sedangkan di dalam suatu ruangan di tempat yang sangat jauh dan tidak diketahui keberadaannya itu.

"Tolong!!!!!! Lepaskan aku dari sini!" Pekiknya seorang anak kecil yang berada di dalam suatu ruangan khusus.

Dia terbaring lemah di dalam ruangan yang sangat pengap, gelap tanpa ada ventilasi dan sanitasi dari ruangan itu.

"Mami!!! Aku ingin pulang, tolong Mami!! Kakak, Papi huhuhuhu," raung seseorang bocah kecil yang sangat ketakutan karena harus tinggal di dalam satu ruangan yang sangat sempit dan kecil.

Raungan dan tangisannya sama sekali tidak mampu membuat hati seseorang yang ada di balik tembok tersentuh, terenyuh dan iba serta prihatin dengan keadaannya.

Suara tangisannya sangat menyayat hati sanubari yang mendengar raungannya itu, tetapi tidak berlaku untuk beberapa orang yang sedari kemarin menjaganya.

"Sampai kapan dia kita sekap di sini Bos?" Pria yang berambut plontos itu bertanya pada bosnya yang berambut panjang dan gondrong itu dengan sedikit ikal berombak ujungnya dengan ikatan rambutnya.

"Kita tunggu sampai perintah dari Nyonya Besar memerintahkan kepada kita untuk berhenti," jawabnya Si Gondrong.

"Yang penting makanannya dan minumannya terjamin dan tidak boleh terlambat sedikit pun," imbuhnya lagi yang menambahkan penuturan dan perintah dari orang nomor satu yang menjadikan mereka sebagai anak buahnya.

Hahahaha,"rencana kita berhasil dan aku sangat tidak menyangka jika semuanya berjalan sukses dan semudah itu," terangnya sambil menyesap minuman berwarnanya dengan kandungan alkohol yang cukup tinggi itu.

"Kamu sangat pintar sayang, kita akhirnya jadi konglomerat hingga tujuh turunan!" sahutnya dengan sesekali mengelus punggung polos dari kekasihnya itu.

Malam itu mereka merayakan kemenangan sekaligus keberhasilan untuk merebut semua harta yang sudah lama mereka impikan. Tawa bahagia kegirangan mereka menggema di seluruh penjuru dan pojok ruangan yang berukuran 6x8 meter itu.

...****************...

Makasih banyak atas dukungannya terhadap "Makna Cinta"..

Tetap dukung MC dengan cara:

Like Setiap babnya, Rate bintang lima, Favoritkan agar selalu mendapatkan notifikasi updatenya, Berikan sarannya dan gift poin atau koinnya yah..

Jangan lupa untuk mampir ke Novel aku yang lain judulnya:

Hanya Sekedar Baby Sitter

Pesona Perawan

Ketika Kesetiaanku Dipertanyakan

Cinta Kedua CEO

Pelakor Pilihan.

Bab. 3

Hahahaha,"rencana kita berhasil dan aku sangat tidak menyangka jika semuanya berjalan sukses dan semudah itu," terangnya sambil menyesap minuman berwarnanya dengan kandungan alkohol yang cukup tinggi itu.

"Kamu sangat pintar sayang, kita akhirnya jadi konglomerat hingga tujuh turunan," sahutnya dengan sesekali mengelus punggung polos dari kekasihnya itu.

Malam itu mereka merayakan kemenangan sekaligus keberhasilan untuk merebut semua harta yang sudah lama mereka impikan. Tawa bahagia kegirangan mereka menggema di seluruh penjuru dan pojok ruangan yang berukuran 6x8 meter itu. Kedua orang itu melupakan jika di dunia ini tidak ada yang abadi. Suatu saat nanti akan pergi meninggalkan kita semua.

Ada saatnya harta itu yang akan meninggalkan kita dan kadang kala kita lah yang akan meninggalkan harta kekayaan itu. Pak Ferdy segera melajukan mobilnya menuju Rumah Sakit Pelita Harapan bersama dengan Angkasa yang duduk di sampingnya.

Sesekali Pak Ferdy melirik sekilas ke arah Angkasa yang mulai masuk kedalam mobil lebih banyak terdiam tidak seperti biasanya yang selalu aktif dan heboh. Seakan-akan ada perang batin di dalam diri dan kepalanya.

Hal itu terlihat disaat dia menghembuskan nafasnya dengan sedikit kasar. Kilatan cahaya matanya seolah mengisyaratkan bahwa dia sedang tidak baik-baik saja. Pak Ferdy sudah mulai khawatir dengan sikapnya Angkasa dan ia menyentuh punggung tangannya Angkasa yang tampak dingin itu.

Pak Ferdy melakukan hal itu bertujuan, agar merasa lebih tenang dan tidak memikirkan banyak hal yang nantinya akan berdampak negatif untuk jiwa dan psikisnya nanti.

"Angkasa!" sapanya Pak Ferdy.

Sapaan dan teguran dari Pak Ferdy mampu membuat buyar lamunannya. Hingga tubuhnya tersentak kaget saat itu juga.

"Apa yang terjadi padamu Nak?" Tanyanya Pak Ferdy sambil mengelus puncak surau milik Angkasa.

Angkasa yang ditanya seperti itu menolehkan kepalanya ke arah Pak Ferdy," entah kenapa hatiku mengatakan ada sesuatu yang membuatku sangat sedih dan kepikiran, Angkasa juga sangat ketakutan tapi, tidak tahu karena apa aku ketakutan Kek," jawabnya dengan sendu lalu menundukkan kepalanya.

"Sepertinya Angkasa merasakan firasat tentang adik kembarnya, ya Allah.. jaga dan lindungilah Samudera dimanapun dia berada dan jangan Engkau biarkan sesuatu yang tidak baik itu terjadi, cukuplah cobaan yang mereka hadapi dua hari ini," batinnya Pak Ferdy.

Beberapa saat kemudian, mereka sudah sampai di Rumah Sakit tempat Audrey Vanessa dirawat. Setelah mobil berhenti, Angkasa bergegas berjalan ke arah dalam lobi RS mendahului Pak Ferdy. Pria yang sudah dianggap kakeknya sendiri.

"Kakek cepatan jalannya, aku sudah tidak sabar ingin bertemu dan melihat Mami Naf," teriaknya bocah 11 tahunan itu sambil terus berlari ke arah ruangan perawatan maminya setelah mendengar petunjuk dari Pak Ferdy nama dan nomor ruangan kamar perawatannya Audrey.

Angkasa membuka lebar pintu itu dengan sekuat tenaganya. Lalu bergegas masuk ke dalam dan melihat maminya sedang duduk di atas bangkar ranjang rumah sakit.

"Mami!!" Pekiknya Angkasa lalu berlarian ke arah pangkuan maminya.

Vanessa yang melihat putranya menuju ke arahnya, segera merentangkan tangannya dengan seulas senyuman yang diperlihatkan oleh Vanessa untuk menyambut kedatangan anak sulungnya. Mereka kemudian berpelukan satu sama lainnya.

Samudera spontan meneteskan air matanya begitu pun halnya dengan Nafeesa yang baru sehari tidak melihat anaknya rasa rindunya sudah sangat besar.

"Mami! Jangan tinggalin Angkasa, kalau Mami juga pergi pasti aku tidak akan tahu bagaimana nasibnya Angkasa lagi Mami!" ujarnya Angkasa dengan berlinang air matanya.

Vanessa memeluk erat tubuh putra pertamanya itu dengan penuh kasih sayang dan cinta kasih. Air matanya pun sudah menetes tanpa aba-aba. Ia tidak tahu harus berbicara apa menyambut kedatangan anaknya itu.

Hanya air mata kesedihan dan kegundahan hatinya mampu mewakili apa yang saat itu dia rasakan. Bersedih, berputus asa terus menerus tidak akan merubah keadaan. Bahkan akan hidup dalam penyesalan yang tidak bertepi.

...****************...

Mohon maaf jika terdapat banyak kesalahan dalam penulisannya..

Mampir juga dinovelku yang lain Kakak ceritanya juga bagus tidak kalah dengan Hikayat Cinta Syailendra loh, judulnya ada di bawah ini:

Pelakor Pilihan

Cinta Kedua CEO

Love Story Ocean Seana

Ketika Kesetiaanku Dipertanyakan

Hanya Sekedar Baby Sitter

Kau Hanya Milikku

Jangan lupa untuk selalu memberikan dukungannya terhadap Hikayat Cinta Syailendra dengan caranya:

Like Setiap babnya

Rate bintang lima

Favoritkan agar tetap mendapatkan notifikasi

Bagi gift poin atau koinnya.

Makasih banyak all readers…

I love you all..

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!