__________________
...Aku takut kehilangan dirimu...
...Aku begitu takut akan kehilangan kita yang selalu bersama...
Suara riuh itu mendominasi disini, kebakaran banyak terjadi dimana-mana. Setelah seluruh penduduk di garda bagian Barat musnah, kini keserakahan kelaparan perut Iblis ini mengarah ke arah Timur.
Sepanjang jalan kota kami yang damai, pertahanan kami di bobol taring-taring mereka mulai mencicipi daging dan darah kami. Warna senja di kota kami ini cahayanya seakan merah, hujan darah dari atas gedung-gedung tinggi.
Makhluk laknat ini hanya mengerti cara membinasakan dan memusnahkan, tak pandang bulu bahkan bayi manusia yang baru saja menangis menghirup udara di bumi, Iblis itu memotong kepalanya lalu memakannya lalu beralih lagi ke arah manusia lain dan terus membunuh.
Dari dalam bola kristalnya seseorang sedang menyaksikan seluruh kekejaman itu, seekor kucing putih di bahunya juga terpaku menatap bola kristal itu.
Pemandangan darah dijalanan itu menghipnotis mereka, namun ada satu hal yang membuat pemilik kristal ini tersenyum. Seorang pemuda di toko roti berdua bersama dengan adiknya.
"Dialah Baronku!" Ujarnya tersenyum, seekor kucing putih sekejap berubah menjadi seorang manusia.
Bola mata sebiru safir itu menyipit, mencoba fokus pada seseorang di didalam kristal itu. Tangan putih mulus itu menyentuh kristal itu, aura dari tubuh pemuda itupun membuatnya tersenyum, benar apa yang di katakan Kaisar Putih Pemuda itu adalah Baronnya.
"Keyakinanmu sungguh tak pernah meleset, Kaisar!" Ucapnya lembut, Noella dan Kaisar Putih adalah sepasang kekasih, tugas besarlah yang mengirim mereka kemari.
"Dunia sedang tidak baik-baik saja karena kekonyolan." Ujar Kaisar Putih, bernama Harith.
"Itulah mengapa, penguasa memerintahkanmu turun menebusnya." Ujar Noella.
Julukan Kaisar Putih diberikan padanya, dari manusia bumi yang tak mengenalnya. Harith adalah seorang leonin bukan berasal dari bumi, ia datang dari langit dengan tugas dalam hatinya, ia datang dari langit karena perintah Sang Penguasa.
Hari itu, ketika kekacauan datang Harith turun dibagian bumi sebelah Timur dimana kekacauan juga sedang terjadi disana dengan sebilah pedang ia maju seorang diri menebas banyak sekali Iblis yang akan memangsa manusia.
Namun ada satu Iblis yang bahkan tak mampu ia tebas kala itu, Iblis itu auranya hitam bahkan wajahnya sangat menyeramkan, tubuhnya penuh dengan darah.
Harith hanya bisa menghindari seluruh serangannya saja waktu itu, pedang miliknya bahkan tak mampu menggores bagian tubuh Iblis itu.
Merasa Harith adalah lawan yang sepadan, Sang Iblis mengatakan mengenai Silver Alaska ia juga memperkenalkan dirinya sebagai Iblis seratus juta jiwa dimana itu adalah angka nyawa yang sudah ia binasakan.
Mereka berlomba-lomba memusnahkan manusia untuk satu alasan, kekuatan mereka akan semakin besar jika banyak manusia yang mereka bunuh.
Sembilan belahan asteroid yang jatuh menyimpan pecahan kristal, dimana tiap kristalnya ada kekuatan beraneka ragam macamnya.
Teori Kaisar Putih menyatakan, jika sembilan pecahan itu di kumpulkan lalu dijadikan satu itu akan menciptakan dua senjata besar, pemusnah bahkan pelenyap. Saat ini baik kubu Kaisar Putih juga Iblis seratus juta jiwa, keduanya sama-sama merebutkan pecahan kristal itu.
Harith terkejut ketika melihat Baronnya di toko roti itu terkepung.
"Kau tidak akan membantunya?" Tanya Noella, namun Harith tetap diam ia hanya yakin satu hal Baron miliknya tidak mungkin menyerah.
"Keputusan itu akan ku ambil nanti!" Jawab Harith, mereka berdua kembali fokus pada pemuda di toko roti itu.
_________
BRAKKKKKK
Manusia di toko roti ini di lempar kesana-kemari, mereka layaknya bola saja rasanya. Tulang-tulang mereka dihancurkan, dibuat sekarat, lalu di hempaskan ke lantai dan di lahap.
Seorang pemuda bernama Rey terjebak disana, seakan sebagai tameng ia menempatkan adik perempuannya di belakangnya mencoba melindunginya dari para mata pelahap kejam yang sedang mendekat.
"Rey! Ak...aku takut!" Ucap Syena selaku adik Rey, Syena meremas ujung pakaian kakaknya itu mencoba menyalurkan seluruh ketakutannya disana.
"Aku akan melindungimu, kau tenanglah!" Ucap Rey, matanya mencoba mencari sesuatu disana, ada sebilah pedang bekas prajurit tak jauh dari tempatnya. Rey dengan meraih pedang itu menodongkannya pada Iblis yang mulai mendekat.
"Hahahaha... hahaha... kau akan membunuh kami dengan itu!" Seru Para Iblis, ada tiga iblis yang sedang mengepungnya kali ini. Dua berada di depan Rey, satu berada dibelakang mereka.
"Kau tertawa ya, kegilaanmu itu masih terpampang sekalipun kau tau kau akan mati." Ujar Rey, Iblis itu tertawa mendengar itu riuh tawa mereka menggelegar memenuhi ruangan.
"Arghhh!" Teriak Iblis itu mencoba menggunakan ilmu menghilangnya. Syena terkejut melihat wujud iblis yang sudah nampak lagi, sambil menunjuk-nunjuk kedepan Syena histeris.
"Rey... Rey dia menghilang!!!" Pekik Syena, namun Rey masih fokus pada satu tempat yang sama Rey masih bisa melihatnya.
Kali ini kebencian semakin membludak dalam hati sang Iblis, amarahnya meletup-letup. Cakarnya kian memanjang, satu lompatan tingginya seketika langsung membuat Rey terhempas, sebelum taring-taring itu mengoyak kepalanya Rey menahan mulut itu agar tak mencapainya.
"Arghhhhh!!!" Racau Iblis itu, tingkahnya semakin menggila jika seperti ini terus Rey akan kalah. Rey juga hanya seorang manusia disini.
"Aghhh, jadi kau salah satu dari pelenyap lemah itu?" Ucap Iblis itu, di sela-sela pertahanannya satu Iblis di belakangnya mulai menyerang Syena.
"Ahhhh!!!" Pekik Syena yang di jatuhkan oleh mereka, posisi Syena tengkurap sekarang satu gigitan saja di leher Syena gadis itu pasti mati.
"Kakak Rey!!!" Tangis Syena pecah ketika gigi-gigi tajam itu mulai mendekati lehernya. Rey masih kewalahan dengan Iblis di hadapannya, namun hati dan otaknya hanya memikirkan Syena nya.
Drttttttt
Suara aliran petir itu muncul dari tangannya, pedang silver yang ia ambil tadi seketika berubah menjadi putih. Iblis itu melotot ketika tubuhnya tak bisa ia lepaskan dari Rey, Rey yang masih memperhatikan Syena perlahan mulai menoleh menatap Iblis di hadapannya itu. Seketika bola mata Rey berubah menjadi putih, bercahaya.
"Jangan, sentuh adikku Syena!!!" Murka Rey berteriak, layaknya sebuah bom teriakan itu menghempaskan tubuh Iblis itu darinya.
Boooommmmm
Ledakan kembali datang menyerang iblis itu, ketika Rey mengayunkan pedangnya lagi ke arahnya. Tubuhnya di penuhi aliran petir saat ini, angin yang menyapu kesana kemari mengibarkan Surai gondrong milik Rey kesana kemari. Surai itu, perlahan berubah warnanya memutih penampilan Rey berubah drastis sekarang.
"Kalian membuat kesalahan dengan membuatku marah disini! Lepaskan Syena!!!" Ucap Rey berbalik menghadap Syena, dua iblis itu seakan ciut melihat itu. Mereka memang tidak bisa mati dengan mudah, hanya mantra yang bisa meleburkan mereka, sebuah mantra khusus.
"Kau bodoh, kami abadi!" Ucap Iblis itu yang langsung menyerang Rey, entah belajar darimanakah ilmu pedang itu. Rey menangkis bahkan memotong tangan-tangan Iblis itu, melawannya sampai mereka tak sanggup beregenerasi lagi.
"Kakak Rey!!!" Teriak Syena, Rey berbalik mendengar itu masih dengan penampilannya yang baru Rey pun menghampirinya.
Ketika Rey berada dihadapannya Rey berjongkok, lalu menyentuh kepala adiknya yang terbalut dengan topi rajut pemberiannya.
"Syena, mari kita pulang! Sudah kubilang aku akan melindungimu bukan?" Ujar Rey.
Sebelum Syena kembali bangkit, dari belakang ketiga Iblis itu sudah pulih total mereka melesat melompat secara bersamaan ke arah Rey menyerangnya mencoba melukainya. Namun Rey dengan sigap menangkisnya menahannya.
Brakkkkkkkkk
Suara pecahan bangunan dari atas itu menyita netra Rey, sosok Iblis bersayap masuk turun kesana dengan kakinya ia mengambil Syena.
"Ahhhhh,.... akhhhh Kakak Rey!!!" Teriak Syena ketika dibawa terbang ke atas, seketika Rey lemas rasanya. Ia akan menang tadi, lalu ini apa? Pengambilan seperti apa itu tadi, mengapa, bagaimana bisa Rey tak mampu menolongnya. Ia bukan seekor burung yang mampu terbang sekarang, satu hal yang diyakini para manusia setelah Iblis membawanya, maka binasa itu pasti.
Topi kesayangan Syena jatuh begitu saja di atas lantai, Rey mengepalkan tangannya kuat saat ini ia sangat marah, geram.
"Akhhhhhh mati kalian!!!" Teriak Rey, kilatan cahaya itu datang berulang kali di iringi dengan petir-petir yang menyambar Iblis itu, petir itu keluar dari tubuh Rey, meraih tubuh Iblis itu mendekat ke arahnya dan menghujamkan pedangnya berulang kali ketubuh mereka.
"Ameera Amoerra!!!" Entah kalimat darimanakah itu, seketika toko Roti itu langsung meledak ketika Rey mengucapkan mantra itu.
Harith terkejut melihat itu dari kristalnya begitupun dengan Noella.
"Aku rasa Rensuar sudah lengkap jika ia kemari!" Ujar Noella, Harith mengangguk mendengar itu.
"Mari hentikan Baronku, sebelum ia melakukan kekacauan yang sia-sia." Ujar Harith, Noella mengangguk mendengar itu.
"Leviousa!" Ucap keduanya merapal mantra sihir mereka, seketika secepat cahaya mereka sampai tepat di depan toko roti.
Disana terlihat Rey sedang bersimpuh, kilatan petir itu masih muncul dalam tubuhnya.
"Baronku!" Panggil Harith, Kaisar Putih.
"Mereka melenyapkan adikku!!!" Teriak Rey, semakin ia tersulut emosinya semakin besar pula kekuatan yang keluar dari dalam dirinya.
Rey berbalik, seketika akan menyerang Harith, namun karena Harith adalah Masternya secepat kilat ia menghilang berada di belakang Rey lalu melumpuhkannya. Rey pingsan saat itu juga dengan topi rajut milik Syena di tangannya, Harith mengangangkat tubuh Rey menggendongnya.
"Mari kita pergi, petualangan kita akan dimulai sekarang!" Ujar Harith, Noella mengangguk mendengar itu.
"Leviousa!" Mantra yang sama kembali mereka ucapkan, keduanya pun berada di benteng bagian Timur seketika.
...Aku hanya seorang sampah yang di buang...
...Tapi dia, adalah permata yang kumiliki...
...Satu-satunya keluarga milikku...
________________
...Bagiku, keluarga berarti merangkul satu sama lain dan selalu mendampingi...
...Kenangan yang kita buat bersama keluarga adalah segalanya...
___________
Rey POV
"Ameera Amoerra.."
Suara-suara itu dari langit asalnya, namun saat ini aku dimana? Apakah ini surga? Apakah iblis itu berhasil memakanku, sunyi sekali disini sejauh mataku memandang Tak ada ujung sama sekali disini, putih menyeluruh tak ada sudut ataupun tembok, mungkin ini lebih mirip dimensi lain dari alam manusia.
"Ameera Amoerra..."
Clinggggg
Suara itu datang dari balik tubuhku, merasa keberadaannya nyata aku pun membalikkan tubuhku. Betapa terkejutnya aku melihat seorang Kisana berjanggut bersila melayang dengan mata yang tertutup.
"Hah!!! Kau...kau Hantu?" Pekikku padanya ia membuka matanya, aku kagum dengan caranya melayang apakah ini sulap ataukah nyata.
"Mengapa kau menatapku seperti itu?" Tanyanya, aku hanya terpaku masih dengan mata yang membulat.
"Kau, kau siapa? Apa ini surga? Lalu kenapa kau menjadi tua disini? Bukankah penduduk surga itu awet muda?" Kakek itu menatapku dingin kali ini, mungkinkah ia marah? Bukankah apa yang ku katakan benar, ia adalah seorang kakek tua kan.
"Aku Baron!" Ucapnya sedang aku hanya diam penuh kebingungan.
"Lalu?" Tanyaku lagi.
"Hah? Aku bagian dirimu!" Ucapnya rasanya aku ingin menamparnya sekarang.
"Kau lihat fisikku masih muda? Lantas kau, mengapa mengaku diriku?" Ucapku padanya.
"Hah, baiklah aku akan jelaskan semuanya." Aku hanya mengangguk mendengar itu. Tunggu, tetapi aku penasaran kali ini dengan bawahannya mungkinkah itu tipu muslihat.
"Hei kau, tadi apa mantramu?" Tanyaku padanya.
"Ameera Amoerra." Jawabnya, aku mengangguk mendengar itu ada yang harus ku coba disini.
Aku merangkak dibawahnya sekarang mencoba mencari tumpuan, barangkali ini adalah tipu muslihatnya. Namun rupanya tak ada tumpuan sama sekali di bawahnya, berarti ini asli. Terbesit satu ide kemudian, bagaimana jika mantranya kugunakan saat aku di bawahnya.
"Ameera Amoerra!"
Boommmmmmmm
Suara ledakan diringi dengan kilatan-kilatan cahaya membuat Kakek ini terpental ke atas. Aku hanya menahan tawaku melihat itu, entahlah aku gembira sekali melihatnya bukan karena ia terpental ke atas, namun karena aku berhasil merapal mantranya.
"Amannara!" Ucap Kakek itu, lalu ia kembali turun kebawah ke arahku.
"Kau bisa tidak usil anak muda?" Geramnya, aku hanya menggaruk kepalaku mendengar itu.
"Ya Baiklah! Jadi, jelaskan dimana diriku saat ini?" Tanyaku penasaran.
"Ini Domainku anak muda! Aku dan dirimu disatukan oleh waktu saat itu, apa kau tak mengingatnya? Ketika kau pingsan saat akan mendekati meteroid itu, bersama dengan Syena disampingmu?" Tanyanya, aku mencoba mengingat itu tentu saja aku ingat.
*Domain adalah dimensi ruang lain tempat pemiliknya berkuasa disana.
"Ya aku mengingat itu, lantas apa hubungannya denganmu?" Tanyaku lagi padanya, sungguh aku tak memahami apapun disini.
Yang aku tau hanyalah, ketika Asteroid jatuh menimpa belahan bumi disitulah masa kelam ini dimulai.
"Lalu, apakah kekacauan dunia ini karena Asteroid sialan itu?" Tanyaku lagi padanya.
"Ya, ini semua dikarenakan Asteroid itu. Mereka jatuh, karena kekonyolan para Guardian." Jelas Baron itu padaku.
"Siapa Guardian bodoh ini, apa yang mereka lakukan? sampai menjatuhkan meteor pemusnah itu untuk kami dan sekarang, sekarang Syena..." Aku tak kuasa melanjutkan beban dihatiku tentang apa yang sudah menimpaku dan Syena di toko roti.
"Adikmu memiliki pecahan ku di tubuhnya, namun ia bukan seorang Indigo, itulah mengapa ia tak mampu menggunakannya saat genting layaknya dirimu. Syena masih hidup, seluruh pecahan meteroid memiliki ragam kekuatan luar biasa, jika Syena membawa 10% dari diriku maka Iblis tak akan memakannya namun mungkin mereka akan bereskperimen dengannya. Karena pecahan, menurut teori langit Kaisar hanya bisa di gunakan sepenuhnya jika terkumpul dan lengkap." Lega rasanya mendengar penuturan itu darinya.
"Aku akan menyelamatkan Adikku! Beritahu aku bagaimana caranya?" Tanyaku penuh ambisi, Baron hanya tersenyum padaku entah apa artinya itu.
"Maka kau harus mengalahkan Iblis seratus juta jiwa!" Jelas Baron padaku kali ini ia menurunkan kakinya, berdiri.
"Wah Baron, kau pendek ternyata!" Ucapku spontan ketika ia berdiri tepat di sebelahku, makhluk ini tingginya hanya sebatas bahuku.
"Allkey!"
Tughhh
Mantra kecil darinya menciptakan sebuah kerikil di atas kepalaku, sakit sekali di hujani kerikil seperti ini.
"Baiklah-baiklah aku tidak akan menghinamu lagi!" Ucapku memohon padanya.
"Akan ku jelaskan mengenai Kaisar Putih sekarang, kau harus tau asal muasal datangnya Kaisar dan Noella ke Bumi." Jelasnya, aku terkejut mendengar itu apa bumi sekarang sudah di penuhi para alien dari galaksi.
"Mereka alien?" Tanyaku.
"Adrium!" Satu mantra lagi di rapalkan, aku yang tadinya bersuara dan banyak pertanyaan seketika tak mampu mengeluarkan suaraku, Baron sialan.
"Jadi, kau cukup diam dan dengarkan saja wahai Rey!" Ucapnya, aku pasrah mendengar itu sambil tetap memperhatikannya yang masih mengoceh.
"Proton, Neutron dan Elektron adalah tiga unsur utama dalam alam semesta. Disana ada tiga tokoh Guardian, yang setia menjaga semesta atas perintah Sang Penguasa. Ketiganya bernama Bembi, Harith dan Lunox tiga Musketeers semesta yang agung masing-masing di bekali dengan pedang dan sihir." Jelas Baron, ia merubah posisinya lagi menjadi duduk melayang.
"Pedangnya diciptakan Sang Penguasa untuk saling menjaga, namun hari itu ketiganya melakukan kesalahan fatal dengan adu kekuatan untuk mencari siapakah yang paling unggul di antara mereka. Ketika ketiga pedang Guardian dilempar, mereka mengharapkan benturan kuat disana namun rupanya pedang itu malah menyatu membentuk batu yang sangat besar, baru itulah Asteroid yang menghantam bumimu. Lunox dan Bembi berusaha menghentikan batu itu jatuh ke bumi, namun mereka malah tersedot ke dalamnya hanya Harith yang tidak tersedot disana karena ia adalah bagian tengah, penengah, neutron yang netral. Harith membelahnya menjadi sembilan bagian, sehingga bumi tidak akan hancur menerima hantamannya. Hari itu juga, Sang Penguasa murka padanya Harith di paksa turun ke bumi menyelesaikan semuanya, ia turun ke bumi di temani kekasihnya Noella." Jelas Baron lagi padaku.
"Adrium!" Ucap Baron merapal mantranya.
"Jadi ini ulah Guardian, sialan mereka!" Pekikku lantang tepat dihadapan Baron.
"Lalu kau pedangnya, lalu mengapa kau hidup? Bukankah kau hanya benda?" Tanyaku yang masih tak mengerti fantasinya.
"Pedang pun bisa menjadi apapun, aku bukan berasal dari tubuh Harith, tapi aku bagian dari Sang Penguasa! Jadi, karena kau yang pertama terkena suar ku, maka kemampuanku milikmu selama kau masih bernafas. Itulah mengapa Kaisar sangat membutuhkanmu, karena jika kau mengusaiku itu akan memudahkan misi besar dunia selesai!" Aku menyipitkan mataku mendengar itu, misi dunia. Misi yang mana itu?
"Misi apa itu?" Tanyaku, Baron tersenyum padaku lalu telapak tanganku itu mengarah ke arahku seakan mentransfer sesuatu.
"Awenna!" Ucapnya, seketika suara seruling mengalun merdu membuatku menutup mataku. Ketika mataku kembali terbuka, dihadapanku berada dua kehadiran, apakah ia Kaisar Putih dan Kucing itu apakah si Noella.
__________
Ensiklopedia :
Alam semesta yang terlihat - planet, bintang, galaksi - terbuat dari proton, neutron, dan elektron digabung menjadi atom.
Bintang tidak tersebar secara acak di ruang, mereka berkumpul menjadi kelompok besar yang dikenal sebagai galaksi.
_____________
Wahhh selamat datang di novel, saya lupa ini yang ke berapa 😄🙏 Tapi saya ucapkan selamat datang ya.
Kali ini fantasi Urbannya bakalan dibuat beda sedikit, kita binasakan dulu Mafia nya, ganti ke Galaksi Antariksa, segala hal tentang Alam semesta.
Saya suka sekali dengan sistem tata Surya, planet-planet dan kuasa Tuhan di langit, salah satu teori yang membuat saya terpukau adalah Teori tentang Sangkakala dimana ilmuwan menemukan bukti bahwa alam semesta memiliki bentuk seperti terompet.
😄Oke, makasih udah ada di akhir bab.
😁Jika anda penasaran boleh lanjutkan!
😄Sembari membaca, mari belajar Astronomi.
😁Ilmu ada, untuk dibagi, bukan di pendam lalu mati sia-sia.
________________
...Hal-hal yang hilang memiliki cara untuk kembali kepada kita pada akhirnya...
...Jika tidak selalu seperti yang kita harapkan...
__________________
Rey Arlert
Kelopak mata itu mengerjap mencoba mengumpulkan kesadarannya yang hilang beberapa saat lalu, cahaya penerangan di ruangan itu memaksanya membuka mata ketika kesadarannya pulih total Rey melihat dua sosok dihadapannya Harith dan Noella. Rey memperhatikan mereka dengan seksama, ketika melihat Harith dengan telinga diatas kepalanya, sontak Rey terkejut dan berteriak.
Harith
"Huwahhhhhhh!!! Siluman!!!" Pekiknya menarik kakinya dan duduk, Harith juga Noella disana refleks mundur mendengar itu mereka membelalakkan matanya ikut terkejut akan tingkah Rey.
"Astaga, kau mengagetkan kami saja!" Ujar Noella seraya mengelus-elus dadanya.
"Makhluk apa itu, kenapa kupingnya besar sekali berada di atas kepala?" Tanya Rey seraya menunjuk Harith, ketika ayunan ekor dari balik tubuhnya itu keluar Rey semakin terkejut.
"Hah... dia juga berekor?" Pekik Rey, Harith menatap malas ke arah Rey sekarang. Kebanyakan manusia melihat sosok Harith itu lucu, namun ada apa dengan jenis manusia satu ini ia histeris seperti ketakutan.
"Noella apakah aku semenakutkan itu hm?" Batin Harith, berbicara melalui telepati dengan Noella.
"Tidak sayang, kau leonin terimut yang belum pernah ku jumpai." Ujar Noella mencoba menghibur Harith nya.
"Lalu dia ini kenapa? Apakah wajahku seperti Iblis disini?" Noella hanya tertawa mendengar itu.
Clinggggg
Sebuah cahaya merubah kucing di bahu Harith menjadi sosok manusia, itu Noella. Rey berbinar melihat perubahan terjadi dihadapan matanya, Noella memang sangat cantik ia adalah Peri Bulan, seorang Elf.
Noella
"Hai Rey!" Sapa Noella dalam wujud aslinya, Rey menaikkan satu alisnya tak menjawab sapaan dari Noella. Sejenak Rey memperhatikan tubuh Noella,ia merangkak mendekatinya kemudian memperhatikan wajah itu.
"Kau manusia?" Tanya Rey heran ke arahnya, Noella menggeleng mendengar itu.
"Aku seorang Elf, aku berasal dari bulan sana." Jawab Noella tersenyum seraya menunjuk langit.
"Ah kau berbohong, bulan tanpa atmosfir bulan tanpa udara bagaimana bisa kau bernafas disana?" Sangkal Rey seraya melipat tangannya.
Rey memperhatikan Noella dengan seksama kali ini, kepalanya penuh banyak pertanyaan tetapi matanya masih usil melihat tiap sisi tubuh Noella. Ia mencari keberadaan telinga Noella. Dimana itu mengapa hanya rambut panjang putihnya saja yang terlihat, apakah gadis ini memotong telinganya sendiri.
Weshhhhhh
Harith dan Noella di buat terkejut atas tingkah Rey, beraninya manusia ini menyentuh Noella nya menyibak rambutnya dan dengan santai memandangi telinga Noella sekarang. Telinga itu panjang meruncing, ciri khas seorang elf.
"Hah!!! Harith dia menyentuhku!!!" Pekik Noella seraya menjauhkan dirinya dari Rey, keributan itu membuat Rey bingung masih dengan tatapan polosnya Rey memperhatikan mereka berdua.
"Hei, kau!!! Bisa kau hentikan memandangi kami seperti itu!!! Kami bukan rasmu, itulah mengapa kami berbeda, astaga!!!" Kesal Harith pada Rey, sedangkan Rey disini hanya tertawa terbahak-bahak mendengar kekesalan itu, tak lama ia menangis.
Harith dan Noella saling pandang melihat itu, ada apa dengan Rey. Beberapa detik lalu ia begitu usil, lalu tertawa, sekarang ia menangis.
"Ada apa, Rey?" Tanya Harith, segera Rey menghapus air matanya lalu menatapnya serius namun dengan senyuman yang sangat ramah.
"Paman Harith, Baronmu sudah bercerita banyak padaku! Mengenai kesalahanmu dan kawanmu, saling beradu dan menciptakan Asteroid itu. Sekarang aku paham alasan dunia berubah adalah karena itu, jadi, aku hanya memiliki satu keluarga dibumi itu Syena. Baron bilang padaku Syena tidak akan dibunuh, aku senang mendengarnya, aku ingin menyelamatkannya." Jelas Rey.
Harith terkejut namun juga lega mendengar itu, ia tak perlu menjelaskan panjang dan lebar sekarang. Akhirnya ia bisa menjelaskan maksud juga tujuan utamanya saja pada Rey.
"Rey, kunci utama nya adalah tiga pusaka langit. Kami para Guardian di berkahi sihir dan pedang dalam diri kami, perwujudan pedang kami mampu menjadi apapun mereka memiliki pikiran sendiri. Kau sudah melihat Baron, seperti itu lah senjata kami." Jelas Harith.
Rey bingung disini bagaimana manusia bisa disebut senjata. Yang ia lihat Baron adalah perwujudan seorang manusia yang sakti, itulah yang Rey tau saat ini.
"Paman, aku tidak melihat ada senjata selama pertemuan kami." Ujar Rey, Harith tersenyum mendengar itu.
"Perubahan warna rambutmu ini, membuatku yakin Baron sudah berada dan menyatu dalam dirimu." Jawab Harith seraya menyentuh Surai milik Rey yang masih berwarna putih.
"Hah apa?" Tanya Rey, seraya turun dari ranjangnya lalu menghampiri sebuah kaca. Rey terkejut atas penampilannya sekarang, kenapa rambutnya memutih.
"Paman ini apa? Kemana rambut hitamku yang menawan itu? Apa ini artinya aku akan menjadi setua Baron?" Tanya Rey seraya menatap Noella dan Harith.
"Hahahaa, dasar bocah ini selalu memotong pembicaraan!" Ujar Noella tertawa melihat tingkah laku Rey, sementara Harith ia hanya menggelengkan kepalanya.
"Rey, itu pertanda bahwa Baron sudah menyerahkan seluruh kekuatannya padamu. Kau tidak akan menjadi tua, kau tetap Rey dengan yang berusia lima belas tahun." Jelas Harith.
"Kalau begitu, aku ingin menjadi kuat! Aku ingin mempelajari sihir, aku ingin membinasakan seluruh Iblis disana! Mari Paman, kita kembalikan bumi seperti semula, dimana manusia tenang dan damai, dimana pemilik mata indigo seperti kami tidak akan berjuang mengorbankan nyawa kami." Ucap Rey ucapan itu penuh dengan tekad dan diucapkan dari hati rasanya.
Noella merasakan perasaan yang mengalir dalam ucapan itu, perasaan kuat untuk melindungi, perasaan untuk mengorbankan apapun demi mendapatkan tujuannya, keberanian yang cukup besar di dalamnya.
"Aku percaya, anak ini mampu!" Lirih Noella disamping Harith.
"Aku juga mempercayainya, tapi bukankah ucapan itu terlalu berlebihan untuk saat ini. Untuk melakukan itu, ia harus menguasai Baron. Mencari setidaknya lima anggota bersama dengannya, karena Silver Alaska tidak bisa ditaklukan seorang diri. Iblis seratus juta jiwa akan semakin kuat dengan mantranya." Jelas Harith.
"Ada apa Paman, kenapa kau diam?" Tanya Rey, Harith menggeleng mendengar itu. Ia mengangkat telapak tangannya, merapal sesuatu.
clinggggg
Satu topi kerucut seorang penyihir berada tepat di tangan Harith, dengan sihir Harith menggerakan topi itu meletakannya tepat di atas kepala Rey.
"Selamat datang di Asrama Rensuar, Rey Atlet!" Ujar Harith padanya, Rey hanya tersenyum mendengar itu lalu mengangguk.
"Sekarang, istirahatlah mulai besok berangkatlah ke arah timur bagian penginapanmu. Tunjukkan topi itu lobi, maka kau akan menerima arahan selanjutnya." Ujar Harith padanya.
"Paman tidak melatihku?" Tanya Rey, Harith hanya menggeleng.
"Aku hanya menerima penyihir yan kuat dan hebat, kau masih sangat jauh. Setelah kau merasa cukup kuat, aku akan menantangmu berduel di Garena Rensuar. Baru setelah itu tujuan dan keinginanmu mengakhiri masalah dunia, akan terwujud. Berbaur dan jadilah kuat, Rey! Selamat tinggal!" Ujar Harith.
Rey tidak terlalu memahami apa yang Harith katakan, Rey hanya tau satu hal. Jadilah kuat, dan rubahlah dunia seperti semula sudah itu saja.
Harith dan Noella mengangkat tangan mereka mencoba menyalurkan energi mereka pada Rey.
"Leviousa!" Ucap keduanya.
Wushhhhhhh
Kilatan cahaya itu seketika membawa tubuh Rey menghilang dari sana. Harith dan Noella pun tersenyum melihat itu.
...Kita semua memiliki terang dan gelap di dalam diri kita...
...Yang penting adalah bagian yang kita pilih untuk ditindaklanjuti...
...Itulah kita sebenarnya...
______________
Ensiklopedia :
Bulan adalah satelit alami Bumi satu-satunya dan merupakan satelit terbesar kelima dalam Tata Surya, menurut ukuran planet yang diorbitnya, dengan diameter 27%, kepadatan 60%, dan massa 1⁄81 (1.23%) dari Bumi.
Jarak ke Bumi: 384.400 km
Gravitasi: 1,62 m/s²
Radius rata-rata: 1.737,4 km
Usia: 4,53 miliar tahun
Periode orbit: 27 hari
Gravitasi permukaan: 1,622 m/s2 (0,1654 g)
Luas permukaan: 3,793×107 km2 (0,074 Bumi)
Ciri
Tempat tinggal si Noella nih 👇😂
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!