Perfect Marriage Revenge
Episode 1 PMR
Hai Guys.. Ini adalah karya pertamaku. Semoga kalian suka ya. Jangan lupa untuk tinggalkan jejak seperti love, like dan coment ya. Biar aku semakin semangat untuk terus berkarya. terimakasih sudah mampir..
Abelia menelusuri kediaman Marquess Lavagian, untuk mencari suaminya Detrick yang sudah menghilang dari resepsi mereka sekitar satu jam lamanya. Dia mendengar suara suami dari salah satu kamar. Anehnya Abelia juga mendengar suara wanita dari dalam sana. Seperti suara ******* batinnya.
Someone
"Detrick pelan-pelan, kalau ada orang yang mendengar kita bisa dalam bahaya."
Detrick Lavagian
"Semua orang sedang sibuk menikmati pesta. Kita bisa menikmati indahnya malam ini Ariel."
Ariel. Mungkinkah dia Ariel kakakku, batin Abelia. Dia masih ragu untuk membuka pintu kamar itu.
Detrick Lavagian
"Ariel kau sangat nikmat."
Ariel Grafin
"Ahh.. Pelan-pelan Detrick. Kau bisa melukai anak kita."
Abelia semakin yakin, itu adalah suara dari suami dan kakak tirinya. Apa yang mereka lakukan di dalam? Mungkin kah ini seperti apa yang ada dalam bayangannya. Gadis itu menyiapkan tenaga untuk mendobrak pintu kamar, karena dia yakin pintu kamar itu pastilah dikunci.
Tidak sia-sia Abelia belajar bela diri, meski harus secara sembunyi-sembunyi dari para pengawal. Pintu kamar itu terbuka dengan sekali dobrakan.
Abelia tidak dapat menyembunyikan rasa terkejutnya, melihat penampilan suami dan kakak tirinya yang nyaris telanjang. Dan posisi mereka yang membuat Abelia malu untuk menjelaskan.
Abelia
"Apa yang sedang kalian lakukan? Kalian selingkuh?"
Detrick Lavagian
"Ini tidak seperti yang kau pikirkan sayang."
Ariel dan Detrick segera merapikan penampilan mereka yang berantakan.
Detrick Lavagian
"Aku hanya sedang menghibur Ariel yang sedih, karena Duke Dylan sedang berperang di perbatasan."
Abelia tersenyum sedih mendengar jawaban orang yang menjadi suami beberapa jam lalu.
Abelia
"Kau pikir aku sebodoh itu akan percaya dengan ucapanmu. Kau menghibur kakakku dengan memberikan dua kehangatan di hari pernikahanmu sendiri."
Ariel Grafin
"Tenanglah Abel. Aku hanya meminjam suami mu sebentar saja."
Abelia sangat terkejut mendengar jawaban dari kakaknya. Dia dan Ariel memang tidak dekat. Sejak kecil, Ariel memang selalu mengambil apapun milik Abelia. Dan Abelia tidak berikan izin untuk protes karena dia hanya anak tiri dari keluarga Marquess Grafin.
Tapi kali ini sudah keterlaluan. Yang diambil Ariel bukan lagi mainan, gaun atau, permata tapi suaminya. Tidak mungkin Abelia bisa tetap diam, kali ini dia harus melawan.
Abelia
"Aku akan mengatakan pada Marquess dan Dulu tentang perselingkuhan kalian dan bayi dalam kandungan Ariel itu bukanlah anak dari Duke Dylan."
Abelia melangkah keluar dari kamar tempat Ariel dan Detrick bercinta barusan.
Ariel Grafin
"Detrick hentikan dia. Kita berdua bisa mati, jika Duke Dylan sampai mengetahui tentang perselingkuhan kita."
Detrick berlari mengejar Abelia. Gaun dan sepatu high heelsnya membuat Abelia dengan mudah tertangkap. Gadis itu mencoba melawan Detrick, namun tentu saja kemampuan beladiri jauh jika dibandingkan Detrick yang sudah berlatih sejak kecil. Apalagi dia hanya seorang perempuan.
Detrick berhasil menyudutkan Abelia di balkon lantai tiga di kediaman keluarga nymmmkitu. Dengan mudah dia melempar Abelia ke bawah. Abelia bisa melihat wajah Detrick dan Ariel yang tersenyum ketika dia terjatuh.
Dia terbangun. Keringat dingin mengalir dari seluruh tubuhnya, rasa sakit yang semula dia rasakan menghilang. Aneh semudah itukah dia sembuh. Abelia berusaha untuk menata nafasnya yang masih memburu.
Dia membunyikan lonceng untuk memanggil pelayan. Tasya masuk ke kamarnya. Ini membuat Abelia sangat terkejut karena Tasya seharusnya sudah meninggal setahun lalu, setelah meninggalkan surat pengunduran diri dengan alasan ibunya sakit. Penyelidikan mengenai kematian Tasya berakhir dengan kesimpulan gadis itu dibunuh oleh perampok yang membawa kabur semua hartanya.
Tasya
"Hari ini Nona bangun lebih awal dari biasanya."
Tasya tersenyum, dia adalah pelayan pribadi sejak kecil.
Aneh apa yang sebenarnya sedang terjadi? Apa sekarang dia berada di surga bersama Tasya. Abelia merasa bingung.
Abelia
"Sekarang hari ini? Dan tanggal berapa?."
Tasya
"Hari Senin Nona. Dan hari ini baru tanggal 25 Februari. Pernikahan kakak anda baru dilaksanakan besok hari Nona."
Abelia
"Besok? Ariel akan menikah? Dengan Duke Dylan?
Abelia berfikir sejenak. Jika besok adalah pernikahan Ariel dan Duke Dylan, maka dia kembali ke dua tahun lalu. Ataukah yang dia alami kemarin hanyalah mimpi? Tadi itu rasanya terlalu nyata jika dikatakan sebagai mimpi.
Ikuti terus kisah mereka ya...
Episode 2 PMR
Meskipun cuaca hari ini panas, Abelia tetap berangkat ke pasar untuk memastikan apa dia kembali ke masa lalu. Ataukah dia hanya bermimpi buruk.
Di dalam ingatannya, dua tahun lalu Abelia pertama kali bertemu dengan Duke Dylan adalah hari ini, saat berada pasar ini. Duke sedang menyamar sebagai orang biasa, untuk menangkap seorang mata-mata kekaisaran itu.
Abelia memang tidak pernah melaksanakan debutante, sehingga dia juga tidak pernah mengenal perkumpulan kelas atas. Itu semua adalah perbuatan kakak tirinya tersayang, Ariel.
Tasya
"Nona. Apakah kita akan ke toko keramik yang biasa kita datangi?"
Sebelumnya Abelia memang berencana untuk membelikan beberapa perabot keramik untuk hadiah pernikahan Ariel. Tapi dalam ingatannya, hadiah itu akan dikembalikan padanya dengan alasan menghina keluarga Duke.
Abelia
"Tidak. Kita pergi ke toko perhiasan saja."
Abelia
"Iya. Kakak adalah orang yang sangat menyukai perhiasan dan permata. Dia tidak akan butuh perabotan keramik seperti yang dia katakan padaku kemarin."
Tasya
"Baik Nona. Bagaimana kalo kita ke toko tuan Luffy? Tokonya terkenal sebagai penghasil permata terbaik di ibukota."
Tasya segera memberi tahu kusir bahwa tujuan mereka berubah. Mereka akan menuju toko tuan Luffy. Abelia melihat jalan dari dalam kereta kuda. Ternyata benar saat ini musim semi, sepanjang jalan penuh dengan bunga tabebuya yang bermekaran.
Tuan Luffi
"Bukankah ini adalah Nona ke dua dari Marquess Grafin Nona Abelia Grafin."
Tidak disangka Tuan Luffy sendirilah yang menyambut kedatangan Abelia. Gadis itu, membalas salam hormat dari tuan Luffy.
Tuan Luffi
"Silahkan Nona. Ada yang bisa kami bantu?"
Abelia melihat sekeliling ada banyak permata dan perhiasan dengan berbagai motif. Dia tidak pernah mengerti tentang trend di pergaulan kalangan atas. Dia bingung harus membeli apa.
Abelia
"Apakah kalian mempunyai perhiasan dengan permata safir dengan warna hijau jambrut?"
Tuan Luffi
"Nona jeli sekali. Permata safir hijau jambrut saat ini sedang banyak dicari. Kebetulan kami ada satu set perhiasan seperti yang Nona cari."
Tuan Luffy memperlihatkan satu set perhiasan, Abelia ingat itu adalah perhiasan yang dipamerkan Ariel padanya sebagai kado dari suaminya Duke Dylan.
Abelia
"Saya tidak suka perhiasan yang pasaran."
Tuan Luffi
"Nona Abelia tidak perlu khawatir. Toko kami selalu menyediakan barang dengan kwalitas terbaik dan hanya ada satu set saja, untuk satu model perhiasan."
Abelia
"Itu artinya model perhiasan ini hanya ada satu di dunia."
Tuan Luffi
"Betul sekali Nona. Anda bisa membuktikan kebenaran dari kata-kata saya."
Abelia
"Baiklah saya percaya dengan perkataan tuan. Saya ambil yang perhiasan yang itu dan tolong bungkus dengan indah."
Tuan Luffi
Tentu saja Nona Abelia. Silahkan melihat-lihat koleksi kami lainnya sambil menunggu kami membungkus pesanan Nona."
Sekarang menunjukkan pukul dua siang, sekitar beberapa menit lagi dia bisa bertemu dengan Duke Dylan. Tunggu, bukankah dulu dia bertemu Duke Dylan di dekat toko keramik. Dan toko itu beberapa blok dari sini.
Abelia berlari menuju toko itu, diikuti oleh Tasya yang terkejut melihat Nona Abelia berlari tanpa mengatakan apapun.
Benar saja baru Abelia sampai di ujung blok dekat toko keramik, ketika mata-mata itu melukai Duke Dylan dan kabur. Abelia ingat jelas bagaimana mata-mata itu bisa kabur dengan memanfaatkan orang yang berkerumun menyaksikan perkelahian dan para pengawal Duke yang panik melihat Duke terluka.
Abelia menjegal kaki mata-mata itu sehingga dia terjatuh. Belati kecil milik pria itu ikut terjatuh. Abelia segera mengambilnya dan melemparkannya pada Duke Dylan. Refleks pemuda itu menangkapnya. Belati itu pula yang menjadi senjata Duke saat ini untuk meringkus mata-mata itu. Setelah pertarungan sengit mata-mata itu berhasil di tangkap. Duke memberikan tugas pada pengawalnya untuk membawa mata-mata itu pergi.
Duke Dylan
"Terimakasih Nona. Nona telah membantu kami."
Abelia
"Ini hanya kebetulan saja Tuan Duke."
Duke Dylan
"Apakah kita pernah bertemu?"
Duke Dylan terkejut mengetahui orang yang tidak dia kenal, bisa mengetahui penyamarannya.
Abelia hanya tersenyum kecil.
Abelia
"Kita akan sering bertemu Tuan. Saya adalah adik dari Ariel Grafin. Abelia Grafin. Putri kedua dari Marquess Grafin"
Duke Dylan
" Anda ternyata calon adik ipar saya."
Abelia tersenyum lagi, dia melihat ke arah luka Duke Dylan yang masih basah, dan belum diobati.
Abelia
"Tuan luka anda mengeluarkan darah. Jika anda tidak keberatan bisakah saya mengantar anda menemui orang yang bisa menyembuhkan anda."
Duke Dylan
"Tidak perlu repot-repot Nona Abelia. Sampai jumpa lagi."
Melihat Duke Dylan yang menghilangkan dari pandangannya membuat Abelia semakin yakin bahwa dia sedang mengulang waktu.
Jangan lupa untuk tinggalkan jejak ya gaes..
Episode 3 PMR
Terimakasih sudah mampir. Jangan lupa tinggalkan jejak ya.. 😘😘😘
Abelia
"Sebelum pulang, aku ingin berkunjung ke kediaman Baron Denian."
Meski merasa, hari ini Nona Abelia sedikit aneh, Tasya selalu melaksanakan perintahnya tanpa bertanya. Gadis yang berasal dari keluarga Aratruen, salah satu bangsawan yang sudah kehilangan kekuasaan itu, segera menyampaikan keinginan Abelia kepada kusir dan pengawal.
Sesampainya di kediaman Baron Denian, mereka disambut oleh anak angkat Baron. Mariana. Dia adalah seorang penyihir yang baru saja bergabung ke menara sihir kekaisaran. Mariana merupakan satu-satunya sahabat Abelia di akademis dulu.
Abelia
"Lama sekali kita tidak bertemu."
Mariana
"Kamu yang terlalu sibuk, sampai tidak ada waktu untuk membalas suratku."
Abelia merasa senang, sahabatnya nanti akan menjadi salah satu penyihir yang diakui oleh menara sihir dan kekaisaran. Namun dia juga sedih karena akan sulit untuk menemui Mariana setelah itu.
Abelia
"Aku ingin melihat koleksi novel terbarumu. Apa ada yang bisa kamu pinjamankan untuk dibaca?"
Mariana
"Ayo kita ke perpustakaan kalo begitu."
Mereka menuju ke perpustakaan keluarga Baron. Bukan sekedar untuk membaca novel. Tapi juga untuk berdiskusi sesuatu yang penting.
Abelia
"Mariana aku ingin bercerita tentang kesedihanku sebagai putri ke dua."
Mariana paham dengan kode dari sahabatnya itu. Dia segera membuat pelindung sihir, yang membuat orang lain tidak bisa mendengar isi percakapan mereka.
Abelia
"Apakah ada orang yang bisa menjelajah waktu?"
Tasya dan Mariana hanya terdiam, mereka tidak mengerti arah pembicaraan dari Abelia Grafin .
Abelia
"Seseorang yang bisa kembali ke masa lalu misalnya."
Mariana
"Aku ingat sesuatu. Tunggu sebentar."
Mariana bangkit dari kursinya lalu mengambil sebuah buku yang terlihat usang
Mariana
"Ini adalah buku tentang sejarah sihir. Ada seorang penyihir yang berhasil menemukan sihir pembalik waktu. Tapi sihir itu ilegal karena bisa saja membawa kehancuran jika digunakan oleh orang yang salah."
Abelia mengangguk mengerti, dia bertekad untuk menceritakan apa yang dia alami ke pada kedua orang yang paling dia percaya.
Abelia
"Aku takut kalian akan menganggap aku gila. Tapi ini terlalu nyata, untuk dianggap sebagai mimipi. Aku sepertinya aku mengulang waktu. Kembali ke masa dia tahun lalu."
Abelia menceritakan semua yang dia alami selama dua tahun yang akan datang. Dia juga menceritakan tentang kematian Tasya dan keberhasilan Mariana yang akan diakui sebagai penyihir menara.
Tasya
" Nona kan tau saya anak yatim-piatu Nona. Sejak kecil saya dirawat oleh keluarga paman saya."
Abelia
"Aku tau itu. Sayangnya meski aku meminta penyelidikan ulang berkali - kali, aku tidak bisa menemukan petunjuk apapun. Maafkan aku Tasya."
Tasya
"Ah Nona... Tidak apa-apa. Terimakasih
Tasya hanya terkejut mendengar cerita Abelia. Tapi dia tau Nona tidak akan berbohong untuk hal sebesar itu. Begitu pula, Mariana dia sangat percaya pada sahabatnya itu.
Mariana
"Orang tua angkatku pasti bangga melihat aku menjadi penyihir yang diakui oleh menara sihir."
Tasya
"Jika kita tau masa depan. Bisakah kita menghindar dari peristiwa yang buruk Nona?"
Mariana
"Kita harus berusaha untuk menghindarinya. Jadi apa rencanamu sekarang Abelia?"
Abelia
"Aku akan menikah dengan Duke Dylan."
Mariana
"Sepertinya kau beneran gila Abelia. Duke Dylan dan Ariel akan menikah besok.”.
Abelia
"Karena itulah aku butuh bantuanmu, Maria."
Mariana
"Katakan apa yang harus aku lakukan?"
Mendengar permintaan Abelia membuat Mariana sedikit bimbang. Tapi gadis itu mengingat kebaikan hati Abelia padanya dulu, dan juga penderitaan Abelia karena perlakuan kakak tirinya. Apalagi mendengar cerita barusan, membuatnya ingin membatu sahabat itu.
Mariana
"Baiklah akan aku coba bantu sebisaku."
Abelia
"Terimakasih Mariana. Kau yang terbaik."
Mariana
"Semoga saja kita tidak gagal. Karena kalo kita gagal, menjadi penyihir menara hanya akan menjadi mimpi saja."
Tunggu episode sebelumnya ya kak
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!