Gudang
Bagian 1
Kamu bersama panitia yang lain, mendekorasi pensi untuk hari Sabtu di aula.
Pertanyaan itu kamu lontarkan karena aula sudah sampai tahap dekorasi yang diinginkan.
Panitia 1
Sudah, Sandra. Akhirnya.
Panitia 1
Tapi apa boleh aku minta bantuannya untuk mengembalikan sisa-sisa dekorasi yang masih bisa terpakai ini ke gudang?
Kamu mengumpulkan sisa dekorasi yang masih bisa dipakai, seperti potongan pita atau bunga-bungaan palsu
Semua benda itu dimasukkan ke dalam kardus.
Semua anak bantu menggotong barang-barang itu masuk ke gudang.
Panitia 1
Terima kasih ya!
Panitia 2
Kalian hati-hati di jalan!
Kamu melangkah keluar gerbang sekolah di tengah langit yang sudah berwarna jingga.
Tapi, kamu tidak langsung pulang.
Kamu memutuskan pergi jalan-jalan dulu keliling kota.
Pergi ke Mall tanpa beli apa-apa, jalan sore di tengah taman.
Kamu bisa melihat orang banyak yang jogging.
Ketika langit sudah menunjukkan tanda-tanda mau petang, kamu memutuskan menunggu angkot di pinggir jalan untuk pulang.
Sembari menunggu, kamu memasukkan tangan ke dalam kantong rokmu.
Uang hanya tersisa Rp. 2.000,-
Kamu terkejut bukan main.
Sandra
Tadi masih ada Rp. 10.000,-, kok sekarang-?
Perjalanan angkot hanya bisa satu kali lagi, sedangkan uangmu hilang. Tentu, kamu takkan bisa pulang dengan tenang.
Ini gegara kamu sempat pulang dulu sebelum mulai mendekor, dan meninggalkan tasmu di rumah.
Jadi kamu hanya bawa badan dan uang seadanya saja tadi.
Sandra
Aku sengaja ga bawa dompet, kukira cukup untuk perjalanan kecil saja...
Sandra
Lah, ternyata malah ada yang hilang.
Pikiranmu tertuju pada sekolah.
Sandra
Sekolah masih buka nggak yah...
Kamu memutuskan untuk pergi ke sekolah.
Sekolah masih buka, tapi sepi sekali. Sepertinya hanya kamu saja yang di situ.
Hanya ada satpam saja sih.
Sandra
Apa saya masih boleh masuk?
Sandra
Saya kehilangan uang di dalam.
Si satpam ambil jeda diam sebentar dengan tangan tertempel pada dagunya.
Satpam
Sebetulnya ini sudah sore sekali sih...
Tadinya 5 menit lagi mau saya tutup.
Sandra
Saya mohon Pak, sebentar saja.
Sandra
Kayaknya nggak sampai 5 menit.
Sandra
Saya mau periksa, kalau nggak nanti saya nggak bisa balik.
Si satpam diam selama 7 detik.
Satpam
Tapi jangan ketinggalan kuncinya yah kalau masuk ke suatu ruangan.
Satpam
Kemarin masih ada yang ketinggalan kunci, lupa ditaruh.
Kamu senang mendengar ada kesempatan.
Langsung, kamu langkahkan kakimu masuk.
Kamu sempat keliling-keliling, mencari uang barangkali ada di koridor.
Otakmu terpikir untuk langsung ke gudang dulu.
Kamu langsung ke gudang, dengan tangan memegang gagang pintu.
Kamu lupa kalau gudang terkunci.
Sandra
Siapa yang terakhir ke gudang?
Di benakmu, sepertinya itu adalah Molly.
Namun dengan cepat pikiranmu teralihkan untuk pergi ke lemari penggantungan kunci di samping ruang ADM.
Sandra
Pasti Molly taruh di situ!
Kamu pergi ke lemari itu.
Tanganmu membuka gagang pembuka lemari. Ternyata tak dikunci.
Kamu mengambilnya, langsung pergi ke gudang.
Kuncinya bisa membuka gudang.
Gudang itu sangat gelap.
Jarimu menekan saklar untuk memudahkan pencarian.
Di setiap sudut kamu mencari. Di sela-sela kardus, rak, lemari. Di lantai juga.
Mati sendiri tanpa kamu menekan saklar.
Kamu coba berpikir positif kalau mungkin lampu itu mati karena masa lampunya sudah habis, jadi harus ganti baru.
Tapi kamu tak punya waktu untuk itu.
Sandra
Mungkin, aku harus cari di luar...
Kamu melangkah kaki mendekati pintu untuk membukanya.
Kamu perlahan-lahan membuka, namun...
Saat melangkah keluar, matamu silau rasanya melihat kembali matahari terik.
Bagian 2
Kepalamu mendongak ke langit.
Sandra
Astaga, kenapa sekarang terik...
Selama kamu lewat koridor, ada barisan kaca jendela setiap ruangan.
Kamu melihat ada yang aneh dari penampilanmu.
Rambut sebahumu dikepang satu sekarang.
Entah kenapa juga, kamu merasa...
Kamu harus pulang sebelum jam 3 sore.
Kamu pulang sebelum jam 3 sore.
Rumahmu agak berbeda. Cat rumahmu kali ini tidak ada yang luntur, padahal seingatmu tidak pernah ada namanya rumah terawat
Ibu
Sandra? Kamu habis darimana?
Sandra
Dari sekolah, Bu...
Sembari masuk, Ibu mengajakmu ngobrol.
Ibu
Kamu nggak kemana mana kan?
Kamu langsung masuk ke kamar.
Kamu dan Ibu lalu duduk di ruang sofa.
Ibu
Tadi ibu merasa kamu terlalu sore.
Ibu
Biasanya kamu nggak sesore itu.
Ibu
Seharusnya jam 11 siang kamu sudah pulang, katamu kemarin seperti itu.
Loh?
Biasanya, Ibu tak peduli kamu pulang jam berapa.
Ibu
Hari ini hari terakhir Bapak kerja...
Seingatmu, Bapak pergi keluar kota karena bentrok dengan Ibu. Bapak meninggalkan Ibu menjadi single parent.
Sebentar, ada yang salah.
Entah kenapa kamu rasanya baik-baik saja.
Namun aneh. Kamu memiliki beragam memori yang asing ada di kepalamu.
Liburan ke danau besar bersama keluarga.
Meraih medali.
Belajar setiap malam.
Ibu
Bapak kan kerja jadi Manager Bank ACE cabang N. Sekarang masih di sana.
Sandra
Lalu yang hari terakhir kerja?
Ibu
Loh? Hari ini terakhir.
Ibu
Kamu nggak boleh kemana-mana besok.
Sandra
Eh... ini hari apa ya Bu?
Ibu
Kamu ini kenapa tiba-tiba jadi lupa semua?
Sandra
Sebentar... ada apa ya ini?
Ibu
Kamu nggak boleh kemana-mana. Ini hari terakhir kamu sekolah.
Ibu
Selain sekolah, jangan keluar!
Ibu
Sekarang, banyak orang terancam sekarat karena keluar rumah.
Dalam hati, kamu terkejut bukan main.
Ibu
Pemerintah memutuskan, hari ini hari terakhir sekolah dan kerja.
Ibu
Besok nggak boleh kemana-mana. Hari ini saja, agak kacau aturannya.
Ibu
Tadinya mau diberi antrian sembako, tapi jadinya dikirim paket tiap rumah.
Sandra
Untuk masuk kembali, kapan Bu kalau begitu?
Ibu
Satu minggu, dilarang keluar rumah.
Matamu menoleh kalender yang ada di atas meja, jauh dari tempat kamu duduk.
Kamu beranjak untuk melihatnya.
2011? Bukannya sekarang 2015?
Tahun segitu, harusnya kamu masih SD.
Kepalamu mendadak pusing.
Ada yang mengetuk pintu rumah dari luar.
Tak lama, kupingmu juga bisa mendengar bunyi kunci bergerak.
Bapak
Eh, Sandra sudah pulang! Libur juga kan?
Kamu masih kurang percaya apa yang mata kamu tangkap sekarang.
Sandra
Saya nggak sekolah besok.
Entah kenapa rasanya kamu senang sekali.
Bagian 3
[note: penggunaan tanda kurung untuk menandakan dialog pikiran/dalam hati, ya ]
Kamu dan keluargamu duduk di ruang sofa sambil menonton TV.
Sambil menyeruput air di cangkir, bapak berkata:
Bapak
Ada film apa hari ini?
Bapak
Saya mau tahu film apa yang ada.
Ibu memegang remote dan memindah channel.
Film itu adalah tentang topeng merah.
Topeng merah mengancam orang dengan menodongkan pisau di leher korban.
Sandra
(Loh kok ceritanya gini? Kenapa topeng merah jadi antagonis?)
Sepanjang nonton film, kamu kebingungan.
Ibu
Kamu harus tidur jam 9 malam.
Kamu menoleh ke jam dinding.
Biasanya kamu tak tidur jam segini.
Disuruh tidur cepat, rasanya... asing.
Namun matamu belum terpejam.
Sandra
(Kenapa di sini rasanya lebih ketat daripada... )
Sandra
(Kenapa aku ada di sini?)
Di satu sisi kamu tahu tempat ini asing, tapi kamu tahu apa yang harus kamu lakukan.
Otakmu bahkan sudah didesain untuk tahu kapan kamu harus pulang.
Kamu merasa semua ini cuma mimpi. Ini semua jauh dari realita.
Tapi semua nyata, kamu bahkan tidak bisa mencoba bangun dari tidur untuk memastikannya.
Mendadak, terlintas di pikiranmu soal sekolah.
Semua berasal dari gudang itu
Sandra
(Aku nggak suka dikepang, tapi kenapa tadi malah dikepang yah?)
Sandra
(Meski ada Bapak dan itu menyenangkan, tapi... rasanya aneh.)
Sandra
(Aku nggak pantas di sini.)
Sandra
(... kayaknya ada uang yang hilang di sekolah!?)
Pintu kamar berdecit pelan.
Langsung pura-pura tidur dengan hampir seluruh badan ditutupi selimut kecuali kepala.
Ibu
Loh, Sandra? Masih belum tidur?
Ibu
Kenapa masih belum tidur?
Jari-jari tanganmu mendadak tegang.
Sandra
Nggak kenapa-napa, Bu..
Kamu masih belum bisa tidur.
Namun, kamu hanya sanggup memandangi pintu kamar.
Ibu tampaknya masih bangun, sedangkan Bapak kemungkinan tidur lebih cepat akibat lelah. Ibu pasti akan memastikanmu tidur lagi.
Padahal penasaran sekali akan gudang sekolah.
Sandra
(Pasti nggak bakal diijinkan ke sana.. mana sudah malam lagi.)
Sandra
Di luar ada wabah, ya?
Sandra
(Pengetahuanku minim sekali soal itu.)
Sandra
(Kenapa tadi aku nggak tanya?)
Sandra
(Ah, nggak deh. Nggak enak.)
Sandra
(Pasti bakal nanya, "Kok jadi pelupa?")
Sandra
(Sebenarnya aku malah lebih bingung sama keadaan sekarang.)
Sandra
(Aku ada dimana, sih?)
Kamu kira tak lama semua akan terungkap kalau semua hanya mimpi, jadi itu tidak perlu dipermasalahkan.
Benar-benar tidak tenang bahkan untuk kembali berbaring di kasur sekalipun
Sandra
(Lagian percuma juga keluar.)
Sandra
(Malam di atas jam 8 itu mengerikan, selama ini balik nggak pernah lewat dari jam 8, apalagi sekarang yang sudah mau jam 11.)
Sandra
(Harus apa sekarang? Harus coba tidur dulu?)
Sandra
(Siapa tahu kalau aku
bangun, sudah ada di
tempat seharusnya.)
Kamu memutuskan menutup mata, berbaring.
Dengan jendela berteralis yang tertutup gorden saja, kamu bisa merasakan cahaya masuk.
Kamu langsung pergi ke ruang sofa.
Di sana, ada Bapak yang sedang baca koran.
Sandra
(Ternyata... masih sama saja.)
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!