Di salah satu desa yang bernama desa valas yang sangat asri dengan pegunungan dan rerumputan yang hijau, air yang mengalir jernih belum terjamah oleh polusi
"Whooaaaaa.... Segerrr banget" ucap shanum, ia adalah gadis desa yang tinggal menyendiri ia tinggal di rumah sederhana terbuat dari kayu jati dengan pekarangan yang cukup luas tempat tinggal shanum tersendiri karena halaman dan kebunnya yang terbilang besar dan luas
Ia membukakan seluruh jendela dan mulai menyapu seluruh ruangan
"Numm ..shanum..." Seseorang berteriak sembari mengayuh sepedanya, dan memarkirkan kendaraan di tepat di halaman shanum
"Ada apa sih di, Buru buru gitu"
"Num, stok strawberry nya masih banyak ga di kebun??" Tanya dika teman shanum sekaligus tetangga shanum ia tak hanya petani buah namun ia juga seorang dokter umum
"Banyak kok ada sebagian yang belum di panen kenapa??"
"Baguuss..! ayooo petik" dika menarik lengan shanum
"Ehhh..eh ... Nanti dulu kenapa sih" shanum mencoba lepas dari dika
"Mau di bawa ke kota valuta" ucap dika
"Apaaa?? Whoaaa..."ucap shanum matanya berbinar-binar apapun yang akan di bawa me kota valuta akan bernilai
"Strawberry kamu, manis dan besar, lusa ulang tahun putra mahkota dan raja ingin menyiapkan semua buah buahan segar termasuk strawberry milikmu" ucap dika
"Benarkah???,ayo dika kita panen lagi"
"Ahh, shanum uang saja, langsung deh cepat"
"Hahah karena aku tahu pasti akan dapt uang banyak, kan lumayan untuk biaya makan dan beli pupuk untuk kebun"
Dika hanya tersenyum ia salut dengan shanum ia anak yatim piatu ia memiliki adik namun pada suatu hari adiknya pergi entah kemana karena merasa tak kuat hidup seadanya.
Keseharian shanum hanya berkebun dan beternak unggas semuanya ia lakukakan untuk menyambung hidup, walaupun peninggalan tanah milik keluarga nya banyak ia tak ingin menjualnya.
Shanum dan dika memanen dan mensortir semua strawberry yang berkualitas baik
"Oh aya apa pihak kerajaan tahu bahwa strawberry ku adalah organik.."
"Ya mereka tahu untuk pembayaran aku sudah berikan mereka harga tinggi untuk strawberry mu"
"Makasih dikaaaa..." Shanum memeluk dika sahabatnya itu
"Ehh num, aneh ya tiap tahun ngerayain ultah putra mahkota tapi dia selalu di kurung,"ucap dika
"Gosipnya dia buruk rupa?" Ucap shanum menimpali
"Hahah sepertinya iyaa ,sejak kita kecil kita tidak pernah melihat wujud si putra mahkota" ucap dika sembari tertawa
"Apakah seperti beauty and the beast" tanya shanum
"Bodohh itu hanya dongeng saja" ucap dika seraya menyentil dahi shanum.
Setelah selesai dengan panen strawberry nya ia pun masuk dan beristirahat, perutnya terasa lapar
Ia pun makan dengan nasi hangat dan satu ikan asin ya, shanum memang anak pekerja keras ia tak boros seperti gadis lain
"Sedikit lagi terkumpul, buat cari adek semoga ajah adek ada di kota valuta" ucap shanum ia sengaja mengumpulkan seluruh uangnya untuk bekal mencari keberadaan adiknya itu.
setiap harinya shanum hanya sendirian tak ada yang menemani, namun ia terbiasa hidup dengan bekerja keras, sedari shanum sekolah dasar dan sepeninggal ibunya ia mula mengambil alih semua urusan rd umah tangga dengan tangan kecilnya ia mulai menggarap ladang untuk di tanami segala macam keperluan agar nantinya bisa ia makan sendiri dan selebihnya bisa ia jual.
Keesokan harinya shanum melakukan aktivitas seperti biasa ia mulai menanam jagung. Singkong, dan kentang di lahan yang kemarin sudah ia persiapkan. Ia menama berbagai sayur dsn buah untuknya di jual ke kota valuta dan uang yang terkumpul untuk biaya makan sehari hari sebagian lagi untuk bekal mencari Shahnaz adik shanum
"Num, shanum" seseorang mencari keberadaan shanum
Shanum yang berada di kebun belakang tak menyahuti
"Oalahhh shanum bude cari kok malah disini" ucap bude parti ibu dari dika
"Eh bude, maaf bude lagi sibuk" ucap shanum sembari tertawa
"Iya gak apa-apa, ini bude ada menu buat makan siang dimakan ya" ucap bude parti
"Iyaa bude maksih"
Bude parti menatap shanum sembari tersenyum
"Heum, yulinar.. yulinar. Anakmu jadi bener benar anak yang mandiri dan kuat sehat sehat yaa nduk" ucap bude parti dalam hatinya
Shanum bisa merasakan Masakan enak jikalau ibu dika mengirimkan menu untuk shanum walaupun tidak setiap hari namun terkadang ia selalu mengirimkan menu dua minggu sekali shanum sudsh sangat bersyukur.
Sore harinya dika datang mengendarai sepeda motornya
"Num ayoo"
"Diih mau kemanaaa"
"Ke alun alun lah kan di alun alun ada perayaan ulang tahun putra mahkota juga"
",Hahah gak ah maless mending di rumah"ucap shanum
"Waah, aku udah rapih loh num, mau ajak kamu"
"Udah kamu ajah dik, kali ajah dapet gebetan hahah"
"Yaudah lah aku berangkat yaa hati hati lo di rumah semua nya pergi ke alun alun"
"Iyaa iyaa"
Seteleh kepergian dika shanum masuk ke dalam rumah dan mengunci semua pintu ia masuk ke dalam kamarnya sembari membaca buku yang di tinggalkan oleh mendiang orang tuanya
Dan perlahan shanum pun terlelap tidur
"Pada suatu hari, ada dua orang anak manusia bersahabat dengan sangat baik, keduanya saling melengkapi saling menasehati satu dari mereka berdarah biru dan satu lagi hanya rakyat jelata namun pria berdarah biru itu sangat nyaman bersama pria jelata itu persahabatan mereka pun berlangsung hingga bertahun-tahun lamanya, sang darah biru di nobatkan menjadi raja namun ia tidak melangit ia tetap membumi, suatu ketika sang raja memiliki banyak sekali harta dan saat itu pula hari kelahiran sang sahabat ia pun memberikan banyak koin emas untuk sahabat terbaiknya namun sahabat itu menolak dengan tegas, karena ia pun memiliki tabungan koin emas dari hasil nya berkebun, sang raja semakin merasa bangga dan takjub akan kegigihan sahabat nya itu,lalu sang raja bertanya untuk apa uang sebanyak ini kau akan gunakan, sahabatpun menjawab entahlah aku pun bingung, semua anak ku telah ku berikan kekayaan juga, namun uang. Mas ini masih banyak,sang raja berfikir keras lalu ia mempunyai pemikiran yang sangat aneh, sang raja pun mengubur harta yang melimpah itu miliknya dan milik sahabat nya itu di dalam tanah, ini akan terbuka kembali bila kerajaan ku mengalami krisis dan di kuasai oleh orang orang yang tamak, ucap si raja, sahabat pun menjawab,aku pun sama akan membuka kotak ini ketika salah satu keturunan ku bisa menjaga dengan baik, dan menggunakan emas ini untuk kepentingan semua orang, mereka bersalaman dan membuat surat dengan cap darah hingga saat ini belum di ketemukan tempat harta itu di kubur" bunda shanum membacakan kisah raja dan sahabat
",Heum bunda apa benar itu cuma dongeng?" Tanya shanum kecil
"Hahah tentu saja sayang, itu hanya mitos dan dongeng belaka"
"Bunda apa, raja itu jahat?"
"Haha tidak raja sangat baik"
"Mengapa semua bilang raja valuta jahat"
"Karena mereka tak mengenal raja lebih dekat, maka dari itu shanum sayang jangan pernah menilai seseorang hanya dari satu kali perkenalan, kamu bisa menilai ketika kamu semakin lama kenal oke"
"Oke bunda "
"Anak bunda hebat pintar"
Shanum perlahan membuka matanya terdengar suara kicau burung ternyata hari telah pagi, lagi lagi mimpi indah itu muncul ketika shanum merasa kesepian.
Ia melangkah kan kakinya seteleh mandi pagi
"Ahh lihat perangkap ikan yang semalam aku taruh mudah mudahan ada ikannya lumayan untuk lauk makan siang" ucap shanum, ia melihat beberapa ikan masuk ke dalam perangkap nya
"Alhamdulillah lumayan hihii" ucap shanum terkekeh
Ia pun melangkahkan kakinya meninggalkan sungai yang berada di belakang kediamannya, ia melangkah dengan cepat tiba tiba ...
"Whooaaaaaaaa..." Shanum berteriak ia terjatuh ketakutan ia merasa ada tanga besar memegangi kakinya
Ia terduduk mundur dan terus mundur di hadapanya ada seseorang tertelungkup berbadan kekar
"Woy...mas ..woy...." Shanum menendang jemari pria itu namun tak ada jawaban ia hanya diam
Shanum mencoba mendekati ia menyentuh perlahan
"To..looong ...tooo..." Ucap nya lirih
"Dia masih hidup," shanum bergegas membantunya dengan tergopoh-gopoh ia membawa pria bertubuh tinggi besar itu ke rumahnya ia merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur
"Hosh ...hosh....hosh...gila...hosh..be..raaat...bangethh...." ucap shanum ia berjalan ke dapur untuk meminum satu gelas air
Lalu ia pun kembali melihat keadaan pria itu, shanum melihat wajahnya memar, terdapat luka sobek di pelipis matanya, dan dadanya yang tertembak hingga bajunya bersimbah darah shanum panik ia segera menelepon dika siang itu,untuk meminta pertolongan
Shanum menunggu kedatangan dika dengan cemas, tak lama dika datang dengan wajah khawatir
"Ayoo lihat keadaan nya" ajak dika dengan hati hati ia mengobati dan menjahit luka di pelipis dan mencoba mengeluarkan peluru dari dada kanannya
"Syukurlah ga tembus,gilaa num, kamu nemuin di mana ini orang asing num,. Kenapa kamu ga pangggil polisi" Ucap dika ia pun merasa takut
"Maksudku nanti saja ketika dia sudah siuman"
"Yasudah, ada pakaian ganti??"
"Ada, nanti aku cari" shanum mencari pakaian dan sarung untuk di pakaikan pada pria itu.
Seteleah selesai dika kembali keluar menghampiri shanum
"Huuft... Capekkk badannya gedee kekar banget"
"Hahaa, maaf ya dik, ngerepotin" ucap shanum
"Eh num, kamu ga curiga dan ga Takut dia kan orang asing kenapa kamu ga laporkan ke kepala dusun sih"
"Besok kalo dia bangun baru aku laporan dik,"
"Heum, terserah kamu ajah, tapi kalo dia bangun nanti kamu harus hati-hati ya," ucap dika ia sangat khawatir
"Haha kenapa sih?" Shanum tertawa terbahak-bahak
"Ya memang nya kamu ga curiga gimana kalo nanti dia bangun, nyerang kamu, bunuh kamu ,kita kan ga tau dia siapa? Mafia kah, gengster kah atau apa memang dia korban kecelakaan kan kita ga tahu" ucap dika panjang lebar
"Dik, aku di ajarkan oleh orang tuaku untuk selalu mikir positif sama orang, kalo nanti dia celakain aku ya sudah berarti sudah takdirku"
"Heum,yasudah terserah kamu, num, aku lapar nih"
"Mau makan apa, cuma ada ikan asin" ucap shanum sembari memanyunkan bibirnya
"Ya ampun shanum!, Mie instan?"
"Gak ada?"
"Telor??" Tanya dika kembali
"Gak ada dika"
",Haduuhh yaudah tunggu yaa aku keluar dulu "
Shanum tersenyum dika memang teman yang baik untuk shanum
Shanum berjalan perlahan menghampiri pria itu, ia melihat harta berharga yang ada
"Cuma jam tangan ini juga udah mati kayaknya kena air". Ucap shanum ia segera menaruhnya di tempat yang aman
Tak lama kemudian dika datang membawa satu kantong berisikan 1kg telur, mie instan, dan beras untuk shanum
"Whooaa dikaa makasih yaa" ucap shanum dengan mata berbinar-binar
"Uhh kamu ini padahal lusa habis panen"
"Haha ya kamu tau kan aku kumpulkan uang untuk apa!"
"Heum, iyaa, num sebaiknya kamu jangan cari Shanaz mungkin saja dia sudah bahagia di kota valuta"
"Aku masih mau cari untuk memastikan bila benar dia bahagia dan berkecukupan aku akan meninggalkan dia tapi bila dia kesulitan aku akan bawa dia pulang aku kumpulkan semua uang untuk kehidupan shanaz juga, kamu tahu kan dia pergi karena apa!" Ucap shanum dengan suara bergetar
"Udah ah, sana masak mie aku tunggu di sini ya sambil lihat kondisi pasien"
"Okee"
Shanum pun berjalan menuju dapur dan segera memasak mie instan untuknya dan dika, tak butuh waktu lama shanum dan dika duduk di ruang tivi sembari menikmati mie instan sembari sesekali mereka melirik pada pria asing yang tengah tertidur
"Eh, num kamu tau gak raja valuta kan sekarang lagi sakit sakitan!'
"Oh. Ya raja Theodore sakit??"
"Heum iyaa kemarin acara ulang tahun putra mahkota dia keluar dari dalam istananya dan menyapa warga ibu kota wajahnya pucat konon katanya di sakit tak wajar" ucap dika
"Hahaa dika dika kamu dokter kan. Tapi kok kamu cerita begitu"
"Yaa cuma gosip dari mulut ke mulut"
"Si putra mahkota keluar?"
"Gak lah mana mau dia keluar istana, kamu tau kan dia kayak gimana"
"Haha iya tapi aslinya belum pernah ketemu kan"
"Katanya orang sekitar dia orangnya emosional, bengis, Tiran, dan katanya sih dia begitu karena wajahnya buruk rupa"
"Maksud kamu dik, dia cowok ga cool?"
"Haaha buruk rupa katanya sih, ada yang bilang berambut gondrong dan berbulu "
"Kingkong??" Tanya shanum dengan wajah polos
"Hahaha iyaa katanya sih, tangan dan kakinya penuh bulu"
"Ohh begitu pantes dia ga mau keluar ya, ehh inget ga dulu ada gosip ada pelayan asal desa cemerlang, Yang jadi pelayan yang suka bawain makanan ke kamar putra mahkota dia ga sengaja jatuhin makanannya dan kena kulitnya yang berbulu itu, dia marah dan dia motong jari jari si pelayan" cerita shanum pada dika
"Iih serem ya" mereka asyik bercerita tiba tiba shanum teringat akan pria itu.
"Dik kalo besok dia bangun gue harus gimana?"
"Baik baikin ajah ya num, tanya, dan tetap hati hati"
"Iyaa oke"
"Nanti aku siapkan obat untuknya"
Shanum dan dika kembali melanjutkan makan nya, dika berada di kediaman shanum cukup lama hingga larut malam.
Sepulangnya dika, shanum segera menutup semua pintu dan kamar ia pula sesekali melihat keadaan pria itu saat tengah malam.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!