NovelToon NovelToon

Remember Me, Dears

BAB 2. NASEHAT YUGO.

Saat ini Pika dan Vian berada di kedai kopi. Beberapa pertanyaan seputar aktivitas Vian telah Pika tanya. Semua

pertanyaan yang Pika berikan bertujuan agar ia dapat mengetahui karakter dari Vian. Tak ada seorang pun yang tahu jika asisten Yugo ini merupakan seorang psikolog.

Dia adalah lulusan psikologi terbaik di universitas terkemuka di Kanada, ia begitu ahli dalam bidang fisignomi.

Kemampuannya ini ia gunakan untuk membantu Yugo saat bertemu dengan para kliennya.

Entah apa yang ada dipikiran Yugo tentang wanita ini. Mengapa aku harus repot-repot memberinya pertanyaan jika

ujung-ujungnya dia pasti diterima!. Benar-benar menjengkelkan. Sepertinya benar dugaan ku jika kamu benar-benar jatuh cinta pada pandangan pertama dengan wanita ini.

Dari beberapa pertanyaan yang ia tanyakan tadi ia merasa jika wanita yang ada di depannya ini tidak cocok untuk

Yugo, seorang pekerja keras dimana dirinya mengetahui bagaimana jatuh bangunnya sahabatnya itu dalam mempertahankan bisnis kosmetik yang hampir gulung tikar saat dipimpin oleh kakak dari ibunya itu. Menurutnya, Vian adalah wanita materialistis dan hedonis.

Setelah beberapa pertanyaan diajukan Pika, keduanya mulai menikmati minuman dan cemilan yang ada di depannya.

"Nama mbak tadi Pika ya?" sambil mengaduk-aduk minuman di depannya Vian gantian bertanya.

Pika menganggukkan kepalanya sambil mengunyah sepotong waffle isi strawberry yang ada di depannya.

"Lelaki dengan baju kemeja tadi berkata bahwa mbak akan membeli semua parfum saya,"

"Apa benar tadi dia bicara seperti itu?" tanya Pika sedikit kaget. Pika yang tak ingin menjatuhkan

harga diri sahabatnya pun dengan basa-basi bertanya tentang parfum yang dijual oleh Vian. Dan akhirnya dengan terpaksa Pika memborong semua parfum tersebut.

Hahahaha, ternyata gak rugi dari tadi gue jawab semua pertanyaannya sampai habis dan ini bayaran yang gue dapat.

Yes, gue dapat bonus. Gue bisa happy-happy.

"Ternyata sangatlah muda membohongi wanita ini padahal lelaki tadi hanya bilang akan membeli bukan

memborong semuanya." sambil tersenyum sinis ke arah Pika yang sedang fokus melihat ponsel.

Pika dapat melihat jelas jika saat ini Vian sedang melirik ke arahnya sambil tersenyum sinis. Dia melihat itu dari

meja kaca yang memperlihatkan wajah licik Vian  yang sedang tersenyum kepada didepannya.

Dasar rubah, ini akal-akalan lu aja biar dagangan lu rame dan dapat bonus gede kan.

***

Setelah pertemuan nya dengan Vian, seminggu kemudian Pika kembali menemui wanita tersebut, kebetulan saat ini dia sedang bekerja.

"Ada apa sih, gue lagi kerja." dengan malas Vian melihat ke arah Pika.

Belagu banget sih! Lu pikir cuma lu aja yang punya kesibukan?

Gue kesini tuh terpaksa, buat apa juga capek-capek datang kesini apalagi ketemu lu, asli ogah pake banget.

"Aku memiliki tawaran untukmu, apakah kamu mau bekerja di kantor milik bos ku." ucap Pika yang mencoba

menahan emosinya.

"Kantor apa? bos mu yang mana?" dengan gaya bicaranya yang sok Vian terlihat angkuh seakan tak

butuh pekerjaan.

Dasar arogan!

"Kamu bisa datang ke alamat ini untuk menemuinya. Pikirkanlah, jika kamu berubah pikiran dan memilih bergabung

dengan kami maka kami tunggu kedatangan mu." dengan senyuman terpaksa nya Pika berusaha tersenyum lembut selembut rambut yang mirip iklan di TV.

"Oke, gue besok libur, gue usahain kesana. Udah, gue balik kerja lagi ya." lanjut Vian sambil

meninggalkan Pika seorang diri.

Setelah menemui Vian, Pika pun mengirimkan pesan kepada Yugo.

Pika : " Wanita pilihanmu benar-benar arogan! lain kali jangan menyuruhku untuk menemuinya."

Yugo : "Tapi aku merasa dia berbeda,"

Pika yang membaca pesan Yugo merasa malas dan segera menghapus. Dia sengaja tak membalasnya karena semakin dibalas maka Yugo semakin membela Vian.

***

Keesokan harinya ternyata Vian menepati janjinya untuk datang ke kantor sesuai alamat yang diberikan oleh

Pika, disana tanpa sengaja ia bertemu dengan lelaki yang pernah ia lihat sebelumnya. Lelaki yang dilihatnya kini begitu mengagumkan. Tak hanya itu Ia juga melihat beberapa orang disekitarnya tampak hormat dan mengagumi pria yang ada di depannya itu.

Siapa sebenarnya lelaki ini?

Kenapa orang-orang disekitar tampak hormat kepadanya?

Apa dia bos yang dimaksud oleh wanita itu?

Jika benar artinya iya tertarik padaku, karena dia yang memintaku untuk bekerja disini.

Melihat kedatangan wanita yang beberapa hari ini dinanti segera Yugo menghampiri, "kamu sudah

datang?"

"Iya." ucap Vian sambil tersenyum memperlihatkan gigi kelincinya.

Melihat senyum wanita yang ada di depannya membuat rasa rindu Yugo terobati.

Apa benar yang dikatakan Pika jika aku jatuh cinta kepada wanita ini?

"Kak ... Kak ....?" panggil Vian sambil menepuk pundak Yugo."

"Oh ya maaf ..., kamu bisa tanya ke resepsionis yang ada di depan itu untuk segera menemui Pika."

"Kenapa harus bertemu dengan Pika lagi?" tanya Vian dengan kesal.

"Aku tidak suka dengannya, aku lebih suka bertemu dengan -" Vian tidak dapat melanjutkan kata-katanya

karena dia sendiri tak tahu siapa nama lelaki yang ada didepannya.

"Yugo,"

"Pak Yugo."

"Kalau begitu tunggu aku di ruangan ku."

"Siska, tolong antar wanita ini ke ruangan ku." pinta Yugo kepada salah satu karyawannya.

Dengan langka percaya diri dan sombong Vian berjalan mengikuti langkah resepsionis yang mengantarnya. Saat

mengantar Vian ke ruangan mereka berdua berpapasan dengan Pika. Melihat Pika berada di hadapannya, Siska pun menyapa hormat namun tidak dengan Vian. Dia begitu angkuh dan hanya melihat Pika dengan pandangan sinis.

Pika yang melihat itu hanya tersenyum kecut dan memilih untuk melanjutkan langkahnya.

Calon OKB(Orang Kaya Baru)!

Setelah mengantar Vian segera Siska pamit untuk kembali ke meja resepsionis. Didalam ruangan Vian begitu

kagum dengan desain interior, dan yang membuatnya kagum adalah beberapa penghargaan yang terpasang di ruangan itu. Disana terlihat nama Yugo dan fotonya yang terpampang.

Jadi benar dia adalah CEO, dia tampan, pintar dan pastinya tajir.

Berbagai pikiran berlebihan sudah dirancang di otak Vian, harapannya hanya satu ia dapat membuat Yugo jatuh cinta kepadanya sehingga dia tak perlu capek-capek bekerja untuk memenuhi

kehidupannya yang Hedonis.

Setelah cukup lama menunggu akhirnya Yugo masuk ke dalam ruangannya, disana dia tahu sedang ada tamu yang

menunggunya. Dengan hati berdebar dan mencoba merapikan tatanan rambut yang menurutnya berantakan.

"Hai, maaf lama menunggu." sapa Yugo sambil mengambil posisi duduk tepat di depan Vian.

"Hai," sapa Vian balik.

"Bagaimana penjualan parfum mu?" tanya Yugo basa-basi.

"Lumayan, karena pak Yugo akhirnya saya mendapat bonus."

"Oh ya? Kalau begitu bisa dunk ajak saya dan Pika untuk makan bersama."

"Kenapa harus mengajak Pika? Kenapa tidak kita berdua saja?" tanya Vian yang sengaja memancing.

"Kita berdua? Apa kamu tak keberatan?"

"Sama sekali tidak."

"Baiklah, jam istirahat nanti kita akan keluar bersama." ajak Yugo.

Setelah pembicaraan santai tersebut kini mereka berdua membicarakan tentang tujuan Yugo memintanya untuk datang ke kantornya.

"Serius ini ? Kenapa harus aku yang menjadi artis di produk barumu?"

"Karena bagiku kamu tepat."

Mendengar alasan itu membuat Vian tak percaya, karena baru ini adalah seorang lelaki yang berkata seperti itu.

"Kamu kenapa menangis?" tanya Yugo spontan sambil mengusap air mata Vian yang sengaja dia keluarkan agar

membuat hati Yugo tersentuh.

***

Tanpa terasa sudah satu tahun Vian berada di kantor ini, dirinya kini sudah menjadi seorang artis (BA \= Brand

Ambasador). Tak hanya satu produk namun beberapa produk sudah dia iklankan. Yugo begitu bangga dengan kesuksesan yang diraih oleh Vian.

Kini Vian tak hanya menjadi seorang BA, namun kini dia juga sudah menjadi tunangan dari Yugo Arthadinata. Beberapa orang yang melihat sepak terjang Vian merasa iri, dirinya bagai seorang Cinderella yang dalam sekejap bisa mendapat kebahagian baik materi dan pasangan hidup. Namun rasa bersyukur Vian karena telah diangkat derajatnya oleh Yugo seakan mati, diam-diam ternyata dia berselingkuh dengan adik tiri Yugo, yaitu Sonny.

Tak ada yang tahu hubungan terlarang antara Sony dan Vian, kecuali Pika. Kecurigaan Pika terbukti saat dia hendak mensortir beberapa pakaian yang sudah tidak dipakai oleh beberapa model untuk disumbangkan kepada orang yang membutuhkan, dan saat melewati gudang baju dia mendengar suara tak biasa, niatnya hendak mengusir suara tersebut namun justru dia yang merasa terusir saat melihat siapa yang membuat suara gaduh tersebut.

Ditutupnya mulutnya agar tidak mengeluarkan suara, diam-diam Pika merekamnya untuk dia tunjukkan kepada Yugo.

Dasar wanita lakn*t, menjij*kan!

Kalian berdua memang sama, dan kamu Sonny ternyata kelakuanmu sama seperti Sonya, ibumu.

Tak tahu terima kasih, kalian berdua tega mengkhianati Yugo.

Setelah merekam segera Pika keluar mengendap-endap untuk keluar dari gudang  dan mencari keberadaan Yugo

untuk memberitahu perselingkuhan antara Sonny dan Vian. Pika segera masuk ke ruangan kerjanya, disana Ia melihat Yugo sedang serius membaca beberapa dokumen yang ada di mejanya dengan teliti. Bunyi suara pintu membuat Yugo memalingkan

wajahnya dari dokumen dan melihat siapa yang datang menemuinya.

"Ada apa Pika?"

"Apa kamu sibuk?"

"Tumben pertanyaan kamu gak berbobot?"

"Yugo, apa aku berarti bagimu?"

"Pasti, kamu adalah saudara sekaligus sahabatku. Dan kamu adalah aset perusahaan," ucap Yugo untuk menggoda asistennya itu yang wajahnya terlihat menegang.

"Yugo, apa kamu benar-benar mencintai Vian?"

"Iya, aku mencintainya dari pertama dia menyapaku. Sempat menolak jika ini jatuh cinta pada pandangan

pertama."

"Apa sebelum kamu mencintainya kamu sudah menyelidikinya?"

"Menyelidiki untuk apa? Cinta itu tak perlu di selidiki, cinta itu datangnya alami. Dia datang dan pergi

tanpa permisi."

"Tapi dia bukan yang baik Yugo!"

"Lalu yang baik itu seperti apa? seperti kamu?" ucap Yugo sedikit kesal.

"Di dunia ini jika kita mencari yang sempurna itu tidak ada, yang ada itu saling menyempurnakan. Aku tahu kamu kita adalah saudara dan rekan kerja tapi tolong untuk pribadi jangan pernah mencampuri urusanku." ucap Yugo penuh penekanan.

Tanpa Yugo dan Pika sadari jika saat ini Vian sedang mendengar pembicaraan mereka berdua. Vian merasa geram kepada Pika yang menurutnya selalu membuat Yugo ragu terhadap cintanya.

.

.

Hai semuanya ....

Mohon dukungannya ya, like dan comment..

Terima Kasih..❤️❤️

BAB 1. PANDANGAN PERTAMA

“Selamat pagi, Kak?” sapa seorang SPG kepada seorang lelaki yang sedang berdiri sendiri dengan menyandarkan tangannya pada railing balkon kaca. Disana ia sedang mengamati hiruk pikuk keramaian yang ada dibawah sambil melihat-lihat wajah yang cocok untuk dijadikan BA(Brand Ambasador) untuk produknya yang akan launching. Dia adalah Yugo, seorang CEO dari perusahaan kosmetik ternama di Ibukota, yaitu AIM-GOOD.

Suara sapaan lembut yang menyapa telinganya membuat dirinya penasaran dan menoleh. Dilihatnya seorang wanita dengan tinggi semampai, rambut yang panjang terurai, kulit bersih putih, badan yan terlihat padat karena pakaian ketat yang digunakan membuatnya terlihat begitu seksi.

Sebagai seorang lelaki normal, Yugo mengamati wanita di depannya dengan detail, ia melihat dari ujung kaki dan ujung rambut. Tak ingin terlihat seperti mengagumi seseorang yang ada di hadapannya Yugo pun menjawab dengan jawaban singkat.

“Ya,”

“Maaf menganggu waktunya sebentar ya Kak. Saya mau menawarkan parfum, parfum ini aromanya sangat segar dan sangat cocok untuk diberikan kepada orang terkasih. Kekasih Kakak pasti sangat senang jika diberi hadiah parfum. Ini ada banyak variannya lho, Kakak bisa cek semua aromanya, bau harumnya sangat awet sekali bahkan jika dipakai outdoor.”

Yugo tak terlalu menyimak detail apa yang dibicarakan SPG yang ada di depannya. Ia terlalu fokus pada hal lainnya, yaitu sesuatu yang begitu menonjol terlihat pada baju ketat yang digunakan.

Kenapa pakaiannya harus seperti itu? Bukannya ini SPG parfum seharusnya tak terlalu berlebihan seperti ini.

Yugo yang diam tanpa kata membuat Vian, nama yang tertulis pada pakaian yang dikenakan SPG tersebut penasaran apakah lelaki dihadapannya ini tertarik pada penjualan parfum yang ditawarkannya atau tidak, atau tertarik dengan sesuatu lainnya yaitu baju ketat yang sengaja ia gunakan untuk menarik pelanggan.

“Kak, gimana Kakak mau coba?” tanya Vian sambil menggerak-gerakkan tangannya di depan wajah Yugo agar sadar dari lamunannya.

“Maaf, saya gak fokus.”

“Gimana Kak, mau coba ya? Please,” rengek Vian manja. Dia sengaja merengek seperti itu untuk mendapatkan simpati agar banyak yang membeli parfumnya, karena jika penjualannya mencapai target atau diatas target maka ia akan mendapat banyak bonus.

Ayo, ambil dunk. Ambil ....! Gue uda nahan malu mohon-mohon begini. Pokoknya kalau sampai gue berhasil bakal gue belanjaain bonus itu untuk beli semuanya yang udah aku incar.

Tunggu kalau gue beli semuanya nanti uang buat bayar kos gimana dunk? Ah bodoh yang penting gue bahagia. Kalau kurang terpaksa deh harus nemenin om-om lagi, moga aja gak kena razia lagi.

XXXX FLASH BACK ON XXXX

Vian Angelica, seorang gadis muda yang memiliki ambisi besar. Nama Angelica yang diberikan kedua orangtuanya diharapkan akan menjadi seorang malaikat untuk keluarganya kelak. Namun harapan tinggal harapan. Kedua

orangtua Vian harus meninggal dalam kecelakaan saat mereka buru-buru harus mengambil Vian yang dibawa ke kantor polisi. Dimana saat itu ada razia PEKAT( Penyakit Masyarakat) yang rutin di lakukan setiap kali menyambut hari-hari kebesaran agama. Vian yang baru pertama kali mencoba harus  tertangkap basah karena sedang  berada di penginapan bersama seseorang yang menyewa jasanya.

Gaya hidup Hedonis pada Vian masih melekat dan tidak hilang meski keluarganya sudah jatuh miskin karena korupsi yang dilakukan ayahnya. Vian yang tak dapat menerima kenyataan terpaksa harus membuka jasa itu untuk mendapatkan uang besar yang cepat.

XXXX FLASH BACK OFF XXXX

Melihat kecakapan Vian dalam bernegosiasi membuat Yugo tertarik dan hendak mengajak  wanita yang ada di depannya ini untuk bertemu dengan Pika, asistennya.

“Kak, gimana? Kakak mau yang ini ya?” desak Vian dengan suara yang masih lembut.

“Maaf tapi saya –“

“Tenang saja kak, kekasih kakak pasti suka kug, dia tak akan marah jika kakak membeli ini. Justru dia akan bahagia. Dan ini sangat efektif jika dipakai saat pacar kakak sedang ngambek. Percaya sama saya.” Belum sempat Yugo melanjutkan ucapannya Vian menyela perkataan rayu Vian sambil mengerlingkan matanya.

“Bukan itu masalahnya,” sambil berkata Yugo menghembuskan nafas panjang pertanda dirinya lelah.

“Jadi, masalahnya apa? Boleh saya bantu cari solusinya?”

“Masalah yang pertama saya belum memiliki kekasih, masalah yang kedua saya tidak suka parfum dengan bau sepeti ini. Apa kamu memiliki solusi dari masalah saya?” tanya Yugo balik.

“Saya minta maaf, saya kira kakak sudah memiliki kekasih. Kalau kakak tidak suka parfum seperti yang saya demo kan tadi, kakak bisa memberikannya kepada saudara atau orang tua.”

“Saranmu bisa diterima tapi, kedua orang tuaku sudah meninggal.”

“Lalu saudara?”

“Kug jadi nanyaian saudara saya? Kamu ini mau nawarin parfum atau mau sensus?” tanya Yugo menggelitik.

“Bukan begitu maksudnya Kak, saya ingin -?

“Begini saja, kali ini saya yang akan memberikan kamu penawaran. Ini kartu nama asisten saya, sekitar jam 12 saat jam istirahat datanglah ke kedai kopi yang berada di pojok pintu masuk sebelah barat.”

“Baik kak, saya akan kesana nanti, lalu parfumnya bagaiamana Kak?”

“Bawa produk parfum mu, asistenku yang akan membelinya.” ucap Yugo sambil berlalu meninggalkan Vian yang masih diam berdiri tak percaya sekaligus jengkel.

Siapa sih dia, sok banget.

Rasanya pengin gue tampol pake sepatu.

Belagu banget, tampan sih tapi belagu!

Pantesan gak ada kekasihnya!

Orang gayanya sok, pake bilang nanti ketemu Asisten, saya? Apa coba maksudnya?

Apa dia seorang CEO? Ah tak mungkin CEO itu kece pakaian nya.

Lha ini? Jauh banget dari kesan CEO.

Tapi ..., gak ada salahnya kalau gue coba untuk datang ke cafe tersebut.

Vian yang mendengar itu mencoba memaksakan senyum dan membuktikan ucapan lelaki yang ada di sapanya tadi.

***

Di sebuah kedai kopi, terlihat seorang wanita dengan gaya nyentrik sedang melihat beberapa menu kopi.

“Bos, kamu kemana aja dari tadi?”

“Biasa, keluyuran lah. Cari angin segar. Gimana apa kamu melihat kriteria wanita yang aku mau untuk dijadikan BA produk baru kita?”

“Belum, tak ada yang menarik menurutku.”

“Coba kamu lihat SPG yang berdiri disana?”

“Biasa.” jawab Pika singkat.

“Ah masa? Tapi menurutku gak.”

“Ya, kan setiap orang memiliki pandangan yang berbeda-beda, cocok menurutku belum tentu cocok menurutmu. Begitu juga sebaliknya.” tutur Pika.

“Aku setuju.  Lima menit lagi dia akan kesini, dan aku mau dia yang jadi BA(Brand Ambasador) pada produk baru kita.”

“Cepat amat tertariknya. Banyak wanita cantik di kantor kita, tapi kenapa jatuhin pilihan ke dia? Kamu gak lihat cara pakaian dia, kan? Ingat pesan budhe, cari wanita itu yang kalem dan jangan bar-bar?”

“Pika .. Pika …, kita ini cari BA bukan pasangan buat aku, tolong profesional, dunk!"

"Oke! awas aja sampai aku tahu kamu akan menjalin cinta sama dia." ancam Pika.

"Hemmm ...."

“Tapi aku rasa ini gak hanya BA. Aku tahu alasannya kenapa kamu tak mau cari BA dari kalangan model yang udah terkenal. Kamu mau cari istri kan?”

“Apaan sih kamu, sok tahu.” “Sudah ah, aku mau keluar sebentar. Kamu aja yang seleksi dia tapi pastikan dia diterima, jangan galak-galak kamu sama dia. Sebentar lagi dia akan datang kesini,” ucap Yugo sambil melihat jam tangan yang ada di sebelah tangan kirinya.”

“Gak janji,” jawab Pika dengan cuek sambil mengaduk-aduk minumannya dengan sedotan.

Penasaran gue kayak apa sih tuh cewe sampai bikin Yugo memintaku untuk menerima wanita ini.

Tanpa menunggu lama terdengar seseorang memanggil namanya, dan benar seseorang tersebut adalah wanita SPG yang dibicarakan Yugo tadi.

“Permisi, Pika ya?”

Pika yang ditanya hanya mengangguk sambil menyeruput minumannya.

Belum dipersilakan duduk Vian dengan angkuhnya duduk  sambil memainkan jari-jarinya diatas meja.

Pika yang melihat kelakuan wanita di depannya sempat kaget, ia tak pernah mengira jika saudaranya itu harus jatuh cinta dengan wanita model seperti ini, wanita yang benar-benar jauh dari kriteria yang diharapkan ibu Yugo untuk menjadi istri anaknya.

Gue gak salah kan, Yugo … Yugo  sepertinya dalam urusan cinta lu harus banyak belajar, kalau urusan bisnis okelah dan cinta pada pandangan pertamamu gue rasa fail.

.

.

Hai semuanya ....

Mohon dukungannya ya, like dan comment..

Terima Kasih..❤️❤️

BAB 3. PEESELINGKUHAN VIAN DAN SONNY.

Kur*ng Aj*r, gue sudah menduga, dia adalah duri dalam kebahagianku.

Gue gak pernah punya masalah sama dia, kenapa dia seperti iri dan gak rela ngelihat gue dan Yugo.

Ini gak bisa dibiarin, gue harus cari cara. Untung Yugo lebih percaya sama gue.

Lihat saja Pika, langkahku tinggal selangkah! Setelah gue jadi nyonya Yugo Arthadinata gue bakal singkirin lu dari kehidupan Yugo.

Setelah berusaha berbicara dengan Yugo dari hati ke hati Pika merasa tak berguna, karena saat ini yang dipercaya Yugo tak lain adalah wanita rubah itu. Belum sempat Pika keluar dari ruangan Yugo tiba-tiba Vian datang tanpa mengetuk pintu.

"Hai sayang!" sapa Vian manja sambil mencium bibir Yugo dengan sangat mesra.

"Ada mbak Pika, apa kabar?" sapa Vian basa-basi.

Menjij*kan, Yugo sadar lah bibir itu bekas bibir Sonny!

Seharusnya lu cuci bibir tunangan lu itu dengan pasir dulu!

"Sayang, untung kamu datang. Daritadi dia ingin memberitahuku sesuatu tentang mu tapi harus menunggu dirimu dulu." pancing Yugo yang sengaja ingin meluruskan kecurigaan Pika terhadap calon istrinya itu.

Vian yang mendengar itu kaget, dia takut jika Pika akan menyampaikan hal buruk tentangnya. Namun dirinya tak tahu hal buruk apa yang ingin disampaikan karena dia merasa assiten AIM-GOOD tak suka dengan dirinya.

"Apa kamu mencintai Yugo?" tanya Pika dengan tatapan tajam kepada Vian.

"Pasti."

"Kenapa jawabanmu seperti itu? Pertanyaan Apa setidaknya jawaban yang tepat adalah dua pilihan antara iya dan tidak!" tutur Pika dengan tegas.

"Pika cukup, seharusnya kamu jangan seperti itu kepada Vian, dia ini adalah calon istriku dan dia adalah BA di produk kita. Kamu bisa membuatnya takut!" bentak Yugo.

Pika kaget, karena baru ini Yugo membentak dirinya. Sebelum-sebelumnya dia tidak pernah seperti itu. Dulu saat kecil baik Yugo dan Pika adalah dua saudara sepupu yang saling sayang. Mereka saling melindungi terlebih saat Yugo kehilangan kedua orangtuanya yang meninggal secara bergantian.

"Sayang, jangan bentak Pika. Wajar pertanyaan dia, kalian berdua itu saudara. Dia tak ingin kamu berada ditangan yang tepat saat menikah nanti. Makanya dia bertanya itu."

"Iya, aku cinta mas Yugo." lanjut Vian yang berusaha menjawab pertanyaan Pika dengan sebuah tatapan yang begitu tajam terlihat dari sorot mata Vian.

Pika tau bahwa tatapan Vian adalah sebuah tatapan benci dan tak suka. Mereka berdua saling bertatapan, melihat keduanya bertatapan seperti itu membuat Yugo bingung harus bagaimana. Beruntung Sonny datang sehingga membuat Pika mengalihkan pandangannya kini kepada Sonny.

Dasar penghianat! Berani-beraninya kamu merebut calon istri saudaramu!

Aku gak akan membiarkan mereka berdua menikah, karena aku gak sanggup melihat Yugo harus tersakiti oleh kelakuan wanita buaya ini.

Tanpa berpamitan Pika keluar dari ruangan, dengan hati marah dan kecewa namun dirinya berusaha mencari cara agar perselingkuhan antara Sonny dan Vian dapat terbongkar.

Aku tak ingin hubunganku dengan Yugo buruk. Dan usahaku untuk membuat Yugo sadar adalah berusaha untuk selalu mengingatkan.

Jika cara ku tidak berhasil tapi aku yakin cara Tuhan akan bekerja.

***

Tak terasa sekarang sudah hampir satu tahun, Vian merasa lelah kepada Yugo karena mereka tak kunjung melaksanakan pernikahan padahal mereka sudah hampir dua tahun bersama. Bukan karena rasa cinta Yugo yang pudar namun saat ini Yugo sedang mempersiapkan sebuah kejutan, dan dia berharap kejutan itu akan menjadi hadiah di pernikahan mereka khususnya untuk Vian.

Tak hanya itu, Vian mulai tidak nyaman dengan sikap Yugo yang cenderung selalu menyuruh dirinya untuk hidup hemat. Yugo tak pernah memberikan banyak kejutan berupa perhiasan ataupun mobil mewah kepada Vian lain halnya dengan Sonny. Sonny yang hanya seorang selingkuhan namun sanggup memberikan semuanya padahal secara materi Sonny memiliki kekayaan yang dibawah rata-rata jika dibanding Yugo.

Pada intinya alasan diatas adalah tentang materi, namun teryata bukan hanya sebuah materi namun sebuah kenyamanan dimana Sonny telah lebih dulu berhasil memuaskan Vian dalam urusan ranjang. Vian yang memang merupakan seorang wanita nakal sebelumnya kini kehausannya akan hal seperti itu sudah terobati dengan bujuk rayu Sonny. Berbeda dengan Yugo yang hanya memberikan ciuman bibir itupun yang mengawalinya adalah Vian.

Di suatu malam, Yugo ingin memberikan kejutan kepada tunangannya tersebut bahwasannya mereka akan menikah dalam waktu dekat yang mana undangan pun akan segera disebar dalam waktu dekat. Kejutan tersebut tak hanya tentang sebuah pernikahan dan undangan yang akan berlangsung namun sebuah hadiah yang selama ini menjadi impian Vian yaitu memiliki dan tinggal di sebuah mansion mewah, dengan banyak maid yang akan menemani mereka.

Yugo sengaja tidak memberitahu Vian lewat pesan singkat ataupun telepon dalam perjalanan menuju apartemen Vian. Dalam perjalanan kali ini Yugo merasa sedikit aneh namun dia benar-benar menganggap semua ini adalah cobaan. Rem pada mobilnya tidak berfungsi dengan baik, sehingga Yugo harus berjalan pelan agar tetap aman. Baru separuh perjalanan dia harus mengalami ban kempes, beruntung ban pada mobilnya ada tubles sehingga ia tetap melanjutkan perjalanannya.

Sebuah perjalanan yang sangat memacu adrenalin, tiba-tiba dalam perjalanan volume air hujan cukup deras, sehingga jalanan menjadi licin. Rem mobil yang sedikit bermasalah ditambah bannya yang kempes membuat Yugo tersenyum sendiri membayangkan rintangannya untuk membuktikan cintanya kepada sang tunangan.

Perjalanan yang harusnya memakan waktu satu jam dari apartemennya menuju apartemen Vian kini menghabiskan waktu hampir dua jam dan akhirnya kini Yugo sampai dan segera menuju ke basemen untuk memarkir mobil. Setelah selesai memarkirkan mobilnya dengan pas ia pun turun dan segera berjalan cepat menuju ke sebuah lantai tempat kamar kekasihnya itu tinggal. Yugo yang sudah mengetahui pasword segera masuk dan terkejut.

Dirinya melihat ada sepatu laki-laki yang amat dia kenal, Yugo diam, dia tetap berjalan dengan langkah pelan berharap tidak ada hal akan mengejutkan dirinya, namun semakin mendekat dia mendengar sebuah suara yang amat dia kenal. Yugo merasa emosi namun sebisa mungkin dia tahan, dia ingin mengetahui apa saja pembicaraan yang dilakukan keduanya.

Jadi selama ini apa yang Pika bicarakan benar, dan laki-laki itu tak lain adalah lelaki yang aku anggap sebagai saudara sendiri.

Tak tahan dengan semua pembicaraan yang didengarnya termasuk kelakuan dari Vian. Dirinya mulai mengambil gambar dan merekam dengan ponsel semua pembicaraan yang dilakukan oleh kedua insan berdosa tersebut. Namun saat sedang merekam dia tak sengaja menyenggol sebuh vas bunga hingga pecah.

Prang ....

"Suara apa itu? tanya Vian kaget.

"Coba cek ponselmu apa Yugo kemari?"

Vian pun mulai mengecek ponselnya, namun dia tak melihat ada pesan masuk. Merasa penasaran dan sedikit terganggu baik Vian maupun Sonny pun segera beranjak dari tempat tidur dan melihat ruang tamu yang dengan pecahan vas bunga yang berantakan.

"Menurutmu siapa yang datang?" tanya Sonny kepada Vian.

"Yugo, bau parfumnya begitu khas. Aku sangat mengenalnya. Ayo kita kejar dia."

"Untuk apa?"

"Kamu masih tanya untuk apa? Aku ingin menjelaskan bahwa ini salah paham."

"Salah paham apa? Jelas-jelas dia memergoki kita sedang berduaan. Aku hafal dengan Yugo, dia tak akan mentolerir sebuah kebohongan." jawab Sonny enteng sambil menyalakan rokok.

"Kenapa kamu begitu santai? Son, aku tak ingin kehilangan pekerjaan ku."

"Ayo kita susul dia." ucap Sonny enteng sambil menggunakan kaos disusul dengan Vian yang kini masih menggunakan baju tidur."

"Itu mobil Yugo," teriak Vian.

"Akhirnya dia menggunakan mobil itu." ucap Sonny dengan begitu bahagia.

"Kenapa kamu begitu bahagia?"

"Kamu lihat baik-baik mobil itu, apa yang selanjutnya terjadi."

Brak ...

Duarrrr ....

Terdengar sebuah mobil tertabrak di tiang sebuah pembatas jalan hingga mobil tersebut jatuh di jurang yang cukup curam.

"Son,,,mobil itu tertabrak, jatuh dan terbakar. Ayo kita tolong?" ajak Vian panik, karena ia melihat dan mendengar suara yang begitu kencang.

Sonny dan Vian pun turun dari mobil dan melihat dari atas bahwa mobil meledak ditengah turun nya hujan yang cukup deras.

"Dia sudah mati, dan yang melihat kejadian ini tidak hanya kita tapi banyak orang yang menjadi saksi. Dan sebentar lagi aku yang akan naik ke posisi nya menjadi CEO."

"Son, apa ini semua sudah terencana?" tanya Vian yang masih tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Aku rasa kamu sudah paham, setidaknya dengan berita meninggalnya dia kita tak perlu lagi sembunyi-sembunyi."

Mendengar itu Vian tampak berfikir kemudian merasa bahagia karena apa yang diucapkan Sonny ada benarnya. Setidaknya kini mereka berdua tak perlu lagi sembunyi-sembunyi, lagi pula selama ini dia tidak terlalu mencintai Yugo melainkan hanya harta yang dia cintai dari sisi Yugo.

.

.

Hai semuanya ...

Mohon dukungannya ya. Like dan comment.

Terima Kasih..❤️❤️

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!