Maira ,merupakan putri kedua dari keluarga Sasongko yang kaya raya. Dia memiliki dua orang saudari tiri dari pernikahan ayahnya dengan ibu tirinya, Nyonya Shinta.
Dari ketiga bersaudara itu,hanya Maira saja lah yang masih betah melajang hingga saat ini.
Selama ini ,Maira terlalu sibuk mengejar karirnya dan juga sibuk dengan kuliah S2 nya.
Sehingga di usianya yang kini genap 24 tahun,Maira belum juga pernah merasakan yang namanya punya pacar.
Eitsss!Bukan berarti tak ada laki-laki yang menyukai dirinya ya,tapi Maira lah yang seolah menutup dirinya dari hal-hal yang berbau percintaan.
Bukan tanpa alasan Maira seperti itu,rasa kecewanya pada pernikahan kedua orang tuanya lah yang membuatnya seolah tidak berani memulai suatu hubungan dengan seorang pria.
Ayahnya memiliki dua istri yang tinggal dalam satu atap yang sama,tapi keduanya tidaklah akur.Ibu Maira yang merupakan istri pertama terpaksa sering menelan kegetiran di dalam hatinya,karena harus berbagi kasih sayang suaminya dengan madu yang ia setujui sendiri.
Maira memang anak dari istri pertama Pak Sasongko,yakni Nyonya Nurmala.Karena saat itu Ibu Nurmala belum juga mengandung, maka ia mengizinkan suaminya untuk menikah lagi agar bisa mendapatkan keturunan.
Atas izin istrinya ,Pak Sasongko menikahi Nyonya Shinta.Dalam setahun Nyonya Shinta istri keduanya sudah bisa melahirkan seorang putri untuknya yang diberi nama Netta.Dan tak lama setelah Netta lahir, Nyonya Nurmala dinyatakan hamil.
Tentu saja Nyonya Shinta merasa khawatir ,kalau-kalau nanti Pak Sasongko tidak peduli lagi padanya dan juga anaknya jika dia mendapatkan anak dari Nyonya Nurmala.Kecemburuan itu terus berlanjut ,karena Pak Sasongko sangat perhatian dengan istri pertamanya.
Maira sangat tidak nyaman berada di rumah besar itu.Walaupun ia punya dua saudari tiri yang sama-sama perempuan, tapi Maira merasa seperti tak punya saudara saja,karena dari kecil Maira selalu dikucilkan oleh kedua saudarinya itu.Apalagi semenjak ibunya meninggal dunia 3 tahun silam,karena mobil yang dikendarai ibunya,remnya blong.Kecelakaan yang menimpa Nyonya Nurmala itu juga banyak sekali kejanggalannya.
Sekarang sudah tak ada lagi yang peduli padanya. Jadilah Maira seorang gadis yang pembangkang dan tidak mau diatur oleh siapapun, termasuk ayahnya sendiri.Maira merasa kalau sekarang ayahnya sudah tidak sayang lagi padanya,dan lebih menyayangi anak-anak dari istri keduanya.
Oleh karena itu juga,sekarang Maira lebih banyak mengurung diri dikamarnya kalau sedang ada dirumah.Sedangkan ayahnya juga sangat sibuk belakangan ini dan banyak berpergian ke luar kota untuk berobat.
Saudara tirinya yang pertama yaitu Netta ,sekarang bekerja di kantor perusahaan milik ayahnya ,bersama suaminya yang bernama Rico.Sedangkan saudari tirinya yang kedua yaitu Tiara yang baru saja menikah karena sudah hamil duluan di bangku kuliah, kini hanya menghabiskan waktu di rumah sambil sesekali keluar melanjutkan kuliahnya.Suaminya juga ikut bekerja di kantor ayahnya, SN group, sebagai pegawai paruh waktu karena masih kuliah juga di kampus yang sama dengan Tiara.
Sedangkan Maira, ia baru saja lulus S1 dan sedang melanjutkan ke jenjang S2 nya.Tapi Maira tidak bekerja di perusahaan ayahnya.Maira lebih memilih bekerja di perusahaan lain, tapi masih bergerak di bidang yang sama dengan perusahaan ayahnya, yaitu kontruksi.
Maira sengaja bekerja di perusahaan orang lain ,karena ingin membuktikan dirinya mampu mandiri kepada ayahnya, ibu tirinya dan juga saudari-saudarinya. Tapi diam-diam Maira juga sudah menyusun rencana untuk mengambil alih perusahaan yang dibangun oleh ayah dan ibunya ,SN group.
Walau bagaimana pun juga, perusahaan itu adalah hasil jerih payah ibunya semasa hidup.Maira merasa dialah yang paling berhak untuk mengambil alih perusahaan itu di masa yang akan datang,dibanding kedua saudari tirinya.
Namun sayang sekali,di hari ulang tahunnya ,Tuan Sasongko mengumunkan bahwa orang yang akan menjadi CEO selanjutnya adalah Netta,putri pertamanya.Mendengar hal itu ,tentu saja Maira marah.Dia tidak terima kalau Netta yang notabene adalah anak istri kedua ,yang tidak ikut membangun perusahaan dari nol ,malah ditunjuk menjadi pimpinan SN group oleh sang ayah.
Maira marah besar akan keputusan yang dibuat oleh ayahnya itu.
"Tidak bisa Ayah!Itu tidak adil!Selama ini aku selalu mengalah pada kalian semua!Perusahaan itu juga milik ibuku.Akulah yang lebih berhak dari pada Kak Netta!Ayah lupa? Ibunya datang setelah perusahaan itu berdiri tegak?!"Amarah Maira sudah tak terbendung lagi.
" Maira!Hentikan!!"hardik sang ayah.
" Ayah sungguh tidak adil! "jawab Maira geram, kekecewaan di matanya menyemburkan air mata.
" Tidak adil bagaimana?Netta juga anak Ayah.Selama ini Netta juga sudah banyak membantu Ayah di perusahaan.Sementara kamu,lebih memilih bekerja di perusahaan lain! "Pak Sasongko mencoba menjelaskan kepada Maira.
" Aku bekerja di sana bukan berarti aku tidak akan kembali ke perusahaan kita yah!Aku hanya ingin mencari pengalaman kerja saja di sana,"kata Maira lantang.
"Lalu apa yang ingin kamu lakukan, Maira?. " sela Netta ,sinis.
"Jelas aku ingin pindah ke SN group dan menjadi pimpinan di sana."Maira menatap Netta dengan sinis juga.
"Apa?!Enak saja kamu!Apa kamu tuli,hekh?!Tadi ayah sudah menunjuk aku sebagai CEO-nya." jelas Netta sengit.
"Sudah-sudah, Netta!Maira!Hentikan!" Pak Sasongko berdiri di antara kedua putrinya dan membentak mereka ,membuat keduanya terdiam.
Maira menatap mata sang ayah,dan kemudian menunduk,hatinya benar-benar hancur saat ini.
"Maira, apa kamu tau kenapa Ayah lebih memilih Netta dari pada kamu?" tanya pak Sasongko pelan.
"Pasti karena Ayah sudah tidak peduli padaku lagi,aku benar kan Ayah?. "
"Bukan seperti itu, Nak.Ayah sayang pada kalian semua.Kalian semua itu putri Ayah, Ayah memilih Netta,karena Kak Netta mu itu sudah dewasa secara mentalnya.Kehidupannya stabil,karena dia sudah menikah." ujar Pak Sasongko.
"Apa ,Yah?Cuma karena dia sudah menikah jadi Ayah memberikan posisi CEO itu padanya?"Maira benar-benar tidak bisa percaya kalau cuma itu alasannya.
"Iya sayang,coba lihat dirimu.Di umur segini pacar saja kamu tidak punya.Bagaimana kamu bisa stabil secara emosional dan bisa memimpin perusahaan?Menjadi seorang pemimpin itu butuh kestabilan emosi dalam mengambil keputusan, untuk menentukan jalan mana yang harus ditempuh oleh perusahaan kedepannya.Tidak bisa sembarangan."Tambah Pak Sasongko lagi,Maira masih tidak terima.
"Maksud ayah?"
"Netta sudah stabil dalam mengelola hidupnya.Gak kayak kamu,apa-apa selalu diselesaikan dengan emosi,"jelas Pak Sasongko lagi.
"Oke, kalau itu mau ayah. Aku juga bisa menikah!Sebentar lagi aku akan membawa calon suamiku ke rumah ini.Dan saat itu terjadi,Ayah juga harus menyerahkan perusahaan itu ke tanganku!"tantang Maira.
Semua orang di ruangan itu jadi terperangah dengan apa yang diucapkan oleh Maira.
" Yang benar saja,apa kamu sanggup??Selama ini mana pernah aku lihat kamu punya pacar."Netta tertawa melihat kegigihan Maira.
" Jangan senang dulu ya, Kak Netta.Lihat saja! Nanti akan kubawa dia ke rumah ini. Kalau aku bisa menikah dalam bulan ini juga,maka Ayah harus memberikan jabatan CEO itu kepadaku.Setuju kan Ayah?"tantang Maira sambil mengulurkan tangannya kepada sang ayah.
" Oke, Ayah tunggu.Kalau benar itu terjadi, maka Ayah akan berikan posisi itu buat kamu,"jawab ayahnya.
"Deal?! "sahut Maira sambil melirik sinis ke arah Netta dan ibu tirinya,saat dia menjabat tangan ayahnya.
Walau di hatinya dia belum begitu yakin akan bisa menemukan seorang pria yang bisa dia jadikan calon suaminya dalam waktu yang sangat singkat.Hanya dalam bulan ini yang tersisa 3 minggu lagi. Hadeuhhhhh!!?
Maira masih pusing dengan permasalahan yang tengah ia hadapi.Entah bagaimana caranya ?Dia harus segera mungkin bisa menemukan seorang pria yang bisa dijadikan sebagai calon suami,dan siap menikahinya dalam bulan ini juga.
Terlintas difikirannya,mencari pria yang bisa dibayar ,untuk berpura-pura menikah dengannya.Semacam kawin kontrak gitu.Rasanya itu tidak akan jadi masalah,selama keluarganya tidak mengetahuinya.
Selagi itu bisa membuatnya mendapatkan kembali hak almarhumah ibunya,Maira akan melakukan segala cara.Tak perduli berapapun nanti uang yang harus dia keluarkan untuk membayar pria yang mau jadi suami bayarannya itu,yang penting sekarang harus menemukan pria itu dulu.
*****
Maira menemui sahabat baiknya yang bernama Rasty,dia menceritakan semua keluh kesahnya kepada sahabatnya itu.Selama ini Rasty lah yang selalu menjadi tempat curhat Maira.
Rasty menyarankan kepadanya ,untuk mencari pria yang bisa dibayar untuk jadi suaminya Maira,di sebuah Bar di pusat kota.Biasanya di sana banyak laki-laki yang bersedia dibayar demi uang(gigolo).
"Elo percaya deh sama gue.Kalau lo mau dapetin cowok yang bisa dibayar,elo harus ikut gue ke Bar itu," ajak Rasty.
"Tapi gue ragu.Apa iya?Gue bakal menemukan laki-laki yang tepat dan keluarga gue gak bakal curiga dan juga mau menerimanya?"Kini Maira yang jadi ragu.
"Jaman sekarang ini,orang-orang banyak yang rela melakukan apa saja demi uang,sayang.Elo gak usah khawatir,gue kenal kok pemilik Bar itu,kebetulan dia adalah gebetan baru gue." jelas Rasty,meyakinkan.
"Ya udah,gue ikut apa kata elo aja deh kalau gitu."Maira tidak punya pilihan lagi.
Di tengah keputus asaannya,tidak mungkin 'kan ,dia harus merendahkan harga dirinya untuk mengemis cinta ataupun bantuan dari pria-pria yang sudah pernah ditolaknya selama ini.Mau ditaruh di mana muka cantiknya,kalau sampai dia melakukan hal itu?
*****
Malam pun tiba, Maira yang sudah siap menjemput jodohnya,ikut saja apa kata Rasty. Kedua sahabat itu sudah berdandan layaknya gadis pesta yang sangat elegan.
Keduanya tampil cantik dengan dress selutut yang hanya berlengan sebelah.Hanya warna nya saja yang berbeda,persis saudara kembar.
Semua itu adalah idenya Rasty,yang mendandani Maira juga Rasty.Keduanya pun berjalan memasuki pintu loby Bar itu dan menuju ke lorong panjang yang membawa mereka ke dalam pusat Bar,sebelum akhirnya mereka tiba di meja panjang tempat bartender menyajikan minuman pesanan pengunjung.
Ini bukan hanya sekedar Bar,tapi di sini juga terdapat hotel di lantai atasnya.Di lantai dansa,banyak sekali pasangan yang sedang berdisco ria,sambil mabuk-mabukan.
Suara musik dj yang memekakkan telinga,membuat Maira yang seumur hidupnya baru sekali ini menginjakkan kakinya ke tempat penuh maksiat ini merasa risih.
Maira merasa tidak nyaman berada ditempat itu,Maira merasa takut.Apalagi banyak sekali pria yang menatapnya dengan tatapan seperti binatang buas yang sedang mengintai mangsanya.
Rasty memesankan segelas minuman, dan memberikannya kepada Maira.
"Aku minum jus aja,Rasty." tolak Maira.
"Ya ampun say,mana ada jus di tempat beginian.Coba elo lihat tuh!Semuanya adalah minuman keras kualitas terbaik.Tapi elo tenang aja,yang gue pesan ini gak begitu kuat kok.Dijamin elo gak bakalan mabuk kalau cuma minum segelas doang,"jelas Rasty sambil menunjuk deretan minuman yang ada di rak minuman di hadapan mereka.
"Gue coba deh,tapi kita jangan sampai lupa dengan tujuan kita kemari buat apa?Pokoknya malam ini aku harus segera menemukan pria yang tepat." Maira takut kalau dia sampai gagal,maka harus kemana lagi dia akan mencari.Tapi Maira belum juga meminum minuman itu.
"Iyaaa, nanti gue bakal amati satu persatu.Yang pasti harus ganteng,body oke,penampilannya meyakinkan."ujar Rasty sambil memainkan alisnya.
Keduanya mengamati setiap pria yang ada di dalam Bar itu.Pria-pria itu pun membalas mereka dengan senyuman,membuat Maira menatap malu-malu.
Rasa tidak percaya dirinya menguar saat bertatapan dengan kaum Adam. Entah mengapa,itulah yang selalu jadi kelemahannya.Dia terlalu insecure pada dirinya sendiri.
Padahal sebenarnya Maira termasuk cewek yang cantik, putih,tinggi,langsing,dan penampilannya pun modis.Tapi untuk urusan yang satu itu(pria),dia jauh dibelakang.
Tak berapa lama,dari arah pintu masuk Bar, datanglah dua orang pria yang keduanya sangat tampan.Tapi yang satu lebih tampan lagi.Keduanya berjalan masuk dan duduk di sebuah meja bulat yang terletak tepat di samping meja bartender yang diduduki Maira dan juga Rasty.
"Say,, say,,, lihatlah!Tuh di belakang lo.Gila!!Ganteng banget cowoknya.Sayang aja,gue udah punya gebetan."ujar Rasty terpesona.
Maira yang penasaran pun perlahan menoleh ke arah meja di sampingnya.Karena dia duduk membelakangi, jadi dia harus memutar separuh dari tubuhnya.
Tak sengaja tatapan mereka bertemu,salah satu dari pria itu memang sangat tampan. Dengan sedikit kumis tipis di atas bibirnya yang sensual dan berwarna merah muda,membuat Maira ikut terpesona.
Matanya tak berkedip menatap pria itu,mereka saling menatap beberapa saat sampai akhirnya tatapan itu harus terputus karena ada seorang pria lagi yang datang dan menghalangi di tengah-tengah mereka berdua.
Pria itu ternyata adalah Shakti yang tak lain adalah pemilik Bar itu,dan sekaligus gebetannya Rasty.
Rupanya Shakti adalah teman dari temannya pria itu.Nah loh bingung kan??.
"Bro,kenalin ini Bima.Sahabat gue yang baru pulang dari Amrik."ujar Brian,sahabatnya Shakti.Kedua pria itu bersalaman dan saling menyebutkan namanya satu sama lain.
Rasty yang melihat pujaan hatinya ada di hadapannya,langsung menarik tangan Maira dan mengajaknya menuju ke meja di mana tiga pria tampan itu berada.
Rasty ingin mengenalkan Maira pada Shakti, dan tentu saja ini kesempatan emas,karena Shakti kelihatannya juga mengenal dua cowok yang mereka incar untuk dijadikan calon suami bayaran Maira nanti.
"Haiiii Shakti, apa kabar?"sapa Rasty dengan gaya manjanya.
"Hai sayang,kamu ada di sini juga rupanya?" Shakti pun membalas nya dengan cipika cipiki.
"Iya dong,kan aku kangen pengen ketemu kamu." jawab Rasty lagi.
Sementara Maira hanya geleng-geleng sambil tersenyum melihat tingkah sahabatnya itu.
"Sama,aku juga kangen.O iya,kenalin ini teman-teman aku.Ini Brian dan yang ini teman baru aku,namanya Bima."
Rasty pun berkenalan dengan pria-pria itu, dan Maira hanya bengong di belakang punggung Rasty.Dia gak berani untuk menyapa mereka duluan.
Rasty yang sadar akan hal itu pun,langsung menarik tangan Maira ke depan dan memperkenalkannya kepada ketiga pria itu.
"O iya guys,kenalin ini sahabat aku.Namanya Maira."
Dengan dada bergetar,Maira menjabat tangan mereka satu persatu, terutama yang terakhir... Bima.Maira merasakan ada getaran di hatinya yang berdesir seperti angin laut di tepi pantai, yang menyelusup kedalam hatinya.Apalagi tatapan mata Bima yang begitu menghanyutkan.
Maira merasa ingin lebih mengenal pria tampan itu,walau jika dilihat dari gaya penampilan nya yg hanya mengenakan celana jeans robek-robek di bagian dengkul nya,dan juga kemeja dengan kaos di dalamnya.Terlihat dari kemeja yang dibuka dua kancingnya paling atas,tapi sama sekali tak mengurangi pesonanya di mata Maira.
"Gimana say,suka ga?Lo pilih aja yang mana yang lo suka.Tapi jangan gebetan gue si Shakti ,ya?! "bisik Rasty.
"Ya gak mungkinlah gue embat punya teman sendiri," balas Maira dengan berbisik juga ke Rasty.
"Tapi kalo gue perhatiin,kayaknya lo udah terpesona tuh,sama si Bima.Gue akuin sih, dia emang lebih ganteng.Gue bakal bantu lo, buat pedekate sama dia." bisik Rasty lagi.
"Terserah lo deh,gue nurut aja.Yang penting masalah gue terselesaikan." jawab Maira pasrah.
Rasty kemudian mengajak Shakti untuk menepi,dia membisikkan rencananya untuk menyatukan Maira dan juga Bima.
"Apa kamu serius sayang?Aku bisa kok,pinjamkan kamar pribadi aku yang di atas buat sahabat kamu,kalau mau ngobrol sama si Bima.Tapi aku belum tau banyak soal Bima, karena kami baru berkenalan tadi.Dan gak mungkin juga 'kan,kalau aku tanya-tanya sama Brian saat ini juga di depan orangnya.Tapi aku yakin kok,kalau mereka berdua itu dari keluarga baik-baik." jelas Shakti panjang lebar.
Sementara itu,Maira yang ditinggal sahabatnya sendirian bersama dua pria tampan yang baru saja dikenalnya,jadi salah tingkah.Apalagi dari tadi baik Brian maupun Bima,terus saja menatapnya dan mengajaknya sedikit ngobrol.
Apakah Maira bisa mendapatkan calon suami malam ini??
Brian yang mengerti situasi menawarkan minuman kepada Maira dan juga Bima.Malam ini memang dia yang mengajak Bima kesini untuk menyambut kedatangan Bima yang baru kembali dari luar negeri.
Perayaan kecil-kecilan saja antara dua bujangan,fikirnya.Bima pun meneguk minuman itu,dia sudah biasa minum diluar negeri.Tapi Maira hanya diam membisu saja,grogi mengular disepanjang tubuhnya,dia sangat kaku kalau berurusan dengan pria.
Dari kejauhan, Rasty dan Shakti memanggil Brian untuk bergabung dalam rencana mereka dengan melambaikan tangan mereka, Brian yang melihat itu langsung pamit dan meninggalkan Maira dan juga Bima di meja berduaan.
"Kenapa bro? " tanya Brian.
"Elo sih gak peka,biarin mereka berduaan." jawab Shakti.
"Mereka berdua?? Bima dan Maira?? " Brian kurang yakin tebakannya benar.
"Iya benar, Apa elo gak lihat dari tadi keduanya diam-diam saling curi-curi pandang.O ya, gue ajak elo kemari sekalian gue sama Rasty mau tanya-tanya sedikit soal si Bima. Elo kan pasti udah kenal dia lebih lama dari kita berdua. " Shakti pun meminta penjelasan lebih lanjut tentang Bima dari Brian.
"Emang udah lama sih gue kenal dia,dari sebelum gue kuliah keluar negeri.Emangnya kenapa??. " tanya Brian.
"Gak apa-apa, cewek gue nih pengen nyomblangin sahabatnya Maira sama Bima,ini urusan hidup dan mati bro, penting banget. " jelas Shakti.
Shakti juga sudah tau masalah yang tengah dihadapi Maira dari Rasty tadi.
"Kenapa gak sama gue aja dicomblanginya? " sela Brian.
"Ah elo,emangnya gue gak tau kalau cewek lo itu ada dimana-mana.Udah penuh nih se Jakarta raya. " timpal Shakti.
"Jangan buka kartu gue dong bro,nanti pasaran gue bisa turun." elak Brian,dia gak enak di depan Rasty, Shakti buka kartunya.
Rasty hanya mengernyitkan dahinya mendengar hal itu.
"Jadi gimana? ,Apa yang harus kita lakukan biar mereka berdua bisa dekat?."tanya Rasty.
" Tenang aja sayang, gimana kalo kita bikin mereka berdua mabuk dan setelah itu kita masukkan mereka berdua kekamar ku yang ada diatas.Setelah itu kita pasrahkan sisanya pada Tuhan. "ujar Shakti dengan santainya.
" Emang bisa ya bawa-bawa Tuhan dalam hal seperti ini,kita kan bisa dibilang menjebak mereka berdua. "sewot Rasty.
" Tapi kan ini demi kebaikan,kita kan ngebantu teman. "jawab Shakti.
" Nanti rusak anak orang, itu teman gue loh."balas Rasty takut.
"Kamu mau gak kalau mereka bisa dekat, kalau terjadi apa-apa sama mereka, mereka kan bisa langsung dinikahkan.Ya gak?? " usul Shakti benar-benar gila banget.
Brian jadi bingung dengan apa yang dibicarakan kedua pasangan itu,dia masih betah mendengarkan saja.
"Kan gue takut kalau nanti Maira marah sama gue kalau dia tahu gue bantu dia dengan cara kotor seperti itu." Rasty jadi ragu.
"Kalian ngomongin apa sih? , gue gak paham." Brian jadi bingung.
Akhirnya Rasty dan Shakti menjelaskan semua duduk permasalahan yang tengah dihadapi oleh Maira kepada Brian. Brian pun geleng-geleng kepala mendengarnya.
"Wah, gue gak mau terlibat bro.Bima itu sohib gue, mana mungkin gue ngejebak sohib gue sendiri. " ujar Brian.
"Bro, coba dipikir deh,pasti nanti Bima bakal berterimakasih sama kita.Elo kan tau sendiri kalau Maira itu gadis kaya raya,dan akan mewarisi perusahaan SN group yang secara finansial sangat mapan." jelas Shakti.
" Bima tidak butuh semua itu, percaya sama gue.Bima itu pernah broken heart, dan sampai saat ini dia masih cinta dengan mantannya yang sudah mengkhianatinya itu."jelas Brian lagi.
"Tenang aja, Maira bilang dia sanggup bayar berapa pun kalau ada yang mau jadi calon suami kontraknya. " Rasty meyakinkan Brian.
"Yang harus kalian yakinkan itu Bima, bukan gue.Gue rasa Bima akan marah kalau dia tau kita yang menjebak dia seperti itu. " tukas Brian lagi.
Brian masih ragu untuk membantu rencana yang dianggapnya gesrek itu,dia gak enak hati sama Bima kalau nanti Bima ternyata tidak suka sama Maira,bagaimana?.Kan bisa jadi runyam masalahnya,bisa-bisa dia akan kehilangan sahabat karibnya itu.
"Tapi kalau menurutku,Bima akan berterimakasih sama kita,siapa tau Maira bisa mengobati hatinya yang terluka dan menyembuhkan luka hatinya."sela Shakti lagi.
Brian tampak berfikir... dia masih tampak gusar dan gak yakin rencana itu akan berhasil membuat Bima bisa menyembuhkan lukanya.
"Jadi gimana bro, elo setuju kan??, ini juga demi kebaikan teman elo itu si Bima. Siapa tau dia bisa move on tuh dari mantannya yang kata lo bikin dia patah hati. "bujuk Shakti lagi ke Brian.
" Iya udah, terserah lo aja deh. Tapi kalau ada apa-apa gue gak mau terlibat ya. "Brian akhirnya luluh.
Brian akhirnya mundur dan meninggalkan tempat itu diam-diam.
" Yaaa payah si Brian, ya udah kita berdua aja deh, yuk kita samperin mereka."ajak Rasty ke Shakti sambil memberi kode dengan kedipan matanya. Entah rencana apalagi yang ada di otak pasangan itu.
Keduanya kini menghampiri Bima dan juga Maira yang tampak kaku berduaan tanpa ada kata-kata diantara keduanya.
Hanya sesekali senyuman yang terlempar dari bibir keduanya.
" Hai,, maaf ya lama.Kok gak diminum? O Ya, ini gue bawa Whine terbaik yang ada di Bar gue ini, malam ini gue traktir khusus buat sahabat-sahabat baru gue. "ujar Shakti sambil menuangkan minuman itu ke gelas.
" Terimakasih bro, tapi gue mau cari Brian dulu.Tadi kan gue ikut dia kemari, tapi kok dia ngilang ya? . "Bima mencari-cari Brian dengan mengedarkan matanya ke setiap arah.
" Oo Brian, gue tadi ketemu dia. kayaknya dia lagi godain cewek tuh diruang VIP. Udah biarkan saja dia senang-senang dulu. "jawab Shakti bohong,dia gak tau dimana Brian sekarang.
" Ayo diminum, cherrss... "keempatnya pun mengangkat gelas mereka.
Maira mencoba bersikap biasa, walau ini pertama kalinya dia minum,minuman haram itu.Maira ga enak hati kalau selalu menolak, apalagi ini pemilik Bar nya langsung yang menjamu mereka.
Rasty dan Shakti memastikan Maira dan Bima terus meneguk minumannya sampai habis sampai keduanya mabuk dan mulai meracau.
Diam-diam Shakti memasukkan sesuatu kedalam minuman di gelas Bima,dan membuat Bima meminum minuman itu sampai tak tersisa setetes pun.
Akhirnya Bima pun tumbang dan inilah saatnya Shakti dan juga Rasty membawa kedua pasangan mabuk itu kekamar pribadi Shakti yang berada dilantai Tiga Bar itu.
Sesampainya dikamar itu, keduanya menaruh tubuh Bima dan Maira diatas tempat tidur, dan meninggalkan keduanya terkunci didalam kamar semalaman.
Setelah meninggalkan keduanya Shakti dan Rasty menitipkan kunci kepada manajer Bar untuk membuka kunci kamar itu jam 5 subuh nanti,mungkin keduanya sudah bangun.
Benar-benar ide yang sangat jahil, tapi akankah ide ini berjalan lancar dan Maira maupun Bima bisa bersatu sebagai suami istri nantinya????
Next episode jawabannya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!