NovelToon NovelToon

Kekasih Sahabatku

Sahabat

Jika banyak yang bilang berakhirnya masa putih abu-abu maka berakhir sudah pertemanan selama tiga tahun mereka. Mereka yang sibuk menentukan jalan hidup masing-masing membuat sebuah hubungan pertemanan menjadi renggang.

Tapi berbeda dengan ketiga gadis cantik yang sedang duduk di sebuah Bakery cafe ala korea milik salah satu gadis itu. Walau masa itu sudah lewat 8 tahun yang lalutapi mereka tetap sama tak ada yang berubah, yah mungkin hanya profesi yang membedakannya. Sambil menikmati senja yang mulai menyingsing diiringi sendau gurau dan tawa manis mereka. Perkenalkan merka Sesa, Della dan Maya.

"Mau tambah lagi nggak strawbery cheesecakenya may?? "suara sesa menawarkan cake kesukaan sahabatnya tersebut.

" Udah ah, kalo nurutin maunya mulut bisa kuhabiskan jualanmu itu, tapi lihat nih" kata Maya sambil menepuk perutnya yang agak dibuncitkan pertanda bahwa dia sudah kenyang.

"Makanya punya body tuh kaya gue dong, makan banyak tapi badan tetep oke" kini suara Della dengan gaya centilnya yang menggemaskan.

Sesa hanya tertawa melihat kelakuan keduanya.

tiba-tiba ponsel Della berdering

"iya sayang??"

" . . . . . . . . "

"udah selesai kok, aku keluar sekarang"

" sorry ya gue cabut duluan, pacar gue udah didepan" pamit Della buru-buru sambil merapihkan isi tanya.

"nggak dihabisin dulu Dell minumnya" sesa coba menahan

"nggak ah aku buru-buru, dah ya byeeee"

"kurang asem tuh si Della mentang-mentang pj ya gandengan main tinggal aja" geruru Maya tak terima.

"makanya kamu punya pacar biar bisa diantar ******, biar ngga iri aja kerjaanya" nasehat sesa setengah mengejek.

"kaya yang nyuruh udah punya pacar aja" sewot maya tak terima

Setelah maya juga ikut meninggalkan cafe 10 menit yang lalu, kini sesa muali membersihkan meja bekas ia dan teman-temanya menikmati cake buatannya.

Iya benar, cafe ini memang milik sesa yang ia diirikan 4 tahun lalu setelah lulus kuliah. Cafe berkonsep korea yang kekinian ini ia bangun sendiri mulai dari sewa ruko kecil hingga sekarang menjadi cafe yang mentereng di area perkantoran dan area kampus. Bukan karena sesa penggila negeri gingseng penghasil pria tampan itu sehingga sesa memilih cafe bernuansa korea, namun sesa melihat pasar saat ini, dimana di Indonesia memang sedang demam k-pop.

Sesa memang berasal dari keluarga yang kaya raya. Bahkan bisa saja sesa tidak bekerja ataupun memilih menggantikan posisi ayahnya diperusahaan karena ia merupakan anak tunggal dari Gunawan pamungkas CEO PT Pamungkas jati Tbk (PKJ).

Tapi dari kecil sesa selalu diajarkan mandiri oleh kedua orang tuanya, bahkan dirumah banyak pelayanpun sesa selalu dibiasakan mengurus keperulanya sendiri. Hal itu manjadikan sesa anak yang mandiri, pekerja keras dan tak pernah memandang rendah orang lain. Gunawan pun tak melarang sesa memilih medirikan cafe untuk usahanya sendiri asalkan itu hal yang baik dan positif.

"hufffttt, lumayan ramai malam minggu kali ini ya wi" hela nafar kasar sesa

dewi, karyawanya yang sudah bekerja 4 tahun dengannya sedang menyapu lantai.

"iya mba kita aja sampai kehabisan cake dari jam 8 tadi" adunya

"alhamdulillah berarti cafe kita masih banyak diminati wi"

"habis kamu nyapu kita tutup aja wi, bilang ke semua anak-anak kerjaan dilanjutin besok pagi aja. aku tau kalian udah capek banget" perintah sesa karena jam sudah menunjukkan pukul 22.30.

"bener banget mba, tau aja kalo kita capek banget" keluh dewi yang tiba-tiba lemas

"jadi sekarang kamu ngeluh nih wi??" canda sesa sambil bersedekap

"hehe engga gitu maksud dewi mba" cengir dewi menggaruk tengkuknya

"iya-iya aku bercanda kok, udah buruan ajak anak-anak pulang"

"siap bu bos"

Kembang perawan chat group

Maya : udah pada dirumah belum??

Della : baru sampe banget

sesa : aku abis mandi, capek banget tau.

Maya : mampir mana loe jam segini baru pulang @della tapi emang tadi cafe loe rame banget sa @sesa

Della : tadi cari makan dulu

Della : besok jalan yuk kan besok minggu, mumpung cowo gue ngga sibuk

Maya : mau kemana??

Della : yang deket aja, nonton juga gapapa

Maya : gaiamna sa?? kok loe diem aja sih

sesa : gimana ya, cafe lagi rame banget kasian anak2 kalo ditinggal

Della : ihhh sesa ngga asih banget loe, ayo dong kapan lagi udah lama ngga jalan bareng😞

Maya : bener tuh sa, lagian kan masih ada dewi di cafe

sesa : ya udah deh, tapi yang deket aja.. nonton juga boleh

Della : nah gitu dong

Maya : nonton juga gapapa, tapi gue nebeng loe ya sa?? si Della kan sama kulkas, ngga enak kalo ganggu

Della : ngga usah hina cowo gue loe😒

Sesa : oke may 😘

Sebenarnya sesa hanya mencari alasan untuk menolak ajakan sahabatnya itu, bukan karena tidak mau tapi karena ada sesuatu yang membuatnya enggan untuk pergi.

Hai readers, ini karya pertama aku, jadi bagi kalian yang suka silahan kalian tinggalkan komentar yang membangun yaaa😘

penggetar hati

"pagi mah, pah" kecup sesa pada pipi kedua orangtuanya yang sudah duduk dimeja makan.

"pagi sayang, masih pagi udah cantik banget, mau kemana hari minggu begini??" goda mama sesa

"mau jalan sama gebetan kali mah" kini giliran Gunawan, papa sesa

"ihh, apaan sih pa ma, sesa mau ke cafe, kemaren rame banget jadinya stock cake pada habis semua. rencananya pagi ini sesa mau ree stock lagi, baru nanti sore jalan sama della dan maya" jelas sesa panjang sambil menyendok nasi goreng ke dalam piringnya.

"kirain udah punya pacar"

"belum pa, sesa masih fokus ke cafe kok"

"kamu udah 26 tahun sa, apa ngga pingin cepet kasih mama cucu, kan mama pingin kaya temen-temen mama yang udah pada gendong cucu"

"mah, besok kalo udah ketemu jodohnya sesa pasti kasih mama cucu kok, mama tenang aja" yakin sesa pada mamanya

"gimana mau kasih cucu mah, aku aja masih berdoa sama Tuhan yang Maha membolak balikkan hati seseorang" monolog sesa dalam hatinya

"bener ya sa kalo udah ketemu jodohnya??" papa memastikan

"iya dong pa, masa sesa buat cucu sendiri ya ngga mungkin dong" cengir sesa membuat mama mendelik

***

Sementara itu ditempat lain....

waktu menunjukkan pukul 7.15 tapi si empunya kamar bernuansa coklat hitam itu masih terlelap diranjang king sizenya. Cahaya matahari yang mengintip melewati sela tirai yang menggantung panjang itu tak sedikitpun mengusik mimpinya.

Dreettt dreettt ...

getaran ponsel ahirnya mampu membuat mata tajamnya terbuka. Diraihnya ponsel diatas nakas tanpa melihat nama dari sipenelpon, tanpa melihatpun ia susah tahu siapa yang berani beraninya menggangu ketenangan di hari minggu pagi.

"Hallo sayang, kamu belum bangun ya?? nanti sore jadikan kita jalan?? nanti jemput aku ya, kita nonton sama sesa dan maya" oceh perempuan di seberang sana

"hemmm" balasnya hanya dengan deheman suara serak khas bangun tidur

"oke sayang, sekarang aku mau lanjut joging dulu"

tut tutt tutt..

pertanda telepon sudah dimatikan

Demi apa??? gadis yang baru saja menjemputnya dari alam mimpi hanya untuk mengatakan hal seperti itu, apa tidak bisa nanti saat ia suah bangun?? jika bukan gadis yang ia cintai mungkin sumpah serapah sudah keluar dari bibir sexy itu.

Della dan dirinya sudah merajut kasih selama kurang lebih 3 tahun.

Della yunita adalah gadis yatim piatu yang bekerja sebagai asisten desainer disalah satu brnad ternama di Indonesia. Sifat della yang ceria, sedikit manja dan posesif mampu mencairkan tebalnya es dihatinya. Della juga pekerja keras dan tak oantang menyerah. Sejak pertemuan pertamanya dengan Della diacara seminar pengusaha muda dimana dirinya menjadi slaah satu narasumber dan Della salah satu peserta seminar, hungannya dengan Della semakin dekat dan memutuskan untuk berkencan.

***

Jemari lentik sesa menari diatas cakeyang selesai dibuatnya. Ia sedang menghias cake dengan berbagai ceam yang dibentuknya seperti bunga dan hiasan lain. Sesa tampak fokus memperhatikan setia detailcake favorit di cafenya itu. Menurut dewi dan karyawan sesa yang lain, kecantikan sesa bertambah berkali-kali lipat saat sedang fokus menghias seperti ini.

Tak terasa waktu cepat berlalu dari pagi berganti siang kemudian jam menunjukkan pukul 14.30. itu berarti sesa harus segera bersiap untuk bertemu dengan ke 2 sahabatnya.

Kembang perawan chat grup

Maya : gue udah sampe di mall nih, loe pada dimana??obat

Sesa : aku di basement, posisi kamu dimana??

Della : gue bentar lagi nyampe

Maya : gue tunggu di sushi yummy

Sesa : aku jalan ke sana

Della : oke

sesa melangkah ke dalam restoran yang menyajikan makanan jepang itu, bola matanya mengitari seluruh resto mencari keberadaan maya.

"sini sa" lambai maya

"kamu udah lama??"

"yah lumayan, diantara kita bertiga kayaknya gie deh yang paling on time" karena memang Mayalah yang selalu tiba lebih awal, Maya menggerutu yang ditanggapi sesa hanya dengan cengiran

sesaat kemudian, masuklah dua sejoli dengan mesranya bergandengan tangan. Mereka tampak serasi dimata pengunjung resto sore itu, Della yang berparas cantik, tinggi dan langsing dengan pria berpawakan bak model dengan wajah tampan rupawan berkulit putih bersih bak artis korea yang sedang digandrungi banyak wanita di Indonesia.

"sorry telat" ucap della saat tiba didepan Sesa dan Maya

"gapapa, aku juga baru sampe kok" mata sesa beralih ke genggaman tangan pasangan kekasih itu yang masih saling bertautan. Sedetik kemudian Sesa mengalihkan pandangannya.

"buruan pesen, keburu lape nih" omel Maya

"sabar kali, dasar karung" Della mendelik, sementara pria disebelahnya diam tanpa mengeluarkan sepatah katapun

"kamu mau makan apa sayang??" tanya Della pada kekasihnya itu

"samain aja" singkat pria dingin itu

Maya duduk berhadapan dengan Della, yang tentu saja Sesa berseberangan dengan pria sedingin es itu. Seketika selera makan Sesa menurun, karena harus makan dalam keadaan tak nyaman.

"kenapa Sa?? ngga suka ya?? emang agak amis sih sushinya tapi kalo di aku masih oke lah" Della menegur sesa yang terlihat tak berselera

"ganti aja yang punya aku nih, yang ini mateng dagingnya engga mentah" Maya menyodorkan piringnya

"ini aja gapapa kok" sesa meyakinkan

"sebenarnya bukan karena tidak enak atau tidak suka.. tapi aku ngga bisa makan dengan pancaran aura dingin yang berasal dari pacarmu ini Dell" gerutu Sesa dalam hati

***

Saat ini mereka sudah duduk dalam ruang teater, menunggu pemutaran film yang dikatakan Della baru rilis minggu lalu. Della memesan 4 tiket tanpa jarak, yang artinya mereka akan duduk saling berurutan. Maya, Sesa, Della kemudian kekasih Della. Mengingat Della sangat posesif makan Della tak ingin duduk bersebelahan dengan perempuan lain termasuk sahabatnya sendiri, Sesa. Tapi ternyata yang duduk disebelah kekasihnya adalah perempuan, maka jiwa posesif Della mulai muncul.

Della berpindah tempat duduk menjadi kekasihnya tepat diantara Della dan sesa.

"iya Del, kamu melakukan hal yang benar, melindungi kekasihmu dari wanita lain tapi kenapa kamu malah mau membunuhku??" batin Sesa

Selama kurang lebih 2 jam pemutaran film, jantung Sesa benar-benar tak normal, badan terasa dingin dan terasa kaku. Bukan karena film yang mereka tonton, karena memang film itu bergenre romantis. Bukan pula karena dinginnya AC bioskop yang membuat seluruh badan Sesa kaku.

Lalu apa yang membuat Sesa begitu tegang??

uji nyali

Saat ini Sesa dalam perjalanan pulang setelah acara nonton yang tidak menyenangkan itu. Mobilnya melaju dengan kecepatan lumayan tinggi karena hari sudah mulai larut. Badannya yang terasa lelah sangat merindukan kasurnya yang empuk.

Saat melewati jalan yang agak sepi hanya diterangi lampu jalanan disela pepohonan taman kota, Sesa merasakan ada yang tidak beres dengan laju mobilnya. Gadis cantik itu menepikan mobilnya, sebenarnya agak takut untuk memeriksa keluar mengingat jalan yang sudah sepi dan hanya beberapa kendaraan saja yang terlihat melewatinya.

"haduh bannya kempes lagi, mana ngga bawa ban serep hp juga lowbat, musti gimana dong??" Sesa kebingungan, ia menyandarkan badannya ke pintu mobil menundukkan kepalanya sambil berfikir apa yang harus dilakukannya, tak mungkin kan Sesa semalaman terjebak disini.

"mobilnya kenapa??"

Degggg....

Sesa hafal betul milik siapa suara itu.

Berlahan Sesa mengangkat kepalanya dan benar manik mata Sesa bertemu dengan pemilik suara itu. Suara yang selalu membuat hati Sesa bergetar tak karuan. Sesa terkejut, ia tak mendengar suara mobilnya bahkan tak mendengar suara langkah kaki mendekat tapi kenapa pria ini sekarang bisa berada disampingnya.

"bannya kempes, aku ngga bawa ban serep" jelas sesa tanpa berani menatap wajah dingin itu

"saya antar pulang" titah pria tampan itu seakan-akan ucapannya adalah perintah bukan ajakan

"ta .. tapi"

"nanti Doni yang akan mengurus mobilmu"

"tapi nan.."

"naik" potong pria yang tadi ingin mengantarkannya pulang itu mengintimidasi

Sesa membuka pintu belakang mobil, baru saja kakinya melangkah naik

"saya bukan supirmu" sinis pria yang duduk dibelakang kemudi

tak tau ingin berkata apa lagi sesa hanya diam dan pindah ke bagian depan, duduk bersebelahan dengan manusia es membuatnya ikut merasakan kedinginan

mereka saling diam tak ada yang berniat membuka percakapan sekalipun, Sesa yang mengalihkan pandangannya ke luar jendela, sedangkan si pengemudi hanya fokus ke jalanan didepannya, hinggaa...

"dimana rumahmu?? " suara itu tiba-tiba mengejutkan jantung sesa serasa mau copot

"di jalan xxxxxxx, nomor yy" jawab Sesa setelah berhasil mengendalikan diri dar rasa terkejutnya

"maaf, nanti mobilku bag.." Sesa memberanikan diri untuk bertanya

"saya sudah bilang, nanti doni asisten saya yang ambil. serahkan saha kuncinya" Sesa agak sebal karena ucapannya yang belum selesai selalu dipotong

"i.. iya" jawab Sesa lirih

Mobil mewah itu sudah sampai di depan pagar rumah Sesa. Dengan ragu Sesa menolehkan kepalanya kesamping.

"terimakasih kak udah nolongin aku" ucap Sesa lembut

"hemmm" hanya deheman yang sesa dapat

"tapi gimana kalo Della tau kamu anter saya pulang??" tiba-tiba Sesa teringat sifat posesif sahabatnya itu

"tidak usah banyak tanya" ketus lelaki itu

S*al Sesa seperti wanita penggoda yang takut ketahuan selingkuh setelah berduaan dengan kekasih orang.

"terimakasih" ucap Sesa sekali lagi sebelum keluar dari mobil mahal itu.

Tak ada sahutan kali ini bahkan setelah sesa menutup pintu mobil, sedetik kemudian mobil itu langsung melesat meninggalkan Sesa yang masih berdiri di depan pagar.

"huffttt, selamet selamet" ucap Sesa sambil tangan ya mengusap bagian dadanya. Hanya berduaan dengan manusia kaku dengan jarak sedekat itu mampu membuat Sesa seperti mengikuti acara uji nyali.

***

Hari-hari berikutnya berjalan seperti biasa. Sesa pun kembali beraktivitas di cafe, membuat cake, mencoba resep baru dan melayani pelanggan. Dengan senyum yang selalu menghiasi wajahnya yang ayu khas orang jawa, karena Sesa memang berdarah jawa dari sang kakek yang telah meninggal 5 tahun lalu.

"Sa, gue mau cake dong" ucap suara wanita yang mengagetkan Sesa. Ia tak tau sejak kapan Maya berada disitu

"kaget aku, dateng kok ngga bilang, nggak salam tiba-tiba udah minta makan aja"

"hehe abis gue laper beb, gue pesen matcha Mille crepes sama minumnya dalgona cofee latte ya"

"ngga nyambung banget, istirahat makan siang orang kantoran kok makan cake" gerutu Sesa tapi tetap melangkah kebelakang menyiapkan pesanan Maya

"ngapain tiba-tiba nongol??" tanya Sesa membawa nampan berisi cake

"males gue, mau makan di kantin kantor selalu ada yang ngerusak mood gue" keluh Maya

"kepala HRD itu lagi??" Sesa seakan paham betul siapa yang dimaksud Maya "jangan terlalu benci, nanti jadi cinta loh. benci dan cinta beda tipis" Sesa tersenyum mengejek

"dihhh" cebik maya

Bakery cake milik Sesa ini memang cukup dekat dengan kantor Maya. Hanya butuh waktu 5 menit dari kantor maya menggunakan mobil.

Maya adalah gadis cablak dan apa adanya. Maya bekerja sebagai manajer keuangan di sebuah perusahaan properti. Dibalik sikapnya yang sedikit urakan, Maya ialah gadis yang kuat dan mandiri. Bagaimana tidak, kini Maya hanya hidup sebatang kara seperti halnya Della. Ibunya meninggal 3 tahun yang lalu, sedangkan ayahnya entah dimana setelah meninggalkan Maya dan Ibunya 15 tahun yang lalu. Sejak Maya berumur 11 tahun, Ia tak pernah tau keberadaan ayahnya. Yang Maya tau, Ayahnya lebih memilih pergi dengan wanita yang lebih muda dai Ibunya. Maya kecil hidup sederhana hanya dengan ibunya sebagai buruh cuci. Tapi dengan tekat yang kuat untuk membahagiakan Ibunya, Maya berhasil mendapatkan beasiswa sejak di bangku SMA hingga kuliah berkat kepandaiannya. Masa terberat Maya adalah saat kehilangan ibunya, tetapi kedua sahabatnya, Sesa dan Della sealu berada di samping Maya. Sahabatnya tau hanya mereka yang Maya punya saat ini.

Walaupun berasal dari keluarga kaya raya, Sesa tak pernah pilih-pilih dalam berteman. Terbukti mereka bertiga hingga saat ini masih berteman walaupun status sosial Sesa berada dikelas konglomerat.

"buruan dimakan, biar suasana hatimu lebih baik"

"hemmm, rasanya ngga pernah mengecewakan" Maya menikmati cake buatan Sesa sambil memejamkan matanya, pertanda sangat pas di lidahnya

"biasa aja kali makannya, ngga usah merem-merem gitu, malu diliat orang"

"biarin aja" acuh maya tetap melakukan hal yang sama

"demi apa gue siang-siang malah makan cake sama ngopi, ngga gue banget ini mah" kekeh maya pada dirinya sendiri

"ya jelas demi menghindari HRD itu. ngga jelas banget kamu May, jangan-jangan kamu jatuh cinta lagi sama dia??udah lah May pacarin aja daripada jomblo lumutan"

"amit-amit" maya mengetukkan jarinya ke kepala kemudian ke attas meja " gaya loe Sa sok nasehatin gue pacaran, jomblo lumutan lah apa lah. Masih mending gue udah pernah pacaran, nah elu jomblo berformalin tau nggak" balas Maya tak terima

Sesa hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal mendapat balasan dari Maya

"udah deh gue cabut dulu, jam istirahat udah mau habis nih"

"iya hati-hati may"

"yuhuuuuu" maya berlalu

***

Kini hari semakin sore, lampu di teras cafe muali dinyalakan pertanda langit mulai menggelap. Saat ini gadis berambut hitam panjang itu sedang merapihkan display cake di dalam etalase, sambil mencatat apa saja yang perlu di reestock esok hari.

"saya mau cheesecakenya di take away"

Sesa lagi-lagi terkejut dengan suara itu, Sesa mengangkat kepalanya memastikan.

Degggg...

mata indah Sesa bersibobok dengan mata tajam itu

"dengar saya kan??" pria itu ingin menyadarkan Sesa dari aksi melamunnya

"i iya, maaf saya siapkan dulu" sesa salah tingkah karena kebodohannya

"silahkan pesanannya dibayar di sebelah sana"

Sesa menunjukkan tempat kasir berada

Setelah membayar pria dengan tinggi sekitar 180cm itu melangkah keluar tanpa menoleh sedikitpun ke arah Sesa

Sesa masih memandangi pintu berkaca bening itu walaupun pria itu sudah tak terlihat lagi disana. Tangan Sesa bertahan tapi pasti mulai beranjak keatas, memegang bagian dadanya. Sesa merasakan jantungnya berdetak di atas data-rata.

kenapa Sesa selau seperti ini saat berhadapan dengan pria itu?? memangnya siapa dia?? apa hubungannya dengan sesa?? bukankah pria itu kekasih Della, sahabatnya??

yang masih penasaran tungguin kelanjutannya ya readers ☺☺

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!