Visual Abiyan dan Zea
Zea Nacita salika gadis kembar yg berbeda sifat dan watak, ya jika Zea gadis yg bar-bar ceplas-ceplos, jutex, pintar namun dia penyayang, dan peduli ke keluarganya, Lea Nacita salika adik kembar dari Zea mereka identik sama-sama cantik Lea yg sederhana, sopan, pintar, solehah, ia selalu menutupi kekurangan sak kakak.
"Zea !! Dari pada kamu main gak jelas keluyuran sana-sini kayak orang sinting mendingan sekarang kamu ngaji! ".tegas wanita berbaju oren yg sedang menyirami tanaman bunga depan rumah.
" Apa sih Ma, orang Zea gak keluyuran orang Zea mau main bola kelapangan. "
"Terus aja banyakin orang-orang nya! dibilangin Ngebantah terus, udah gak usah main bola kamu anak perawan cepetan mandi terus ke Mushola ngaji keburu adzan ashar, sana! " titah nya.
"Ihhh... mama gak asyik".
" Ingat malaikat maut gak kenal waktu jemput kamu! ".tegas nya
" Dih mama ".
" Buruan, mama gak suka dibantah mama jual itu sepeda butut mu itu ke loak ".ancam nya.
" Main ngancem ngancem lagi".kesal Zea.
Ibu dua anak itu mengabaikan sang anak"Bodoamat gak peduli".
Zea menghentakkan kedua kaki nya di atas lantai "Ih mama masak Zea disuruh ngaji kayak bocil aja kan Zea udah SMA entar kyk emaknya nganter ank , gak mau ah malu , ma".elak nya.
" Ya sudah mama bakal jual itu sepeda, gak malu sama Lea "ulas nya
"Hisshhh mulai kan banding banding, Zea sama Lea beda ma, muka nya doang yg sama! ".ketus nya.
" Nah, itu nyadar pokoknya mama gak mau tau ngaji sono cepetan! ".
" Mama ngeselin! ".
Akhiran Zea menyerah dan kembali ke kamar nya menuruti perintah mama nya dengan perasaan dongkol. sedangkan mama nya menahan tawa melihat Zea kesal, begini cara Maya mendidik putri nya, Zea berbeda dari sodari kembar nya Lea yg alim solehah penurut pintar, berbanding terbalik dari Zea yg pecicilan dan barbar judes tapi pandai ,Zea tetap sayang keluarganya.
Zea akhirnya berangkat ke mushola sesampainya di sana dilihat adiknya sedang mengajari anak mengaji , Zea langsung mendekati Lea.
"Lea".panggil Zea.
" Bisa nggak kak Zea kalo dateng ucap salam".
"Sory, Lea".
" Ada apa? ".
" Ajari gue ngaji ya".ucap Zea mengedipkan matanya.
"Ya, bentar ya ngantri aku ngajar anak2 dulu. "
"Oke".saut nya.
Sambil nunggu Lea, Zea duduk melihat para bocil mengaji" Ayok juga sihh bebas gak di omelin mama terus".gumam hati Zea.
Lanjut giliran Zea mengaji dan diajari Lea.
"Assalamualaikum".ucap Lea
" Walaikumsalam, baru pulang , Le?. tanya mama
"Iya, ma" . mengecup punggung tangan mamanya
"Mana Zea, Lea? ".
" Ohh kak Ze mampir beli nasgor ma".
"Ampun dah itu anak bener-bener".keluh mama
" Lea, keatas ma cape".
"Ya sudah sana".
Zea yg masih menunggu nasi goreng nya di tenda abang soleh karena antriannya banyak akhirnya dia merogoh HP nya menghubungi pacarnya bernama Hans.
" Hallo , Hans loe lagi ngapa? ".cerocos nya.
" Halo, Zea gue lagi nganter nyokap ke apotek ".
" Ohhh, yaudah kalo gitu".
"Emang ada apa Ze? ".
" Nggak apa-apa kok, cuma kangen".sambil Nyengengesan.
"Ohhh besok kan juga ketemu, udah dulu ya nyokap gue udah datang".
" Iya ".
Masih dengan senyum-senyum sendiri si abang tukang nasi goreng pun geleng-geleng melihat tingkah Ze.
" Ni neng nasgor nya udah jadi".ucap abang soleh.
"Oh makasih bang, ini uang nya".sambil menyodorkan satu lembar 10rb dan uang receh 500 10 keping.
" Maaf ya bang uang Ze, receh semua. ".ulas nya.
" Nggak apa-apa neng".
Zea pulang dan pergi ke dapur membawa nasgornya memakan sendiri , Lea yg berjalan ke dapur mengambil air putih.
"Lea, loe gak mau nasgor gue, enak loh".cuit Zea.
" Udah makan tadi kak".kemudian pergi ke kamar lagi .
.
Pagi hari seperti biasa Lea, mama dan papa nya sudah duduk di ruang makan namun Zea yg belum terlihat.
"Good morning" sapa Zea.
"Bisakah salam, Zea".saut papa.
" Maaf pa, Zea lupa besok coba inget".balas nya dgn enteng sambil meraih roti dan selai coklat.
"Ciput kamu mana, Zea"?. tanya mama.
" Udah Zea cari tapi gak ketemu".
"Pake ciput aku ya".ucap Lea.
" Ahh gak usah, Le ngerepotin lo".
"Nggak kok bentar Lea ambilin".balas Lea bergegas ke kamar nya mengambil ciput kembali Lea menyerahkan ke Zea .
Zea menghela nafas ia memakainya.
" Nah gitu kan rapih".ucap papa nya.
"Lea nanti ajak kakakmu beli ciput satu lusin, supaya gak lupa pakai ciput. " tukas mama.
"Zea, Lea ujian kalian kapan"?. tanya Papa.
" Minggu depan Pa, ada apa?. Tanya Lea.
Wanita itu tersenyum tipis, menatap suaminya mempersilahkan untuk berbicara.
"Salah satu dari kalian akan kami jodoh kan dengan seseorang".
keduanya terbelalak terkejut
" What!? kok bisa di jodoh Jodohin kayak jaman bahlak"?. tanya Zea.
"Kakek kalian pernah berjanji dengan sahabat nya jika mereka akan menjodohkan cucu mereka. karena cucu kakek cuma Zea dan Lea, maka salah satu dari kalian lah yg akan dijodohkan".
Zea berdecak, " Zea belum mau nikah, Lea aja tu pa".
"Kok aku? ".
" Kamu kan anak yg paling baik dan nurut dibandingkan kakakmu ini, jadi lebih baik kamu aja".ucap Ze.
"Tapi kan".
" Sudah-sudah, jangan ribut, papa juga masih memikirkan siapa di antara kalian yg harus kami jodoh kan dgn pria itu".
"Yasudah, ma, pa kita pamit berangkat sekolah".pamit keduanya
Assalamualaikum".ucap keduanya.
'Wa'alaikumsalam. " balas papa, mama nya.
#####&&&&###$
Zea dan Lea berjalan bersama di Koridor sekolah, sesekali Ze melambaikan tangan pada orang-orang yg menyapa nya sedangkan Lea terus menunduk kan wajah nya dan berjalan lebih cepat dari Zea.
"Lea, aku mau ke toilet dulu, kamu duluan aja".ucap Zea.
" Yaudah deh, tapi jangan bolos ya, kak".
"iya Lea, gih sana".
Lea pun menurut, berlalu pergi menuju kelas nya 12 IPS 1,sedangkan Zea segera ke toilet sampai didalam." Huh, Lea pake ngasih ciput segala sih, kan jadi pusing kepala gue". dumel nya.
Ia menahan jilbabnya dengan satu tangan nya lalu tangan Satu nya menarik ciput, setelah melepaskan ia menghela napas, "nah, gini kan enak".
Zea segera merapihkan jilbab nya sebelum keluar dari toilet dan menuju ke kelas 12 IPA 2.
Dirinya memang berbeda kelas dgn Lea, karena tak ingin masuk IPA 1 dan satu kelas dengan kembarannya itu.
Jika mereka sekelas, pasti Lea akan memantau nya.
Sampainya Zea di kelas Hans pacar nya menghampiri"baru datang beb, ".
" Iya , nih gara-gara pake ciput jadi lama deh".keluh nya.
"Hmmm,, ntar pulang sekolah kita ke gramedia mau gak "?. tanya Hans.
" Mmm... kayaknya gak bisa deh beb, ".
" Kenapa"?.
"Aku disuruh ke mall sama mama buat beli ciput sama Lea, sorry ya".ulas Zea.
" Ya udah gak apa-apa ".balas Hans tersenyum kemudian guru masuk kelas pelajaran segera di mula
mata pelajaran B. Inggris dimulai, Zea yg tak begitu menyukai, Zea memainkan bolpoin mencoret bukunya.
#Mohon dukungannya like juga komen.... nggih🙏🏻🙏🏻🥰🥰🙏🏻🙏🏻🙏🏻#
Sepulangnya sekolah Zea dan Lea langsung pergi ke mall membeli ciput yg diperintahkan mma nya selesai membeli ciput Hans meng chat Zea. "Zee, nanti bisa gak kamu ke Ring liat aku tanding".
" Serius ".balas Zee
"Aku usahain bisa".jawb nya lalu memasukkan HP nya ke tas.
Sesampainya dia dirumah bergegas langsung membersihkan diri.
" Pake baju yg mana ya"?.
Ze menatap pakaian-pakaian nya dilemar, sudah satu jam lama nya belum bisa memilih harus memakai pakaian yg Mana.
Akhirnya, ia mengambil ripped jeans, flanel, dan pashmina hitam, setelah selesai ia menuju meja rias memoles wajahnya dgn sedikit bedak dan liptint, lalu menyemprotkan minyak wangi.
"Oke selesai".
Ze mengambil slingbag yg menggantung, lalu keluar kamar mencari dimana keberadaan sang mama untuk meminta izin.
" Ma"
"Mama disini ".terdengar suara sang mama dari arah dapur.
" Ma, Zea pergi sebentar ya".
"Loh, mau pergi kemana? ".
" Pergi sama temen, Ma, bentar ajak kok, ".ucap Ze.
" Jangan lama loh pulangnya nanti ada tamu".
Zea mengaguk kan kepalanya".iya ma, tenang aja".
Ia segera menyalami tangan sang mana"dah, asalamualaikum".
" Walaikumsalam
.
.
.
sejak tadi Zea tersenyum melihat Hans tanding diatas Ring, terlebih pria tersebut lebih unggul dari lawannya.
"Semangat Hans".teriak Zea.
Hans pun menoleh tersenyum mendapati kehadiran Zea ditengah kerumunan penonton, setelah 3 ronde diselesaikan Hans menang, ia segera turun dari Ring, menghampiri Zea yg membawa satu botol air mineral.
" Minum".ucap Ze menyodorkan botol.
"Thanks ya, mau dateng".
Zea mengangguk senang
"Sama-sama".
" Mau langsung pulang,udah selesaikan"?.tanya Ze.
"Udah kok, sebentar aku ganti baju dulu".
Hans berlalu untuk mengganti pakaiannya, tidak selang ia ke luar menghampiri Zea.
" Ayo".ajak nya
*****
"Ze, makan dulu gak ".tanya Hans sedikit kencang agar Zea mendengar nya.
Mereka tengah di atas motor, dengan Zea yg memeluk erat pinggang Hans.
" Apa? ".tanya Zea
" Mau makan dulu gak"!. ulang Hans.
"Terserah".
" Oke kita makan dulu"!.".
Zea menganggukkan, dan Hans pun segera mengendarai motornya ke tempat, makan kaki lima yg biasa dirinya dan Zea datangi
"Lele goreng 1 sama nasi, es teh manis".pesan Hans.
" Mbak nya apa? ".tanya pelayan.
" Ayam goreng 1 paha garing 1 nasi uduk, minumnya es jeruk banyakin es batu nya".ucap Zea, membuat si penjual terkekeh pelan.
"Baik ditunggu ya".
Keduanya menunggu pesanan mereka duduk di kursi paling ujung seraya berbincang.
" Setelah lulus kamu mau kuliah ambil fakultas apa? ".tanya Hans.
" Belum tau sih, mungkin kimia".
"Gak mau ikut aku aja di hukum"?.
Zea terkekeh" aku gak begitu suka Hukum".
"Permisi silakan dimakan ".ucap pelayanan.
" Makasih"saut Zea.
Mereka menghabiskan menu,setelah itu Hans kembali mengajak Zea untuk berjalan-jalan menikmati suasana malam ibu kota.
Tetapi saat menikmati sapuan angin diwajahnya,Zea teringat sesuatu.ia segera merogoh slingbag nya, mencari HP dan berdesis melihat 15 panggilan tak dijawab dari sang mama.
"Hans kita pulang yuk".
" Apa? ".
" Pulang yuk, mama aku nyariin, ".ucap Zea.
" Oke kita pulang".
Sesampainya ditikungan rumah Zea segera melepaskan helm lalu memberikan pada Hans,
"Makasih".
" Sama-sama, makasih juga udah dateng".ucap Hans dgn mengusap pipi Zea.
"Hati-hati".
Hans mengangguk".aku pulang,ya dah".
Setelah melihat motor Hans hilang dibalik tikungan, Zea segera masuk ke rumah dgn penuh ketakutan dilihat rumah sudah sepi karena sekarang pukul 9 malam, Ze berharap orang tuanya sudah tidur.
Tetapi harapan nya sirna, ia membuka pintu melihat sosok pria yg tengah menatap kearah nya.
" Papa, belum tidur? ".
" Jam berapa ini, Zee! ".
Zea menunduk" jam 9 , pa".
"Bukannya kamu janji pulang ga cepat".timpal mamanya.
"Maaf pa, ma".
" Kenapa di telfon gak diangkat ? ".
" Di silent ".
Terdengar helaan napas berat membuat Zea takut. "Kamu tau kami menunggu mu, Bukanya mama udah bilang kamu ,kalau bakal ada tamu"?.
" Mereka tamu penting Zea, orang tua Abiyan, yg akan dijodohkan dengan kamu".ucqp papa nya.
"Ze, gak mau dijodohin, biarin Lea aja yg dijodohin".
" Kenapa? kamu kakaknya, sudah seharusnya kan kamu yg dijodohkan "?.
" Zea gak mau Zea masih mau meraih cita-cita Zea".
"Kamu masih bisa meraih nya".
" Gak mau, pokoknya gak mau dijodohin ! ".ucapnya sebelum berlari menuju kamarnya.
Saat menaiki anak tangga terakhir lea sedang menatapnya
" Pasti pergi sama Hans"?. tanya Lea.
Zea tak bergeming membuat Lea menghela nafas "lupain Hans, kak,. dia bukan cowok baik".
" Jangan nilai Hans sembarangan ya, Lea".
"Kalo dia cowok baik dia gak akan ngajak kak Zea pacaran".
" Udah kamu aja yg di Jodohin sama itu cowok".Zea berlalu pergi ke kamar nya.
Lea masih mematung menatap kepergian Zea.
"Masya Allah, Gus Abiyan udah pulang dari mesir"? ".bisik santriwati
" Aku udah tau 3 hari yg lalu, gak sengaja denger denger Kyai Zaid dan Nyai Sarah ngobrol kepulangan Gus Abiyan.
Abiyan melewati koridor terdengar desis dan bisikan para santri dan santriwati. pandangannya tetap fokus ke depan. tujuannya adalah sampai diruang ndalem.
"Assalamu'alaikum".ucap Abiyan seraya menyalami kedua orang tua nya.
" Walaikumsalam".saut keduanya.
" Duduk , nak".
Abiyan langsung menduduki sofa di depan Umi, dan Abah nya.
"Jadi alasan Abah dan Umi ingin Abiyan pulang karena akan dijodohkan? ".
" Betul".
"Kenapa, Bah, Mi? ".
"Karena kamu harus menikah".
Keduanya menghela napas " ini wasiat Alm kakek kamu, Abiyan ".
" Semalam Umi dan Abah sudah berkunjung ke rumah Ahmad dan Maya, keluarga mereka sangat baik, jadi kamu gak usah khawatir, Nak. "
"Terus siapa perempuan yg akan dijodohkan untuk Abiyan? ".
Sarah mengambil selembar foto yg ditaruh di buku berada di meja, lalu menyerahkan foto itu ke Abiyan.
" Itu foto keluarga Ahmad dan Maya yg sebelah kanan itu Zea dan di kiri adik nya Lea, Mereka kembar tapi berbeda karakter ".
Byan mengamati satu persatu gambar foto tersebut menatap dua gadis yg berada di foto ini, jujur saja yg menarik perhatiannya adalah Zea, tetapi melihat pakaiannya yg Zea pakai tidak mungkin jika ia dijodohkan dgn Zea, pasti lebih mungkinkah dengan Lea gadis yg memakai gamis.
" Dari dua gadis ini, siapa yg akan dijodohkan dengan Aby, Bah? ".
"Kakak nya Zea. "
Ternyata dugaan ku salah "Tapi kenapa bisa? ".
" Tapi kalau kamu memilih Lea, gak masalah ".ucap Abah.
"Mereka kuliah atau sudah bekerja? ".
" Masih SMA".
"Abah, Umi yg benar saja masa Abiyan nikah sama anak SMA".protesnya.
" Apa masalah nya By"?.tanya Abah.
"Tapi,? ".ucap nya terpotong ketika Sarah berbicara
Sarah mengangguk., "besok kita bakal pergi bersama keluarga Ahmad dan Maya agar kamu bisa lebih mengenal Zea dan Lea. "
"Dan kamu bisa memutuskan ingin menikah dengan siapa, kamu nikah itu keputusan ada di kamu".tambah Abah.
.
.
.
Di rumah Zea dan Lea tidak boleh pergi keluar rumah karena nanti sore bakal pergi bersama keluarga Abiyan.
" Ma, kenapa bukan Lea aja sih yg di Jodohin? ".
"Sebenarnya belum ada keputusan Zea atau Lea yg akan dijodohkan, itu semua tergantung keputusan Abiyan setelah pertemuan pertama kalian nanti memilih Zea atau Lea".ulas mama.
Mata Zea berbinar" berarti tergantung keputusan dia, Ma"?.
Zea memiliki suatu rencana ia pun tersenyum penuh arti.
.
.
.
.
"Aku udah siap, yuk".
" Ze, baju apa yg kamu pakai? ".tanya papa Ahmad.
" Ini namanya fashion, pa".
"Ganti baju mu yg sopan, sekarang! ".
" Ini sopan kok".
Maya menggeleng "maksudnya papa itu kamu pakai baju yg longgar, jangan ketat membentuk lekuk tubuh seperti itu, Zea".sarkas Maya
" Zea gak punya baju gamis, Ma".
"Yaudah pake gamis punya Lea aja".
" Lea ambilkan gamisnya".titah mama
"Baik Ma".
Zea tak menolak, mau tak mau ia menurutinya menyuruh mengantikan pakaian.
Setelah ganti, ia bersama Lea kembali menghampiri Ahmad dan Maya. Mereka segera menuju sebuah Mall,. karena mereka sudah berjanjian dengan keluarga Abiyan disalah satu Restoran di Mall.
Sedari tadi Zea hanya menyimak percakapan kedua orang 👵tuanya dgn kedua orang tua Abiyan. Berbeda dgn Lea yg ikut nimbrung dalam percakapan nya dengan ramahnya.
Sedikit talk melirik Abiyan, ia tak ingin melihat wajah pria itu. padahal mereka baru saja bertemu.
"Karena Abiyan yg akan meneruskan saya mengurus pesantren".ucap Zaid
" Maka dari itu, kalo bisa Zea atau Lea lulus, langsung menikah dgn Abiyan nanti".tambah nya.
Merek tertawa, kecuali Zea dan Abiyan Zea entah mengapa memikirkan dirinya akan menikah merasa mual.
"Zea dan Lea setelah lulus mau kuliah? ".tanya Umi Sarah.
" Iya, Umi".saut Lea.
"Mau ngambil jurusan apa? ".
" InsyaAllah, fakultas ushuluddin, Umi".
"Kalau Zea? ".
Zea Mengerjapkan mata, " Hmmm maunya sih Kimia ".terang nya.
" Mi, Abiyan izin ke belakang dulu ".pamit nya.
" Iya nak".balas Umi
Abiyan berlalu menuju wastafel, sepertinya ingin mencuci tangan, Zea memiliki ide untuk mengikuti Abiyan
"Zea juga pamit kebelakang".pamit Zea sebelum mengekor Abiyan.
" Kesempatan gue buat dia ilfil ".batin Zea.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!