NovelToon NovelToon

Reynald Sang CEO

Bab 1

"Siapkan mobil ku di bawah. Aku akan turun 10 menit lagi". Ucap seorang pria melalui sambungan telepon.

Pria itu lantas menutup telepon tanpa menunggu jawaban dan memijit pelipis nya. Ia bersandar di kursi kebesaran nya dan mendesah kasar.

Sial.. Kemana lagi aku harus mencari nya?

Tok.. Tok.. Tok..

"Masuk!". Ucap nya dengan cukup keras.

Pintu pun perlahan terbuka dan terlihat sesosok wanita cantik dengan rambut sebahu yang tengah berjalan tegap ke dalam ruangan. Tubuh semampai yang di balut pakaian formal kantoran berwarna beige dan sepatu stiletto hitam setinggi 7 cm pasti mampu menarik setiap mata pria manapun melirik nya.

Wanita itu menaruh sebuah berkas cokelat di meja. "Lihat lah..". Ucap nya.

Pria itu mengerutkan kening menatap sang wanita dan dengan tergesa-gesa membuka berkas cokelat tersebut. Ia membaca seksama kata demi kata yang tersusun rapih di atas kertas. Tiba-tiba pria itu langsung saja meremas kertas tersebut dan membuang nya sembarang arah.

"Jadi dia masih di Indonesia? Kamu yakin?". Tanya pria itu.

Sang wanita mengangguk. "Tentu saja aku yakin. Aku sudah mempekerjakan detektif swasta terhandal untuk mengurus hal ini".

"Kalau yang kau pekerjakan adalah detektif handal, kenapa sampai tidak bisa menemukan dia!!!!". Teriak sang pria. Nada frustasi sangat kentara terdengar.

"Kamu pikir mudah, hah??? Ini bahkan sudah 5 bulan sejak wanita mu menghilang! Kita sudah mengerahkan banyak orang untuk mencari nya. Berhenti lah merengek seperti anak kecil! Banyak hal lebih penting yang harus kamu kerjakan di banding mencari seorang wanita!".

"Kau tidak tahu apa-apa tentang hubungan ku dan dia. Pergilah.. Kepala ku pusing. Aku mau pulang".

Pria itu pun lantas meraih tas kerja dan jas yang tersampir di bangku. Ia mematikan PC nya dan melangkah meninggalkan sang wanita di belakang nya.

"Hei! Aku belum selesai bicara dengan mu!". Teriak sang wanita menatap punggung pria itu.

Pria itu sama sekali tidak berhenti dan terus melangkah sambil melambaikan tangan nya.

"REYNALD! Sialan kau!". Teriak sang wanita tepat saat pintu tertutup.

"Aiisshh.. Dasar sepupu tidak tahu diri! Bukan nya berterima kasih padaku, dia malah meneriaki ku dan pergi begitu saja!". Umpat sang wanita yang bernama Renata.

Di Lobby

"Ini Pak Rey kunci mobil anda". Ucap Security sembari memberikan sebuah kunci berlogo B pada tangan sang pemilik.

Pria itu mengangguk dan berlalu begitu saja menuju mobilnya yang sudah terparkir di depan lobby. Ia langsung saja masuk dan duduk di kursi kemudi. Melemparkan begitu saja tas dan jas nya ke kursi belakang. Ia mengendurkan dasi nya dan mulai menyalakan mobil.

Di sepanjang perjalanan, pikiran nya berlari kesana kemari. Waktu menunjukkan pukul 8 malam. Jalanan Ibu Kota masih cukup padat oleh rutinitas orang-orang yang sengaja pulang telat dari kantor.

Reynald, Seorang pria berusia 29 tahun. Keturunan Indonesia-Jerman yang lebih memilih tinggal di Indonesia di banding kan mengikuti kedua orang tuanya yang menetap di Jerman.

Ia adalah seorang anak tunggal. Perawakan nya yang setinggi 180 cm dengan tubuh atletis yang selalu Ia rawat dengan fitness, membuat tubuh nya sangat menggiurkan bagi kaum hawa.

Reynald adalah seorang CEO dengan kepemilikan saham terbesar kedua di bawah Ayah nya. Itu artinya Ia bukan lah CEO yang hanya di pekerjakan oleh sang pemilik perusahaan, namun Ia termasuk sang pemilik dan terjun langsung mengatur segala lini bisnis perusahaan nya.

Ia di kenal dengan kepiawaiannya dalam memimpin perusahaan.Namun Ia menutup rapat kehidupan pribadi nya dari khalayak ramai. Orang hanya tau Ia adalah seorang CEO, seorang yang handal dalam bidang yang di gelutinya. Hanya itu tak ada hal lain.

1 jam kemudian

Mobil Reynald memasuki sebuah gedung apartemen mewah, Ia memarkirkan mobil nya di lahan khusus. Ia mengambil tas dan jas nya di kursi belakang dan segera turun dari mobil.

Security yang berjaga di lift pun segera menekan tombol ke atas. Reynald hanya menganggukkan kepala tanpa berterima kasih. Ia lantas menekan lantai paling atas. Lantai yang hanya memiliki satu ruangan milik nya pribadi. Penthouse mewah nya yang terletak di lantai 60.

Setelah sampai di dalam, Ia langsung melemparkan tasnya begitu saja ke atas sofa dan membawa jas nya ke dalam keranjang laundry. Ia naik ke lantai atas di mana kamar tidurmya berada. Ia mengurai lilitan dasi dan membuka satu per satu kancing kemeja dan segera masuk ke dalam bathroom.

15 menit kemudian, Ia keluar dari bathroom hanya mengenakan bathrobe dan segera menuju wardrobe milik nya yang masih menyatu di dalam kamar tidur nya. Ia mengambil sebuah celana pendek selutut warna hitam dan kaus polos berwarna putih.

Ia menggosok-gosokkan rambut nya yang masih basah di depan cermin. Gerakan tangan nya tiba-tiba berhenti dan menatap lekat pantulan diri nya sendiri di cermin.

"Sial.. Setampan ini wajah ku, bisa-bisa nya aku di tinggal kan oleh seorang wanita!". Umpat Reynald sembari menatap cermin.

"Aku akan menemukan mu, Clara. Kamu menguji kesabaran ku!".

Hi lama tak jumpa! Ini karya kedua aku.

Tambahkan ke favorit dulu ya agar muncul notifikasi saat novel ini update. Oh ya kali ini bukan true story seperti cerita pertama ku.

Karya kedua ini murni karangan aku. Semoga suka ya😘

Bab 2

5 Bulan Sebelumnya...

"Aaahh.. Rey..." Racau Clara.

"Sebentar lagi sayang..." Reynald terus memacu tubuh nya di atas tubuh Clara.

Peluh membasahi tubuh keduanya dalam menikmati kegiatan panas itu. Reynald mengungkung tubuh ramping kekasih nya dengan tubuh nya yang kekar. Membuat Clara tak berdaya.

"Rey... aku.. aahhh" Clara mendapatkan puncak kenikmatan nya.

"****...." Reynald ambruk di atas tubuh Clara setelah tubuh bagian bawah nya bergetar hebat mendapatkan puncak kenikmatan.

ia mencium kening Clara dan berpaling tidur di sebelah sisi wanita itu. Kedua nya saling mengatur napas agar teratur.

"Kapan kamu siap mengumumkan pada publik tentang hubungan kita?". Tanya Reynald sembari merubah posisi tidur nya menyamping menatap ke arah Clara.

"Aku belum siap, Rey..." Ucap Clara menatap ke langit-langit.

Rey mendesah pelan. Raut wajah tampan pria itu terlihat kecewa.

"Kapan kamu siap? Hubungan kita sudah berjalan 3 tahun. Aku tidak ingin menyembunyikan ini lagi".

Clara beralih menatap Reynald. Jari lentik nya meraba rambut-rambut tipis yang tumbuh di area dagu pria berwajah rupawan di hadapan nya.

"Apa kamu ingat ketika kamu menyatakan cinta padaku? Aku sangat bahagia, Rey. Tapi waktu itu aku juga kecewa karena kamu ingin menyembunyikan hubungan ini. Bertahun-tahun kita tidak bisa menampilkan kemesraan di tempat ramai".

"Aku tau.. Itu ku lakukan semata-mata karena tidak ingin kehidupan pribadiku menjadi pembicaraan banyak orang sayang". Ucap Reynald.

"Ya.. aku tau. Aku sempat berpikir kalau kau malu memiliki kekasih dari kalangan biasa sepertiku .."

"Sudah ku bilang tidak... Kau...."

"Maka dari itu aku berusaha keras untuk membuat diri ku layak berdiri di samping mu". Clara memotong ucapan Reynald.

"Dan sekarang karirku sedang di puncak, Rey. Kau bisa bayangkan jika kita mengumumkan hubungan ini, aku yakin ini berbulan-bulan akan menjadi perhatian publik. Aku sedang ada project, aku tidak ingin ada berita apapun selain tentang karir ku di dunia hiburan".

Reynald mendesah kasar. Pria tampan itupun bangkit dari tempat tidur dan berjalan menuju bathroom dengan tubuh polos.

Tak lama kemudian Reynald keluar setelah selesai membersihkan diri nya. Hanya lilitan handuk yang tersemat menutupi area tubuh bawah nya.

"Bersihkan lah dirimu. Kita pergi makan malam.. Aku lapar sekali.." Titah Reynald pada Clara yang masih nyaman rebahan.

Reynald lalu menuju wardrobe nya dan mengambil 1 polo shirt berwarna navy dengan celana berbahan jeans berwarna khaki.

Ia melangkahkan kakinya lagi menuju kamar tidur dan duduk di sofa dekat jendela penthouse nya yang menampilkan pemandangan gemerlap lampu malam dari gedung-gedung tinggi di sekelilingnya.

Reynald meraih ponsel nya dan menghubungi seseorang.

"Minta orang seperti biasa untuk merapihkan penthouse ku, Renata". Ucap Reynald.

"Kau habis menikmati malam panasmu? Apa wanitamu tidak bisa merapihkan nya?"

"Jangan banyak bertanya. Aku mau pergi makan malam di luar.Jadi ku harap penthouse ku sudah rapih sebelum aku pulang".

Klik!

Reynald menutup telepon sepihak tanpa berniat mendengar jawaban apapun dari asisten sekaligus sepupu nya itu.

Setelah cukup lama menunggu Clara bersiap-siap, mereka pun langsung pergi menuju restoran yang sudah di pesan Reynald sebelumnya.

Di Restoran

Baru saja akan melangkahkan kaki masuk ke dalam restoran, sudah ada beberapa penggemar yang menghampiri Clara untuk berfoto bersama. Reynald menyingkir cukup jauh mengamati kekasih nya yang menampilkan senyum manis kala berfoto dengan orang-orang.

Clara adalah seorang aktris yang sedang naik daun. Banyak sekali project yang di tawarkan pada dirinya.Ia sudah membintangi beberapa film dan semuanya melejit memecahkan rekor, menjadi brand ambassador terkemuka di tanah air dan hal lainnya terkait dunia hiburan.

Ia adalah seorang wanita yang tidak terlalu tinggi namun memiliki tubuh yang proposional. Wajah nya yang cantik natural tanpa pernah bersentuhan dengan pisau bedah sukses membuat diri nya membuat kagum banyak orang. Ia adalah wanita berusia 25 tahun.

Setelah selesai melayani penggemar nya, Clara pun menghampiri Reynald dan mengajak pria itu untuk masuk ke dalam restoran. Selama ini keduanya bersikap biasa saja ketjka di depan publik.Tidak ada kontak fisik berlebihan yang akan menunjukkan kecurigaan publik.

Keduanya duduk di sebuah ruangan private yang memang sudah biasa mereka pesan.

"Seperti biasa saja...." Ucap Reynald pada seorang waitress.

"Kau tidak ingin mencoba menu lain?". Tanya Clara sembari menatap Reynald.

"Tidak.. Aku menu seperti biasa saja".

Clara pun mengangguk-anggukkan kepalanya lalu tak lama Ia pun menyebutkan seluruh pesanan dan dengan sigap sang waitress pun memencet menu-menu yang di pesan dalam layar ipad yang berada di tangannya.

Keduanya makan dengan hening tanpa ada obrolan apapun seakan sibuk dengan pikiran masing-masing. Hanya denting sendok dan garpu yang bersuara di antara pasangan kekasih itu.

Reynald mengelap mulut nya dengan serbet putih menandakan Ia telah selesai makan. Ia meneguk habis air mineral yang tertuang di gelas.

"Kau tidak menghabiskan makanan mu sayang.." Kerut Clara menatap Reynald tak suka.

"Aku sudah kenyang.."

"Kalau kau mau, habiskan saja punyaku". Lanjut Reynald seraya mengerling nakal.

Ia menggoda kekasihnya. Reynald tahu bahwa Clara sangat memperhatikan asupan makanan nya untuk menjaga tubuh rampingnya. Malam ini saja wanita itu hanya memesan salad sayur yang di garnish dengan minyak zaitun sedangkan Reynald memesan Steak lengkap dengan kentang goreng.

"Tidak.. Aku tidak memakan daging, Rey..." Ucap Clara menolak.

Reynald mengangkat bahu acuh. "Aku tau.. Kau menjaga bobot tubuhmu. Tapi sangat tidak enak memeluk tubuhmu yang terlalu kecil itu sayang".

Clara melotot tajam ke arah Reynald. "Kau! Kalau tidak enak kenapa kau selalu memeluk dan menyerangku setelahnya?!".

"Itu adik kecilku yang menginginkan nya..bukan aku. Dia sangat nakal.." Ucap Reynald.

Clara melemparkan serbet putih ke arah Reynald. "Dasar modus! Itu sama saja, Rey! Karena adik kecilmu itu ada di tubuhmu juga!".

"Apa kau ingin mengeloni adik kecil ku lagi setelah makan malam sayang?". Tanya Reynald seraya mengedipkan sebelah matanya.

"Tidak! Aku harus pulang ke apartemenku.Besok pagi-pagi sekali aku ada syuting di luar kota".

Reynald menyandarkan tubuhnya ke kursi. "Aku tau.. Aku hanya bercanda". Bibirnya menampilkan senyuman geli.

Flashback Off

Reynald termenung di balkon penthouse nya. Ia mengingat kembali momen terakhir yang di lalui bersama kekasihnya itu.

Pria tampan itu menyugar rambutnya kasar. Ia sudah pusing harus mencari kemana lagi. Namun bisa di pastikan kekasih nya itu masih berada di Indonesia. Tapi di mana?

Tidak ada hal aneh ketika terakhir kali aku bersamanya.. tapi kenapa dia menghilang secara tiba-tiba?Bahkan Ia pun cuti dari dunia hiburan yang telah membesarkan namanya.. Apa yang sebenarnya terjadi?

•••••••••••••••••••••••♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡••••••••••••••••••••

Like, komen, dan tambahkan ke favorit ya! Terimakasih 😘

Bab 3

"Jam berapa aku harus datang mengisi seminar?". Tanya Reynald pada asisten nya, Renata.

"Jadwal seminar jam 2 siang. Jadi, setidaknya 30 menit sebelum di mulai kau sudah harus berada di sana". Jawab Renata.

"Kau ikut dengan ku".

"Pergi saja dengan Andre, aku sibuk! Aku harus mengatur ulang jadwal mu untuk 2 pekan ke depan karena ulah mu yang selalu meninggalkan pekerjaan begitu saja untuk mencari wanita itu". Tolak Renata.

Tentu saja sebagai asisten pribadi, Renata di buat kewalahan oleh Reynald karena sikap nya yang semena-mena meninggalkan berbagai pertemuan begitu saja yang sudah di buat jauh-jauh hari hanya untuk mencari seorang wanita.

Renata sangat kesal dengan Clara. Wanita itu sudah membuat sepupu nya seperti orang gila! Padahal Reynald bisa saja mencari wanita lain dengan mudah, namun selalu saja Clara.. Clara.. dan Clara yang ada di otak pria itu!

"Wanita itu.. wanita itu.. Kau selalu menyebutnya seperti itu seolah dia tidak punya nama". Gerutu Reynald.

"Clara, Renata. C-L-A-R-A. Clara! Kau harus selalu ingat nama itu". Lanjut Reynald seraya menatap ke arah jendela melalui ruang kantornya yang lapang dan mewah.

Renata mendecih. "Sudah lah aku malas mendengarkan mu jika itu tentang dia. Aku selalu berdoa pada Tuhan agar kau jatuh cinta lagi pada wanita lain dan semoga Tuhan mendengar doaku!". Ucap Renata lalu berjalan meninggalkan Reynald yang termenung.

"Mana bisa aku jatuh cinta lagi.. Aku dan Clara sudah melalui banyak hal bersama...." Reynald bergumam seraya menatap kosong ke arah pemandangan ibu kota melalui jendela kantor nya.

Dua Jam Kemudian

Reynald mengamati sekitar dari dalam mobil nya ketika Ia telah sampai di sebuah Universitas swasta bergengsi di Jakarta.

Hari ini Ia harus mengisi seminar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Sebagai CEO yang terkenal, Ia di undang untuk berbagi ilmu dan tips bagi banyak mahasiswa di Universitas tersebut.

Reynald mengeluarkan beberapa lembar uang berwarna merah dari dalam dompet dan memberikan nya pada supir pribadi nya, Pak Yudi.

"Pak, pergi lah makan siang. Jangan menunggu saya di parkiran.Nanti jemput saya kembali ke sini setelah 2 jam". Ucap Reynald seraya memberikan uang yang telah di ambil dari dompetnya.

"Wah Pak Rey, gak perlu ini. Bahkan uang ini 10 kali lipat dari uang makan saya. Saya terbiasa makan di warteg Pak hehe". Pak Yudi terkekeh.

"Ambil saja. Jangan lupa jemput saya kembali setelah 2 jam". Reynald tidak suka mendapatkan penolakan lalu Ia pun segera melangkahkan kaki keluar mobil.

Reynald berjalan masuk ke dalam gedung universitas. Di dalam Ia mengedarkan pandangan nya ke seluruh penjuru mencari sebuah ruangan yaitu ruang rektor.

Baru beberapa langkah, ada 3 orang dari arah yang berlawanan terlihat jalan tergopoh-gopoh menghampiri dirinya.

"Maaf Pak Rey, kami telat menyambut anda". Ujar salah seorang di antaranya.

Reynald mengangguk tipis. "Tidak masalah. Saya juga baru sampai".

"Di mana asisten anda? Saya di hubungi oleh Bu Renata bahwa anda akan di temani oleh asisten anda yang lain".

"Saya sedang ingin pergi sendiri saja hari ini". Ucap Reynald.

"Baik lah. Mari saya antar anda ke ruang rektor kalau begitu Pak Reynald".

Reynald pun mengikuti langkah 3 orang yang menemaninya. Di setiap derap langkah tegapnya tak lepas dari pandangan setiap mahasiswa dan mahasiswi di Universitas tersebut. Reynald benar-benar mencuri perhatian banyak orang.

Setelah berbasa basi dengan sang rektor dan beberapa perwakilan dari Badan Eksekutif Mahasiswa, Reynald di giring menuju sebuah Auditorium tempat di mana seminar akan di laksanakan.

Auditorium tersebut terletak di Gedung B lantai 10, Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Reynald mendengar sayup-sayup suara MC dari ruang Auditorium. Tentu saja harus di lakukan acara pembuka sebelum ke acara inti yaitu di isi oleh dirinya sendiri.

Sekitar 10 menit Reynald menunggu, lalu terdengar nama nya di panggil oleh MC. Pihak penyelenggara yang menemani nya pun mempersilakan Reynald masuk.

Reynald melangkah dengan percaya diri dan berkharisma. Membuat para mahasiswi menatap kagum pada CEO muda itu.

Reynald berdiri di sebuah podium dengan mic kecil yang tersemat di atas mejanya. Ia mengedarkan pandangan nya ke seluruh penjuru Auditorium. Menatap padat nya mahasiswa yang menghadiri seminar nya.

Ahh.. tentu saja selalu seperti ini.. Aku Reynald, ini kesempatan langka untuk mereka semua berada satu ruangan denganku dan melihat diriku secara langsung...

Reynald membatin percaya diri saat melihat ada sekitar 200 mahasiswa yang memenuhi Auditorium.

"Selamat siang semuanya....." Reynald mulai membuka acara inti seminar.

Satu jam penuh Reynald mengisi seminar dengan segala materi berbobot. Ia pun mengadakan sesi tanya jawab di akhir. Para mahasiswa dan mahasiswi sangat puas dengan datang nya Reynald ke Universitas mereka. Tentu saja tidak mudah mengundang nya. Pihak Universitas bahkan harus menunggu hingga 5 bulan lamanya.

Setelah mengucapkan salam perpisahan dengan rektor, Reynald pun segera keluar menuju tempat parkir. Di persimpangan gedung, Ia melihat seorang mahasiswi yang sedang menangis tersedu-sedu di pojokan dekat dengan sebuah mesin minuman otomatis.

Reynald pun acuh dan mulai melangkah kan kakinya kembali. Namun baru beberapa langkah, Ia menggelengkan kepalanya dan memutar tubuhnya menghampiri mahasiswi tersebut.

"Sial.. Aku selalu saja tidak tega melihat seseorang menangis sendirian. Itu terlihat menyedihkan..." Gumam Reynald.

"Hey! Kau!".Ucap Reynald saat jaraknya kini hanya sekitar 2 meter dari mahasiswi tersebut.

Mahasiswi itu mendongakkan kepala seraya mengusap air mata di wajahnya.

"Ada apa? Kenapa kau menangis sendirian di pojokan seperti ini?". Tanya Reynald.

"Pak Rey.. nald.." Ucap mahasiswi itu pelan.

"Ya.. Aku Reynald. Kau mengenalku?".

Mahasiswi itu pun mengangguk. "Tadi saya menghadiri seminar bapak".

Reynald manggut-manggut paham.

"Kenapa kau malah menangis setelah menghadiri seminarku di saat teman-teman mu yang lain bersuka cita?".

Mahasiswi itu menunduk diam tak menjawab.

"Ah sudahlah.. Aku menghampirimu karena kau terlihat menyedihkan". Reynald berbalik badan melangkah pergi meninggalkan mahasiswi itu.

"Pak Reynald!". Panggil mahasiswi tersebut saat Reynald sudah melangkah membelakanginya.

Reynald membalikkan badan dan mengangkat sebelah alisnya. "Ada apa?".

Mahasiswi itu menautkan jari jemarinya satu sama lain menandakan Ia di landa gugup yang hebat.

"Saya boleh minta pertolongan anda?".

Reynald terdiam sesaat. Hal seperti ini sudah biasa Ia terima. Ia bisa menebak selanjutnya.

"Kau butuh uang berapa?". Tembak Reynald langsung.

Mahasiswi itu menggelengkan kepala. "Saya tidak perlu bantuan uang dari anda".

Reynald mengerutkan kening. Tidak butuh uangku, lalu apa? Reynald membatin seraya menatap mahasiswi di hadapan nya.

"Lalu kalau bukan uangku, kau membutuhkan pertolongan semacam apa dariku?".

•••••••••••♡♡♡♡♡♡♡♡♡••••••••••••

Masih sepi😁Tapi gakpapa. aku akan terus update.

Setelah baca, jangan lupa dukungannya ya! Like dan komentar..Tambahkan ke favorit juga ya😘

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!