Hembusan angin yang menyejukkan, tetapi suasana disana tak sesejuk angin yang telah pergi dan kembali.
“Pak, mereka berdua ini ingin berbuat mesum di desa ini.” Ucap salah satu seorang warga
“Nikahkan saja mereka pak!” Perintah warga yang lain
“Tenang... Tenang... para warga kita diskusikan dulu.” Ucap Pak rt yang di desa itu. Pak rt mempersilahkan masuk kedua keluarga itu masuk ke rumahnya.
Pak rt pun, membicarakan hal ini ke keluarga anak yang telah di tuduh ingin berbuat yang tidak senonoh.
“Pak rt, anak kami ini masih dini untuk di nikahkan, ini cuma salah paham pak.” Ucap ibu dari anak perempuan
“Iya pak, cucu saya juga belum bisa apa apa, bagaimana bisa seusia mereka harus nikah dan menjalani bahtera rumah tangga.” Ucap Seorang kakek kakek membela cucunya
Pak rt pun juga berpikiran hal yang sama seperti kedua belah pihak, bagaimana bisa seorang perempuan seusia Almira (15), menikah dengan lelaki yang seusia Ridwan (17). Mereka berdua masih menuntut ilmu belum bisa berbuat apa apa.
“Pak rt, mimi masih mau sekolah. Mimi dan kak Iwan gak berbuat apa apa, ya kan kak?” Mimi pun bersuara
“Iya pak, saya tadi hanya ingin menolong mimi dari laba laba yang berada di belakangnya, karena mimi takut laba laba.” Ucap Ridwan
“Tuhkan pak, cucu saya gak berbuat apa apa, hanya ingin menolong saja.” Kakek itu membela cucunya lagi
“Anak saya juga bilang, kalau mereka itu lagi belajar, Iwan mengajari mimi karena mimi selalu belum ngerti apa yang di ucapkan gurunya.” Ucap ibu perempuan itu
“Pak, tolong mengertilah apa yang di ucapkan Bapak ini dan istri saya.”
Pak rt terlihat bingung, lalu dia memutuskan.
“Kita tanya ke warga saja, pak, bu, saya sulit untuk memutuskan.”
“Ya sudah kita ke depan dulu yu, bu.” Ucap bapak dari pihak perempuan
Semuanya yang ada di dalam rumah tersebut pun keluar rumah. Di luar sana masih ada warga yang masih setia menunggu jawaban.
“Gimana pak rt?” Tanya salah seorang warga
“Apa kesepakatan kalian semua, kalau mereka berdua tidak di nikahkan?” Tanya pak rt ke warganya
“Perempuan itu tidak bisa di nikahkan dengan anak laki laki kami.”
“Setuju!” Sorak warga
“Gimana ini pa, anak perempuan kita tidak bisa menikah dengan kalangan orang di desa ini.” Ucap sang ibu
“Yang sabar bu, pasti ada jalan lain.” Ucap bapak itu menenangkan istrinya
Pak rt mulai merasa ini keputusan terbaik, tapi ini juga jadi masalah untuk ke dua keluarga. Apalagi keluarga dari anak perempuan itu.
“Saya setuju, atas keputusan para warga.” Ucap kakek dari pihak laki laki, berbicara secara tiba-tiba.
Keluarga dari pihak perempuan terkejut, atas keputusan yang di ambil secara sepihak.
“Pak Nana, saya berjanji setelah cucu saya sudah dewasa nanti, saya akan nikahkan dia dengan putri Pak Nana.” Itulah yang di janjikan kakek yang bernama Rudi, kepada pihak perempuan.
“Apakah janji itu akan bapak tepati?” Tanya ibu Santi, ibu nya Almira.
“Iya, akan saya tepati, setelah pulang dari sini saya akan berbicara dengan putra saya.” Ucap kakek Rudi
Kedua orang tua perempuan itupun merasa lega, mungkin inilah jalan takdir putrinya.
Semua warga sudah bubar semuanya, dan pulang ke rumahnya masing-masing termasuk keluarga anak anak tadi.
Sesampainya di rumah.....
“Iwan ke kamar dulu ya, kek.”
“Iya, sana istirahat dulu.”
Kakek menuju telepon rumahnya, yang ada di samping sofa di ruang tamu, untuk menelepon anaknya yaitu ayah dari cucunya.
[Halo, Fandi]
[Ini Sinta, pak, ada apa ya nelpon]
[Kasih ke Fandi telponnya, Sin]
[Bentar, pak] “Mas, ini ada telpon dari bapak, untuk kamu.”
Fandi pun berjalan ke arah telepon yang di pegang Sinta.
[Ada apa ya, pak. Apa Iwan sakit atau ada biaya tambahan]
[Kamu cepat pulang ke desa, ada yang ingin bapak bicarakan ke kamu]
[Emang gak bisa lewat telepon gitu, pak]
[Gak bisa, kalau bisa kamu besok pulkam nya]
[Ya udah besok aku akan kesana, assalamualaikum]
[Waalaikumssalam]
Obrolan dalam telpon pun terputus...
Pagi hari....
“Assalamualaikum.”
Di dalam rumah. “Siapa ya kek? pagi pagi datang ke rumah.”
“Biar kakek yang bukain, kamu selesaikan makan dulu.” Jawab sang kakek
Kakek pun berjalan ke arah pintu depan, lalu membuka pintunya.
“Waalaikumsalam, oh kamu Fan. Ayo masuk.”
Fandi pun dan istrinya masuk rumah di ikuti kakek Rudi. Mereka berdua duduk di sofa yang ada di ruang tamu di sana.
“Langsung ke intinya pak, ada masalah apa sampai sampai aku harus datang langsung ke sini.” Fandi pun berbicara langsung tanpa di suruh.
Ketika kakek Rudi ingin menjawab, Iwan datang k ruang sana (ruang tamu).
“Siapa kek yang dateng... Ayah, bunda, kok ga bilang bilang kalau mau datang ke sini.” Iwan langung memeluk kedua orang tuanya, setelahnya dia duduk di sofa yang kosong.
“Iwan, kamu sana pergi ke sekolah dulu ini udah agak siang.” Ucap kakek Rudi
“Sebentar lagi, aku mau ngobrol dulu sama ayah dan bunda.” Balas Iwan
“Nanti ngobrolnya setelah pulang sekolah, sekarang kamu pergi sekolah dulu.”
“Ya udah aku pergi ke sekolah.”
Iwan pun bersalaman dengan kakeknya, ayahnya, dan ibunya dengan takzim, setelah itu Iwan pun mengucapkan salam lalu pergi berangkat sekolah mengendarai sepedanya.
“Jawab pak, apa yang mau Bapak bicarakan.”
“Ini soal Iwan, kemarin Iwan dan temennya yang perempuan di tuduh berbuat yang engga engga. Akhirnya bapak menjanjikan ke orang tua perempuan itu, untuk menikahkan putrinya dengan Iwan, setelah Iwan dewasa nanti.”
“Apa pak? bapak menjanjikan itu ke mereka. Bapak gak bilang dulu ke Fandi masalah sebesar ini.” Fandi berdiri, setelah berbicara istrinya (Sinta) menyuruhnya duduk kembali, dan menyuruhnya sabar.
“Bapak kasian melihat mimi, temannya Iwan itu karena dirinya menanggung beban yang sangat besar jika tidak dijodohkan dengan Iwan. Yaitu dia tidak bisa menikah dari kalangan di desa ini.” Kakek Rudi berkata dengan perlahan supaya anaknya mengerti.
“Terus sekarang bapak mau apa? kenapa bapak menyuruh aku datang ke sini.”
“Bapak ingin kamu yang berbicara langsung dengan orang tua mimi, supaya kalau nanti bapak udah gak ada. Orang tua mimi tinggal nyari kamu untuk menagih janji.”
“Ya udah sekarang kita kesana pak.”
Setelah obrolan itu, mereka bertiga pergi menuju rumah Mimi, dengan berjalan kaki karena dekat dari rumah kakek Rudi. Sesampainya di sana, di rumah mimi hanya ada ibunya, bapak mimi sudah pergi ke ladang.
“Ada apa ya, pak Rudi datang ke rumah saya.”
“Saya mau kenalkan ini, Fandi anak saya, dan itu istrinya. Mereka berdua adalah orang tua Iwan, nak Santi.”
“Maksud kedatangan kami bertiga adalah, untuk memberitahu bahwa kalau ada apa apa sama bapak saya. Kamu selaku orang tua mimi bisa menagih janji kepada saya, kalau anak anak kita sudah dewasa nanti.” Ucap Fandi
“Kalau boleh tahu, pak Fandi ini tinggal dimana?” Tanya Santi
“Saya tinggal di kota, nanti saya juga akan ajak anak saya Iwan untuk tinggal di kota. Untuk masalah perjodohan, ibu jangan khawatir karena nanti saya akan datang ke sini, atau bisa juga anak ibu di kirimkan ke kota.” Ucap Fandi
“Kalau begitu saya percaya akan ucapan pak Fandi dan sekeluarga.” Ucap Santi
“Kalau begitu kami permisi untuk pulang, bicarakan ini dengan suamimu ya, nak santi.” Ucap kakek Rudi
“Assalamualaikum.”
“Waalaikumsalam.”
Mereka bertiga pun pulang ke rumah kakek Rudi.
Sore hari, Santi memberitahukan pembicaraan yang di bicarakan tadi pagi, dengan keluaraga kakek Rudi ke suaminya (Nana). Pak nana pun mengucapkan syukur Alhamdulillah, karena putrinya nanti akan di nikahkan dengan keluarga baik baik. Mereka juga menerima mimi walau dirinya lahir bukan dari keluarga terpandang.
Di rumah Rudi...
“Assalamualaikum.”
“Waalaikumsalam.”
Iwan pun menyalami orang yang ada di dalam rumahnya.
“Ayah, bunda, kapan pulang ke kota. Bagaimana kabar Sindi?” Tanya Iwan
“Kabar Sindi alhamdulilah baik, Iwan setelah kamu lulus nanti, ayah akan ajak kamu pulang ke kota supaya kamu bisa kuliah di sana.” Ucap Fandi.
“Aku maunya sih nemenin kakek, dan bantuin ngurusin kebun kakek di sini.” Ucap Iwan.
“Kamu kan, anak laki-laki satu-satunya di keluarga ayah. Jadi, kamu yang harus meneruskan perusahaan.” Ucap Fandi
Iwan tak bisa berbicara lagi, karena memang benar dirinya adalah penerus keluarga. Karena dia punya sodara (Sindi) tapi, sodara nya itu perempuan.
****
Beberapa bulan kemudian...
“Yeah, akhirnya aku lulus SMP ya, kak Iwan. Makasih loh selama ini udah ngajarin mimi.” Ucap Almira
“Iya, sama sama. Sekarang kamu mau masuk ke SMA kakak atau yang lain?”
“Rencana nya sih gitu, kalau begitu aku pulang duluan ya kak.” Almira pun berlari pergi menuju rumahnya.
Sesampainya di rumah, Almira memberitahukan kelulusan nya kepada keluarganya. Keluarganya pun turut senang atas kelulusan nya, bahkan orang tua Almira sangat mendukung dirinya untuk melanjutkan pendidikan nya.
[Ingat, kamu harus belajar giat, sekarang kamu kelas XII.]
[Iya, yah]
[Besok kamu akan liburan ke sini kan]
[Kayaknya iya akan kesana. Kakek juga nyuruh aku kesana,Terus Sindi suruh ke sini]
[Ya udah kalau begitu, ayah akan ke sana mengantarkan Sindi]
[Assalamualaikum]
[Waalaikumssalam, jangan lupa istirahat]
“Kak Iwan.” Teriak Sindi di depan rumah Iwan
“Mimi mau apa ke sini.” Ucap kakek Rudi
“Kan mimi mau main sama kak Iwan.” Balas Almira
“Kak iwan nya lagi liburan di rumah orang tuanya, kalau kamu mau main ada Sindi di dalem, adeknya kak Iwan.” Ucap kakek Rudi
“Kalau begitu Mimi pulang aja, Assalamualaikum kek.”
“Waalaikumsalam.”
***
8 Tahun kemudian...
Di sebuah gedung yang di jadikan kantor oleh pemilik perusahaan besar. Terdapat banyak sekali pegawai yang kerja di sana, yang di pimpin oleh CEO yang dikenal dengan, Keanu Bagaskara.
Perusahaan itu berdiri sejak kakeknya Keanu, bangunan nya sedikit di renovasi karena kalau dibiarkan akan runtuh dan membutuhkan lebih banyak biaya.
“Al, ini file yang sudah aku kerjakan.” Ucap Nabila salah satu pegawai di perusahaan Bagaskara.
“Yang lainnya udah dikerjakan belum, Bil.” Ucap Almira dia adalah sekretaris (CEO) pak Keanu.
“Belum, Al, ini baru sebagian. Ya udah kalau begitu aku balik kerja dulu.” Ucap Nabila
Makan siang pun tiba...
“Pak, ini file yang harus bapak tanda tangani.” Ucap Almira
“Simpan saja di meja, kalau kamu udah lapar dan cape istirahat dulu jangan di paksa.” perintah keanu
“Ok, pak, ya udah kalau begitu saya keluar dulu.” Ucap Almira
beberapa langkah kemudian sebelum Almira membuka pintu, Keanu menghentikan langkah Almira.
“Tunggu, Almira.” Ucap Keanu
Almira pun berbalik badan. “Apa yang bisa saya bantu lagi pak.” Ucap Almira
“Kenapa cara ngomong kamu gak kayak biasanya?” Tanya Keanu
“Saya lagi pms pak, jadi udah kebiasaan saya seperti ini kalau lagi pms.” Ucap Almira
“PMS itu apa?” Tanya Keanu
“Datang bulan, pak. Kalau bapak gak tau juga, datang bulan bisa di bilang juga menstruasi atau haid.” Ucap Almira cepat dengan sedikit ada amarah.
“Kok malah ngegas sih Al ngejawabnya, kan saya tanya nya baik baik.” Ucap Keanu malah di balas dengan amarah.
Almira tak menjawab, diri nya malah pergi meninggalkan ruangan atasan nya.
Memang Keanu dan Almira baru bekerja sama sekitar sebulanan, Keanu menggantikan ayahnya, dan Almira baru bekerja sekitar semingguan sebelum CEO di gantikan. Jadi, mereka berdua belum kenal terlalu dalam.
Di kantin...
“Al, mau pesan apa?” Tanya Nabila
“Terserah, apa aja.” Jawab Almira
“Samain aja ya, sama aku.” Ucap Nabila
“Hmmm...”
Makanan yang di pesan pun datang. Almira menyendok sambel ke baksonya dengan asal tidak di hitung.
“Al, sambelnya jangan banyak banyak nanti kamu sakit perut.” Ucap Nabila
“Gak usah ngurusin hidup aku, Bil.”
“Kamu kenapa? Apa lagi pms?”
“Iya.”
“Tapi, kenapa kamu marah marah gak jelas kayak gini. gak seperti biasanya.” Ucap Nabila
“Tadi aku di tanyain sama pak Keanu soal.......”
“Oh jadi seperti itu ceritanya, kamu juga salah , Al.” Ucap Nabila
“Emang aku salah, bicara nya ngegas. Tapi aku sakit hati juga, Bil, dibentak hanya soal yang kaya gitu.” Ucap Almira
“Yang sabar Al, dia kan atasan kita jadi jangan masukin ke hati omongan nya. Kamu coba tarik nafas lalu hembuskan, supaya kamu sedikit lebih tenang.” Ucap Nabila
Almira pun mempraktekkan apa yang dikatakan Nabila. Nabila dan Almira adalah sahabat dari mereka kuliah sampai sekarang, walau beda jurusan mereka berdua tetap baik dalam hubungan, koneksi tetap berjalan.
Nabila adalah anak pengusaha akan tetapi, dia memilih menjadi karyawan biasa supaya bisa dekat dengan Almira.
Almira kuliah lewat jalur beasiswa karena setelah lulus SMA, ayahnya lebih dulu berjumpa dengan sang Kholiq. Kini ibunya tinggal bersama di rumah kakak dan kakak iparnya.
Ridwan Keanu Bagaskara, adalah cucu dari Rudi Bagaskara. Sejak usia dini dirinya tinggal bersama kakeknya setelah lulus SMA, Iwan nama panggilan kakeknya itu pergi ke kota untuk kuliah dan tinggal bersama kedua orang tuanya.
Sore hari...
“Bila, aku pulang duluan ya.” Ucap Almira
“iya, Al aku gak papa kok jangan khawatir.” Balas Nabila
“Kamu, pulangnya nanti di jemput pacar atau pesan taksi online?” Tanya Almira
“Kayanya di jemput my baby hunny deh.” Jawab Nabila
“Manas manassin... Ya, udah sampai jumpa Bila, dah.” Ucap Almira. Almira pun pergi meninggalkan sahabatnya itu.
Almira pulang dengan ojeg yang ada di pertigaan jalan letaknya berada lumayan jauh dari kantor. Mau bagaimana pun dia harus menghemat uang, untuk biaya membeli vitamin dan obat-obatan untuk ibunya di kampung.
Sesampainya di rumah Almira membersihkan diri, setelah selesai memakai baju Almira pun keluar untuk membeli pembalut sekalian cari makan malam.
Setelah membeli pembalut, Almira lalu mencari makan karena sudah waktunya makan malam.
Menu malam ini dia membeli nasi goreng yang ada di pinggir jalan.
***
[Keanu, adikmu belum pulang padahal ini udah malam, tolong kamu cariin dia ya, Keanu]
[Iya, Bun aku akan cari Sindi, bunda jangan cemas]
Keanu pun bergegas pulang untuk segera mencari Sindi, karena sekarang dirinya masih ada di kantor. Di perjalanan Keanu melihat lihat sisi jalan memastikan apakah ada Sindi di sana.
Beberapa kali Keanu menelepon adiknya itu akan tetapi panggilan itu tidak di jawab olehnya, membuat rasa khawatir Keanu semakin besar. Segala usaha telah ia lakukan dari mulai menelepon teman temannya yang terdekat, mencari ke rumah temannya untuk memastikan adiknya ada di sana akan tetapi semua usahanya tidak ada yang membawa nya ke Sindi (adiknya).
***
Setelah Almira menyelesaikan makannya ia pun pulang tapi karena masih tidak terlalu malam, Almira pun jalan jalan di sekitar jalanan yang membawanya ke berlawanan arah menuju tempat tinggal nya.
Setelah lumayan agak jauh dari keramaian Almira pun tidak melanjutkan perjalanan nya, akan tetapi niatnya itu terhenti setelah mendengar seseorang berbicara tak karuan.
“Kamu siapa? gak usah pegang pegang! Clara kamu nyerahin aku ke siapa kan kita mau pulang.” Ucap seorang gadis yang sedang mabuk karena kebanyakan minum di depan bar.
Almira pun menuju suara yang di dengar nya, di sana Almira kaget karena gadis yang sedang berbicara itu dalam keadaan mabuk adalah adik bos nya. Almira pun berpikir kenapa dia (Sindi) ada di sana tapi gadis itu berbicara lagi.
“Clara ayo kita pulang! Pasti bunda aku nyariin.” Ucap gadis itu
“Sindi yang manis, aku tidak mau rugi kamu harus bermalam dengannya supaya aku bisa dapat uang.” Keinginan Clara yang sangat tidak untuk di tiru.
‘Apa’ teriak Almira dalam hati
‘Jadi, Sindi di jebak oleh temannya, aku harus membantu Sindi lepas dari pengkhianat dan bajingan itu.’ Gumam Almira dalam hati
Almira pun mencari tangkai pohon yang jatuh dengan ukuran besar, karena sekarang di sampingnya ada sebuah pohon yang cukung besar, dan di samping pohon itu ada pohon yang tumbuh setengah badan dewasa. Beberapa menit kemudian akhirnya ketemu yang di cari Almira, untung nya yang akan di selamatkan Almira masih setengah sadar dan sedikit berontak.
“Jangan bawa dia ke dalam kemaksiatan dasar bajingan.” Ucap Almira sambil memukul pria yang di samping Sindi itu.
Lelaki itu pun tidak mau kalah dirinya bangkit kembali, tetapi dengan kilat Almira mencekal pergelangan tangan Sindi lalu mengajaknya kabur.
Clara dan lelaki itu mengejar Almira dan Sindi, tapi karena Almira bersembunyi di sebuah bangunan yang tak berpenghuni. Clara dan lelaki itu tidak menemukan nya, setelah kondisinya cukup aman, Almira dan Sindi pun keluar dari bangunan itu.
“Mbak, makasih tapi kenapa kita harus bersembunyi di sana?” Sindi berbicara setelah keluar dari bangunan yang berbentuk rumah yang sudah kosong.
“Kan supaya kita tidak di tangkap oleh temanmu dan temannya yang lelaki itu.” Ucap Almira membalas pembicaraan Sindi.
“Terus aku harus kemana sekarang, aku lupa jalan arah pulang.” Ucap Sindi, dengan sedikit kebingungan jalan mana yang akan menuju rumahnya.
“Malam ini, kamu tidur di kostan aku aja dulu.” Ajak Almira
“Emang boleh, kalau begitu ayo kita ke kostan mu.” Ucap Sindi
'Ya boleh, kan aku yang ajak dia duluan huh.” Ucap Almira dalam hati.
Almira dan Sindi pun berjalan menuju kostan yang ditempati Almira selama ini, kalau dia sedang berada di kota.
Setelah sampai Almira menyuruh Sindi untuk sedikit meminum air putih, tetapi Sindi malah menolak dan berlari ke kamar mandi untuk mengeluarkan isi perutnya.
Setelah hampir satu jam Sindi mulai lemas karena semua yang ada dalam perutnya ia muntah kan.
Almira pun menyuruh Sindi tidur di ranjang nya, karena kalau menelepon kakaknya untuk datang ke sini, Almira takut Keanu sudah tidur karena ini sudah larut malam.
Pagi hari...
“Sindi...” Ucap Almira untuk membangun kan Sindi
“Hmmm...” Jawab Sindi
“Kita ke kantor kakak kamu, yu.” Ajak Almira
Sindi pun bangun awalnya kaget karena ini bukan di kamarnya, setelah beberapa menit ia pun mengingat kejadian tadi malam.
***
Sampai di kantor Bagaskara...
“Makasih, mbak.” Ucap Sindi
“Sama sama, panggil aja aku Almira.” Balas Almira
“Almira, kenapa kamu tau nama aku?” Tanya Sindi, mereka belum masuk kantor.
“Kamu kan pernah ke kantor ini, pas hari pergantian CEO.” Jawab Almira
“Oh iya, baru inget aku.” Ucap Sindi
“Aku duluan masuk ya, untuk absen. Kalau kamu masih mau nunggu kakak kamu di sini gak papa kok.” Ucap Almira
“Aku ikut dulu kamu aja, gak papa kan.” Pinta Sindi
“Gak papa, kamu kan keluarga dari pemilik perusahaan ini.” Ucap Almira menjelaskan.
Mereka berdua pun masuk ke dalam kantor. di sana karyawan heran kenapa Almira bersama Sindi adik dari CEO.
***
“Keanu kalau hari ini adikmu belum ketemu, kamu lapor polisi ya.” Ucap Bundanya Keanu
“Iya, bunda tenang aja aku akan cari Sindi sampai ketemu dengan nya.” Ucap Keanu.
“Hati hati di jalan, nak.” Ucap Bundanya.
Keanu pun tersenyum dan mengangguk, dia pun masuk ke dalam mobilnya.
“Jalan pak, pelan pelan aja bawa mobilnya!" Perintah Keanu ke sopirnya.
“Siap, den.” Balas pak sopir.
Sesampainya di kantor dia menarik nafas dan menghembuskan nya, karena dia harus cepat cepat pulang untuk hari ini.
***
Saat Keanu masuk ke ruangan nya dia melihat ada seseorang di ruangan sekretaris nya, tanpa banyak basa-basi Keanu pun masuk ke ruangan sekretaris nya. Betapa kagetnya karena orang itu adalah adiknya yang telah di cari dari malam tadi.
“Al, kamu ketemu adik saya dimana?” Tanya keanu
“Tadi malam saya ketemu adik bapak di......” Almira pun menceritakan semuanya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!