NovelToon NovelToon

First Love Sang CEO

Prolog

“Zico, Aku mau kita putus.” Isi pesan dari Gita.

Zico tidak membalasnya, ia langsung menemui Gita dikampus.

“Sayang!” panggil Zico dengan tatapan lembutnya, berpura-pura tidak ada yang terjadi, padahal Gita tahu pasti Zico sudah melihat pesan darinya.

Gita hanya berhenti sejenak meliriknya dan berjalan terburu buru tidak sanggup berbicara dengan Zico.

Zico mengejarnya dan menangkap tangan Gita.

“Kita sudah gak ada hubungan apa-apa lagi Zico, lepaskan aku!” Gita menghempaskan tangannya tanpa memandang ke arah Zico, berusaha berpura-pura tegas, padahal ia menahan air mata nya sebisa mungkin.

Zico menarik Gita kedalam pelukannya. “Enggak sayang, aku gak mau kita putus, aku mohon jelaskan apa kesalahan aku, akan aku perbaiki kesalahanku, but don’t break up, okay?.” Zico memohon kepada Gita sambil memeluknya dengan erat dan mengecup pucuk kepalanya berkali-kali.

Ia tidak rela kehilangan Gita, karna Gita adalah cinta pertamanya, dan mereka telah menjalani hubungan sebagai kekasih sejak SMA, ia sangat mencintainya.

Air mata pun jatuh dipelupuk mata Gita saat berada dipelukan Zico. tapi segera ia seka air matanya berpura-pura tegar.

Perlahan Gita melepaskan dirinya dari pelukan Zico. “Maaf Zico, Aku gak bisa melanjutkan hubungan kita, aku mohon hargai keputusan aku.” Gita menundukkan pandangannya kebawah.

“Tapi kenapa? Apa alasan kamu? Kenapa kita harus putus sedangkan sejauh ini hubungan kita baik-baik aja, bahkan tadi malam kita dinner, and then kamu tiba-tiba meminta putus sekarang, apa salah aku Git? seberapa keras pun aku berpikir aku tetap gak bisa mengerti kenapa kamu mau mengakhiri hubungan kita, tolong jelaskan, hmmm?, Aku cinta banget sama kamu Gita, kamu tahu itu kan?.” Zico menatap Gita dengan lembut dan tatapan memohon sambil memegang dan mengelus tangan Gita dengan ibu jarinya.

Gita berpikir keras untuk mencari alasannya tetapi sangat sulit menemukan kesalahan dan kekurangan pada Zico, karena selama mereka menjalani hubungan rasanya Zico memang tidak pernah melakukan kesalahan, bahkan ia selalu ada disaat masa-masa sulit yang dihadapi Gita, dan Zico selalu menghargainya, Zico adalah laki-laki yang penuh perhatian dan kasih sayang.

Gita segera menepis tangan Zico, “Aku gak punya alasan, aku hanya bosan sama kamu, aku lama-lama muak sama posesifnya kamu dan semua perhatian kamu yang berlebihan, pokoknya aku mau kita putus, tolong mulai sekarang anggap kita gak pernah saling kenal, dan jangan pernah menghubungi aku lagi, okay!” Jawab Gita dengan penuh emosional, dan segera pergi meninggalkan Zico, ia sudah tidak sanggup menahan perih dimatanya dan juga hatinya, ia segera menghentikan taksi, ia ingin sekali melepaskan tangisnya, didalam taksi Gita menangis terisak, air mata nya mengalir begitu deras.

Dengan mata yang memerah dan berkaca-kaca Zico tidak bisa berkata-kata, ia terkejut dengan apa yang barusan dikatakan oleh Gita, tetapi ia tetap tidak bisa percaya dengan apa yang dikatakan Gita. Lalu setelah ia tersadar dari lamunannya dia segera mengejar Gita, tapi sayang taksi yang ditumpangi Gita sudah tidak terlihat.

Zico segera menyusul ke apartemen Gita dengan mobil sport miliknya dengan kecepatan penuh, tapi ternyata Gita sudah tidak tinggal di apartemennya lagi karena ternyata apartemen Gita sudah terjual kemarin, Zico terduduk lemas didepan pintu apartemen Gita.

‘Pantas saja kemarin dia diam aja sewaktu di restoran, dan menolak untuk dijemput dan minta langsung bertemu ditempat kita dinner, ternyata dia sudah merencanakan semuanya, ada masalah apa sebenarnya? Kenapa sampai menjual apartemen?’ Pikir Zico dalam batinnya.

Zico selalu mencari keberadaan Gita dari mulai mengunjungi semua tempat yang pernah di kunjungi Gita dengannya, tetapi tidak ada jejak sedikitpun tentang Gita. Bahkan ia sampai mengecek CCTV di semua tempat yang pernah Gita kunjungi, tetapi dari semuanya tidak ada satu pun tempat yang dikunjungi Gita.

Selama 1 tahun Zico seperti itu, hidupnya hanya disibukkan untuk mencari keberadaan Gita, bahkan ia masih belum melanjutkan S2 nya, Kondisinya sangat jatuh, ia begitu terpuruk karena kepergian Gita. bahkan ia tak merawat dirinya, tubuhnya menjadi kurus dan rambutnya pun gondrong.

Kedua orang tua Zico sangat bingung bagaimana cara menyadarkannya kalau Zico harus tetap melanjutkan hidupnya walaupun tanpa Gita.

"Zico, kamu mau sampai kapan seperti ini nak? waktu terus berjalan, kamu harus melanjutkan hidupmu nak. ayolah, jangan terus meratapi kepergian Gita seperti ini. Mommy yakin kalau memang kalian berjodoh pasti suatu saat tuhan akan mempertemukan kalian kembali."

Sudah berulang kali Mommy nya meyakinkan Zico untuk segera bangkit dari keterpurukan ini, jangankan mengiyakan perkataan Mommy nya, menjawab sepatah kata pun tidak.

Sampai akhirnya Zico mendapatkan kabar dari Rey sepupunya yang berkuliah di inggris, bahwa ia berpapasan dengan Gita di sebuah cafe.

Zico pun segera terbang kesana untuk bertemu dengan sepupunya itu, ia datangi cafe dimana sepupunya itu berpapasan dengan Gita, ia cek CCTV nya ternyata benar itu adalah Gita.

'Ternyata itu bener kamu Git, Aku kangen banget sama kamu, kenapa kamu pergi sejauh ini? apa salah aku?' batin Zico dengan mata berkaca-kaca.

Ia sangat bahagia melihat sosok Gita lagi setelah 1 tahun lamanya ia tidak berjumpa, walaupun hanya lewat CCTV.

Selama 3 bulan disana, setiap harinya ia selalu nongkrong di cafe itu, tetapi tidak satu kali pun ia berpapasan dengan Gita.

Akhirnya ia pun menyerah hanya menunggu saja seperti itu, ia memutuskan melanjutkan program Master nya di inggris saja, dengan keyakinan bahwa ia akan berpapasan dengan Gita selama ia tinggal disana.

Tetapi nyatanya selama 2 tahun Zico tinggal disana sampai lulus Program Master nya, tidak satu kali pun ia bertemu Gita.

Zico pun benar-benar menyerah karena mendapatkan kabar dari Mommy nya kalau kondisi Daddy nya drop dan dirawat dirumah sakit.

Akhirnya ia pun memutuskan untuk kembali ke negara asalnya untuk membantu Daddy nya meneruskan perusahaannya. ia benar-benar menyerah mencari Gita, Zico hanya fokus pada perusahaannya saja.

Sampai 3 tahun pun berlalu...

Awal Perkenalan

 

Awal mula perkenalan Zico dan Gita dimulai ketika mereka mengikuti study tour yang diadakan disekolah mereka.

“Tolooong! Ada yang pingsan!” teriak Yolla dengan penuh kekhawatiran pada sahabatnya yang tiba tiba tidak sadarkan diri itu.

Zico kebetulan ada didekat Gita saat itu, ia segera menghampiri Gita lalu menggendongnya bak pangeran yang sedang menolong Tuan Putri.

Yolla terkejut dengan mulut terbuka, ‘ya ampun mimpi apa Gita bisa digendong sama Zico, aku jadi pengen pingsan juga.’ Kata Yolla dalam batinnya lalu cengar-cengir seperti kuda.

Zico segera membawa Gita ke klinik yang ada disekitar museum itu diikuti oleh Yolla dan Pak Herman wali kelas Gita dan Yolla.

“Tolong sus, dia tiba-tiba saja pingsan.” Pak Herman berkata pada suster yang ada diklinik itu dengan paniknya.

Lalu suster tersebut membawa mereka ke salah satu ruangan yang ada diklinik itu, “Baiklah, Silahkan baringkan diruangan ini, saya akan segera memanggil dokter.”

Dokter pun tiba diruangan itu dan segera memeriksa Gita, setelah selesai memeriksa, dokter itu pun keluar dan menjelaskan kepada mereka yang menunggu didepan pintu, “Bagaimana keadaan teman saya dok? “ tanya Yolla.

“Jangan khawatir, dia hanya kelelahan saja, dan sepertinya perutnya kosong, setelah dia bangun tolong beri tahu dia untuk segera mengisi perutnya ya.”

Mendengar itu Zico segera keluar dan mencari resto yang ada disekitar Klinik itu, hendak membeli makanan untuk Gita.

Sedangkan Pak Herman sedang mengurus administrasinya dibagian kasir.

Sementara di klinik, Gita sudah terbangun.

“La, ini dimana? Kok gue ada disini? Kan kita tadi sedang di museum.” Tanya Gita pada Yolla.

“Tadi Lo itu pingsan Gita! Terus Lo tahu gak yang menggendong Lo sampai ke klinik ini siapa?”

“Siapa memangnya?” Tanya Gita penasaran, ia menyatukan alisnya.

“Zico!” teriak Yolla tanpa sadar bahwa dirinya sedang di klinik.

“Hah? Zico? Maksud Lo Zico yang cool seperti es batu itu?” Tanya Gita terkejut.

“Iya Gita! Zico yang itu, memang di sekolah kita ada lagi yang namanya Zico?” Jawab Yolla.

“Hmmm… ternyata masih punya rasa kemanusiaan juga ya tuh orang, padahal kan kelihatannya cuek banget.” Gumam Gita.

Dan Zico pun tiba dengan membawa beberapa makanan untuk Gita.

Melihat kedatangan Zico, Gita segera bangkit dan duduk.

“Makasih ya telah menolongku, maaf sudah merepotkan.” Ucap Gita kepada Zico menundukkan pandangannya dengan perasaan canggung.

“hmmm… ini, makanlah!” Zico memberikan makanan itu dengan ekpresi dingin seperti biasanya.

“Oh enggak, enggak perlu repot-repot.” Tolak Gita.

“Sudah cepat dimakan! Lo mau pingsan lagi?.” Zico memaksa Gita dengan meletakkan makanan itu di hadapannya.

“Baiklah, sekali lagi makasih  banyak ya.” Jawab Gita.

“hmmm...” Jawab Zico dengan dingin dan langsung pergi kembali ke museum untuk mencari teman-temannya.

Dingin dan datar? Ya, memang Zico terkenal disekolah akan ketampanannya dan dikenal dengan sosok yang dingin dan tidak banyak bicara, oleh karena itu tidak banyak yang berani menegurnya apalagi mendekatinya.

Hanya sahabat-sahabat lamanya saja yang berteman dengan Zico, yaitu Sean, Alex dan Kenzo.

“Lo mimpi apa sih Git bisa digendong sama pangeran seperti Zico, Gue iri banget sama Lo, Gue sampai melamun sampai mau ngiler tau gak?!.hahahaha...” Yolla tertawa geli.

“Kok bisa ya La dia tiba-tiba menggendong Gue? Kita kan gak pernah saling sapa sekalipun, padahal sikapnya kan dingin dan datar seperti gak pernah perduli sama keadaan disekitarnya.” Tanya Gita pada Yolla dengan perasaan penasaran.

“Jangan-jangan selama ini dia mengagumi lo Git, tadi gue liat wajahnya sepertinya khawatir banget sama lo tau! Waaaaah, kalo beneran dia suka sama lo, beruntung banget lo Git sumpah, hehehe.” Goda Yolla kegirangan sambil mencolek dagu Gita.

“Ah, lo ini La, mana mungkin prince sekolah kaya dia suka sama gue? dia kan anak sultan, mana mungkin dia mau sama cewek macam gue? mungkin dia itu nolong gue cuma karna dia masih punya hati nurani aja, dan kebetulan dia ada disana pas gue pingsan.” Gita berkata sambil tersenyum. Ia sudah merasa baikan setelah diinfus 2 kantung.

“Lo mau taruhan Git? Gue yakin dugaan gue itu bener.” Kata Yolla menggoda Gita lagi.

Tiba-tiba Pak Herman datang.

“Sudah merumpinya, sekarang ayo kita ke bus sekolah, study tour nya telah selesai, teman-teman kalian sedang menunggu kalian di bus, untuk tugasnya nanti kalian bisa bertanya pada teman-teman kalian.” Seru Pak Hendro.

“Baik Pak!” Jawab Gita dan Yolla serentak.

Mereka segera berjalan menuju bus.

Sementara bus sedang menunggu Pak Herman, Gita dan Yolla tiba.

Zico sudah duduk didalam bus didekat jendela, ia memandang keluar ke arah Gita yang sedang berjalan pelan.

Sean salah satu sahabat Zico yang duduk dikursi sebelah Zico menyadari tatapannya.

“Dipandangin terus, suka Lo sama dia?” Goda Sean kepada Zico sambil menyikut tangannya.

Sean melihat ada yang berbeda dari cara Zico memandang Gita karena selama ini Zico tidak pernah peduli pada satu pun wanita, tetapi tadi Zico sangat perduli kepada Gita sampai menggendongnya bak pangeran menolong sang putri.

“Apa sih lo!” jawab Zico gugup.

“Kalau suka dideketin lah, nanti keduluan orang tau rasa lo!” Goda Sean lagi.

Zico diam saja tidak menjawab.

Alex dan Kenzo yang ada dibelakang mereka ikut berbicara.

“Kalau suka jangan diem aja lo, Gita tuh banyak yang deketin lho, cuma emang dia nya aja yang gak mau pacaran.” Goda Alex tersenyum usil.

“Ya itu lo pada tahu kalo dia gak mau pacaran, terus lo pada ngapain nyuru Zico deketin Gita?” Jawab Kenzo. Kenzo memang mempunyai karakter yang hampir mirip dengan Zico yang dingin dan cuek. Tidak seperti Sean dan Alex yang memang berkarakter usil dan mudah bergaul.

“Gita itu gadis jenius disekolah kita, dia yang selalu mewakili sekolah kita untuk ikut berbagai olimpiade, gue denger-denger dari anak-anak lain sih dia itu gak minat sama sekali pacaran, dia ingin jadi dokter katanya, mau fokus sekolah.” Sean menjelaskan panjang lebar kepada Zico, tapi Zico hanya diam memejamkan matanya dan merebahkan kepalanya di sandaran kursi.

Gita, Yolla dan Pak Herman sudah tiba, mereka segera naik ke dalam bus mereka.

Vino segera menghampiri Gita ia baru tahu kalau Gita pingsan. Vino adalah teman sekelas Gita yang sejak kelas 1 SMA sudah mengagumi Gita, tetapi Gita hanya menganggap teman biasa.

“Kamu baik-baik aja Git? Maaf ya aku baru tahu kalau kamu pingsan.” Tanya Vino cemas.

“Aku baik-baik saja kok.” Gita menjawab tersenyum, bukan karena ia menyukai Vino, hanya saja karena sikap Vino yang selalu peduli padanya membuat Gita tidak enak hati untuk mengabaikannya.

Letak bus Gita dan Zico yang berdampingan membuat Zico melihat jelas bagaimana interaksi antara Vino dan Gita.

Ia tiba-tiba merasa panas melihat interaksi mereka berdua.

Zico jadi kepikiran tentang omongan Sean yang bilang nanti keduluan orang.

Zico segera meminum Air putihnya untuk meredakan hawa panas ditubuhnya.

Suka???

Esok harinya disekolah saat sedang jam pelajaran Gita melirik kearah jendela dan sekilas melihat Zico lewat didepan kelasnya.

'hmmmph.. pantesan aja dia banyak disukain cewek-cewek disekolah ini, ternyata dia memang ganteng banget.’ Batin Gita sambil menopang dagunya.

Ketika sedang memandangi Zico ternyata Zico menengok ke kelas Gita, dan manik matanya bertemu dengan manik mata Zico, saat tersadar bahwa Zico juga sedang menatapnya, Gita gugup mengalihkan pandangannya dan membuat Yolla curiga, tetapi saat Yolla menengok kearah yang dilihat Gita ternyata tidak ada siapapun, karena Zico sudah melewati kelas mereka, dan tidak terlihat lagi.

“Heh Git! Tumben lo gak fokus, lo lagi mikirin apa sih? Lo tadi lihat ke arah luar terus, emangnya ada siapa yang lewat? ” bisik Yolla sambil menyikut tangan Gita.

“Enggak! gue gak mikirin apapun, gak ada siapa-siapa, gue lagi merhatiin Bu Tari kok.” Jawab Gita sambil berbisik.

“huh, jelas-jelas lo lihat keluar terus tadi.” Gerutu Yolla.

Gita hanya diam berpura-pura tidak mendengar perkataan Yolla.

Triiiriiing….. Triiiriiing.....

Bel sekolah pun berbunyi menandakan jam istirahat.

“Ayo kita ke kantin Git, gue laper banget, tadi gak sempat sarapan gara-gara telat bangun.” Ajak Yolla.

“gue lagi gak nafsu makan La.” Jawab Gita dengan wajah lesu.

“Lo gak kapok ya? Kemarin aja lo pingsan kan karena gak makan, apa lo sengaja ya pengen pingsan lagi supaya bisa digendong sama Zico lagi ya? “ Goda Yolla sambil mencubit dagu Gita.

“hmmm.. ngomong apa sih lo ini, oke oke ayo kita ke kantin.” Gerutu Gita.

Di Kantin….

Gita dan Yolla sedang makan sambil mengobrol dan bercanda.

Vino tiba-tiba menghampiri Gita dan Yolla.

“Seru sekali bercandanya, aku boleh ikutan kan?.” Tanya Vino sambil tersenyum pada Gita.

“Ya, silahkan duduk saja disitu.” Tunjuk Yolla pada kursi disamping Gita.

Ia sudah lama mengetahui kalau Vino mengagumi Gita, tapi ia juga tahu kalau sahabatnya itu tidak tertarik menjalin hubungan dengan siapapun, karena ia hanya ingin fokus pada belajarnya agar beasiswanya tak dicabut.

“Gita, bagaimana kalau nanti sepulang sekolah aku yang antar kamu pulang? Mau ya?” Tanya Vino dengan wajah penuh harap.

“Mmmmm... maaf sepertinya gak bisa, maaf ya Vin.” Gita menolak dengan halus.

“Oh Ya udah gak apa-apa.” Vino tersenyum memaksa.

Dikantin di sisi lain ada sepasang mata yang memperhatikan mereka bertiga dengan ekpresi dingin dan sorotan mata yang tajam.

“Yaelah ada yang curi-curi pandang terus nih.” Sean menyindir Zico dengan ekspresi mengejek, lalu melanjutkan menggodanya, “kalau lo suka sama Gita coba dekati dia lah Zi, jangan cuma lo liatin doang, emang sih katanya dia gak tertarik pacaran, tapi siapa tahu kalau sama lo dia tertarik.” Goda Sean kepada Zico.

“Iya Zi, nanti Lo keduluan sama si mata empat itu lho.” Alex ikut menggoda.

Yang dimaksud mata empat itu adalah Vino, karena ia memakai kacamata, Vino juga merupakan murid cerdas di sekolah setelah Gita, tidak hanya cerdas, ia juga terlihat good looking walau memakai kacamata.

Zico hanya diam, malas menanggapi Sean dan Alex, ia segera berdiri dan hendak berjalan keluar dari kantin menuju lapangan basket.

Saat sedang berjalan dengan gaya cool nya tiba-tiba ada punggung yang menabrak dadanya.

“Aduh maaf!” Gita sangat terkejut setelah menabrak seseorang, ia langsung berbalik dan lebih terkejut lagi ketika melihat siapa yang ada dihadapannya, “eh! ka..kamu..” ia bergegas mundur tetapi kehilangan keseimbangan, Lalu Zico segera memeluknya agar Gita tidak terjatuh.

Mereka berdua tanpa sadar saling bertatapan beberapa saat, manik mata mereka pun bertemu, saat tersadar Gita langsung berdiri tegak dan Zico pun melepaskan pelukannya, keduanya terlihat sangat gugup.

“Sorry.” Ucap Zico singkat.

“Ya, eng.. enggak apa-apa, aku yang salah kok, seharusnya aku yang minta maaf karena aku yang menabrak. Maaf!” Pipi Gita merona merah seperti tomat, ia meminta maaf sambil membungkukkan sedikit badannya, dan bergegas lari, kabur dari hadapan Zico dan teman-temannya, jantungnya sangat berdebar.

Begitupun dengan Zico, setelah Gita pergi ia menyadari pandangan dari teman-temannya dan juga Yolla, mereka memasang wajah senyum-senyum seperti mau mengejek.

Sebelum di ejek, ia bergegas pergi ke toilet.

“Hahahahaha…”

Yolla dan teman-teman Zico seketika tertawa bersama melihat mereka kabur dalam keadaan gugup, kecuali Kenzo yang hanya melirik mereka yang sedang tertawa lalu menggelengkan kepalanya.

Didalam toilet Zico membasuh wajahnya dengan air, ia merasa kepanasan karena rasa gugup itu, ia mulai merasakan hal yang aneh, setiap kali ia bersentuhan dengan Gita ataupun sekedar memandanginya, selalu membuat hatinya berdebar.

Sedangkan Gita tadi segera berlari ke kelasnya, dan disusul oleh Yolla.

“Git! tunggu gue donk!” teriak Yolla.

Saat tiba dikelas Gita duduk di kursinya dengan nafas terengah-engah. Begitupun juga dengan Yolla.

“Git, lo suka ya sama Zico? Ayo ngaku aja, kelihatan banget dari ekspresi lo tau, Lo gak bisa bohong sama gue.” Goda Yolla lagi sambil menyikut tangan Gita.

“Apa sih La, sudah ah jangan godain gue terus!” Jawab Gita ketus.

“Hahahaha..” Yolla tertawa lepas.

Dikelas Zico, teman-temannya sedang berkumpul dimeja Zico dan Sean, Zico baru masuk ke kelas, melihat teman-temannya berkumpul ia memasang wajah dinginnya lalu duduk dikursinya.

“Zi, Lo suka kan sama Gita?” Tanya Sean senyum-senyum.

“Lo hati-hati lho Zi, Gita itu banyak pengagumnya, Lo bisa keduluan orang nanti.” Hasut Alex dengan wajah pura-pura serius.

“Lo berdua itu kenapa sih? Zico mau suka atau enggak itu urusan dia, kok lo pada yang ribet sih!” Ketus kenzo.

Zico hanya melirik mereka semuanya, ia hanya diam malas menanggapi.

Sepulang sekolah Zico melihat Gita dan Yolla sedang berjalan sambil bercanda.

‘Dia memang sangat cantik.’ Batin Zico sambil memandangi Gita dari jauh.

Lagi -lagi jantungnya berdebar dan merasakan hawa panas ditubuhnya. Ia bergegas pulang.

Setibanya di rumah mewahnya Zico segera naik ke kamarnya yang terletak dilantai 3 rumahnya. Ia melemparkan tasnya ke atas ranjang dan merebahkan diri diatas ranjangnya. Ia memejamkan matanya.

Lagi-lagi yang ada dibenaknya hanya wajah Gita yang sedang tersenyum dan tertawa bersama Yolla.

“Kenapa jadi kepikiran dia terus ya? Apa gue beneran suka sama dia?” Gumam Zico.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!