BUKU CATATAN DUNIA TEYVAT (GENSHIN IMPACT)
Suara alarm misterius
Luaener
Kakak.. pinjam komputer ya?
Lua mengoperasikan komputer milik kakaknya tersebut, ia melihat sebuah permainan yang terlihat seru baginya.
Luaener
Kakak.. Apa boleh Lua memainkan permainan ini?
Rehel
(Melihat monitor) boleh saja
Rehel
Kakak mau keluar sebentar, ingat hanya 25 menit saja setelah itu pergi tidur!
Rehel pergi keluar menemui rekan kerjanya untuk mengambil pesanan miliknya.
Luaener
Wah.. ini menakjubkan, siapa yang memiliki pemikiran hebat seperti ini?
10 menit berlalu, Lua awalnya kesulitan memainkan permainan tersebut.
Lama-lama, ia mulai terbiasa mengoptimalkan gerakan tangannya.
Luaener
Eh? kenapa darahku jadi sekarat?
Luaener
Ternyata kalian musuh, habislah kalian!!
Luaener
Kakak memasang alarm ya? (pikirnya)
Rehel
Lua, kenapa mengatur alarm jam segini?
Lua merasa heran, ia pikir kakaknya lah yang memutar jam alarm hingga berbunyi tepat setelah menit ke 25 ia bermain.
Luaener
Bukan aku kak, aku pikir kakak yang melakukannya
Rehel masuk kekamar dan mencari asal suara alarm tersebut, begitupun dengan Lua.
Namun mereka tidak menemukan keberadaan alarm tersebut.
Suara alarm seakan memenuhi ruangan, membuan kedua kakak beradik itu kebingungan.
Luaener
Kakak, dimana jamnya?
Rehel
Kakak juga tidak tahu, suaranya memenuhi ruangan, sulit mencari keberadaan benda itu
Mereka kembali mencari asal suara tersebut, berusaha fokus karena suara itu benar-benar memenuhi ruangan hingga tidak tahu dimana ujungnya.
Rehel dan Lua bersamaan melihat keasal suara aneh tepat tertuju pada monitor yang tiba-tiba saja menyala dan mengeluarkan suara aneh.
BACA ARTINYA LIKE,VOTE, RATE, DAN KOMEN
Buku misterius
Sebuah buku tebal terhempas dari layar monitor menghantam rak buku.
Lua memeluk kakaknya yang juga masih terdiam ditempat.
Luaener
Ka..kakak.. i..itu...apa..
Rehel
Kamu tunggu disini biar kakak periksa sebentar
Rehel berlahan mendekati tumpukan buku dihadapannya, sesekali pandangannya mengarah ke monitor tidak jauh dari tempat ia berada.
Tangannya dengan hati-hati memindahkan buku-buku yang berserakan mencari sebuah buku yang baru saja terhempas dari monitor.
Rehel
Iya (menatap lekat buku tersebut)
Rehel belum menyentuh buku tebal yang ada di lantai, ia tampak ragu untuk menyetuh buku tersebut.
Belum sempat Rehel menyentuhnya, buku tersebut terbuka tepat ditengah-tengah bab dan sebuah cahaya terang keluar hingga memenuhi ruangan.
?
Apa anak ini baik-baik saja?
??
Bagaimana dengan pria ini? apa dia masih hidup? aku tidak merasakan ia bernafas
Lua berlahan membuka kedua matanya, sinar mentari membuatnya kesulitan membuka mata.
Setelah merasa ada seseorang yang menghalangi sinar mentari mengenai wajahnya, ia kembali membuka mata.
Lemas, lapar, dan haus yang kini ia rasakan.
Luaener
(Melihat sekeliling)
??
Ya.. apa yang sedang kamu cari?
??
Apa dia papanya? pria itu terlihat sangat muda
Paimon
Eh, tapi tahu namaku
Luaener
(menarik kaki paimon)
Paimon
Kyaaa.. aku pikir aku akan jatuh
Paimon
Tentu saja kami nyata
Lua kembali melihat kesana-kemari.
Ia melihat sosok sang kakak yang masih terbaring diatas rerumputan, sepertinya masih belum terbangun.
Luaener
Ke..kenapa..kakakku tidak bergerak?
Luaener
Lalu mengapa tidak bangun saat Lua bangunkan?
Paimon
Kita bawa saja kakakmu ke Mondstadt
BACA ARTINYA LIKE,VOTE, RATE, DAN KOMEN
Kekhawatiran
Luaener
Bagaimana cara membawa kakak kesana?
Lumine
Paimon yang akan menggendong kakak mu
Paimon
Is, Paimon mana bisa seperti itu, tubuhnya berkali lipat dari Paimon
Paimon
Lumine kamu bisa hubungi Venti untuk menjemput kita
Setelah beberapa waktu dengan pembicaraan singkat dari balik sebuah benda bulat yang mampu melakukan komunikasi jarak jauh. Mereka bersabar menunggu kedatangan Venti dengan rekannya yang akan menjemput mereka kemari.
Paimon
Jangan sedih, kakakmu pasti baik-baik saja
Luaener
Kakak tidak bernafas, aku juga tidak merasakan detak jantungnya
VENTI
Maaf membuat kalian menunggu lama
Luaener
Kakak tolong cepat bantu kakakku
Venti menatap mata Lua yang sedang menarik lengannya lekat, melihat tatapan sedih dari anak tersebut membuatnya kebingungan.
VENTI
Adik kecil, tenanglah sebentar ya
Paimon
Kakaknya tidak sadarkan diri sejak kami menemukan mereka
Venti memeriksa kondisi Rehel, ia terkejut. Bagaimana tidak, pria berusia sekitar 18 tahun tersebut sama sekali tidak bernafas dan tidak ada tanda-tanda kehidupan.
VENTI
Tubuhnya masih hangat dan denyut nadinya masih terasa, hanya saja..
VENTI
Ah, ayo segera kita bawa ke Mondstadt untuk diperiksa oleh ahlinya
Venti dan empat rekannya menggotong Rehel kedalam kereta yang mereka siapkan seperti permintaan Lumine sebelumnya.
Lua memulai perjalanan hari ini, sejak awal ia sadarkan diri. Ada hal yang membuatnya bingung, dimana ia memeluk sebuah ransel yang tidak tahu apa isinya. Bukan hanya satu, terlihat juga sebuah ransel tepat berada di samping kanan kakaknya.
Tas tersebut terlihat begitu unik namun sangatlah ringan.
Bahkan pakaian yang mereka gunakan saat ini bukanlah pakaian milik mereka sebelumnya.
BACA ARTINYA LIKE,VOTE, RATE, DAN KOMEN
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!