NovelToon NovelToon

Prince Charming And The Beast

Sepatu Pembawa Sial

Pada suatu hari hiduplah seorang pangeran tampan nan mempesona yang sedang mencari istri. Dia selalu mengadakan pesta dansa untuk mengundang semua wanita dari berbagai kerajaan untuk dijadikan kandidat istrinya.

Hingga suatu hari datanglah seorang Putri dari Kerajaan yang sangat jauh, bahkan hampir tidak pernah terjamah oleh siapapun. Putri itu menawarkan dirinya untuk berdansa dengan sang Pangeran, tetapi Pangeran menolaknya karena wajah Putri itu sangat jelek.

"bagaimana mungkin Pangeran tampan sepertiku bisa berdansa dengan wanita jelek sepertimu...," kata Sang Pangeran sombong. Tuan Putri marah dan akhirnya dia berteriak mengutuk Sanga Pangeran,

"Wahai Pangeran, Meskipun wajahmu tampan, tetapi hatimu kotor. Aku harap Dunia akan menghukummu !!! Hari ini kau telah membuatku sakit hati, maka Hatimu akan membunuh Ragamu !!!" Tepat setelah tuan putri selesai bicara petir-petir menyambar.

.

.

.

"bukankah cerita dari naskah ini sungguh seru?" tanya Gladys.

"ya, menurutku juga begitu." kata Gwen menimpali.

"siapa yang membuat naskah ini?" tanya Gladys lagi.

"siapa lagi kalau bukan mantan terindahmu alias Alan." kata Gwen lagi.

*

*

*

2 Tahun Lalu

Sheilla POV

Aku tidak bisa disebut beauty, aku lebih tepat jika dipanggil the beast. Meskipun aku adalah seorang anak perempuan, tapi bagiku penampilan harus apa adanya. Ya, benar-benar apa adanya kok. Tidak perlu vermak sana-sini.

"Alan ...!!!"

"Alvin ..!!!"

"Andra ..!!!"

Itu adalah teriakan para gadis yang tergila-gila dengan ketampanan 3A itu. Nama geng mereka seperti ukuran kertas saja. Ya, aku baru saja mengupgrade kelompok usiaku jadi remaja karena baru kemarin masuk SMP. Disinilah mulai kisah dongeng ini. Antara Prince Charming and The Beast.

Namaku adalah Sheilla Inggrid. Aku adalah seorang anak perempuan yang baru puber yang kurang peduli pada penampilan. Hobiku adalah mencicipi makanan yang dibuat ibuku dan berolahraga. Aku sangat menyukai senam, tapi hal itu bukannya mengubah tubuhku yang gemuk ini menjadi langsing melainkan semakin berotot. Bisa membayangkan wujudku? The beast adalah panggilanku sejak aku masuk SD. Teman-temanku merasa aku ini seperti si buruk rupa karena penampilanku ini, ditambah lagi aku ini agak galak, yah, itu sih menurut mereka.

"Hey, Sheilla...," Sapa temanku Reyna.

"Hm..,"

"Kalo kamu boleh milih di antara 3A itu, mana yang mau kamu jadiin pacar kamu?" Tanya Reyna yang sering mengajakku menonton permainan basket si 3A itu saat jam istirahat.

"Hm.., kenapa kamu nanya gitu?"

"Penasaran aja.., kamu kan gampang ngenalin sifat orang." Kata Reyna. Sudah bisa ditebak, dia pasti menyukai salah satu dari 3A itu.

"Oke, kita mulai dari kak Andra, kalo menurut aku dia itu yang paling gak ganteng di antara yang lainnya. Kulitnya agak gelap, tapi dia punya senyum yang manis. Tatapan matanya juga hangat, dan dia ramah ke semua orang. Itu yang bikin dia punya nilai plus."

"Iya,kan.., kak Andra itu yang terbaik...,"

"Kamu suka sama kak Andra,ya?" Tebakku.

"Eeh.., apaan, sih? Aku,kan nanya kamu, Shei..,"

"Oke, kak Alvin.., Dia itu ganteng, tapi ganteng karena mata sipitnya yang tajam dan kulit putihnya yang bening. Tapi dia itu agak pembuat onar. Suka bercanda berlebihan bahkan sama guru, tapi anehnya guru gak pernah protes sama sikap dia. Aku paling gak suka sama kak Alvin."

"Mungkin di sini berlaku aturan kalo ganteng mah bebas, hihi...," Kata Reyna geli sendiri. Aku hanya tersenyum menimpalinya,

"Oke, yang terakhir kak Alan. Dia itu cowok paling ganteng yang pernah aku temui. Entah kenapa kadar gantengnya itu gak berlebihan, pas, apalagi kalo senyum, hati rasanya langsung deg-degan...,"

"Kamu suka sama kak Alan, ya?"

"Eeeh?? Enggak, enggak...,"

"Hmm..., "

"Beneran enggak !!" Kataku.

"Oke deh, lanjut, aku penasaran, menurut kamu kak Alan kayak gimana?"

"Uhmmm..., Menurut aku dia itu punya pesonanya sendiri..., Dia juga selalu tersenyum, ramah sama setiap orang, tapi...,"

"Tapi apa?"

"Dia kayak punya sesuatu yang masih dia sembunyikan. Aku jamin kak Andra sama kak Alvin juga gak tau. Dia punya beban yang dia simpan sendiri, tapi berusaha nutupin itu sendirian dengan bersenang-senang..,"

"Bersenang-senang?"

"Iya, bersenang-senang sama gengnya itu..," kataku. Yah, jujur sejak pertama kali tidak sengaja mataku bertemu dengan mata kak Alan, aku sudah bisa menemukan rasa sakit yang ia pendam sendiri, tapi aku tidak tahu rasa sakit apa yang dia simpan itu. Mungkin itu yang membuatku selalu memperhatikannya.

*

Alan POV

Matanya sangat tajam. Itu kesan pertamaku untuknya. Tidak sengaja aku menatap matanya karena rasanya ia menatap punggungku sampai rasanya punggungku ini mau bolong. Bodohnya aku yang sedang rapuh saat itu malah memperlihatkannya lewat mataku ini. Tapi siapa yang peduli. Aku bahkan tidak ingin mengenal perempuan yang tidak cantik seperti dia.

"Alan ! Oper !" Lagi-lagi Alvin memintaku mengoper bola yang ada di tanganku. Ya, dia paling jeli kalo sudah tinggal memasukkan bola ke ring begini, tanpa ragu aku mengoper ke arahnya, dan bagusnya ia selalu bisa menangkapnya.

"Shoot !" Bola masuk dengan mulus ke dalam ring.

Alvin langsung menghampiriku dan meninju pundakku,

"Good job !" Katanya. Aku tersenyum,

"Yeah, good job !" Kataku. Namun tiba-tiba mataku ini seperti magnet langsung bertatapan dengan dia lagi. Lagi-lagi aku memergokinya sedang memperhatikanku. Sebenarnya perempuan jelek itu maunya apa, sih? Mengusik hidup tenangku saja !!!

*

Rasanya aku ingin lepas dari dia. Tapi tatapan tajamnya itu seperti menghantuiku saja. Apa jangan-jangan dia itu menyukaiku secara diam-diam?

"Eh, awas ! Awas, si the beast marah tuh !!" Tiba-tiba adik kelasku berlarian di lorong.

"The beast? Siapa yang mereka bilang the beast?" Gumamku.

"Eh, awas lu pada !!!" Tiba-tiba si jelek itu muncul. Dia berlari ke arahku, lantai yang aku pijak ini bergetar ketika dia berlari.

"Wee...," Kata dua temannya yang ada di belakangku.

"Sialan kalian !!!!" Katanya lalu melepas sepatunya dan melemparnya.

Bug!

"Sial !" Umpatku.Sepatunya itu dengan mulus mengenai wajah tampan berhargaku. Dia baru saja merusak Mahakarya terindah yang diciptakan oleh Tuhan ini. Dia pantas mati.

"Ya ampun..., Maaf, kak, maaf !" Katanya merasa bersalah. Dia lalu mengambil tissue basah di sakunya dan mengelap wajahku, tapi aku langsung mencegahnya,

"Don't touch me, The Beast..," aku yang marah padanya saat itu memanggilnya dengan panggilan itu padanya. Bisa dibilang itu panggilan yang sangat buruk untuk seorang perempuan.

Tapi dia tidak marah, keningnya bahkan tidak berkerut, apa dia bahkan tidak tersinggung? Wajahnya benar-benar tenang, tapi tatapannya itu menatapku tajam. Kenapa jadi aku yang takut? Dia yang salah karena sepatunya mengenai wajah tampanku.

"Maaf, kak...," Katanya lagi.

"Iya, iya.., sana balik ke kelas lu. Gue gak mau lihat muka lu !" Kataku akhirnya.

Ia lalu mengambil sepatunya, menjauhiku lalu membungkuk sebentar dan pergi.

Selepas ia pergi aku mengusap mulutku,

"Wah..., Padahal gue berkata kasar sama dia, tapi dia gak marah....," Kataku takjub. Apa dia juga sepertiku, sering memendam rasa sakit sendirian?

Jadian

Sheilla POV

Aku berjalan dengan cepat ke kelasku. Aku ini benar-benar bodoh. Bisa-bisanya melempar sepatu tepat mengenai wajah kak Alan. Untunglah dia hanya menyuruhku pergi. Semoga dia tidak membenciku. Sheilla, apakah kau tidak sadar, penampilanmu buruk, tapi setidaknya jangan sampai dibenci oleh orang lain.

"Woy !!" Reyna berusaha mengagetkanku, tapi aku tidak kaget.

"Apaan, sih?"

"Udah dikasih pelajaran tuh upin-ipin?" Tanya Reyna. Tragedi tadi terjadi karena teman sekelasku mencuri buku tugas Reyna. Aku hanya gerah saja dengan sikap iseng dua anak itu. Kukira penampilan seramku ini bisa dimanfaatkan untuk menggertak mereka. Tapi mereka malah makin menjadi,

"Kamu benar, Rey.., harusnya aku diamkan saja dua anak nakal itu !" Kataku kesal.

"Tenang, kalo mereka balik, nanti aku kasih pelajaran !!" Kata Reyna. Kebetulan dia itu sabuk hitam karate.

"Woy temen-temen !!!" Tiba-tiba si Upin-Ipin itu muncul dengan hebohnya, Reyna langsung berdiri, bersiap memberi mereka pelajaran,

"Parah !! The beast udah berani-beraninya nimpuk muka kak Alan pake sepatu, wahahaha....,"

Mataku langsung terbelalak,

"Sialan..., Ternyata mereka ngeliat?" Umpatku.

Reyna sudah menatapku kaget, ia bahkan lupa kalau mau memberi pelajaran kepada si Upin-Ipin itu.

Aku langsung melihat ke sekeliling kelas, hampir semua anak perempuan di kelasku sudah menatapku dengan tatapan pembunuh,

"Uhm.., sumpah ! aku gak sengaja..," kataku.

*

Alhasil saat istirahat kedua aku diseret oleh teman-temanku yang sebenarnya adalah penggemar kak Alan ke kelas kak Alan. Mereka melemparku ke pintu kelas kak Alan yang masih tertutup rapat. Itu karena kak Alan adalah anak kelas 3. Pasti kelasnya sedang diberi petuah agar bisa lulus dengan nilai yang baik,

Cklek !

Pintu terbuka begitu saja. Di sana pak Tristan, wali kelas kak Alan baru mau keluar,

"Loh.., ini ada apa ramai-ramai?" Tanyanya.

"Kita mau ketemu kak Alan...,"

"Oh.., Alan..," kata wali kelas itu ia lalu menoleh ke dalam kelas,

"Alan !! Ada cewek yang mau nembak kamu, nih !!" Kata pak Tristan. Ya ampun, wali kelas macam apa yang justru jadi Mak comblang muridnya?? Tunggu, emangnya aku suka sama kak Alan??

"Kalo gitu, bapak permisi dulu, ya.., semoga berhasil..," katanya lalu pergi begitu saja.

"Oh.., elu...," Terdengar suara seseorang yang bisa kutebak, itu pasti kak Alan.

Aku mendongak dan di hadapanku sudah ada kak Alan dan teman-temannya yang penasaran,

"Oh.., cewek kayak gini yang mau nembak elu..., Tolak aja, baru lihat aja udah mau muntah gue...," Kata kak Alvin yang berdiri di sebelah kak Alan.

"No !!!" Kata para cewek di belakangku yang berhasil membuat kak Alan beralih,

"Kita nyuruh dia ke sini buat minta maaf sama kakak !!" Kata salah satu dari temanku.

"Iya ! Dia udah keterlaluan dengan melempar muka kakak pake sepatu !!" Kata yang lainnya.

"Wah.., punya nyali juga lu, ternyata...," Kata Kak Andra.

"Aku minta maaf kak !!!" Kataku langsung menyerahkan susu stroberi. Seingatku kak Alan sering beli susu stroberi kalo ke kantin.

*

Alan POV

Aku tidak bisa berkata-kata jika ada orang yang memberikanku susu stroberi. Bahkan pacar-pacarku ataupun ibuku sendiri tidak tahu kalau aku lebih suka susu stroberi daripada coklat. Aku benar-benar selalu lemah kalau diberikan susu stroberi ini,

"Uhm.., i,iya...," Kataku dengan suara bergetar dan langsung mengambil susu stroberi di tangannya.

"Jadi kakak maafin aku,kan?" Katanya, dia menatapku dengan tatapan tajamnya, bukannya harusnya dia merasa bersalah.

"I,iya..., " Kataku.

"APA ??!!!!" Kata para anak cewek di belakang the beast ini. Sebenarnya masalah mereka apa, sih? Kan aku yang punya masalah.

"Kenapa kakak semudah itu memaafkannya??" Kata mereka lagi.

"Ini tidak bisa dibiarkan !!"

"Udah, udah, balik kalian semua!! Kita ini juga harus belajar buat try out besok !" Kataku memanfaatkan tryout untuk tamengku. Lalu langsung menerobos gerombolan mereka. Alvin dan Andra langsung mengejarku.

*

"Woy !!" Andra menepuk pundakku Agar aku berhenti,

"Parah lu..., Emangnya lu bakalan belajar buat try out??" Kata Alvin.

"Ck, gue cuman jadiin itu tameng, biar mereka berhenti." kataku lalu langsung menusuk kotak susu stroberi itu dengan sedotan dan meminumnya.

"Wah, gila..., Langsung lu minum.., gak khawatir diracunin??" Tanya Alvin.

"Gak tuh." Kataku percaya diri.

"Kacau lu, Lan. Jangan-jangan lu sama dia pacaran, ya?" Tebak Alvin.

Sebenarnya jalan pikirnya ini bagaimana, sih? Kok bisa-bisanya dia bilang aku pacaran sama the beast itu?

"Gak mungkinlah, Vin.., cewek gendut, jelek dan sangar kayak gitu mana mungkin jadi tipe Alan. Gue baru lihat tadi aja ngeri..., Tatapannya tajam banget." Kata Andra.

"Udah.., gue pulang duluan, Pak Anjar udah jemput,tuh...," Kataku lalu menghampiri mobil pak Anjar.

"Ckck.., Andra..,"

"Apa?"

"Entah kenapa gue ngerasa kalo Alan ada sesuatu sama cewek serem itu...," Kata Alvin.

"Ah, elah ! Perasaan lu kali." Kata Andra cuek dan pergi meninggalkan Alvin.

*

Aku memandang kotak susu stroberi pemberian the beast tadi. Aku bahkan belum tau namanya. Tunggu, kenapa aku harus memandang kotak susu yang sudah habis ini. Aku langsung membuangnya ke tempat sampah di dalam mobil. Sebenarnya aku ini kenapa, sih?

*

Sheilla POV

Aku pusing dengan teman-temanku yang protes. Mereka bahkan tidak rela aku dimaafkan kemarin oleh kak Alan. Memangnya apa masalahnya, sih?

BRAK !!

Tiba-tiba Reyna menggebrak mejanya,

"Emangnya masalah lu apa, sih?? Kak Alan pasti gak mau ambil pusing, makanya langsung maafin Sheilla !!!" Kata Reyna.

"Kenapa, sih?? Gue cuman gak rela, cowok se-charming kak Alan tuh jadi baik sama cewek sesangar Sheilla !! Gue gak rela kalo sampe mereka pacaran !!!" Ungkap Thalia. Dia itu penggemar berat kak Alan.

"Emangnya__,"

"Emangnya kenapa kalo mereka pacaran ??? Mereka ini yang menjalani !!!" Kata Reyna kesal. Ya ampun, aku tidak berharap dia akan bilang itu.

"Jadi Sheilla beneran pacaran sama kak Alan???" Tanya Thalia.

"Apa ?????" Kataku kaget sendiri dengan kesimpulan yang diambil Thalia.

"Enggak, gak mungkin !!!!" Kata Thalia tak terima.

"Mungkin !!! Dia emang pacaranya kak Alan !!!" Kata Reyna.

"Reyna...," Bisikku.

"Biarin aja..., Aku bakal buat kamu sama kak Alan jadian !" Kata Reyna juga agak berbisik.

Ya ampun aku beneran gak berharap itu terjadi.

*

Reyna memasang mata untuk mencegat 3A itu, sedangkan aku masih asyik sendiri menikmati milkshake stroberi yang baru saja aku beli.

"Itu dia !!!" Katanya Heboh lalu menarik ku. Meskipun aku lebih besar darinya, tapi Reyna ini sangat kuat sampai bisa menarikku.

"Kak Alan !!" Kata Reyna. Membuat kak Alan yang sedang nikmat menyedot susu stroberinya berhenti. Ia menatap Reyna sebentar lalu matanya langsung melihat ke arahku, tidak, ke arah milkshakeku.

"Ya ampun.., The Beast ini mau apa lagi, sih?" Tanya kak Alvin yang datang sambil makan es Mambo.

"The beast? Pasti dia tahu dari kak Alan...," Batinku.

"Hei,hei.., kenapa kalian sejahat itu, sih sampe manggil dia the Beast. Meskipun begitu dia ini perempuan...," Kata kak Andra yang datang sambil membawa sepiring nasi goreng lalu langsung duduk di samping kak Alan.

"Hey.., lu mau apa? Kemaren,kan udah gue maafin..," kata kak Alan. Matanya kini menatapku.

Reyna langsung menarikku hinggu aku berdiri di sampingnya,

"Kak ! Sheilla bilang dia suka sama kak Alan !!" Kata Reyna yang berhasil membuatku melotot.

Kak Alan lalu tersenyum, matanya masih menatapku,

"Sheilla..., Jadi nama lu Sheilla,ya." Kata kak Alan. Kak Alvin bahkan kaget dengan reaksi kak Alan, sedangkan kak Andra hanya senyum-senyum sambil memakan nasi gorengnya.

"Duduk, dong..," kata kak Alan.

"Lan.., lu mau apa?" Bisik kak Alvin, tapi aku masih bisa mendengarnya.

"Sheilla. Mulai sekarang gue bakal manggil lu Sheilla. Makanya, kalo lu mau nyatain perasaan lu ke gue, harusnya lu duduk di hadapan gue. Bilang sendiri." Kata kak Alan.

Reyna langsung mendorongku agar duduk di hadapan kak Alan,

"Bilang, Shei..., Supaya kita kasih pelajaran tuh, Thalia dan kawan-kawan...," Bisik Reyna. Kenapa juga dia ngomong gitu, bisa-bisa kak Alan denger.

"Shei..., jadi yang dibilang temen lu itu bener atau enggak..,"

"Shei...," Kata Reyna sambil menepuk punggungku,

"Iya !" Kataku reflek. Bodoh sekali aku saat itu.

Kak Alan lalu tersenyum miring, sedangkan kak Alvin geleng-geleng kepala,

"Terus kalo lu suka sama gue, gue harus apa?"

"Kak Alan harus jadi pacar Sheilla !!" Kata Reyna bersemangat.

"Wait !! Yang suka, kan temen lu, tapi kok lu yang heboh?" Kata kak Andra tiba-tiba.

"Karena.., karena Shei itu pemalu...," Kata Reyna.

"Begitu.., oke.., gue suka,kok sama cewek pemalu..," kata kak Alan membuat kedua temannya tercengang.

"Sheilla.., lu pacar gue.., eh, kamu pacar aku,ya mulai hari ini." Kata Kak Alan lalu memegang tanganku.

"Uhm.., i,iya..," kataku yang bingung harus menanggapinya bagaimana.

"Kalo gitu, nanti kita pulang bareng,ya..," kata kak Alan lalu beranjak dan pergi. Kak Alvin dan kak Andra langsung mengejarnya.

Rencana Alan

Alan POV

"Alan !!!" Alvin dan Andra mengejarku sambil memanggilku. Padahal aku tidak berlari, tapi kenapa mereka kalah cepat?

"Alan, tunggu !!!" Kata Alvin.

"Lan, lu serius??" Tanya Andra. Andra ini padahal paling tahu jawaban dari pertanyaannya.

Aku berhenti,

"Kalian kenapa, sih? Panik banget." Kataku enteng.

"Lu tau tadi lu barusan jadian sama siapa?" Tanya Alvin.

"Sheilla. Kenapa?"

"Lu serius jadiin dia salah satu cewek lu??" Tanya Andra lagi.

"Woy, Andra, lu,kan yang paling tau kalo gue itu gak pernah serius...," Kataku memperjelas.

"Terus?" Kata Alvin.

"Gue mau kasih tau ke tuh anak, kalo dia itu gak pantes jadi cewek gue...," Kataku. Tentu saja, tipe cewekku itu sangat jauh dibandingkan dia. Dia ibarat inti bumi jika dibandingkan dengan cewek tipeku yang seperti langit.

"Lu yakin? Firasat gue bilang, dia bukan Cewek sembarangan....," Kata Alvin.

Plok !

Plok !

Tiba-tiba Andra bertepuk tangan, ia berjalan mendekatiku lalu merangkul ku,

"Bagus deh, kalo gitu. Gue khawatir selera lu udah turun, bro !"

"Mana mungkin...," Kataku.

"Lu juga,Vin, dari kemarin perasaan lah, firasat lah..., Udah buang jauh-jauh yang kayak begituan. Sekarang yang harus kita percaya apa yang ada di depan mata kita !" Kata Andra.

"Yah.., terserah lu, deh, Lan. Moga aja lu gak kena karma." Kata Alvin lagi.

"Karma? Palingan juga ditampar sama disiram air..., Hahaha....," Kataku. Hampir semua cewek yang jadi pacarku putus dengan cara seperti itu.

"Emang kacau lu, Lan !!" Kata Andra.

*

Sudah dua Minggu sejak hari itu, hari aku menjadikan the beast pacarku. Belum ada perkembangan yang begitu berarti antara hubunganku dengannya. Namun sebenarnya aku sengaja melakukan itu. Aku mengabaikannya. Biarkan saja dia yang berharap padaku, tapi aku tidak akan memberikannya harapan apapun. Supaya dia tahu bahwa dia tidak pantas untukku.

Di kantin,

"Alan....," Kania teman sekelasku yang baru jadi pacarku selama dua hari ini mulai bertingkah. Dia memang sudah menyukaiku sejak satu tahun lalu, tapi aku selalu mengabaikannya. Setidaknya sekarang aku memberikan kemurahan hatiku untuk menerima perasaannya.

"Bisa minggir,gak?" Kata Kania manja pada Alvin dan Andra yang duduk di sebelahku.

"Hadeeh.., Lan...., Ngapa juga cewek kayak dia lu pacarin...," Keluh Alvin lalu pindah ke sebelah Andra. Kania langsung duduk di sebelahku dan menyenderkan kepalanya ke bahuku,

"Aku bahagia banget, deh..., Akhirnya setelah sekian lama kamu mau jadi cowok aku...," Kata Kania manja.

Aku lalu merangkulnya dan membelai rambutnya,

"Ya...,"

"Eh kamu !" Katanya tiba-tiba menegakkan tubuhnya, membuatku agak kaget dan mencari siapa yang berhasil membuat gadis manja ini menegakkan tubuhnya,

"The beast...," Lagi-lagi panggilan itu, reflek Andra dan Alvin menoleh ke arahku,

"Kamu tolongin aku dong, beliin milkshake vanilla...," Kata Kania.

"Uangnya...," Katanya, tidak seperti biasanya yang menatapku, kini dia mengabaikanku. Tapi tunggu, seperti ada yang berubah dari wajahnya.

"Ya ampun.., sopan dikit dong jadi adek kelas..., Pake uang lu dulu sana !! Takut amat gak gue ganti !!!" Kata Kania.

"Maaf,kak. Aku lagi gak ada uang..," katanya.

"Ih..., Dasar lu ! Udah jelek, miskin lagi !!!" Kata Kania kesal.

"Udah, udah, sayang..., Nih, pake uang gue dulu aja...," Kataku berusaha menengahi pertarungan dua cewek ini. Bisa gawat kalo mereka cekcok dan bikin keributan.

The beast.., tidak Sheilla menerima uang yang aku berikan begitu saja dan pergi untuk membeli milkshake vanilla,

"Thanks, ya, Beib.., tapi kamu gak perlu lembek ke orang kayak dia. Ish..., Aku aja tuh kesel ngeliat mukanya. Senga gitu,gak sih? Gak sopan sama kakak kelas."

"Yah, kalo kakak kelasnya kayak lu, makin senga aja, tuh mukanya..," batinku.

"Nih,kak...," Katanya yang tiba-tiba datang sambil menyerahkan milkshake vanilla pesanan Kania,

"Kak Alan, nih kembaliannya...," Katanya sambil memanggil namaku, reflek tanganku mau menerima kembaliannya,

PLAK !

tiba-tiba Kania malah memukul tangan Sheilla,

"Ugh...," Kata Alvin dan Andra,

"Heh, lu pikir lu siapa??? Kasih kembaliannya ke gue. Lu kira lu pantes apa nyentuh pacar gue????" Kata Kania marah.

"Kok gue kesel ya dengernya? Asal lu tau, Kania, Sheilla itu lebih dulu jadi cewek gue daripada lu !!!" Teriak gue dalam hati.

Tapi anak itu diam saja lalu menatap mata Kania tajam. Tentu dengan tatapan andalannya,

"Apa lu?? Berani natap gue?? Heh, jangan songong, deh lu !!!" Kata Kania kesal.

"Asal lu tau aja, bahkan untuk jadi pacar kaos kaki Alan, lu itu gak pantes, tau gak !!!"

"Pft..., Kacau lu Kania !!" Kata Andra membuat Kania merasa didukung. Tapi mataku ini masih memperhatikan Sheilla. Dia, dia tersenyum kecil lalu wajahnya kembali datar. Entah kenapa aku malah merasa terhina,

"Jadi jangan berharap, gak.., bahkan lu gak boleh mikir kalo lu__,"

BRAKK

Aku menggebrak meja karena tidak tahan. Kania langsung diam seribu bahasa, begitu juga Andra dan Alvin.

"Gue balik dulu !" Kataku lalu pergi begitu saja.

"Alan...," Kata Kania mengejarku.

Andra dan Alvin saling tatap,

"Kak, kembaliannya gimana?" Tanya Sheilla.

"Udah, itu kan duit cowok lu, ambil aja." Kata Alvin.

*

Hari ini aku kesal sekali. Benar-benar kesal dengan insiden di kantin tadi. Tanpa alasan yang jelas, aku langsung putus dengan Kania. Lagipula dia juga bukan cewek yang harus dipertahankan. Sikapnya sangat buruk.

Kini aku memandang keluar jendela mobil. Rasanya aku ingin bertemu dengannya. Aku benar-benar kesal dengan senyum kecilnya tadi. Kenapa dia seolah bahagia di saat aku ingin menghancurkannya??

"Pak, pak !!" Kataku saat mataku ini menangkap Sheilla yang sedang berjalan sendirian di trotoar. Ya, entah kenapa aku mengenali dirinya dari belakang.

"Pak, coba berhenti di samping cewek itu ...," Kataku,

Pak Anjar langsung meminggirkan mobilnya lalu mengklaksonnya, bukannya menoleh, dia malah berjalan semakin pinggir, terpaksa aku membuka kaca mobil,

"Woy... !!" Panggilku yang berhasil membuatnya menoleh padaku,

Alisnya langsung naik sebelah karena kaget,

"Nagapain lu jalan kaki di saat pacar lu punya mobil ??" Tanyaku.

"Uhm...," Dia bahkan enggan menjawabku. Jadi hanya aku yang menganggapnya pacar? Tunggu, kenapa ini tidak sesuai rencanaku? Aku seperti dihina di sini.

"Woy !!! Masuk cepetan ke mobil gue, gue anter !!!" Kataku sambil menahan rasa kesal.

"Beneran bakalan dianter??" Kini dia mulai buka suara. Tunggu, bahkan dia mencurigaiku?

"Iya..., Cepet naik !!" Kataku.

Mobil pak Anjar lalu berhenti dan dia masuk ke dalam mobilku.

"Oh,iya, kak Alan..., Nih uang kembaliannya..., Tadi belum sempet dibalikin...," Katanya malah memberikan uang padaku. Itu pasti uang milkshake vanilla tadi.

"Apaan, sih? Buat lu aja. Itu,kan uang gue." Kataku kesal. Aku kesal karena sikapnya yang menganggapku seperti orang lain.

"Terus kalo uang kak Alan, apa hubungannya sama aku?" Katanya yang berhasil memancing emosiku,

Aku lalu melepas sepatuku dan kaos kakiku,

"Nih...," Kataku memberikan kaos kakiku padanya,

"Ini kenapa lagi?" Tanyanya sok polos.

"Bukannya ini pacar lu?" Tanyaku membuat dia tak bisa berkata apa-apa.

Ia mengerutkan dahinya,

"Tapi uangnya,kak__,"

"Lu bisa diam gak, sih????" Kataku mulai kesal. Ia bahkan memejamkan matanya. Apa dia takut padaku ?

"Kenapa tadi di kantin lu diam aja, hah?!!!"

"Kenapa lu gak marah pas Kania bilang lu pacarnya kaos kaki gue??? Kenapa lu malah senyum, hah???!!" Tanyaku yang tidak sanggup menahan emosiku lagi.

"Uhm.., i, itu.., jadi kita beneran pacaran,kak?" Tanyanya polos, kini dia menatapku bukan dengan tatapan tajamnya, tapi dengan matanya yang berkaca-kaca, mungkin takut karena tadi aku bentak,

Greb !

Entah apa yang ada di kepalaku, aku langsung memeluknya,

"Lu itu cewek gue dan gue cowok lu. Lu itu milik gue...," Kataku lalu entah kenapa air mataku malah menetes,

"Uhm.., kak...,"

"Lu gak boleh ngelawan, lu gak boleh nolak !!! Mana ada cewek yang nolak gue !!!" Kataku.

Puk

Puk

Puk

Aku merasa kalau dia menepuk-nepuk punggungku lembut,

"Iya,iya...," Katanya.

Aku memeluknya semakin erat. Lalu entah kenapa lama kelamaan aku mengantuk dan tertidur di dalam pelukannya

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!