Terlihat seorang gadis berambut pendek sebahu sedang melakukan pemanasan dengan melakukan beberapa peregangan otot
"pemanasanya sudah selesai saatnya kita mulai latihanya"
"Kimberly lo di panggil pelatih" teriak seorang gadis kucir kuda kepada seorang gadis yang sedang melakukan pemanasan
Kimberly, gadis kelahiran tahun 1997 itu menoleh kearah sahabatnya yang memanggil namanya tadi, dengan tersenyum cantik Kimberly membalas sapaan temannya. Kimberly adalah seorang atlet bela diri tingkat dunia yang sudah menjadi juara selama 5 tahun berturut turut.
"ada apa pelatih memanggil ku?"
"saya sudah memutuskan untuk turnamen bela diri kali ini kamu tidak perlu berpartisipasi"
Mendengar perkataan sang pelatih mata Kimberly melotot hingga membuat bola matanya seakan mau keluar dari tempatnya.
What apa kata sang pelatih tadi, dia tidak perlu berpartisipasi dalam lomba turnamen bela diri kali ini.
Hello apakah pelatih tersebut lupa siapa yang sudah membesarkan nama perguruanya jika bukan karena dirinya nama perguruan tersebut tidak akan terkenal seperti sekarang ini.
"apa maksudnya ini, kenapa pelatih melarang saya untuk berpartisipasi apa saya ada melakukan kesalahan?"
"tidak ada, hanya saja saya pikir jika kamu ikut turnamen kali ini kamu bisa saja menghalangi orang lain untuk menjadi pemenang.
Kamu jangan tersinggung dulu maksud saya adalah mungkin saja ada beberapa orang yang memiliki bakat namun terhalang karena keberadaan mu, kamu taukan kamu itu sangat hebat dan kamu juga sudah menjuari bela diri selama 5 tahun berturut turut, jadi saya rasa sudah cukup. "
BRAKKK
Karena kesal kimberly memukul meja yang menjadi pembatas antara dirinya dan juga sang pelatih hingga terbelah menjadi 2 bagian, melihat meja tersebut hancur sang pelatih gemetar menahan takut dan kaget secara bersamaan
Kimberly menatap tajam mata sangat pelatih hal tersebut membuat nyali sang pelatih menciut dengan suara gemetar sang pelatih memberi peringatan kepada kimberly untuk berlaku sopan dan hormat padanya, bagaimanapun dia adalah seorang pelatih dan juga orang yang usianya di atas kimberly
"anda memang seorang pelatih tapi anda sama sekali tidak pernah mengajari saya, anda bukanlah guru saya selama ini saya berlaku sopan pada anda karena usia anda lebih tua dari saya, orang yang saya hormati adalah guru saya"
Setelah mengatakan hal tersebut kimberly melangkah pergi meninggalkan sang pelatih, Melihat kepergian kimberly sang pelatih menghembuskan nafas lega, sungguh menghadapi seorang kimberly bukanlah hal yang mudah, Tatapan yang tajam serta aura yang mengintimadasi dari kimberly membuat orang di sekitarnya takut.
Dari kejauhan seorang pria berdiri di balik tembok dan memperhatikan perdebatan antara kimberly dan juga sang pelatih, pria tersebut mengepalkan tangan saat melihat ekspresi ketakutan yang terlihat jelas di wajah sang pelatih saat kimberly menatapnya dengan tajam
Setelah melihat kimberly pergi pria tersebut menghampiri sang pelatih, dengan marah pria tersebut melempar botol air mineral kearah sang pelatih
"berikan ini padanya pastikan dia meminumnya hingga habis, hal seperti ini pasti sangat mudah untuk di lakukan"
Setelah memberikan botol air mineral tersebut pria tersebut pergi begitu saja
sang pelatih mengambil botol air tersebut dengan tatapan bingung, kenapa pria tersebut menyuruhnya memberikan air mineral pada Kimberly, bukankah dia ingin menghancurkan Kimberly.
Tidak ingin ambil pusing sang pelatih mengambil air mineral tersebut karena hal ini tidak sulit untuk dia lakukan, setelah mengambil botol air mineral tersebut sang pelatih juga pergi meninggalkan ruangan tersebut
Di tempat latihan terlihat Kimberly sedang sparing, Kimberly terlihat sangat lincah dalam bertahan dan menghindari setiap serangan dari lawannya.
Kimberly memberikan pukulan kepada lawannya dengan sangat kuat hingga beberapa dari mereka terluka cukup parah
Melihat lawannya yang sudah tumbang dan tidak bisa bangkit kembali kimberly menghela nafas kasar, Pikirannya sangat kacau sekarang.
Bagaimana bisa sang pelatih memintanya untuk tidak ikut dalam turnamen kali ini padahal dia sudah berlatih sangat keras agar bisa mempertahankan gelar juaranya.
Tap
Tap
Tap
Sang pelatih menghampiri Kimberly yang sedang duduk beristirahat setelah lelah melakukan sparing.
Dengan santai sang pelatih memberikan sebotol air mineral yang di berikan oleh orang misterius tersebut
"minumlah kamu terlihat seperti akan mati" melihat sang pelatih meyodorkan air mineral kepadanya, Tanpa pikir panjang kimberly mengabil dan meminumnya tanpa rasa curiga sedikit pun.
"apa ada yang ingin anda katakan lagi?" tanya kimberly yang melihat sang pelatih masih berdiri di tempatnya
"tidak ada, sebaiknya kamu tidak usah terlalu keras dalam berlatih karena kamu tidak akan ikut dalam turnamen kali ini" setelah mengatakan hal tersebut sang pelatih pergi.
Kimberly yang melihat kepergian sang pelatih hanya terdiam lalu meminum lagi air mineral yang di berikan sang pelatih.
Tak berselang lama kimberly merasakan sakit pada jantungnya, tubuhnya juga tiba-tiba mengalami kejang kejang yang sangat hebat dalam keadaan setengah sadar kimberly melihat orang orang yang mulia menghampirinya, Kimberly juga melihat sang pelatih tersenyum kearahnya.
Otak kimberly dengan sangat cepat menyimpulkan jika apa yang terjadi pada dirinya hari ini adalah karena ulah sang pelatih, Tapi apa alasannya tidak mungkin jika alasannya hanya karena sang pelatih tidak ingin kimberly ikut berpartisipasi dalam turnamen kali ini
.
.
.
.
Di sebuah kelas sedang berlangsung pelajaran ada beberapa murid yang tertidur atau melamun dan tidak mendengarkan guru yang sedang menerangkan meteri pelajaran, Di sudut kelas terlihat seorang gadis cantik yang sedang tertidur dengan sangat pulasnya.
Gadis cantik yang sedang tidur tersebut tidak mengetahui jika sang guru sedang menghampirinya dengan emosi
Brraakkk
Sang guru memukul meja gadis tersebut dengan sangat kencang, Hal tersebut membuat gadis itu kaget dan langsung bangun dari tidurnya
"Vanessa Naomi Syakira berani sekali kamu tidur saat saya sedang menjelaskan materi hari ini" dengan suara lantang guru tersebut berbicara kepada gadis yang baru bangun dari tidurnya tersebut
Vanessa Naomi Syakira adalah gadis yang baru berusia 17 tahun, dia adalah anak dari seorang pengusaha yang terkenal kedua orang tuanya sangat sangat menyayanginya karena vanessa adalah anak perempuan satu satunya di keluarganya, Vanessa yang sering dimanja oleh kedua orang tuanya tersebut tumbuh menjadi anak yang angkuh dan sombong.
Apapun yang vanessa inginkan pasti akan dikabulkan oleh kedua orang tuanya.
Namu ada yang aneh dengan vanessa, tidak seperti biasanya saat dia di bentak vanessa akan selalu menangis lalu melaporkan hal yang terjadi padanya kepada kedua orang tua.
Tapi kali ini vanessa malah menatap sang guru dengan tatapan bingung dan terkesan polos, vanessa melihat ke sekelilingnya dengan tatapan bingung.
"Sial gue dimana ini, bukannya gue udah mati ya tadi masa gue idup lagi sih"
[ini juga siapa sih nih cewek kok manggil gue dengan nama vanessa, siapa tuh vanessa?"]
"kenapa diam, jawab" guru tersebut kembali membentak vanessa, kali ini guru tersebut menaikkan nada suaranya
"maaf bu saya tidak akan mengulanginya lagi" jawaban yang diberikan vanessa membuat orang orang disekitar menatap bingung kearahnya
"apa gue salah menjawab ya" batin vanessa bingung
.
.
.
"Gue nggak habis pikir apa yang terjadi pada gue, Ini sangat sangat membingungkan apakan gue harus sedih atau bahagia."
"Bahagia gue masih di berikan kehidupan kedua, Sedih karena gue merasuki tubuh orang yang nggak gue tau kemama jiwanya sekarang."
"Apakah jiwanya berpindah ke raga gue? Oh itu tidak mungkin karena raga gue sudah mati keracunan, Ini semua gara-gara pria tua bau tanah tersebut (sang pelatih)."
"Rasanya kepala gue mau meledak seperti bom di tambah lagi sekarang gue sedang diomeli guru, Aarghhh rasanya gue mau nonjok mulutnya yang banyak omong tersebut."
"Kenapa cuma gue yang diomeli padahal banyak siswa dan siswi lain yang juga tidur saat pelajaran." batin kimberly menggerutu melihat sang guru yang terus menerus memarahinya.
Brak
"kenapa guru hanya memarahi saya saja padahal banyak siswa yang tidur selain saya, Di pojok kana siswa tersebut tidur, baris ke dua dari meja ke empat siswi itu juga tidur, lihatlah cewek di samping mu guru dia juga tidak memperhatikan anda dia malah memainkan gawainya (ponsel) lalu temannya sedang mencat kukunya,Tapi kenapa anda hanya memarahi saya saja"
Mendengar perkataan vanessa semua yang berada di kelas terdiam termasuk sang guru yang menatap bingung vanessa, sejak kapan gadis ini memiliki keberanian untuk melawan.
Kelas yang awalnya hening dan hanya terdengar suara omelan dari sang guru kini benar-benar hening tanpa ada suara sama sekali.
Vanessa menatap bingung sang guru kenapa guru tersebut menatapnya lalu menatap meja yang baru saja di pukulnya secara berganti, Saat menoleh kearah temen temennya mereka juga memberikan tatapan aneh seperti orang yang sedang syok.
Vanessa pun melihat kearah mejanya dan akhirnya dia sadar apa arti dari tatapan mereka semua dan kenapa semuanya menjadi diam, Meja yang di pukul oleh vanessa terbelah menjadi dua, hal itu tentu saja membuat orang yang menyaksikanya kaget.
"uppsss maafkan saya guru saya tidak mengontrol kekuatan saya dengan baik" vanessa hanya bisa menggaruk pipinya yang tidak gatal pasalnya suasana sekarang terasa sangat cangung.
"ah tidak apa-apa lain ka-kali jangan ulangi lagi paham" guru tersebut menatap ngeri kearah meja yang terbelah menjadi 2 tersebut dengan pandangan ngeri. Guru tersebut melangkah kembali kedepan papan tulis "ki-kita lanjutkan pelajaran hari ini, vanessa sebaiknya kamu mengambil meja yang baru"
"baik, saya permisi sebentar" dengan cagung vanessa melangkah keluar kelas dengan tatapan teman teman sekelasnya yang terus tertuju ke arahnya
.
.
.
.
"anjir kenapa jiwa gue bisa kesasar ketubuh bocah, astaga apa sekarang gue harus menggantikan hidupnya yang sangat memalukan ini, Gue nggak nggak sanggup ini sangat berlwanan dengan sikap gue" beberapa saat yang lalu saat kimberly mengambil meja baru untuk dia gunakan tiba-tiba sebuah ingatan yang bukan miliknya memaksa masuk kedalam otaknya, seperti kaset rusak yang di mainkan muncul serpihan serpihan ingatan milik vanessa.
Sikap vanessa di masa lalu membuat kimberly tidak habis pikir, dia sungguh sangat malu saat mengingat ingatan milik vanessa.
Gadis yang sok keras padahal aslinya penakut, lemah seperti y/n dan juga kelakuanya yang Mengejar ngejar cowok Most Wanted di sekolah seperti tidak punya harga diri, Berbanding terbalik dengan dirinya yang sangat menjunjung tinggi harga diri."akhh an*ing ba*i t*i buaya damn **** I’m fucked up." kebiasaan kimberly yang sangat sulit dihilangkan adalah mulut kotornya yang jika sedang kesal atau marah akan mengeluarkan kata kotor yang tak terkontrol.
"She is so shitty, kenapa dia jadi cewek kek nggak ada harga dirinya gitu anjirlah, gue kalo jadi dia rasanya nggak sanggup " kimberly yang kesal terus saja mengeluarkan kata-kata mutiara yang sangat ramah di dengar.
Semua siswa dan siswi melihat kearah kimberly a.k.a vanessa dengan tatapan heran dan bingung pasalnya kimberly a. k. a vanessa terus saja melontarkan kata kata indah sepanjang jalan menuju kelas sambil membawa meja baru yang dia ambil dari gudang.
NOTE :A. K. A merupakan singkatan dari 'Also Known As' atau yang dalam bahasa Indonesia berarti 'Juga Dikenal Sebagai'.
Di ujung lorong berdiri seorang laki-laki yang memiliki paras yang sangat tampan menatap aneh vanessa.
"bro ngapain lo natap vanessa seperti itu, jangan jangan lo naksir ya"
"sepertinya otak lo harus di periksa deh zico, ya kali gue naksir sama dia" laki-laki yang bernama zico tersebut tersenyum penuh arti ke arah temannya yang sedang menatap dan memperhatikan tingkah aneh vanessa.
"lo yakin nih, kalo gue deketin vanessa lo nggak akan marah kan gabriel"
" lakukan saja, gue nggak peduli sama sekali"
Setelah melihat vanessa masuk kedalam kelasnya gabriel melangkah pergi, wajah yang sangat tampan tatapan yang tajam seperti elang bibir yang tebal rahang yang tegas alis yang tebal dan natural, proposi wajah yang sempurna tidak salah jika dia menjadi Most Wanted di sekolah
.
.
.
"bu guru saya sudah mengambil meja yang baru, apa saya boleh masuk?" tanya vanessa pada bu guru, bu guru yang melihat vanessa berdiri di depan pintu kelas memberikan izin kepada vanessa untuk masuk kedalam kelas dan kembali mengikuti pembelajaran.
Saat pelajaran berlangsung vanessa tidak fokus sama sekali pikirannya di penuhi dengan hal aneh yang menimpa dirinya, kemanakah jiwa vanessa yang asli berada saat ini apa terjadi sesuatu hal yang buruk kepada jiwanya vanessa yang asli atau jangan jangan jiwa vanessa yang asli sudah mati.
Memikirkan hal tersebut membuat vanessa. a. k. a kimberly menjadi stres dan bingung sendiri
"vanessa apa kamu mendengarkan saya" tegur sang guru pada vanessa yang lagi lagi ketahuan tidak fokus pada pelajaran.
"saya denger kok bu" jawab vanessa sedikit kikuk karena dia memang tidak mendengarkan sang guru saat sedang menjelaskan pembelajaran
"oh dengar ya kalo begitu coba jawab pertanyaan dari saya, sebutkan perbedaan eksoterm dengan endoterm" vanessa yang mendengar terdiam beberapa sebelum akhirnya menjawab pertanyaan sang guru
"Eksoterm menghasilkan kalor,suhu naik,entalpi negatif sistem ke lingkungan.
Endoterm menyerap kalor,suhu turun,entalpi positif lingkungan ke sistem." dengan satu kali tarikan nafas vanessa menjawab pertanyaan dari gurunya tersebut dengan sangat santai.
Bu guru yang mendengar jawaban vanessa merasa kesal karena vanessa menjawabnya dengan sangat tepat, tidak terima kerana vanessa berhasil menjawab pertanyaan bu guru pun kembali bertanya.
" diketahui 25 gr glukosa dengan volume 500 mL (Mr\=180) tentukan kemolarannya, apa kamu bisa menjawabnya vanessa jika bisa Silahkan maju dan tuliskan jawaban mu di papan tulis agar semua yang disini bisa melihatnya" dengan tatapan remeh bu guru tersebut menghampiri meja.
Vanessa dan menaruh spidol hitam di mejanya.
Vanessa yang melihat hal itu tanpa ragu mengambil spidol tersebut lalu berjalan menuju papan tulis dan menjawab pertanyaan dari bu guru tersebut
". M \= gr/Mr x 1000/Volume \= 25/180 x 1000/500 \= 0,28. Apa jawaban saya salah, maaf jika salah karena saya kurang pintar tapi saya sangat cerdas"
Bu guru tersebut hanya diam mematung melihat jawaban yang berada di papan tulis tersebut, vanessa berjalan dengan santainya kembali ketempat duduknya.
Bel istirahat berbunyi semua murid SMA DIAMOND INTERNASIONAL SCHOOL ( DIS) berbondong bondong menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang sudah berbunyi.
Vanessa berjalan dengan santainya menuju kantin yang jarak nya cukup jauh dari kelasnya, Saat melewati koridor menuju kantin vanessa di hadang oleh sekelompok perempuan yang menatap remeh ke arahnya
"wah wah siapa ini"
"kebetulan yang sangat menguntungkan"
"hei lo mau kekantin kan, bareng kita kita aja"
"hari ini lo mau makan apa vanessa biar nanti gue yang mesan dan lo yang bayar, adil kan"
Mendengar hal itu vanessa hanya diam saja tidak menanggapi omong mereka, tanpa menjawab sepatah kata sedikit pun vanessa melangkah pergi.
"hei hei kenapa lo mengabaikan kita"
"vanessa lo mau kemana, Nggak mau bareng sama kami"
"berisik bisakah kalian diam, Makan bersama kalian ck sorry nggak lavel" dengan nada mengejek vanessa menjawab omong mereka, Sontak hal tersebut membuat mereka kaget tidak seperti biasanya vanessa menolak mereka.
"gue bukan atm berjalan kalian, dan gue juga tidak sebodoh yang kalian pikirkan, Makan bersama lo yang memesan dan gue yang bayar Adil kan cih adil adil pantat mu" perkataan yang baru saja terlontar dari mulut vanessa membuat mereka tambah syok, pertama kalinya mereka mendengar vanessa berbicara kasa seperti itu.
"van lo baik-baik saja, ini nggak seperti lo biasanya"
"lo ada masalah ya, Cerita aja sama kita kita"
"iya kami pasti mendengarkan karena kita teman"
"benarkah kalian menganggap gue teman buka atm berjalan kalian, hahaha lucu sekali selama ini sikap kalian tidak menunjukkan jika kita itu teman, gue malah merasa gue ini seperti atm buat kalian."
"kenapa lo ngomong kek gitu, Oh lo pasti kesel karena kami jarang traktir lo ya tenang aja hari gue yang akan traktir lo bisa makan sepuasnya, Oke"
"Lucy hentikan omong kosong lo itu, gue muak mendengar omong lo oke"
Vanessa melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda karena pembicaraan yang menurutnya tidak penting.
Di kantin vanessa duduk di pojok ruangan dengan makanan yang terkesan sederhana, Tak berselang lama saat vanessa sedang asik menyantap makanannya datang beberapa cowok menghampiri mejanya.
"boleh gabung van"
"boleh lah masa nggak boleh apa lagi disini ada ayang gantengnya vanessa"
Tanpa menunggu persetujuan dari vanessa mereka langsung duduk dan menyatap makan siang mereka masing-masing. Vanessa menatap mereka satu persatu dengan tatapan datar miliknya.
"kenapa lo melihat kami seperti itu, apa ada yang salah"
"dimana sopan santun kalian, Kalian meminta izin untuk duduk disini tapi kalian tidak menunggu persetujuan gue dan kalian langsung duduk saja, Apa tadi kali hanya basa basi meminta izin"
"hei memangnya kenapa, biasanyakan lo seneng seneng aja"
"jangan marah gitu lah, meja di lain penuh jadi kami duduk disini"
"terserah" vanessa bangun dari duduknya lalu pergi meninggalkan meja makanya.
"ada dengannya hari ini, tidak biasa dia seperti itu"
"biasa dia kegeringan saat bisa makan bareng sama lo gab"
"apa jangan jangan dia sudah move on dari lo gab"
"jangan asal ngomong deh lo bar, lo kan tau sebucin apa vanessa sama sahabat kita ini"
"berisik, gue mau makan dengan aja susah"
"nah loh gabriel ngamuk, gue kaga tanggung jawab ya"
Vanessa yang baru saja pergi dari kantin melangkah menuju perpustakaan dia ingin mencoba mencari buku tentang transmigrasi, Bukan transmigrasi perpindahan penduduk dari suatu daerah menuju ke daerah lainnya tapi transmigrasi jiwa.
Vanessa juga tidak yakin jika ada buku yang bisa menjelaskan hal tersebut tapi vanessa bertekad untuk mencari buku tersebut walaupun hasilnya adalah nihil.
.
.
.
Perpustakaan yang mewah dan besar bejejer rak rak yang di penuhi oleh buku, vanessa masuk kedalam perpustakaan tersebut mencoba mencari buku yang bisa menjelaskan kondisinya ini secara ilmiah.
Vanessa memeriksa setiap rak yang ada dan mencari buku yang cocok untuknya namu sudah 10 menit vanessa masih belum bisa menemukan buku yang sesuai dengan keadaanya saat ini, sebentar lagi bel masuk akan berbunyi mengingat hal itu membuat vanessa frustrasi karena belum bisa menemukan buku yang dia cari
"buku apa yang lo cari" mendengar suara yang berada di sampingnya sontak membuat vanessa menoleh kesamping dan melihat seorang cowok dengan tinggi 187 cm memilik mata sipit yang cantik menurut vanessa, cowok tersebut juga memiliki lesung pipi yang menambah ketampananya.
"gue sedang mencari buku tentang transmigrasi" mendengar jawaban dari vanessa membuat cowok tersebut mengangkat sebelah alisnya bertanya, vanessa yang paham memberikan penjelasan yang lebih mendetail
"bukan transmigrasi perpindahan penduduk dari suatu daerah menuju ke daerah lainnya tapi transmigrasi tentang perpindahan jiwa gitu" entah kenapa vanessa merasa sedikit malu saat memberikan jawaban terakhir, cowok tersebut hanya mengangguk mengerti lalu pergi kesalahan satu rak buku mengambil sebuah buku dan memberikannya pada vanessa.
"buku seperti ini yang lo carikan"
"iya akhirnya gue ketemu juga, thaks ya udah nolongin gue"
"hmm bel sudah mau berbunyi sebaiknya lo segera balik ke kelas"
"oke, gue pergi dulu terimakasih atas pertolongannya" vanessa pergi meninggalkan ruang perpustakaan dengan hati yang gembira karena berhasil mendapatkan apa yang dia inginkan.
Vanessa masuk kedalam kelas dan langsung duduk di kursinya, sambil menunggu kedatangan guru vanessa memutuskan untuk membaca buku tersebut.
Buku tersebut berwana coklat muda terdapat tulisan berwarna emas, terlihat usang namu masih layak untuk digunakan.
Vanessa membuka buku tersebut dan membacanya.
Karena terlalu serius membaca buku tersebut vanessa tidak menyadari jika guru sudah memasuki kelasnya, vanessa tersadar saat mendengar suara teman sekelasnya yang menegur.
Saat pelajaran berlangsung vanessa lagi lagi tidak bisa fokus pikirannya masih di penuhi oleh transmigrasi yang di alaminya.
"menurut pemahaman gue saat membaca buku ini,nggak ada yang gue pahami sama sekali gue pikir buku ini bisa menjelaskan kondisi yang gue alami saat ini tapi ternyata buku ini adalah sebuah novel tentang time travel akhh sialan tuh cowok" vanessa hanya bisa menjerit di batinya, rasanya vanessa ingin membenturkan kepala cowok tersebut karena telah salah memberikan buku untuknya.
"kalo gue ketemu lagi ama tuh cowok fiks bakal gue geplak tuh palanya" vanessa menghembuskan nafas kasar, wajahnya sekarang terlihat sangat frustrasi, sepertinya vanessa harus bekerja exstra untuk menemukan buku yang dia cari.
"hufff gue harus ke perpustakaan lagi, apa ada yang bisa menjelaskan ini secara ilmiah karena bagi gue ini di luar nalar gue"
Vanessa menjatuhkan kepalanya kemeja moncoba merelaksasi otaknya yang sedang panas karena berpikir terlalu keras.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!