Pesta Pernikahan yang begitu meriah sedang diselenggaran di salah satu ballroom hotel bintang 5 di kota B. Pernikahan antara Leony dan Wingky. Wanita dan pria dewasa yang sama-sama berusia 30 tahun.
Leony seorang wanita cantik yang merupakan pegawai swasta di salah satu perusahaan besar di kotanya. Menikah dengan Wingky seorang Dosen di Perguruan Tinggi Negeri di Kota B sekaligus pemilik 5 Villa Mewah yang tersebar di berbagai kota di Indonesia.
Mereka berdua sama-sama alumni dari fakultas swasta, M University. Tidak ada yang menyangka mereka yang terlihat tidak begitu dekat kini malah menikah. Beberapa teman mereka di kampus pun tidak menyangka.
Selama 4 tahun mereka sekelas tidak ada tanda-tanda kalau mereka menjalin kasih. Dan setelah lulus pun mereka mengambil pekerjaan yang berbeda. Rasanya mustahil mereka menjalin kasih tanpa diketahui semua orang.
Leony menghampiri teman-temannya saat di kampus dulu.
"Hai guys... Makasih ya sudah datang" kata Leony seraya merangkul teman-temannya.
"Ony selamat ya, aku benar-benar kaget mendapat undangan pernikahan mu dengan Wingky. Kapan kalian berpacaran? Kami terkejut banget lho" kata Sandra antusias.
"Iya, aku juga heran. Mereka tidak terlihat dekat tiba-tiba saja menikah. Amazing" imbuh Daniel teman satu kampus juga.
"Mereka itu diam-diam menghanyutkan" tambah Stella.
Leony hanya tersenyum saja menanggapi. Tak Lama Wingky pun bergabung sambil merangkul mesra pinggang Leony.
"Ciee... Pengantin baru" ledek Stella.
"Oh iya, bukannya yang dulu dekat dengan Wingky itu kamu" kata Daniel berusaha mengingat kenangan mereka dulu.
Stella mencebikkan bibirnya. Kesal masa lalunya diungkit. Dulu memang dia sempat naksir dengan Wingky tetapi mereka tidak sampai ke tahap pacaran. Dan sekarang Stella juga sudah mempunyai suami.
Leony tertawa kecil. Lucu juga mengingat kenangan mereka dulu.
"Dan kamu" Daniel menunjuk Leony, " Dulu dijodoh-jodohkan dengan Antony" lanjutnya.
Leony kembali tersenyum. Dia sangat ingat dari semester satu dia dijodoh-jodohkan dengan Antony hingga semester akhir. Tapi mereka hanya teman tidak pernah lebih dari itu.
"Again congratulation of your wedding. Kami semua mendoakan yang terbaik untuk kalian. Siapa sangka Wingky sang primadona ini bisa menikah dengan Leony yang sangat sulit di dekati" kata Sandra lagi.
Leony kembali memeluk sahabatnya itu kemudian beriringan dengan Wingky menyambut para tamu undangan lain.
...
"Niel, kamu keterlaluan sekali. Aku kan malu di depan mereka" kata Stella sambil menyilang tangan di depan dada.
"Kenapa harus malu. Itu kan hanya masa lalu saja. Kamu sudah menikah. Wingky juga sudah menikah. Jangan terlalu heboh" jawab Daniel Santai.
"Ya tetap saja malu. Kamu membuka aib orang. Aku jadi malu pernah ngejar-ngejar Wingky" Stella menutup wajahnya karena sangat malu.
Sandra tertawa melihat perdebatan kedua sahabatnya itu.
"Sejak kapan ya mereka mulai dekat? Aku jadi penasaran" guman Sandra nyaris tak terdengar. Tapi gumanan itu masih dapat di dengar oleh Daniel.
"Sepertinya saat kelulusan. Aku jadi ingat dulu Wingky menawarkan ku untuk mengambilkan berkas seminar di rumah Leony. Saat itu aku tidak curiga karena mereka dari kota yang sama" kenang Daniel.
"Mereka benar-benar misterius. Kalau benar saat itu mereka sudah dekat. Berarti setelah tujuh tahun mereka baru menikah. Lumayan lama ya" kata Sandra menanggapi.
Stella mengangguk setuju.
"Iya ya, tujuh tahun bersama baru menikah. Aku saja dua tahun langsung menikah" usul Stella.
"Mungkin karena sama-sama sibuk. Apalagi Wingky kuliah lagi kan? Jadi dia tidak mau terburu-buru" tebak Daniel.
Mereka pun mengangguk setuju. Perhatian mereka pun tertuju ke atas panggung saat petikan gitar terdengar dengan merdunya.
Wingky tengah menyanyikan lagu ungkapan perasaannya yang terdengar begitu tulus untuk sang istri.
Disebelahnya Leony tersenyum manis penuh haru mendengar nyanyian dari suami tercinta.
"Romantis banget si Wingky. Mau dong suami modelan begitu" kata Sandra gemas sendiri. "Beruntung banget sih Ony, pengen dikasih resep juga biar dapat suami modelan begitu" imbuhnya.
"Aku bilang ya sama suami kamu" ancam Daniel.
"Ya elah... Serius amat.. Bercanda kali. Hidup mu lurus amat Niel" balas Sandra sambil geleng-geleng kepala.
Stella cekikikan saja. Memang Daniel ini antara becanda sama seriusnya susah dibedain.
Wingky dan Leony saling berpandangan dengan melempar senyum. Saat lagunya berakhir tanpa malu Wingky langsung mencium bibir istrinya dengan mesra.
Riuh teriakan dan tepuk tangan para tamu undangan pun terdengar memenuhi gedung.
"Gila si Wingky gak nyangka aku dia bisa gini" kata Sandra masih terkejut.
"Pasti iri kan kamu beb" goda Stella.
"Kamu juga kan?" kata Sandra menimpali.
Mereka berdua pun kompak tertawa.
Tak lama setelahnya Antony datang menghampiri Daniel, Stella dan Sandra.
"What's up bro?" tanya Daniel sambil menjabat tangan Anony.
"Ya begini begini saja" jawab Antony kemudian duduk disebelah Daniel.
"Kapan nyusul gebetan mu" goda Daniel.
"Masih ingat aja" balas Antony dengan cengiran.
"Gimana enggak, dulu kalian kan jadi pasangan kelas tak terpisahkan" ledek Daniel.
Antony hanya tersenyum saja, tidak ingin berdepat karena cukup tahu Daniel memang pintar berbicara.
Di atas Panggung Wingky menggenggam tangan Leony kemudian menuntunnya untuk menuruni tangga. Mereka kembali menyambut tamu undangan yang baru datang termasuk Antony.
Wingky dan Antony berteman baik. Di kampus dulu mereka membentuk genk terdiri dari empat orang dan masih bersahabat hingga sekarang. Genk itu terdiri dari Wingky, Antony, Stefan dan Bastian.
Stefan dan Bastian datang terlambat karena mereka masing-masing sudah memiliki istri dan anak. Jadi untuk keluar rumah sedikit lebih susah. Sedangkan Antony hingga kini belum juga memiliki kekasih.
Tepat jam sepuluh malam, Genk Wingky akhirnya komplit. Mereka mulai berbincang-bincang seru hingga lupa waktu.
Jam 12 malam akhirnya pesta pernikahan itu berakhir. Stefan, Bastian dan Antony masih disana. Mereka masih ditemani minuman kesayangan hingga sedikit mabuk.
Leony lebih dulu meninggalkan ballroom dan kembali ke kamar pengantinnya di hotel itu juga.
Sampai di dalam kamar dia mulai melepas gaun dan membersihkan make-up yang menutupi wajah cantiknya. Hampir satu jam dia gunakan untuk berendam dan membersihkan diri.
Saat keluar dari kamar mandi, begitu terkejutnya dia melihat sang suami yang sudah melepas pakaiannya dan hanya memakai boxer saja.
Leony tentu sangat malu karena ini adalah pertama kalinya dia melihat pemandangan seperti ini. Begitu pula Wingky dia menelan ludahnya paksa melihat penampilan istrinya yang hanya terbungkus handuk sebatas paha. Pundak dan kakinya terlihat begitu seksi di mata Wingky. Sebagai pria normal langsung saja dia mendekati istrinya.
Dia pegang kedua pundak istrinya kemudian mencium bibir istrinya dengan mesra. Ciuman yang begitu dalam dan menggelora. Hingga tidak tahu siapa yang memulai terlebih dahulu, tiba-tiba saja mereka berdua sudah sama-sama polos dan adegan suami istri itu pun terjadi.
Wingky mencium kening istrinya lama seraya mengucapkan terima kasih. Dia peluk istrinya dengan begitu posesif seolah takut kehilangan.
"I Love You Sayang" bisik Wingky mesra di telinga istrinya.
Leony tersenyum kemudian membalas ucapan suaminya.
" I Love you too sayang" kata Leony pelan karena tiba-tiba saja dia merasa mengantuk dan menutup matanya.
Bersambung...
Leony membuka matanya. Dia melihat ke sisi tempat tidur untuk melihat wajah suaminya. Sisi tempat tidurnya terasa dingin seolah tidak ada yang tidur disana. Leony mengucek-ucek matanya berharap apa yang dia lihat salah.
"Ini mimpi?" katanya pelan.
Dia bangun dan duduk bersandar di kepala ranjang. Kembali mengerjap-ngerjap kan matanya.
"Kenapa aku disini?" katanya lagi.
"Tunggu, tunggu. Kamar ini kan sudah direnovasi Ayah 5 tahun lalu dan sekarang digunakan sebagai ruang menjahit Ayah. Tapi kenapa aku bisa di kamar ini?" kata Leony masih tak habis pikir.
"Mana suamiku?" lanjutnya.
Dia kemudian mencubit pipinya sendiri.
"Aw...." Leony berteriak cukup kencang.
"Aku gak mimpi" kata Leony kemudian bergegas turun dari ranjang dan melihat tampilan wajahnya di cermin.
"Aaaaaaa........" teriaknya lagi.
Dia pegang pegang wajahnya.
" Kenapa bisa aku kembali muda?" tanyanya pada diri sendiri.
Leony masih melihat pantulan wajahnya di cermin hingga ketukan pintu terdengar.
Tok ..tok.. tok..
" Ony ... Kenapa kamu teriak? " tanya suara yang sangat Leony rindukan.
Leony menutup mulutnya tidak percaya.
"Ibu..." katanya lirih dan tak terasa air matanya menetes.
"Ibu masih hidup" imbuhnya.
"Bagaimana mungkin?" katanya lagi.
Leony sudah menangis tersedu sedu.
Sang Ibu yang merasa heran karena sang anak tidak kunjung membuka pintu kembali mengetuk pintu tersebut.
Tok... Tok... Tok...
"Bangun Ony, kamu tidak sekolah" kata Ibu Leony lagi.
Leony menghapus air matanya. Dengan segera dia membuka pintu.
Begitu terkejut dia melihat sang ibu yang terlihat lima belas tahun lebih muda itu. Leony kembali menangis dan langsung memeluk Ibunya.
"Ibu...aku kangen" kata Leony terisak.
Ibu Leony terheran, merasa ada yang tidak beres dengan anaknya.
Dia raba kening anaknya.
"Tidak panas" katanya kemudian.
"Pagi pagi sudah kesambet. Mandi sana nanti terlambat" kata Ibu Leony seraya mendorong tubuh anaknya menuju kamar mandi.
Leony menurut. Walau masih belum tahu apa yang terjadi dia langsung saja mandi. Siapa tahu setelah mandi dia mendapatkan petunjuk.
Saat Leony mandi. Ibunya menyiapkan seragam sekolah dan sepatu anaknya.Dia tahu kebiasaan Leony yang kalau mandi sangat lama. Setelah semua siap dia pun meninggalkan kamar anaknya.
Hanya 10 menit Leony gunakan untuk mandi. Tidak seperti biasa hingga berjam-jam. Leony memakai seragamnya. Dia benar-benar masih bingung dengan apa yang terjadi.
Leony mengambil ponselnya di atas meja belajar. Telihat sekarang hari Selasa tanggal 12 Februari tahun 20xx.
"Ya Tuhan... Berarti sekarang aku kembali ke kelas 10" katanya masih tidak habis pikir. Leony kembali mengingat kenangannya saat duduk di kelas satu SMA itu.
"Malas banget... Sekarang statusnya aku pacar si Dion nyebelin." Dumelnya sambil menyilang tangan di depan dada.
Leony ingat bagaimana dulu dia diputusin Dion pas lagi sayang-sayangnya.
"Sekarang bakalan berubah. Bukan aku yang diputusin Dion. Tapi aku yang bakalan mutusin kamu" kata Leony sambil tersenyum devil.
Leony duduk di depan meja rias kemudian mulai merias diri dengan tema "No make-up, Make-up look".
Tentu saja saat itu belum ada istilah make-up seperti itu.
Sayangnya peralatan make-up dan skincare Leony belum lengkap.
"Gak apa-apa, pulang sekolah aku akan membeli semua perlengkapan make up dan skincare. Akan aku tunjukin sama kamu Dion, aku bukan Ony yang dulu" kata Leony dengan menggebu.
Tapi setelah itu dia kembali sendu.
"Suami aku kemana?".
Leony kembali ingat dengan Wingky sang suami.
"Kenapa aku bisa kembali ke masa lalu? Apa untuk memperbaiki diri? Dan ... Aku bisa ketemu Ibu".
Leony kembali berkaca-kaca. Satu-satunya yang dia tidak sesali ketika kembali ke masa lalu adalah bertemu Ibunya yang telah meninggal.
Ibu yang selalu hadir dalam mimpinya , yang selalu dia rindukan.
Ibunya yang telah meninggal dunia 3 tahun lalu.
"Aku akan berubah bu, aku akan menjadi anak yang penurut. Aku tidak akan menyakiti Ibu. Maafkan aku selama ini bu" kata Leony sambil berkaca-kaca.
Ia hapus air mata dan kembali merapikan penampilannya.
"Sayangnya sekarang belum ada lip tint. Belum ada apa aku yang tidak tahu" guman Leony.
Setelah tampil cantik Leony keluar dari kamarnya kemudian berangkat sekolah. Sebelumnya dia sudah berpamitan dengan Ibu dan Ayahnya. Dulu dia tidak pernah berpamitan sebelum keluar rumah, sekarang dia akan merubah perilaku buruknya. Dia akan membanggakan Ayah dan Ibunya.
Tiga puluh menit Leony gunakan untuk sampai di sekolah. SMA Negeri 1 K. Salah satu SMA favorit di kotanya. Dulu Leony akan menunduk ketika berjalan ke kelasnya. Tapi tidak dengan sekarang. Dengan percaya diri Leony berjalan menuju kelas , tidak lupa dia akan menyapa teman-teman yang dia temui diperjalanan. Jangan lupakan senyum manisnya, senyum yang sangat jarang dia tampilkan lima belas tahun lalu karena dia begitu pemalu.
Sekarang dia tidak perlu malu lagi karena raganya memang berusia lima belas tahun, tapi jiwanya berusia tiga puluh tahun. Asam garam kehidupan sudah lumayan dia lalui.
Leony merupakan siswi Kelas 10 C. Letaknya di lantai 2, dia akan melewati kelas 10 D jika menuju kelasnya. Kelas 10 D adalah kelas Dion, pacarnya saat di kelas 10.
Saat Leony melewati kelas 10 D bertepatan dengan Dion yang keluar kelas. Pandangan mereka bertemu. Masih jelas diingatannya dulu setiap bertemu Dion dia akan menunduk malu tidak berani membalas tatapan Dion. Berbeda dengan sekarang, dia tatap mata Dion dan mengedipkan sebelah matanya genit. Tidak lupa dia tersenyum manis dan melambaikan tangannya.
Dion berdiri ditempat. Tidak menyangka akan mendapat perlakuan seperti itu dari pacarnya yang pemalu.
Dion mengucek-ngucek matanya. Masih tidak percaya. Apalagi Penampilan Leony sangat berbeda. Dia semakin cantik dengan make up no make up look nya.
Randy teman Dion sampai memukul pundaknya karena Dion diam membisu padahal Leony sudah menghilang.
"Cieee..... Terpesona melihat pacar sendiri" goda Randy dengan tawa kecilnya.
Dion yang tersadar kemudian bertanya pada Randy.
"Itu beneran Leony pacarku?" tanyanya seperti orang bodoh.
Randy semakin tidak bisa menahan tawanya. Dia tertawa terbahak - bahak.
"Ya iyalah pacarmu. Apa kamu mau dia jadi pacarku?" goda Randy lagi.
Dion menggeplak pelan kepala sahabat baiknya itu.
"Awas aja berani macam-macam. Leony itu milik ku" tegas Dion.
Randy semakin tertawa.
"Kemarin kemarin bilangnya apa coba" kata Randy lagi.
Dion mendorong tubuh Randy, kemudian melewatinya masuk ke kelas.
"Ciee.. Marah dia" goda Randy lagi.
Dion tidak menanggapi. Dia duduk di bangkunya kemudian mengirim pesan pada Leony. Hal yang sangat jarang dia lakukan. Mengirim pesan lebih dulu untuk sang pacar.
Bersambung...
Leony hampir lupa dimana tempat duduknya andai saja dia tidak ingat teman sebangkunya. Jasmine teman sebangku Leony melambai saat melihat Leony berdiri di depan kelas sambil melihat sekeliling.
Leony tersenyum manis sekali begitu melihat teman lamanya itu. Setelah lulus SMA mereka lost kontak karena jamannya dulu mereka hobby ganti ganti nomor telepon. Tetapi mereka masih berteman di sosial media.
"Kamu kenapa? Siapa yang kamu cari?" tanya Jasmine karena melihat tadi Leony seperti celingukan.
"Tidak ada, hanya saja aku ingin melihat keadaan kelas" jawabnya seraya tersenyum.
Jasmine mengangguk.
"Sudah buat PR (Pekerjaan rumah) ? " tanya Jasmine.
"Hah? PR apa?" Leony terkejut. Bagaimana dia bisa ingat dengan PR , Dia saja datang dari masa depan.
"Tumben kamu lupa PR, padahal sekarang bahasa inggris lho. Kamu kan paling suka bahasa inggris" kata Jasmine Heran. " Nih salin punyaku cepat, masih ada waktu" Jasmine memberikan PR nya pada Leony. Sahabatnya ini memang selalu baik.
Tak banyak kata Leony langsung mengambil buku tugasnya dan berniat menyalin. Tapi saat membuka bukunya ternyata dia sudah membuatnya.
"Ini kamu sudah buat" kata Jasmine yang melihat PR Leony.
"He he he , aku kira ada tugas lain" jawab Leony beralasan.
" Kamu ini aneh banget sih" kata Jasmine yang heran melihat tingkah sahabatnya.
Asyik mengobrol tiba-tiba ada cowok menghampiri mereka.
Dia adalah Samuel, pria yang mengejar-ngejar Leony dulu. Tapi Leony tahu betul kalau Samuel tidak serius dengannya. Samuel hanya memanfaatkan kepolosan Leony untuk membantunya mengerjakan tugas.
Masih lekat diingatan Leony dulu saat dia sudah putus dari Dion, Samuel terus mendekatinya tapi akhirnya Leony harus menelan pil pahit karena dia hanya dimanfaatkan karena dia cukup pintar kala itu. Apalagi dia harus melihat Samuel yang berpacaran dengan teman sekelas mereka sendiri. Leony semakin tidak percaya diri dan menganggap kalau dia itu jelek.
Leony juga ingat, Samuel tidak memiliki umur yang panjang. Saat usianya menginjak 20 tahun, dia meninggal dunia karena penyakit kanker paru-paru yang dimiliknya.
Samuel perokok aktif, mungkin itu salah satu penyebabnya.
"Pagi Cantik" sapa Samuel seperti biasa pada Leony.
"Pagi" jawab Leony datar.
Samuel mengernyit bingung.
"Kamu bau rokok sam, jaga kesehatan. Jangan merokok terus. Gak kasihan sama orang tua dirumah?" kata Leony mengingatkan.
" Cie... Perhatian banget sih" balas Samuel sambil mencubit gemas pipi Leony.
Leony menepis tangan itu.
"Jangan pegang-pegang sembarangan" ujarnya galak.
Samuel hanya tertawa saja kemudian kembali ke tempatnya. Samuel tersenyum sambil memperhatikan Leony. Dia menjadi GR mengira kalau Leony menaruh hati padanya.
Jam pelajaran dimulai. Pak Bisma guru bahasa Inggis memasuki kelas. Semua siswa diminta untuk mengumpulkan PR di meja guru. Setelahnya beliau memulai pembelajaran.
Siswa diminta untuk menjelaskan tentang hobby atau kegemaran mereka menggunakan bahasa inggris.
Setiap siswa maju satu persatu ke depan kelas. Mereka akan tertawa ketika ada temannya yang lucu dalam penjelasannya.
Hingga tiba giliran Leony. Tentu saja ini sangat mudah untuk wanita dewasa berusia 30 tahun.
Apalagi saat kuliah Leony dulu mengambil jurusan FKIP bahasa inggris.
Dengan sangat lancar dia berbicara di depan sana. Hingga semua menatap tidak percaya. Bahkan sang guru pun merasa takjub.
Samuel sendiri sampai melongo mendengarkan Leony, dia tidak bisa berkedip.
"Udah cantik, pinter lagi" gumannya pelan.
"Sayangnya udah ada yang punya" imbuh Bagus teman sebangkunya.
Samuel melihat sengit ke arah Bagus.
Sedangkan bagus hanya nyengir saja.
Tepuk tangan memenuhi kelas saat Leony menyelesaikan presentasinya.
Dia duduk di bangkunya kembali dan Jasmin langsung memburunya dengan banyak pertanyaan.
"Kamu kursus dimana sih Ony? Kenapa cepat banget lancar bahasa inggrisnya?" tanya Jasmine takjub.
Leony hanya tersenyum saja.
"Aku belajar sama kakak ku" jawab Leony bohong. Mana pernah dia belajar sama kakaknya. Yang ada mereka adu mulut setiap bertemu.
Jasmine pun mengangguk paham. "Nanti belajar bareng ya. Aku juga pengen pinter bahasa Inggris" imbuhnya.
Leony menunjukkan jempolnya tanda oke.
Jam istirahat akhirnya tiba. Leony memasukkan bukunya ke dalam tas. Perutnya sudah keroncongan minta diisi.
"Yank, kok chat aku gak di balas" tiba-tiba saja Dion sudah berdiri di depan nya. Leony yang masih menunduk karena memasukkan buku ke dalam tas mendongakkan kepalanya.
" Bisa-bisanya dulu aku suka sama cowok modelan begini" dumelnya dalam hati.
Leony kemudian tersenyum.
"Maaf aku belum lihat hp dari tadi" jawab Leony.
" Gak apa-apa, ayo ke kantin bareng".
Tanpa menunggu jawaban Leony, Dion sudah menarik tangan Leony menuju kantin.
"Aku ke kantin ya , Mine" kata Leony pada Jasmine. Jasmine pun mengangguk.
Dalam hati dia merasa aneh. Dulu jangankan istirahat bersama. Saat tanpa sengaja bertemu pun Dion akan pura-pura tidak melihat dan Leony akan malu-malu.
Tapi kini berbeda. Leony terlihat cuek dan Dion yang mabuk cinta.
Dalam hati Jasmine tersenyum. Dia mendoakan yang terbaik untuk sahabatnya itu.
...
Dalam perjalanan ke kantin mereka bergandengan tangan. Hal yang pertama kali mereka lakukan. Leony berpura-pura tersenyum manis, dia ingin Dion berpikir kalau dia menyukainya.
"Kenapa baru sekarang dia bersikap seperti ini? Kenapa dulu bahkan dia tidak menganggap ku ada" batin Leony.
"Cie... Cie..." hanya kata itu yang Leony dengar dalam perjalanan menuju kantin. Sungguh dia sebenarnya kesal sekali.
Saat sampai di kantin. Mereka memesan makanan dan mulai menyantap makanan dalam diam. Leony pikirannya melayang jauh. Masih tidak mengerti kenapa dia bisa kembali ke masa lalu.
"Makanannya gak enak?" tanya Dion karena Leony terlihat tidak berselera.
Leony tersenyum kemudian menggeleng.
"Enak kok, cuma belum terlalu lapar" jawab Leony kemudian.
Dion mengelus kepala Leony dengan lembut.
"Harus dipaksain biar gak sakit" kata Dion tak terduga.
Leony hanya tersenyum.
"Iya" jawabnya lembut.
Dion merasakan begitu berdebar mendapat perlakuan manis seperti itu dari Leony. Leony yang tidak lagi selalu menunduk dan malu-malu, serta selalu tersenyum. Saat asyik makan sambil mengobrol ringan, Samuel menghampiri mereka. Samuel memang memiliki sikap seenaknya saja dan terkadang bar bar .
Tanpa bertanya dulu dia langsung duduk di sebelah Leony.
"Ikut ya" kata Samuel seenaknya sambil meletakkan semangkuk bakso di meja. Padahal banyak meja yang kosong, tetapi dia sengaja duduk disebelah Leony. Tentu saja itu membuat Dion menjadi cemburu. Dion tahu Samuel sering mendekati Leony saat di kelas.
Leony hanya mengangguk saja kemudian kembali menyantap makanannya.
"Ony kamu keren banget tadi presentasinya, aku kagum lho" kata Samuel tiba-tiba.
"Makasih" jawab Leony singkat. Tetapi dia masih tersenyum karena tidak mau di cap sombong.
Disebelahnya Dion mengepalkan tangan dibawah meja. Dia tidak terima ada cowok yang perhatian kepada pacarnya.
Bersambung...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!