NovelToon NovelToon

Burning Passion In Love 2!

Prologue!

Namaku Stefano Eugene Raymundo Teixeita (28), seorang pengusaha muda di bidang otomotif, ekonomi, Fashion dan tekstil. Aku seorang komisaris merangkap menjadi Presedir di Demetrius Corporation.

Namaku bukan lagi Stefano Eugene Raymundo Teixeita melainkan Stefano Eugene Demetrius. Jangan bertanya kenapa bisa marga jadi Demetrius, sejatinya itu marga Nenek dari Ayah.

Sakit sekali menyebut Ayah dan Ibu, apa kalian sudah tenang? Sabar Putra kalian akan membunuh mereka tanpa sisa.

Demi balas dendam aku terjun ke dunia gelap yaitu Mafia, mirip dengan Ayah seorang Leader Mafia, Gangster dan Yakuza paling bengis.

Aku dan Ayah sangat jauh, beliau biadab tapi setia penuh kasih sayang dan penuh perhatian. Sementara aku seorang Casanova siap bermain wanita kapan pun aku mau.

Apa cinta di hidupku? Jawabanya tidak karena cinta hanya fatamorgana.

Cinta  ....?

Bulshit, bagiku cinta hanya omong kosong dan sangat menjijikkan. Cih, bicara cinta membuat perutku mual tidak ada selera.

Inilah aku Stefano, kata mereka wajahku perpaduan sempurna dari Daddy and Mommy. Mataku Jade perpaduan biru dan hijau, hidung mirip Ibu, bibir mirip Ayah, rahang mirip Ayah. Melihat wajahku maka kalian akan melihat Daddy and Mommy!

Sial jika wajah tampan tidak di manfaatkan seperti Ayah itu mubazir. Beliau, sangat tampan tetapi tidak pernah bermain wanita, hebat bukan?

Ok, aku sangat bajingan soal ranjang, wanita dan korban.

Satu kata untukku,  keparat!

Banyak kata untukku ,maka letupkan karena benar adanya aku adalah bajingan tengik yang sangat bengis tidak punya perasaan. Kamu akan tersiksa jika melihat wujud asli Stefano yang sesungguhnya.

"Kak Stef, ini data dari Weldon Corporation."

Dia Vernon sepupuku,  Anak Paman Kai dan Bibi Anastasiya. Selama ini aku dan Kevin jadi anak angkat Paman Kai.

Kubuka dokumen ini dan lihat, perusahaan tua bangka itu di ambang kebangkrutan. Cih, aku maksud sekarang.

Saat membuka dokumen satunya rahangku mengerat. ***, apa maksudnya ini.

"Apa maksud semua ini, Vernon?"

"Di antara kita punya peluang masuk ke dalam lingkupnya. Balas dendam lebih mudah!" sahut Kevin, sepupuku.

Kevin Putra dari Paman Thomas dan Bibi Emma. Sepupuku yang paling kujaga karena nasib kami begitu menyedihkan.

Untuk Vernon, mereka punya kedua orang tua. Sementara kami? Omong kosong ingin aku mengamuk membantai mangsa tanpa sisa.

"Bajingan, apa tidak ada jalan lain selain pernikahan?!"

"Tidak, di antara kita bisa menyakiti Putrinya sampai titik terdalam. Membunuh Ayahnya dan merasakan sakit seperti kita rasakan!" tegas Kevin.

"Lalu siapa yang akan menikah?" tanya Vernon.

"Ogah, aku belum mau terikat. Apa yang di kata para wanitaku jika tahu aku menikah? Aku menolak!"

Bajingan sekali Kevin ini, tidak seperti Paman Thomas. Mengingat Paman aku jadi kasihan pasalnya mempunyai anak gila macam Kevin.

"Sebagai orang paling muda, Vernon mundur. Yang tua maju!"

Aku tetap Vernon penuh amarah. Tahukah kamu Vernon aku berasa ingin melenyapkan kamu. Namun, mana bisa aku membunuh bajingan tengik satu ini.

"Jangan main-main, Berengsek. Aku tidak sudi menikah dengan Putri tua bangka itu!"

"Demi melancarkan balas dendam, kami mohon!"

"Jadi kalian menumbalkan aku, Sialan. Aku tidak sudi, jangan harap aku mau!"

"Jangan keras kepala Kak, ini demi rencana kita!"

"***!"

Kalian saksikan seorang Stefano jadi tumbal balas dendam ini. Sialan Aku sangat ingin menghancurkan Weldon sekarang. Lihat saja setelah mati Putrimu juga akan menderita. Aku sangat membenci mereka semua!

****

Main cast : BPIL2!

Stefano Eugene Raymundo Teixeita - Stefano Eugene Demetrius(28), Height 189. Eyes, Jade - Green - Blue.

Sifat, bajingan, sadis, bengis, tetapi sifat Zefer x Yara menurun sempurna padanya. Karena dendam merubah Stefano.

*****

Kevin Atwood Raymond Teixeita aka Kevin Atwood Demetrius (28), Height 189. Eyes - Blue.

Sifat, bajingan, bengis dan baik hati serta penebar senyum manis. Mr Charming itulah dia.

*****

Vernon Marlon Frederick(27). Height 188. Eyes Hazel.

Sifat, setia kawan, patuh, bengis dan suka seenaknya sendiri dan ahli ranjang.

****

Mulai Chap depan akan di mulai perjalanan kisah Stefano, Kevin dan Vernon.

Slow up ya, Sayangku!

Rose_Crystal_030199

05*10*19

BPIL2 : The First Meeting!

Stefano sedang melajukan mobil di sekitar taman kota New York. Tiga hari di New York, baru kali ini dia bisa keluar. Rasanya bosan ingin mencari mangsa empuk untuk di bunuh.

Pria tampan itu memarkirkan mobil, lalu keluar berniat jalan kaki mengitari taman atau jalan di mana saja. Stefano mengenakan pakaian biasa yaitu celana jeans panjang berwarna biru gelap dan di bagian lutut dan paha terdapat sobekan. Untuk atasan dia memakai T-shirt longgar warna putih di padu jaket jeans warna senada dengan celana. Kaca mata hitam menutup mata tajamnya. Satu kata untuknya Perfect.

Banyak pasang mata menatap Stefano memuja. Mereka tidak sadar pemuda berpenampilan Bad Boy adalah komisaris Demetrius Corp. Jika tahu mungkin tambah histeris melihat ketampanan Stefano.

Kaki panjang Stefano melangkah menuju arah luar. Entah kenapa dia begitu ingin berpenampilan ala remaja. Wajahnya Baby face tentunya tidak ada yang tahu kalau sudah berumur 28. Salahkan Ayah dan Ibunya yang memiliki wajah rupawan jadi menurun sempurna padanya.

Stefano melepas kaca mata hitamnya lalu meletakan di saku. Dia berdecih melihat banyak wanita menatapnya lapar. Sungguh tidak Mood mau bermain wanita. Bagi Stefano wanita itu sampah kecuali Ibu dan Bibinya.

Saat hendak menyeberang Stefano melihat gadis mungil berambut panjang sepinggul tampak asyik main ponsel dan asal menyeberang. Matanya membulat melihat mobil sedan melaju kencang ke arah gadis itu. Apa gadis itu gila tidak tahu bahaya bermain ponsel saat menyeberang?

Grep

Stefano menarik pinggul gadis kecil, tetapi berakibat fatal dengan jatuhnya dia. Ia terjatuh tidak bisa menyeimbangkan tubuh karena terserempet spion mobil. Sialan sekali orang itu menyakitinya. Belum tahu bermain dengan siapa?

Gadis itu membatu saat melihat mobil melaju kencang ke arahnya. Karena takut menyerang diri, gadis itu langsung menjatuhkan ponsel dan terlindas mobil. Hingga sebuah tarikan sebelum terhantam mobil ia rasakan. Dia membuka mata saat tidak merasakan sakit.

Stefano sedikit meringis karena sikunya sakit. Kepalanya pusing dengan pelipis berdenyut. Saat menunduk langsung bertatapan dengan orang yang dia tolong. Mata Jade tajam Stefano terkunci dengan mata coklat kemerahan sang gadis.

Gadis itu terpaku sekaligus hangat pada tubuhnya. Dia tidak mampu melepas diri dari tatapan tajam pria penolong. Satu kata yang mampu gadis itu ucapkan yaitu nyaman, tampan dan sempurna.

Stefano menepuk kepala gadis di atasnya. Apa gadis ini tidak sadar ada orang di bawah yang kesakitan? Jika tidak kasihan Stefano bakal mendorong kasar gadis ini.

"Anda aman, bisa menyingkir dari atas saya?!"

Gadis itu buru-buru menyingkir dan baru sadar saat pelipis pria itu sedikit berdarah. Lalu menatap ponselnya sudah hancur. Dia langsung ambil untuk menyelamatkan Sim Card dan memori.

Stefano hendak pergi tetapi langsung di tahan oleh gadis kecil bak boneka. Tubuh gadis itu hanya sampai bahunya. Pendek sekali gadis ini dan sangat kurus seperti ikan teri.

"Sir, forgive me. Will you come with me to treat wounds? " pinta gadis itu memohon.

Stefano sepertinya tahu watak gadis kecil. Lucu kenapa masih ada gadis tidak tertarik dengan fisiknya malah tertarik mengobati luka? Dasar aneh namun nyata. Menarik!

"No need, thank you. I'm excuse!" tolak Stefano datar.

Stefano hendak melangkah namun lagi-lagi di tahan dengan tarikan pada jaketnya. Ini gadis keras kepala sekali dan Stefano tidak suka pada gadis batu. Ingin marah tetapi kasihan karena masih kecil.

"Please, jangan buat saya di selimuti rasa bersalah karena kecerobohan saya. Karena lalai dan tidak mempedulikan keselamatan Anda jadi korban."

Stefano membungkuk untuk menyamakan tinggi mereka. Dasar pendek membuat dia harus menunduk dalam. Melihat tatapan memelas membuat Stefano kasihan.

"Kamu tidak perlu merasa bersalah, karena saya tidak perlu di obati!"

Gadis mungil bak boneka hidup itu merengut sebal. Tanpa sungkan ia tarik tangan kekar Stefano menuju mobilnya. Dasar pria aneh padahal niatnya baik. Pokoknya ia harus mengobati Stefano aoa pun caranya.

Stefano hendak menghempaskan tangan mungil itu tetapi tidak jadi. Rasanya hangat seperti genggaman tangan Ibunya. Entahlah Stefano berasa ingin selalu menggenggam tangan mungil ini. Ya Tuhan, Stefano begitu merindukan Yara.

"Tunggu di sini, aku ambil kotak P3k dulu!" perintah gadis itu.

Stefano ingin protes namun gadis pendek terlebih dahulu masuk ke dalam mobil. Lalu keluar dan kembali menyeretnya ke bangku terdekat. Berani sekali tidak sopan padanya. Ingin marah kasihan melihat wajahnya yang lugu.

"********, kenapa aku nurut di perlakukan begini. Aku jadi ingat Ibu saat aku sakit selalu di perlakukan begini. Shit, gadis bodoh!" batin Stefano.

"Kenapa melamun? Apa sakit? Apa Kakak Mahasiswa yang hendak berkelahi? Apa Kakak baru saja mau kuliah? Oh, tidak baik kuliah berpakaian berandalan begini, Kak."

Gadis itu terus mengoceh sembari mengobati pelipis sang penolong. Tahukah kamu akibat ocehan itu membuat Stefano jengkel. Gadis ini terus saja mengoceh panjang kali lebar di bagi dan di tambah lagi.

Stefano menyengit mendengar perkataan gadis kecil di sampingnya. Apa wajahnya semuda itu? Menatap intens wajah gadis dengan teliti. Mata besar di bingkai bulu mata lentik, hidung mancung mungil, bibir tebal berwarna peach. Pipi gembul dan bentuk wajahnya mungil tetapi pipinya imut. Kenapa Stefano bertemu gadis super cerewet yang ingin tahu berlebih?

"Hai, bisa tutup mulutmu? Kamu sangat menggagu! Aku tidak kuliah!" hardik Stefano setelah menatap gadis itu lama.

Gadis itu tidak tersinggung akan perkataan Stefano. Pasalnya sadar diri bahwa ia memang cerewet. Kata teman-temannya dia spesies bebek dan angsa. Ingin protes tetapi itu benar adanya.

"Benarkah? Bohong, wajah Kakak masih pantas untuk kuliah. Oo, jadi Kakak berhenti saat lulus SMA?"

"Cerewet, aku sudah bekerja dan sudah lulus S3. Mengapa kuliah lagi? Mau meraih S apa lagi?"

Sungguh ini perkataan terpanjang Stefano saat berbicara dengan wanita. Jika bersama wanita luar Stefano terkesan begitu dingin dan kejam. Tidak ada nada lembut hanya ada kesinisan.

Gadis mungil terbelalak dengan mulut terbuka mendengar perkataan pria itu. Dia berkedip sembari menunduk malu. Dia jadi merasa bersalah akan tingkah tidak sopannya.

"Maafkan saya, Tuan karena berbicara lancang. Saya sangat menyesal, sungguh maafkan atas kelancangan!"

"Hn, kamu sendiri kelas berapa?"

Hebat, gadis ini berhasil menarik atensi Stefano dalam hitungan menit. Entah kenapa Stefano begitu tertarik pada gadis mungil ini. Siapa gadis cerewet seperti bebek ini?

"Saya baru lulus SMA, lusa baru wisuda."

"Oh."

"Kakak umur berapa?"

"28."

Mata gadis itu membulat sempurna mendengar jawaban Stefano. Hebat, kenapa wajah Stefano masih terlihat muda sekali. Pasti setiap hari melakukan perawatan kulit.

"Serius? Saya kira baru 20 tahun ke atas dikit."

"Bodoh, kamu?"

"17 tahun, Kak. Maaf terlalu memalukan."

"Hn."

Stefano terdiam dengan pikiran lucu. Kenapa bisa meladeni ucapan gadis aneh? Gadis di sampingnya benar-benar cerewet, supel dan pandai bergaul.

"Kakak namanya siapa?"

"Stefano."

"O, bagus namanya, Kak. Aku, Queenaia."

"Namamu juga, sepertinya aku harus kembali. Permisi!"

Gadis bernama Queenaia tersenyum ramah lalu mengulurkan tangan mungilnya. Dia berharap bisa bertemu Stefano di lain waktu. Entah kenapa Queenaia begitu nyaman terhadap Stefano.

Stefano menerima uluran tangan Queenaia. Dia balas tersenyum tipis agar gadis merasa senang. Semoga saja mereka bisa bertemu tidak lama lagi.

"Semoga kita bisa bertemu kembali, Kak Stef."

"Hn."

Dan takdir akan mengikat mereka dalam ikatan rumit.

****

Queenaia Kayshifa Weldon (17), Height 163 cm. Eyes : brown.

Sifat, periang, ceria, supel, baik hati, ramah, penyayang dan tulus.

****////\****

Bonus Pick : Daddy Zeferino and Mommy Yara!

BPIL2 - Madness!

Stefano masuk ke Night Club di pusat kota New York. Dia menggunakan pakaian kasual tidak mencerminkan usia. Wajah sangar itu menarik perhatian para wanita malam.

"Hoi, Kak Stef kemari!" seru Kevin.

Stefano berjalan angkuh menuju Kevin, tetapi terhenti saat ada banyak wanita mengerubungi. Tangan nakal mereka mengusap dada dan perut six pack. Merasa risi dia melangkah tanpa peduli rengekan mereka.

"Where is, Vernon?" tanya Stefano enteng. Tangan terangkat meminta vodka kadar tinggi dan Wine.

"Making love di Private Room." Kevin jawab singkat kemudian bermain lagi.

10 botol alkohol kadar tinggi telah habis. Stefano membayar minuman itu dan memilih menuju Dance floor.

Tubuh tinggi meliuk mengikuti irama mengentak. Musik terus berputar membuat dentuman kuat. Stefano biasa saja saat para wanita penghibur menggoda dengan pakaian sensual.

Para wanita terus menempelkan tubuh proporsional ke tubuh Stefano. Tangan mereka aktif meraba sang target.

"Ayo Prince one night stand."

Stefano menghentikan gerakan menari. Tidak lama seringai iblis menguar kuat saat mendapat tawaran menggoda.

"Hi, everyone ... aku bersedia tidur dengan salah satu dari kalian, tetapi ada syarat!" seru Stefano membuat para pengunjung menatap penasaran.

"Apa itu, Prince?"

"Menari tiang tanpa busana sehelai pun!"

Mata para wanita membulat sempurna. Mereka mundur perlahan karena tidak sanggup menuruti keinginan Stefano. Mereka memang ingin pria itu, tetapi bukan begitu caranya. Harga diri masih ada dan itu membuat mereka tidak kuasa menerima.

"Dasar sinting, bilang saja tidak mau ons?" celetuk Kevin.

Stefano tertawa iblis sembari menari kembali tanpa peduli sekitar. Jiwanya entah kenapa terperosok pada satu gadis kecil tadi pagi.

"My little girl."

Stefano tidak memedulikan sekitar dan kesenangan terhenti saat mendapat pesan. Dia menyeringai melihat siapa yang menelepon. Fantastis!

"Bos, kami sudah menangkap orang yang menyerempet, Anda. Kini dia jadi tawanan di markas."

Seringai menakutkan tercetus. Sangat mudah mencari mangsa dalam kegilaan kali ini. Untuk sekarang Stefano ingin bersenang-senang penuh kebengisan.

"Kevin, bilang ke Vernon ada misi!"

Stefano langsung pergi meninggalkan tempat hiburan menuju tempat eksekusi. Dia tidak sabar bertemu korbannya. Rasanya Stefano begitu berambisi ingin membunuh mangsa.

Kevin menghubungi Vernon dan memilih mengikuti Stefano dari pada ml dengan wanita tadi. Baginya mengikuti Kakaknya sekarang akan mendapat hiburan lebih menyenangkan.

Dua saudara Teixeita itu berjalan menuju parkiran. Mengambil mobil mewah keluaran terbaru dari Italia. Mobil sport Bugatti Veyron, Kevin tinggal supaya Vernon yang membawa.

"Kak, kenapa terlihat ada sesuatu yang kamu sembunyikan?"

Pernyataan Kevin membuat Stefano menatap penuh seringai. Dia akan bersenang-senang dengan korbannya. Sedikit bermain cantik tidak masalah.

"Aku sedang ingin menikmati mangsa."

"Memang apa salah korban?" tanya Kevin sembari menyulut sebatang rokok.

"Orang itu menyakiti, 'ku."

"Hah? Serius, kenapa bisa seorang Stefano bisa di sentuh?"

"Aku tidak sengaja menolong gadis SMA dan berakhir terluka."

"Hahaha, sejak kapan Stefano mau menolong gadis kecil? Apa bentuk tubuh gadis itu menakjubkan?"

Stefano mengingat kembali bentuk tubuh Queenaia. Seringai aneh tercetak jelas saat merasakan semua. Masih terngiang ketika tubuh mereka menempel sempurna.

Melihat Stefano menyeringai membuat Kevin ikut menyeringai. Sepertinya dia tahu Kakaknya sedang membayangkan bentuk tubuh gadis yang ditolong. Menarik sepertinya menggoda Stefano.

"Hn, dia seperti boneka. dada dan bokong padat."

"Wah, kenapa tidak kamu mangsa, Kak? Kenapa tidak kamu ajak ons?"

"Haha, dia masih kecil. Mungkin nikmat ML dengan gadis kecil. Aku bukan pedofilia yang suka bocah!"

"Memang umur berapa, Kak? Enak itu di ajak ons apa lagi yang kecil mungil. Argh, jadi ingin gadis kecil agar teremas sempurna. Kakak cobalah sedikit ML dengan gadis kecil pasti fantastis."

"Mulutmu isinya selangkang wanita, bodoh. Beda sekali dengan Paman Thom yang baik hati."

"Apa bedanya dengan kau, Kak! Kamu jauh beda dengan Paman Zefer. Kamu sering ons dengan wanita dan mengakibatkan banyak wanita patah hati karenamu. Sedangkan Paman Zefer baik hati tidak suka main wanita."

"Fuckboy," umpat Stefano.

***///*

Stefano mengangkat kaki kiri di atas paha korban. Dia mencium moncong pistol dengan santai lalu menatap mangsa datar. Seringai iblis Stefano keluarkan saat orang itu bergetar ketakutan. Pemandangan menarik untuk membunuh mangsa.

"Ingat kesalahan!" desis Stefano sembari menendang korban tidak terlalu kuat.

Korban tersungkur dengan kepala membentur lantai. Tubuh berasa remuk menerima siksaan mereka. Dia tidak akan sanggup melawan pasalnya mereka begitu banyak punya senjata semua.

"Ingat-ingat lagi kesalahan, Sialan!" seru Stefano lalu memerintah melepas tali korban.

Korban bersujud minta ampun pada Stefano. Dia sangat takut berhadapan dengan pria bengis ini. Dari simpang siur Stefano adalah komisaris Demetrius yang sangat kejam.

"Tolong ampuni saya, sungguh tadi pagi saya sedang __"

"Stop, kamu lari dari kejaran polisi karena menabrak orang dan nyaris menabrak orang lagi. Kamu pikir aku tidak mencari tahu tentang konflik yang kamu hadapi!" geram Stefano.

"Maaf, Tuan. Saya akan menyerahkan diri pada, Polisi!"

"Sayang sekali aku tidak membiarkan kamu hidup!"

Dor

Dor

"Arghh ...! Argghhh ....!!!" raung orang itu sebelum meninggal.

Stefano puas menembak orang itu tepat di kepala dan jantung. Dia menyeringai penuh kemenangan melihat orang itu tewas.

"Ambil pedang!" perintah Stefano mutlak.

Bawahan Mafia mengulurkan pedang Katana milik orang Jepang. Mereka sangat tahu hal buruk apa yang akan terjadi. Bos mereka itu begitu sadis tanpa ada belas kasih. Berhadapan dengan Stefano maka nyawa taruhannya.

Bagi mereka kesadisan Stefano sudah biasa. Lihat di pojok ruangan ada Kevin dan Vernon tengah asyik main game. Dua pria tampan itu saling menatap sengit karena permainan ini ada taruhannya.

"Vernon, aku menang. Traktir aku makan 1 bulan!" seru Kevin tampak senang.

"Cih, hari keberuntunganmu, Kevin. Aku tidak akan kere mentraktir perut karet, mu!" sengit Vernon.

"Aku selalu menang, Vernon ... akui itu. Kak Stef, sudah eksperimennya?" pungkas Kevin.

“Sialan,” umpat Vernon.

"Hn, aku mandi dulu!" sahut Stefano.

"Kami tunggu!" Kor Kevin dan Vernon.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!