NovelToon NovelToon

Kiana Story

Bab 1

Selamat membaca💙

"Astaga naga! Gue udah bela-belain bunuh diri buat nggak nikah sama bandot tua, lah ini kenapa malah jadi istri orang sih!! mana dapat suami yang nggak ada akhlak begini! Sial amat kehidupan gue dan lengkap sudah penderitaan yang gue alami ini!"

Kisah Kiana dan kehidupan barunya di mulai.

Ini sebuah kisah gadis berusia tujuh belas tahun bernama Kiana Indah Putri yang bernasib malang karena di jual oleh ibu tirinya untuk menjadi istri muda juragan tua Bangka. Gadis itu ingin menghindari pernikahan hingga nekat memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan sengaja menabrakkan diri pada sebuah truk yang melintasi jalan.

 

Kiana berpikir. Jika hidupnya telah berakhir. Nyatanya tidak karena ia kembali terbangun di tubuh Angelina Kiana Putri. Siapa itu pemilik tubuh yang kini dia tempati? Yah, dialah seorang gadis yang terkenal dengan attitudenya yang buruk. Akan tetapi bukan itu yang menjadi masalah utama. Melainkan tubuh yang dirinya tempati ternyata baru saja melangsungkan pernikahan dengan seorang pria kejam dan tidak punya hati bernama Azam Alfarizi Nugraha.

Dengan kata lain. Jiwa Kiana bertransmigrasi ke tubuh Angelina disaat melakukan bunuh diri. Seperti novel yang sering Kiana baca. Awalnya ia tidak percaya dengan adanya transmigrasi, tapi justru kini dirinya sendiri mengalami hal mustahil itu. Sekarang ketidakpercayaan menjadi kepercayaan yang harus ia terima.

*****

Angin berhembus pelan, menerbangkan rambut hitam sepunggung gadis yang tengah berlari di trotoar. Napasnya tersengal-sengal. Namun tak kunjung membuat gadis cantik itu berhenti berlari.

Setiap langkah kakinya diikuti derai air mata yang membasahi wajah cantik dengan mata sembab. Jangan lupakan jantung yang berdegup kencang. Gadis itu sesekali menengok ke arah belakang hingga kedua mata tiba-tiba terbelalak saat menyadari langkah panjang dua pria kekar yang masih saja mengejarnya.

Kiana Indah Putri adalah nama gadis yang sedang berlari itu.

Gadis bernasib malang karena ingin di jual ibu tirinya pada juragan tua bangka yang doyan sekali koleksi wanita. Kiana tentu saja tidak mau. Mana di jadikan istri ke sepuluh lagi. Benar-benar meresahkan, dasar kakek tua bau tanah.

"Hei berhenti gadis sialan!" teriak salah satu pria kekar yang sedang mengejarnya, menyuruh Kiana untuk berhenti dan menyerahkan diri.

"Berhenti kau bilang, dalam mimpimu! Gue nggak mau nikah sama kakek tua, mana jadi istri ke sepuluh lagi. Kalau ganteng sih masih bisa di bicarakan, lah ini udah tua bangka. Udah bau tanah aja masih bertingkah," gerutu Kiana yang masih terus berlari sekuat tenaga.

Ningsih ibu tirinya adalah seorang wanita mata duitan. Demi mencapai tujuannya, ia rela melakukan segala cara, bahkan dengan gilanya, dia tega meracuni suami yang merupakan ayah Kiana, agar semua harta jatuh ke tangannya.

Kiana tentu saja marah dan tidak terima. Tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa, Ningsih terlalu pintar dan kuat untuk di lawan. Dari awal Ningsih menjadi ibu tirinya setelah ibu Kiana meninggal, Kiana memang tidak menyukai wanita itu. Dilihat dari tampangnya saja, dia sudah tau jika wanita itu tidak tulus mencintai ayahnya. Entah pelet apa yang Ningsih gunakan hingga ayahnya bisa terjerat dalam pesona wanita itu.

"Dasar nenek sihir, udah jelek, meresahkan, hidup lagi. Ini yang di namakan beban dunia dan menuh-menuhin karbondioksida di bumi." ucap Kiana yang terus saja misuh-misuh dengan kelakuan Ibu tirinya yang sangat begitu meresahkan.

hehehe bahasa jawanya nyangkut dikit ndak apa-apa yah para readers. Segitu dulu deh nulisnya nanti di lanjutkan lagi hehehe jangan lupa tinggalkan jejak like komennya kakak terimakasih 💙

Bab 2

Kiana sempat berpikir, setelah mendapat semua kekayaan sang Ayah, Ningsih sudah hidup bahagia menikmati semua harta yang sudah dia curi.Tapi yang namanya wanita licik tidak akan puas dengan harta yang hanya begitu saja.

Semua berawal dari keadaan perusahaan yang memburuk, membuat Ningsih sangat panik, dia takut jatuh miskin. Hingga seorang kakek tua menawarkan sebuah kerja sama dengan Ningsih. Kakek tua pengoleksi wanita itu membantu perusahaan, dengan syarat imbalan Kiana harus menjadi istrinya.

Kiana yang mendengar tentu saja tidak mau. Ia memilih kabur dan melarikan diri, bahkan Kiana memilih mati dari pada harus menjadi istri muda si kakek tua itu. Dan berakhirlah dia di jalan ini. Terus melangkahkan kakinya dengan sekuat tenaga, agar terlepas dari kejaran orang suruhan Ningsih yang merupakan Ibu tirinya.

"Berhenti kau sialan!"

Kiana berhenti sejenak karena sangat begitu lelah. Entah sudah berapa jauh ia berlari. Tulang kaki sudah berasa ngilu, di tambah tenggorokannya sangat kering dan minta di basahkan dengan air.

"Sial banget sih hidup gue." lirih Kiana, dia kembali menatap ke arah dua pria suruhan Ningsih.

Kiana menggigit bibir bawahnya, ada perasaan takut menyelimuti hati. Air mata kembali meluruh tanpa bisa di tahan. Hidupnya sudah sangat berantakan. Kedua orang tuanya telah kembali ke pangkuan Tuhan, meninggalkan Kiana seorang diri dengan kejamnya dunia ini. Sungguh takdir macam apa yang menimpa dirinya saat ini.

"Ayah, Ibu, Kia takut. Kia masih muda dan nggak mau nikah." jerit tangis Kiana terdengar pilu. Tangannya terangkat untuk menyeka air mata yang membasahi pipi dengan kasar. "Devan, kamu di mana sih? Aku butuh bantuan mu sekarang." lanjut Kiana, berharap jika sang kekasih datang dan menolongnya sekarang.

"Nah! Mau lari kemana lagi kau!"

Kiana kaget mendengar suara itu, ia menoleh dan mendapati jika dua pria itu sudah mengepung dirinya. Jantungnya semakin berdegup kencang diikuti air mata yang mengalir begitu deras.

"Sekarang ikut kami dan menikahlah sesuai keinginan Nyonya."

Kiana menggeleng kuat. Gadis itu menoleh ke belakang yang menampilkan jalan raya yang tampak lenggang. Dari jauh terlihat truk tengah mengendara dan mungkin akan melintas sebentar lagi.

Di saat seperti ini, mengapa keadaan jalanan sangat begitu sunyi? Tidak ada orang lewat atau kendaraan yang melintasi jalan kecuali truk besar itu.

"Jangan mendekat! Gue mohon lepasin gue. Gue nggak mau nikah." mohon Kiana, kedua pria itu seakan tuli dan tidak memperdulikan permohonan Kiana.

Mereka perlahan melangkah maju, membuat Kiana spontan melangkah mundur. Hingga perlahan kakinya menapak aspal. Suara klakson truk berbunyi nyaring memekikkan telinga, kedua pria itu semakin mendekat ke arah Kiana.

Tin tin tin!!

Kiana semakin terkejut, pikiran gadis itu semakin kacau. Hingga sebuah kalimat melintas di benaknya.

Lebih baik mati.

Bagai bisikan setan, Kiana mengambil jalan salah itu. Truk semakin mendekati tubuh Kiana. Terlihat sang supir terus membunyikan klakson dan berusaha mengerem, namun semuanya sudah terlambat.

Kiana mengambil jalan lain, gadis itu membiarkan tubuhnya di hantam kap depan truk hingga terpental jauh. Darah membanjiri tubuhnya. Dia memilih mati dari pada harus menikah dengan seorang kakek tua yang sudah bau tanah itu.

Karena Kiana begitu yakin, jika dia masih hidup, Ningsih akan terus mencarinya dan melakukan segala cara agar keinginannya terpenuhi.

Kepala terasa berdenyut kencang, rasanya seperti ingin meledak. Pandangannya perlahan mulai buram, yang sempat dilihat adalah supir truk yang berlari mendekati tubuh lemahnya. Sedangkan dua pria yang mengejarnya tadi sudah menghilang entah kemana.

Kesadaran Kiana perlahan mulai menipis. Ia terbatuk dan mengeluarkan darah segar.

Walaupun harus mati, seenggaknya gue nggak jadi nikah sama kakek cabul itu. batin Kiana sebelum matanya perlahan tertutup dengan darah yang terus keluar dari bagian pelipis, hidung, mulut dan bagian tubuhnya yang lain.

🌸🌸🌸🌸

Di tempat lain, tepatnya di sebuah ruangan yang dihias sedemikian rupa. Sangat indah dan bisa di tebak jika itu adalah kamar pengantin. Di lihat dari kelopak mawar yang bertaburan di ranjang bersprei putih.

Keadaan kamar tampak sunyi, sebelum suara bantingan pintu yang keras membuat keadaan kamar menjadi mencekam.

Terlihat seorang laki-laki memakai kemeja putih dengan menarik kasar seorang gadis yang tubuhnya terbalut kebaya pengantin.

Azam Alfarizi Nugraha adalah nama laki-laki itu. Ia menghempaskan kasar tubuh seorang gadis, sebelum kembali menutup pintu dengan keras.

"Lo nggak pantas hidup Angel!" geram Azam. Mencengkeram leher gadis cantik bernama Angelina Kiana Putri. Gadis yang baru saja menjadi istri sahnya beberapa menit yang lalu.

Angel sedikit sudah bernapas karena Cengkeraman di lehernya begitu kuat. Azam bukan sekedar mencengkeram tapi lebih mencekiknya.

"Ini udah takdir kita, Zam. Sekarang lo udah jadi suami gue." ucap Angel sedikit kesusahan.

Azam nampak semakin murka mendengar ucapan Angel. Rahangnya mengeras dengan mata yang menyorot tajam.

"Sialan lo Angel! Gue bukan Azka sahabat tercinta lo itu! Gue Azam, orang yang sangat benci sama makhluk kayak Lo!" sentak Azam sembari menarik tubuh Angel ke arah cermin.

"Lihat wajah lo aja gue udah enek! Mending lo mati aja! Gue nggak sudi banget nikah sama cewek murahan kayak Lo! Kalau bukan karena Mommy, gue udah batalin pernikahan sialan ini! sentak Azam, dengan menekan wajah Angel yang terpoles make up ke cermin.

Angel semakin kesulitan bernapas. Azam sekarang sudah mencengkeram erat tengkuknya dan semakin menekan wajahnya di cermin yang terasa dingin.

"A-zam..." lirih Angel.

Rahang Azam semakin mengeras. Matanya semakin berkilat tajam. Sebelah tangannya yang terlepas mengepal kuat.

"Jangan berani sebut nama gue bangsat! Gue nggak suka, nama gue terucap dari mulut busuk lo itu!"

Trang!

"Akh..."

Bagai seorang psikopat, Azam membenturkan wajah Angel di cermin hingga pecah dan mengeluarkan darah segar di area pelipis dan pipi.

"Mati aja lo bangsat!" ujar Azam melepaskan tangannya dan berlalu pergi begitu saja, meninggalkan tubuh Angel yang sudah jatuh ke lantai dengan darah yang semakin keluar banyak.

Mata gadis itu semakin berat, di tambah kepala yang berdenyut kencang.

Dengan susah payah Angel mengangkat tangannya dan menyentuh luka di pelipis. Darah terus saja mengalir tanpa bisa di cegah.

"G-gue gak kuat." lirih Angel dengan napas tersengal-sengal. Pandangan mata semakin buram dan gelap, sebelum mata tertutup rapat, Angel melihat siluet beberapa orang yang terkejut dengan keadaannya.

"Ya Tuhan Angel!"

Itu kalimat terakhir yang terdengar di telinga. Sebelum memejamkan kedua matanya.

Siapa yang mau ganti posisi sama gue? Menikmati rasa sakit yang hanya bisa di pendam, dan menutup diri dengan topeng keangkuhan? Gue berharap, ada orang yang mau gantiin gue, dan balas semua rasa sakit yang gue terima selama ini. batin Angel sebelum kesadarannya hilang.

*****

Di sebuah ruangan bercat putih dengan bau obat-obatan yang menyeruak, terdapat seorang gadis yang terbaring lemah di atas brangkar. Dengan pelipis di perban, juga beberapa luka di area rahang yang sudah terobati.

Tangannya terpasang selang infus serta hidung mungilnya yang terpasang oksigen.

Keadaan ruangan sangat begitu sunyi. Hanya terdengar gorden jendela yang tersapu angin juga deru napas gadis yang masih terbaring lemah itu.

Kelopak mata yang tadinya masih tertutup rapat, perlahan bergerak dan mulai terbuka, menampilkan iris hitam legam yang terlihat begitu sayu. Gadis itu mengerjap pelan, berusaha menormalkan penglihatannya.

Tangannya terangkat pelan, menyentuh kepala yang kembali berdenyut nyeri. Ia memijit kepala dengan pelan, tapi tidak kunjung membuat rasa sakit itu mereda.

Dengan menghela napas pelan, gadis itu mulai mengamati keadaan sekitar dengan kening berkerut samar. Sangat jelas jika ia sedang berada di rumah sakit.

"Gue belum mati?" gumam Kiana sedikit heran. Kemudian dia sedikit mengangkat kepala untuk mengamati bagian tubuhnya.

"Loh, kok gak ada bekas luka di tangan? Perasaan tubuh gue tergores aspal deh, dan gak mungkin gak lecet."

Kiana mengamati lengan yang sekarang terlihat putih dan sedikit berisi. "Aneh. Sebenarnya apa yang terjadi padaku sih?" banyak pertanyaan yang bersarang di benak gadis itu. Apalagi saat melihat perubahan dari bentuk tubuhnya sekarang.

Kiana menggigit bibir bawahnya, sebelum mengalihkan pandangan saat mendengar suara pintu terbuka dan menampilkan seorang wanita kepala tiga yang masih terlihat cantik, juga pria tampan memakai jas putih.

"Angel, kamu sudah sadar sayang." wanita itu langsung menghampiri gadis yang tampak kebingungan di ranjang.

"Ada yang sakit? Gimana kepala kamu? Masih nyeri atau gimana? Ck! ini semua salah Azam." Zara mendengus kasar saat mengingat tingkah tidak manusiawi putranya. "Kamu tenang saja sayang, nanti Mommy kasih pelajaran sama Azam biar dia kapok. Baru menikah udah KDRT." cerocos Zara, mengundang kerutan di wajah Kiana.

"Angel? Azam? Siapa mereka?" tanya Kiana heran, ia tidak mengenal nama yang baru saja di sebutkan tadi. Hal itu membuat Zara melotot kaget.

"Loh sayang. Kok nanya gitu sih? Angel kan nama kamu dan Azam nama suami kamu." jelas Zara, sedikit heran dengan tingkah menantunya.

"Ha?" Kiana terperangah. "Maaf, kayaknya Tante salah orang deh. Nama saya Kiana bukan Angel, Tan. Dan lagi, saya gak kenal sama yang namanya Azam, Azam itu."

Karena memang dia tidak mengetahui atau mengenal nama yang di sebutkan tadi. Dan juga, wanita itu bilang suami? Hello! Kiana belum menikah, hanya hampir saja.

Zara mengernyit heran sebelum menatap ke arah Dokter muda yang berada di hadapannya sekilas. Setelahnya Zara terkekeh kecil dan mengusap rambut hitam gadis itu dengan begitu lembut.

****

Bab 3

Zara mengernyit heran sebelum menatap ke arah Dokter muda yang berada di hadapannya sekilas. Setelahnya Zara terkekeh kecil dan mengusap rambut hitam gadis itu

"Kiana? Kamu sekarang mau di panggil Kiana ya? Gak papa sih, kan nama kamu Angelina Kiana Putri, jadi gak heran kalau di panggil gitu. Namanya cantik juga." ujar Zara.

Kiana semakin tidak mengerti. Dia adalah Kiana Indah Putri, mengapa sekarang menjadi Angelina Kiana Putri?

Sejak kapan gue ganti nama? batin Kiana bingung. Ia tidak mengerti dengan keadaan saat ini. Hingga tiba-tiba kepalanya berdenyut nyeri dan suara ringisan lolos begitu saja dari bibirnya.

"Akh..."

Kiana meringis sembari mencengkeram kepala yang berdenyut sakit. Sebuah kilas ingatan berputar seperti sebuah roller coaster di benaknya, membuat ringisan kecil terus lolos dari bibir yang masih pucat itu.

Zara yang melihatnya lantas menjadi mulai panik. Ia langsung menyuruh Dokter untuk memeriksa keadaan menantunya.

Lain dengan Zara yang terlihat semakin panik, kini Kiana tengah berperang dengan rasa sakit yang kian bertambah di kepalanya, diikuti sebuah ingatan yang membuat Kiana sekarang paham akan satu hal. Jika ini bukan tubuhnya.

Sebuah ingatan yang muncul tadi adalah ingatan dari si pemilik tubuh Angelina Kiana Putri, gadis yang terkenal dengan attitude buruk di SMA Garuda. Gadis cantik yang suka menindas orang lain yang terlihat lemah di matanya.

"Cermin mana cermin!" Kiana histeris. Membuat Zara menatapnya bingung.

"Untuk apa sayang?"

"Kasih aja. Kalau nggak ada cermin, kamera Handphone aja deh." ucap Kiana sembari berusaha merubah posisinya menjadi duduk di bantu oleh Dokter.

Zara langsung mengeluarkan ponselnya dan membuka aplikasi kamera, sebelum memberikan pada Kiana dan langsung di ambil gadis itu.

Mata Kiana membulat sempurna setelah melihat pantulan wajah di layar Handphone.

"Gue beneran pindah tubuh?" gumam Kiana, ia memperhatikan wajah cantik Angel yang kini telah menjadi wajah barunya.

"Angel sayang, kamu baik-baik saja kan?" Zara bertanya khawatir pada Kiana.

Kiana memejamkan mata sejenak sebelum membuka dan balik menatap wajah wanita cantik yang menurut ingatan pemilik tubuh adalah Zara atau yang lebih kerap di sapa Mommy Zara.

"Nggak papa." jawab Kiana pelan sebelum memijat pelipisnya lagi.

Sangat sulit dipercaya. Antara percaya dan tidak percaya Kiana mengalami Transmigrasi.

Zara merasa belum puas dengan jawaban Kiana, lantas menyuruh Dokter untuk memeriksa keadaan gadis itu.

*****

Kiana menghela napas kasar sambil memukul-mukul kasur karena geram. Sekarang hanya ia yang ada di dalam ruangan luas ini. Zara tengah keluar untuk membeli makanan, sedangkan Dokter telah kembali bertugas di ruangan pasien lain.

"Asem banget dah!" Kiana masih terus memukul-mukul ranjang untuk melampiaskan emosi.

"Kenapa nggak mati aja sih? Kenapa harus hidup lagi di tubuh cewek ini?" Kiana sangat kesal dengan takdirnya sekarang.

"Kenapa nggak transmigrasi ke tubuh Nancy Stevani aja sih? Kalau gitu gue bisa hidup enak berlimpah kekayaan." ucap Kiana lagi.

Semua ingatan milik Angel telah Kiana ketahui. Termasuk informasi mengenai Azam dan bagaimana bisa Angel berakhir di rumah sakit seperti ini.

"Ini lagi yang paling membagongkan. Nikah sama iblis. Gila, baru nikah aja langsung KDRT. Nggak punya hati banget itu cowok." Kesal Kiana saat mengingat kembali ingatan Angel saat Azam membenturkan wajahnya di cermin. Menyebabkan bagian pelipis harus mendapat sepuluh jahitan dan juga luka gores di bagian pipi.

"Gini amat nasib gue. Udah bela-belain bunuh diri biar gak nikah. Eh, malah hidup lagi dan parahnya langsung jadi istri orang. Mana suaminya kejam. Hiks.. Mau nangis aja deh."

Kiana menutup wajahnya dengan tangan dan mulai sesenggukan. Menangisi kemalangan hidupnya yang tak pernah berakhir. Lepas dari cengkraman buto ijo malah nyungsep di sarang genderuwo. Lengkap sudah...

Brak!

Suara pintu terbuka dengan begitu kasarnya.

"OH MY GOD! Gimana keadaan lo. Wajah lo gimana? Apa perlu operasi plastik aja? Kalau iya, gue bakal urus semua..."

"Lo bisa diam gak sih?" potong Kiana kesal dan langsung menatap tajam ke arah gadis cantik yang tengah nyengir di depan pintu.

Tidak ada ketenangan di hidup Kiana.

"Hehehe, sorry Beb." Gadis itu nyengir, menampilkan gigi putihnya.

Kiana menghela napas dan menatap gadis yang menurut ingatan pemilik tubuh adalah sahabat Angel satu-satunya. Alira Arisanti adalah nama gadis itu.

"Angel, kok diam sih?" Alira kembali menatap Kiana yang balik menatapnya malas.

"Mulai sekarang panggil gue Kiana oke?"

Alira mengerutkan kening. "Loh, tumben banget mau di panggil Kiana? Dulu aja gue panggil gitu, Lo udah ngamuk." ucap Alira yang ikut duduk di ranjang tepatnya di depan Kiana.

Kiana menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Berusaha mencari jawaban yang tepat dan tidak menimbulkan kecurigaan Alira. Dan untuk saat ini, Kiana masih akan tetap berusaha merahasiakan mengenai perpindahan jiwa ke tubuh Angel. Entah sampai kapan dirinya tidak tau.

"Ya panggil Kiana aja. Gue--gue sekarang lebih suka di panggil gitu, heheheh." Kiana nyengir setelah mengatakan itu.

Alira mengangguk mengerti. Ia mengamati wajah Kiana yang terlihat pucat. Alira tiba-tiba menggenggam tangan Kiana membuat yang punya tangan terkejut.

"Angel, gue dulu emang setuju-setuju aja sama semua yang lo lakuin. Ngejar Azam sampe mampus pun, gue setuju aja. Tapi sekarang gue nggak tahan lagi, Azam udah keterlaluan banget. Ini wajah lo aja sampe lecet kayak gini. Gue khawatir banget, gimana kalau nggak ada yang nemuin lo saat itu? Gue nggak bisa ngebayangin." Alira berdecak kesal dengan mata yang perlahan berkaca-kaca. Ia sekarang merasa sangat kesal dengan Azam. Alira sangat menyayangi sahabatnya, dan bisa-bisanya Azam melakukan hal ini.

Kiana tersenyum tipis. "Udah lupain aja. Udah takdir juga dan nggak bisa di ubah lagi. Makasih ya udah khawatir sama gue." ucap Kiana. Ia tersenyum hangat, karena dapat merasakan rasa sayang Alira terhadap Angelina.

Alira menubruk tubuh Kiana. Ia memeluk erat sahabatnya itu. "Maafin gue karena nggak dateng di acara lo, maafin gue, Na. Kalau aja gue dateng, gue bisa jagain lo." ucap Alira merasa bersalah.

Memang saat pernikahan Azam dan Angelina, hanya di hadiri keluarga saja. Alira sendiri tidak bisa datang, karena ada hambatan.

"Udah nggak papa. Nanti kalau gue nikah lagi, baru lo datang." jawab Kiana membuat Alira melepas pelukan dan menatap Kiana aneh.

"Lo mau nikah lagi?" tanya Alira penasaran.

Kiana terkekeh. "Canda, udah ah, nggak usah nangis cengeng banget sih lo." ucap Kiana, menyeka air mata di pipi Alira.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!