NovelToon NovelToon

Reinkarnasi "Penyihir" Menjadi Siswa Akademi Militer Terkuat

Chapter 01 : Akademi Militer

Pengenalan Karakter.

Weis Either : Seorang penyihir yang bereinkarnasi 1000 tahun kemudian, tipe pria biasa pada umumnya.

Andelona Acapra : Gadis penebang kayu, ahli menggunakan gergaji mesin, tipe sadis psikopat.

Hoshimiya Kanae : Berasal dari dunia lain, mantan idol, penembak jitu dengan PGM Hecate II, tipe Onee-san.

Cassiopeia : Gadis jenius ahli mesin, tipe loli.

Sento Maria : Instruktur akademi militer Rosenbag, tipe meresahkan.

***

**

Weis : Ahaha kini aku pemeran utamanya dengan ini aku akan mengumpul banyak wanita cantik lalu membuat kerajaan Haremku sendiri."

Andelona : Sayang sekali Weis tapi ini novel pembunuhan pembantaian, pasti menyenangkan apa boleh aku memotong-motong tubuhmu jika mati."

"Dasar gadis saraf."

Hoshimiya : Bagaimana Weis apa laguku bagus?

Weis : Itu bagus.

Hoshimiya: Kalau begitu kau harus membayar 1000 koin emas.

Weis : Kau juga sama.

Cassiopeia : Fufu jangan khawatir Weis, jika kau tidak populer aku akan membuatkanmu robot humanoid kesukaanmu, mari buat yang berbentuk anak kecil."

Weis : Lupakan saja.

Sento Maria : Sihirmu memang hebat Weis, sayang sekali wajahmu pas-pasan.

Prolog.

Suatu hari aku pernah bermimpi ingin menjadi raja penyihir, itu adalah seorang penyihir yang melebihi penyihir lainnya dalam segi kekuatan, teknik dan berbagai hal lainnya.

Namun, seperti sebuah mimpi semuanya tidak nyata. Di depanku mayat-mayat telah tergeletak di mana-mana, beberapa dari mereka mengeluarkan organ tubuh mereka dan beberapa lagi terbakar sesuai keadaan kota ini.

Aku yang terbaring mulai kehilangan kesadaranku, darah menyembur dari mulutku, fakta bahwa aku masih hidup sejauh ini bahkan setelah tubuhku telah terbelah dua adalah sesuatu yang aneh.

Sekali lagi, jika aku bisa bereinkarnasi ke dunia ini... aku ingin menjadi kuat.

***

**

Trivia adalah sebuah kota besar yang sekelilingnya dilindungi oleh tembok tinggi, tidak seperti kota lainnya kota ini adalah kota terkenal di kerajaan Fortagan dan banyak orang menggantungkan kehidupannya di sini dari perdagangan, hiburan, petualang dan pembelajaran untuk siswa akademi.

Setelah beberapa hari menghabiskan perjalanan jauh dari desa akhirnya aku telah sampai di sini dan siap untuk mendaftar di akademi tersebut.

"Weis Either, umur 15 tahun petani dari desa."

Saat penjaga membaca ulang formulir masukku dia mengangguk kemudian mempersilakan aku masuk, aku tidak memiliki identitas tertentu maka dari itu aku mengisinya di secarik kertas, berbeda dariku petualang hanya menunjukkan kartu petualang mereka dan pedagang menunjukkan kartu dagang mereka.

Jika aku bisa masuk ke akademi aku juga hanya perlu menunjukkan kartu sekolahku tapi itu bisa menunggu.

Di depanku pemandangan kota terpapar dengan indah, fakta semuanya terasa berbeda dari yang kuingat adalah hal yang tidak bisa aku bantah, 1000 tahun yang lalu aku pernah hidup di sini dan bisa kukatakan bagaimana semuanya berubah.

Yap, aku seorang yang bereinkarnasi tanpa kehilangan ingatanku di masa lalu.

Biasanya orang menarik gerobak dengan reptil atau kuda tapi sekarang ada juga sebuah robot yang berlalu lalang di jalan, orang-orang yang kehilangan anggota tubuhnya telah digantikan dengan tangan mekanik dan rumah-rumah tampak lebih tinggi dari seharusnya.

Aku pikir aku akan merasa nyaman tinggal di sini, aku menanyakan jalan ke arah seorang wanita tua dengan tongkat dan ia dengan ramah menunjukanku jalannya.

"Semoga beruntung dengan tesnya."

"Terima kasih banyak."

Aku mengikuti jalan yang dikatakannya, setelah berjalan beberapa blok aku bisa melihat sebuah sekolah megah di sana dan orang-orang sedang mengantri untuk mengisi formulir.

Ini adalah Akademi Militer Rosenbag.

Chapter 02 : Gadis Dengan Senapan

Setelah mengisi formulir yang harus dilakukan olehku hanya mencari penginapan untuk bermalam, di sela-sela pencarianku aku tanpa sengaja melihat seorang gadis sedang duduk di trotoar jalan, ia memiliki rambut hitam sebahu dengan jepit rambut bunga serta gaun one-peace yang menutupi tubuh kurusnya, ia tipeku karena memiliki dada besar hanya saja sepertinya akan merepotkan jika harus bertanya.

Aku pura-pura tidak memperhatikannya namun tanpa terduga dia meraih kakiku lalu menangis di sana.

"Uwaah... jangan tinggalkan aku, aku perlu bantuan."

"Tidak, tidak, aku tidak bisa membantumu aku tidak ingin terlibat sesuatu yang aneh dan ingusmu menempel di celanaku."

Gadis itu memiliki mata hitam serta tahi lalat di bawah bibirnya yang tipis, tidak berlebih ini pertama kalinya aku bertemu dengan seorang yang cantik seperti ini.

Si cantik terus memegangi kakiku menahan diriku sebisa yang ia lakukan, ada senjata aneh di sampingnya yang membuatku berfikir mungkin dia seorang pembunuh atau sebagainya.

"Aku kehilangan uangku dan sekarang aku tidak tahu harus kemana, padahal itu hasil mencuri beberapa Minggu yang lalu."

"Maaf?"

Dia mengabaikan perkataanku lalu melanjutkan.

"Aku datang kemari untuk mengikuti seleksi akademi tapi malah terjadi seperti ini."

"Yah bukannya itu hukum karma, kau mencuri uang dan sekarang uangmu hilang tentu dari awal itu bukan uangmu."

Gadis yang sejak tadi duduk menodongkan senjatanya padaku.

"Aku butuh uang cepat berikan."

Orang ini sudah gila walaupun dia cantik dan bahenol aku sama sekali tidak senang.

"Sebenarnya aku ini orang miskin, aku tidak punya uang banyak seperti yang kau kira jadi aku jelas tidak bisa membantumu."

"Sungguh disayangkan sekali, mungkin aku harus menjual tubuhku kudengar pria sangat senang memeras dada besar."

Wajahku memucat saat dia akan berjalan pergi, aku menghentikannya.

"Aku tahu, mari ikut denganku kita bisa berbagi kamar atau sebagainya, lagipula aku juga mendaftar sebagai siswa akademi juga."

"Yeay... namaku Hoshimiya Kanae, kau?"

"Weis Either."

"Weis Either nama yang bagus."

Dia merangkul lenganku dan aku bisa merasakan sesuatu yang lembut menekankan, mereka sangat besar.

Aku akan bersalah jika dia menjual tubuhnya untuk dapat uang karena itu tidak ada jalan lagi selain membantunya, yah meskipun aku ragu dia akan melakukannya.

Aku memastikan.

"Apa kau bukan wanita jahat yang mencoba menjerat pria, setelah itu kau mencuri barang berharganya lalu meninggalkannya begitu saja di penginapan dengan tubuh terikat atau memfitnahku karena melakukan sesuatu dan akhirnya aku diusir dari kerajaan."

Hoshimiya tertawa kecil.

"Aku tidak sejahat itu, aku hanya suka uang dan mencuri beberapa uang dari orang jahat, tak masalah bukan jika mencuri dari mereka."

Itu kepribadian yang aneh tapi semua orang memiliki kondisinya sendiri, seperti aku yang pergi jauh-jauh dari desa untuk masuk ke akademi ternama tak sedikit orang mencemoohku karenanya.

Pendaftar yang memiliki kasta tinggi juga tidak ragu memandangku rendah jika pun tidak ada yang melakukannya mungkin gadis di sampingku ini yang tidak berniat menjauh dariku.

Kami tiba di penginapan, resepsionis tampak terkejut dengan kami berdua tapi bisa kupastikan kami tidak datang untuk melakukan hal tidak bermoral.

"Aku tahu di usia muda tidak bisa menahan diri, usahakan tidak terlalu keras hingga kamar sebelah tidak terganggu."

Orang ini.

Penjelasanku tidak berguna.

Hoshimiya meletakan senjatanya di dekat pintu sebelum melompat ke atas ranjang yang empuk.

Aku mengikuti dan berbaring di sebelahnya.

Dia berkata selagi memosisikan dirinya menyamping.

"Jadi Weis, kenapa kau mendaftar jadi siswa akademi? Kulihat kau tidak memiliki semi otomatis di tubuhmu."

"Aku hanya ingin bertambah kuat dan suatu hari bisa menjadi seorang raja penyihir."

"Itu impian yang besar."

Hoshimiya terlihat kagum dan aku melanjutkan.

"Ngomong-ngomong semi otomatis apa?"

Aku jelas baru mendengarnya.

Yang kupunya hanya pedang biasa di pinggangku.

Hoshimiya menjelaskan sedikit.

"Semi otomatis adalah peralatan yang bisa menembakan sihir tanpa perlu menggunakan sihir secara langsung, itu tidak membutuhkan mana penggunanya."

"Dengan kata lain meski kau tidak memiliki mana kau bisa dianggap sebagai penyihir juga."

"Eh? Kau baru tahu."

"Ini pertama kalinya, kalau senjatamu."

"Itu bukan semi otomatis, itu senjata milikku yang kubuat khusus tanpa sihir tapi sebagai gantinya aku menggunakan peluru yang dibuat dari bubuk mesiu."

"Aku tidak tahu ternyata banyak hal di dunia ini."

Hoshimiya mengangguk mengiyakan.

"Kau pasti orang udik."

"Ugh."

Aku tidak bisa menyangkalnya.

Chapter 03 : Teman Baru Yang Merepotkan

Di malam hari aku terlalu tegang untuk bisa tidur bersebelahan dengan gadis seperti ini, karena itu saat dia tertidur lelap aku duduk di kursi untuk membaca beberapa buku sihir.

Sihir adalah sebuah bentuk dari seni dalam pengolahan mana, tergantung orangnya mereka bisa menggunakan elemen yang cocok dengan mereka. Misalnya seperti aku yang hanya bisa menggunakan elemen sihir air aku ingin bisa menggunakan sihir yang lain sayangnya hal itu tidak bisa dilakukan.

Aku sedikit kecewa bahkan di kehidupan sekarang aku tidak memiliki peningkatan sama sekali, alasan aku bergabung dengan akademi adalah murni untuk menjadi lebih kuat.

Tidak seperti dahulu aku ingin menyelamatkan semua orang, ketika aku memikirkannya suara Hoshimiya terdengar memecah keheningan yang mana membuatku terkejut.

"Yaw... Weis kau nakal, ah jangan menyentuh yang itu.. yamete kudasai."

Ada bahasa yang tidak bisa aku pahami di sana tapi aku lebih terkejut dengan mimpi seperti apa yang dia alami.

Yang jelas orang ini berbahaya.

"Fuah, tidurku sangat nyenyak.. Weis, kenapa kau duduk di pojokan? Apa kau kurang tidur."

Memangnya ini salah siapa?

Dia terus mengeluarkan suara aneh yang tidak baik didengar pria sehat sepertiku, entah bagaimana aku bisa bertahan.

Aku ingin menegaskan hal itu tapi memilih mengabaikannya untuk segera bergegas ke tempat pendaftaran, aku dan Hoshimiya berkumpul dengan siswa lainnya sambil mendengarkan ceramah instruksi staf pendaftaran.

Hoshimiya berbisik padaku.

"Dia mengatakan apa?"

"Aku juga tidak tahu, suaranya tidak terdengar ke belakang... ini salahmu apa kau perlu waktu lama untuk mandi?"

"Jangan pertanyakan waktu mandi seorang gadis Weis, itu tidak sopan."

"Maafkan aku."

"Kalian masih mending bisa melihat aku sama sekali tidak bisa mendengar atau melihat, kau tahu?"

Suara itu berasal dari gadis yang tiba-tiba nongol di depanku.

"Oi kenapa kau di situ."

"Aku dari sini sejak tadi."

Gadis itu berada di sana tingginya hanya sepinggangku dan dia menatap lurus kearah sesuatu yang tidak boleh dilihatnya dan aku buru-buru menyembunyikan dengan tanganku.

"Pelecehan."

"Bukannya aku yang harus berkata itu."

"Uhm... apa kau lolicon Weis."

"Bukan."

"Namaku Cassiopeia, apa kau bisa membantuku untuk melihat ke depan."

Cassiopeia memiliki rambut coklat dengan mantel bertudung, dia memiliki mata yang selaras dengan rambutnya.

"Itu tidak masalah."

Aku menggendongnya di bahuku, ini jelas lebih baik dibanding posisi barusan. Tak lama muncul suara lain yang berbeda yang berasal di sebelahku.

Kini ada gadis berambut pirang juga, dia mengenakan gaun mengembang yang tidak cocok dengan gergaji mesin di punggungnya, matanya biru penuh dengan tekad kuat.

Tekad kuat itu adalah.

"Apakah kita akan mulai saling membunuh satu sama lain? Aku tidak sabar."

Orang ini gila, ya ampun kenapa aku harus bertemu dengan orang aneh. Dia tersenyum ke arahku.

"Namaku Andelona Acapra, aku pikir kita bisa menjadi teman kedepannya."

Apa yang dia katakan aku ogah sekali, dilihat sekilas dia mengerikan dia tipe yang bisa memutilasi temannya sendiri.

Hoshimiya membalas.

"Aku juga merasa begitu, mari bersama mulai sekarang."

Hoshimiya?

Aku memanggilnya mati-matian dalam hatiku dan Cassiopeia menambahkan.

"Sepertinya menarik, mari jadi anggota party, kudengar di akademi kita bisa membuat grup jika lulus tes."

Dia malah mengibarkan bendera kematian untukku. Terserahlah aku harap aku tidak akan mendapatkan masalah karena keberadaan ketiganya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!