NovelToon NovelToon

Benang Merah

Chapter 1

Chapter 1 Revisi

"Haih.... " Huang Yi Zhen si dokter menghela nafas lagi.

"Ada apa denganmu? ini sudah yang ke lima kalinya kau menghela nafas, katakan ada apa? " Lin Feng menepuk bahu karibnya itu.

"Hm... "

Huang Yi Zhen menjadi tidak bersemangat ketika mengingat masalahnya. Dengan malas dia mengangkat tangannya dan memperlihatkan pesan yang di kirim pamannya.

Paman

'Yi Zhen, sudah Sepuluh tahun kau tidak pulang. Pulanglah Nak, paling tidak bersihkan makam orang tuamu pada saat festival Qing ming* tiba. '

Lin Feng menatap pesan yang tertera di ponsel temannya itu. Lalu menatap ekspresi malas temannya itu.

"Apa yang salah dengan permintaan Pamanmu? Lagi pula mengapa kau tidak datang saja? Hm.. bagaimana jika aku ikut menemanimu? "

Huang Yi Zhen menatap tatapan semangat sahabatnya. Lalu berkata dengan nada malas.

"Pertama kita harus minta cuti pada Kepala rumah sakit, lalu meminta izin pada istrimu, setelah itu mengabarkan hal ini pada kekasihku" ujar Huang Yi Zhen.

Lin Feng tertawa lebar, seraya berkata. "Gampang itu mah! Ayo bersiap-siap, biar aku yang pergi meminta cuti, kau pulang saja sana, beritahu Kakak sepupumu dan kekasihmu itu " Ujar Lin Feng sembari mendorong Huang Yi Zhen dari kantornya.

Dalam perjalanan pulang, Huang Yi Zhen menyempatkan diri membeli beberapa snack ringan untuk Chu Liu kekasihnya, yang merupakan seorang dokter hewan. Huang Yi Zhen selalu merasa di awasi oleh banyak pasang mata ketika ia ada di rumah orang tuanya, yang terletak di desa terpencil. Itu sebabnya ia menetap di kota beberapa tahun setelah kedua orang tuanya meninggal dunia. Setiap memikirkan ketidak nyamanan itu, ia merasa enggan untuk pulang. Tak terasa telah genap sepuluh tahun ia tak pulang.

Teng teng

Lonceng di pintu klinik kecil itu berbunyi. Huang Yi Zhen memasuki klinik dokter hewan milik kekasihnya. "Selamat datang, eh Kak Zhen. Ada apa? bukankah ini masih jam kerja?" tanya Chu Liu, sambil menerima kantong cemilan.

"Haih... Pamanku memintaku pulang saat festival Qing Ming* " Ucap Huang Yi Zhen sambil medudukkan tubuhnya di kursi.

"Oh, apa Kakak pergi sendirian? " tanya Chu Liu dengan mata menyipit.

"Tidak, aku pergi dengan Lin Feng. Dia sekarang sedang meminta cuti pada kepala Rumah sakit." Huang Yi Zhen meminum air minum yang di berikan Chu Liu. Chu Liu duduk di samping kekasihnya sambil mengusap Jia jia kucing peliharaannya.

Huang Yi Zhen memeluk pinggang ramping kekasihnya, lalu menyandarkan kepalanya di bahu kekasihnya. "Apa Xiao Liu ingin ikut? " tanya Huang Yi Zhen.

Chu Liu adalah gadis pemalu, tindakan Huang Yi Zhen membuatnya gugup. "Tidak, saat festival Qing Ming* tiba, Ibu memintaku untuk berziarah ke makam leluhur. "

Huang Yi Zhen sedikit kecewa lalu bertanya. "Apa yang Xiao Liu inginkan untuk oleh oleh?"

"Hm... apa saja, aku akan menerimanya " ujar Chu Liu sambil tersenyum.

Telpon Huang Yi Zhen bergetar pertanda ada yang menelpon. Huang Yi Zhen menyentuh tombol hijau, dan menjawab telponnya.

"Ya Kakak, ada apa? "

"Saat pulang nanti jangan lupa membeli kecap dan saus tomat, persediaan di rumah sudah habis "

"Baik, akan aku beli nanti. "

Telpon di matikan dan pembicaraan berakhir. "Apa Xiao Liu ingin makan siang bersama? " tanya Huang Yi Zhen.

"Baiklah, lagi pula aku juga harus pulang cepat, festival Qing Ming* akan tiba dua hari lagi, Kak Zhen juga harus bersiap, bukankah jarak desa Wang jia agak jauh? " ujar Chu Liu.

"Ya, karna Xiao Liu bilang begitu mari aku bantu bebenah lalu makan siang bersama "

Kedua dokter itu merapihkan klinik hewan Chu Liu bersama. Setelah selesai mereka menaiki mobil Huang Yi Zhen menuju tempat makan langganan mereka untuk makan siang. Setelah makan siang, Huang Yi Zhen mengantar kekasihnya pulang.

.....

"Paman! "

Dua anak kecil berlarian memeluk Huang Yi Zhen. Huang Yi Zhen memeluk keponakannya itu dengan wajah tersenyum.

"Lihat apa yang Paman bawakan untuk kalian" Huang Yi Zhen memberikan sekantong plastik berisi makanan ringan.

"Kau terlalu memanjakan mereka, Yi Zhen " ujar Huang Mei Yi, Kakak sepupunya Huang Yi Zhen yang telah menjanda.

Huang Yi Zhen memberikan Plastik berisi botol kecap dan saus tomat pada Kakak sepupunya.

"Oh iya, Paman memintaku untuk pulang saat festival Qing Ming* nanti, apa Kakak ingin ikut? " tanya Huang Yi Zhen.

"Baiklah, biarkan anak-anak untuk bertemu Kakek Neneknya. " Ujar Huang Mei Yi sambil tersenyum.

Malam tiba dengan cepat. Bulan purnama menyinari langit temaram. Huang Yi Zhen selalu merasa ada yang dia lewatkan. Tapi dia tidak mau ambil pusing. Lekas tidur lalu, bangun pagi untuk melakukan perjalanan besok, pikirnya.

Di sisi lain, Desa Wang Jia...

"Sayang, bukankah ini sebenarnya tidak baik? " tanya Xu Miu pada suaminya Huang Yu Xi, Paman dari Huang Yi Zhen.

"Apa yang tidak baik? Demi kelangsungan hidup desa ini, ini harus dilakukan. Lagi pula ini adalah Janji yang di turunkan oleh leluhur kita " ujar Huang Yu Xi.

"jika Yi Zhen menolak bukankah 'dia' akan murka?"

"Kita sembunyikan semuanya dari Yi Zhen, maka Yi Zhen tidak akan tau" ujar Huang Yu Xi.

Pagi Hari pun tiba. Meja makan di rumah Huang Yi Zhen sudah di penuhi aneka sarapan. Huang Yi Zhen dan Huang Mei Yi menyiapkan sarapan, dua anak kecil Mu Shen dan Mu Xia berlarian menuju dapur.

"Xiao Shen, Xiao Xia, cuci tangan sebelum makan. Setelah itu kita akan pergi ke rumah Kakek dan Nenek " ujar Huang Mei Yi pada anak-anaknya.

Keluarga kecil itu makan bersama di awal hari. Lalu bersiap menuju rumah Lin Feng untuk menjemputnya. Tentunya pemberhentian itu tidak sebentar, karna Mu Shen dan Mu Xia malah asik bermain dengan Lin Tian, anak laki-lakinya Lin Feng.

"Anak-anak, ayo pergi, ucapkan selamat tinggal pada Kak Lin Tian " ujar Huang Mei Yi, membujuk anak-anaknya.

"Kak, dimana Yi Zhen ?" tanya Lin Feng.

"Dia di depan, mungkin sedang menelpon Chu Liu. " jawab Huang Mei Yi.

Lin Feng mengangguk lalu membawa barang bawaannya ke bagasi mobil Huang Yi Zhen. Lin Feng mengintip Huang Yi Zhen yang sedang melakukan panggilan video.

"Iya, Xiao Liu tidak perlu khawatir "

"Aku mana bisa tenang, Desa Wang Jia begitu terpencil, apakah nanti kebutuhan perutmu tercukupi? bawalah makanan yang banyak! "

"Aku akan baik-baik saja oke, jangan khawatir, lagi pula Kakak sepupuku juga ikut."

Lin Feng muncul di belakang Huang Yi Zhen dan berkata pada Chu Liu. "Tenang saja Xiao Liu, aku juga ikut. Nanti jika dia berselingkuh, aku akan melemparnya ke sungai " ujar Lin Feng.

Huang Yi Zhen menatap tajam pada Lin Feng. Lalu berkata dengan lembut pada Chu Liu. "Sudah ya, kami akan berangkat"

"Baiklah, hati-hati di jalan "

"Hm" Huang Yi Zhen mengangguk.

Setelah panggilan Video berakhir, Huang Yi Zhen memanggil keponakan dan Kakak Sepupunya, mereka akan segera pergi.

"Apakah ada barang yang tertinggal? " tanya Huang Yi Zhen.

"Hm... uang kertas* mungkin..." ujar Huang Mei Yi.

"Aku sudah membelinya kemarin " ujar Lin Feng.

"Baiklah, kalau begitu kita berangkat. "

* Festival Qing Ming

Yakni hari dimana semua orang berziarah ke kuburan leluhur mereka. Sebagian orang percaya bahwa pada festival Qing Ming, orang dari alam sana akan datang ke alam manusia.

*Uang kertas

Uang ini bukan uang sungguhan melainkan uang khusus yang di gunakan saat berziarah. Dengan cara di bakar, orang percaya bahwa membakar uang kertas akan membuat orang yang sudah mati menjadi hidup berkecukupan di alam sana.

Chapter 2

Chapter 2 Revisi

"Yi Zhen, apa perjalanannya masih lama? " Lin Feng mulai mengeluh ini itu pada Huang Yi Zhen yang menyetir.

"Lin Feng kau adalah seorang Pria, lihat kak Yi saja tidak mengeluh! " ujar Huang Yi Zhen.

Lin Feng mengembuskan nafasnya.

'lama lama aku akan mati kebosanan.' Batinnya.

Perjalanan berlanjut dan benteng kayu yang besar sudah terlihat di kejauhan. Desa Wang Jia terletak di tengah sebuah lembah, di sekeliling areanya terdapat dinding kayu yang membentuk pagar. Seperti sebuah Camp militer, benar-benar hebat!

Huang Yi Zhen melihat ke kejauhan, dalam pandangannya desa Wang Jia terlihat seperti menyembunyikan sesuatu yang gelap. Ia pernah bingung dengan banyak hal yang ada di desa ketika kecil. Seperti mengapa kematian bukanlah hal yang menyakitkan dan menyedihkan di desa. setiap ada orang yang meninggal, keluarganya pasti akan berkata sambil tersenyum " semoga Ming Tian Lei menjagamu."

Huang Yi Zhen selalu merasakan keakraban dari nama ini. Sehingga ia mencari tau segalanya di perpustakaan yang terdapat di kuil leluhur. Ayah dan Ibunya pernah berkata bahwa ia, Huang Yi Zhen, akan menemukan kebenaran dalam waktu dekat, sehingga Huang Yi Zhen tidak perlu melakukan hal-hal tidak berguna. Kebenaran itu akan datang padanya setelah waktu tertentu tiba.

Namun semakin lama Huang Yi Zhen merasa bahwa keberadaanya di desa hanya akan menghambat keingin tahuannya. Saat itulah Huang Yi Zhen memutuskan untuk pergi kekota. Dan Ayah Ibunya mengalami kecelakaan setelah mengantarnya ke kota. Sejak saat itu rumah keluarga Huang yang selalu ramai, sekarang hanya di huni oleh beberapa pelayan dan penjaga biasa. Hal ini membuat kesuraman rumah menjadi lebih besar. Dan Huang Yi Zhen tidak menyukai hal hal suram.

'ugh... tempat ini benar benar mengerikan' batin Huang Yi Zhen.

Begitu mendekati benteng kayu. Seseorang keluar dan mengentikan mobil yang di kendarai Huang Yi Zhen.

"Kalian siapa? jika kalian orang asing, segera kembali, tempat ini tidak menerima orang asing "ujar pria tua pemarah.

"Paman, ini aku dan Kak Yi " Ujar Huang Yi Zhen. Huang Yi Zhen merasa asing dan Canggung ketika berinteraksi dengan penduduk desa, meski dia juga penduduk asli desa.

"Hm... putranya Lao Huang ya? tapi seingatku Lao Huang hanya memiliki satu Putri dan satu Putra yang masih remaja. kamu ini siapa? "

"Aku Huang Yi Zhen paman"

Mendengar nama Huang Yi Zhen, Pria tua pemarah itu tampak tertegun seolah dia mengingat sesuatu. Tiba-tiba pria tua itu tersenyum dan berteriak keras.

"Keponakan dan Putri tertua Lao Huang kembali! Cepat bukakan pintu!" Begitu Pria tua itu berteriak, gerbang besar juga terbuka perlahan.

Huang Yi Zhen menjalankan mobilnya perlahan di jalanan desa yang ramai. Desa Wang Jia kecil dan terpencil, Mobil merupakan hal baru bagi mereka. Mereka merasa ajaib dan hebat ketika melihat Mobil yang hanya ada di televisi. Oleh karna itulah para anak kecil mengelilingi mobil dengan rasa ingin tau, yang mana hal itu membuat mobil terhenti di jalanan desa.

Keributan yang di timbulkan oleh para anak kecil di sekitar mobil juga membuat Huang Mei Yi dan kedua Anak kembarnya terbangun dari tidurnya.

"Umh... apa sudah sampai? " Huang Mei Yi mengusap matanya.

"Iya, tapi... sedikit ramai. " ujar Huang Yi Zhen.

"Hm... Kakak akan menelpon Ayah, hentikan saja mobilnya. " ujar Huang Mei Yi. Huang Yi Zhen mengangguk.

Huang Yi Zhen membuka pintu mobil untuk keluar. Tadi ia merasakan ada sesuatu yang memanggilnya. Anak-anak kecil di sekitar mobil melihat Huang Yi Zhen. Mereka menatap Huang Yi Zhen dengan mata berkilau. Lalu Selendang merah yang tipis tampak terbang entah dari mana. Selendang merah itu mengusap pipi Huang Yi Zhen dengan lembut.

Huang Yi Zhen mencoba menangkap Selendang itu namun, Selendangnya sudah terbang terlalu jauh. Huang Yi Zhen menatap kemana Selendang itu pergi. Selendang itu terbang hingga puncak benteng kayu. Selendang itu tampak berubah menjadi seorang wanita yang terlihat pucat sekali. Huang Yi Zhen melihat wanita itu, Wanita itu menyeringai. Huang Yi Zhen menggosok matanya tak percaya. Namun begitu melihat kembali ke Benteng kayu, Wanita itu sudah menghilang seolah yang di lihat Huang Yi Zhen sebelumnya hanyalah ilusi belaka.

"Yi Zhen! "

Huang Yi Zhen berbalik, Pamannya datang untuk menyambutnya. "Anak-anak bermainlah ke tempat lain, Paman ini ingin kerumah Kakek " Ujar Pamannya Huang Yi Zhen, Huang Yu Xi.

.....

"Yi Zhen, kamu tidak di izinkan untuk menginap di tempat Paman " Ujar Huang Yu Xi.

"Eh!? kenapa? Aku sangat lelah... "

"Tidak! Mei Lu antar sepupumu ke kediamannya "perintah Huang Yu Xi pada Putranya.

Huang Mei Lu mengangguk dan membantu Huang Yi Zhen membawa kopernya. Begitu sampai di gerbang rumah orang tuanya Huang Yi Zhen. Huang Mei Lu bertanya. "Kak, mengapa Kakak begitu tidak ingin beristirahat di rumah ini? "

'Bukankah sudah jelas! tempat ini membawa hawa buruk! Aku dapat merasakan sesuatu mengawasiku di kejauhan! ' batin Huang Yi Zhen.

Huang Yi Zhen menjawab sambil membuka pintu gerbang kediaman. "Em.. bukan apa apa, apakah di rumah ini ada pelayan? apa aku akan tinggal sendiri di sini? "

"Tidak juga, Kakak akan tinggal dengan beberapa pelayan di pagi hari dan beberapa pelayan di malam hari. "

Huang Yi Zhen dan Huang Mei Lu di sambut beberapa pelayan. "Selamat datang kembali, Tuan Muda"

Huang Yi Zhen mengangguk dan beberapa pelayan itu membawa mereka ke ruang tamu.

Huang Mei Lu meletakkan koper milik Huang Yi Zhen di lantai, lalu beberapa pelayan membawa koper tersebut ke kamar tidur utama di kediaman.

"Maksudmu pelayan di siang hari dan malam hari akan menjadi orang yang berbeda? " tanya Huang Yi Zhen, ia berbicara sambil duduk di ruang tamu.

Seorang pelayan datang untuk mengambil koper yang ada di sisi kaki Huang Yi Zhen dan meletakkannya di kamar utama kediaman. Kemudian seorang lelaki tua yang berpakaian tradisional datang menyajikan teh.

"Benar, oh iya ini adalah Paman Huo, dia adalah kepala pelayan. untuk memastikan keamanan kediaman ini, Ayah membiarkan Paman Huo tetap tinggal di kediaman. Sementara para pelayan lainnya akan pulang ke rumah masing masing begitu tugas mereka selesai, dan ada pergantian jam kerja pada jam 4 sore dan 4 dini hari." ujar Huang Mei Lu sambil mengangkat bahu.

"Menyapa Tuan Muda, saya adalah Huo Lu kepala pelayan rumah ini sejak lama, seharusnya Tuan Muda masih mengingat saya bukan? " tanya Tuan Huo.

Huang Yi Zhen menyeruput tehnya, sambil mengenang kembali ke masa kecilnya. Ia mengingat bahwa ada seorang Pria di kediaman ini yang seusia dengan Ayahnya, Pria itu selalu memjaganya seperti menjaga Putranya sendiri. Pria itu adalah Tuan Huo.

"Aku ingat. "

"Baguslah kalau kakak ingat, aku akan pulang untuk makan malam. Selamat istirahat. " ujar Huang Mei Lu sambil berlari ke arah gerbang kediaman.

"Um.. kalau begitu paman, aku akan mandi "

"Baiklah Tuan Muda, saya akan meminta pelayan menyiapkan air mandi. "

Huang Yi Zhen menunggu air mandi sambil berjalan-jalan di sekitar kediaman. Melihat taman bunga, Huang Yi Zhen menjadi ingat ketika ia kecil ia pernah di marahi oleh Ibunya karna mencuri bunga.

"Yi Zhen! kamu mencuri bunga itu baik-baik saja, tapi mengapa mencuri bunga untuk di berikan pada Tian Tian! "

"Um... apa yang salah Ibu? Tian tian adalah teman baikku dan aku menyukainya. Dia pandai memasak dan baik hati, aku sangat menyukainya. " Saat itu Huang Yi Zhen masih seorang anak kecil 10 tahun.

"Huang Yi Zhen! Keluarga Huang kita tidak boleh sembarangan mengakui orang sebagai kekasih "

"Memangnya kenapa?" Huang Yi Zhen kecil tidak terima jika ia di marahi karna hal ini.

"Kamu adalah milik Ming-"

"Chi, jangan terlalu keras padanya, Yi Zhen masih kecil..." sela Ayahnya Huang Yi Zhen.

"Tapi... "

"Sudahlah, Yi Zhen kemari..."

"Sudah lama sekali ya, Ayah ibu." Huang Yi Zhen bergumam sembari menatap langit senja yang menawan.

"Tuan Muda, air mandi sudah siap." Ujar Tuan Huo.

"Baiklah, aku akan pergi mandi. "

"Tuan Muda ingin makan apa untuk makan malam?"

"Aku ingin makan hot pot buatan paman, sudah lama aku tidak memakannya." Huang Yi Zhen berkata sambil tersenyum.

Huang Yi Zhen berhenti tersenyum dan menoleh ke sudut belakang, secara tiba-tiba. Ia merasakan ada sesuatu yang menatapnya dari sana.

"Ada apa Tuan Muda? "

"Bukan apa-apa, mungkin hanya perasaanku saja." Huang Yi Zhen mempercepat langkahnya.

Paman Huo mengikuti dibelakang.

Chapter 3

Chapter 3 Revisi

"Wah, memang masakan Paman Huo yang terlezat di dunia! Bahkan rasanya menyaingi restoran tradisional yang ada di kota!" Ujar Huang Yi Zhen.

"Tuan Muda terlalu memuji."

"Sebenarnya rasanya masih lebih baik buatan Ibu. Jika Ibu ada di sini, aku pasti bisa memintanya membuatkanku hotpot spesial miliknya." Huang Yi Zhen makan hotpot sambil minum arak tradisional. Kandungan alkoholnya memang sedikit, tapi jika di minum terlalu banyak juga bisa membuat orang mabuk.

"Tuan Muda, saya menyarankan agar Tuan Muda berhenti minum, Tuan Muda sepertinya minum terlalu banyak."

"Paman terlalu khawatir! Aku mengenal diriku dengan sangat baik " Huang Yi Zhen tertidur setelah berbicara.

"Haih... " Paman Huo menghela nafas tidak berdaya.

Paman Huo membawa Huang Yi Zhen ke kamarnya. "Tuan Muda, saya berharap Tuan Muda tidak akan meninggalkan desa ini lagi."

"Hm... aku tidak yakin Paman... aku merasakan keberadaan Wanita asing berselendang merah selalu menatapku." Ujar Huang Yi Zhen di tengah tidurnya.

Paman Huo membaringkan Huang Yi Zhen. "Wanita itu kemungkinan besar adalah Ming Tian Lei" Bisik Paman Huo. Setelah memastikan jendela tertutup, Paman Huo meninggalkan Kamar Huang Yi Zhen.

.....

Setelah sarapan pagi, Huang Yi Zhen berpakaian putih dan pergi menjemput Lin Feng dan kakak Sepupunya untuk melayat ke kuburan. Hari ini adalah Hari Qing Ming.

"Yi Zhen, mengapa orang-orang desa ini sedikit aneh." bisik Lin Feng.

"Beginilah Wang Jia, jangan berisik, kamu akan menganggu proses ziarahnya."

Lin Feng terdiam. Ia melihat sekeliling, orang-orang yang membersihkan makam terlihat bahagia seolah mereka bukan sedang membersihkan makam, namun sedang bertemu dengan si pemilik makam. Orang yang berziarah juga terlihat seperti sedang berbincang hangat dengan orang tak kasat mata. Berbeda dengan Huang Yi Zhen yang hanya tersenyum sendu di depan makam.

Huang Yi Zhen juga tau mengapa mereka semua terlihat aneh setiap hari Qing Ming. Ayahnya mengatakan bahwa semua warga desa akan mampu melihat orang yang meninggal di hari Qing Ming. Tapi Huang Yi Zhen tidak pernah mampu untuk melihat orang tuanya yang sudah meninggal. Hanya saja Huang Yi Zhen dapat merasakan kehadiran Ayah Ibunya di sekitarnya.

Setelah selesai berziarah dan membersihkan kuburan, Huang Yi Zhen kembali bersama yang lainnya ke rumah Pamannya. Lin Feng mengajak Huang Yi Zhen untuk berkeliling di desa. Huang Yi Zhen juga sudah lama tidak pulang ke desa hingga ia hampir lupa jalan pulang. Untungnya ada adik kecil berusia sekitar sepuluh tahunan yang mau menunjukkan jalan pulang.

"Terima kasih Nak. "

"Tidak apa-apa Paman sekalian. Aku mengantar kalian karna sekalian ingin pulang. lagi pula kenapa kedua Paman sampai tersesat di hutan? "

Sebelum Huang Yi Zhen menjawab, seorang anak kecil yang lebih muda, berlari menghampiri mereka bertiga. "Kak Zhuo! Nenek Zhuo tiba-tiba jatuh sakit! Tubuhnya panas! "

"Ya ampun! Nenek pasti memaksakan diri lagi! " ujar bocah bermarga Zhuo itu.

"Paman aku pergi dulu."

Huang Yi Zhen yang seorang dokter, begitu mendengar orang sakit, dirinya merasa terpanggil. Dan ikut berlari bersama bocah Zhuo. Lin Feng tidak punya pilihan selain mengikuti Huang Yi Zhen.

Mereka sampai di rumah kecil di ujung desa. Huang Yi Zhen segera masuk begitu mendengar suara batuk hebat seorang Nenek tua.

"Paman? "

"Chu Chu, siapa Paman itu... uhuk... uhuk..."

Huang Yi Zhen dengan terampil memeriksa penyakit Nenek tua. Lin Feng yang baru tiba, masih mengatur nafas.

"Hah... hah... Nak... Jangan khawatir... temanku itu... seorang dokter.. " Lin Feng duduk sambil menyandarkan tubuhnya di dinding.

"Oh begitu, baiklah tolong ya Paman "

"Hm.. tidak apa-apa, Nenekmu hanya demam biasa. Namun demam biasa ini bisa saja mematikan bagi orang tua seperti Nenekmu. kamu harus lebih sering memperhatikan Nenekmu. Agar dia tidak memaksakan diri. dan juga ambil ini dan minta ke klinik desa. Seharusnya ada obat ini di sana "

Huang Yi Zhen memberikan resep obat pada bocah Zhuo.

Bocah Zhuo adalah orang miskin yatim piatu, sehingga dia tidak mampu untuk membeli obat, itu sebabnya dia selalu naik gunung untuk mengumpulkan tanaman obat dan membuatkan neneknya beberapa ramuan herbal. Bocah Zhuo meremas kertas, dengan tangan gemetar tidak tau harus berbuat apa. Lin Feng yang sedikit memahami situasi segara membisikan keadaannya pada Huang Yi Zhen.

"Hm... baiklah, kalau begitu biarkan aku melihat herba apa saja yang kau kumpulkan." Ujar Huang Yi Zhen.

Bocah Zhuo segera membawa Huang Yi Zhen ke sisi bakul yang berisi herba. Huang Yi Zhen mengangguk puas untungnya penyakit Nenek Zhuo hanya demam biasa. Huang Yi Zhen meminta Bocah Zhuo mengikutinya.

"Perhatikan aku baik-baik bocah."

Huang Yi Zhen mengambil beberapa ramuan tertentu dan mengolahnya menjadi sup herba. Caranya melakukan semua proses seperti sudah terbiasa dengan bahan ramuan. Bocah Zhuo memperhatikan dengan baik. Bocah Zhuo juga menghapal setiap gerakan yang di lakukan Huang Yi Zhen.

"Berikan sup herba ini pada Nenekmu." Ujar Huang Yi Zhen.

Bocah Zhuo membawa mangkuk sup pada Neneknya. Huang Yi Zhen masih menunggu di ruang tamu. Setelah Nenek Zhuo beristirahat, Bocah Zhuo pun akhirnya keluar dan menghampiri Huang Yi Zhen.

"Terima kasih Paman-paman sekalian. "

"Hm.. tidak apa-apa ini adalah tugasku sebagai seorang dokter. Oh iya Bocah Zhuo, ingat untuk menghangatkan sup yang tersisa setiap 40 menit, lalu begitu habis kau tau apa yang harus di lakukan bukan? Aku lihat kau sepertinya sudah sering membuat ramuan herbal, ku rasa itu bukan hal sulit untukmu "

"Um... Terima kasih banyak Paman, aku sungguh tidak tau harus membayar Paman dengan apa."

"Eh, tidak perlu membayar. Oh iya, namaku adalah Huang Yi Zhen, ku lihat kamu berbakat dalam bidang obat-obatan. Apa kamu mau mempelajarinya lebih dalam? Paman bisa mengajarimu kalau kau mau."

Mata bocah itu di penuhi kilauan terima kasih. Bocah Zhuo membungkuk, ia segera berkata. "Aku sangat ingin belajar dari Tuan Huang. Hanya saja, aku tidak bisa meninggalkan Nenek sendiri, di tambah lagi bukankah Tuan Huang hanya datang ke desa sebentar? Bukankah Tuan Huang akan pergi ke kota besok?"

"Em... Kau benar juga, tapi... sia-sia jika kau tidak memperdalam bakatmu. Haih... Begini sajalah, saat aku pulang nanti, akan ku minta kau dan Nenekmu pindah ke kediaman Huang. Paman Huo akan menjaga Nenekmu selama kau pergi. Dan kau, kau akan ikut denganku untuk menjadi asistenku." Ujar Huang Yi Zhen sambil tersenyum.

"Terima kasih! Sekali lagi terimakasih Tuan Huang! Bertemu Tuan Huang dalam kehidupan ini, adalah berkah bagi saya! Zhuo Gu Chu."

Lin Feng kembali ke tempat Pamannya Huang Yi Zhen. Huang Yi Zhen juga kembali ke kediamannya. Beberapa pelayan termasuk Paman Huo menyambut Huang Yi Zhen kembali. Huang Yi Zhen sangat lapar sehingga ia tidak memperhatikan dekorasi kediaman yang telah sedikit berubah.

"Tuan muda terlambat makan, saya ingat Tuan Muda memiliki sakit magh. Mari, cepatlah makan." Paman Huo segera mendorong Huang Yi Zhen ke ruang makan.

Huang Yi Zhen yang sudah merasakan sedikit perih di perutnya segera makan. Seperti biasanya, masakan yang di buat selalu lezat. Huang Yi Zhen makan dengan baik.

"Oh iya Paman, di ujung desa ada sebuah keluarga kecil, beranggotakan seorang lansia tua dan seorang Anak kecil. Anak kecil itu berbakat aku ingin membimbingnya, jadi ketika pergi besok, aku ingin membawa Anak itu ke kota. Aku harap Paman Huo dapat menjaga Neneknya "

"Itu akan di atur Tuan Muda, sekarang mari Tuan Muda mandi dan berganti pakaian, ritual akan segera di mulai."

"??? Ritual apa? "

Seolah menyadari bahwa ia mengatakan sesuatu yang salah, Paman Huo segera berkata. "Bukan apa-apa, cepatlah Tuan Muda mandi, kita juga harus melalukan Ritual di rumah saat festival Qing Ming tiba. " Paman Huo terlihat meragukan.

Untung saja, Huang Yi Zhen bukan orang yang peka terhadap tindakan kecil seperti ini. Ia segera pergi ke kamar untuk mandi. Setelah mandi, Huang Yi Zhen melihat pakaian yang di letakkan di tempat tidurnya. Pakaian tradisional berwarna merah seperti pakaian pernikahan, namun memiliki ornamen putih seperti pakaian duka.

"Spa ini? Pakaian yang aneh, aku akan coba untuk melihat yang lain."

Huang Yi Zhen melihat isi lemarinya. Pakaiannya hilang seolah di telan bumi. Huang Yi Zhen mencari pakaian lain di sekitar kamarnya. Namun ia tidak menemukan apa apa. Sampai pintu kamarnya di ketuk oleh Paman Huo.

"Tuan muda, apa sudah selesai bersiap? Ritual akan di mulai "

"Paman, di mana pakaianku? Mengapa hilang semuanya?"

"Saya akan kembalikan setelah Ritual selesai, sebaiknya Tuan Muda kenakan pakaian yang saya siapkan saja." Ujar Paman Huo.

Huang Yi Zhen pasrah dan segera memakai pakaian tradisional itu. Pakaian tradisional ini rumit, namun entah kenapa Huang Yi Zhen bisa memakainya. Seolah di masa lalu ia sudah sering memakai pakaian jenis ini.

"Selamat datang kembali Yang Mulia." Ujar Paman Huo penuh semangat.

"Apa yang Paman maksud?" Tanya Huang Yi Zhen.

"Tidak apa-apa, mari ikuti saya."

Huang Yi Zhen mengikuti Paman Huo ke aula leluhur di bagian belakang kediaman. Lentera merah membuat ruangan itu sedikit terang, namun lilin-lilin putih membuat suasananya semakin suram. Paman Huo mengeluarkan benang merah.

"Tuan Muda, pakai ini sebelum acara di mulai."

Huang Yi Zhen dapat merasakan aura tidak biasa dari benang merah itu. Sebagian dari dirinya menolak untuk memakainya. Tapi tubuhnya bergerak tanpa dapat di hentikan. Sepasang tangan Huang Yi Zhen mengambil bagian ujung benang merah dan mengikatnya di jari kelingking kirinya.

'Apa yang terjadi!!! '

"Baiklah, mari mulai Ritualnya! "Ujar Paman Huo sambil berteriak.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!