Setelah Kepergian Alecia. Yohans hanya bisa menyibukan dirinya dengan kerja kerja dan kerja.
Banyak Wanita yang mendekatinya, ingin mengisi kekosongan hatinya, tapi tak ada satupun Wanita yang sanggup menggantikan Alecia di dalam hatinya juga dalam hidupnya.
Tidak ada wanita yang setulus Alecia, semua wanita yang mendekatinya tak lain hanya karena dirinya yang Tampan dan kaya raya.
Yohans membesarkan Alex dengan di bantu Rosa sebagai pengasuhnya.
.
.
.
.
Waktu terus berjalan, tak terasa anak semata wayangnya kini telah dewasa, Alex sudah mejadi laki laki yang tampan dan pintar berbisnis seperti dirinya.
Yohans berencana memindahkan Alex le Indonesia untuk mengelola Perusahaan WS yang ada di sana, dan mengelola HN milik Alecia.
" Alex, Papi minta, kamu jaga dengan baik apa yang sudah Papi dan Mami berikan padamu," kata Yohans pada anaknya.
" Tentu Pap, jangan khawatirkan itu." Jawab Alex
Yohans hanya tersenyum, Dia yakin Alex tidak akan macam macam, Dia sangat faham dengan wataknya, Alex sangatlah cerdas, di usianya yang kini 27 tahun sudah menjadi pebisnis yang sukses.
.
.
.
.
.
Alex menghentikan mobilnya, Dia melangkah menyusuri rerumputan, dimana jiwa jiwa yang sudah tenang berbaring dengan nyenyak.
Alex berlutut di depan Nisan Ibunya.
" Mi, Kau terlalu cepat meninggalkanku, dulu Papi selalu bilang jika Kau menemani Tuhan di sana karena Kau orang yang sangat baik, Selama itu Alex berusaha menjadi anak yang baik. Kini Alex sudah faham maksud Papi kenapa berkata seperti itu. Mi..., besok Alex akan ke Indonesia, Maafkan Alex jika setelah ini akan sangat jarang mengunjungimu. Mami tenang saja, Alex akan jaga diri baik baik di sana." ucap Alex di depan Nisan Ibunya.
Alex meletakan seikat bunga mawar putih di makam itu, lalu melangkah pergi .
Dengan santai Alex melajukan mobilnya dengan santai, Menikmati suasana Miami sebelum Dia meninggalkan kota ini .
Mobil Alex memasuki gerbang mansion, di parkirkannya mobil itu di halaman.
" Alex.... " panggil Tania teman kecil Alex yang satu Tahun lebih muda dari Alex
" Ya Tania," jawab Alex melihat teman kecilnya itu.
" Kata Rosa kau akan pergi besok, benarkah?" tanya Tania.
" Ya benar, memang kenapa?" tanya Alex sambil melangkah memasuki Mansion di ikuti Tania.
" Kau meninggalkan ku sendiri Alex." ucap Tania menundukan wajahnya.
" Tidak masalah bukan, suatu saat nanti Kau akan memiliki pasangan Tania, tidak selamanya seorang teman itu akan bersama , ya kan. Baiklah Aku istirahat dulu ya. Bye Tania," jawab Alex dengan senyumannya.
Alex melanjutkan langkahnya menuju kamarnya.
Dia membaringkan tubuhnya di ranjang. Sebenarnya Alex sudah tahu jika Tania menyukainya, tapi Dia tak bisa menerimanya, karena rasa Alex pada Tania tak lebih dari seorang teman saja.
.
.
.
.
Yohans mengatar Alex ke Bandara Miami. Terasa berat baginya untuk melepas Alex sendiri, tapi mau bagaimanapun Alex harus bisa mengelola perusahaan miliknya, karna hanya Alex yang akan mewarisinya nanti.
" Alex, Papi pinta kamu jaga diri baik baik di sana. nanti disana ada Om Ronald dan Tante Diandra yang akan membantumu, maafkan Papi jika saat ini Papi belum bisa menemanimu di sana." ucap Yohans pada anak semata wayangnya.
" Papi jangan khawatir, Aku pasti akan baik baik saja." jawab Alex dengan senyumannya.
.
.
.
.
Hallo Kakak semua. Terimakasih sudah mampir di Novel karya Da Mara.😊🙏
Author membuat Karya Karya sederhana ini karena memang Author suka sekali menulis dan membuat cerita dari kecil. Semua bisa baca karya Author yak, Author sangat berterimakasih jika ada like,komen, bintang, ataupun di jadikan menjadi Novel Favorit kalian, karna ini akan menjadikan Author jadi makin semangat 😊.
[ Terimakasih Kakak Like dan Komennya 😊🙏
Selamat Membaca😊 ]
Pesawat yang membawa Alex telah tiba di Bandara.
Alex duduk di ruang tunggu menunggu seseorang yang menjemputnya. Setiap wanita yang berlalu lalang selalu menatapnya dengan kekaguman karna Pesonanya yang memancar dari wajahnya yang sangat Tampan.
" Selamat Siang Tuan, Saya Julian yang di utus Pak Ronald untuk menjemput Anda." sapa Julian pada Alex.
Alex mendongakan pandanganya menatap Julian, lalu bangkit dari duduknya dan melangkah menuju keluar Bandara.
Julian membukakan pintu mobilnya untuk Alex, lalu melajukan mobilnya meninggalkan Bandara. Julian menjadi salah tingkah karna Alex tidak seperti yang Dia bayangkan, Alex tidak banyak bicara dan terlihat dingin.
" Tuan,Mau langsung ke Kantor atau ke apartemen?" tanya Julian .
" Bawa Saya ke Hotel Nuansa Julian." perintah Alex singkat.
" Baik Pak..." kata Julian sambil melajukan mobilnya dengan Cepat.
Alex menikmati perjalanannya, matanya terus menatap jendela melihat keramaian kota J yang sudah sangat lama tidak Dia kunjungi.
Dia terkejut tiba tiba mobilnya berhenti mendadak.
" Ada apa Julian?" tanya Alex .
" Maaf Tuan, tiba tiba mobilnya mogok, sebentar saya periksa dulu." jawab Julian sambil turun dari mobil.
Alex mengerutkan Alisnya, " Apa , mogok..." gumamnya sedikit kesal.
Alex membuka kedua kancing di lengan kemejanya hendak keluar membantu Julian, tapi Dia terhenti ketika ada seorang gadis yang memarkirkan sepedanya di sebelah mobilnya.
Gadis itu menghampiri Julian,
"Kenapa Pak Mobilnya?" tanya gadis itu pada Julian.
" Ini mogok, Anda tahu bengkel terdekatkah Nona?" Tanya Julian pada gadis itu.
" Bengkel jauh Pak, coba saya bantu ya," ucap gadis itu menawarkan bantuan.
Dia menggulung lengan bajunya hingga ke siku, lalu mulai mengotak atik mesin yang ada di hadapannya.
" Coba Pak di nyalain," ucap gadis itu pada Julian.
Julian pun masuk kedalam mobilnya mencoba menyalakan mesin mobilnya tetapi belum berhasil.
" Sekali lagi Pak..." teriak gadis itu dari luar mobil.
Julian mencoba untuk kedua kalinya dan ternyata mesin itu pun menyala membuatnya senang.
Gadis itu mengacungkan jempolnya pada Julian dari luar mobil sambil tersenyum.
" Terimakasih Nona bantuannya, " ucap Julian sambil menyodorkan beberapa lembar uang.
" Tidak usah Pak, Terimakasih kembali, saya hanya membantu saja. Mari Pak saya duluan, semoga tidak mogok lagi. Mari Pak.... " kata gadis itu menolak dengan ramah uang yang di berikan Julian, lalu melangkah menuju sepedanya dan mengayuhnya menjauh .
Julian tersenyum lalu memasuki mobilnya.
Alex merasa heran dan tersenyum melihatnya, " Masih ada juga ya wanita yang tidak suka uang." gumamnya dalam hati.
" Siapa gadis itu Julian?" tanya Alex.
" Ohh, saya tidak tahu Tuan, saya lupa menanyakan namanya," jawab Julian.
" Oh, ya sudah tidak masalah. Cepat antar saya le Hotel Nuansa." perintah Alex.
" Baik Tuan," Jawab Julian fokus mengemudikan mobil.
.
.
.
Alex melangkahkan kakiknya masuk ke Hotel Nuansa. Dari kejauhan terlihat wanita setengah baya yang masih terlihat sangat Cantik melangkah menghampirinya, Alex tersenyum kepada wanita itu.
" Hallo Tente Diandra " sapa Alex sambil memeluk Diandra.
" Hallo Alexku sayang, bagaimana kabarmu?" tanya Diandra kepada Alex yang sudah seperti anaknya sendiri.
" Baik Tante, mana Om Ronald?" tanya Alex
" Om Mu masih di Kantor Papimu. Mari, Tante tunjukan ruanganmu Alex." ucap Diandra mengantar Alex keruangan Ibunya dahulu.
Alex dan Diandra pun memasuki lift menuju ruangan Alex, mereka berdua melangkah melewati beberapa lorong kamar kamar VVIP sambil berbincang.
Alex sangat mempesona, membuat para karyawan yang melihatnya terkagum kagum. Wajahnya yang Tampan, tubuhnya tinggi Atletis. Sama seperti Ayahnya saat masih muda dahulu. Hanya wajah Alex terlihat lebih manis dengan adanya paduan wajah Ibunya .
Diandra membuka pintu ruangan Alex.
" Alex, inilah ruanganmu. Ini adalah ruangan Mamimu Alecia dahulu, tidak ada yang berubah dari ruangan ini." ucap Diandra .
Alex melihat sekeliling ruangan itu, terdapat foto foto Ibu dan Ayahnya, ada juga foto dirinya saat masih kecil terpajang di meja kerjanya.
Dalam satu ruangan terdapat ruang istirahat dengan ranjang besar, juga kamar mandi yang lumayan besar, ada Televisi dan Sofa di ruangan ini, juga mainan mainan Alex dulu pun masih tertata rapi di sana, wajar saja Ibunya menyiapkan ini semua, karna saat Alex kecil Dia sering sekali ikut Ibunya bekerja. Alex tersenyum melihat semua itu, terbayang semua masa kecil yang hanya sesaat Dia rasakan bersama Ibunya.
" Mam... kenapa begitu cepat Kau meninggalkan Aku." gumam Alex dalam hatinya sambil menatap foto Alecia, Dia merasakan dadanya sesak menahan rindu kepada Ibunya itu.
Diandra mendekati Alex lalu mengusap punggungnya .
" Dia sangat menyayangimu Alex, jangan bersedih, Ibumu juga sangat merindukanmu di sana," kata Diandra pada Alex.
" Terimakasih Tante Diandra... " ucap Alex dengan mata yang panas menahan luapan kerinduannya.
" Iya Alex, sama sama. kamu Istirahatlah , kamu pasti lelah kan setelah perjalanan jauh. Tante keluar dulu ya,,," ucap Diandra tersenyum lalu melangkah keluar dari ruangan Alex.
Alex hanya menganggukan kepalanya lalu merebahkan tubuhnya di sofa, tidak di pungkiri perjalanan 2 hari 3 malam yang di tempuh membuatnya sangat lelah.
Terimakasih Kakak Like dan komennya. 😊🙏
Selamat Membaca😊
Diandra melangkah meninggalkan Alex sendiri di ruangannya. Dia tahu jika Alex sangat lelah dengan perjalanan panjangnya.
Mengingat ruangan itu belum di bersihkan, Diandra segera memanggil salah satu karyawannya.
" Agnes, setelah ini kamu bersih bersih di ruangan Pribadi Bu Alecia tapi pelan pelan ya, soalnya ada Putranya sedang istirahat di sana," perintah Diandra pada karyawannya.
" Baik Bu." jawab Agnes segera menyelesaikan pekerjaannya lalu melangkah menuju ruangan pribadi pemilik Hotel Nuansa tempatnya bekerja.
Perlahan Agnes masuk kedalam, Dia tercengang saat melihat sekeliling ruangan itu. " ini kantor apa rumah ya, fasilitasnya melebihi VVIP begini." gumam Agnes dalam hatinya.
Dia mulai mengerjakan pekerjaanya satu persatu membersihkan setiap sudut ruangan itu. Setelah ruang kerja selesai Agnes masuk keruang istirahat hendak membersihkannya, karena melihat Alex yang sedang tidur di ranjang, Agnes berencana membersihkan kamar mandi dahulu baru ruang istirahat.
Selesai membersihkah kamar mandi Agnes menengok arah ranjang, ternyata laki laki itu sudah tidak ada di ranjang. Diapun segera membersihkah ruangan itu dengan cepat.
" Tempat istirahat di kantor aja kok sebesar ini ya, hufff.... Aku harus cepat cepat," gumam Agnes dalam hatinya.
Jam kerja sudah usai, tapi Diandara memintanya membersihkan ruangan ini, membuat dirinya pulang terlambat.
Alex duduk di sofa ruangannya sambil menikmati kopi di mejanya, Dia terkejut tiba tiba ada seorang wanita yang keluar dari ruang istirahatnya tadi.
Alex menatap wanita itu yang berjalan mendekatinya. Dia seperti pernah melihat wanita itu, tapi dimana.
" Saya permisi dulu Tuan, ruangan ini sudah selesai saya bersihkan semua." ucap wanita itu menundukan wajahnya dengan facum cleaner di tangannya. Lalu melangkah keluar dari ruangan itu.
Agnes keluar dari ruangan Alex sambil berungut sungut.
" Apa'an sih, mentang mentang Bos di ajak bicara tidak merespon sama sekali,,, huff,,, dasar orang kaya, semua sombong. Bukanya dapat uang tip, malah .... huhh," gumam Agnes dalam hati dengan kesal.
Agnes merapikan barang barangnya, lalu memakai jacket dan topinya lalu melangkah keluar.
" Agnes...." panggil Diandra saat akan memasuki lift
" Ya Bu, ada apa?" tanya Agnes menghampiri Diandra.
" Kamu sudah selesaikan pekerjaanmu tadi?" tanya Diandra
" Iya, sudah Bu." jawab Agnes
" Baiklah, ini uang tambahan buat kamu karna kamu sudah kerja lembur." ucap Diandra sambil menyodorkan amplop kepada Agnes.
"Aaah... Terimakasih Bu." ucap Agnes senang.
" Iya, sama sama. kamu boleh pulang Agnes." kata Diandra dengan senyuman.
Agnespun melangkah pulang, di kayuhnya sepeda itu menuju rumah sewaannya .
" Syukurlah dapat uang tambahan, bisa buat tambahan bayar kontrakan." gumam Agnes sambil mengayuh sepedanya.
.
.
.
Agnes membuka pintu rumahnya, baru satu langkah kakinya melangkah masuk, tiba tiba tubuh mungil itu menubruknya.
" Mamaaaa..... " sambut Ica anak perempuan Agnes sambil memeluk Ibunya.
" Iya sayang, Mama sudah pulang. maaf ya Mama hari ini pulang terlambat. ini Mama bawain es krim buat Ica," ucap Agnes sambil mencium kening anaknya itu.
" Aahh es krim, Asiikkk... makasih ya Ma," ucap ica sambil memakan Es krim pemberian Mamanya.
Agnes tersenyum lalu berberes rumah sebentar lalu mandi. Di lihatnya Ica sedang asik nonton kartun di ruang keluarga .
" Ica, sudah malam. Bobok dulu besok sekolah kan." kata Agnes pada Ica.
" Iya Ma, Ica mau bobok di sini aja Ma." ucap Ica membaringkan tubuhnya di kasur depan TV.
" Ok, sebentar ya Mama ambil bantal dulu," ucap Agnes sambil mengambil bantal untuk menemani Ica tidur di ruang keluarga.
Agnes mematikan TV, lalu berbaring di sebelah Ica.
" Ma..." panggil Ica.
" Hmmm.... ada apa sayang?" tanya Agnes sambil mengusap usap kepala Ica.
" Kenapa Sih Papa ninggalin kita." kata Ica yang membuat dada Agnes serasa tertusuk belati.
" Sayang, Papa sudah punya kehidupan sendiri dan sudah bahagia, jadi kita juga harus bisa bahagia ya. Mama akan berusaha buat bahagiain Ica." ucap Agnes penuh kasih sayang. Tak terasa air matanya mengalir mengingat masa lalunya yang sangat menyedihkan.
.
.
.
Flas Back Agnes🖤
Jam Sekolah sudah selesai, murid murid kelas 10 sudah mulai berhamburan keluar kelas. Agnes masih sibuk memberes mejanya.
" Agnes ,,, tuh kamu di cariin Kak Dion tuh..." Kata Tika salah satu teman Agnes.
" Ohh iya ,, makasih ya Tik." kata Agnes memasukan bukunya kedalam tas lalu melangkah menghampiri Dion yang sudah menunggunya di depan kelasnya.
" Hai Kak, maaf ya lama." ucap Agnes sambil tersenyum.
" Iya , tidak apa apa, yuk kita pulang, Aku udah bilang sama Ibu panti kalo kamu mau ketempatku." kata Dion sambil menggandeng tangan Agnes lalu merekapun menuju motor Dion dan pulang bersama sama.
Dion adalah anak dari salah satu Donatur di Panti Asuhan tempat Agnes di tinggalkan orang tuanya saat masih bayi dan juga kakak Kelas Agnes di sekolah.
.
.
.
Sesampainya di rumah Dion , seperti biasa Dion membawa Agnes ke kamarnya, memberikan bukunya pada Agnes agar membantu Dion mengerjakan Tugas tugasnya. Meskipun Agnes adalah adik kelas Dion, tapi dia mampu megerjakan tugas tugas Dion dan selalu mendapat nilai sempurna.
" Uuuhhhh capeknya..." gumam Agnes setelah selesai mengerjakan tugas tugas Dion.
Agnes melihat Dion yang sedang tertidur di ranjang.
" Kak Dion, tugasnya sudah selesai. Agnes mau pulang dulu ya." ucap Agnes sambil menggoncangkan tubuh Dion pelan.
Dion membuka matanya, dilihatnya gadis cantik di hadapannya itu.
Wajahnya tersenyum ketika melihat Dion membuka matanya.
" Kak, Aku pulang dulu ya, sudah sore. Kamu terusin aja tidurnya." ucap Agnes hendak melangkah pergi keluar, tetapi langkahnya terhenti karena Dion menarik tangannya hingga tubuh mungil Agnes jatuh kedalam pelukannya.
Deg....
Jantung Agnes serasa akan copot saat itu. Dia memang memendam perasaan pada Dion selama ini, tapi Dia menyimpannya sendiri, karna baginya tidak mungkin Dia bisa berdiri sejajar dengan Dion.
.
.
.
Karena kisah Alex kita sudah tahu asal usulnya, saat ini kita bahas masa lalu Agnes dulu yak. Biar gak pada penasaran tentang Agnes nih 😊😊
Terimakasih Like dan komennya Kakak😊🙏
Selamat Membaca😊
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!