NovelToon NovelToon

Ceafi & Senja

Pengenalan Karakter

Dan Senja

Dimana semua masalah mencair di horizon

Dimana sebuah keputusan ditetapkan

Dimana semua penat terbayarkan

Dan Senja

Waktu dimana akan kembali di tengah kehangatan keluarga

Kembali bercerita apakah alam masih sama

Tempat dan waktu raga kembali ke peraduan

Sejenak melepas dunia

Dan ingatlah

Pesan sang surya di kala senja

Bahwa esok

Pasti jumpa

Halo..! Bonjur!! Ada Ceafi disini.. Si Cewe berdarah campuran Indonesia dan Prancis dengan nama lengkap Ceafi Claricksa Joshington yang memiliki paras cantik bak seorang princess dari negeri dongeng. Mata birunya tak mungkin membuat para pria diam dan cuek begitu saja, rambut pirang panjang dengan sedikit ikal, hidung mancung identik orang bule lah ya..

Bibir tipis dan kalo senyum terlihat paras sempurnanya. Tak lupa body sexy dan tubuh tinggi 165 cm menjadikannya bagai sebuah ciptaan Tuhan yang paling indah. Sikapnya yang lemah lembut, ramah meski agak jutek dikit tapi gapapa kan cantik wehe.. membuat siapapun yang diajak bicara akan betah dan nyaman.

Dan mari kita sambut Tuan José yang bernama lengkap José Joshington. Seorang pria paruh baya yang sangat ramah dan sedikit humor menjadi seseorang yang selalu ada disamping Ceafi, menjaganya setiap saat dan dimana saja kek pengawal ya. Seorang single parent yang selalu tersenyum didepan putri semata wayangnya walau terkadang harus membuang air mata saat teringat dan merindukan bagian tulang rusuknya, sang belahan hatinya yaitu sang istri Nyonya Jessie Joshington yang telah berpulang sejak Ceafi berusia 6 tahun. Tapi Ayah José adalah sosok ayah yang sangat tegar dan tak pernah mengeluh pada keadaan. We love you Ayah José...!

And now give applouse to the Three Musketeers...! Hehehe becanda ya guys ya, author emang gini receh bawaannya.

Okey kita berjumpa dengan tiga sahabat yang akan bertemu dengan Ceafi di Indonesia nanti. FYI nih, Ceafi masih posisi di French ya. Ini dia Wina si cewe gokil dan renyah banget. Anak desa yang cukup cerdas karena berhasil lulus sekolah SMK diusia 15 tahun. Dan melanjutkan studi di universitas nge-top dan sekarang lagi studi S2 diusia 20 tahun. Lalu ada Rino, seorang pria lugu yang nasibnya tak seberuntung Wina. Dia hanya mengeyam pendidikan SMA dan sekarang bekerja sebagai petani dan terkadang menjadi relawan gunung sebagai hobinya yang suka dengan alam. Dia pria yang sangat santun dan memiliki perawakan tinggi kekar dan wajah manis yang bikin kamu diabetes kalo melihatnya wkwk. And satu lagi ada Dika, yuhu...! Ngapain sih heboh banget, Dika pria yang sok cool dan memiliki fisik ideal meski badan tidak begitu tinggi tapi punya wajah yang tampan. Tak ayal jika Wina jatuh cinta padanya. Dia anak dari seorang juragan besar di desanya yang letaknya tak jauh dari Kota Magelang yang indah nan sejuk.

Dan itulah para tokoh utama cerita Ceafi & Senja. Kisah ini merupakan sebuah angan cerita dari author yang sudah sejak lama dipendam, kayak rindu aja dipendam.

Tapi beneran loh, cerita ini berasal dari hati dan pikiran yang selalu menanti waktu untuk bisa menuangkannya ke dalam bait-bait cerita agar menjadi sebuah karya karangan yang bisa dibaca dan dirasakan bagaimana author menjadikan Ceafi sebagai sosok yang akan menyampaikan tepatnya menggambarkan kisah inspiratif, motivatif, dan inovatif. Gak sepenuhnya inovatif juga sih, becanda lagi kan.

Intinya author ingin berbagi kepada kalian readers untuk berimajinasi dalam cerita Ceafi & Senja.

And now I would like to welcome all of you. Selamat datang readers di dunia Ceafi & Senja.

Salam

Nyda.T

Welcome To Indonesia

Hari ini senja begitu indah warna jingga keemasan dengan hiasan awan mendung tipis-tipis, setengah bulatan sang surya yang sudah tertelan cakrawala, kicauan burung sambil berebut arah terbang ingin segera kembali ke sarangnya, dan cakrawala kian memerah, suasana seakan mengerti kiasan dari bait puisi berikut ini,

Dan Senja

Dimana semua masalah mencair di horizon

Dimana semua keputusan ditetapkan

Dimana semua penat terbayarkan

Dan Senja

Waktu dimana akan kembali di tengah kehangatan keluarga

Kembali bercerita apakah alam masih sama

Tempat dan waktu raga kembali ke peraduan

Sejenak melepas dunia

Dan ingatlah

Pesan sang surya di kala senja

Bahwa esok

Pasti jumpa

Pandangannya tak teralihkan dari lukisan senja diujung barat yang kian menghilang. Di teras lantai 2 sebuah rumah, Ceafi duduk menikmati secangkir teh dan buku cerita yang baru saja dibelinya minggu lalu. Suasana di Kota Nice (Prancis) saat sore hari memang sungguh mengagumkan. Kebiasaan Ceafi setiap sore adalah membaca buku sambil ditemani senja.

" Baiklah Jhon aku akan segera terbang ke sana, mungkin minggu depan. Oh, iya satu lagi tolong hubungi Pak Slamet untuk siapkan rumah, aku akan datang bersama putriku. " Ayah José sedang berbicara dengan seseorang ditelepon.

" Aku akan menyambut kedatanganmu sebaik mungkin. " Ucap orang itu diseberang telepon. Lalu sambungan telepon dimatikan.

Ayah José berbicara dengan seseorang lewat telepon sepertinya dari jauh karena bicara dalam bahasa indonesia. Ayah José sangat lancar berbahasa indonesia karena telah hidup selama 10 tahun di Indonesia. Setelah sepeninggalan istrinya yaitu Ibu Jessie, ia memutuskan untuk pulang ke tanah kelahirannya di Prancis dan membesarkan Ceafi hingga sekarang.

Ayah José juga yang membiasakan Ceafi untuk berbahasa indonesia meskipun tetap harus menggunakan bahasa prancis saat beraktifitas diluar rumah.

" Cea' ! Sudah sore Sayang ayo masuk kau bisa kedinginan disana! " Ayah José memanggil Ceafi dari ruang keluarga.

" Oui, Père! Sebentar lagi ya. " Ceafi hanya menengok ke Ayahnya sekilas.

" Ayo masuk, kita dinner sekarang Ayah ingin bicara sesuatu denganmu Nona Ceafi. " Ayah José datang menghampiri Ceafi yang enggan masuk karena masih ingin berlama-lama dengan senja. Ceafi hanya tersenyum dan mengangguk lalu ikut masuk dengan Ayah José.

Di meja makan hanya berdua saja, Ceafi dan Ayah José. Mereka menikmati makan malam dengan hening lalu Ayah José memulai pembicaraan memecah keheningan.

" Ayah akan ada project baru di luar negeri. Dan kamu tahu akan kemana? " Menatap Ceafi agak serius.

" Kemana!? " Tanya Ceafi singkat.

" Kita akan terbang ke Indonesia minggu depan. Jadi persiapkan semua kebutuhan Ceafi dari sekarang ya, " Sambil menyuap makanan.

" Brakk!! " Ceafi kaget dan menggebrak meja meski tidak begitu keras.

" Apa! Minggu depan!? Ayah jangan gila, Ceafi masih banyak kerjaan dan..bagaimana dengan studi doktoralku? " Ceafi protes dan terlihat sangat tidak suka.

" Sst.. Tenang dulu Nona Kecil.. " Ayah José memengang lengan Ceafi dengan lembut.

" Ayah sudah rencanakan studimu disana dan untuk pekerjaanmu nanti akan dialihkan secara jarak jauh dan 70% nya akan dipegang Jonathan asisten Ayah. So, Ceafi tak perlu khawatir bukan. Percayalah Ceafi akan lebih bahagia disana. " Ayah José menatap Ceafi penuh harapan agar Ceafi mau ikut.

" D'accord tapi tidak minggu depan jugalah Ayah, Ceafi tidak suka buru-buru. " Menatap Ayah José agak tajam.

" Oh ayolah Sayangku, kau punya 10 hari untuk bersiap dan membereskan file pekerjaan. Ayah siapkan keperluan projectmu, dengar Ceafi sayang.. Ayah ingin kasih sesuatu jika Ceafi mau ikut dan itu tak akan pernah terjadi dua kali, hanya satu kali. " Suara Ayah José lebih lembut dan membuat Ceafi sedikit hanyut.

" Ayah seperti akan memberi warisan padaku, " Ceafi tersenyum menggoda Ayah José.

" Memangnya Ayah akan janjikan apa? " Ceafi semakin penasaran.

" Setelah kita berangkat, Ayah pasti akan kasih. " Ayah José tersenyum lalu bangkit dari kursi tempat ia makan, meninggalkan Ceafi yang terus penasaran.

" Besok pagi temui Jona untuk menyerahkan sisa pekerjaanmu ya, Putri Kecil! " Seru Ayah José pada Ceafi sambil tertawa kecil.

" Ceafi ada janji dengan Christon, suruh Jona ambil sendiri di kantor ya, hahaha! " Ceafi bergegas masuk kamarnya sebelum dicegat Ayahnya.

***

Pagi hari pun tiba, Ceafi sedang duduk di taman kota, ia tidak datang ke kantor karena menghindari Ayah José. Jika sedang bad mood Ceafi lebih memilih bekerja diluar kantor, ia sering pergi ke taman kota atau danau yang ada didekat rumah untuk menyegarkan pikiran.

Ceafi bekerja sebagai tim peneliti lingkungan hidup begitu pula dengan Ayah José. Kecintaanya pada lingkungan membuat Ceafi ingin bekerja sebagai peneliti. Tak tanggung-tanggung dalam 3 tahun terakhir sudah meraih banyak penghargaan dan karya ilmiah berkelas ilmuwan dunia. Ceafi memang gadis yang cerdas dan jenius, di masa studi sarjana dan magisternya sering mendapat predikat terbaik.

" Bonjour, Ceafi !? Ada apa kau ingin bertemu denganku di jam kerja? Kau sedang libur kah?! " Sapa Christon (mereka berbicara dalam bahasa prancis), teman Ceafi yang rumahnya cukup dekat dan merupakan temannya sejak Ceafi pindah ke Prancis.

" Tidak Chris, aku hanya sedang malas di kantor. Kau tahu Ayah memintaku ikut balik ke Indonesia minggu depan. " Suara lemah lembut Ceafi begitu halus dan anggun, memandang mata indahnya membuat siapapun terpana, termasuk Christon.

" Minggu depan!? Bukankah kau sudah mendaftar studi doktoral untuk bulan depan Cea' ? " Tanya Christon sembari duduk dekat Ceafi.

" Benar, tapi aku kalah start dari Ayah, dia sudah rencanakan studiku disana. Aku sebenarnya tidak mau kesana, tapi sayangnya aku punya tanggungjawab project bersama Ayah. " Ceafi nampak sedih, matanya memandangi taman, membiarkan angin sepoi menerpa wajahnya.

" Kenapa tidak minta Jonathan untuk menggantikanmu? " Ujar Christon memberi saran.

" Ayah tak akan mau pisah jauh dariku apalagi untuk waktu yang lama di Indonesia. " Balas Ceafi.

" Yah mau bagaimana lagi, Ayah José tak mungkin membiarkanmu sendirian kan? " Christon menatap Ceafi.

" Benar Chris, aku juga tak tega biarkan Ayah sendiri disana. Nanti siapa yang masak, yang temani Ayah dirumah, nanti kalo Ayah ada apa apa ?! Oh noo..Ceafi kenapa jadi berpikir negatif.. " Ceafi menepuk kepalanya.

" Hai sudah, tak baik bicara seperti itu. Waktunya makan siang, ayo kita makan di resto depan taman, " Christon bangkit dan menarik tangan Ceafi.

" Okay, aku kemas dulu laptopku, bolehkah aku bawakan dokumennya? " Ceafi mengemas barangnya dan memberikan domumen pekerjaan pada Christon.

" Ayo cepat, aku sudah lapar. " Christon bergegas dan diikuti oleh Ceafi.

Kini Ceafi tak bisa beralasan ataupun menghindar dari ajakan Ayah José. Harinya makin dikejar deadline dari Sang Ayah belum lagi menyiapkan segala keperluannya. Tapi beda dengan Ayah José, ia diam-diam sudah menyiapkan barang kebutuhan Ceafi. Meskipun seorang laki-laki tapi Ayah José selalu memperhatikan apa barang-barang yang Ceafi butuhkan, secara mereka hanya tinggal berdua.

" Ayah! Sepertinya keberangkatan kita perlu diundur, Ceafi agak kurang fit ,Yah! " Ceafi berpura-pura sakit agar mengulur waktu keberangkatan.

" Hmm..coba sini, " Ayah José memegang kepala Ceafi dan menyentuh keningnya, memang agak hangat tapi Ayah José tahu persis kelakuan putrinya.

" Rupanya ini perlu dirawat inap biar besok Sabtu tetap bisa berangkat. " Ayah José beranjak mengambil ponsel yang diletakkan di meja dan memanggil seseorang.

" Oh no, Ayah akan bawa aku ke hospital, " gumam Ceafi dalam hati yang sedikit cemas. Suatu rahasia dari Ceafi adalah ia fobia terhadap rumah sakit.

" Halo Dok! Ada kamar untuk Ceafi?! Ia... " Ceafi langsung merebut ponsel Ayahnya.

" Ahaha, halo Dokter, Ceafi aman kok..Ceafi baik-baik saja, Dok. Tadi Ayah cuma becanda kok hehe, bye Dokter Chard! " Ceafi meringis ke arah Ayah José.

" Makanya gak perlu berdrama, Ayah sudah tata semua barang Ceafi di koper tinggal keperluan khusus yang belum Ceafi siapkan. Paspor, visa, berkas studi ada di Ayah besok Sabtu pagi kita take off oke!? " Ayah José mencubit hidung mancung Ceafi.

" Secepat itu Ayah persiapkan semuanya? " Ceafi bersandar di bahu Ayah José.

" Double time honey, " Ayah José tersenyum lebar.

***

Sedang di seberang benua Eropa, Prof.Jhon yaitu seorang ilmuwan Indonesia yang merupakan teman dekat Ayah José tengah berbicara dengan Pak Slamet yang dipercaya Ayah José untuk menjaga rumahnya sejak ditinggal ke Prancis.

" Mungkin Minggu pagi José dan Nona Ceafi sudah tiba di bandara, aku hanya diminta untuk Pak Slamet menyiapkan rumahnya. " Ujar Prof.Jhon pada Pak Slamet di teras rumah Ayah José.

" Siap Pak Jhon, saya dan Minah selalu membersihkan rumah ini, kapanpun siap ditinggali. " Balas Pak Slamet.

Bibi Minah datang membawakan teh untuk Prof.Jhon dan Pak Slamet, " Monggo Prof tehnya.. " Bibi Minah menawari teh yang dibawanya dengan gaya medhoknya.

" Min, besok Tuan José mau dateng, kita siapin penyambutan yang meriah yo. " Ucap Pak Slamet ke Bi Minah.

" Wah siap Slamet, aku bakal masak kesukaan Tuan José! " Bibi Minah sangat bersemangat.

***

Dan hari Sabtu pun tiba, langkah kaki yang sedikit berat tak ingin meninggalkan Kota Nice yang cantik ini. Senja di ufuk barat akan mulai kesepian tanpa kehadiran Ceafi, teras lantai 2 yang setia menemani Ceafi akan sunyi dan kosong. Dengan sedikit berkaca Ceafi memandang rumah sederhana ini dari luar.

" Ayo Sayang, nanti kita terlambat, " Ayah José menepuk bahu Ceafi dan mengajaknya segera pergi.

Ceafi hanya mengangguk tak berkata apapun. Bahkan Ceafi tak sempat berpamitan pada Christon, ia berencana akan pulang sendiri secara diam-diam.

" Ceafi marah pada Ayah? " Ayah José mencoba bicara pada Ceafi yang sedari tadi diam di ruang tunggu bandara.

" Tidak, aku hanya masih berat untuk pergi dari sini. Lagi pula kembali kesana hanya akan mengingat kenangan bersama Mama. " Ceafi berkaca-kaca dan tak mau melihat ke arah Ayah José.

" Ayah tidak bermaksud ingin menengok kenangan itu, tapi ini adalah murni tugas penelitian Ceafi sayang. " Ayah José mengelus rambut Ceafi dan memeluknya.

***

Perjalanan pesawat menempuh waktu sekitar 28 jam. Perjalanan yang sangat membosankan tentunya. Dan setelah berjam-jam duduk dipesawat akhirnya landing juga di bandara. Ayah José tampak sangat senang dan langsung menuju rumahnya. Ayah José dan Ceafi dijemput oleh Pak Doni sopir setia keluarga Joshington.

" Waaah selamat datang Tuan José!?!? " Bi Minah menyambut dari depan rumah dengan sangat heboh.

" Eh ini Nona Ceafi ya..Ya Allah sudah dewasa cantik sekali yo, kaya tuan putri kerajaan hehe... " Bi Minah memeluk dan menepuk bahu Ceafi seperti ibu ketemu anaknya yang terpisah lama.

Namun Ceafi hanya merespon biasa saja sebagai ramah tamah, jujur Ceafi masih ingin tinggal di Prancis.

" Welcome to Indonesia, Ceafi ! Hawanya beda bukan? Lebih hangat disini lebih nyaman bukan? " Tanya Ayah José mencoba menghibur Ceafi. Ayah José tahu jika putrinya itu tidak bahagia.

" Iya hangat rasanya Ceafi akan meleleh " Ceafi menjawab pertanyaan Ayahnya dengan ketus.

" Bi Minah, antar Ceafi ke kamarnya ya, dia kecapekan perlu istirahat, " Ayah José melambaikan tangannya pada Bi Minah.

Ceafi beranjak tanpa berkata apapun. Matanya berputar melihat sekeliling rumah. Rumah sederhana namun cukup besar milik Ayah José dengan tampilan adat Jawa dengan sentuhan gaya kebarat-baratan tampak rapi dan elegan.

" Bi Minah, tolong temani dan jaga Ceafi ya, dia masih perlu adaptasi mungkin beberapa hari ke depan ia akan sedikit rewel. " Pesan Ayah José pada Bi Minah.

" Nggih, siap Tuan, serahkan pada Minah! Saya ingat betul dulu waktu gendong pas masih bayi. " Bi Minah tersenyum lebar dengan gaya khasnya.

"Hmmn, terima kasih ya Bi, " Ayah José pergi ke teras rumah untuk mencari udara segar.

" Nona, Bibi buatin teh panas, biar badan lebih enakan yah, Bibi sudah siapin air hangat juga untuk mandi. " Bi Minah masuk membawakan Ceafi teh hangat.

"Terima kasih, aku mandi nanti saja. Jika Ayah mencari katakan aku sedang istirahat ya. " Ceafi tersenyum pada Bi Minah dan mengambil cangkir teh yang dibawakan dan meminumnya. Sedikit kepaitan tapi karena haus terpaksa harus meminumnya.

" Baik Non, eh Non, welcome to Indonesia yo, wehehe! " Bi Minah tertawa saat mengatakan kalimat bahasa Inggris itu dengan logat medhoknya yang lucu. Dan Ceafi juga ikut tertawa, lalu membaringkan tubuhnya di kasur dan tak lama ia terlelap karena saking lelahnya.

Culture Shock

Hari pertama Ceafi di Indonesia tak seindah apa yang diharapkan. Meskipun dulu lahir dan merasakan masa kecilnya di Indonesia, namun budaya barat telah mendarah daging dijiwanya.

Bagi kebanyakan orang asing yang datang ke negeri orang pasti mengalami culture shock dimana harus beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda dengan lingkungan di negara asalnya.

Tak ayal, Ceafi pun harus beradaptasi dengan lingkungan di sini, namun beruntungnya Ayah José selalu sabar dalam menghadapi sikap putrinya yang agak manja.

Pagi ini Ayah José sudah bangun dan hendak mengajak Ceafi untuk sarapan. Bi Minah tengah menyiapkan sarapan, namun Ayah José membuatkan roti sandwhich untuk Ceafi. Itu memang kebiasaan Ayah José setiap pagi menyiapkan sarapan untuk Ceafi karena di Prancis tidak memiliki pembantu.

" Eh Tuan, biar saya saja yang buatin. Nona suka sarapan roti ya!? " Bi Minah hendak menggantikan Ayah José untuk membuat sandwhich tapi ditolak oleh Ayah José.

" Sudah Bi, aku terbiasa membuatkan Ceafi sarapan. Oh ya, semua hidangan sudah siap kah? " Ayah José mengambil piring untuk menyiapkan sandwhich Ceafi yang telah dibuatnya.

" Sudah Tuan, nasi goreng spesial kesukaan Tuan. " Jawab Bi Minah sambil membereskan dapur.

" Oke! Aku panggil Ceafi dulu ya, tolong buatkan lemon peras untuknya ya pake air hangat jangan kasih gula ya Bi, " Ayah José membawa sandwhichnya dan pergi ke kamar Ceafi.

Ayah José datang ke kamar Ceafi, dan membangunkannya, " Ceafi sayang! Bangun yuk sudah pagi. " Ayah José mengelus pipi Ceafi yang tetap tampak cantik saat tidur.

" Hmmh... " Ceafi menggeliat malas,

" Ayo bangun Nona Kecil! " Ayah José mencubit hidung mancung Ceafi.

" Ayaah..Ceafi malas bangun semalam aku tak bisa tidur banyak suara binatang, " Ceafi tetap malas bangun dan menaikkan lagi selimutnya.

" Ya sudah ini sandwhichnya Ayah kasih disini ya, Bi Minah sudah buatin lemon perasnya. Ayah sarapan dulu diluar. Ceafi boleh tidur lagi, tapi jangan siang-siang lho! " Ayah José meletakkan piring sandwhich dimeja samping Ceafi dan lalu keluar, tersenyum melihat putrinya saat menutup pintu kamar Ceafi.

Sementara Ceafi kembali tidur melewatkan suasana pagi di desa yang jauh berbeda dengan suasana di Kota Nice. Ayah José sarapan ditemani Pak Slamet. Mereka membicarakan bagaimana perubahan rumah dan sekitar selama kepergiannya.

Rencananya Ayah José ingin mengajak Ceafi jalan-jalan pagi mengelilingi desa sehabis sarapan. Karena Ceafi tak mau bangun jadi Ayah José memilih pergi berkeliling sendirian.

Suasana desa sekarang berbeda dari saat dahulu pertama kali Ayah José datang dan tinggal selama 10 tahun disini. Tampak jalanan sudah diaspal dan diperlebar, banyak toko-toko besar disekitar desa, dan rumah warga sudah dibangun lebih bagus dan layak.

Sambil bersepeda Ayah José mengingat kenangan masa mudanya. Banyak warga yang menyapa dan mengajak bicara saat bertemu dengannya, teman-teman lamanya dan para tetangga yang senang melihat Ayah José. Mereka saling bernostalgia.

" HUWAA!! " suara teriakan Ceafi terdengar dari dalam kamar.

" Ayaaah!!! " Ceafi berteriak histeris.

Bi Minah dan Pak Slamet berlari ke kamar Ceafi, " Ada apa Non?! " Tanya mereka serentak dan wajahnya sedikit khawatir bercampur kaget.

" Ituu ada serangga di kasur, Ceafi jijik liatnya! " Wajah Ceafi kesal dan takut.

" Ada kecoa toh, ya ampun Non! Bapak pikir ada ular, " Jawab Pak Slamet santai sambil mengambil kecoa yang ada di kasur.

"Nih, kecoanya cuma kecil, " Tangan Pak Slamet yang ada kecoa diarahkan ke Ceafi.

" Hwaa Pak Slamet! Ceafi takut!! " Ceafi melonjak ke belakang badan Bi Minah.

" Heh udah Met! Nona Ceafi takut kok kamu malah gitu to, sudah cepet buang! " Bi Minah menatap Pak Slamet tajam.

" Nona cuci muka dulu, Bibi ambilin minum lemonnya ya? " Bi Minah menepuk pundak Ceafi yang masih ketakutan.

" Oui." Ceafi tersenyum lalu masuk kamar mandi.

Tak lama terdengar suara terikan Ceafi lagi, kali ini dari kamar mandi.

" Bibi toloooongg!!! "Teriak Ceafi

" Ada apa Non?! " Bi Minah berlari dan mengetuk pintu kamar mandi.

" Ada laba-laba Bibi!! " Ceafi melompat keluar dari kamar mandi.

" Itu memang biasa disitu Non, nanti Bibi bersihkan. Minumannya Bibi letakkan di meja makan, masih ada sarapan buat Nona Ceafi. " Bi Minah pergi mengambil sapu untuk mengusir laba-laba.

Ayah José sudah pulang dari bersepedanya dan mendapati Ceafi di meja makan. Tampak Ceafi menyendok nasi goreng yang dimasak oleh Bi Minah.

" Did you like it Honey? " Tanya Ayah José datang duduk disamping Ceafi.

" Hmmm.. " Ceafi merasakan nasi goreng yang disuapnya.

" Wow, tidak seburuk bangun pagiku tadi. Ayaah... Ceafi ingin pulang, " Ceafi merengek manja pada Ayahnya.

" Pulang? Ini rumah masa kecilmu bukan? Ayolah Ayah percaya Ceafi akan lebih bahagia disini. " Ayah José memeluk Ceafi dan mengelus kepalanya.

" Tadi ada serangga di kamar Ceafi dan kamar mandi. Ceafi tak mau tidur disana lagi. " Ceafi menatap Ayah José memelas.

" Baiklah nanti biar Ayah yang tidur disana kita bertukar kamar kalo begitu, gimana? " Ayah José mencubit hidung mancung Ceafi.

" Tapi dikamar Ayah tidak akan ada serangga juga kan? " Ceafi memegang tangan Ayahnya dengan halus.

" Mungkin serangganya akan pindah kesana juga karena melihat putri cantik, " Ayah José tertawa meledek dan mencubit hidung Ceafi lagi. Ceafi mendengus kesal dan memanyunkan bibirnya.

" Sudah ayo makan dulu, Ayah suapin ya," Ayah José mengambil sendok dan menyuapkan nasi goreng ke mulut Ceafi.

Kelembutan Ayah José terhadap Ceafi memang tak ada tandingnya, menjadi ayah sekaligus ibu sejak Ceafi berumur 6 tahun. Ibu Ceafi harus berpulang saat itu karena mengalami komplikasi akibat kondisi penyakit kankernya yang sudah stadium akhir.

***

Ceafi sekarang sedang duduk diteras melihat lihat pemandangan sekitar. Ia tertarik pada suatu penampakan bukit yang terletak diujung desa tak jauh dari rumahnya. Lalu mendatangi Pak Slamet yang tengah menata halaman samping rumah.

" Pak Slamet sedang menanam bunga ya? " Tanya Ceafi dengan lemah lembutnya seakan menghapus sikapnya tadi pagi yang konyol.

" Eh Non, ini Bapak mau buat taman biar Nona Ceafi makin senang dan betah tinggal disini. " Pak Slamet tersenyum lebar.

" Hmm, aku suka bunga anggrek. Apa disini ada banyak, Pak? " Ceafi ikut membantu Pak Slamet.

" Oh, ya jelas ada banyaklah Non, di Indonesia itu ada sekitar 5.000 spesies anggrek loh, Nona bisa cari di pasar bunga atau dihutan kebun desa kadang juga ada. " Ujar Pak Slamet,

" Wow, really!? Ceafi maulah diajak beli bunga anggrek nanti ya, " Mata Ceafi bersinar bahagia.

" Wah, siap Non! Besok hari Selasa ya Bapak ajak ke pasar dekat kota. " Pak Slamet tersenyum lebar.

" Hwaa!! Ada seranggaa! " Ceafi melompat menjauh ketika melihat serangga yang muncul keluar dari lubang tanah.

" Ya ampun Non! Cuma serangga gini kok takut. " Lagi-lagi Pak Slamet mengambil serangga itu dan diarahkan ke Ceafi.

" Ada apa sih Ceafi teriak? Ayah sampe kaget? " Ayah José keluar dengan tatapan heran.

" Ada serangga dimana mana, Ceafi tak bisa tinggal dirumah yang banyak serangga Ayaah.. Ayo kita pulang saja huhu.. " Ceafi merengek lagi.

" Ssst ssst, sudah sudah Ayah kan bilang serangganya mungkin penasaran kok tiba tiba ada cewek cantik disini. " Ayah José menggoda Ceafi. Tapi Ceafi tetap kesal karena serangga.

Hingga tiga hari permasalahan serangga membuat Ceafi terus merengek ingin pulang ke Prancis. Namun Ayah José dengan sabarnya menghadapi polah putrinya yang seperti anak bayi. Merengek dan manja, begitu sikap Ceafi saat menghadapi culture shock di Indonesia.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!