Kisah ini bermula dari sebuah kerajaan yang sangat megah dan indah di sebuah negeri ajaib. Kerajaan Astherin. Kerajaan yang berada di sebuah Negeri yang tidak di ketahui manusia modern di dunia yang tidak tersentuh oleh kemajuan teknologi. Dunia tersembunyi. Dunia Hulasina.
Negeri itu terpendam dalam kabut tebal yang memisahkannya dengan dunia modern. Tidak ada yang bisa masuk atau pun keluar dari negeri itu. Karena perjanjian yang sudah di tetapkan oleh alam dan Raja terdahulu. Biarlah dunia lain tercemar, namun negeri ini harus tetap bersih dan mempertahankan segala keindahannya.
Bangunan megah di tengah kota, berwarna putih bersih. Empat menara yang menjulang tinggi dengan warna sama. Di antara gerbang yang cukup jauh dari bangunan megah itu terdapat kolam besar sepanjang 60 meter dan luas 15 meter dengan 12 pancuran. Tanaman dan bunga warna-warni yang tertata rapi di sekitar kolam. Tidak hanya di sekitar kolam, tetapi halaman luas di depan istana itu tampak begitu hijau dan terawat. Kereta kuda, para pekerja dan para prajurit terlihat berlalu lalang di tempat itu. Hari yang sibuk.
Langit yang cerah membuat istana yang terdiri dari 894 kamar, 130 kamar mandi, ruang perjamuan yang bisa menampung 2.800 tamu dan Aula yang mampu menampung 900 orang. Istana yang memiliki total luasnya 115.000 m² tampak begitu indah. Di tambah ukiran-ukiran yang terbentuk di dinding, pintu, dan bingkai jendela.
Bagian dalam istana pun sama mewahnya. Mereka menggunakan furnitur-furnitur yang di buat oleh seniman terkenal dengan banyak menggunakan sedikit warna biru, hijau, merah juga keemasan, serta menempelkan beberapa benda-benda berkilauan seperti emas dan perak, serta bebatuan langka seperti intan, ruby dan sejenisnya.
Peraturan di istana itu sederhana dan sudah di serahkan pada orang-orang yang ahli pada bidangnya. Tapi, tetap saja mereka semua butuh seorang pemimpin dan menjadikan seseorang yang bijaksana, kuat dan terhormat untuk menempati posisi Raja. Bukan hanya itu, seorang Raja biasanya adalah seseorang yang meneruskan gelar ayah atau kakeknya. Seorang Raja harus berasal dari keturunan dari Raja sebelumnya.
Pagi ini, semua pelayan sedang bergembira. Ksatria dan Prajurit istana pun ikut berbahagia. Mereka mendapatkan kabar bahwa sang Ratu telah melahirkan seorang putri yang cantik jelita. Keduanya selamat. Putri yang baru lahir itu memiliki mata berwarna ungu dan rambut yang hitam pekat. Mata ungu adalah bukti bahwa dia adalah keturunan murni kerajaan, berasal dari ayahnya, sang Raja. Sedangkan rambut hitamnya berasal dari ibunya yang merupakan seorang Ratu.
"Dia akan ku beri nama Arcilla Zeline Bell" ucap sang Raja sambil tersenyum.
Sang Raja merasa senang, karena kehadiran seorang putri di istana kerajaan. Karena selama ini, Ratu telah melahirkan tiga putra dan Raja telah memiliki 12 anak laki-laki dari 5 selirnya. Kebahagiaan Raja terdengar hingga penjuru negeri dan membuat rakyat ikut merasakan kebahagiaan. Namun, tidak semua orang turut gembira mendengar cerita itu.
Dialah Annei. Seorang penyihir yang menyimpan dendam selama bertahun-tahun pada kerajaan. Dia sudah membuat segala macam rencana untuk meruntuhkan kerajaan itu. Dan saat dia mendengar berita bahagia itu, rasa benci di hatinya semakin kuat. Dia akan melakukan apapun, bahkan jika harus menjual jiwanya pada iblis.
Penyihir itu benar-benar melakukannya. Dia menjual jiwanya pada iblis. Iblis itu berupa Naga, memiliki dua taring yang panjang di mulutnya dan gigi-gigi yang runcing, bola mata yang berwarna merah, sisik yang tajam dan besar-besar, ekor yang runcing di bagian ujungnya_seperti ujung pedang. Tubuhnya besar dan tinggi naga itu seperti gedung lima lantai. Sangat mengerikan. Sisiknya yang berwarna merah dan hitam membuat siapapun gentar saat melihatnya. Termasuk si penyihir.
"Aku terima tawaranmu. Sebagai gantinya, kau harus memberikan kepala putri Raja itu padaku setelah usianya 18 tahun" ucap Naga itu pada penyihir.
Penyihir menyanggupi syarat yang di pikirnya mudah. Selain itu, dia juga harus menjadi pelayan iblis selamanya, dia telah membuat perjanjian dengan menggunakan jiwanya dan mulai sejak itu, dia akan mengikuti semua perintah Naga.
Di sisi lain. Di dalam istana kerajaan. Sang Ratu mendapatkan mimpi buruk yang sangat mengerikan. Dia menceritakan hal itu pada penasihat kerajaan dan pada Raja. Mereka pun menjadi khawatir, karena mimpi seorang penguasa adalah sebuah berita yang mungkin akan terjadi di masa depan. Namun, mereka tidak tahu arti dari mimpi itu.
Selama beberapa hari, sang Ratu semakin khawatir karena mimpi yang sama terus di alaminya. Dia pun semakin yakin bahwa mimpi itu adalah peringatan. Hingga akhirnya, dia meminta pesetujuan Raja untuk membawa anak-anak mereka menjauh dari lingkungan istana, namun Raja tidak menyetujuinya. Raja berkata bahwa lingkungan istana lebih aman di bandingkan dunia luar.
Hati Ratu semakin tidak tenang, akhirnya dia membuat keputusan sendiri dan melakukannya secara diam-diam. Dia meminta seseorang kepercayaannya untuk membawa putrinya yang saat itu berusia 2 tahun untuk pergi sejauh mungkin dari istana. Lalu meminta seorang lainnya untuk membawa putranya yang berusia 5 tahun. Dua anak itu masih kecil, sehingga lebih mudah di bawa.
Ratu berpikir keras tentang bagaimana menyelamatkan anak-anak Raja yang lain, termasuk dua orang putra kandungnya. Mereka semua sudah berusia cukup dewasa dan sulit untuk di ajak bicara mengenai masalah ini. Ratu berpikir sambil melihat kereta kuda yang membawa putri kecilnya bersama orang kepercayaanya. Dia memohon di dalam hati agar mereka berdua selalu baik-baik saja.
Tepat di saat itu, di saat kereta kuda hilang dari pandangan sang Ratu. Terjadi keributan besar dari gerbang selatan istana. Segerombolan orang-orang bersenjata memasuki istana secara bengis. Mereka menyingkirkan siapa pun yang menghalangi jalan mereka.
"Lindungi Ratu!!!" teriak seorang Ksatria.
Para ksatria dan prajurit kerajaan langsung mengangkat senjata mereka. Sang Ratu di jaga ketat dan di bawa ke tempat yang aman.
"Tidak ada tempat yang aman selama kita masih berada di istana" ucap sang Ratu saat memasuki sebuah ruangan.
"Yang mulia, anda akan aman disini. Kami para Ksatria akan melindungi istana, kami akan menyerahkan seluruh jiwa dan raga. Bahkan jika kami mati" ucap salah seorang Ksatria.
Ratu hanya diam. Tidak bicara sepatah kata pun. Dia masuk ke dalam ruangan penyelamatan bersama beberapa pelayan. Namun, hatinya tidak tenang, dia pun berjalan keluar dari tempat itu. Walaupun para pelayan telah berusaha menahannya, tidak ada yang berani melawan perintahnya. Sang Ratu berlari di lorong istana, seperti sedang mencari sesuatu.
Di luar istana, terjadi peperangan yang luar biasa. Pembantaian, pembunuhan, dan kehancuran yang mengerikan terjadi. Darah bercucuran, berserakan dimana-mana. Tangan, kaki, kepala dan tubuh yang terpisah dari badan, korban mulai berjatuhan. Musuh bermandikan darah-darah penghuni istana. Tidak hanya sampai di situ, para penyusup itu akan menghabiskan seluruh penghuni istana tanpa tersisa.
Melihat para Ksatria dan para prajurit semakin banyak yang gugur, membuat Raja murka. Raja pun mengenakan baju besinya dan masuk ke arena pertarungan. Dia membawa pedang terbaik yang selalu di gunakannya untuk mempertahankan kerajaan. Namun, keberanian Raja menghilang saat seekor Naga muncul di udara. Naga itu sangat mengerikan membuat orang-orang menjatuhkan pedangnya.
"Berlutut!" ucap Annei sang penyihir.
Semua orang berlutut kecuali Raja dan beberapa pengawal setianya. Dia adalah penguasa di tempat itu. Dia tidak akan berlutut pada musuh yang akan merebut kerajaannya. Dia lebih memilih mati dengan hormat daripada harus menyembah seorang penyihir yang menjual jiwanya pada iblis.
Karena keteguhan hati Raja dalam menjaga kehormatan dirinya. Raja dan beberapa pengikutnya mati dengan kepala terpenggal. Selain itu, keturunan Raja yang masih tersisa harus di bunuh, walaupun mereka telah berlutut. Orang-orang pun mencari dan menangkap mereka, lalu kepala mereka di penggal saat di temukan.
"Dimana gadis itu?!? Dimana putri kecil itu?!?" Teriak Annei saat orang-orang tidak berhasil menemukan putri satu-satunya di kerajaan.
"Mu... Mungkin dia sudah mati saat pembantaian" jawab seseorang.
Annei membunuh orang yang menjawab itu dengan kekuatan sihirnya.
"Kita tidak boleh mati!!!"
"Kami tidak menemukan jasad seorang bayi perempuan berusia dua tahun di istana ini, Yang Mulia. Sepertinya, seseorang telah membawanya pergi dari istana sebelum kita tiba" ucap seseorang lainnya.
Dia gemetar saat menjawab, tapi nyawanya masih ada.
"Cari gadis itu!!!"
Semua orang yang mengaku mengabdi pada penyihir, segera mengikuti perintahnya. Mereka mencari putri Raja itu. Berhari-hari, berbulan-bulan, hingga bertahun-tahun. Namun, mereka tidak pernah menemukannya.
Hingga seluruh rakyat kerajaan, ikut mencari putri yang hilang itu. Mereka menyebutnya, Putri Raja yang terkutuk.
...***...
"Begitulah kisahnya" ucap seorang wanita tua.
Anak kecil berusia 10 tahun, mendengar cerita itu dengan seksama.
...***...
Matahari terasa sangat terik. Tidak terlihat tanda akan turun hujan. Seorang gadis berdiri di samping mobilnya, menatap ribuan penonton yang ingin melihat pertandingan.
"Kau sudah siap?" tanya seorang pria paruh baya pada gadis itu.
Gadis itu mengangguk.
Dia menggunakan helm dan masuk ke dalam mobil balap Saleen S7 twin turbo berwarna biru tua. Dengan nomor 24 di kiri dan kanan mobil. Gadis itu adalah salah satu peserta yang mengikuti pertandingan balap mobil. Dia terkenal di kalangan orang-orang yang suka menonton balapan, karena memenangkan banyak pertandingan. Namanya sudah di kenal sejak lima tahun yang lalu saat pertama kali mengalahkan juara sebelumnya.
Dia selalu mengikuti balapan, dimana pun. Bahkan balapan liar di kota-kota kecil. Ayah dan ibunya sudah menyerah padanya, mereka sering menasehatinya untuk segera berhenti. Namun, dia keras kepala dan tetap melakukan apapun yang di sukainya. Dia pernah mengalami luka serius dua kali, luka ringan puluhan kali dan masuk ke penjara sekali_ akibat tertangkap saat mengikuti bapalan liar. Tapi, tidak ada kata "jera" dalam kamus hidupnya.
Hari ini, dia mendapatkan medali lagi. Balapan itu di menangkan olehnya. Para penonton bersorak-sorai melihat jagoannya mengalungi medali dan memegang piala di tangannya. Gadis itu mengangkat tinggi piala di tangannya. Wajahnya terekam kamera para wartawan, kemenangannya tersebar hingga ke seluruh dunia. Wajah cantiknya membuat orang-orang menjulukinya "pembalap cantik".
Dia gadis yang tidak hanya cantik, tetapi juga unik. Matanya berwarna ungu, sedangkan rambutnya berwarna hitam pekat. Tidak sekali pun dia menutupinya. Orang-orang menyebutnya cantik, unik, dan spesial, karena tidak banyak orang yang memilki perpaduan seperti itu, bahkan mungkin tidak ada. Dia mendapatkan mata itu dari ayahnya dan rambut yang indah dari ibunya, walaupun dia tidak pernah tahu, dimana dan siapa kedua orangtua kandungnya.
"Aku menang lagi" ucap gadis itu sambil tersenyum, memamerkan piala pada orangtuanya.
Ayah angkatnya. Tuan Elias Wyatt Wilson. Merasa heran, dia menggaruk pelan pelipisnya yang tidak gatal.
"Papa dan mama sudah berjanji. Kalau aku menang kali ini, kalian tidak akan melarangku mengikuti pertandingan lagi" ucap gadis itu. Arcilla Wyatt Wilson.
"Benar. Kami sudah berjanji. Sebaiknya kita makan dulu, mama sudah siapkan makan malam untuk merayakan kemenanganmu" ucap seorang wanita paruh baya.
Dia ibu angkat Arcilla. Riley Paisley Wilson.
"Oke. Aku akan meletakkan barang ku dulu ke kamar" ucap Arcilla sambil tersenyum.
Tuan dan Nyonya Wilson sangat menyayangi Arcilla, mereka memperlakukannya seperti anak kandung mereka sendiri. Namun, mereka terlalu memanjakannya, sehingga membuat gadis itu keras kepala dan berpikir semua ke inginannya harus di turuti. Namun, semakin beranjak dewasa, Arcilla bisa berpikir lebih baik, dia juga tidak mau terus menerus membuat orangtuanya khawatir.
"Aku tidak akan mengikuti balapan lagi" ucap Arcilla spontan.
Di tengah meja makan, saat sedang menyantap makanan, Arcilla memulai percakapan yang sangat mengejutkan. Tuan Wilson yang mendengarnya langsung terbatuk dan Nyonya Wilson menjatuhkan sendok makan dari tangannya.
"Aku sudah memikirkannya. Selama ini, aku selalu menyusahkan dan membuat kalian berdua khawatir. Aku ingin menjadi anak baik dan berguna mulai sekarang. Aku akan kuliah dengan serius dan membuat prestasi"
"Arla..." ucap Ny. Wilson sambil menatap Arcilla.
"Mama tidak usah terlalu senang, aku baru mengatakannya saja. Kalau semuanya telah ku lakukan dan aku berhasil, saat itu lah mama boleh merasa senang dan bangga padaku" ucap Arcilla.
Ny. Wilson menggelengkan kepala.
"Tidak apa ma. Aku baik-baik saja. Aku akan menjadi anak baik mulai sekarang"
Ny. Wilson berdiri dan langsung mendekat pada anaknya. Lalu, membuka mulut anak itu dan mengendusnya.
"Dia tidak minum, pa" ucap Ny. Wilson pada suaminya.
"Kau habis makan apa di luar?" kali ini, Tn. Wilson bertanya langsung pada Arcilla.
Arcilla mengerutkan keningnya. Dia terlihat kesal.
"Aku serius. Aku sadar dengan apa yang aku katakan"
Ny. Wilson kembali duduk di kursinya "Mama takut, ucapanmu malah membuatmu melakukan hal lain"
"Tidak kok, aku tidak bermaksud lain. Sungguh. Aku akan menjadi anak yang baik mulai sekarang"
"Apa yang membuatmu berpikir begitu?" tanya Tn. Wilson.
"Aku tidak peduli dengan ucapan orang-orang yang mengatakan aku anak yang tidak tahu diri. Tapi, setelah di pikirkan lagi, perkataan mereka tidak salah. Dari dulu, aku selalu menyusahkan. Padahal aku bukan anak kandung kalian"
"Apa yang kamu katakan? Jangan berpikir begitu! Apa pun yang terjadi, kamu tetaplah anak kami. Kami menyayangimu lebih dari apapun. Jangan pikirkan ucapan orang-orang itu. Mereka tidak tahu apapun" ucap Ny. Wilson menegaskan.
"Benar apa yang di katakan mama mu, nak. Sejak kami menemukan mu malam itu, kami sudah berjanji akan memperlakukanmu dengan baik" Tn. Wilson menimpali.
"Tentu saja, papa dan mama tulus menyayangi ku. Aku juga sangat menyayangi kalian, lebih daripada yang lain. Aku melakukan ini untuk membuat kalian bahagia"
"Kehadiranmu saja sudah cukup membuat kami bahagia" ucap Tn. Wilson. Istrinya mengangguk.
Arcilla tersenyum.
"Trimakasih ma, pa. Aku berjanji, aku akan terus berada di sini dan membuat papa dan mama bangga"
"Tentu saja. Mama percaya padamu" ucap Ny. Wilson sambil menggenggam tangan Arcilla.
Malam itu. Mereka menghabiskan makan malam bersama dengan penuh kebahagiaan. Walaupun, mereka selalu bahagia jika berkumpul bersama, tapi malam itu berbeda dari biasanya.
Tn. dan Ny. Wilson sudah 26 tahun menikah, namun mereka tidak juga di karuniai keturunan. Kehadiran Arcilla membuat mereka sangat bahagia. Mereka menemukan bayi berusia 2 tahun di pinggir sungai 17 tahun yang lalu. Bayi itu terdampar di pinggir sungai dengan seorang wanita yang hampir mati.
Wanita itu tidak mengatakan apapun kecuali "Arcilla... Arcilla..." sambil menunjuk pada bayi yang sudah berada di pelukan Ny. Wilson.
Setelahnya, wanita itu menghembuskan napas terakhir. Karena kejadian itu, petugas kepolisian menyelidiki kasus kematian wanita itu dan bayi berusia dua tahun yang sangat sehat. Polisi mencari identitas mereka dan darimana mereka berasal. Namun, semuanya kosong. Tidak ada jejak. Hingga akhirnya, sepasang suami dan istri itu mengajukan diri sebagai orang tua yang akan mengasuh bayi cantik itu.
Hingga sekarang, kedua orangtua angkat Arcilla tidak tahu darimana dia berasal. Mereka juga sudah mempersiapkan diri, jika suatu saat Arcilla di bawa kembali oleh keluarga aslinya.
Pagi hari.
Ny. Wilson sudah mempersiapkan sarapan untuk keluarga kecilnya. Dia memanggil Arcilla berulang kali, namun anak itu tidak juga keluar dari kamarnya. Ny. Wilson pun memutuskan untuk menghampiri Arcilla di kamarnya, namun kamar itu kosong. Arcilla menghilang.
"Sayang!!!" teriak Ny. Wilson.
Tn. Wilson langsung menghampiri istrinya, karena mendengar suara teriakan. Istrinya menjelaskan bahwa Arcilla tidak ada di kamarnya.
"Anak itu tidak pernah pergi tanpa mengatakan apapun. Walaupun dia sering berbohong, tapi dia tidak pernah begini" ucap Ny. Wilson.
"Kamu tenang dulu. Coba kita telpon dia" ucap Tn. Wilson.
Laki-laki itu mencoba menghubungi nomor anaknya. Namun, terdengar suara ponsel di kamar itu dan letaknya berada di atas meja di sisi kasur.
"Bagaimana ini, pa?" tanya Ny. Wilson cemas.
Tn. Wilson melihat jendela kamar satu per satu. Tapi, jendela itu terkunci dari dalam. Tidak ada jejak seseorang yang kabur melalui jendela dan Arcilla tidak punya alasan untuk kabur.
"Coba cek Cctv, pa" ucap Ny. Wilson semakin panik.
Mereka pun pergi ke ruangan sekuriti, penjaga rumah mereka. Meminta dua orang sekuriti itu memperlihatkan rekaman tadi malam. Namun, hasilnya nihil. Tidak ada kejadian apapun malam itu. Kedua sekuriti itu pun tampak bingung dan ikut merasakan kecemasan.
"Bagaimana ini, pa? Apa mungkin dia pergi seperti dia datang?" tanya Ny. Wilson pada suaminya.
"Kita harus tenang. Semoga dia baik-baik saja di luar sana. Mungkin memang sudah saatnya dia kembali ke tempat asalnya"
Mereka ingat kejadian 19 tahun yang lalu. Saat sedang berjalan-jalan di pinggir sungai. Tiba-tiba muncul sosok wanita berusia 30 tahun sedang menggendong bayi berusia 2 tahun. Mereka tidak tahu darimana keduanya berasal. Tubuh wanita 30 tahun itu penuh dengan sayatan dan pakaiannya berlumuran darah, namun tidak basah sedikitpun karena air. Mereka berpikir bahwa wanita itu hanyut, tapi tidak ada tanda bahwa wanita itu berasal dari sungai. Pakaian bayi itu pun tidak basah.
Wanita itu berjalan pincang saat hendak memberikan bayi itu pada Ny. Wilson. Hingga akhirnya dia tersungkur dan meninggal di tempat.
Itu kejadian yang aneh. Sama anehnya seperti hari ini. Arcilla menghilang tanpa jejak.
...***...
Istana di kerajaan Astherin.
Tempat yang indah. Dulunya. Sekarang tidak lagi. Tempat itu tampak seram dan suram tidak terawat. Tidak ada kehidupan di dalamnya. Orang-orang membiarkan istana itu terbengkalai, mereka tidak berani mendekat. Banyak rumor yang mengatakan bahwa istana itu berhantu, terkutuk dan julukan lainnya yang sangat buruk. Bahkan, tidak ada seorang pun yang berani lewat di depan gerbang istana itu.
Beberapa tahun lalu, terjadi pembataian di istana Astherin. Namun, tidak ada yang tahu persis bagaimana pembantaian itu terjadi, semua penghuni istana mati atau menjadi pengikut penyihir. Para penduduk hanya mendengar rumor dari mulut ke mulut, yang mengatakan bahwa Putri bungsu Raja lah yang memberikan kutukan itu. Putri itu yang membuat Naga bangkit dari tidurnya, hingga menghabiskan seluruh penghuni istana.
Putri yang terkutuk itu, kini kembali. Dia terbaring di atas rerumputan hijau di tengah hutan. Mengenakan pakaian seperti jubah berwarna merah darah. Rambutnya tetap hitam, matanya tetap ungu. Kulitnya bersih dan seputih susu. Siapa pun yang melihatnya akan terpesona dan menarik perhatian.
Hutan itu sangat lebat. Daunnya sangat hijau dan lembap. Cahaya masuk melalui celah-celah pepohonan dan daun sangat sedikit. Rasa dingin lebih menyengat di dalam hutan itu, walaupun siang terik di luar sana. Tidak ada yang berani masuk ke dalam hutan itu tanpa persiapan, selain rutenya yang rumit dan terdapat banyak jurang, hutan itu juga memiliki puluhan hewan buas dan ratusan binatang berbisa serta tumbuhan beracun.
Arcilla terbangun. Matanya terbuka perlahan. Dia merasa aneh dengan tempat tidur dan juga selimut yang biasa menutupi tubuhnya. Di bawah sana terasa keras dan dingin yang sangat menusuk. Saat dia membuka mata, dia sedikit terkejut. Dia pun kembali menutup matanya. Menyangka semua itu hanyalah mimpi. Namun, dia tidak merasakan perubahan apapun.
Dia kembali membuka matanya. Memperhatikan sekitar. Ini dimana?
Hutan lebat itu terasa sangat mengerikan dan dia hanya sendirian di tempat itu. Tidak melihat siapa pun. Melihat pakaian yang di pakainya telah berubah, dia semakin merasa cemas. Situasi itu terlalu nyata untuk di sebut mimpi.
Arcilla pun berdiri, menepuk-nepuk tanah yang menempel di jubah merah darahnya. Dia mulai berjalan, sambil menatap awas ke sembarang arah. Dia tidak tahu tujuannya saat ini. Jangankan tujuan, dia bahkan tidak tahu dimana dia berada dan bagaimana dia bisa berada di tempat itu. Dan siapa yang membawanya.
Saat dia hendak berjalan lebih jauh. Langkahnya terhenti. Dia melihat sepasang mata yang menatapnya dari jauh. Di balik semak belukar. Mahkluk itu berjalan perlahan, menunjukkan dirinya. Dia memperlihatkan wajahnya yang buas dan gigi-gigi serta taring yang runcing. Seekor Srigala. Arcilla terpikat.
Ini aneh. Jika manusia biasa merasakan ketakutan yang luar biasa saat melihat mahkluk itu. Arcilla justru merasakan perasaan antusias. Dia tidak merasa takut sama sekali, jantungnya tidak berdegup kencang. Dia ingin mendekati Srigala itu dan mengelusnya.
Srigala itu mengatupkan rahangnya. Tatapan mereka bertemu. Hewan buas itu terlihat sangat kebingungan, sebab gadis di depannya terus menatapnya, seolah sedang berusaha berkomunikasi. Padahal, tubuh hewan itu jauh lebih besar dari gadis itu. Arcilla tersenyum tipis dan mulai merasakan sesuatu yang aneh, sesuatu yang tidak pernah dia rasakan. Namun, pertemuan mereka berlangsung cepat. Sebuah anak panah melesat cepat, membuat keduanya sadar.
Srigala itu segera melarikan diri. Dan Arcilla menoleh ke arah panah yang tertancap di badan pohon. Untungnya tidak ada yang terluka. Gadis itu mencari sumber anak panah itu berasal. Dia mendengat tapak kuda dari arah belakang. Lalu, terlihat seseorang yang menunggang kuda berjalan ke arahnya.
"Kamu baik-baik saja?" Tanya orang itu.
Wajahnya tertutup. Pakainnya lengkap. Dan banyak peralatan yang di bawa orang itu bersama kudanya, terutama busur dan anak panah. Dia adalah seorang gadis. Rambutnya berwarna jingga.
"Kamu baik-baik saja?" Tanya gadis itu sekali lagi. Karena Arcilla hanya termangu menatapnya.
Arcilla mengangguk
Gadis berkuda itu turun dari kudanya, lalu mendekat "Sedang apa kamu disini? Dimana kuda mu? Terlambat sedikit saja, Srigala itu bisa menerkammu. Tidak ku sangka, hewan malam itu akan berkeliaran di siang hari"
Arcilla masih termangu, menatap gadis di depannya. Dia berharap semua ini adalah mimpi. Karena dia merasa asing dengan bahasa yang di gunakan gadis itu, namun dia bisa mengerti ucapannya dengan mudah. Seolah dia pernah mempelajarinya.
"Apa kamu tersesat?" Tanya gadis itu lagi.
Sejak tadi, gadis berkuda itu tidak bisa melihat Arcilla dengan jelas, karena tertutup tudung merah darah dan juga kondisi hutan yang tidak terlalu terang. Namun, sebaliknya. Arcilla bisa melihat gadis itu dengan jelas.
"Hei orang asing! Apa yang kamu lihat dari tadi? Aku bertanya dan kamu tidak menjawab. Sedang apa kamu disini? Dimana kudamu?"
"Aku tersesat. Tidak. Aku di buang ke tempat ini. Aku tidak ingat apapun" akhirnya Arcilla menjawab. Dia semakin kebingungan, karena dia bisa menjawab bahasa asing itu. Dengan lancar.
"Tidak heran. Banyak sekali manusia yang di buang kesini, mereka di jadikan persembahan untuk santapan hewan buas, agar mereka kenyang dan tidak menganggu permukiman. Tapi, kamu terlihat baik-baik saja"
Arcilla tidak mengatakan apapun. Dia hanya berharap gadis itu akan membawanya keluar dari hutan.
"Aku tidak tahu apa yang terjadi denganmu. Tapi, aku tidak bisa membiarkan manusia yang masih hidup berada di hutan ini. Ikutlah, aku akan membawa mu keluar dari sini" ucap gadis berkuda.
Arcilla tersenyum senang. Dia pun mengikuti gadis itu, menunggangi kuda bersama. Hingga akhirnya mereka tiba di sebuah perkampungan. Tiba di salah satu rumah kayu yang terlihat sederhana.
"Ibu, aku pulang" ucap gadis berkuda.
Mereka bedua memasuki rumah itu. Arcilla terlihat ragu saat melangkah, sedangkan gadis berkuda itu segera masuk dan meletakkan barang-barangnya.
"Aku tidak mendapatkan apapun hari ini. Tapi, aku bertemu seseorang. Dia di buang, hilang ingatan"
Arcilla berdiri di tengah ruangan. Kebingungan. Tak lama kemudian, seorang wanita paruh baya keluar dari salah satu bilik, menyingkap tirai dan melihat ke arah Arcilla.
"Astaga!" Seru wanita paruh baya itu.
Arcilla terkejut. Gadis berkuda pun merasa heran.
"Matamu... dari mana kamu mendapatkannya?" Tanya wanita paruh baya itu. Dia berjalan mendekat ke arah Arcilla.
Arcilla kebingungan. Wanita paruh baya itu membuka tudung yang menutupi sebagian wajahnya, lalu menggenggam tangannya. Wanita itu menatap Arcilla dengan wajah cemas.
"Ibu, siapa dia?" Tanya gadis berkuda. Dia masih sibuk mengemas barang-barangnya.
Seli. Itulah nama si gadis berkuda. Dia memiliki mata dan rambut berwarna jingga. Dan wanita paruh baya itu bernama Edhna.
Tangan Edhna gemetaran. Dia menatap gadis di depannya dengan penuh rasa haru. Dia memeluk gadis itu dengan erat. Arcilla semakin bingung.
"Kamu adalah orang yang kita butuhkan selama ini. Tapi, kamu belum bisa melakukannya. Seli! Carikan daun dan bunga teh sebanyak-banyaknya. Kita memerlukan bahan itu untuk mengubah warna rambutnya" ucap Edhna.
Seli sedikit merasa bingung. "Baiklah"
Tanpa bertanya apapun, Seli langsung keluar rumah dan mengerjakan tugas yang di perintahkan ibunya.
"Matamu tidak boleh di lihat siapa pun. Kamu harus menutupinya" ucap Edhna.
Edhna segera bergerak dan mencari sesuatu di berbagai tempat. Hingga dia menemukan seutas kain putih sepanjang 2 meter dan lebar 5 cm. Lalu, kembali berbicara pada Arcilla.
"Tutup matamu dengan ini. Kamu masih bisa melihat karena kain ini sangat tipis. Jika ada yang bertanya, bilang saja kamu memiliki penyakit mata yang serius"
Saat Edhna hendak menutup mata Arcilla dengan kain. Gadis itu menahan tangannya.
"Maaf, bi. Aku tidak tahu kenapa bibi melakukan ini. Tapi, aku baik-baik saja" ucap Arcilla.
"Matamu. Warna matamu bisa membawa petaka. Bukan hanya kamu, tapi semua orang yang ada di sini bisa mati. Kamu harus menyembunyikan petaka itu" jawab Edhna.
"Apa maksud bibi? Aku tidak mengerti. Anda harus menjelaskannya dulu padaku"
"Tentu saja kamu tidak mengerti. Kamu telah hilang ingatan. Orang-orang yang membuangmu juga pasti melakukannya karena takut pada kutukan itu"
"Kutukan?" Arcilla mengerutkan alisnya.
"Iya. Kutukan manusia bermata ungu"
...***...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!