Itu adalah sebuah sabtu sore yang indah, dimana matahari bersinar dengan cerah, awan-awan juga beriringan, tapi tidak menunjukkan tanda tanda bahwa hujan akan turun.
Sebuah cuaca yang sangat cocok untuk berpergian.
Saat itu, Kei sedang bersenandung ria sambil sedikit menari-nari di jalan, karena suasana hatinya yang sedang senang.
"Siapa sangka Myan akhirnya mau berjalan jalan bersama denganku malam ini? Dan mungkin siapa tahu aku akhirnya bisa melepas 'gelar' ku ini!" ujar Kei dengan gembira.
Dia memiliki jadwal untuk berkencan dengan pacarnya, Myan yang berdasarkan perjanjian dilakukan malam ini. Oleh karena itu, Kei dengan gembira menaiki bus untuk menuju ke tempat makan dimana mereka akan bertemu.
Dia sempat melihat smartphone di tangannya sebelum naik bus.
"Humm, masih pukul 17:06 kah? Aku masih punya banyak waktu untuk bersiap siap, bukan?" gumam Kei dalam senyum.
Bus itu juga berjalan seperti biasa. Tidak ada keanehan apapun pada bus tersebut, kecuali para penumpang nya yang tampak tidak peduli satu sama lain.
Tapi, tetap itu adalah pemandangan yang biasa di zaman ini.
Di tengah tengah semua hal biasa itu, ada hal yang tidak biasa. Orang orang sudah menyadarinya cukup lama, tapi ada sesuatu yang aneh dengan supir. Supir terus melakukan pernafasan yang kasar, dan sekarang terlihat semakin sering memegang dadanya.
"Pak supir, apa kau baik baik saja?" tanya salah seorang penumpang terdekat supir itu dengan khawatir.
"Se-perti-nya...." supir bis itu tidak bisa melanjutkan kalimatnya. Dia pingsan!
Seketika, kericuhan terjadi. Orang orang di bagian depan segera mengangkat sopir itu dari tempat duduknya, untuk segera mengambil alih kemudi darinya. Sedangkan orang orang yang ada di belakang, bertanya tanya apa yang terjadi ketika orang orang semakin ramai.
"Ada apa ini?!!!" Kei tak urung juga ketakutan melihat orang orang semakin panik.
Ketika bus itu berjalan semakin cepat, bus juga semakin oleng ke kanan dan kiri, karena orang orang di depan yang menyenggol kemudi saat menarik supir untuk keluar. Ada salah satu dari mereka berusaha untuk menarik rem darurat, tapi itu berbahaya jika bus dihentikan dengan kecepatan tinggi.
"Dia memakai sabuk pengaman!!" teriak salah satu pemuda. Segera, semua tahu keadaan nya dan menjadi lebih panik. Salah seorang anak SMA berusaha untuk menggapai pedal kopling dan rem, tapi itu terhalang oleh kaki supir.
?!!
TUNG TUNG TUNG!!
Sebuah sirine yang bagaikan vonis mati bagi mereka semua terdengar.
Ada sebuah perlintasan kereta api yang tertutup. Di belakang perlintasan itu ada puluhan kendaraan yang mengantre menunggu kereta lewat!
Seketika, kericuhan semakin menjadi. Orang orang berusaha untuk memecahkan kaca jendela, tapi karena jalan bus yang oleng membuat mereka kesulitan untuk memecahkan kaca jendela.
Banyak orang yang sudah terinjak injak karena segera berdiri dan berlari ke arah pintu bus.
Tapi, bus itu semakin oleng ke arah kiri, dan mulai menaiki trotoar yang sudah sepi karena kereta yang akan lewat. Sementara itu, keadaan di dalam bus semakin mengerikan.
Teriakan terjadi ketika bagian kiri bus sudah menyerempet bangunan membuat akses pintu keluar terhalang. Selain itu, bagian kiri bus semakin terkikis, membuat orang yang masih duduk di bagian kiri tertarik bangunan keluar, dan mati terhimpit, hancur diantara bus dan bangunan!
Banyak orang yang menyaksikan itu, tapi tidak banyak orang yang bisa menyaksikannya tanpa merasa mual.
("Apa ini? Kenapa ini semua menjadi sesuatu yang sangat mengerikan seperti ini?!!") teriak Kei dalam hatinya.
Pemilik kendaraan yang mengantre di depan palang pintu juga melihat bus yang oleng, dan segera bergerak meninggalkan kendaraannya untuk melarikan diri.
Semua orang yang ada di dalam bus terdiam setelah melihat kejadian mengerikan tadi. Mereka hanya bisa melihat pasrah terhadap orang orang di depan kemudi yang masih berusaha menarik supir dan mengendalikan setir.
"Sudah kubilang kita harus pakai rem darurat!" orang lain panik ketika itu semua terjadi. Dia tanpa pikir panjang segera menarik tuas rem darurat.
Itu terjadi secara tiba tiba, membuat bus berguncang sedikit. Pemegang setir yang masih berdiri terjatuh karena guncangan itu! Itu jelas membuat bus berbelok dengan cepat ke arah kiri, dan menabrak gedung.
Bagian depan bus hancur seketika, dengan jus darah dan daging dimana mana. Tapi itu tidak berhenti di sana saja.
Karena kecepatan bus yang terlalu tinggi, bus tidak berhenti menabrak gedung, tapi justru berguling ke arah kanan. Dan melanjutkan perjalanan nya dengan cara menggulingkan diri ke samping.
Semua berteriak, tapi itu tidak terdengar lagi. Hanya ada satu teriakan yang terdengar.
"AKU TIDAK INGIN MATI PERJAKA SEPERTI INI!!"
Itu adalah teriakan Kei yang masih berusaha berpegangan pada salah satu kursi agar tidak terpental kesana kemari.
[Keinginan sudah tersampaikan. Sistem telah menemukan individu dengan keinginan kuat. Individu baru telah terpilih.]
"Eh?!!" Kei memekik pelan.
Seketika, semua benda yang ada di sekeliling Kei berhenti bergerak. Dia sempat tidak percaya, tapi bahkan dia sendiri tidak bisa menggerakkan setiap anggota tubuhnya. Tapi, keanehan itu tidak berhenti di sana. Tiba tiba muncul sebuah kalimat di depan wajahnya.
[Apakah anda ingin mati? (Yes) / (No)]
"Pertanyaan apa itu?! Jelas No!!!" teriak Kei.
Tulisan "No" menampilkan animasi ter-klik, sebelum akhirnya menghilang. Setelah itu, muncul layar lainnya.
[Apakah Anda ingin tetap hidup? (Yes) / (No)]
[Apakah Anda ingin menjadi seorang player? (Yes) / (No)]
Kini terlihat dua panel di depan wajah Kei. Kei sudah tidak mampu untuk berpikir jernih lagi.
"Aku menyetujui semuanya! Kecuali aku harus menjual jiwaku pada setan atau iblis, aku akan menyetujuinya! Dengan menjadi player atau apapun!!" teriak Kei.
[Individu baru sudah menyetujui semua persyaratan. Memulai pencarian sistem yang cocok]
Suara itu mulai terdengar, dan bus yang terguling itu mulai bergerak lagi. Kei yang masih ada di dalamnya tak urung terlempar, karena goncangan yang kuat.
Kei merasa badannya remuk. Dia bahkan tidak bisa merasakan badannya lagi. Dia merasa kesadarannya akan hilang, sebelum terdengar suara~
[Ditemukan Sistem yang cocok]
[Selamat. Anda sudah menjadi seorang Player]
"WHOA!! AKU MATI!!!" Kei berteriak keras ketika mulutnya akhirnya bisa dia gerakkan. Selain itu, rasa sakit yang menyelimuti tubuhnya sekarang juga menghilang, seperti memang tidak ada.
Tapi, dia menyadari ketika melihat sekeliling.
Sekelilingnya sudah berubah, bukan lagi isi bus yang kacau. Tapi tempat dimana dia akan menaiki bus! Dan dia sekarang sedang melihat smartphone nya, yang menunjukkan pukul 17:13.
Sementara itu, semua orang melihatnya dengan aneh. Bahkan ada beberapa orang yang menyiapkan handphone mereka, bersiap melaporkan Kei jika Kei melakukan hal hal aneh lainnya. Kei bingung dengan apa yang terjadi.
"Apakah itu semua barusan mimpi?" bisik Kei pelan. Tapi, ada sebuah sirine yang berbunyi dari kejauhan. Terlihat sebuah truk pemadam kebakaran dan beberapa ambulance yang seperti berbalapan, menuju ke arah yang sama.
Semua orang yang sedang menunggu di halte membicarakan hal yang sama, tentang apa yang terjadi dan kemana tujuan truk pemadam kebakaran dan ambulance itu.
Tapi Kei tidak terlalu memikirkan itu, dan hanya memandang smartphone nya yang mengirimkan sebuah notifikasi.
"Apa? Myan tidak bisa pergi hari ini karena dia sedang pergi bersama keluarganya? Ahh, ini sungguh tidak benar." kata Kei pelan sambil menunduk sedih. Walau begitu, dia masih memikirkan kejadian tadi.
Apakah tadi adalah mimpi, atau sebuah kenyataan?
***
Kei sekarang sedang berada di sofa di depan televisi, berbaring telungkup dengan tangan menjulur ke bawah.
Setelah kejadian tadi, dia merasa pusing. Dan dia agak bersyukur janji dengan pacarnya itu dibatalkan. Walau begitu, tetap ada rasa sedih dalam hatinya.
"Kak, bisakah kau menyingkir dari depan televisi? Tidak biasanya kau berada disini, bukan? Kembalilah ke habitat mu di depan komputer, dasar Otaku bodoh!" kata seorang perempuan sambil membawa gelas berwarna jingga.
Kei sedikit menoleh, melihat adiknya yang membawa jus jeruk sambil mengambil remot, dan duduk di atasnya.
"Hei hei hei!! Jangan duduk di atasku! Aku sedang berbaring sebentar di sini, jadi jangan siksa aku!!" teriak Kei.
Adiknya berdiri lagi, menatap Kei dengan tatapan tajam.
Kei dengan malas mengubah posisinya menjadi duduk, menghadap televisi. Sedangkan adiknya duduk di sebelahnya dan menaruh jus di meja, sambil menyambar camilan yang ada.
"Lagian, kenapa kakak masih ada disini? Bukannya kakak akan pergi bersama Myan itu? Padahal aku sudah bilang dia bukan perempuan yang baik." lanjut adiknya itu.
"Wahai adikku. Apa kau ingin menambah luka dalam hati kakakmu ini?" jawab Kei sambil sedikit ber drama.
Adiknya tidak menggubris, dan hanya mengganti channel televisi ke channel berita.
"Hei hei Yuna! Bisa berikan remote itu!!" Kei mendelik mendengar berita itu, dan merebut remote dari tangan adiknya.
Dia membesarkan volume televisi, hingga berita itu terdengar jelas. Itu membahas sebuah kecelakaan bus yang belum diketahui penyebabnya. Dan dalam berita itu, semua penumpang dalam bus itu meninggal.
Setelah melihat itu semua, Kei terduduk.
"Ada apa, kak? Kau sangat aneh! Dan ada apa dengan berita itu? Apakah kau tahu sesuatu?" kata Yuna, adik Kei sambil sedikit memukul kakaknya.
("Apa ini?! Bukankah itu adalah bus yang aku naiki tadi sore? Dan penumpang nya, aku masih ingat siapa saja yang bergerak kemarin! Apa ini? Apa ini nyata?!") Kei terlihat kurang sehat dengan keringat dingin mengucur sekarang.
"Tapi, itu kecelakaan yang mengerikan. Apakah ini drama gore? Apa apaan itu? Dan itu terjadi di kota kita, membuat itu lebih mengerikan!" kata Yuna sambil memakan keripik kentang nya.
Dia sadar bahwa kakaknya tidak menanggapinya seperti biasa, dan menoleh. Dia mendapati kakaknya yang sedang berperilaku aneh seperti seseorang yang ketakutan. Kakinya gemetar, wajahnya juga memucat setelah melihat berita itu.
"Ada apa, kak?" tanya Yuna pelan.
Tapi tetap, tidak ada jawaban dari Kei yang sedang mencoba mencerna semua kejadian yang terjadi.
"Hei! Jangan abaikan aku!" teriak Yuna sambil sedikit memukul Kei. Kei tetap diam, tapi sambil meraba pipinya yang sekarang agak memerah.
"Yuna...." Kei mulai berbisik.
"A-apa?" Yuna mulai melompat dan menjaga jarak dengan kuda kuda, barangkali Kei akan membalas tamparannya.
"A-aku..."
"A-Aku ada di dalam bus itu saat itu." kata Kei tiba tiba.
Keheningan terjadi. Yuna hanya bisa menatap Kei bingung, sementara Kei sendiri menghadap ke bawah, dengan ekspresi tertekan dengan badan yang masih gemetar.
"Hahh?!! Apa maksudmu?!! Bagaimana mungkin kau bisa ada di dalam bus itu?" Yuna berkacak pinggang, tidak percaya.
Tapi, Kei segera mengingat sesuatu. Sesaat sebelum dia kehilangan kesadaran. Sesaat sebelum pandangannya menjadi gelap.
Sesaat sebelum dia kembali melihat jam di smartphone yang menunjukkan 17:13.
"Ah... Maafkan aku. Aku terlalu lelah, hingga berbicara ngelantur seperti itu. Aku sepertinya butuh istirahat." kata Kei pelan sambil sedikit tersenyum, dan juga menyembunyikan wajahnya dari Yuna.
Kei berjalan pelan, juga sedikit sempoyongan untuk naik ke lantai atas, tempat kamarnya berada.
("Dia aneh. Melihat mata dan ekspresi nya, aku tidak bisa mengatakan bahwa dia berbohong. Tapi dia mengatakan hal yang tidak mungkin. Apa ada sesuatu yang terjadi dengan kakak?") pikir Yuna sambil melihat punggung kakaknya yang berjalan menaiki tangga.
***
"Hahhh!! Apa yang aku pikirkan!!!" Kei membanting diri ke kasur, lalu membenamkan wajah ke bantal.
Semua ingatan tadi benar benar mengganggu Kei, dan dia sendiri tidak tahu apa yang harus dia lakukan sekarang. Apakah dia harus menghubungi polisi? Tapi apa mereka akan percaya jika dia berkata dia ada di bus itu?
Itu yang Kei pikirkan sekarang.
Ting Tong!!
Handphone nya berbunyi ketika Kei memikirkan itu semua. Itu sedikit membuat Kei terkejut, tapi Kei segera mengambil handphone nya di meja belajar.
"Humm? Apa ini? Tes kelayakan mendapat Sistem?" tanya Kei ketika membaca notifikasi di handphone nya.
"Ahh, paling paling hanya notifikasi tentang novel yang baru. Apakah itu adalah novel yang baru? Aku sedang malas sekarang, jadi akan aku cek nanti." ucap Kei sambil melempar lagi handphone nya ke kasur.
[Apakah anda ingin menunda Tes Kelayakan Mendapat Sistem? (Yes) / (No)]
Tiba tiba muncul sebuah panel di depan mata Kei, yang membuatnya berteriak sambil menutup matanya. Itu jelas membuat Yuna yang sedang berada di bawah terkejut dengan teriakan kakaknya.
"A-Apa?! Apa ini? Apa apaan panel pertanyaa,n ini?!! Jadi ini semua nyata?!!" tanya Kei setengah berteriak.
Otaknya dengan segera memilih "No" untuk pertanyaan barusan. Tapi bukannya hilang, panel seperti itu justru muncul lagi, dengan pertanyaan yang lebih berat.
[Semua data yang berhubungan dengan Sistem akan dihapuskan jika menolak. Termasuk data tentang Individu. Lanjutkan menolak? (Yes) / (No)]
Pertanyaan itu segera membuat Kei bergidik.
Mengingat semua kejadian tadi sore, dan beberapa hal lainnya membuat Kei takut, melihat kata kata "dihapus".
Dengan begitu, dia membatalkan untuk menolak, dan kalimat pertama, yang menanyakan apakah Kei akan mengikuti Tes Kelayakan kembali muncul. Kei hanya bisa mengambil nafas panjang dengan itu.
"Sepertinya ini adalah sesuatu yang harus dilakukan. Baiklah. Aku akan melakukannya! Jika ada satu hal yang kusesalkan, adalah kenapa aku masih perjaka!!" kata Kei yakin.
Setelah Kei berkata demikian, panel itu menghilang. Kei bernafas tenang sesaat, sebelum dia merasakan tubuhnya terdistorsi.
"Tu-Tunggu! Apa ini?!! Apa yang terjadi padaku?! Apa? Apa?! Apaaa?!!" Kei berteriak, sebelum beberapa saat kemudian, dia menghilang bersama dengan handphone nya.
"Kak! Jangan beris-" Yuna yang terganggu membuka kamar Kei dengan keras, tapi hanya untuk mendapati kamarnya yang kosong.
"Aneh. Tadi jelas jelas aku mendengar suaranya." kata Yuna pelan sebelum menutup pintu kamar Kei lagi.
"Ugh. Dimana aku?!" gerutu Kei ketika dia masih berusaha untuk bangkit setelah kejadian tadi. Dia masih berada di dalam kamarnya, tapi dalam keadaan yang redup. Sangat berbeda dengan biasanya.
Kei berusaha menghidupkan saklar lampu, tapi itu tidak berfungsi walaupun Kei sudah menekannya berulang ulang. Oleh karena itu, dia beralih ke arah jendela.
Tapi ketika dia menyingkap tirai, dia terkejut.
"I-Ini, tidak mungkin!" Kei berteriak ketika dia membuka tirai, dan mendapati dunia yang dia lihat.
Ini adalah kota nya, tapi itu jauh berbeda! Kota ini seperti hancur karena sesuatu. Sedikit bangunan yang masih utuh, dengan tanaman yang tumbuh liar dimana mana. Tidak hanya itu, ada makhluk aneh yang bergerak, mirip binatang. Tapi Kei tahu itu bukanlah binatang yang dia pikirkan.
Cahaya bulan yang menerangi perlahan juga menambah kesan mencekam. Apalagi, awan awan yang berarak perlahan menutupi cahaya nya.
"Ibu dan Yuna?!!" seketika, Kei berlari keluar kamarnya, dan mengecek seluruh rumah sambil berteriak memanggil ibu dan adiknya.
Tidak ada yang menjawab panggilan itu, hanya ada suara desiran angin yang muncul.
"Sial! Apa apaan ini?! Aku ingat ketika tubuhku terasa tertarik, dan kesadaran ku hilang. Apa yang terjadi sebenarnya? Dan juga, apa yang terjadi dengan dunia ini? Apa ada suatu bencana?" kata Kei dengan khawatir.
Dia kemudian ingat, bahwa dia menyetujui untuk melakukan Tes Kelayakan. Dan seketika, muncul sebuah panel di depan wajahnya.
[Selamat datang, Individu No. 27. Sekarang Anda akan melakukan sebuah Tes, dengan memainkan sebuah permainan. Jika Anda bisa memenangkan permainan ini, maka Anda berhak mendapatkan Sistem.]
"Whoa!!" Kei terkejut ketika terdengar suara mekanis yang berdengung di kepalanya. Selain itu, sebuah tulisan tadi juga muncul, seperti menjelaskan perkataan tadi.
Kei segera paham, bahwa dalam semua permainan pasti ada kalah dan menang.
"Dan jika aku kalah?" tanya Kei pelan.
[Individu akan di hapus keberadaannya dari setiap dunia.]
Suara mekanis itu terdengar seperti menjawab pertanyaan Kei, tapi dengan nada yang datar ketika mengatakan sesuatu yang mengerikan.
[Akankah Anda bermain? (Yes) / (No)]
Kei menghela nafas melihat pilihan yang tersedia di depan matanya.
"Paling paling ini adalah event yang dipaksakan, bukan?" Kei mengeluh sambil sedikit menunjuk tulisan Yes. Kemudian, panel itu menghilang, berganti dengan tulisan baru.
[Sisa waktu sebelum permainan dimulai: 4 menit 12 detik lagi. Berikut adalah peraturannya.]
Kei membaca tulisan dengan angka yang terus menghitung mundur itu. Dan dia menyadari.
"Game terdiri dari 29 pemain. Bertahanlah menjadi yang terakhir dan kau akan menang?" baca Kei sedikit bingung. Beberapa saat, dia tidak memahami apa maksud tulisan itu, tapi dalam beberapa detik kemudian, dia paham.
"Itu berarti aku harus mengalahkan 28 orang lainnya?!!" teriak Kei.
***
"Sial sial sial!!" Kei memekik pelan sambil terus berlari di sebuah gang kecil. Tanah yang dia injak bergetar, dengan getaran yang teratur.
"Aku sudah berusaha untuk menyanggupi nya, tapi!!" Kei bebelok di sebuah gang, dan meneruskan berlari.
Suara benda benda yang dihancurkan terus terdengar di belakangnya, sambil muncul suara suara marah. Getaran yang tadinya agak lambat juga semakin cepat, dan Kei juga semakin panik.
"Ini mustahil!!!" teriak Kei ketika dia beruaaha berguling, menghindari lemparan puing seukuran galon dari belakangnya.
Kei sekarang sedang berlari dari monster besar bertangan enam. Dia tidak sengaja bertemu dengannya ketika sedang mengendap-endap saat menghindari Player lain yang ada di kota itu.
Tapi dia justru sial dan bertemu dengan monster ini di pelariannya.
Dia berguling, sampai dia terpojok. Kei berpikir bahwa ini adalah akhir dari hidupnya.Tapi tiba tiba muncul sebuah pengumuman di depan wajahnya yang membuat waktu di sekitar terhenti.
Itu adalah sebuah pengumuman yang menampilkan posisi para Player lain dalam permainan.
Saat pengumuman itu terjadi, waktu tehenti, dan tidak ada yang bisa begerak dalam ruang itu. Itu mirip saat kecelakaan, dimana dia hanya bisa berbicara sambil melihat sekelilingnya menjadi hitam putih seperti dipermainkan.
("Bwahhh!! Entah bagaimana aku terselamatkan!! Tapi aku tidak bisa seperti ini untuk selamanya, bukan?") tanya Kei dalam kesunyian itu.
Dia melihat monster yang tidak bergerak di hadapannya, dan sedikit bergidik ngeri.
("Karena kejadian ini, tidak ada yang berani mendekat, kah?") tanya Kei pelan sambil menonton peta yang menunjukkan titik titik oranye yang bersinar. Itu adalah tanda untuk para Player lainnya.
Tanda itu sudah berkurang menjadi 14, menunjukkan bahwa ini benar benar Game Kematian.
("Humm, aku harus keluar dari situasi ini, dan menata ulang rencana ku. Adalah keuntungan bagaimana orang orang tidak mendekatiku. Tapi itu adalah sebuah ketidak sengajaan. Siapa yang menduga monster dunia ini di penuhi monster?!!") batin Kei berteriak.
Dia ingat ketika dia sedang berjalan untuk bersembunyi, tiba tiba ada sebuah benda kecil berbentuk bola bergerak ke arahnya.
Jelas Kei takut, dan menendang bola hidup itu sekuat tenaga. Tapi siapa sangka, itu adalah monster yang akan meledak ketika mati, membuat posisi nya diketahui oleh monster besar bertangan enam ini.
("Tunggu. Monster bola?") Kei teringat ketika dia melihat setumpuk monster yang mirip di sebuah tempat sampah.
Saat itulah dia terpikirkan sebuah rencana, dan tepat saat itu juga, pengumuman yang diberikan Sistem selesai.
Kei tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, dan segera berlari ke arah tong sampah besar berisi monster bola itu.
"Makan ini dasar bangsaad!!!" Kei berteriak sambil melempar tong sampah itu sekuat tenaga. Setelah itu, dia segera berlari dan bersembunyi. Kei meringkuk, sambil menutupi kepalanya dengan tangan.
Monster itu marah ketika Kei melempar tong sampah itu, dan segera menangkap, menghancurkannya dengan keenam tangannya.
BOOMMM!!!
Ledakan hebat terjadi, membuat Kei terpental dari tempat dia meringkuk. Bahkan ledakan itu bisa didengar di seluruh kota.
"Ughh. Sialan~" Kei berusaha merangkak keluar dari puing puing ledakan yang mengelilingi nya.
Badannya serasa remuk, dengan baju yang robek di sana sini. Lebam juga terlihat banyak di seluruh tubunya, dan darah juga terlihat mengalir dari berbagai tempat.
[Anda mengalahkan Hekatonchiere. Mendapat skill: Soul Eater]
"Heh? Ada apa tadi?!!" Kei berteriak bingung ketika mendengar suara Sistem yang berkumandang di kepalanya. Dan lagi, itu mengatakan sesuatu yang tidak Kei mengerti.
"Skill? Apa itu? Apakah itu seperti kemampuan yang bisa kita gunakan?" tanya Kei pelan. Lalu...
"Soul Eater!!" teriak Kei keras keras.
Tidak ada apapun yang terjadi. Itu membuat Kei sangat malu setelah menyadarinya. Bahkan jangkrik pun tertawa melihat Kei menyanyikan skill seperti orang aneh.
"Apa yang aku pikirkan?!! Aku bodoh sekali!! Beruntung tidak ada yang melihat..." ucap Kei sambil mulai berjalan.
Keadaan tubuhnya benar benar tidak baik. Luka ada di sekujur tubuhnya. Tapi masih beruntung tidak ada beberapa tulang yang patah, membuat Kei masih bisa bergerak dengan baik.
"Humm, aku harus segera bergerak. 5 menit lagi, pengumuman lokasi akan segera tiba." Kei menyeret kakinya untuk bergerak menuju sebuah gedung.
Menurutnya titik itu hanya memberitahukan posisi, tapi tidak menjelaskan tinggi.
Itulah kenapa dia memilih pergi ke sebuah gedung, karena ini memiliki banyak lantai. Dia bisa mengecoh musuh sambil memulihkan diri sendiri.
Dia tidak memiliki senjata, jadi dia mengikat beberapa monster ledak untuk berjaga jaga.
Mungkin hanya Kei yang memiliki ide absurd untuk menggunakan monster itu sebagai senjatanya, karena yang lain bahkan sudah sangat siap untuk ini.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!