NovelToon NovelToon

MISTAKE

01. Berpindah jiwa

Di abad ke 200 ada tragedi di mana seorang gadis yang selalu di tindas oleh keluarganya, tanpa ada kejelasan gadis itu selalu mendapatkan perlakuan buruk dari keluarganya.

"Nana! Berani-beraninya kamu menggoda suamiku dasar kurang ajar!"

Bunyi tamparan yang menggema di ruangan, gadis itu memegang pipinya yang terasa perih dan sudut bibirnya juga keluar darah.

"Kak aku tidak pernah menggoda kakak ipar, dan malah kakak ipar yang selalu melecehkan aku kak," ucap gadis itu—Nana.

"Dasar wanita rendahan, kurang aja! Beraninya kamu berbicara seperti itu," ucap wanita itu sambil menendang Nana.

Nana benar-benar sudah tidak berdaya, hanya bisa menangis dan meringis kesakitan akibat perlakuan kasar yang di berikan kakaknya itu.

"Kamu itu pantasnya mati dasar wanita tidak tahu diri!" ucap wanita itu sambil memukul kepala Nana menggunakan kayu membuat kesadaran Nana makin berkurang.

"Tuhan jika di izinkan aku ingin di hidupkan kembali walaupun harus di tubuh seseorang." gumam Nana dengan kesadaran yang mulai habis.

...***...

Suara dobrakan pintu yang sangat amat kencang membuat seorang gadis yang sedang tertidur langsung terbangun, dengan tubuh yang polos tidak ada sehelai benang sama sekali hanya di tutupi oleh selimut.

"Bagus ya kamu! Kita semua khawatirin kamu tapi kamu malah berani-beraninya bermalam sama seorang Pria, dasar perempuan murahan," ucap seorang pria paruh baya itu sambil menarik gadis yang sedang tenang tertidur.

"Tu-tunggu kalian siapa?!" tanya gadis itu yang bingung, membuat pria paruh baya itu menggeram marah dan pun menghampiri gadis itu lalu menampar pipi gadis itu dengan keras.

"YUNA! AYAH NGGA PERNAH AJARIN KAMU NGELAKUIN HAL YANG MENJIJIKAN KAYA GINI!"

"Yuna? Maaf paman tapi aku Nana bukan Yuna, dan kenapa aku bisa ada di sini?"

"Cih! Ngga usah sok ekting deh lo malu-maluin keluarga aja, udah main ke club tidur sama om-om lagi." ucap seorang gadis yang pakaian agak kurang mengenakan di mata.

"Bukankah aku sudah mati karena di pukul menggunakan kayu oleh kakak perempuanku? Apa jangan-jangan aku ... "

"Ma-maaf ini tahun berapa?" tanya Nana.

"2016."

"Apa?!" teriak Nana kaget dan langsung pingsan.

Di dimensi lain.

Nana mengerjapkan matanya dan menatap ke sekeliling, dirinya seperti berada di dalam ruangan kosong hampa tanpa ada apa pun.

"Uh ... ini dimana? Kenapa kepalaku sakit sekali," ucap Nana sambil berusaha bangkit.

"Halo Nana,"

Nana yang di panggil langsung menoleh dan nendapatkan seorang gadis berdiri di belakangnya sambil tersenyum manis.

"Kamu siapa?" tanya Nana.

"Aku Yuna, aku pemilik tubuh yang kamu tempati sekarang,"

Nana mengkerutkan dahinya, tubuh yang di tempati? Maksudnya jiwa dirinya menempati raga seseorang?

"Te-terus mengapa aku bisa ada di sini?" tanya Nana bingung, Yuna masih tersenyum manis ke Nana dan berjalan mendekati Nana. "Kamu akan menganggantikanku Nana." Jawab Yuna.

"Menggantikan?"

"Iya kamu menggantikan aku, tolong bantu aku buat bales dendam ke keluargaku," Yuna memohon sambil memegang tangan Nana.

"Kenapa tidak kamu saja?"

"Itu ngga akan bisa karena aku sebenarnya sudah meninggal Na." ucap Yuna dengan pandangan sedih.

"Me-meninggal? Lalu jika aku sudah balas dendam ke mereka aku bagaimana?"

"Setelah itu kamu boleh menjalankan hidup sesuai kemauan kamu karena tubuh itu udah milik kamu."

"Tap-"

"Aku ngga bisa lama-lama di sini Nana, satu pesan dari aku kamu harus hati-hati dengan ibu dan kakak tiri itu." ucap Yuna dan Nana pun hanya menganggukan kepalanya walaupun ragu.

"Dan satu lagi tolong kamu ubah bahasa ucapan kamu ya, ini udah 2016 bukan abad ke 200 lagi yang bahasanya terlalu baku," ucap Yuna sambil terkekeh.

"Lalu aku harus menggunakan bahasa seperti apa?"

"Nanti aku bakalan kasih semua ingatan aku ke kamu, kalo gitu aku pergi dulu ya dan jaga diri kamu baik-baik." ucap Yuna dan selepas itu langsung menghilang dengan bersamaan cahaya yang sangat menyilaukan membuat pandangan Nana terhalang.

Mata Nana atau bisa di panggil Yuna saat ini sudah mulai perlahan membuka dan dirinya menatap ke sekitar.

"Ruangan apa ini?" tanya Yuna melihat ke sekeliling.

Tiba-tiba saja kepala Yuna sangat sakit sekali dengan bersamaan ingatan-ingatan yang muncul seperti kaset yang di putar.

Beberapa menit pun akhirnya pusing di kepala Yuna langsung menghilang, "Oh jadi seperti itu, baiklah aku akan membalas dendam kepada keluargamu Yuna tenang saja." ucap Yuna sambil melihat ke arah keluar jendela.

02. Kehidupan baru

6 tahun kemudian.

Seorang wanita cantik sedang sibuk membuka toko kuenya yang baru saja berjalan selama seminggu bersama dengan putra kecilnya itu.

"Mama aku abis liat situs dagangan kue mama di laptop dan banyak banget yang mau pesen sampe hm ... ada 20 pembeli," ucap anak laki-laki yang berumur sekitar 5 tahun.

"Wah banyak juga ya sayang, oke deh kalo gitu mama mau buat semua pesenannya dulu ya kamu jangan kemana-mana," ucap Yuna sambil mengelus rambut putra kesayangannya itu.

"Fano mau bantu mama aja boleh?"

"Oke deh yuk!"

Setelah kejadian dimana dirinya hamil dan melahirkan anaknya, Yuna beserta putranya langsung pindah dari kota J ke luar negeri dengan di bantu oleh sahabat sejatinya itu bernama Lutfi.

Di luar negeri Yuna terus belajar memasak dan membuat kue secara sendiri, dengan kemampuannya Yuna pun tidak membutuhkan waktu lama untuk belajar. Satu fakta yang harus di ketahui, selain Yuna belajar masak dan membuat kue. Yuna di sana juga menjadi pencuri yang sangat handal, dengan kemampuannya bersenjata tajam dan otaknya yang selalu licik Yuna selalu lolos dan selalu berhasil mencuri.

Bunyi lonceng pintu masuk berbunyi membuat Yuna yang sedang mengaduk adonan langsung berhenti.

"Sayang mama tinggal sebentar ya ada pembeli," ucap Yuna sambil melepas sarung tangan plastiknya itu.

Fano mengangguk, "Oke Ma," Yuna pun langsung menghampiri pelanggan itu sambil tersenyum.

"Selamat datang mau pesan kue yang mana pak?" tanya Yuna dengan ramah.

"Saya ingin memesan kue untuk ulang tahun perusahaan bos saya," ucap pria itu.

"Di toko kami ada berbagai macam bentuknya ini contohnya, kue yang dua tingkat dengan di sisinya di hias secantik mungkin apa bapak berminat?"

"Oke saya pesan kue yang ini," ucap pria itu dan Yuna pun langsung tersenyum dan mengangguk.

"Baik pak saya akan menulis pesanan bapak, tolong di isi nama nomer dan alamatnya ya pak untuk saya mengirim ke sana." ucap Yuna sambil menyerahkan kertas ke pria itu.

"Saya mau 3 hari sudah selesai dan pagi-pagi sekali sudah di antar ke kantor."

"Baik pak terima kasih atas pesanannya." ucap Yuna dan pria itu pun mengangguk lalu pergi.

"3 hari udah harus jadi sedangkan pesenan masih ada 20, duh ini gimana cara nyelesaiinnya coba?" ucap Yuna sambil mengetuk-ngetuk kepalanya menggunakan pulpen.

"Ma kenapa?" tanya Fano yang melihat Mamanya yang seperti sedang kepusingan.

"Ini loh sayang mama bingung pesenan orang tadi 3 hari harus udah selesai sedangkan kita juga masih ada 20 pesenan, jadi Mama harus gimana? Kan ngga mungkin dalam sehari langsung selesai." ucap Yuna sambil memijit pelipisnya, pusing memikirkan bagaimana caranya agar semuanya bisa di selesaikan.

"Hm ... gimana kalo kita bikin lowongan pekerjaan aja Ma? Ya 2 orang aja juga cukup kan?" usul Fano membuat senyum cerah terbit di bibir cantik Yuna.

"Wah ide bagus tuh sayang! Uh anak Mama yang satu ini kok pinter banget sih," ucap Yuna sambil memeluk erat Fano.

"Ma Fano ngga bisa napas!" ucap Fano yang terus memberontak namun Yuna masih tetap memeluknya dengan erat.

"Oke kalo gitu Mama mau bikin situs lowongan kerjanya dulu muah," ucap Yuna lalu mengecup pipi gembul putranya itu.

Yuna pun membuka laptopnya dan langsung membuat lowongan pekerjaan, tidak membutuhkan waktu lama akhirnya selesai juga Yuna membuatnya.

"Semoga besok pagi ada yang dateng buat ngelamar ya sayang." ucap Yuna dan Fano pun mengangguk.

"Ngga nyampe besok Ma, pasti nanti siang udah ada yang dateng." ucap Fano.

"Aamiin, yaudah yuk kita lanjut bikin kuenya lagi." ucap Yuna sambil menggendong Fano dan berjalan ke arah dapur.

Hari pun sudah semakin siang dan toko Yuna tadi agak ramai membuat dirinya sangat kelelahan, Yuna pikir jika dirinya saja yang melayani semua akan bisa tetapi ternyata dirinya salah.

"Sayang kamu istirahat dulu aja biar Mama yang ngelanjutin ini," Yuna menyuruh Fano untuk beristirahat karena sedari tadi putranya juga membantu dirinya, walaupun Fano masih sangat kecil namun, Fano sudah bisa membuat kue karena Yuna selalu mengajarinnya.

"Oke Ma!"

Yuna pun terus fokus membuat kuenya hingga tidak sadar jika ada yang datang.

"Ma ada yang mau ngelamar kerja di sini tuh," ucap Fano menarik ujung celana Yuna.

"Oh udah ada? Suruh duduk dulu aja mama mau cuci tangan dulu." ucap Yuna dan Fano pun langsung mengangguk dan mengacungkan jempolnya.

Setelah Yuna membersihkan tangannya, dirinya langsung menghampiri si pelamar dan ternyata ada dua orang.

"Maaf ya nunggu lama saya abis cuci tangan dulu tadi." ucap Yuna sambil duduk depan mereka berdua.

"Iya bu nggapapa." jawab mereka ramah.

"Panggilnya Kak aja ya jangan ibu soalnya kaya tua banget saya," ucap Yuna sambil terkekeh.

"Iya Kak," jawab mereka berdua yang juga ikut terkekeh.

Yuna pun menyuruh mereka berdua untuk memperkenalkan diri, yang melamar ternyata adalah mahasiswi dan mereka berdua ternyata memang sangat membutuhkan pekerjaan.

"Jadwal kuliah kalian hari apa aja? Biar nanti kakak sesuaiin sama jam kuliah kalian untuk berangkat kerja,"

"Kita berdua kuliah cuman sabtu sama minggu kak," ucap gadis yang memiliki rambut lurus panjang — Silla.

"Oh kalian satu fakultas?" mereka berdua mengangguk, "Iya kak," jawab gadis berambut panjang bergelombang — Syifa.

"Hm gitu ya. Nama kakak Yuna dan ini anak kakak namanya Fano," ucap Yuna yang juga ikut memperkenalkan dirinya.

"Halo tante," sapa Fano ramah.

"Halo Fano," sapa balik mereka berdua yang gemas dengan Fano.

"Oh iya kalian bisa bikin kue kan? Kalo bisa hari ini juga kakak terima dan biaa mulai bekerja,"

"Bisa Kak bisa," jawab mereka dengan semangat.

"Oke karena kalian bisa kalian udah di terima di toko ini, dan kakak mau jelasin sedikit tentang toko ini."

"Toko ini baru seminggu berdiri, terus toko ini buka dari jam 8 pagi sampe jam 7 malem karena kalian sabtu minggu kuliah kalian boleh libur di hari itu, soal gaji kalian tenang aja ngga akan saya potong kok, gaji sesuai sama yang ada di brosur itu," ucap Yuna dan mereka berdua yang mendengarkan itu langsung gembira.

"Terimakasih ya Kak, Kakak baik banget sama kita," ucap Syifa.

"Kita janji, kita bakalan jujur dan kompeten buat kerja di sini," ucap Silla.

"Haha iya-iya kakak pegang omongan kalian berdua ya, kalo gitu kalian boleh kerja hari ini dan bahasanya di ganti ya jangan terlalu formal santai aja anggep aja kakak ini temen kalian,"

"Siap Kak!"

"Yaudah kalo gitu sekarang kita ke dapur buat kakak kasih tau ke kalian resep-resepnya," ucap Yuna.

"Iya Kak."

Mereka bertiga pun langsung pergi ke dapur dan memulai membuat kue sambil Yuna memberitahu apa-apa saja resep yang dirinya miliki, karena resep Yuna sedikit berbeda dengan pembuatan kue-kue biasanya.

03. Di pertemukan kembali

Hari pun terus berganti dan hari ini Yuna harus mengantarkan kue ke perusahaan WM GRUP pagi-pagi sekali di temani Fano.

Untung saja kuenya sudah jadi tepat waktu karena saat pembuatan kuenya sempat rusak dan di haruskan untuk mengganti dengan yang baru.

"Silla, Syifa tolong nanti toko di buka ya kakak harus cepet-cepet ke perusahaan WM GRUP buat anter kue," ucap Yuna sambil memakaikan helm ke Fano.

"Siap kak hati-hati," ucap Silla dan Syifa sambil hormat.

Yuna pun langsung buru-buru memakai helm dan menjalankan motornya. Untung saja pagi ini kendaraan belum terlalu ramai dan tidak macet, jika macet bisa gawat Yuna.

Selang beberapa menit Yuna pun sudah sampai di perusahaan WM GRUP. Di depan perusahaan sudah sangat banyak karangan bunga yang mengucapkan selamat ulang tahun kepada WM GRUP.

"Permisi mba ini saya mau anter kue atas nama Deny," ucap Yuna ke resepsionis.

"Tunggu sebentar ya." ucap resepsionis itu dan Yuna pun hanya mengangguk.

Yuna terus menatap ke sekeliling perusahaan yang sangat luas itu. Dengar-dengar perusahaan ini sangat terkenal di bidangnya, banyak produk yang sudah di hasilkan dari perusahaan ini contohnya adalah kosmetik.

"Mba bisa langsung ke ruangan direktur letaknya di lantai 10." ucap resepsionis itu dan Yuna pun mengangguk.

"Makasih mba," ucap Yuna.

"Ayo sayang kita harus cepet-cepet," ucap Yuna sambil menggadeng Fano.

Mereka berdua pun langsung menaiki lift, beberapa menit akhirnya mereka sudah sampai di lantai 10 dan di sana ternyata ada Deny Tuan yang kemarin memesan kue.

Deny yang melihat Yuna langsung menghampirinya.

"Mba ini kue yang saya pesen kan?"

"Iya tuan ini kuenya." ucap Yuna sambil menyerahkan kue itu.

"Oke terima kasih ya, uangnya sudah saya transfer." ucap Deny.

"Iya tuan terima kasih."

"Yaudah kalo gitu saya pergi duluan ya," ucap Deny lalu langsung pergi meninggalkan Yuna dan Fano.

"Ma di sini kok dingin banget ya," ucap Fano yang ke dinginan.

"Kamu kedinginan sayang? Sini Mama gendong biar anget," ucap Yuna sambil menggendong Fano.

Saat Yuna dan Fano sedang menunggu lift terbuka tanpa sengaja Fano melihat di sebuah lorong sebelah kanan ada seorang anak kecil seperti sedang menangis.

"Ma ada anak kecil yang nangis di situ tuh," ucap Fano sambil menepuk-nepuk punggung Yuna.

"Mana?" tanya Yuna.

"Itu ma itu!" ucap Fano menunjuk ke arah anak kecil yang sedang berjongkok.

"Loh iya, yaudah yuk kita samperin siapa tau dia lagi kesasar," ucap Yuna.

Mereka berdua pun menghampiri anak kecil itu dan benar saja anak kecil itu sedang menangis. Yuna pun menurunkan Fano dan langsung berjongkok mensejajarkan dirinya dengan anak kecil itu.

"Halo adik manis kamu kenapa nangis di sini?" ucap Yuna sambil mengelus-elus ramput anak kecil itu.

Anak kecil itu langsung mendongakan kepalanya melihat siapa itu, tanpa menjawab ucapan Yuna anak itu langsung memeluk Yuna dan mengucapkan "Mama."

"Kamu lagi cari mama kamu?" tanya Yuna namun anak kecil itu tidak menjawab.

"Mama," ucap anak kecil itu lagi sambil memeluk erat Yuna membuat Yuna terkejut.

Yuna kebingungan, sepertinya anak ini sedang mencari Mamanya namun tidak ketemu-ketemu. Yuna pun langsung menggendong anak itu sambil mengelus-elus rambut anak kecil itu.

"Cantik coba kasih tau ke tante nama kamu siapa?" tanya Yuna.

"Flisca," jawab anak kecil itu.

"Oh Frisca ya, terus Frisca kesini sama siapa?"

"Papa,"

"Sama Papa doang?" tanya Yuna dan Frisca pun mengangguk mengiyakan.

"Ma, Ma kasih ini aja biar ngga nangis lagi," Fano sambil menyerahkan sebuah permen dan Yuna pun langsung menerimanya.

"Nih Frisca di kasih permen sama kak Fano, ayo bilang apa ke Kak Fano?"

"Makacih," ucap Frisca sambil menatap ke arah Fano sambil tersenyum.

"Kalo di perhatiin kok aku sama dia kaya mirip ya? Terus muka mama sama Frisca kok mirip sih? Aku harus cari tau." batin Fano.

"Nah karena Frisca udah ngga nangis sekarang Ferisca kasih tau ya papa kamu di mana," ucap Yuna dan Frisca langsung memeluk Yuna dengan kencang.

"Ngga mau temu Papa, Papa galak!" ujar Frisca dengan lantangnya.

"Terus kalo ngga mau ke Papa mau kemana?"

"Mama," ucap Frisca.

"Frisca tau mama dimana?" tanya Yuna dan Frisca pun mengangguk lalu menunjuk Yuna.

Yuna yang di tunjuk menggaruk-garuk tengkuk lehernya yang tak gatal, "Aduh sayang tante itu bukan mama kamu," Frisca yang mendengarkan ucapan Yuna langsung menatap Yuna dengan pandangan sedih.

"Mama lupain Flisca?" Yuna yang melihat Frisca ingin menangis langsung kelimpungan, "Eh engga gitu sayang, oke-oke iya ini mama, udah ya jangan nangis lagi," kata Yuna sambil mengecup kening Frisca.

"Ma gimana kalo kasih tau ke yang depan itu ma yang tadi kita sebelum masuk itu," ucap Fano.

"Bener juga kamu, yaudah yuk kita ke bawah sakarang." ucap Yuna sambil menggandenga Fano untuk berjalan.

Mereka berdua pun berjalan ke arah lift dan masuk ke dalam lift ketika sudah terbuka. Setelah sampai di lantai bawah lift pun terbuka dan saat sudah keluar Yuna langsung kaget karena di depannya ini ada Pria yang 6 tahun yang lalu.

"Pa-papa," gumam Frisca yang mampu di dengar oleh Yuna.

Yuna yang mendengarkan gumam Frisca langsung memandang ke arah Frisca dan pria itu bergantian.

"Jadi Frisca anaknya cowok yang pernah ngelakuin hal itu ke Yuna? Berarti dia udah nikah dong?" batin Yuna.

"Frisca turun." Perintah pria itu dengan tegas membuat Frisca langsung memeluk leher Yuna.

"Frisca denger ucapan papa kan?" ucap pria itu lagi namun, Frisca tetap tidak ingin menurut dan malah semakin menyembunyikan wajahnya.

Tanpa aba-aba pria itu langsung menarik Frisca dari gendongan Yuna membuat Frisca langsung menangis kencang.

"Huaaa mama, mama!" Yuna yang melihat Frisca menangis langsung mengambilnya dari gendongan Pria itu lagi.

"Maaf ya pak tapi apa harus sekasar ini ya?" ucap Yuna sambil menenangi Frisca yang terus menangis.

"Om jahat! Jangan mentang-mentang om jahat papanya Frisca tapi kasar kaya gitu dong, mama bilang laki-laki itu ngga boleh kasar sama perempuan," ucap Fano dengan wajah galaknya.

"Kenapa dia sangat mirip sepertiku saat kecil?"  batin pria itu.

"Permisi pak direktur acara akan segera di mulai." ucap sekretaris pria itu dan pria itu pun hanya mengangguk, lalu menatap ke arah Yuna.

"Antar mereka ke ruangan saya," perintah pria itu dan sekretaris itu pun mengangguk.

Pria itu pun langsung pergi meninggalkan mereka di depan lift lalu sekretarisnya mempersilakan Yuna untuk berjalan mengikutinya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!