NovelToon NovelToon

Terjerat Cinta Sang Mafia

Kediaman Hilten

Andara dan Indira adalah dua gadis kembar identik, namun memiliki sifat yang berbeda. Dimana Andara memiliki sifat mandiri, dan sangat cuek dan juga sering di cap sebagai wanita sombong dan tak tersentuh. Sedangkan sifat Indira begitu lembut membuat siapa pun pasti akan menyukainya, namun tidak dengan Kai Arshaka Sanjaya.

Andara, Indira dan juga Kai, mereka bertiga sudah saling mengenal sejak masih kecil. Dimana saat itu Kai yang berusia 12 tahun, sementara Andara dan juga Indira berusia 7 tahun. Kai selalu menjaga dua gadis kembar itu layaknya seorang kakak menjaga adiknya sendiri.

Hingga pada saat usia Kai menginjak 20 tahun, ia terpaksa harus berpisah dari dua gadis kembar itu. Kai harus pergi ke Jepang atas permintaan sahabat papanya. Awalnya Kai menolak, namun ketika ia mengetahui masalalu papanya, akhirnya Kai pun bersedia untuk pergi ke Jepang.

Ya, siapa yang tak kenal dengan Arga Putra Sanjaya? Dia adalah mantan pemimpin mafia nomor satu yang paling terkenal di kotanya. Bahkan sampai ia pensiun pun banyak orang yang masih takut terhadapnya.

Arga memutuskan untuk hengkang dari dunia gelapnya itu, dan ia menunjuk Gio sebagai pemimpin baru Deadly Devil. Geng mafia yang kini masih menduduki tingkat pertama di kotanya.

***

Kediaman Hilten.

Seorang gadis cantik berusia 20 tahun, terlihat begitu gembira ketika ia mendapat kabar bahwa laki-laki yang selalu menjaganya itu akan kembali ke kotanya. Gadis cantik itu adalah Indira Hilten, kakak kembar dari Andara Hilten, si gadis yang tak kalah cantik dari saudara kembarnya itu, namun memiliki sifat yang cuek dan juga dingin sehingga membuat siapapun akan segan untuk mendekatinya.

Berbeda dari sang adik, Indira memiliki sifat yang lemah lembut, penuh perhatian membuat siapapun akan menyukainya.

Indira berjalan menghampiri sang adik dengan senyuman yang mengembang dari sudut bibirnya, gadis cantik yang sering di sapa Dira itu langsung memeluk tubuh adik kembarnya, membuat adik kembarnya sedikit terkejut dan juga heran dengan kelakuan sang kakak yang tiba-tiba memeluknya itu.

"Lo, kenapa sih, Dir? Datang-datang langsung meluk gue!" Ucap Dara sambil melepaskan pelukan Dira yang membuatnya sesak, karena sang kakak terlalu erat memeluk dirinya.

"Lo tahu gak, Ra.... "

"Nggak!" Seru Dara membuat Dira mendengus kesal.

"Aku belum selesai ngomong, Ra." Ucap Dira yang hanya mendapat gedikkan bahu dari adik kembarnya itu.

"Kai akan pulang hari ini, Ra. Aku benar-benar tidak sabar ingin bertemu dengan dia. Bagaimana ya wajahnya sekarang? Apakah masih tampan seperti dulu?" Sambung Dira kembali mengembangkan senyumannya yang manis. Sungguh, ia benar-benar tidak sabar ingin bertemu dengan laki-laki tampan itu.

"Oh!" Hanya dua hurup itu yang keluar dari mulut manis Dara membuat Dira mendengus kesal.

"Kok cuma oh doang sih, Ra! Kamu gak seneng gitu bertemu kembali sama Kai yang selalu menjaga kita dulu?" Ucap Dira sambil menatap adik kembarnya dengan tangan bersidekap.

"Biasa, aja." Sahut Dara cuek. Ah gadis ini memang bisa saja membuat kakak kembarnya kesal.

"Huh dasar. Sudahlah aku mau mandi dulu, nanti aku mau ke rumah tante Cristy untuk menyambut, Kai. Bye."

Setelah mengatakan hal itu, Indira pun langsung bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menuju kamar mandi yang berada di dalam kamarnya. Dara hanya mendesah pelan sambil menatap kepergian kakak kembarnya itu.

***

Indira sudah cantik mengenakan mini dress berwarna merah kesukaannya. Ia mulai berjalan menuruni anak tangganya satu persatu dan berjalan menghampiri sang mama yang kini sedang menatapnya sambil tersenyum.

"Wah, putri mama cantik sekali. Pasti mau ke rumah tante Cristy, ya!" Ucap sang mama membuat Dira tersenyum malu.

"Mama bisa aja. Iya, mah. Aku mau ke rumah tante Cristy untuk menyambut kepualangan Kai." Jawab Dira sambil merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.

"Dara tidak ikut?" Tanya sang mama yang mendapat gelengan kepala dari Dira. "Duh anak itu bener-bener deh. Yasudah kamu berangkat gih, hati-hati ya, sayang. Salam buat tante Cristy dari mama." Sambung sang mama sambil mencium kening putrinya itu.

"Iya, mah. Pasti aku salamin kok. Yasudah aku pergi dulu, mah. Nanti aku terlambat lagi nyambut Kai nya." Ucap Dira diiringi dengan kekehannya.

"Tidak mungkin terlambat, sayang. Toh jarak rumahnya saja sangat dekat." Seru sang mama sambil menggelengkan kepalanya pelan.

Dira hanya tersenyum menanggapi ucapan mamanya itu, toh yang di ucapkan oleh mamanya memang benar adanya, jarak rumah Kai dengan tempat tinggalnya sangat dekat. Jadi! Tidak mungkin ia terlambat untuk menyambut kepulangan, Kai. Laki-laki yang selalu ia rindukan selama ini.

"Emm kalau begitu aku pergi dulu deh, bye, mom's." Ucap Dira setelah tersenyum beberapa detik. Sang mama yang tak lain adalah Imelda hanya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya pelan. Kemudian setelah itu, Dira pun langsung melangkahkan kedua kakinya menuju pintu depan dengan hati yang bahagia.

Bersambung.

Bandara

"Mama, Dira sudah pergi?" Tanya Andara sembari menghampiri sang mama.

"Sudah, baru saja pergi. Kenapa kamu tidak ikut? Bukannya Kai itu selalu menjaga kalian berdua dulu? Dia pasti akan sangat senang jika kamu juga ikut menyambut kepulangannya setelah sekian lama dia meninggalkan negara ini." Ucap Imelda sambil menatap Dara dalam.

Dara menghela nafasnya pelan, kemudian ia duduk di samping sang mama. "Nanti juga kita ketemu, mah. Jadi, aku tidak perlulah menyambutnya pulang." Sahut Dara membuat Imelda menghela nafasnya kasar.

"Iya mama tahu, tapi lebih baik lagi kalau kamu juga ikut menyambut kepulangannya, sayang. Kai pasti akan senang sekali." Ucap Imelda sambil mengelus pundak putri kembarnya itu.

"Aku males, mah. Toh dengan kehadiran Andira juga, Kai pasti akan sangat senang kok." Sahut Dara sambil memainkan ponselnya.

"Dia kakakmu, sayang. Panggil dia kakak."

"Ish, mama. Kita itu lahir hanya beda 2 menit aja, jadi tidak perlu panggil kakak lah, ok." Seru Dara sambil memperlihatkan senyumannya yang manis.

"Tetap saja dia itu kakakmu, Dara." Ucap Imelda sambil mencubit gemas pipi Dara yang mulus itu.

Dara hanya terkekeh pelan, ia memang sudah terbiasa memanggil kakak kembarnya dengan sebutan nama saja sejak dirinya masih kecil.

***

Bandara.

Seorang laki-laki tampan dengan tinggi badan 187 centi meter, berjalan dengan langkah kakinya yang elegant. Kacamata hitam, serta setelan tiga potong membuat kadar ketampanan laki-laki itu semakin bertambah layaknya seorang aktor Korea.

Laki-laki tampan itu adalah Kai Arshaka Sanjaya, atau sering di panggil dengan sebutan Kai, laki-laki berusia 25 tahun, putra dari seorang mantan bos mafia terbesar di kotanya. Kai baru saja menapakkan kedua kakinya di tanah kelahirannya itu setelah 5 tahun ia tinggal di negara Jepang.

Banyak pasang mata yang menatapnya penuh dengan kekaguman, namun sayangnya ia sama sekali tidak perduli. Sikapnya memang tidak jauh beda dengan sang papah yang dingin tak tersentuh. Sikap lembutnya hanya ia berikan kepada sang mama dan dua perempuan cantik yang dulu sering ia jaga.

"Silahkan masuk, bos." Ucap Dimas supir pribadi Kai yang selalu ikut kemana pun Kai pergi.

Kai hanya mengangguk, ia pun segera masuk ke dalam mobil mewah berwarna hitam itu.

Setelah Kai masuk, Dimas pun ikut masuk dan duduk di kursi kemudinya. Dimas mulai melajukan kendaraan roda empat itu dengan hati-hati, ia tentu saja sangat mementingkan keselematan tuan dan juga dirinya.

Kai menatap jalanan yang terlihat ramai itu, kini pikirannya melayang pada sosok gadis yang sering ia jaga dulu. Kai tersenyum seraya mengeluarkan sebuah ponsel miliknya, ia menatap photo gadis kembar dengan rambut kuncir dua. Di dalam photo, dua gadis kembar itu nampak tersenyum bahagia, membuat Kai pun turut tersenyum. Kai sungguh tidak sabar untuk bertemu dengan salah satu gadis pujaannya itu.

"Kamu pasti tambah cantik sekarang. Aku benar-benar tidak sabar untuk bertemu denganmu." Batin Kai sambil menatap lekat salah satu di antara gadis kembar itu.

"Sudah lima tahun aku meninggalkanmu, aku sungguh merindukanmu." Kai kembali membatin sambil memejamkan kedua bola matanya, membayangkan akan pertemuannya dengan sang pujaan hatinya.

Kai benar-benar larut dalam pikirannya saat ini, sudah lima tahun ia tidak bertemu dengan gadis itu, sungguh membuat dirinya tersiksa. Dulu Kai mengira cintanya itu hanyalah cinta monyet saja. Dan mungkin saja dengan seiring berjalannya waktu, Kai dapat melupakan gadis kecil itu, namun siapa sangka ternyata pikirannya itu salah besar, Kai bukan hanya tidak dapat melupakan gadis itu, justru rasa cintanya semakin besar dan juga kerinduannya akan sosok gadis itu semakin bertambah membuat Kai frustasi, ingin segera menemui gadis kecilnya itu.

Drrrt... Drrrt...

Getaran ponsel membuat Kai kembali ke alam sadarnya, ia segera melihat layar ponselnya, kemudian ia menggeser tombol berwarna hijau dan menempelkan ponsel itu di telinganya.

"Sayang, kamu sudah sampai mana?" Tanya seorang perempuan dengan suaranya yang lembut membuat Kai tersenyum.

"Sebentar lagi aku sampai, mah." Jawab Kai tidak kalah lembutnya. Ya, perempuan bersuara lembut itu adalah mama Kai, Cristy Eleanor.

"Baiklah, kamu hati-hati ya di jalan, bilang sama Dimas untuk tidak mengebut, karena keselamatan itu jauh lebih penting, mengerti." Ucap Cristy terdengar tegas.

"Mengerti, mah. Mama tenang saja, aku pasti akan mendengarkan kata-kata mama." Sahut Kai sambil menatap luar jendela.

"Harus dong, sayang. Yasudah kalau begitu mama tutup dulu ya telponnya. Oh iya disini sudah ada seorang perempuan cantik yang sengaja ingin menyambut kedatanganmu, loh." Ucap Cristy membuat Kai langsung mengerutkan keningnya.

"Siapa, mah?" Tanya Kai penasaran.

"Kamu juga mengenalnya, Kai. Yasudah mama tutup dulu, ya. Bye sayang."

Setelah mengatakan hal itu, Cristy pun langsung memutuskan sambungannya secara sepihak, membuat Kai harus menghela nafasnya panjang.

"Dasar mama, main matiin aja." Gumam Kai sambil menaruh ponselnya ke dalam saku jas miliknya. "Seorang Perempuan cantik? Apakah itu dia? Ah ntahlah, nanti juga aku akan tahu sendiri. Tapi,,,, Semoga saja perempuan itu dia." Batin Kai sambil menyunggingkan senyumannya yang manis membuat Dimas yang tidak sengaja melihatnya pun merasa aneh.

Bersambung.

Ternyata bukan dia

Kediaman Sanjaya.

Mobil yang di kemudikan oleh Dimas sudah tiba di kediaman Sanjaya, yang tak lain adalah tempat tinggal kedua orangtua, Kai. Kai menghela nafasnya kasar, ia menatap bangunan mewah yang bercat warna putih itu dari dalam mobil. Sudah lima tahun ia meninggalkan rumah mewah itu, dan rumah mewah itu sama sekali tidak berubah.

"Silahkan, bos." Ucap Dimas setelah ia membukakan pintu mobil untuk bos dinginnya itu.

Kai hanya menatap Dimas sekilas, kemudian ia pun segera turun dari dalam mobilnya. Kai mulai berjalan melangkahkan kedua kakinya memasuku rumah mewah tersebut, sementara Dimas, ia langsung membuka bagasi mobil bosnya, kemudian ia pun segera menurunkan koper milik bosnya, lalu berjalan mengekori sang bos memasuki rumah mewah itu.

"Selamat datang tuan muda, silahkan masuk." Sambut salah satu pelayan penuh hormat.

Kai hanya mengangguk, ia pun segera masuk dan berjalan menuju ruang keluarga. Cristy yang melihat kedatangan putra semata wayangnya pun langsung berhambur memeluk Kai, sementara Arga, hanya terdiam sambil menatap putranya dengan tajam, namun percayalah, Arga pun sama merindukan Kai seperti istri kesayangannya itu. Akan tetapi, Arga selalu menutupinya dengan tampangnya yang dingin.

"Sayang, kamu sudah sampai. Mama sangat merindukanmu, Kai." Ucap Cristy dalam pelukan putra semata wayangnya itu.

"Iya, mah. Aku juga sangat merindukan mama." Jawab Kai sambil membalas pelukan sang mama.

"Bagaimana kabar mama selama ini?" Tanya Kai setelah ia melepaskan pelukannya.

"Mama tidak baik-baik saja, karena mama selalu merindukan putra mama ini." Sahut Cristy sambil membawa Kai menuju sofa.

"Maafkan aku, mah. Aku... " Ucapan Kai tercekat di tenggorokannya.

"Sudahlah, Kai. Yang penting sekarang kamu sudah ada di sini dan berkumpul dengan kita lagi." Sela Cristy sambil menatap putranya lekat.

Arga yang sedari tadi melihat interaksi keduanya pun mulai mengeluarkan suaranya.

"Apa kalian tidak melihat keberadaanku?" Tanya Arga kesal, seolah-olah kehadirannya di abaikan oleh istri dan juga putranya itu.

"Siapa suruh papa tidak mengeluarkan suara." Ucap Kai sambil berjalan menghampiri papanya.

"Kamu ini, baru datang sudah bikin papa kesal." Seru Arga sambil menatap tajam putranya, kemudian memeluknya. "Kali ini papa maafin, tapi tidak dengan lain kali." Sambung Arga sambil melepaskan pelukannya.

"Tidak ada lain kali, pah. Lagian aku akan tinggal disini mulai sekarang." Sahut Kai membuat Arga dan juga Cristy bahagia.

"Baguslah. Papa pegang ucapanmu." Ucap Arga sembari menepuk pundak putranya itu.

Kai hanya mengangguk, ia kembali melangkahkan kedua kakinya menghampiri sang mama.

Kai menjatuhkan bokongnya di atas sofa, namun matanya terus menelisik ke sudut-sudut ruangan, seperti sedang mencari seseorang.

"Ada apa, Kai?" Tanya Cristy penasaran.

"Tidak ada apa-apa, mah." Jawab Kai sembari meraih minuman yang memang sudah di siapkan sebelum dirinya datang.

"Mama tahu, kamu pasti sedang mencari seseorang kan?" Ucap Cristy tepat sasaran.

"Ti,, tidak, mah. Mama salah tebak." Sahut Kai sedikit gugup.

Cristy tersenyum, ia sangat yakin jika putranya itu memang sedang mencari seseorang yang ia beritahukan melalui telpon tadi. "Tebakkan mama pasti benar. Kamu tenang saja, dia sedang berada di toilet. Mungkin sebentar lagi dia akan keluar." Ucap Cristy membuat Kai salah tingkah.

Kai tersenyum kaku, kemudian ia meletakan minumannya kembali di atas meja. Ia benar-benar merasa sangat gugup menantikan seseorang yang selalu ia rindukan selama ini.

Tidak lama kemudian seorang perempuan cantik berpenampilan feminim berjalan menghampiri dirinya dengan senyuman yang mengembang dari sudut bibir perempuan cantik itu.

Kai yang menyadari kehadiran perempuan cantik itu pun seketika mengembangkan senyumannya, namun ketika melihat perempuan cantik itu berdiri tepat di hadapannya, seketika senyuman manis yang tersungging dari sudut bibir Kai pun menghilang.

"Selamat datang Kai, maaf aku telat menyambutmu pulang." Ucap perempuan cantik itu dengan nada suaranya yang begitu lembut dan halus.

"Ternyata bukan dia." Batin Kai merasa sangat kecewa ketika harapannya tidak sesuai dengan kenyataannya.

Bersambung.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!