Di sebuah Hotel mewah milik keluarga Jons kini tengah di adakan pesta penyerahan Pewaris yg pada awalnya hotel di pegang oleh Dion Satria Jons dan di turunkan untuk putra satu-satunya Adam Jons , dan setelah Adam Resmi menjadi Presiden Direktur Hotel Askara Grup.
Pada saat para undangan tengah sibuk menikmati makanan Adam mengambil alih mikrofon yg di pegang oleh pembawa acara "Perhatiannya untuk sebentar.." semua orang menoleh padanya.
"Terima kasih atas perhatiannya, dan terimakasih juga untuk para tamu undangan yg menyempatkan untuk datang di acara ini dan untuk nama yg saya sebutkan tolong naik ke panggung,'Fitri Enjelista' "
lalu sebuah lampu menyorot pada Fitri yg duduk di samping ibu Adam, ia terkejut karna namanya di panggil oleh kekasihnya lalu ia maju ke depan dan berdiri di samping Adam.
Adam tersenyum menatap kekasihnya, sedangkan Fitri yg merasa dek-dekan langsung menatap Adam sambil tersenyum malu-malu, Adam pun berjongkok di hadapannya sontak Fitri terkejut dan mencoba membangunkan dia. "Apa yg kamu lakukan Adam..."
Adam tidak peduli ia mulai berbicara "Fitri terima kasih untuk waktu 3 tahun yg telah kita habiskan bersama-sama, dan terima kasih karna kamu masih setia bersama ku walau banyak masalah yg kita hadapi.Hari ini tanggal 20 juli di mana tanggal ini kita bertemu pertama kali dan aku harap kamu mau menerima ku untuk bisa menemanimu hinga akhir usia, Fitri Enjelista..."
Adam pun mengeluarkan sebuah kotak merah dari sakunya "Will you marry me??." Sontak Fitri menutup mulutnya dan terlihat dari jauh kedua orang tua Adam terlihat bahagia karna putra satu-satunya mereka akhirnya sudah tumbuh dewasa dan ini saatnya ia melanjutkan hidupnya ke jenjang yg lebih serius yaitu pernikahan.
Dan jawaban Fitri "Yes, I would." dan Adam yg mendengar jawaban Fitri sangat bahagia lalu langsung memasangkan cincin itu ke jari manis tangan kiri Fitri lalu para tamu pun bertepuk tangan sedang Adam langsung memeluk Fitri lalu mengecup bibirnya dan sontak para hadirin di sana menjadi heboh dengan aksi Adam.
Akhirnya mereka turun dan seorang pria menghampiri mereka "Hey kawan, selamat yah..." Ia pun bersalaman dengan Adam dan Fitri , setelah bersalaman Adam pun memeluk sahabatnya itu.
"Kamu baru pulang kawan, makasih karna mau datang ke acara ku.." Abel tersenyum bukan karna perkataan Adam namun karna Fitri di depannya yg terlihat cantik dan Fitri malam menjadi grogi. setelah selesai berpelukan Adam merangkul sahabatnya itu lalu mengajaknya minum.
Acara itu di adakan hinga malam hari Fitri yg sudah mengantuk berpamitan pada ayah dan ibu Adam agar pulang terlebih dahulu, Fitri bangkit dari duduknya "Ma, pa, Fitri pamit pulang dulu Fitri sudah merasa mengantuk, apa lagi besok Fitri ada pemotretan."
Ibu Adam menahan tangan calon menantunya itu "Tunggu adam biar di antar kamu sampai ke rumah." Fitri menoleh pada Adam yg masih asih berbincang dengan sahabatnya , lalu ia kembali menoleh pada calon ibu mertuanya.
"Gak usah tante, adam kayaknya lagi sibuk berbincang bersama teman-temanya Fitri bisa pulang sendiri aja ma, lagian Fitri juga bawa mobil." Ayah Adam pun langung berbicara "Sayang sudah lah, biarkan dia pulang lagian lebih baik dia pergi sendiri dari pada ia bersama Adam. Apa kamu tak melihat kelakuan putra mu itu "
ayahnya menunjuk adam yg terus meneguk minuman yg berbahan dasar Alkohol itu, ia pun menggeleng-gelengkan melihat sikap putranya yg ia pikir sesudah dewasa rupanya masih suka minum alkohol dengan berlebihan "Yasudah pulang lah, hati-hati di jalan jika terjadi sesuatu langsung telfon mama." Fitri mengangguk dan langsung pergi.
Dari jauh Abel yg melihat kepergian Fitri langsung menaruh gelas Winenya yg belum habis ke meja lalu berpamitan pada Adam untuk pulang lebih dulu "Dam, gua pulang dulu..." adam mengangguk "Hati-hati di jalan kawan."
Abel mengangguk lalu langsung pergi dengan tergesa-gesa ,ia terus mengikuti Fitri dari belakang sampai ke parkiran hotel yg sunyi itu , pada saat Fitri membuka mobilnya dan akan masuk tiba-tiba sebuah tangan kekar menahan tanganya sontak ia menoleh ke belakang "Abel!!"
Abel langsung menutup mulut Fitri dengan tanya , lalu ia memeriksa sekitarnya lalu langsung masuk ke mobil milik Fitri.
Fitri menatapnya "Apa yg kamu lakukan??" Abel berbicara "Ayo cepat masuk, aku sudah sangat merindukan mu."
Fitri memeriksa di sekitarnya lalu ia masuk ke dalam mobil dan duduk di samping Abel dan mobil itu pun mulai berjalan pergi. Setelah semua teman Adam sudah kembali pulang ia menghampiri kedua orang tuanya yg senantiasa menunggunya.
"Halo ma, pa, belum pulang?, Fitri di mana?." Ibunya berbicara "Kita pulang sama-sama dan mama gak mau kamu pulang sendiri pakai mobil mu, lihat kamu sekarang sudah sangat mabuk mama khawatir akan terjadi sesuatu pada saat pulang nanti."
Adam menghela napas pelan, kedua orangtuanya itu memang selalu berpikir berlebihan padahal dia sudah dewasa "Mama ini terlalu berlebihan Adam udah gedek ma, sekarang aja umur Adam udah 29 tahun. terus Fitri mana??".
Ibunya menatap kesal putranya "Apa kamu meragukan insting seorang ibu??"Adam menghela napas pelan "Iya Adam percaya, sekarang di mana Fitri." Ayah Adam malah menjawab
"Dari tadi kamu tanya di mana tunangan mu itu, yg jelas lah dia sudah pulang. Papa kasihan sekali pada dia yg menunggu kamu dari tadi dan kamu masih sibuk dengan sahabatmu." Adam menjadi merasa bersalah lalu ia pun mencoba menelfon Kekasihnya .
...****************...
Di sebuah jalan sepi terparkir sebuah mobil hitam di tepi jalan di tempat duduk di bagian tengah Abel duduk dan wajahnya menatap seorang wanita di hadapanya yg tidak bukan dan tidak lain adalah Fitri ia perlahan membuka Dress yg ia pakai dan melemparnya ke sembarang arah hingga yg tersisa hanya bara dan cdnya.
Abel tersenyum menatap Fitri dan ia mulai bergairah lalu tanpa basa-basi ia langsung menyambar bibir manis milik Fitri dan terus melumatnya dengan penuh gairah, setelah dari bibir manis Fitria ia beralih mencium leher putihnya hinga meninggalkan bercak merah.
Tiba-tiba terdengar suara hpnya berdering sontak mereka menghentikan kegiatan mereka dan Fitri pun langsung memeriksa hpnya, dan tertulis di layar hpnya 'Adam❤' ia meantap Abel, dan peria itu menatapnya "Siapa??" Fitri berbicara "Adam , bagai mana jawab atau enggak??".
Abel pun menggeleng "Biarkan saja dia pasti mengira kamu sudah tidur." Fitri pun membiarkannya hingga panggilan berakhir lalu ia kembali menaruh hp tadi tempatnya dan langsung melingkarkan tanganya pada leher Abel "Kita lanjut Baby." Dan mereka pun kembali menautkan bibir satu sama lain.
Bersambung....
Di sebuah desa yg berada tidak jauh dari kota dan 60% penduduknya bekerja sebagai petani dan sisanya pengusaha,PNS, dll.
Jauh dari desa di sebuah pondok yg berada di tengah hutan tinggal lah seoang gadis cantik yg bernama Rahel purba sari, setelah ayah dan ibunya tiada karna kecelakaan tunggal pada saat usianya 5 tahun dan ia pun di asuh oleh satu-satunya keluarganya yg ia kenal dari ibunya yaitu neneknya yg tempat tinggalnya jauh dari Desa tepatnya di tengah hutan karet yg menjadi sumber penghasilan neneknya selama ini .
Pada usianya yg menginjak 18 tahuan neneknya meningal dan kini ia kembali sendiri lagi dan ia mulai berusaha hidup mandiri hinga di usianya yg sudah menginjak 19 tahun ia yg baru lulus sekolah dan melamar kerja sebagai pembantu di rumah seorang yg sangat terpandang di Desanya namanya Pak Edi dan Bu sinta, mereka juga memiliki dua anak yg pertama seorang pria namanya Addy saputra yg berusia 27 tahun yg lulus Arsitek seperti Ayahnya.
Kini membatu ayahnya mengurus usaha mereka dan adiknya yg paling bungsu namanya Nabila putri usianya 19 tahun sama seperti Rahel namun ia orangnya sangat licik seperti Ayahnya, berbeda dengan Addy dan ibunya yg sangat murahhati dan baik serta di segani orang-orang kampung.
Jam menunjukan pukul 05.00, ia terbangun dari tidurnya lalu ia segera menganti bajunya dengan pakaian lengan panjang dan celana panjang ia turun dari rumahnya lalu melakukan pekerjaan hari-harinya yaitu batang pohon karet dengan tehnik tertentu lalu menampung air yg keluar dari karet itu di sebuah mangkuk yg ia pasang pada pohon karet dan itu ia lakukan hinga matahari mulai terbit dan selesainya pada pukul 06.32.
Ia terlihat berkeringat namun tidak mematahkan semangatnya untuk bekerja ia kembali ke rumahnya lalu mengambil ember yg berisi sabun mandinya dan ia segera turun lalu mandi di sungai yg kebetulan berada di ujung kebunnya.
Bagaikan seorang anak kecil, ia belum sempat membuka bajunya ia sudah melompat kesiangan tanpa takut adanya pemangsa itu lah yg ia syukuri di tempanya tidak pernah ada predator air yg akan membahayakan dia, yg ia takutkan hanya kayu karna di tempatnya banyak pohon yg mengalami longsor lalu jatuh ke sungai sehingga hanyut dan tersangkut di pinggiran sungai tempat ia mandi.
Perlahan ia berenang ke pinggir untuk memeriksa pukat yg ia pasang lalu mengangkat satu persatu pukatnya rupanya ia mendapat banyak ikat, ia segera naik ke rakitnya lalu menarik rakit itu dengan tali yg ia ikat pada pohon-pohon yg hanyut dan dia dan mendekat pada daerah tempat ia memasang pukat, satu persatu ikan yg ia bawa ia masukan ke dalam baskom yg memang ia taruh dia atas rakitnya jikalau mendapat ikan.
Ia terlihat bahagia melihat banyak ikan yg ia dapat "Syukur lah aku dapat ikan banyak hari ini, aku akan menggoreng serta merebus sebagian dan sisanya akan dibuat ikan asin, ini pasti cukup untuk makan ku seminggu ini." Rahel yg sudah selesai mengumpulkan ikan tadi segera membersihkan dirinya setelah itu ia mengembalikan rakitnya ke tempat biasanya dan segera pulang untuk memasak ikannya.
Sesampai di rumah ia segera masuk dari pintu belakang lalu melepas pakainya di kamar mandi setelah selesai ia masuk ke sebuah kamar tempat ia tidurnya dan segera menutup pintunya lalu ia menganti bajunya.
Tidak butuh waktu lama ia sudah selesai mengganti baju dan segera ke dapur, di lihatnya jam dinding yg ada di dapur dan bergambar lambang sebuah partai yg ia dapata pada saat pemilu itu.
"Masih jam 07.21, aku masih ada waktu sedikit." Ia segera menyelesaikan Pekerjaannya , dengan tangan yg lihai ia dengan cepat mengeluarkan isi perut ikan dan sudah memisah yg mana yg akan ia makan dan yg mana yg akan ia jemur.
Ia mengunakan kompor gas jadi sedikit lebih cepat, jadi pada saat sebelahnya ia gunakan untuk memasak nasi, lalu sebelahnya lagi ia manfatkan untuk membuat ikan rebus.
Selama itu ia pergi keluar lalu menaiki sebuah tangga kayu yg ia buat untuk bisa ke atas genteng dan menjemur ikan-ikan yg ia dapat di sungai, sehabis menjemur ia segera kembali ke dapur dan mematikan nasinya yg sudah masak lalu menggantinya dengan panci lalu di tuangkan minyak dan di birkan hinga panas lalu ia pun memasukan ikan tadi hinga masak.
Setelah masak ia menyempatkan diri untuk sarapan pagai tanpa sadar ia akan terlambat, selesai ia makan pada saat ia melihat jam sudah menunjuk pukul 08.45 sontak ia terkejut "Gila aku pasti akan telat dan tuan Edi pasti marah."
Rahel segera menaruh piring ke tempat pencuci piring lalu ia segera berlari ke dalam kamar dan mengail dompet serta hp jadul miliknya yg jika di gunakan masih harus di tekan-tekan.
Ia keluar dari rumah lalu mengunci pintu rumah tua itu dengan kunci gembok lalu ia turun dan mengambil sepeda ontel miliknya yg di parkir di bawah rumah dan ia pun mengayuhnya melewati jalan yg masih berbatu hinga ia sampai di jalan raya di mana jalan itu sudah di aspal ia terus mengayuh sepedanya hinga masuk ke dalam gerbang desa dan ia terus mengayuh hinga sampai di sebuah rumah yg sangat besar di kampung dan mewah.
Ia memarkirkan sepedanya di luar dengan sepada dekat motor milik satpam rumah besar itu ia dengan tergesa-gesah masuk dari dapur dan bertemu Buk Anisa yg membersihkan dapur karna baru selesai memasak ia melihat Rahel lalu memangilnya dengan suara kecil.
"Rahel sini dulu nak." Rahel menghampiri Bik Anisa "Iya ada apa buk??" Bik Anisa pun menatap tajam Rahel "Dari mana aja, kenapa baru saja datang, tuan marah marah karna kamu telat lagi."
Rahel menunduk "Maaf bik, Rahel lama tadi kebetulan pukat milik Rahel mendapat banyak ikan jadi agak lama memotongnya." Bik Anisa menghela napas Pelan "Sudahlah, yg penting kamu sudah datang lain kali kamu jangan gini lagi.." Rahel mengangguk sambil tertunduk lesu, bik anisa pun menepuk bahu Rahel "Sudah jangan sedih ,sekarang kamu bantu bibik membersihkan di dalam."
Bik anisa pun segera pergi dan Rahel pun mengikutinya dari belakang dan tiba-tiba terdengar seseorang yg memangilnya dari belakang, sontak ia menoleh ke belakang dan ternyata yg memangil dia adalah anak dari bosnya, yaitu Nabila putri. "Karna kamu telat, kamu harus mendapat hukuman." Wanita itu menatap tajam Rahel.
Bersambung.....
Rahel terpaksa mengikuti nabila ke dapur lalu nona mudanya itu memintanya untuk mengepel "Sekarang aku kamu mengepel ruang tamu sampai dapur tanpa harus mengunakan pel lantai, tapi menggunakan kain lap pada lantai dan ku beri waktu satu jam menyelesaikan atau jatah gaji mu bulam ini nanti di potong setengah."
Rahel yg mendengar hal itu terkejut "Jangan nona, nanti saya mau makan apa kalok di potong gaji saya." Wanita itu dengan sombongnya berbicara "Salah sendiri karna telat datang."
Ia pun langsung meninggalkan Rahel sendiri. Rahel menghela napas pelan lalu mulai mengisikan air menggunakan baskom dan di campurkan dengan cairan Pembersih lantai lalu ia mulai mengelap di dalam rumah.
*
*
*
*
Pagi ini Adam kesiangan karna semalam ia pulangnya malam, sebenarnya ia bisa tidur di hotel milik keluarganya itu namun ibunya yg tak mau jauh dari putra kesayangannya itu dan memintanya untuk pulang dan tidur di rumah, ia terbangun dari tidurnya dan dan segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya pada saat ia keluar ia berjalan ke ruang ganti bajunya dan memilih pakaian yg akan ia pakai ke luar hari ini.
Karna hari ini ia tidak ke kantor karna ia ingin memberi kejutan kepada sahabatnya Abel jadi dia memberi tau ayahnya bahwa hari ini ia tidak bekerja.
Ia turun dari lantai dua rumah mereka di bawah terlihat ibu dan ayahnya sedang bersantai di ruang tamu "Selamat pagi ma, pa." Sontak ibunya menoleh pada putranya "Baru bangun sayang." Adam mengangguk "Ma, Adam mau langsung ke rumah Abel" ibunya terkejut " Mau pergi sekarang.
Kamu belum sarapan pagi,sana sarapan dulu." Adam malah menolak permintaan ibunya "Ngapain ma, Adam belum lapar dan kalok Adam lapar nanti makan sama Abel aja nanti." Ibunya menatap sinis putranya "Santap aja apa salah sih, entar kepohonan." Adam menatap kesal ibunya "Mama, gak usah percaya mitos begitu , gak mungkin Adam kenapa-napa di jalan orang Adam lagi dalam keadaan tidak mabuk kok ma."
Karna putranya kini tak mau mendengarnya akhirnya Ayahnya yg turun tangan "Cicip aja sedikit di dapur, apa salahnya apa kata mama mu itu benar dan kamu jangan main-main mitos di percaya bukan karna tak ada bukti karna banyak yg sudah kejadian, itu sebabnya mama mu khawatir!!!".
Jika ayahnya yg sudah angkat suara Adam tak bisa apa-apa jika ia melawan maka permasalah ini takan selesai dan akan semain parah jadi ia dengan terpaksa ia menurut ia ke dapur pada saat ia membuka tudung saji tiba-tiba ia memikirkan hal yg bodoh 'Buat apa di cicip lagian aku juga gak akan kenapa napa.
Tinggal bohong aja ke mama sama papa kalok aku udah coba.' Adam menoleh ke belakang terlihat ibunya kembali sibuk Dengan kesibukan masing masing ia pun diam-diam menutup tudung saji itu dan berjalan "Udah ma, pa, Adam pamit dulu" Adam pun langsung bersalaman dengan kedua orang tuanya, ayahnya pun berbicara "Hati hati nanti di jalan."
Tiba-tiba ibunya merasa ingin mencium putra semata wayangnya itu "Kemarin Adam." Adam pun mendekat pada ibunya ia mencium kening putranya lalu ia pun memeluknya sambil menangis "Akhirnya putra mama sudah besar, jika satu saat nanti kamu menikah dengan Fitri sering seringlah mengunjungi mama dan papa mu ini."
Adam yg awalnya tidak pernah menangis di hadapan ibunya dan Ayahnya tiba - tiba matanya berkaca-kaca "Mama apa aan sih, Adam belum nikah juga mama udah nangis gini bagai mana nanti kalok Adam sudah menikah."
Ayahnya pun berusaha menenangkan istrinya "Sudahlah sayang, benar kata Adam ia belum menikah kenapa kamu sudah secengeng ini bagai mana nanti kalok dia sudah menikah apa kamu mau anak pria kita yg gagah berani ini menangis di depan tamu undangan."
Ibunya melepas pelukannya lalu menghapus air matanya "Gak tau pa, mami jadi cengeng begini mungkin karna masih terharu karna semalam." Adam pun langsung berbalik tidak mau melihat mamanya agar ibunya tak melihat ia yg menangis dan yg melihat hanya papanya "Sudah sudah, pergilah titip salam dari mama papa untuknya." Adam mengangguk lalu langsung pergi.
Di perjalan ia lebih dulu mampir ke sebuah toko lalu membeli satu kue yg sudah ia pesan terlebih dahulu dan setelah mengambil ia kembali mengendarai mobilnya dan berhenti di suah toko yg menjual jam ia masuk dan membeli jam pria merek mahal dan kembali lagi menaiki mobilnya ia pun langsung ke ruah sahabatnya itu "Semoga Abel suka.."
Mobil itu berjalan cukup jauh karna rumah Adam yg letaknya di pinggir kota jadi ia cukup lama menjalankan mobilnya hinga sampai ke apartemen sahabatnya ia turun dari mobil sambil membawa hadian dan kotak kue yg ia bawa dan langsung berjalan ke pintu rumah sahabatnya, lalu ia mengetuknya namun tak ada yg membukanya ia pun mencoba memencet bel dan tak ada suara yg keluar.
"Astaga aku lupa , Abel bilang jika bel rumahnya rusak berapa hari lalu." Ia awalnya ingin menelfon sahabatnya namun karna ini kejutan ia pun mencoba menarik ganggang pintu tersebut, rupanya ia tidak di kunci pintunya dengan enteng Adam pun masuk.
Ia melihat sekeliling tak menemukan Abel sama sekali ia pun memutuskan untuk memberi kejutan untuk dia ke kamarnya , awalnya ia menaruh kue tadi di meja makan lalu ia pun memasang lilin dan langsung menyalakan dan pelan pelan ia berjalan lalu menuju kamar Abel ternyata kamar itu tidak tertutup adam sangat bahagia.
Ia berencana mengejutkan sahabatnya itu namun ia mendengar sebuah suara yg membuat ia tiba -iba berhenti dan seperti tak bisa berkata-kata.
"Sayang bangun.." Abel yg tadinya masih tidur bangun dari tidurnya ia terbangun tampa sehelai benag pun "Ada apa sayang ku Fitri.." Abel menarik Fitri ke pelukannya lalu mencium-cium seluruh wajahnya, sampai Fitri yg merasa geli.
"Ih abel, udah geli tau." Dan satu kata yg membuat Adam menjadi sakit hati adalah "Aku tak bisa membayangkan sakitnya Adam jika ia melihat kekasihnya bersama ku, apa lagi semalam ia baru melamar mu."
Fitri langsung mencubit pipi Abel "Dia gak bakal sakit hati, lagian ini salah dia karna ketika aku mengajaknya bermain ia malah menoleh jadi ini resikonya karna menolah tidur dengan ku." Abel tersenyum lalu mengecup bibir Fitri "Terus kenapa semalam kamu menerima lamarannya??" Fitri dengan enteng "Aku kasian pada dia saja, takutnya ia malu di depan para tamu undangan di sana."
Adam yg mendengar hal itu sangat marah kini kue yg ia bawa terjatuh dari tanganya dan sura jauh kue itu terdengar oleh Abel sontak mereka menoleh pada pintu kamar "Siapa itu??" Adam yg sudah tak bisa menahan emosinya masuk ke dalam kamar itu.
"Jadi ini yg selama ini kalian lakukan di belakang ku." Sontak mereka berdua terduduk dari ranjang , adam menunjuk Fitri "Ku kira kamu selama ini setia pada ku ternyata kamu diam diam berselingkuh di belakang ku dan kenapa selama aku tidak menyentuh mu itu semua karna peraturan di keluarga ku yg mengharuskan calon nyonya keluarga jons harus masih perawan, itu sebabnya aku tak mau menyentuh mu."
Adam pun kembali menunjuk Abel "Aku sudah menganggap mu sebagai saudara ku sendiri tapi ini kelakuan mu di belakang ku." Adam pun menghampiri abel lalu ia dengan kasarnya menariknya keluar dari selimut lalu menghajarnya sedangkan Fitri yg melihat kejadian itu menjadi panik dan dengan gegabah ia turun dari ranjang dalam keadaan tanpa busana mengambil guci kecil yg setinggi 26 CM dan lebar 12 CM lalu memukulnya pada kepala Adam hinga pecah.
Adam langsung terjatuh tak berdaya di bawah dan kepalanya mengeluarkan darah , perlahan ia tak bisa mendengar apa-apa dan matanya mulai buram dan langsung tak sadarkan diri.
Bersambung....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!