NovelToon NovelToon

LOVE TRAUMA

#1

Brakkk

Rhys menggebrak mejanya saat pengacara keluarganya datang dan mengatakan bahwa ia harus segera menikah dengan seorang wanita bernama Celine Danayla Matteo, yang ia ketahui sebagai putri dari asisten pribadi Dad Dave.

“Menikah?! Tidak mungkin! Dad tidak mungkin melakukan itu padaku!” teriak Rhys di dalam ruang kerjanya di Perusahaan Alban. Rhys langsung menghempaskan tubuhnya ke kursi kebesarannya dan mendengus kasar.

“Semua ini adalah permintaan Tuan Dave, Rhys,” kata Davin Anderson.

“Uncle!”

“Kalau kamu tidak percaya dengan apa yang kukatakan, kamu bisa membaca surat ini,” Uncle Davin memberikan sebuah surat yang masih tersegel dengan rapi di di dalam sebuah amplop berwarna coklat.

Rhys mengambil amplop tersebut kemudian membukanya. Ia membaca isi surat tersebut dengan sangat teliti. Ia tak ingin ada 1 hal pun yang terlewatkan, karena hal ini sangat mempengaruhi kehidupannya.

“Bagaimana? Aku mengatakan yang sebenarnya bukan?” kata Uncle Davin.

“Tapi ini tidak mungkin, Uncle. Aku memiliki Eve yang sangat kucintai. Aku tidak bisa menikah dengan wanita yang tidak kucintai, bahkan aku hanya mengenalnya hanya sebatas sebagai putri dari Uncle Harry.”

“Kamu akan mendapatkan seluruh harta dan aset keluarga Alban dalam kurun waktu 3 bulan saja, tanpa ada yang bisa mengusiknya lagi. Aku akan meninggalkan surat ini di sini. Pikirkanlah baik-baik,” Uncle Davin pun meninggalkan ruang kerja Rhys.

Rhys kembali mengambil surat itu dan membacanya sekali lagi. Ia kembali teringat bagaimana Dad Dave yang selalu mengikuti keinginannya.

Flashback on

“Tenanglah, Rhys. Ada Dad bersamamu. Kamu tidak akan pernah sendirian,” Dad Dave memeluk Rhys dengan sangat erat.

Rhys sangat terpukul saat mengetahui bahwa Mom Diana meninggal karena kecelakaan. Saat Rhys sadar dari kondisi koma, Rhys tak mengenal siapapun. Ia hanya mengingat Mom Diana, seseorang yang ada di dekatnya sebelum musibah itu terjadi. Ia bahkan tak mengingat detail kecelakaan itu karena ingatannya hanya sebatas berlibur bersama Mom Diana.

Dad Dave yang ia ketahui sebagai Daddynya, setiap hari selalu bersamanya dan menemaninya. Rhys merasa nyaman bersama dengan Dad Dave, padahal sebelum kecelakaan itu terjadi, ia hanya dekat dengan Mom Diana karena Dad Dave sering bepergian.

Rhys hidup dalam kasih sayang Dad Dave yang seakan tanpa batas. Dad Dave tak pernah menolak permintaan Rhys bahkan memberikan apapun untuk Rhys. Oleh karena itulah Rhys yang hanya memiliki Dad Dave, sangat menyayanginya.

“Kamu bisa meminta apapun pada Dad, Rhys. Dad akan mengabulkannya,” kata Dad Dave.

“Thank you, Dad,” Rhys memeluk Dad Dave.

Flashback off

“Mengapa kamu melakukan ini, Dad? Bukankah Dad mengatakan akan selalu menuruti keinginanku?” gumam Rhys, “Mengapa sekarang Dad ingin memaksakan kehendakmu? Apa Dad sudah tidak lagi menyayangiku?”

Rhys membuka lembaran kertas lain yang berada di belakang surat Dad Dave. Di sana tertulis sebuah pernyataan dari Dad Dave bahwa seluruh aset Perusahaan Alban akan beralih 50% ke tangan Celine dan 50% ke dinas sosial, kalau Rhys tidak menikah dengan wanita bernama Celine Danayla. Rhys hanya akan mendapatkan sebuah perusahaan kecil yang berada di pinggir kota Helsinki.

“Tak akan kubiarkan satu sen pun jatuh ke tangan orang lain. Dad, apa kamu sengaja agar aku tidak memiliki pilihan lain? Kamu sangat tahu bahwa Perusahaan Alban adalah impianku. Itu semua adalah milikku dan tak akan kuberikan pada siapapun juga,” kata Rhys sambil meremas surat Dad Dave itu.

**

“Benarkah, Dad?” Celine menampakkan wajah bahagia saat Dad Harry mengatakan padanya bahwa ia akan menikah dengan Rhys.

Bagai impian yang menjadi kenyataan, ia akan menikah dengan cinta pertamanya. Celine tak dapat menyembunyikan rasa bahagianya.

“Kamu senang , sayang?” tanya Dad Harry.

“Tentu saja, Dad. Tapi … apa ini benar? Jangan-jangan Dad hanya membohongiku,” kata Celine yang mulai curiga karena semua itu datang secara tiba-tiba.

“Tentu saja benar, sayang. Dad tak akan membohongimu, apalagi untuk hal seperti ini.”

Celine melompat senang dan berlari menuju kamar tidurnya. Dad Harry tak berani mengatakan apapun mengenai detail rencana pernikahan itu karena ia pun tak bisa menolak. Bagi Dad Harry, Tuan Dave adalah atasan yang sangat baik dan ia banyak berhutang pada pria itu karena telah membantunya saat istrinya, Diana, mengalami pendarahan setelah melahirkan Celine.

Tuan, jika memang seperti ini balasan yang anda inginkan, maka saya akan menerimanya. Saya yakin anda melakukan hal yang baik. - batin Dad Harry.

**

Celine yang sangat senang dengan rencana pernikahan tersebut pun langsung pergi ke Perusahaan Alban. Ia menemui resepsionis dan mengatakan kalau ia adalah calon istri dari Rhys Alban. Hal itu membuat Celine dipersilakan untuk langsung naik ke lantai tempat ruangan Rhys berada.

“Kak!”

Mata Rhys membulat saat melihat Celine yang datang ke perusahaannya dan masuk ke dalam ruangannya.

“Kak, Dad berkata kakak mau menikah denganku. Aku senang karena kakak menepati janji kakak. Aku sangat menyayangi kakak!” Celine memeluk erat Rhys yang merasa risih dengan apa yang dilakukan oleh Celine.

“Lepaskan aku!” perintah Rhys.

“Tidak mau! Aku ingin kakak mengatakan di depanku bahwa kakak menyayangiku dan ingin menikahiku,” Celine berani memeluk Rhys karena dulu ia sering melakukannya dan Rhys sangat menyukainya.

“Bisakah kamu menjauh dulu?”

“Cepat kak! Atau aku tidak mau menikah dengan kakak. Aku akan katakan pada Dad kalau aku menolak pernikahan ini.”

Tidak, dia tidak boleh menggagalkan pernikahan ini. Harta keluargaku …

**

Sebuah pernikahan digelar dengan sangat amat sederhana. Dalam pemberkatan tersebut, tampak Rhys dengan Celine, Dad Harry, juga Uncle dan Aunty Rhys yakni Ronald dan Anna Alban beserta putri mereka, Alice Alban.

Ronald bukanlah saudara kandung Dave. Kedua orang tua Dave mengangkatnya sebagai putra mereka karena saat itu mereka sulit sekali memiliki anak. 3 tahun setelah mereka mengangkat Ronald sebagai putra mereka, lahirlah Dave dan itu disambut dengan kebahagiaan oleh seluruh keluarga besar mereka.

Janji pernikahan diucapkan keduanya. Rhys yang terlihat sangat tampan dengan setelan jas berwarna putih menampakkan wajah yang sangat dingin dan tak bersahabat, sementara Celine yang menggunakan gaun sederhana berwarna senada, selalu menampakkan senyum di wajahnya tanpa henti.

Rhys yang meminta pernikahannya dilakukan secara tertutup. Ia tak ingin siapapun tahu karena ia merasa belum siap. Pengacara keluarga Alban, Davin Anderson, turut hadir dalam acara tersebut karena Rhys mengundangnya secara khusus.

Tak ada acara apapun setelah pemberkatan pernikahan mereka. Rhys langsung pulang ke kediaman keluarga Alban bersama Uncle Ronald, Aunty Anna, Alice, dan juga wanita yang kini sudah berstatus sebagai istrinya, Celine Danayla Matteo.

Celine yang sudah lama sekali tak menginjakkan kali di kediaman keluarga Alban, mengedarkan pandangannya. Terakhir kali ia datang ke sana adalah saat ia menemani Dad Harry mengurus kebutuhan Rhys ketika Dad Dave meninggal dunia.

Celine mengikuti Rhys yang berjalan masuk ke dalam kamar tidurnya. Rhys yang merasa diikuti pun langsung menoleh ke belakang.

“Mengapa kamu mengikutiku?” tanya Rhys.

“Aku kan istrimu, bukankah kita akan tidur sekamar?”

“Dalam mimpimu! Aku tak akan pernah mengijinkanmu masuk ke dalam kamar tidurku. Kamarmu ada di lantai 3, yang paling ujung,” ujar Rhys.

Celine tak ingin berpikiran buruk. Ia berusaha berpikir positif dengan menganggap bahwa Rhys memerlukan waktu untuk menyesuaikan diri dengan pernikahan mereka.

🌹🌹🌹

#2

Sebuah ruangan berukuran 3 kali 3 meter, yang diisi hanya dengan sebuah tempat tidur dan sebuah lemari menjadi pemandangan bagi Celine saat ini. Beberapa kali ia terbatuk karena debu yang telah menebal di dalam ruangan itu.

“Apa benar Rhys menyuruhku tidur di sini?” gumam Celine.

“Ya ini adalah kamarmu. Di sini kamu bukan ratu ataupun putri raja. Cepat bersihkan ruangan ini, setelah itu temui aku di dapur!” perintah Aunty Anna yang memperhatikan Celine sambil melipat kedua tangan di depan dada.

“Aunty!”

“Jangan memanggilku Aunty, aku tidak akan pernah sudi menjadi Aunty-mu. Panggil aku Nyonya, mengerti?!”

“Ba-baik Aun … Nyonya.” Celine yang melihat wajah Aunty Anna yang garang, langsung menundukkan kepalanya.

Celine adalah putri kesayangan Dad Harry Mateo. Mommynya, Mom Cindy, meninggal saat melahirkannya. Hal itu membuat Dad Harry sangat menyayanginya karena menganggap dirinya sebagai hadiah terakhir yang diberikan oleh Mom Cindy.

Tak pernah sekalipun Dad Harry marah atau melakukan tindakan kasar pada Celine. Celine juga adalah anak yang penurut. Ia tak pernah membantah permintaan Dad Harry karena baginya Dad Harry adalah sosok Dad yang tak dapat tergantikan oleh siapapun.

Mendengar Aunty Anna bersuara keras dan menatapnya dengan garang, hati Celine terasa sakit. Ia segera mengambil alat pembersih untuk membersihkan dan merapikan kamar tidurnya.

Celine menghela nafasnya pelan ketika mendapati jendela kamarnya rusak dan tak bisa ditutup dengan sempurna. Cuaca Kota Helsinki di akhir tahun bisa dikatakan sangat dingin, suhu bisa berkisar antara 10 hingga -4 derajat celcius.

Ia membersihkan kamar tersebut, tanpa bantuan pelayan sama sekali, padahal di kediaman Alban pelayan jumlahnya cukup banyak. Beberapa kali ia bersin karena hidungnya menghirup debu yang beterbangan.

Hampir 3 jam, waktu yang dibutuhkan oleh Celine untuk membersihkan kamar tidur itu, meskipun mungkin belum bersih sempurna. Setidaknya masih biaa ia gunakan untuk tidur. Setelahnya, ia segera turun untuk menemui Aunty Anna di dapur.

Celine terperanjat kaget saat melihat kondisi dapur yang sangat berantakan. Para pelayan terlihat diam sambil berdiri mematung. Mereka hanya melihat Aunty Anna yang sepertinya sengaja menumpahkan beberapa bumbu dapur, minyak, serta memecahkan beberapa peralatan makan.

Aunty Anna tersenyum sinis saat melihat kehadiran Celine di dapur. Ia langsung memerintahkan para pelayan untuk meninggalkan tempat itu dan menyiapkan makan malam di dapur yang lain, yang ada di bagian belakang.

“Ahh kamu sudah selesai membersihkan kamarmu?”

“Sudah A … Nyonya,” jawab Celine.

“Kalau begitu sekarang bersihkan dapur ini. Aku sungguh tidak betah melihatnya, kotor sekali,” Aunty Anna menendang beberapa peralatan makanan yang menghalangi jalannya. Namun karena ia tidak hati-hati, ia menginjak minyak yang ia tumpahkan sendiri hingga terpeleset.

“Aunty!” Celine langsung mendekati Aunty Anna dan ingin membantunya. Tapi Aunty Anna langsung menghempaskan tangan Celine dengan kasar.

“Aku tidak butuh bantuan dari wanita sepertimu. Wanita murahan yang hanya menginginkan harta keluarga Alban!” teriak Aunty Anna yang langsung membuat Celine terkejut.

“Ahhhh,” Celine berteriak karena rambutnya ditarik secara kasar dan tiba-tiba oleh Aunty Anna.

“Dan bukankah sudah kukatakan jangan memanggilku Aunty. Kamu bukan siapa-siapa di sini, mengerti?!” kata Aunty Anna di telinga Celine.

Aunty Anna pun berdiri sambil berpegangan pada meja yang ada di tengah-tengah ruangan. Sebelum keluar, ia kembali menoleh ke arah Celine.

“Bersihkan ruangan ini dan aku tidak ingin ada sedikit pun kotoran yang tertinggal, atau aku akan menyuruhmu membersihkannya dengan lidahmu,” kata Aunty Anna dengan ketus.

Celine langsung memegang dadanya dan mencoba untuk bernafas. Baru hari pertama ia tiba di kediaman Keluarga Alban, tapi sikap mereka semua sungguh di luar dugaan Celine.

**

Waktu makan malam telah tiba, Celine yang telah selesai membersihkan ruangan dapur pun segera membersihkan dirinya. Kamar tidurnya tak memiliki kamar mandi pribadi hingga ia harus menggunakan kamar mandi luar.

Setelah berganti pakaian, Celine langsung menuju ke ruang makan. Ia melihat seluruh keluarga Alban telah berada di sana dan siap menyantap makan malam mereka. Dengan cepat, Celine langsung menghampiri Rhys dan mengambil piringnya untuk diisi dengan makanan.

Celine sangat tahu apa makanan kesukaan Rhys karena ia sudah mengenal Rhys sejak kecil, bahkan mereka dulu sering bermain bersama.

Prangggg

Semua yang berada di ruang makan terperanjat kaget saat Rhys melemparkan piring makannya ke lantai. Celine yang berada di sebelahnya bahkan tak bisa berkata apa-apa. Tubuhnya sedikit bergetar dan kakinya terasa sedikit sakit karena ada pecahan piring yang tak sengaja mengenai kakinya.

Semua melihat ke arah Celine yang kini menjadi pusat perhatian. Aunty Anna dan Uncle Ronald melihat dengan senyuman yang tercetak dengan jelas di wajah mereka.

“Berikan padaku piring yang baru!” ujar Rhys pada seorang pelayan.

Cepine berjongkok untuk membersihkan pecahan piring yang dilemparkan oleh Rhys. Tak ada pelayan yang membantu sama sekali karena mereka sudah diperintah untuk tidak membantu Celine sama sekali sehari sebelum ini.

Setelah membersihkan pecahan piring dan membuangnya ke sampah, Celine kembali ke ruang makan. Ia duduk di salah satu kursi makan untuk makan malam bersama. Ia mengambil makanan dan meletakkannya di piring.

Tranggg

Rhys meletakkan alat makannya dengan kasar, kemudian berdiri.

“Buang semua makanan ini, aku sudah tidak berselera lagi. Aku akan makan di luar. Oya, dan kursi itu, tolong dibuang setelah ia selesai memakainya,” kata Rhys dengan ketus.

“Aku juga tidak berselera lagi, Aunty ikut denganmu saja Rhys.”

“Aku juga,” Uncle Ronald pun turut berdiri mengikuti istrinya. Sementara Alice, putri mereka, masih duduk dengan santainya dan menikmati makan malamnya.

“Alice! Ikut Mommy. Mengapa kamu diam saja, hah?! Makanan kita sudah tercemar, sudah tidak layak lagi untuk dimakan,” gerutu Aunty Anna.

“Masa sih, Mom? Masih enak loh ini. Lihat …,” dengan santainya Alice menyeruput kuah sup yang ada di mangkok kecil miliknya.

“Ikut saja dengan Mom!” Aunty Anna menarik Alice agar ikut dengannya. Mereka berempat akhirnya meninggalkan kediaman keluarga Alban untuk mencari makan di luar.

Celine yang berada di meja makan, tanpa sadar mengeluarkan buliran air mata. Seluruh pelayan melihatnya dengan iba. Namun mereka tak dapat memberikan pertolongan karena seluruh area rumah dipasangi CCTV. Kalau salah satu dari mereka ketahuan membantu Celine, maka mereka akan langsung dipecat dengan tidak hormat, bahkan mungkin mereka akan sulit mendapatkan pekerjaan lain.

Kamu yang menginginkanku menikah denganmu, tapi mengapa kamu memperlakukanku tak lebih dari kotoran yang ada di dalam rumah. Apa kamu tahu, aku mencintaimu, bahkan sangat mencintaimu. Bukankah kamu pernah berjanji padaku, bahwa kamu juga akan mencintaiku dan menikahiku. Bahkan kamu pernah mengatakan jika dirimu hilang ingatan, walaupun pikiranmu melupakanku tapi hatimu tidak. - batin Celine saat melihat kepergian mereka berempat.

🌹🌹🌹

#3

Hari ini adalah hari Minggu. Suhu rendah di Kota Helsinki, membuat para penghuninya seakan ingin terlelap lebih lama. Namun, hal itu tidak boleh berlaku bagi para pelayan. Mereka tetap diharuskan untuk bangun di pgi hari dan mengerjakan pekerjaan rumah sebelum tuan mereka terbangun.

Bugh bugh bugh

Tanpa mempedulikan suasana pagi yang masih begitu hening, suara gedoran pintu seakan membuat suasana tak ada bedanya dengan rumah yang tengah melakukan bongkaran.

Celine yang mendengarnya pun terbangun dari tidurnya. Ia melihat pintu kamar tidurnya bergetar dan sepertinya mau lepas jika ia tidak segera beranjak untuk membukakan. Sebelum bangkit, ia melihat jam kecil yang selalu ia letakkan di atas nakas, sama seperti saat ia berada di rumah Dad Harry, namun kali ini ia letakkan di atas lantai.

“Iya, Aunty,” Celine mengusap matanya yang terasa masih berkabut karena ia baru saja bangun.

“Sudah kukatakan jangan memanggilku Aunty. Tidak sudi aku dipanggil Aunty dari bibir wanita murahann sepertimu!” Kata Aunty Anna dengan ketus.

“Mau tidur sampai jam berapa, hah?! Kamu kira ini rumahmu? Sudah kukatakan kamu itu bukan ratu ataupun tuan putri. Sekarang cepat bangun dan bersihkan rumput di taman belakang!” perintah Aunty Anna.

Celine tanpa membersihkan diri terlebih dahulu, langsung berganti pakaian dan menuju ke taman belakang. Udara yang begitu dingin seakan menusuk ke tulang, membuat tubuhnya bergetar dan menggigil. Langit masih gelap dan berkabut, membuat jarak pandang pun hanya beberapa meter di depan.

Waktu masih menunjukkan pukul 5 pagi dan hari Minggu biasanya adalah hari di mana ia beristirahat setelah 1 minggu bekerja. Celine adalah seorang guru TK yang sangat disayangi oleh para murid-muridnya. Sebenarnya Celine memiliki keribadian yang ceria, namun disiplin.

“Ya ampun, ini dingin sekali. Apa mereka tidak bisa menunda membersihkan taman belakang nanti siang? Setidaknya udara sedikit lebih hangat,” gumam Celine yang berdiam di teras menatap ke arah taman belakang yang terlihat begitu luas.

“Pakai sweater ini dan sebaiknya kamu masuk ke dalam. Udara sangat dingin, kamu bisa terkena flu nanti,” Alice yang terbangun karena Mom Anna memukul pintu kamar tidur Celine dengan sangat keras. Ia bahkan tak bisa tidur lagi.

“Terima kasih,” kata Celine tersenyum pada Alice. Celine bersyukur masih ada seseorang yang memperhatikan dirinya di kediaman keluarga Alban. Impiannya menjalani rumah tangga dengan Rhys seperti hanya halusinasi.

**

“Halo, sayang,” Dad Harry menelepon Celine ketika Celine sedang berada di taman belakang untuk membersihkan beberapa rumput yang sudah mulai meninggi.

“Dad sudah bangun?” tanya Celine saat melihat jam di ponselnya menunjukkan pukul setengah 7 pagi.

“Sudah, sayang. Kamu juga tumben jam segini sudah bangun. Biasa kalau hari Minggu, kamu akan bangun jam 9,” ujar Dad Harry menggoda putrinya itu.

Celine terkekeh. Dad Harry pun melanjutkan perkataannya, “Sekarang kamu sudah menjadi seorang istri, sayang. Dad berharap kamu bisa menjadi seorang istri yang baik.”

“Tentu, Dad. Aku tak akan mengecewakanmu. Aku mencintai Rhys dan akan selalu begitu.”

“Dad tahu itu. Oya, kalau ada waktu, mampirlah ke rumah. Dad sudah sangat merindukanmu, padahal kamu baru menikah kemarin.”

“Iya, Dad. Aku mandi dulu ya, Dad,” Celine beralasan agar ia bisa kembali bekerja karena saat ini di hadapannya sudah ada Aunty Anna yang berdiri tegak dengan tatapan tajam ke arahnya.

Aunty Anna tertawa sinis, “ohoho, apa Daddymu memeriksa putrinya yang telah berhasil menjerat seorang pria kaya? Memang Harry selalu tahu bagaimana mencari kesempatan. Sejak dulu ia selalu saja mencari cara untuk menjodohkanmu dengan Rhys. Kasihan sekali Rhys harus menikah denganmu,” kata Aunty Anna dengan lidah yang sangat tajam.

“Jangan pernah mengatakan hal yang buruk tentang Dad Harry. Aunty boleh menjelekkanku, tapi tidak dengan Dad.”

“Wow! Seorang pahlawan wanita kesiangan. Lebih baik kamu pikirkan bagaimana keadaan dirimu sendiri. Aku akan membuatmu menderita di sini,” ujar Aunty Anna yang kemudian berlalu pergi.

**

Keesokan harinya, pagi-pagi Celine telah siap dengan pakaian kerjanya. Ia akan pergi ke sekolah untuk kembali mengajar di Taman Kanak-Kanak yang berada tak jauh dari rumah Dad Harry. Rencananya ia akan mampir ke rumah setelah jam sekolah usai.

Waktu menunjukkan pukul 6 pagi dan Celine pun segera meraih tas kerjanya. Biasa ia akan bwrangkat jam setengah 7, tapi karena sekarang ia bukan di rumah Dad Harry, ia harus berangkat lebih pagi.

Para penghuni rumah keluarga Alban belum ada yang terbangun. Namun, Celine telah menyiapkan cardamom cinnamon rolla untuk sarapan Keluarga Alban. Celine adalah wanita yang pandai memasak, terutama membuat kue. Ia banyak belajar karena ia ingin menjadi seorang istri yang baik dan dicintai suaminya.

**

“Honey, kapan kita akan menikah?” tanya Eve yang kini tengah duduk di pangkuan Rhys.

Rhys memang memiliki kekasih seorang model kelas atas bernama Eve Finella. Mereka sudah menjalin hubungan selama 1 tahun. Rhys mengenal Eve di sebuah acara perusahaan yang sedang mengadakan launching sebuah produk.

“Secepatnya honey. Saat ini aku harus fokus untuk membesarkan Perusahaan Alban, apalagi para investor dan direksi sedang memperhatikan kinerjaku sejak Dad meninggal.”

“Apa mereka akan menurunkan jabatanmu, honey? Mereka tidak boleh melakukan itu. Kamu adalah pewaris keluarga Alban dan sudah seharusnya hanya dirimu yang berada di posisi ini. Aku akan selalu mendukungmu, honey. Aku akan selalu menunggumu,” Eve mencium bibir Rhys dan melummatnya, membuat Rhys tersenyum dan segera membalasnya.

“Kita makan malam?” ajak Rhys yang langsung disambut dengan sebuah senyuman di wajah Eve.

Mereka pun berangkat menuju ke sebuah restoran mewah. Rhys membukakan pintu untuk kekasihnya dan menggandengnya hingga mereka masuk ke dalam. Ia menarik kursi untuk Eve, kemudian memanggil pelayan.

Suasana restoran yang remang-remang, memberikan kesan romantis, apalagi mereka ditemani makan malam dengan lilin di atas meja, sungguh makan malam yang memanaskan hati siapapun yang melihatnya.

Tak jauh dari sana, Dad Harry yang tengah menjamu seorang klien Perusahaan Alban, melihat Rhys dan juga Eve. Harry Mateo kini memegang salah satu perusahaan Alban, yang berada tak jauh dari tempat tinggalnya.

Dad Harry, setelah mengantarkan kliennya ke pintu keluar, ia kembali masuk ke dalam restoran. Dengan langkah tegap, ia berjalan mendekati Rhys yang tengah berbicara sambil memegang tangan Eve.

Dad Harry langsung meraih kerah kemeja yang dikenakan Rhys dan menarik pria itu keluar dari tempat duduknya. Dengan tatapan tajam dan tak terima dengan apa yang dilihatnya, ia pun segera mengambil tindakan.

Bughhh

“Berani sekali kamu menyakiti putriku!” Sebuah pukulan pun mendarat di wajah Rhys.

🌹🌹🌹

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!