NovelToon NovelToon

Selingkuh

bab 1

Hatiku sedang tidak baik-baik saja, memikirkan apa yang Nila dan Lia bicarakan tadi siang. Apa mungkin Mas Arsad bermain curang dibelakangku? Setelah usia pernikahan kami mau menginjak 7th? Tapi apa salahku? Ketika aku sedang melamun, handphone ku berbunyi menandakan pesan masuk.

{Aku pulang malam mau lihat mobil dulu, kamu dan Dipta tidur saja duluan, kunci saja pintunya krn aku bawa kunci} pesan Mas Arsad.

Aku hanya menghembuskan nafas dengan kasar, lalu bangun dan hendak mengunci pintu. Tanpa membalas pesan Mas Arsad, aku mulai menyusul Dipta untuk bermimpi.

Aku hanya ibu rumah tangga, jadi kegiatanku hanya berkutat dengan pekerjaan rumah saja. Keluar hanya mengantar Dipta Les seminggu 2x, atau pergi mengunjungi orangtua ku, itu pun jika di izinkan oleh Mas Arsad.

Pagi hari saat bangun, ku tengok ruang tamu untuk melihat Mas Arsad, ya setiap pulang malam Mas Arsad selalu tidur di ruang tamu dengan alasan takut mengganggu tidurku dan Dipta. Maklum kami hanya tinggal dirumah kontrakan mungil dengan 1 kamar tidur. Tapi ada pemandangan berbeda pagi ini, Mas Arsad tidak pulang sendiri tapi bersama dengan kedua temannya, Kamal dan Ryan. Bau dari aroma mulut mereka menandakan mereka habis minum minuman beralkohol, membuatku berfikir untuk mengikuti saran sahabatku dengan mencari tahu kegiatan Mas Arsad saat ini.

"Mas bangun, ayo sarapan dulu dan ajak teman-teman mu juga" ucapku kala membangunkan Mas Arsad dari tidur nyenyak nya.

Mas Arsad terbangun, lalu segera membangunkan kedua temannya. Mereka sarapan sambil berbicara tentang bisnis jual beli mobil yang sedang mereka geluti. Aku dan Dipta sudah sarapan lebih dulu dan sekarang kami menonton tv tanpa ikut bergabung dimeja makan. Mas Arsad dan temannya sudah pergi untuk bekerja. Tak terasa hari sudah malam, Dipta meminta aku untuk menelepon Mas Arsad.

"halo pah, papa dimana? pulang jam berapa?" ucapan yang selalu Dipta tanyakan ketika menghubungi Mas Arsad

"iya papa lagi dirumah orang lagi coba hidupin mobil sambil nunggu towing, papa pulang malam kayanya, kamu tidur duluan ya sama mama" jawab Mas Arsad

Lagi dan lagi Dipta kecewa dengan jawaban Mas Arsad, hampir 4bulan sudah Mas Arsad sibuk dengan usaha nya dan pulang larut malam bahkan pagi. Entah benar kerja atau ada urusan lain sehingga membuat Mas Arsad berubah.

Hari itu ketika Mas Arsad pulang cepat, membuat Dipta senang bukan main karena Dipta bisa makan malam dan tidur bersama Mas Arsad. Saat aku mulai ingin memejamkan mata menyusul jagoan-jagoan kesayanganku, handphone Mas Arsad berbunyi dengan nama panggilan MOBIL VISTO tapi aku tidak berani menjawab karena itu menyangkut pekerjaan dan aku buta akan bidang otomotif. Gegas aku pergi tidur dan membiarkan handphone Mas Arsad yang sudah ku silent terus berdering.

Seminggu berlalu, Mas Arsad sering dirumah kala siang dan pergi kala magrib karena pemilik mobil adanya setelah magrib sehabis pulang kerja, itulah alasannya yang aku terima ketika aku bertanya. Saat kami sedang makan handphone Mas Arsad berdering dengan nama MOBIL KATANA, Mas Arsad menjawab dengan pergi menjauh. Aku tidak pernah masalahkan itu, karena memang komunikasi dengan customer ataupun relasi lainnya harus tenang dan tidak berisik, supaya bisa sepakat diharga yang sama-sama menguntungkan begitu kata Mas Arsad diawal membuka usaha.

tring

{bang nanti malam datang ya, ada anak baru} sekilas aku melihat dari notifikasi aplikasi chat berwarna hijau itu

belum sempat aku memegang handphone, Mas Arsad sudah lebih dulu mengambilnya dan berlalu pergi untuk bekerja. Ya, perasaanku tidak menentu untuk menerka apa yang terjadi diluar sana.

bab 2

Malam ini aku gelisah, aku tidak bisa tidur dengan pikiran yang terus bertanya-tanya tentang kejadian sore tadi. Lekas aku menghubungi Mas Arsad untuk mengetahui keberadaan nya saat ini.

{mas dimana?} tanyaku

5menit, 10menit bahkan 1jam tidak juga dibalas bahkan dibaca pun belum oleh Mas Arsad. Aku coba telepon dan video call, nyambung tapi tidak diangkatnya.

"dimana kamu sekarang, jangan kau anggap aku bodoh mas jika aku tidak bisa mencari tahu keberadaanmu" gumamku dalam hati

Pagi hari pukul 7 Mas Arsad baru pulang dan langsung tidur dikamar dengan lelapnya, aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk mengorek semua kebenaran. Lekas aku ambil handphone Mas Arsad tapi sayangnya terkunci menggunakan sidik jari, tapi aku tidak diam begitu saja karena rasa keingintahuan yang begitu besar, aku mencoba menyentuh tangan Mas Arsad dan kudekatkan ke handphone dan yes berhasil. Aku mulai membuka satu persatu chat dan begitu kagetnya aku saat mendapati beberapa chat mesum Mas Arsad dengan pelac*r yang dinamakan dengan nama-nama mobil.

VISTO

{bang dimana, jadi datang kan}

{ya ini ud dijalan dikit lagi sampe}

{oke hati-hati}

KATANA

{bang jangan lupa tf ya}

{sudah aku tf 500}

{makasih abang besok-besok lagi ya}

0856xxxx

{bos dimana, ada yang baru nih montok kaya selera abang dah}

{oke mih, nanti saya meluncur lagi cari temen dulu nih}

SERENA

{bang bayi nya perempuan, jadi gak diambil buat istri abang, katanya istri abang pengen banget punya anak perempuan}

{nanti coba aku bicara dulu sama istri ya}

{iya bang jangan lama-lama kasian temen aku biar bisa kerja lagi dia}

Jantungku rasanya loncat dari tempatnya, perih itu yang aku rasakan ketika membaca beberapa chat Mas Arsad dengan pelac*r bernamakan mobil. Ya Tuhan, apa salahku hingga Mas Arsad mencurangi aku. Entah harus bagaimana aku kedepannya untuk menghadapi kenyataan lainnya.

Ku tunggu Mas Arsad bangun dari tidurnya, aku ingin mengetahui secepatnya agar semua selesai juga dengan cepat. Akhirnya Mas Arsad bangun, sudah mandi dan juga selesai makan. Ini saatnya aku bicara

"mas boleh aku bicara" ucapku

"iya kenapa, bicara saja" jawabnya

"berapa lama kamu sudah mengkhianatiku? apa salahku hingga kamu berkhianat? tolong jujur karena aku sudah membaca smua chat kamu dengan pelac*ur juga mucik*ri itu" emosiku kala mengungkap semuanya

"lancang sekali kamu buka handphone ku, dan itu chat yang kamu baca semua hanya main-main, aku kesana karena diajak teman untuk merayakan cair nya penjualan mobil" jawab Mas Arsad tidak kalah emosi nya

"oh hanya main-main, jadi main-main nya kamu selama ini dengan pelac*r? kamu sudah menyakiti aku dan Dipta, ingat Mas rezeki yang kamu dapat itu hak aku dan Dipta, kesuksesan kamu itu karena doa kami, tapi seperti nya kamu lupa dengan semua itu. Hati-hati dengan permainanmu yang kotor itu, bisa hancur kamu dalam sekejap" kataku saat mengingatkan

"aku yang bekerja, aku pantas menikmatinya. kamu pun sudah menikmati, tenang saja aku tidak akan kebablasan dan aku tidak lupa juga dengan tanggung jawabku terhadap kamu dan Dipta, jadi tolong mengerti dan jangan rusak mood ku" tegas Mas Arsad

brakk

Mas Arsad pergi keluar dengan membanting pintu.

"mah, papa kenapa sih sudah jarang dirumah tapi marah-marah" tanya Dipta

"papa banyak kerjaan sayang, jadi papa banyak pikiran dan beban tanggungan, Dipta harap maklum ya" jawabku

"aku rindu papa yang dulu mah, yang selalu tidur, makan dan nonton tv bersama. juga sering jalan-jalan dan beliin aku mainan" ucap Dipta lagi

"iya sayang, nanti kamu bisa melakukan hal seperti itu lagi sama papa, sekarang Dipta berdoa semoga pekerjaan papa cepat selesai dan punya waktu lagi untuk Dipta" terangku pada Dipta

Setelah aku membujuk Dipta untuk tidur, aku sholat mengadukan semua kegelisahan dan rasa sakitku pada Tuhanku, aku menangis dalam sujud berharap semua kembali baik.

bab 3

Mas Arsad kembali tidak pulang, aku dan Dipta sudah terbiasa tanpa dirinya. Hari ini aku hendak berkunjung kerumah orangtuaku, aku mengajak Dipta untuk bersiap-siap karena kami pergi berdua jadi harus memesan ojek online terlebih dahulu untuk ke stasiun lalu menyambung naik kereta. Perjalanan kerumah orangtuaku memakan waktu 30 menit dengan kereta, ya transportasi murah dan bebas macet ini ku pilih agar cepat sampai.

Tujuan utamaku kerumah orangtua adalah untuk menitipkan Dipta, karena aku akan pergi menuju tempat dimana Mas Arsad singgah. Dari mana aku tau? Aku tau dari bill yang tidak sengaja aku temukan dimobil ketika mengantar Dipta les.

flashback on

"ayok Dipta siap-siap, hari ini papa antar dan temani Dipta les. kerjaan papa sedang tidak banyak jadi ada waktu sehari ini untun bermain" ucap Mas Arsad

"beneran kan pah? gak bohongin Dipta lagi?" dan Mas Arsad mengangguk

"hore akhirnya bisa makan diluar dan jalan-jalan sm papa" seru Dipta

Jangan tanya perasaanku, aku bahagia sekali melihat kehangatan didepanku saat ini. Aku berdoa semoga keadaan seterusnya kembali seperti ini tapi perasaan senangku hanya sesaat karena dimobil aku menemukan bill pembayaran senilai 3juta rupiah berikut tulisan BO MARSYA 300.

"Ceroboh sekali kamu Mas, meninggalkan jejak ditempat sampah dalam mobil" gumamku dalam hati

"akan aku cari tau bagaimana rupa pelac*r itu, dan tidak akan aku biarkan hak aku dan Dipta habis begitu saja" lanjutku dalam hati

flashback off

Sehabis magrib aku langsung mendekati Dipta, karena ini saat yang pas untuk aku pergi.

"Dipta disini dulu ya sama kakek dan nenek, kalau main sama Zea dan Zio saja, kalau mau jajan diantar sama om atau tante, jangan nakal karena mama pergi cuma sebentar" ucapku dan Dipta hanya mengangguk tanda paham.

Aku lekas memesan ojek online dengan tujuan Kota Indah, dalam perjalanan hati ku sangat was-was tak siap jika aku melihat pemandangan buruk nanti, tapi aku harus melihat dengan mata kepalaku sendiri.

"Ya Allah bantu dalam keadaan apapun, aku yakin aku mampu karena ada Engkau dihidupku" doaku dalam hati.

Sampai sudah aku didepan tempat itu, ternyata bukan hanya satu tetapi banyak sekali tempat seperti itu didalam satu lokasi. Aku akan masuk ke tempat dimana tertera nama pada bill yang kutemukan, sebelumnya aku mencari mobil Mas Arsad supaya aku lebih yakin untuk masuk kedalam, dan Alhamdulillah aku tak sia-sia datang mencarinya saat aku menemukan mobil Mas Arsad terparkir dipojok bangunan. Lekas aku masuk dan berpura-pura ingin minum, ku gerakkan badan sesuai hentakan musik sambil melihat dimana Mas Arsad berada. Seketika mataku menangkap apa yang kucari, kupercepat langkah untuk sampai di table nya.

"wow keren sekali mas, duduk minum wine dengan ditemani 3 perempuan" teriakku agar Mas Arsad mendengar karena suaraku pasti kalah dengan musiknya.

Mas Arsad hanya tersenyum dan menepuk sofa disampingnya menyuruhku untuk duduk bersamanya. Cuih, tak sudi aku duduk bersama dengan pelac*r. Ku lipat kedua tangan didadaku sambil tetap melihat perempuan-perempuan itu dan seketika mereka hendak bubar tapi ku tahan salah satu yang berhadapan tepat didepanku.

"diam ditempat tidak usah pergi, aku takan merusak acara kalian" ucapku

"aku hanya bekerja" ucapnya

"ya aku tau itu, silahkan kembali bekerja" kataku lagi, dan aku dengan sigap mengambil dompet Mas Arsad yang ada dimeja, segera aku keluar dan pergi ke ATM disamping tempat itu untuk menguras semua isinya. Selesai aku melakukan transaksi, tidak ada tanda-tanda Mas Arsad menyusulku keluar. Tangis yang dari tadi ku tahan didalam akhirnya turun juga, aku pergi dan langsung menjemput Dipta dirumah orangtuaku.

Tiba dirumah aku dan Dipta langsung bersih-bersih badan untuk bisa istirahat dengan nyaman. Sekejap Dipta tertidur mungkin lelah bermain seharian dirumah kakek dan nenek nya. Ku tinggal Dipta dikamar untuk sholat isya, saat sholat handphone ku terus saja berbunyi entah siapa yang menghubungiku malam begini, tidak biasanya karena aku memang tidak berkomunikasi dengan oranglain semenjak menikah kecuali keluarga dan sahabat. Segera ku tengok handphone selesai sholat, ternyata Mas Arsad menelpon berulang juga chat banyak sekali.

Mas Arsad

{kamu dimana, gila kamu ya uangku di atm kamu kuras semua, mau bayar pakai apa aku ini}

{berani kamu sekarang sama aku, aku ditahan nih gak bisa pulang karena belum bayar}

{cepat kamu sekarang kesini, bawa uangnya}

Belum selesai aku membaca tapi Mas Arsad sudah meneleponku. Kuhempaskan nafas kasar sebelum mengangkat telvonnya.

"hallo" kataku

"kamu dimana sih, gara-gara kamu nih aku gak bisa bayar. sekarang cepat kesini dan bayarkan tagihannya" cerocos Mas Arsad tanpa jeda

"aku dirumah, daritadi kamu kemana saja mas? baru hubungi aku jam segini, sudah selesaikah makanya baru tau kalau semua uangmu ku ambil?" jawabku

"pulang saja kan disana bisa bill gantung, mereka semua kan sudah kenal kamu karena kamu sudah sering kesana, jadi kamu tidak akan kabur hanya karena tagihan tak seberapa itu, bahkan bisa membuat kamu kembali lagi dengan alasan bayar bill. aku tau itu" lanjutku ketika tidak ada jawaban dari Mas Arsad. Ku tutup telvon nya lalu aku beranjak ke kamar sambil berusaha untuk bisa tidur.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!