Bagian dari My Introvert Husband
"Daridulu aku tidak mau menjadi dokter, tapi aku sudah terlanjur berkecimpung di dunia kedokteran ini." Seorang perempuan berdiri di depan cermin wastafel dengan perut yang terasa begitu mual saat dirinya baru saja melihat orang kecelakaan dengan berlumuran darah. Perempuan itu tak lain ialah Kimmy, seorang gadis yang terkenal polos dan lucu. Hari ini setelah kelulusan, Kimmy melakukan koas di rumah sakit ternama di kotanya, di mana tempat papanya juga bekerja dan menjabat sebagai direktur utama di rumah sakit tersebut. Setelah dinyatakan lulus dari sarjana kedokteran, Kimmy melakukan koas selama kurang lebih 2 tahun lamanya, sebelum dirinya resmi menyandang gelar sebagai dokter.
Dan selama masa koas, ayahnya yang bernama Dr.Louis, melarang Kimmy untuk bermain supaya dirinya lebih bisa fokus untuk memenuhi kompetensinya sebelum dinyatakan resmi menjadi dokter. Bahkan termasuk bertemu dengan Jesslyn dan juga Alana, Dr. Louis pun membatasinya.
Kimmy harus rela berpuasa untuk tidak bertemu dengan kedua sahabatnya itu, termasuk tidak bertemu dengan laki-laki yang sudah ia sukai sejak kecil, yaitu Jasson, saudara kembar sahabatnya yang selalu memasang sikap dingin terhadapnya, bukan hanya kepadanya saja, tetapi kepada semua wanita.
Suara dering ponsel mengejutkan Kimmy, membuat wanita itu segera mengangkat ponselnya tersebut. Sebuah panggilan masuk yang tak lain dari Jesslyn tertera di layar ponselnya. Ia segera menggeser ikon berwarna hijau tersebut dan meletakan benda pipih itu mendekat ke daun telinganya.
"Hallo, Jesslyn?" sapanya dengan bibir yang gemetar.
"Hai Kimmy bagaimana koasmu hari ini?" tanya Jesslyn.
"Mengerikan..." jawabnya sambil bergidik.
"Kenapa bisa?" tanya Jesslyn dengan heran.
"Seharian ini sudah tiga kali aku melihat orang kecelakaan dan berlumuran darah," jawabnya sambil mual.
"Kuatkan saja mentalmu, nanti lama-lama juga kau akan terbiasa," tutur Jesslyn.
"Iya, lama-lama terbiasa, lalu menjadi gila..." saut Kimmy.
"Bagaimana kerjamu di hari pertama?" tanya Kimmy.
"Sungguh menjengkelkan, apa kau tau. Aku seharian dimarahi oleh Jasson, katanya pekerjaanku tidak ada yang benar! Terlebih lagi ada Alea yang sekarang bekerja sebagai sekretaris pribadinya."
"Alea?" tanya Kimmy.
"Iya, Alea. Dia sekarang menempuh pendidikan di sini dan juga bekerja di perusahaan milik Papa yang saat ini Jasson kelola," ujar Jesslyn. Kimmy sejenak diam, entah kenapa dirinya begitu tak nyaman jika mendengar nama itu.
"Oh..."
"Nanti malam kau ikut menghadiri perayaan Anniversary pernikahan Mama dan Papa yang ke 28 tahun kan Kimmy?" tanya Jesslyn.
"Tentu saja, aku harus ikut, karna aku sangat merindukanmu," ujar Kimmy.
"Baguslah kalau begitu. Aku juga sangat merindukanmu, sampai bertemu di rumah nanti," ujar Jesslyn.
Kimmy dan Jesslyn berbicara panjang lebar hingga lupa waktu. Kimmy sejenak menengok ke arah jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya.
"Astaga, sudah jam satu. Jesslyn aku akhiri dulu ya, nanti kita lanjutkan lagi. Bye, Jesslyn..." pamitnya dengan cepat mengakhiri panggilan masuk itu sebelum Jesslyn sempat mengiyakannya.
Setidaknya obrolan tadi mengurangi rasa rindu di antara mereka berdua. Siapa sangka, meskipun mereka terlihat sebaya dan sama-sama pernah menjalani pendidikan di tingkat yang sama. Usia Kimmy dua tahun jauh lebih mudah dibandingkan Jesslyn dan juga Alana, kini Kimmy menginjak usia 21 tahun karna dulu waktu Kimmy masih kelas 2 sekolah dasar , kemampuan dan kepandaiannya dalam hal belajar setara seperti anak kelas 4, itu sebabnya para guru memindahkan Kimmy ke tingkat kelas yang sesuai dengan kemampuan belajarnya tersebut, dan saat itu juga Kimmy satu kelas bersama Jesslyn dan berteman hingga detik ini. Terlebih lagi, kedua orang tua mereka adalah teman dekat, membuat pertemanan mereka berdua terjalin dengan sangat erat.
Setelah bertukar suara dengan Jesslyn. Kimmy keluar dari toilet dengan terburu-buru.
namun tubuhnya tiba-tiba terpental saat dirinya menabrak seseorang. Untung saja, Kimmy bisa menjaga keseimbangan tubuhnya agar tidak terjatuh.
"Maaf... Maaf..." Kimmy menunduk dengan rasa bersalah, menyadari akan ketidak hati-hatiannya.
"Nona Kimmy..." sapa seorang laki-laki yang memiliki wajah tampan, bertubuh tegap serta perawakan yang sempurna. Kimmy mengangkat wajahnya. Mengenali laki-laki yang tak asing tersebut.
"Dokter Mark." Begitulah sapaannya, Dr. Mark MD Cardiologist, dokter ahli jantung yang juga bekerja di rumah sakit tersebut. Dr Mark sudah berusia 32 tahun namun dirinya masih belum menikah, banyak sekali perawat, dokter maupun pasiennya yang mengidolakan laki-laki itu. Namun tidak dengan Kimmy yang sama sekali tak tertarik dengan Dr. Mark.
Iya, karena hanya satu laki-laki yang mampu menarik hati perempuan itu, hingga mampu membuat hatinya jatuh sejatuh-jatuhnya, siapa lagi laki-laki itu jika bukan Jasson.
"Dokter, maafkan saya, maafkan saya," ucap Kimmy dengan tidak enak hati sambil menundudukan kepalaya berulang-kali.
"Tidak masalah, lain kali berhati-hatilah," tutur Mark sambil menebar senyumnya.
"Kau tidak pulang?" tanya Mark.
"Iya, Dok. Ini saya mau menemui Papa saya untuk pulang bersama, saya permisi dulu, ya Dok," pamit Kimmy.
"Iya, Nona Kimmy, hati-hati. Sampaikan salamku kepada Dokter louis." Kimmy mengiyakannya dan segera berlalu meninggalkan dokter seniornya itu. Langkah kaki Kimmy yang berjalan dengan begitu cepat, membuat Dokter Mark menoleh dan memperhatikannya, hingga kini perempuan itu tak lagi terlihat dari jangkauan matanya.
***
"Permisi." Kimmy mengetuk sebuah pintu ruangan yang tertutup, sambil kedua matanya mengintip ke dalam kaca transparant yang melekat di pintu ruangan tersebut.
"Permisi..."
"Masuklah, Nak." Suara seorang laki-laki yang tak lain ialah Dr. Louis menyaut dari dalam. Kimmy segera menggerakan handle pintu ruangan itu hingga pintu itu kini terbuka dengan lebar.
Raut wajah Kimmy terpasang dengan sangat datar seakan sedang merasakan sebuah penderitaan. Louis yang kala itu melihat putri semata wayangnya, ia segera beranjak dari duduknya, menyapa putrinya itu dengan senyuman yang mengembang sempurna.
"Putri kesayangan Papa..." Louis sejenak memeluk dan mencium kedua pipi putrinya tersebut secara bergantian. Sejenak memandang wajah Kimmy yang tak bersemangat seperti biasanya.
"Bagaimana koasmu hari ini, Nak? apa menyenangkan?" tanya Louis sembari melepaskan pelukannya. Kimmy masih terdiam, wajahnya datar dan bingung harus menjawab apa. Jelas saja, dirinya tak menyukai ini semua.
"Sayang, kenapa hanya diam?" tanya Louis.
"Papa... Nikahkan Kimmy saja. Nikahkan Kimmy saja...." Kimmy tiba-tiba bersimpuh dan menggelayuti kaki Papanya tersebut dan merengek ingin dinikahkan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Cast visual. Ini hanya sekedar prawakannya aja ya. selebihnya kalian bisa menggunakan imajinasi kalian sendiri jika memang tidak sesuai.
Ini visual Jassonya aku ganti yakkk. Mari berhalu bersama wkwkwk
Cast Oh My Jasson.
Si kembar Jesslyn dan Jasson
Kimmy
Dr. Mark
Alea
Chelia
Daven
Harry
KIMMY
Dr. MARK
ALEA.
CHELIA
DAVEN
JESSLYN
JASSON
JASSON
Halo para pembaca setia karya Nona yang manis-manis, karna banyak yang ngga sabar dengan cerita Kimmy. Maka, Nona publish ceritanya sekarang, ya. tapi untuk saat ini Nona tidak bisa janji buat update rutin seperti biasanya, karna Nona masih mau fokus nyelesaiin novel My Geeky Wife. Jadi Nona update semampunya, Nona usahakan setiap minggu akan update 3-4 episode. Tapi Nona janji setelah novel MGW selesai, Nona akan fokus dan rutin update.
Jangan lupa like dan votenya.
"Kimmy, ayo berdirilah, Nak." Louis menyuruh anaknya tersebut untuk berdiri. Kimmy menurutinya, ia segera beranjak berdiri dengan wajah yang memelas.
"Kimmy tidak mau menjadi dokter, Kimmy mau menikah saja!" ucapnya.
"Memangnya kau mau menikah dengan siapa?" tanya Louis. Kimmy terdiam sejenak.
"Nah, itu masalahnya, Pa. Siapa yang mau menikah dengan Kimmy?" tanyanya dengan polos. Louis tersenyum sambil menggeleng-gelengkan pelan kepalanya.
"Sayang, menikah adalah pekerjaan seumur hidup. Pekerjaan dokter adalah pekerjaan yang paling mulia, tinggal selangkah lagi, jangan menyerah seperti ini," tutur Louis.
"Kimmy tidak mau menjadi dokter spesialis. Kimmy lelah Pa jika harus menempuh pendidikan lagi," ujarnya dengan mengerucutkan bibir.
Louis mengembuskan napasnya dengan berat dan kecewa akan apa keinginan putrinya itu. "Nak, Papa ingin sekali kau menjadi dokter ahli jantung. Tapi kalau kau tidak mau, Papa tidak akan memaksamu. Kau boleh menjadi dokter umum saja," tutur Louis.
"Tapi kau harus benar-benar menjalani masa koasmu dengan sungguh-sungguh," sambungnya.
"Baiklah, Pa..."saut Kimmy dengan raut wajah yang sama, ia mengiyakan apa yang dikatakan oleh ayahnya tersebut.
***
Kediaman Gio Moen.
Malam itu, semua orang tengah berkumpul dan sibuk mempersiapkan jamuan makan malam untuk merayakan anniversary pernikahan Merry dan Gio yang ke 28 tahun. Ken dan si kembar Jesslyn dan Jasson berkumpul ikut serta akan perayaan anniversary pernikahan kedua orang tuanya tersebut, tak tertinggal Alana dan juga Elga, si balita menggemaskan kesayangan Kakek dan juga Neneknya.
Malam itu, keluarga Merry dan Gio hanya mengundang teman dan sahabat terdekat mereka, dan itu pun tak banyak. Bisa dihitung dengan hitungan jari.
Ting... Tong...
Suara bell berbunyi.
"Sayang, aku akan membuka pintu." Alana yang kala itu sedang menggendong Elga, segera mengajaknya menuju ke pintu utama dan membuka pintu yang terlihat tertutup rapat itu.
"Alana..." teriakan seorang wanita yang tak lain ialah Kimmy mengejutkannya, dirinya tak datang sendiri, Ia datang bersama kedua orang tuanya,
"Astaga, Kimmy." Alana menggelengkan kepalanya akan kehebohan sahabatnya tersebut.
"Elga, Bibi sangat merindukanmu..." Kimmy mencubit dengan gemas kedua pipi Alana.
"Hey, salah. Kenapa kau mencubit pipiku..." seru Alana.
"Oh, iya... kenapa aku jadi mencubit mamimu." Kimmy terkekeh dan mengalihkan cubitannya ke kedua pipi bulat Elga. Balita itu seketika tertawa menunjukan giginya yang baru beberapa tumbuh dan menjulurkan kedua tangannya kepada Kimmy, berharap wanita itu mau menggendongnya. Kimmy dengan senang hati mengambil Elga dari tangan Alana dan segera menggendong balita yang usianya baru saja menginjak 12 bulan itu.
"Paman, Bibi... silahkan masuk." Alana mempersilahkan kedua orang tua Kimmy untuk segera masuk. Dan saat Kimmy dan Alana hendak masuk, seseorang terlihat bertamu juga di sana.
"Permisi..." Kimmy dan Alana seketika menghentikan langkah kakinya, menoleh bersamaan ke asal suara tersebut.
"Alea..." sapa Alana.
"Apa Jasson ada?" tanyanya.
"Alea..."
Jasson terlihat keluar dari dalam rumah dan menghampiri mereka berdua . Alea tersenyum kepada laki-laki yang kini menjadi atasannya tersebut.
"Jasson... maaf aku mengganggumu malam-malam seperi ini, kau besok pagi akan menemui client penting, aku sudah menyiapkan proposal ini supaya kau tidak terburu-buru besok pagi." Alea menyodorkan beberapa berkas kepada Jasson. Ia pun segera menerimanya.
"Terimakasih banyak, maaf aku jadi merepotkanmu," ujar Jasson sembari mengambil berkas tersebut.
"Tidak sama sekali,karna ini tugasku, kalau begitu aku permisi pulang," pamit Alea.
"Tunggu, Alea!" suara Jasson menghentikan langkah kaki wanita itu.
"Iya?"
"Masuklah dulu, kebetulan sekali malam ini perayaan hari jadi pernikahan orang tuaku, kau bisa ikut bergabung bersama kami," ajak Jasson.
"Tapi, Jasson--?"
"Masuklah... ini perintah!" paksaan Jasson tak bisa membuat Alea menolak. Ia pun segera menuruti perintah atasanya tersebut. Jasson dan Alea melewati Kimmy dan juga Alana begitu saja tanpa menegur atau menyapanya. Raut wajah Kimmy yang semula begitu riang dan penuh semangat, kini berubah seketika saat melihat kehadiran wanita itu.
"Kimmy, are you okay?" tanya Alana.
"Iya, Alana. Aku baik-baik saja. Ayo kita masuk," ajak Kimmy.
***
Pesta perayaan kecil hari jadi pernikahan Merry dan Gio terlihat begitu meriah meskipun tak banyak orang yang menghadirinya, karna memang Merry dan Gio tak begitu benyak mengundang orang. Semua orang menikmati jamuan makan malam yang disediakan oleh keluarga Gio.
Suara musik mengiringi beberapa orang yang memiliki pasangan untuk ikut berdansa saat Merry dan Gio memulai berdansa di sana. begitu pula Ken yang mengajak anak dan istrinya ikut berdansa. Elga begitu senang saat melihat banyakanya orang di sana, hingga bayi itu tak henti melebarkan senyumnya sambil menggerak-gerakan kedua tangannya saat mendengar suara alunan musik.
Jesslyn menarik tangan Kimmy, mengajaknya untuk menghampiri Jasson yang sedang berkumpul bersama Daven, Harry dan juga Alea. Mereka semua terlihat tertawa melihat tingkah Elga yang masih menggerak-gerakan tangannya saat diajak berdansa oleh Ken dan juga Alana.
Namun, entah disengaja atau tidak. Saat Kimmy dan Jesslyn baru saja menghampiri Jasson dan yang lainnya, tiba-tiba hal yang mengejutkan terjadi. Alea tiba-tiba menarik tangan Jasson dan mengajaknya untuk berdansa juga.
"Alea, maaf. Aku tidak bisa berdansa..." tolak Jasson.
"Kau bisa... aku akan mengajarkanmu, ini seru." Alea menuntun salah satu tangan Jasson dan meletakan tangan tersebut di pinggang rampingnya.
"Ikuti kakiku bergerak..." perintah Alea. Jasson tak memiliki alasan untuk menolak, hingga mengiyakan apa kata wanita yang saat ini menjadi sekretaris pribadinya tersebut.
Kimmy bisa melihat kedekatan di antara mereka berdua dengan sangat jelas, entah kenapa hatinya begitu sesak melihat pemandangan yang taj menyenangkan itu. Hingga akhirnya dirinya memilih untuk berpindah posisi agar tak melihat pemandangan mereka berdua yang hanya membuat hatinya semakin sakit.
"Kimmy, kau mau berdansa denganku?" Daven tiba-tiba menghampirinya dan mengaknya untuk berdansa.
"Maaf, Daven. Aku tidak menyuakai dansa." Kimmy hendak belalu pergi meninggalkan adik dari sahabatnya itu. Namun Daven segera menarik tangan Kimmy. Hingga wanita itu menghentikan langkah kakinya.
"Lalu apa yang kau suka?" Daven menatap kedua bola mata Kimmy secara bergantian.
"Jasson?"
"Kau ini bicara apa? lepaskan aku!" Kimmy menepis tangan Daven dan sgera berlalu pergi meninggalkannya.
***
Setelah sesi berdansa, semua orang kembali menikmati jamuan makan malam.
Sementara Kimmy, Ia terlihat mengobrol dan bercanda bersama Jesslyn dan juga Alana. Namun, lagi-lagi Kimmy melihat pemandangan yang tak menyenangkan antara Jasson dan Alea yang sedaritadi terlihat begitu dekat. Mereka berdua nampak mengobrol di ujung ruangan sambil menikmati cocktail di masing-masing tangan mereka, tak lepas, keduanya saling tertawa. Entah apa yang sedang mereka obrolkan, keramaian tak bisa membuat Kimmy mendengar obrolan mereka dengan jelas.
"Apa yang sedang kau lihat?" pertanyaan Jesslyn membuyarkan pandangan Kimmy.
"Tidak melihat apa-apa," jawab Kimmy sambil tersenyum.
"Kau pasti memperhatikan Jasson?"
Kimmy terdiam sejenak. Menundukan kepalanya, lalu mengangkatnya kembali. "Alea dan Jasson sangat dekat sekali, ya, Jesslyn."
"Kau cemburu ya?" tanya Jesslyn.
"Tidak... aku hanya iri saja, apa Jasson sebegitunya tidak menyukaiku? bahkan dia tidak pernah sedekat itu denganku seperti dia dekat dengan Alea," ujarnya dengan tatapan sendu.
"Dia bukan tidak menyukaimu, hanya saja kau kurang pintar merebut perhatiannya, kau kan tau Jasson seperti apa orangnya. Dia sama sekali tidak mudah dekat dengan wanita, denganku saja dia tidak dekat!" tutur Jesslyn. Kimmy hanya terdiam, lalu tersenyum mengiyakannya.
"Suatu saat, dia pasti mau dekat denganmu seperti dirinya dekat dengan Alea. Aku akan membantumu untuk dekat dengan Jasson," ujar Jesslyn.
"Itu tidak perlu, Jesslyn. Jika Jasson memang merasa tidak nyaman denganku, aku akan pergi dari hidupnya, aku tidak akan mengganggunya lagi," ujarnya.
"Apa maksudmu berbicara seperti itu?" tanya Jesslyn dengan mengernyit bingung.
"Aku--"
"Kimmy, ayo, Nak. Kita pulang, ini sudah larut malam." Louis menghentikan percakapan antara Jesslyn dan Kimmy.
"Aku permisi pulang, ya, Jesslyn. Mungkin untuk beberapa saat aku akan fokus koas dan tidak akan bisa bertemu denganmu dan juga Alana lagi." Kimmy memeluk Jesslyn. "Aku akan sangat merindukanmu," imbuhnya dengan berat sambil memejamkan kedua matanya.
"Kimmy, aku juga akan sangat merindukanmu... nanti setelah masa koasmu selesai, kita bermain lagi ya... "ucap Jesslyn. Kimmy terdiam sejenak, lalu mengiyakannya, sebelum bergantian memeluk Alana.
"Aku akan merindukanmu Alana."
"Aku juga akan merindukanmu, fokuslah dengan masa koasmu." Alana mengusap-usap punggung sahabatnya tersebut. Lalu mereka berdua saling melepasakan pelukannya.
"Ayo, Pa." Kimmy segera mengiyakan ajakan kedua orang tuanya untuk pergi dari sana. Namun sebelumnya. Ia berpamitan kepada semua orang yang ada di sana, kecuali Jasson. Kimmy tak berpamitan kepadanya hingga membuat laki-laki itu merasa heran.
"Kenapa dia tidak berpamitan denganku?" gumam Jasson menatap gerak tubuh Kimmy yang berjalan menjauh dari pandangannya, meninggalkan tempat tinggalnya tersebut.
***
Kimmy masuk ke dalam mobil dan duduk di belakang kursi kemudi. Kedekatan antara Jasson dan Alea di pesta itu terekam sangat jelas di kepalanya. Bukankah Alea baru saja bekerja di tempat Jasson? lantas kenapa mereka berdua bisa sedekat itu?
"Aku tidak pernah berharap bisa memiliki hati Jasson. Tapi aku hanya bisa berharap menjadi temannya, tapi sepertinya Jasson tidak mau akan hal itu." Kimmy menatap rumah sahabat kecilnya itu dari dalam mobil sambil tersenyum getir.
"Mulai sekarang, aku harus melupakan Jasson, aku harus memulai hidupku yang baru. Karna terlalu lama memendam perasaan dengannya, aku sulit membuka hatiku untuk siapapun," gumam Kimmy sembari memejamkan kedua matanya.
"Dokter Kimmy." Kedua mata Kimmy seketika terbuka, saat seorang perawat rumah sakit tempat dirinya bekerja membangunkan dirinya yang siang itu tengah beristirahat di dalam sebuah ruangan.
"Iya?" saut Kimmy sambil mengucek kedua matanya yang buram, menyesuaikan cahaya ruangan, dan mengangkat bahunya yang mulanya bersandar pada kursi.
"Dokter Louis menitipkan ini." Perawat itu menyodorkan sebuah kotak kepada Kimmy. Kimmy mengucapkan terimakasih sebelum perawat itu berpamitan pergi meninggalkan ruangannya.
"Surat dari Jesslyn dan Alana lagi," ucapnya saat membuka kotak tersebut. Terdapat surat dengan dua amplop yang berbeda dan terselip sebuah undangan kecil yang terlihat di dalamnya.
Kimmy membuka pengait surat dari kedua sahabanya tersebut dan segera membacanya secara bergantian.
Kimmy, ini sudah tiga tahun kita tidak bertemu, kenapa kau juga tidak kembali ke Irlandia, kau tidak merindukanku? lusa aku dan Jasson akan merayakan ulang tahun yang ke 26 tahun kuharap kau akan datang. Your cute friend ~ Jesslyn.
Kimmy, kapan kau akan pulang ke Irlandia? kau tidak merindukan Elga? dia sekarang sudah bisa berbicara dan berlari. Aku sangat merindukanmu, aku harap kau datang di ulang tahun Jesslyn dan Jasson. ~ Your sweet friend ~ Alana.
Kimmy meletakan surat-surat itu di atas meja dan beralih untuk membuka undangan kecil yang terselip di sana. Undangan pesta perayaan ulang tahun Jesslyn dan Jasson akan digelar lusa.
Iya, hari ini tepat tiga tahun dirinya tidak bertemu dengan kedua sahabatnya. Setelah hari itu, Kimmy memutuskan untuk benar-benar melupakan Jasson, termasuk membohongi Alana dan Jesslyn akan keberadaanya yang pindah ke luar negeri. Padahal selama ini, Kimmy sama sekali tidak pernah meninggalkan rumah maupun negaranya. Dan setiap kali Alana dan Jesslyn berkunjung untuk mencari dirinya di rumahnya, Kimmy selalu bersembunyi dan menyuruh papanya untuk berbohong.
Awalnya mungkin memang sangatlah berat, namun sekarang Kimmy sudah terbasa. Meskipun tak bisa dipungkiri bahwa Kimmy sangat merindukan kedua sahabatnya tersebut.
"Maafkan aku, Jesslyn... Alana..." Kimmy meletakan undangan tersebut di atas meja dan memejamkan kedua matanya.
Ceklek
Suara pintu ruangan yang terbuka membuat kedua mata Kimmy terbuka seketika. Ia tersenyum saat melihat ternyata papanya yang masuk ke dalam sana.
"Papa..."
"Kau belum pulang, Nak?" tanya Louis.
"Iya, setelah ini, Pa."
"Apa kau sudah menerima dan membaca surat dari Jesslyn dan Alana?" tanya Louis sembari mendudukan tubuhnya di kursi yang ada di depan meja Kimmy.
"Iya, Pa. Kimmy sudah membacanya."
"Lalu sampai kapan kau akan membohongi mereka, Nak?" tanya Louis. Kimmy terdiam sejenak, pandangan kosong ia lemparkan ke sembarang arah sebelum dirinya menjawab pertanyaan papanya tersebut.
"Bukankah Papa sendiri yang menyuruh Kimmy untuk fokus dengan profesi Kimmy sekarang?"
"Fokus bukan berarti Papa melarangmu untuk menemui teman-temanmu. Sampai kapan kau menghindar seperti ini?"
"Papa sungguh heran. Sebenarnya apa yang terjadi denganmu, Nak."
"Kimmy tidak mau membahas ini, Pa." Kimmy beranjak berdiri bermaksud mengakhiri percakapan bersama ayahnya tersebut.
"Kimmy..." Perkataan Louis rasanya hanya terbuang sia-sia. Ia mengembuskan napasnya dengan kasar.
"Baiklah, terserah kau saja, Nak. Jangan lupa, nanti malam keluarga dr. Mark akan berkunjung ke rumah," ujar Louis.
Kening Kimmy seketika berkerut. Ia begitu heran akan ucapan papanya tersebut. "Untuk apa keluarga dr. Mark ke rumah, Pa?" tanya Kimmy.
"Hanya ingin bersilahturahmi saja," jawab Louis sambil tersenyum.
"Oh..." Kimmy hanya membulatkan bibirnya. Ia tak berpikir hal lain selain silahturahmi seperti apa yang papanya itu katakan.
"Papa, kalau begitu Kimmy pulang terlebih dulu, ya, Pa." Kimmy melepaskan jas putih lengan pendek miliknya yang kala itu masih melekat di tubuhnya dan menentengnya di lengan tangannya. Lalu, ia mengambil tas dan juga ponsel miliknya yang tergeletak di atas meja, ia sejenak mencium kedua pipi papanya sebelum berlalu pergi meninggalkan ruanganya tersebut.
Dan saat ia hendak keluar dari rumah sakit, Kimmy tiba-tiba mengurungkan niatnya untuk pulang tatkala dirinya melihat pasien berlumuran darah akibat kecelakaan. dengan langkah cepat, Kimmy segera mengikuti perawat yang sedang mendorong pasien tersebut ke Accident and emergency department atau yang biasa dikenal dengan ruang UGD untuk menangani pasien kecelakaan tersebut, ini sudah menjadi makanan Kimmy sehari-hari, bahkan kini dirinya sudah tidak takut karna terbiasa melihat darah.
Sementara di ujung sana, seorang laki-laki terlihat sedang mematung dan menyipitkan kedua matanya memperhatikan Kimmy yang baru saja masuk ke dalam ruang UGD.
"Apa itu Kimmy?" Orang itu tak lain ialah Daven.
"Tapi mana mungkin? bukannya sekarang dia berada di luar negeri?" Daven bertanya-tanya dengan heran.
"Aku harus memastikannya."
"Daven, ayo." Seorang wanita yang bernama Chelia melingkarkan tangannya di lengan Daven, membuat laki-laki itu megurungkan niatnya. Wanita itu adalah adik sepupunya David yang dua tahun belakangan ini berusaha mendekati Daven. Namun keduanya tak memiliki hubungan khusus. Daven kala itu memang sedang mengantarkan Chelia di rumah sakit untuk melakukan medical check-up.
"Chelia, aku tadi melihat Kimmy. Aku harus memastikannya bahwa dia benar-benar Kimmy." Daven menepis tangan Chelia dan hendak berlalu pergi meninggalkannya.
"Daven! Kak Alana sedang menunggu kita!" Chelia seketika menghalangi langkah lelaki itu. Daven melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Waktu sudah menunjukan pukul 2 siang, dirinya sudah berjanji untuk segera pulang untuk membantu kakaknya tersebut.
"Ayo kita pergi dari sini!" ajak Chelia. Daven tak punya pilihan lain selain mengiyakan ajakan wanita itu. Namun wanita yang ia rasa mirip sekali dengan Kimmy, masih membuat dirinya begitu penasaran.
***
Kediaman rumah Kendrick Moen.
"Kakak..." Setibanya di rumah, Daven dengan tak sabar mencari kakaknya. Namun di ruang tengah hanya terlihat Jesslyn, Alea dan juga Jasson yang sedang sibuk untuk menyiapkan acara pestaulang tahun yang akan digelar lusa besok.
"Kalian sudah pulang?" tanya Jesslyn.
"Kakak mana?" Daven bertanya dengan tidak sabar.
"Ada apa Daven?"
Alana terlihat berjalan menghampiri adiknya tersebut. tubuh wanita itu terlihat sedikit lebih berisi karena kini dirinya tengah mengandung anak kedua dari Ken. Iya, kini kandungan Alana memasuki usia 3 bulan.
"Kakak, aku tadi melihat Kimmy." Perkataan Daven membuat perhatian semua orang teralihkan dan tertarik dengan topik itu terutama Jesslyn dan Jasson. Namun tidak dengan Alea dan Chelia yang merasa terganggu akan nama itu.
"Daven, kau melihat Kimmy? di mana?" Jesslyn yang kala itu tengah duduk segera beranjak berdiri menghampiri Daven.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa likenyaaaa
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!