Ketegangan sedang terjadi di sebuah arena pertandingan. Kedua tim saling bersembunyi sebelum melancarkan serangan mereka, sambil menyiapkan senjata dan peralatan lainnya. Begitu ada kesempatan, salah seorang pemain mengintip ke area musuh dari balik dinding arena.
Dor! Dor! Dor!
Setelah menembak, pemain itu kembali bersembunyi di balik tembok. Jantungnya berdebar lebih cepat. Peluru-peluru tadi melesat begitu dekat hingga menyerempet pelindung kepalanya. Jika terlambat sedikit, peluru tersebut pasti sudah menembus tengkoraknya.
Dia terkejut karena sewaktu dia sedang menembakkan senjatanya, sebuah peluru juga mengarah kepadanya.
"Apa yang kau lihat!? Ada berapa musuh yang bersembunyi di sana?"
Seseorang memanggilnya dengan berbisik. Mencoba sebisa mungkin agar tidak dapat dideteksi oleh musuh.
"A-aku tidak bisa melihatnya... "
"Cepat lihat dan pastikan lagi! Jangan sampai musuh mengepung dari arah sana!"
"Ba-baik!"
Pemain yang bersembunyi di balik tembok itu mencoba untuk mengintip sekali lagi. Detak jantung yang semakin kencang mengganggu konsentrasinya. Tapi perintah dari ketua tim tidak boleh dia hiraukan begitu saja. Jika tidak segera dilaksanakan, dia akan habis dimarahi seusai pertandingan nanti.
"Musuh terlihat!"
"Tembak mereka!"
Tak jauh dari tempatnya berdiri, baku tembak terjadi pada timnya terhadap pihak musuh. Pemain itu berharap semua musuhnya sedang sibuk mengurusi teman-temannya di sisi lain arena, sehingga dia tidak terlalu kesulitan menjaga tempatnya.
Suara tembakan dan lesatan peluru hanya terdengar dari arah lain, kemungkinan besar semua musuh sedang berfokus di area sana. Dengan begitu dia berpikir kalau dirinya dapat menyelinap ke belakang dan menghabisi mereka tanpa diketahui. Lalu dia akan mendapatkan gelar MVP dalam pertandingan ini.
Selagi suara bising peluru menggema di seluruh arena, dia akan memanfaatkannya untuk bergerak tanpa terdeteksi langkahnya oleh musuh.
Dengan percaya diri, pemain itu keluar dari dinding dan mengangkat senjatanya.
Dengan percaya diri yang tinggi, dia akan meraih gelar MVP dan terkenal di mata semua pemain game ini!
Namun dia lupa akan suatu hal yang sangat fatal. Apa arti dari peluru yang melesat ke arahnya tadi selain musuh yang sedang membidiknya?
"Bodoh!"
Ketua tim berteriak karena temannya itu asal keluar dari balik tembok. Namun sayangnya sudah terlambat, moncong dari sebuah pistol menempel pada kepala temannya itu tepat setelah dirinya keluar dari balik tembok.
Semua musuh memang sedang sibuk di sisi lain, tapi belum tentu di tempatnya berada tidak ada satupun dari mereka. Karena lengah, maka berakhirlah sudah.
Dor!
Satu tembakan menjatuhkan pemain yang lengah itu, lalu dari baliknya muncul pemain lawan dengan pistol di kedua tangannya. Wajahnya terlihat samar dibalik tudung jaketnya, tetapi jelas memperlihatkan warna matanya yang merah bagaikan api yang membara.
"Si-SIALAAAN!!!"
Begitu semua musuh-musuhnya terlihat, dengan gesit dia pun menembak.
Dor! Dor! Dor! Dor!
Dor! Dor!
Akibat serangan mendadak, ketua tim dan teman-temannya tidak dapat mengambil inisiatif apapun dengan cepat.
Kedua pistol milik pemain itu menembakkan pelurunya dengan cepat, menjatuhkan dua lawan di depannya dalam beberapa detik saja.
Ketua mereka berusaha bersembunyi di balik barikade, bertepatan dengan peluru yang melesat ke arahnya. Dia selamat. Telat sepersekian detik saja pertandingannya sudah pasti berakhir.
Di balik barikade, perhatiannya teralihkan oleh suara langkah kaki yang mendekat. Musuh di lain sisi mulai bergerak menuju arah tempat ia berlindung. Mereka mulai terlihat. Dua, tiga orang. Itu berarti pemain yang menyergapnya tadi hanya seorang.
Kemudian saat mengetahui pemain yang sendirian itu sudah dekat menghampirinya, ketua tim itu menyerang dengan pisau miliknya.
Pemain yang tadi menyergap dikejutkan dengan sergapan balik. Pisau tempur milik ketua tim itu cukup besar dan kuat untuk menjatuhkan pistol yang menangkisnya. Kemudian ketua itu memutuskan untuk menghabisinya dengan serangan jarak dekat.
Dengan cepat, pemain yang kehilangan pistolnya itu menghindari dan menangkis serangan ketua tim sebisanya. Dia juga mengambil pisau yang tersarung di sabuknya untuk menangkis serangan pisaunya ketua.
Adu kekuatan fisik terjadi beberapa saat di sana. Namun tanpa disadari, pemain itu memiliki gerakan yang lebih cepat dan fleksibel dibanding ketua tim. Hingga pada akhirnya pisau milik ketua tim terjatuh dan sebuah moncong pistol menempel pada dagunya.
"Usaha yang bagus, namun kemenangan adalah milikku."
Dor!
Dengan begini permainan di menangkan oleh tim lawan. Atap yang menutupi arena dibuka sehingga menggema sorak-sorai dari penonton yang menggila.
Pertandingan antar tim ini lagi-lagi dimenangkan oleh tim tersebut. Ditambah dengan yang ini, maka menjadi kemenangan mereka yang ke-7 berturut-turut.
"Kerja bagus, Putri."
Salah seorang pemain dari pihak yang menang mendekat ke pemain yang berdiri sendiri itu. Dia mengangkat tangannya, mengajak tos.
Pemain yang menumbangkan semua musuhnya tersebut mengacuhkannya begitu saja. Tanpa melirik ke teman-temannya yang lain, dia sibuk mengganti peluru senjatanya meski pertandingan sudah berakhir.
"Oh, Ayolah. Setidaknya kita rayakan dulu win-streak kita yang ke entah berapa ini dengan tosan."
"Benar. Tanpa Putri kita tidak akan bisa melangkah sejauh ini, bukan?"
"Diamlah. Sudah berapa kali dia bilang kalau di dalam permainan jangan memanggilnya dengan nama asli. Selamat atas kemenangannya, Riel."
Ketiga temannya berkumpul dan memberikan ucapan selamat.
Setelah selesai mengganti peluru dan menyimpan kedua senjatanya kembali, pemain itu menurunkan hoodienya dan menunjukkan wajah ceria kepada mereka.
Dengan rambut pirang panjang kecoklatan yang tergerai dari balik tudung, dan mata merahnya yang penuh semangat juga keceriaan—berbeda jauh dari mata sewaktu menghadapi musuh-musuhnya. Akhirnya gadis itu menunjukkan senyumannya yang hangat kepada semua orang.
"Kerja bagus, semuanya!"
Mereka berempat melakukan tos bersama.
"Yeay!!"
Setelah turnamen itu selesai, kami berempat berkumpul di dalam aula guild. Semua anggota berkumpul untuk merayakan kemenangan para utusan guild dalam turnamen terakhir. Utusan-utusan itu tidak lain adalah... kami.
Aula itu cukup besar untuk menampung sekitar 50 anggota. Mereka semua berdiri, ada yang menyaksikan dari lantai 2, dan beberapa orang berkumpul dekat sofa yang terletak di tengah. Kami berempat duduk di sofa itu dengan penuh kebanggaan.
Kami duduk di tengah kerumunan, dimeriahkan oleh suara para anggota yang memberi selamat pada kami.
Adapun dari kami berempat, aku duduk di sofa tunggal milikku sendiri. Sebuah sofa yang sedikit lebih mewah, terlihat paling mencolok diantara furnitur-furnitur lainnya. Ngomong-ngomong, sofa ini aku beli sendiri menggunakan uangku, bukan menggunakan kas guild.
Apa bedanya? Sofa ini tentu lebih mahal dan berkualitas. Aku juga menyukai model serta warnanya. Jadi aku tidak mungkin menggunakan kas aliansi untuk keinginan pribadi.
Ditengah kami, berdiri sebuah piala kecil yang terbuat dari kaca dan sangat keren.
Pertandingan waktu itu memang bukan yang terbesar. Itu hanyalah turnamen lokal per tim antar guild yang diadakan setiap musimnya.
Kalau piala turnamen besar, aku punya satu di kamarku. Itu adalah turnamen solo melawan pemain dari negara lain. Singkatnya turnamen tingkat internasional.
Sebuah Battle Royale yang diikuti puluhan negara, dan aku mampu bertahan sampai akhir.
Battle Royale itu cukup sulit karena kami diterjunkan di sebuah tempat yang tidak hanya diisi oleh para pemain. Di dalam peta yang besar itu, berkeliaran para zombie yang tidak akan pernah habis.
Adapun mengapa aku masih bermain sendiri kala itu, karena bagiku membawa orang lain hanyalah menambah beban.
Beban!
Sedangkan bergerak sendiri lebih mudah untuk menyelinap, menyergap, atau melarikan diri.
Kalau mereka tidak ingin menjadi beban, setidaknya aku dapat memanfaatkan mereka sebagai umpan. Meski ada alasan lain mengapa aku bermain sendiri, tapi sepertinya itu tidak terlalu penting untuk dijelaskan.
Lalu akhir-akhir ini terdapat lebih banyak turnamen yang memerlukan sebuah tim. Itulah sebabnya aku mulai bergabung dengan pemain lain dalam beberapa turnamen terakhir, hingga membuat guild dan menjadi ketuanya.
Yaah... ternyata mereka cukup berguna untuk menghemat waktu dan tenaga. Tetapi hadiahnya juga dibagi rata.
Tidak apalah. Toh aku sudah memikirkan untuk pensiun dan mencari pengalaman baru di game lain.
"Baik! Terima kasih atas kerjasamanya, semua! Karena dukungan dan semangat yang kalian berikan, kita dapat mengharumkan nama aliansi kita lagi di musim ini."
Semua anggota bersorak-sorai.
Mereka semua terlihat bahagia. Mungkin beberapa dari mereka belum terlalu kukenal. Hanya beberapa anggota saja yang aktif bersosialisasi. Sisanya paling hanya memanfaatkan keuntungan dari aliansi yang besar ini.
Sejauh ini yang aktif bersosialisasi biasanya aku sendiri sebagai ketua guild, wakil dan beberapa anggota cupu sok suhu.
Mursyidin, RWZE, Vaa, Under, Balaam, mereka tidak akan pernah aku lupa. Sesekali kami pernah berbeda pendapat ataupun salah paham, tapi justru itulah yang menjadikan kami semakin dekat. Aku tidak pernah menduga ini sebelumnya, tapi bermain bersama itu ternyata cukup menyenangkan.
Pesta yang tak direncanakan pun dimulai. Salah satu anggota mengeluarkan minuman soda dan diikuti oleh yang lainnya. Beberapa wakilku juga menyiapkan makanan ringan yang sangat banyak untuk menemani perayaan kecil ini.
Aku senang melihat mereka bahagia. Sedikit percikan soda mengenai pipiku, tapi itu justru membuatku ingin meledakkan satu botol di depan muka seseorang.
Aku tidak ingin mengacaukan suasana indah ini dengan pengumuman terakhirku. Jadi... ayo kita nikmati sedikit lebih lama lagi.
***
Pesta dadakan itu telah selesai. Tidak ada yang mabuk sungguhan di dalam dunia virtual. Suasana kembali tenang sewaktu salah satu wakilku menyuruh semua anggota untuk diam, lalu menyilahkanku untuk melanjutkan.
"Terima kasih, Vaa."
Aku berjalan ke tengah, di depan tempat duduk kesayanganku. Bajuku agak basah terkena siraman air soda dari anggota yang lain.
Saat ingin mulai berbicara, aku teringat masih memegang sebotol soda di salah satu tanganku. Lantas langsung kujatuhkan sembarangan. Nanti akan kembali jadi partikel kok.
Baiklah, Semua sudah berkumpul, dan ayo katakan dengan semangat Riel!
Tarik nafas...
"Selamat malam semuanya. Tidak terasa sudah hampir satu tahun sejak guild ini berdiri. Aku dulunya hanya pemain solo yang sombong, dan tidak tertarik untuk membentuk tim. Namun berkat kalian, akhirnya aku mengetahui arti dari kerjasama itu sendiri (kayaknya).
Sebelum pindah ke game ini, aku adalah seorang pemain game bertema RPG. Tentu saja aku terus bermain solo hingga mencapai posisi tertinggi. Dan itu adalah pengalamanku selama bermain game VR MMORPG.
Tanpa aku ketahui, ternyata bermain bersama orang lain tidak kalah menyenangkannya. Aku mencoba itu di game ini, dan aku belum mencobanya di game RPG. Mungkin akan lebih seru lagi dimana setiap kelas dapat saling melengkapi satu sama lain."
"Sewaktu bermain game RPG, kelas apa yang pernah Ketua Riel pakai?" Salah satu anggotaku mengangkat tangannya dan bertanya. Aku jadi antusias ingin menjawabnya.
"Saat itu, aku pernah mengambil kelas Knight dan Assassin. Aku juga pernah mencoba menjadi Mage, tapi hanya sementara."
"Ketua, ketua! Apa di game itu ketua juga sering mengikuti turnamen? Apa ketua juga memenangkan turnamen tersebut?"
Ada anggota lain yang sangat semangat bertanya. Mana mungkin aku tidak ingin menjawabnya.
"Tentu, dong. Aku sangat bersemangat saat itu. Sebelum bosan berjalan-jalan di dunia RPG, aku suka menjelajahi tempat yang berbahaya di dalam game tersebut. Dan dimanapun aku berada, tempatku tidak lain adalah setiap arena pertandingan. Kau mungkin masih bisa melihat namaku di Hall of Fame tahun lalu di beberapa game VR MMORPG."
"Woow!!!"
Semua orang berdecak kagum. Apa aku terlalu berlebihan? Tolong jangan ditiru kebiasaanku itu.
"Kalau begitu, apakah ketua akan mencoba bermain game bertema RPG itu lagi?"
Seorang anggota memberikan pertanyaan. Tapi... sepertinya pertanyaan itu terlalu cepat untuk ditanyakan sekarang.
Ekspresi semua orang langsung berubah. Suasana yang sebelumnya ramai dan meriah, kini menjadi hening dan penuh tanda tanya.
Sekarang hanya terdengar suara air dari aquarium di ujung ruangan. Suasana ini seperti... ada seseorang yang akan pergi selamanya.
Benar sih.
Aku akan pensiun.
Cepat atau lambat, aku pasti akan mengumumkannya kepada mereka. Bedanya, kali ini pertanyaan itu membuatku harus mengatakannya sekarang.
"Ya, aku ingin mencoba bermain game bertema RPG lagi."
Suasana masih runyam. Tidak ada yang bertanya lagi dari mereka.
"Itu berarti ketua akan pensiun?"
"Ya, aku bersyukur kalian dapat mengerti."
Semua anggota mulai menunjukkan keberatan mereka. Ada yang murung, mencoba membujukku, bertanya-tanya lagi jika yang kukatakan itu serius. Bahkan ada yang menangis!?
Apakah seberharga itu kehadiranku disini?
Lebay kalian.
Tinggal nikmatin hadiah harian guild tinggi, juga.
"Under, posisi Ketua Aliansi akan kuberikan kepadamu. Tolong jaga mereka baik-baik."
Kesanku seperti seorang pahlawan yang akan pergi mengalahkan raja iblis, dan mungkin tidak akan pernah kembali lagi.
Ea~
"Baik! Serahkan semuanya kepadaku, ketua. Maksudku, Riel."
Setelah memberikan kata-kata terakhir, bukan wasiat, aku memberikan posisi ketua guild kepada Under. Lalu keluar dari guild yang telah kubangun bersama teman-temanku ini.
Jika aku ingin berganti game, maka aku akan benar-benar pindah dan tidak memainkan lagi akunku yang sebelumnya. Meskipun ada event baru dan menarik, aku tetap akan move on dari mereka. Karena game VR di masa sekarang ini sangat banyak dan aku ingin mencoba semuanya!
Barang-barang yang telah kudapatkan telah aku jual di pasar game terkait, kecuali akunnya. Karena prestasinya akan selalu tersimpan.
Hasil penjualannya lumayan untuk beli game baru.
Setelah itu aku bisa fokus pada game selanjutnya.
Begitulah cara mainku.
Setelah sekian lama bermain game FPS, rasanya aku ingin sedikit santai dengan berpetualang kembali di game RPG.
Mengalahkan goblin, naga, atau bertemu dengan vampir tampan...
Oh sudahlah. Mereka semua tidak lebih dari sekadar NPC nantinya.
Baiklah, game apa yang kira-kira akan kumainkan berikutnya?
Aku sedang berada di lobby VR GameStation. Tempat ini seperti sebuah rumah virtual, yang di dalamnya berisi furnitur seperti sebuah rumah pada umumnya.
Ada kamar tidur, dapur, ruang tamu, ruang kerja, ruang keluarga, dan pastinya ruang bermain. Sebenarnya tidak selengkap itu. Hanya saja kalian dapat menambahkannya sesuka kalian.
Ruang bermain itu sendiri dihubungkan oleh sebuah koridor yang panjang dengan banyak pintu di kedua sisinya. Setiap pintu itu adalah portal masuk ke dalam game yang aku miliki.
Jadi, jika kau ingin bermain game, tinggal masuk ke pintu itu dan kau akan masuk ke dunia game tesebut.
Sejauh ini pintu yang kumiliki lumayan banyak. Beberapa ada game santai juga, tidak semuanya bertema FPS atau RPG.
Tapi sekarang aku ingin bermain game baru bertema RPG. Maka aku akan pergi ke ruangan kerja, untuk mencari berita terbaru seputar game.
Aku memasuki sebuah pintu yang menghubungkan lobby dengan ruangan yang aku tuju. Ruang kerjaku cukup luas, dengan sofa besar yang desainnya mirip seperti yang kumiliki di aula guild sebelumnya, dan sebuah meja dengan keyboard transparan mengambang diatasnya.
Di depanku ada banyak layar besar mengambang, seperti seseorang yang sedang melakukan multitasking. Aku duduk menghadap semua layar itu, seperti kapten kapal luar angkasa yang sedang mengoperasikan kapal tempurnya yang besar.
Aku membuka Guugle, dan mulai mencari game yang ingin kumainkan.
Sembari melihat berita, aku menikmati sekaleng minuman soda berperisa strawberry kesukaanku. Lalu kudapati ada berita tentang kemenanganku di beranda utama game FPS.
Keren bukan?
Kemenangan berturut-turut sebanyak tujuh kali! Headline berita tersebut sangat membuatku berdebar-debar. Meskipun itu menjadi permainan terakhirku di game tersebut.
Aku kembali fokus ke tujuan utamaku. Mencari game RPG.
Di beranda game tersebut, banyak sekali game baru tetapi tidak terlalu menarik. Sedangkan game yang lama kebanyakan sudah pernah aku selesaikan semua (dalam hal peringkat atau cerita).
Game baru zaman sekarang kebanyakan isinya terlalu mainstream dan nilai jualnya jadi menyimpang. Mereka tidak lagi memperhatikan kenikmatan dari tema RPG tersebut.
Kepuasan ketika kau menemukan tempat baru.
Kepuasan ketika kau bisa mengalahkan boss kuat.
Kepuasan ketika kau mendapatkan barang yang sangat langka.
Kepuasan ketika terjadi cerita yang menegangkan.
Dan kepuasan ketika kau mencapai posisi tertinggi dengan usahamu sendiri.
Game apa ya? Rekomendasi sekarang, sudah pernah kumainkan. Game trending... biasa saja. Game yang sedang hangat... pay to win!
Haah.
Aku mencoba menghubungi temanku yang seorang pemain RPG juga. Dia tidak sehebat diriku. Tapi dia tidak pilih-pilih game yang akan dia mainkan. Mau itu tidak terkenal, tetap akan dia mainkan.
Kami terhubung ke dalam panggilan vidio. Wajahnya terlihat jelas dilayar, sepertinya orang itu sedang di dunia luar. Dia sedang jalan-jalan dan menggunakan layar smartphone-nya untuk menjawabku.
"Ngapa, Put? Lu main game mulu ego. Cari cowok napah. Biar lu ora nolep."
"Woi tak."
Btw dia botak.
"Saran game RPG dong. Gw bingung nih, nyari yang bagus blom ketemu."
"Yaelah game lagi bae. Lu mau nikah di dunia game, ya? Padahal lu sendiri pro player, tapi nyari saran ke noobers kaya gua."
"Iyaa, abis ini gw cari cowok dah. Udah kepikir pengen pensi main game juga. Tapi ntar, gw pengen nyoba sekali lagi."
"Wih, gitu dong! Lu pengen jadi cew... "
"Najis!"
"Heeee... "
Setelah itu dia memberi saran beberapa game yang dimainkannya akhir-akhir ini. Aku mencari game-game tersebut di layar pencarian. Review para pemain, cuplikan permainan, deskripsi permainan, semuanya tidak membuatku tertarik.
Sia-sia saja aku menghubungi orang itu. Tidak ada yang membuatku tertarik.
"Sorry dah kalo gitu. Bye dulu ya, gua lagi gawe sampingan."
"Yee."
Aku menghabiskan minumanku dan membuangnya sembarangan. Kemudian bertahak akibat soda.
Tenang saja, kaleng itu akan kembali menjadi partikel begitu menyentuh lantai. Jadi meskipun aku buang sampah sembarangan, tidak akan terjadi pencemaran lingkungan virtual. Jangan ditiru di dunia nyata!
Lalu, sekarang apa?
Aku berniat menghubungi salah satu temanku lagi, atau langsung mencoba beberapa game RPG. Siapa tahu saat aku mencoba memainkannya nanti ketagihan.
Tak lama kemudian, sebuah notifikasi muncul dihadapanku. Sebuah pesan dari pengirim yang tidak kukenal. Namanya... Aff? Nickname? Julukan?
Dengan penasaran, aku membuka pesan itu dan membacanya.
[Kepada Riel
Aku terkesan dengan kemampuanmu dalam berbagai permainan. Dengan begitu, kami tertarik untuk mengundangmu ke dalam dunia yang aku buat
Dunia ini berisi banyak monster yang sangat kuat, dan juga para pemain yang terlalu hebat. Mungkinkan kamu akan kesulitan untuk mengimbangi mereka?
Jika kamu bisa menjadi yang terhebat dan mengalahkan mereka semua, maka aku akan sepenuhnya mengakuimu. Tentunya dengan imbalan yang setimpal.
Apakah kamu tertarik, atau mungkin kau takut?
Datanglah ke duniaku, Riel.
Aff]
Banyak bacot!
Apa-apaan dia mengatakan aku takut?! Kau pikir dengan mengatakan itu bisa membuatku terpicu untuk memainkannya?
Pengirim pesan aneh ini menggunakan kata ganti 'aku' pada kalimatnya. Aku merasa curiga jika tidak ada orang lain dibalik orang yang mengirim pesan ini kepadaku. Atau mungkin ada dan hanya disembunyikan.
Aff? Sebuah nickname kah?
Di dalam surel itu terlampir link permainan yang dia maksud.
Sebuah game bernama, Seven World of Fantasy.
SWoF.
Orang aneh itu mengatakan dunia buatannya? Mungkinkah dia benar-benar developer yang membuat game tersebut?
Ditujukan untukku? Aku merasakan sedikit kecurigaan. Tapi aku tidak begitu peduli, karena yang penting adalah sebuah game. Kebetulan game itu bertema RPG, persis seperti yang sedang aku cari saat ini.
Saat aku melihat cuplikan dari game tersebut, aku merasa cukup tertarik dengan konsep dunia paralelnya. Monster-monsternya juga terlihat kuat dan menantang. Serta visual dari game tersebut bisa dikatakan cukup indah untuk sebuah game RPG.
Tapi anehnya aku tidak pernah melihat game ini di beranda atau di berita. Teaser juga tidak pernah kulihat. Tiba-tiba sudah ada undangan saja. Mungkinkah sebuah Closed Beta Test?
Di dalam pesan tadi, dia bilang terdapat para pemain yang terlalu hebat di dalam game tersebut. Aku berspekulasi kalau itu mungkin saja para pro player terpilih saja yang mendapatkan undangan game ini, termasuk juga diriku. Hehehe.
Namun di satu sisi, aku masih merasa curiga dengan game CBT yang sama sekali tidak ada beritanya di internet, lalu mencoba mengundang para pemainnya dengan undangan tertutup.
Terutama dia menggunakan kata ganti 'aku', pada surelnya. Seakan dia hanya seorang diri yang menyiapkan semua ini.
Aku mencoba menghubungi salah satu temanku lagi. Kali ini bukan si botak, melainkan kenalanku yang tahu banyak tentang game.
Dia bukan pemain hebat, hanya suka menjelajahi banyak permainan. Kalo soal mencari informasi, mungkin dia orang yang tepat untuk situasi ini.
"Nanda? Gw pengen nanya dong. Lu tau game ini gak?"
Aku menggunakan pesan suara untuk menghubunginya, dan menyelipkan gambar game dari pesan aneh tadi.
Dia sedang online, ada tulisan di bawah namanya.
Beberapa detik kemudian, dia mendengar pesan suaraku. Lalu segera membalas dengan pesan teks.
"Gk."
Njir, simpel bgt.
"Serius lah. Nih gw dapet undangan khusus dari yang buat game. CBT cok! Lu tau game ini kagak?" Aku membalas lagi dengan pesan suara.
Mengetik...
Sebuah kisah dimana seseorang yang saling balas pesan suara, dengan pesan teks.
"Gw gak tau. Akhir-akhir ini gw udah dapet kerja sampingan, jadi gw udah pengen pensi dari main game."
Hoo.
Semua orang sudah mendapatkan pekerjaan sampingan mereka. Tinggal aku yang masih bermalas-malasan di dunia virtual.
"Btw hoki juga lu dapet undangan CBT segala. Dah lu hidup buat game aja."
"Enak kalo ngomong."
Secara tidak langsung itu menjadi sebuah sindiran.
Aku dapat uang saku dari hadiah turnamen ataupun menjual item, dan itu cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hariku di dunia nyata, bahkan hingga uang sekolah. Jadinya aku tidak terlalu merepotkan kakakku yang sudah bekerja tapi belum menikah.
Jadi, aku tidak perlu bekerja sampingan. Cukup main game, dan hasilkan uang darinya. Itu baru bermanfaat. Kemudian... kembali ke topik utama.
"Okelah, semangat kerjanya. Awal bulan traktirannya." Kataku.
"Kerja sono, jomblo!" Dia membalas.
"Apa hubungannya pekerjaan dengan pasangan?!"
Jadi aku akan tetap memainkan game itu. Meskipun mencurigakan, tapi aku tidak pernah menolak jika itu sebuah game. Terlebih lagi kalimat yang seolah-olah mengatakan 'gak bisa ya~' sangat memicuku untuk membuktikan padanya kalau aku bisa. Dia juga menjanjikan hadiah setimpal... au ah.
Aku beranjak dari sofa di ruang kerja. Sebuah layar transparan tetap mengikutiku di sekitar Kepala, menampilkan game yang akan kumainkan tersebut.
Aku keluar dari ruang kerja dan berjalan ke arah ruang bermain. Sembari melihat cuplikan dunia gamenya, aku mengambil sekaleng minuman bersoda lagi, lalu minum sambil berjalan.
Tolong jangan ditiru jika di dunia nyata ya. Karena ini dunia virtual, minuman itu hanya bisa dirasa tetapi bukan air sungguhan.
Beberapa saat kemudian, di depanku terhampar sebuah koridor yang lumayan panjang.
Disepanjang koridor itu terdapat banyak pintu yang merupakan jalan masuk ke dalam dunia game. Setiap pintu memiliki bentuk yang beragam sesuai gamenya. Dan disampingnya terdapat informasi tentang karakter kita di dunia itu.
Profil, avatar, pencapaian, jadwal event, pesan dalam permainan, dan sebagainya.
Yaa, aku sangat bangga sewaktu berjalan di koridor ini. Di kedua sisinya, aku bisa melihat prestasi tertinggi yang kudapat di setiap permainan.
Ahh, rasanya jadi ingin menyombongkan diri ke semua orang. Tapi tenang saja, aku melakukan ini hanya untuk kepuasan pribadi. Bukan untuk menyombongkan diri dan memamerkannya kepada orang lain.
Tapi sekali-kali gak papa kan, ya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!