Selepas kematian ibunya, di usia ia menginjak 15 tahun, Gadis cantik bernama Diana Revalina Putri terpaksa menyetujui Ayah nya untuk menikah kembali tak selang ibunya baru meninggal 1 bulan yang lalu. Ayahnya pun mengajak tinggal bersama dengan ibu tiri dan adik tirinya. Hidupnya sepi, terkekang, dan tersiksa. Setiap hari ia bernapas dengan bayang-bayang kejahatan ibu dan adik tirinya!
Pernahkah kau mendengar tentang kisah seorang anak malang yang memiliki ibu tiri jahat? Sudah sejak kecil dulu aku tahu puluhan kisah kejamnya ibu tiri dengan berbagai macam versi yang di dongengkan oleh ibu sebelum aku tidur. Ibu seperti tak pernah kehabisan cerita ketika mendekap ku dalam selimut tebal; membungkus badanku seperti seekor kepompong yang sedang menyusu. Bukannya kepompong tidak menyusu pada induknya? Kau pasti bertanya begitu. Aku ini satu-satunya kepompong di dunia yang menyusu pada ibunya. Mengapa bisa demikian? Karena kata ibu, aku terlahir sangat istimewa. Bagi ibu aku adalah segalanya, dunianya, hidup dan matinya. Tapi itu dulu, dulu sekali, sebelum ibu meninggalkanku akibat kecelakaan mengenaskan yang merenggut nyawanya. Aku terpukul!
Kehilangan ibu bukanlah sesuatu yang paling menyakitkan di hidupku. Bukan. Ada satu hal lagi yang lebih menyakitkan dari pada ini. Kau tahu apa itu? Hal tersakit yang saat ini ku alami ialah mengetahui bahwa akan ada seseorang yang menggantikan kedudukan ibu di hati ayah, tetapi jelas tidak di hatiku. Sesegera mungkin aku akan mendapat kasih sayang baru dari seorang ibu, begitu janji ayahku. Aku pura-pura tidak mendengarkan ucapannya. Hatiku terlalu sibuk membayangkan derita apa saja yang akan ku tanggung bila ibu tiri telah tinggal di rumah kami.
Mungkin kau pernah mendengar dongeng Cinderella ataupun saat malam ibumu pernah mendongengkan tentang kisah ibu tiri kejam yang memiliki anak gadis pendusta padamu sampai kau tertidur. Aku yakin kalian sudah tahu, maka dari itu aku tidak akan menceritakan kisah mereka pada kalian.
Aku tahu bahwasanya aku bukanlah anak kandung yang lahir dari rahimnya, dan juga bukan anak yang sepatutnya disayangi olehnya.
Sampai pada akhirnya hari itu datang. Di mana semua wanita akan menemukan pangeran hatinya. Menikah dengan lelaki yang terkenal dengan ketampanan dan kekayaannya di seluruh pelosok negeri bukanlah sesuatu yang paling membahagiakan di hidupku. Bukan. Tapi kenapa? Ada satu hal lagi yang lebih menyakitkan dari pada kehilangan seorang ibu dalam hidupku.
Rasa sakit yang tak tertandingi justru datang ketika aku tahu bahwa suamiku memiliki seorang cinta pertama yang sangat ia cintai sebelum diriku. Kebaikan hati dan berperilaku mulia yang ditunjukkan padaku semuanya khianat!
Ini kali pertama ku akan menjadi istri, yang berharap akan bertahan untuk selamanya. Merasakan sensasi ketika jiwa dan ragaku utuh menjadi wanita sejati di perjalanan hidup baruku. Tetapi aku tak tahu apa yang terjadi selanjutnya, ketika wanita itu datang dan mulai bertubi-tubi menyakitiku sebelum aku bisa mencurahkan sepenuh kasih sayang dan cintaku pada suamiku sendiri.
Aku tahu saat menikah dengannya sama sekali tidak memiliki perasaan padanya. Dia mengejar dan menjadikan diriku wanita satu-satu pemilik hatinya! Selama tinggal bersama dengannya, hidupku terjamin dan aku kembali merasakan kebahagiaan bersamanya. Aku pikir dia adalah harapan ku setelah ibu dan nenek ku, aku hendak memberi dia penghayatan untuk membalas cintanya padaku. Tapi kenapa? Saat aku ingin menyatakan cintaku dan memberitahu kabar bahagia, dia menuduhku saat diwaktu itu kami kehilangan salah satu anggota keluarga kami.
Aku tidak tahu apa-apa, aku hanya bisa menarik ragaku jauh saat di kanan dan kiri ku menarik pergi dari rumahnya!
Waktu 7 tahun bukanlah waktu yang mudah bagiku. Aku harus menghilang dari wajah masyarakat yang semakin hari semakin melupakan jika aku hidup. Dunia terasa hampa bangun dan tidur setiap hari tanpa melakukan sesuatu dengan perutku yang terus membesar!
Aku mengandung anaknya! Tapi tak ada satupun dari mereka yang mengetahui kehamilan ku disaat statusku masih menjadi istrinya. Aku tidak ingin anakku memiliki Ayah yang tidak peduli pada kami!
Aku menjauh!
Aku ternyata bukanlah Istri Seutuhnya...
Sekaligus Bukan Yang Pertama baginya!
Semua berawal dari...
Suasana duka masih menyelimuti kediaman Diana yang baru dua minggu ini ditinggalkan oleh ibunya yang meninggal akibat kecelakaan. Air mata masih menetes di pipi Diana yang sedang melihat album foto kenang-kenangannya bersama sang ibu.
Mata Diana masih terlihat membengkak tatkala menangisi kepergian ibunda yang tidak pernah ia bayangkan akan pergi secepat ini...
Begitu pula dengan ayahnya yang masih ikut meratapi kepergian sang istri sambil memeluk Diana. Mereka saling berpelukan dan menguatkan satu sama lain...
1 Bulan Kemudian...
Hari yang Diana takutkan ayahnya adalah akan memikirkan untuk melakukan pernikahan kedua. Itu artinya Diana berpikir hati sang ayah telah menggantikan ibunya dengan wanita baru. Dan hal itu terjadi!
Baru satu bulan ibunya meninggal, Sang ayah membawa seorang wanita ke rumah mereka untuk dikenalkan padanya. Ibu baru terlihat sangat baik sambil membawa kedua anaknya, satu laki-laki lebih tua dua tahun darinya yang pastinya akan menjadi kakak tiri, dan satu perempuan yang lebih muda dua tahun dan otomatis akan menjadi adiknya.
Diana tidak menyangka akan memiliki seorang kakak dan adik tiri dari keluarga yang baru. Takdir ini begitu mendadak baginya. Diana masih belum siap untuk menerima ibu baru yang akan menggantikan posisi ibunya di rumah itu.
Dengan berat hati, Diana tetap menyetujui keinginan ayahnya itu meski sangat terpaksa. Diana yang masih berusia 15 tahun saat itu, menyadari jika ayahnya membutuhkan pendamping yang bisa mengurusnya. Janji ayahnya pun tidak main-main, "Ibu tiri berbeda seperti film, dia sangat baik dan akan merawat mu seperti anak kandungnya bersama kakak dan adik tirimu, memberikan kasih sayang yang sama besarnya."
Kalimat itulah yang membuat Diana yakin akan ibu tiri itu. Dan Ayahnya pun menikah disaksikan langsung oleh Diana!
Selama dua bulan ibu tiri itu resmi menjadi istri ayahnya, Selama itu juga Diana mendapatkan kasih sayang baru dari ibu tiri. Ia bisa merasakan kembali belaian dari seorang ibu.
Namun, tidak bertahan lama, kebahagiaan itu hancur saat semua kebaikan yang ditujukkan terbongkar bahwa itu palsu. Ibu tiri sama seperti film dan dongeng yang ia baca!
Sang Ayah kandung pun telah berbeda sikapnya. Ia lebih mengutamakan kebahagiaan keluarga kecilnya yang baru dibandingkan Diana seorang.
Selama tujuh tahun, Diana hanya memanfaatkan hidup bak pelayan putri raja di rumahnya. Hidupnya persis sekali seperti Cinderella saat itu. Mendapatkan ketidakadilan di rumahnya sendiri!
Hingga dewasa dan Diana beranjak usia 22 tahun, dia sama sekali tidak mendapatkan pendidikan, dia hanya melanjutkan sekolahnya hingga lulusan SMA saja. Berbeda dengan Kakak dan juga adik tirinya yang mendapatkan pendidikan hingga perguruan tinggi.
Semua itu bermula ibu tiri yang menghasut ayahnya untuk membenci Diana. Sejak saat itu Diana tidak pernah merasakan kepedulian dari sosok ayahnya lagi. Bahkan kerap kali sering dimarahi olehnya. Kini Ayahnya Acuh tak acuh...
Diana benar-benar sendirian di dunia ini!
Kisah Di mulai saat kini usianya menginjak 22 tahun...
Seorang gadis cantik jelita yang mengalami broken home, selalu merasa hidupnya tidak adil dan tidak seberuntung orang lain. Dalam harinya penuh dengan kekangan dan kenangan pahit yang dialami.
Ibu kandung yang meninggal. Dan Ayah kandung yang tidak peduli lagi.
Dalam rumah yang terdiri 5 Anggota keluarga, beserta beberapa asisten rumah tangga menghidupkan isi rumah itu. Tak terlalu besar, tak terlalu kecil, Tak terlalu mewah ataupun terlihat sebuah gubuk, rumah itu pantas untuk ditinggali keluarga besar.
Di sana terdapat seorang wanita yang hidupnya seperti Cinderella...
"Diana!!! Tck, Di mana anak itu. Bukannya aku panggil langsung menyahut, dia malah menghiraukan panggilan ku." Dengus kesal seorang ibu tiri yang jahat
"Iya ibu, Aku sudah datang. Aku ada di belakang bersama yang lain. Maka dari itu, Aku tidak terlalu jelas mendengar panggilan ibu." Jawab Diana. Gadis malang itu.
"Fungsi telinga itu untuk mendengar! Lain kali kau membeli cutton bud yang lebih panjang dan besar untuk membersihkan telingamu agar bisa mendengar suara semut sekalipun." Sarkas ibu tiri marah
"Iya maaf ibu, Aku tidak akan mengulanginya lagi." Jawab Diana
"Bisa-bisa darah tinggi ku naik akibat ulah anak yang tidak tahu diri seperti mu." Masih kesalnya
"Ibu membutuhkan sesuatu, Bukan. Apa yang bisa aku bantu?" Tanya Diana dengan menundukkan kepalanya
"Bersihkan sepatu Alexa yang ada di rak itu. Hari ini dia akan tampil kontes kecantikan di kuliahnya. Dia harus berpenampilan cantik dan menarik untuk memukau semua orang. Tidak seperti mu wanita dapur!" Hardiknya
Alexa adalah adik tiri Diana. Ia sangat disayangi ayah dan juga ibunya. Usianya berbeda hanya 2 tahun dengan Diana. Hidupnya sangat gemilang, ia di kuliah kan ayahnya di universitas yang mahal dan bergengsi bersama kakak kandungnya yang kini berusia 24 tahun.
"Baik ibu, Aku akan kerjakan sekarang." Menurut Diana dan langsung menjalankan perintahnya
"Ibu, Apakah sepatu ku sudah siap? Aku harus berangkat sekarang atau tidak aku akan terlambat." Sosok wanita yang bermake up menor, bergaya dengan rok di atas lutut, rambut di gerai bergelombang, tengah menuruni anak tangga dengan gaya centilnya.
"Lihat itu. Pelayan itu sedang membersihkan sepatunya untuk mu." Tunjuk Bu Adriana, nama ibu tiri itu.
Alexa melihat Diana dengan penuh penghinaan.
"Baguslah. Hey, Hati-hati ya. Sepatu ku itu mahal tidak seperti sandal jepit mu yang kau pakai. Itu pemberian dari kekasihku yang baru saja kembali dari Perancis. Jika sampai rusak, kau tidak akan mampu menggantinya." Bicara Alexa angkuh
"Baik Alexa..." Jawab Diana penuh kesabaran
Selama 10 menit waktu berjalan, Diana menyemir sepatu mahal itu. Akhirnya telah selesai...
"Katanya sepatu ini mahal dan di beli dari Perancis. Tapi ternyata bisa kotor juga dan harus di semir pula. Apa bedanya dengan sepatu harga 100 ribu?" Ketus Diana dalam hatinya. Ia memandangi sepatu yang baru selesai di semir.
"Kenapa? Sepatuku itu sangat bagus, bukan? Kau tidak perlu memandangi sepatu ku sampai segitunya. Ingin mengkhayal sampai luar angkasa pun kau tidak akan mampu mendapatkannya." Sarkas Alexa
Alexa menghampiri Diana lebih dekat. Dia mengambil paksa sepatu miliknya itu secara kasar dan segera memakainya. Matanya tidak luput melihat Diana sangat tajam seperti elang.
Diana hanya mampu menunduk tidak ingin memperbesar masalah.
"Putriku yang cantik, sudah cukup jangan terus marah-marah. Tidak ada waktu untuk memarahi pelayan ini karena dia tidak akan mengerti apa itu barang mewah. Kau sudah sangat cantik dan jangan biarkan make up mu itu luntur." Bujuk Bu Andriana
Alexa pun menghirup dan menghela nafas untuk menstabilkan emosinya.
"Cepat sana berangkat. Kakak mu pasti sudah kesal menunggu di luar... Semangat ya, ibu yakin kau akan tampil sangat baik dan memenangkan kontes kecantikan ini." Beri dukungan Bu Adriana pada putrinya
Kasih sayang seorang ibu sangat Diana rindukan. Ia sangat sedih melihat kedekatan Alexa dan ibunya. Ia hanya bisa menatap dari belakang sambil merasakan kerinduan yang berat pada ibunya yang sudah tenang.
Bersambung✍️
Kontes kecantikan yang diadakan di universitas Alexa telah usai dan menemukan pemenangnya. Alexa lah yang dinobatkan menjadi pemenang tahun ini.
Saat pulang, Alexa memamerkan kejuaraan nya pada keluarga. Selain mendapatkan pujian dari semua orang di universitas, dia juga tidak luput mendapatkan pujian dari ayahnya.
"Alexa, putri Ayah ini memang sangat cantik dan juga hebat. Alexa memang pantas mendapatkan kemenangan ini." Ujar Pak Mahendra
"Tentu saja Ayah. Kecantikan Alexa ini turun dari ibunya..." Timpal Bu Adriana
Pak Mahendra hanya tertawa.
"Tidak ada. Kecantikan putriku Alexa tidak ada duanya..." Ucapnya tidak segan
Mereka bercanda bersama di sana. Sedangkan satu anggota keluarga mereka, Diana, hanya bisa termenung menatap mereka dari arah dapur yang tidak jauh dari sana. Diana hanya tersenyum kecut, begitu besar kasih sayang ayahnya pada anak tiri.
Diana merindukan belaian kasih sayang yang diberikan ayah seperti saat ibunya masih hidup. Tak di sangka air matanya sudah menampung di pelupuk mata.
Dari kejauhan Bu Adriana yang tengah tertawa riang bersama yang lain melihat ke arah Diana berada. Bu Adriana berhenti tertawa, ia bangkit dan menghampiri anak tirinya.
"Sedang apa kau di sini? Kau itu tidak di ajak, Ya." Ketus Bu Adriana
Saat Adriana datang, Diana terkejut. Ia pun segera menghapus linangan air matanya.
"Kau pasti sedih, Ya. Uhh... Kasihan sekali dirimu anak malang. Ayahmu itu sekarang begitu menyayangi putriku dibandingkan dengan anak kandungnya sendiri. Salah mu sendiri dulu mengizinkanku menikah dengan ayahmu, kau tahu sendiri kan apa yang terjadi sekarang."
Diana hanya menatap Ibu tirinya tanpa mengatakan sepatah katapun. Ia terlalu malas dan bosan mendengar ocehan ibu tiri yang mengejeknya.
"Kebahagiaan yang ibu rasakan tidak akan bertahan lama. Ayah hanya berdamai dengan keadaan, tapi aku tahu hati ayah hanya memiliki ibuku. Aku yakin dibalik keromantisan kalian, dia masih memiliki kenangan yang tidak bisa terlupakan bersama ibuku." Jawab Diana
"Oh iya, Itu dulu. Aku berikan ucapan selamat atas ibumu yang bisa memiliki hati ayah mu itu. Aku tidak peduli, kenyataannya dia tidak mengingat ibumu lagi, Toh jika dia ingat mana mungkin ingin mencari wanita baru untuk dinikahi hanya dalam 1 bulan kepergian ibumu itu. Dan yang terpenting anak-anak ku bisa hidup enak di sini memakan uang hasil Ayahmu!"
"Ibu tiri tetap ibu tiri, seperti bawang merah bawang putih, dan Cinderella. Dongengnya tidak akan berubah menggambarkan bagaimana sikap sebenarnya ibu tiri itu." Sarkas Diana
Diana marah mendengar pengakuan ibu tiri yang bisa disimpulkan ternyata hanya memanfaatkan keadaan ayahnya. Iya hanya ingin menumpang hidup mewah dan menguras harta ayahnya. Pertanyaan yang ada di benak Diana mengenai ibu tirinya adalah, Apakah dia tidak memiliki rasa cinta sedikit pun pada Ayahnya?
*
*
*
Hari demi hari berlalu semua terasa tidak ada bedanya. Ia selalu menderita dan tidak pernah merasakan kebahagiaan. Kata bahagia pun terdengar asing di telinganya, bahkan jika boleh, tidak ada kata bahagia dalam kamus hidupnya. Apa itu bahagia?
Berkali-kali kesalahan yang dilakukan adik tiri selalu menjadi Diana yang dijadikan tumbal kemarahan Ayahnya.
Akibat kesalahan Alexa yang tingkahnya terlalu aktif, dia menari-nari balet dalam rumah dan akibat dari perbuatannya itu ia menyenggol sebuah vas milik Pak Mahendra sampai jatuh pecah berkeping-keping.
Katanya, Vas itu dibeli dari hasil pelelangan yang dijual fantastis, Pak Mahendra berani membayar mahal karena termasuk langka dan antik hingga mencapai US$ 600 ribu. Konon Vas itu berasal dari dinasti Qing China abad ke-18 yang dianggap langka.
Vas itu dibeli sebagai hadiah untuk istri pertamanya, Ibu Kandung Diana. Ibu Diana memang sering mengkoleksi barang antik di mulai dari Vas. Ia memiliki ketertarikan pada sebuah unsur seni di dalamnya.
Namun sayang, Alexa tidak mengakui kesalahannya. Ia ketakutan jika ayah tirinya akan memarahi dia, sebagai penghindar masalah, ia malah menunjuk Diana yang memecahkan Vas itu.
Pak Mahendra tentunya sangat marah. Ia sangat marah sampai menampar pipi putrinya sendiri.
PLAAKKK...
Kepala yang dimiliki gadis cantik, terpaksa harus memalingkan wajahnya ke samping. Pipi mulus putih itu sekarang sudah memiliki bekas tamparan berwarna merah.
Diana menangis. Ini pertama kali ayahnya menampar Diana seperti itu. Tamparan itu terasa menyakitkan baginya. Apalagi tamparan yang diberikan seorang ayah padanya.
"APA KAU TIDAK TAHU VAS ITU AYAH BELI MAHAL, HAH?" Marah Pak Mahendra. Terlihat rahangnya mengeras, giginya bergemeretuk, dan urat di lehernya sampai terlihat.
"Aku tidak memecahkannya, Ayah. Sejak tadi aku berada di dapur bersama yang lain. Aku tidak tahu kenapa Vas itu bisa pecah." Ucap Diana bersama tangisannya yang menyakitkan
"Dia bohong Ayah, Aku sendiri yang melihat dengan mata kepalaku jika dia menari-nari di rumah ini dan Vas itu tersenggol olehnya hingga jatuh." Provokasi Alexa
Pak Mahendra kembali meremang. Ia menatap Diana bagai elang yang ingin memangsa anak ayam.
PLAAKK...
Satu tamparan lagi mendarat di pipi kiri Diana.
Telinga Diana sampai bergeming dan mengeluarkan darah segar dari dalamnya.
"KAU ANAK BAJ**GAN!! KAU SUDAH MEMBUAT AYAHMU INI MALU MEMILIKI ANAK PEMBOHONG SEPERTI DIRIMU. AYAH SUDAH DIBUAT RUGI OLEH SIKAP KEKANAK-KANAKAN MU. JIKA KAU INGIN MENARI, BUKAN DI RUMAH TEMPATNYA, CARILAH SANGGAR YANG BISA MEMBUAT MU PUAS MENARI DI SANA. VAS ITU SUDAH HANCUR DAN AYAH SUDAH RUGI."
Hiks...hiks...hiks...
"Aku tidak benar-benar melakukannya, Ayah. Tolong percayai aku sebagai putri kandung mu."
"Kenapa masih mengelak. Alexa sendiri sebagai saksinya. Vas itu juga adalah milik ibumu, ibumu sangat menyukai Vas itu. Tapi anaknya sendiri sudah menghancurkannya." Masih marahnya
"Di sini ada cctv, bukan. Kenapa ayah tidak mencaritahu lebih dulu menggunakan cctv sebelum memarahiku. Kita bisa melihat kebenarannya di sana." Usul Diana
Pak Mahendra tertegun. Usulan Diana ada benarnya. Kenapa dia bersikap bodoh, tidak mengecek kebenarannya di cctv yang terpasang di setiap sudut rumahnya.
Semua bergegas menuju ruang pengecekan cctv. Pak Mahendra mengarahkan kursor untuk mulai mengecek tayangan cctv yang terjadi 15 menit lalu di ruang keluarga.
Anehnya cctv itu tidak bisa di akses. Tidak ada rekaman apapun yang ditayangkan, hanya sebuah gambar hitam yang tertampil.
Alexa dan Adriana semakin mendesak Pak Mahendra jika semua kejadian ini adalah kesalahan Diana.
Semua sudah sepakat Diana lah yang memecahkan Vas itu.
"Kerja yang bagus, Kakak. Kau sudah menyelamatkan aku dari amukan Ayah. Jika kakak tidak bertindak jenius, maka hari ini aku akan di usir dari rumah ini." Bisik Alexa bersama kakak laki-laki di balik sebuah dinding
"Kau harus membayar mahal akan jasa ku ini. Itulah fungsi tuhan menciptakan otak untuk manusia. Hanya tinggal mematikan cctv dan menghapus perekamannya, dia sudah tidak bisa menemukan bukti lagi." Jawab Gavin, Kakak kandung Alexa dan Kakak tiri Diana.
Alexa dan Gavin tertawa terbahak-bahak. Mereka saling tos tangan. Berhasil menjalankan misi kejahatan mereka.
Hanya sebuah vas yang lebih berharga, Mereka rela menyakiti mental seorang anak yang seharusnya lebih berharga!
Bersambung✍️
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!