Cantika melihat foto dirinya bersama kedua orang tuanya yang terpajang di dinding kamar pribadinya. Foto itu di ambil lima tahun lalu saat perayaan hari ulang tahun pernikahan orang tuanya yang 25 tahun kafe menara hotel. Masih jelas teringat semua kenangan indah bersama kedua orang tuanya. Almarhum Papa dan almarhumah Mama Cantika sangat begitu menyayanginya. Semua cinta kasih dari kedua orang tuanya melimpah baginya.
Tok....tok....tok....
suara ketukan pintu itu mengakhiri lamunannya.
“Kak....
bisa masuk?
“masuk aja Tyas, pintu ngak dikunci”
pintanya kepada Tyas yang berada dibalik pintu.
Melihat Kakaknya yang sedang menatap photo kedua orangtuanya, tyas langsung memeluk Cantika untuk menangkan hatinya. Hanya satu-satunya Cantika keluarga yang dimilikinya.
Sekitar umur 4 tahun, Tyas ditemukan oleh keluarga Cantika ketika pulang dari mall saat jalan-jalan di akhir pekan. Sebenarnya Cantika tidak mengetahui berapa umur Tyas yang sebenarnya, akan tetapi Tyas sudah terbiasa memanggil Cantika dengan Mbak. Papa dan Mamanya Cantika sudah mengangkat Tyas sebagai anaknya dan Tyas sudah mengetahui siapa dirinya yang sebenarnya. Mereka berdua sudah seperti kakak beradik, itu sebabnya hanya Tyas yang berani bersikap demikian terhadap ratu kejam itu. Dan selalu berusaha untuk saling melindungi. Karena hanya tinggal mereka berdua yang harus menjalani kehidupan kedepan kelak nantinya.
“sudahlah kak, kita ikhlas saja semuanya. Sekarang secara perlahan kita cari siapa dalangnya. Tyas juga tidak bisa terima semua kejadian ini, mereka semua harus mendapat balasan yang setimpal.” Tuturnya kepada kakaknya.
“Tyas, jam berapa berangkat ke Malaysia?”
“ini mau berangkat, menurut penjelasan tim sinyal komunikasi agak susah. Tapi Tyas bisa jaga diri kok, dan timku sangat luar bisa. Jadi kakak tidak perlu kwatir” ujarnya kepada Cantika untuk meyakinkan kakaknya.
“Kakak antar.” Pinta kakaknya kepada Tyas.
Mereka berdua diantar oleh 5 pengawal yang selalu bersama dengan mereka. Hal ini dilakukan untuk menjaga keselamatan mereka berdua dari keluarga besarnya. Tidak butuh waktu lama akhirnya tiba di bandara.
“wahai ratu kejam Ku, jaga diri baik-baik ya. Tyas sangat sayang sama kakak.” Ujarnya sembari berlalu menuju ruang tunggu penerbangan.
Cantika hanya tersenyum ke arah adiknya, ‘ratu kejam’ seperti yang dikatakan adiknya adalah predikat untuknya yang disematkan oleh para pegawai. Setelah kedua orangnya tuanya meninggal di kecelakaan maut dijalan tol, dirinya menjadi CEO akan semua usaha kedua orangtuanya. Dan sifat Pribadinya berubah total, kasar, pendendam, pemarah dan sombong. Dan Para pegawainya memberinya predikat sang Ratu Kejam.
Setalah 30 menit meninggalkan Bandara, satu salah pengawal berkata kalau yang mengikut mereka dari belakang. Mobil pengawal Cantika yang dibelakangnya menghalau mobil yang mengejar mereka. Hingga akhirnya mereka terpojok.
“turun....”
pinta salah satu dari orang yang mengejar mobil mereka.
Plak....bum.....plak....
Perkelahian tidak terhindarkan lagi, pengawal Cantika tentunya kalah jumlah, dengan orang-orang yang mengejar mereka. Hanya satu perempuan yang tetap bersama Cantika didalam mobil dan pengawal perempuan itu mengambil alih kemudi mobil dan Cantika duduk disamping pengawalnya itu. Salah satu pengawal memberi kode untuk melarikan diri kepada rekannya yang di mobil. merasa ada kesempatan pengawal perempuan langsung tancap gas.
Ngeos......keng.....keng......
suara mobil yang saling kejar-kejaran, antara mobil Cantika yang di kemudi oleh pengawal perempuan dan orang yang mengejar mereka.
Terjadi kejar-kejaran yang sengit, dan kemudian pengawal perempuan Cantika berbelok sehingga mobil yang mengejarnya tertinggal, Disudut persimpangan jalan mereka berhenti.
“bu bos, berikan jam tangan, cincin dan gelang perhiasannya, kita bertukar pakaian sekarang. Buruan bos....
Pengawal Perempuan itu berkata dengan tegas kepada Cantika. Dan akhirnya ratu kejam itu menuruti semua permintaan pengawalnya itu. Selesai bertukar pakaian, mobil kembali tancap gas. Dan benar saja orang-orang mengikuti mereka tidak berhenti begitu saja.
“apapun yang terjadi bu bos harus hidup, saya titipkan kedua anakku kepada bu bos.”
demikian kata pengawalnya, mobil melaju dengan kecepatan tinggi.
Bammmmmm........
Mobil cantika ditabrak dari belakang, terlihat jidat dan hidung Cantika berdarah, akan tetapi pengawalnya masih melaju dengan kecepatan tinggi. Dan tibalah mereka di pemukiman kumuh, untuk sementara mobil yang mengejar mereka tertinggal.
Di pemukiman kumuh itu, pengawalnya berhenti dan menurunkan Cantika dari mobil dengan paksa dan memberikan 3 lembar uang seratus ribu.
“maaf bu bos, dengan terpaksa saya turunkan bu bos disini karena mereka akan terus mengejar kita. Bagiamana pun kondisinya bu bos harus hidup.” Kata pengawal kepada Cantika yang meringis kesakitan.
Ngoung.......ngoung......
terdengar suara mobil yang tidak jauh dari area mereka, dengan segera mobil ditancap gas. Baru beberapa detik mobil pengawal Cantika ditabrak dengan sangat kuat.
Bar......grak.....husssttttt
Mobil pengawal tersungkur menabrak benda keras dan hingga akhirnya terbakar.
Setelah melihat kejadian itu, Cantika berusaha melarikan diri ditengah gelapnya pemukiman kumuh itu. Rasa takut dan kebingungan menghampirinya tapi teringat akan kata pengawalnya dirinya harus selamat.
Kres....plasss....
Cantika terjatuh disebuah lubang dalam tumpukan sampah, betisnya tertancap besi berkarat. Tapi syukurnya suara mobil itu sudah berlalu dan hanya tinggal suara mobil terbakar yang terdengar. Gelapnya malam area kumuh itu, samar-samar Cantika melihat seorang Pria mendekatinya tanpa basa-basi Pria tersebut langsung menggendong tubuhnya.
Setengah sadar pria itu meletakkan tubuhnya di atas ranjang, yang mirip ranjang rumah sakit. Sekilas pengelihatannya pria tersebut memperhatikan besi yang berkarat yang tertancap di betisnya dan kemudian melihat ke arah keningnya yang terluka.
“tolong jangan bawa saya ke rumah sakit.”
pinta Cantika kepada Pria tersebut.
“tenang, saya dokter. Akan aku lakukan yang terbaik.” Ujar Pria yang mengaku Dokter tersebut.
Pertama-tama besi yang tertancap di betis dengan perlahan ditarik oleh Pria itu, hingga akhirnya tercabut dan darah segar langsung mengalir.
“ah....ah.....”
suara kesakitan itu dari mulut Cantika, dengan mulut yang ditutupnya agar suaranya tidak keluar.
“syukurlah besinya tidak terlalu dalam masuk ke betis anda.”
Jelas pria itu.
Pria tersebut membersihkan luka tusuk tersebut, kemudian membalutnya dengan kain kasa. Sesegera tangan kiri Cantika dipasang infus. Kemudian terlihat dokter itu mengambil jarum suntik dengan mengambil cairan dari botol kecil.
“maaf mbak, sekarang saya suntikkan dari bokong anti tetanus ya. Karena tadi besi yang tertancap sangat berkarat.”
Pria tersebut membalikkan sedikit tubuh Cantika. Kemudian menyuntikkan Cairan itu ke tubuhnya. Setelahnya membersihkan luka di keningnya dan memberinya perban. Setelahnya mencek kondisi tekanan darah dan kondisi jantung.
“mbak, pakaian anda sangat kotor. Kalau saya ganti gimana? Mbak saya ini dokter, dan saya tidak akan melanggar kode etik kedokteran .”
kata pria itu kepada Cantika. Karena sudah merasa lemas cantika hanya menggeleng tanda setuju.
Bajunya yang menempel di badannya langsung dikoyak menggunakan gunting, dan membersihkan tubuh Cantika yang bergelumuran lumpur dari tumpukan sampah tersebut menggunakan air hangat. Setelah bersih baru menggantikan pakaian dengan baju milik pria tersebut. mungkin karena pengaruh obat Cantika langsung tertidur.
Entah berapa lama Cantika tertidur, dengan pelan cantika membuka kedua matanya. Ada yang berbeda, ranjang sudah berganti menjadi agak lebih besar. Tangan kirinya seperti jarum infus, sementara tangan kananya jarum seperti untuk mentransfusi darah. Pengelihatanya masih seperti kabur, dan terlihat Pria itu menyuntikan sesuatu di infus itu, dan lama-lama kelamaan Cantika kembali tertidur.
Perlahan Kedua mata Cantika terbuka, dan melihat Pria itu berada disampingnya. Senyuman dari Pria itu langsung menyambutnya. Tapi ratu kejam itu tidak demikian, masih terlihat di raut wajahnya sisi kesombongannya.
“syukurlah mbak sudah siuman, dan mbak sangat beruntung saya lagi libur selama dua hari jadi bisa merawat mbak disini.” Ujarnya kepada Cantika.
“gantungan darah itu kemana?, kenapa itu harus ada?” tanyanya kepada pria itu.
“mbak banyak mengeluarkan darah, dan beruntungnya golongan darah kita sama. Oh ya gimana perasaan mbak sekarang? Sudah ada perubahan? “ jelas pria itu kepada Cantika.
Bukannya menjawab pertanyaan dokter itu, Cantika mencoba menggerakkan kakinya yang terluka dan ternyata berhasil digerakkan. Melihat hal itu pria yang menolongnya tersenyum, seraya mencabut jarum yang mengalirkan infusnya kemudian membuka perban kakinya serta menggantinya dengan perban yang lebih kecil.
Terdengar diluar pria tersebut mengucapkan terimakasih kepada anak perempuan yang menjaga Cantika selama Pria itu pergi dari rumah, anak perempuan itu dipercayakan pria itu untuk menjaga sang ratu kejam yang dirawat dirumahnya.
“maaf mbak agak pulang telatnya seharusnya jam lima sore tugas sudah selesai, tadi dirumah sakit ada seremonial untuk memperingati kematian pemilik rumah sakit, selesainya baru jam delapan malam.” Jelasnya kepada Cantika yang duduk tepi ranjang pria itu.
Cantika tidak menyahutnya terlihat kesedihan diraut wajahnya. Dan hal itu menjadi perhatian Pria yang berkata kepadanya.
“mbak sudah bisa berdiri dan terlihat jauh lebih sehat. oh ya nama mbak siapa? Kemana mbak saya antar pulang?” lagi-lagi pria itu berkata kepada cantika.
Bukannya menyahutnya atau menjawabnya, tapi kerah kemeja pria ditariknya. Seketika Cantika mencium bibir pria itu sembari memegang lehernya dengan kuat, awalnya pria itu sedikit memberontak hingga akhirnya ciumannya terbalas oleh pria itu.
Kemeja yang dipakai Pria itu langsung dibuka paksa oleh Cantika, kini dada bidangnya sudah terpampang nyata didepannya, seketika itu juga ratu kejam itu membuka kemeja yang dipakainya hingga akhirnya mereka berdua tanpa balutan pakaian.
Kini Pria tersebut sudah berada diatas tubuh Cantika dan mulai mencumbui leher dan berakhir di dadanya, terdengar erangan lembut dari mulut Cantika yang membuat pria itu semakin nafsu. dengan pelan kedua kakinya di buka dan rudal besar milik pria tampan yang mengaku sebagai dokter itu sudah tegak sempurna dan perlahan masuk ke liang sempit kenikmatan milik Cantika.
Perlahan tapi pasti gerakan maju mundur membuat ratu kejam itu merintih kesakitan, lama-kelamaan menjadi ******* nikmat. Cantika yang pada dasarnya suka mendominasi, dengan paksa menarik pinggul Pria yang berada diatasnya dan rudal besar milik pria itu terlepas dari lubang nikmat itu, sang ratu mendorong tubuh Pria Tampan itu hingga tertidur terlentang. Cantika sudah duduk diatas pahanya dan perlahan menuntun rudal besar masuk ke liang nya. Pelan tapi pasti, goyangan membuat Pria itu mendesah kenikmatan.
Cantika sudah berada dipuncak kepuasan tapi tidak dengan pria itu, tubuh sang ratu sudah lemas berada diatas tubuh sang Pria. Rudal besar miliknya di cabut nya dari liang nikmat itu secara perlahan tubuh sang ratu di balikan hingga terlentang dan membiarkan istirahat sejenak.
Pria bertubuh sedikit berisi dan tampan rupawan mulai mencumbui tubuh sang ratu, dan itu mulai membangkitkan gairahnya. Secara perlahan Rudal yang tegak sempurna masuk kembali ke liang milik sang ratu, secara perlahan mereka sama-sama menikmati permainan tersebut.
Posisi demi posisi bergantian hingga akhirnya cairan kenikmatan dari kedua insan yang tidak saling mengenal itu menyatu dalam padu kasih satu malam. tubuh mereka tergeletak lemas setelah berpadu kasih dengan nafsu yang tidak terkendali, karena kelelahan kedua insan tersebut akhirnya tertidur.
Berpadu kasih dalam kenikmatan dalam cinta satu malam, dua insan yang tidak saling mengenal itu menyatu dalam nafsu dan menikmati malam yang mereka buat sendiri.
Cantika terbangun dari tidurnya, dilihatnya kain yang melapisi kasur ranjang itu sudah bercak darah merah dan tentunya itu adalah miliknya. Kemudian dia menatap lelaki yang tertidur disampingnya, kemudian tersenyum sinis tanpa raut penyesalan. Lalu beranjak pergi meninggalkan pria yang tidak kenalnya tapi bercinta dengannya.
*************
Esok harinya Cantika bersama Tyas sudah hadir dirumah sakit Cantika yang merupakan rumah sakit miliknya dan menuju Aula, karena saat ini ada seorang dokter yang sedang persentase akan temuannya terhadap penanganan dan pengobatan terhadap kanker mulut rahim.
Terlihat para pegawai dan petinggi rumah sakit heran dan terkejut melihat kehadiran Cantika, akan tetapi dirinya tidak heran, karena Tyas sudah menceritakan apa yang membuat mereka heran dan terkejut.
Setelah sampai di aula ada beberapa pegawai yang ikut tercengang kaget karena kehadiran Cantika, begitu juga Dengan dokter yang melakukan Persentase di podium.
“tenang semua, saya masih hidup dan berdiri didepan kalian semua ini.” Setelah mengatakan demikian matanya tertuju kepada dokter yang berdiri di podium.
“Kamu, ikut saya keruangan”.
perintahnya kepada dokter yang berada diatas podium itu.
Dokter itu kaget bukan karena kabar kematian sang Ratu, tapi kaget melihat cinta satu malamnya berada tepat dihadapannya. Dokter tersebut mengikuti Cantika dan Tyas bersama 15 pengawal sekaligus.
Kantor pusat perusahaan Cantika yang menaungi Rumah sakit bertaraf internasional, pabrik farmasi, klinik kecantikan, perbankan dan teknologi informasi. Kantor pusat berada tepat dibelakang rumah sakit yang hany dibatasi oleh taman. akhirnya mereka tiba diruangan Cantika, dokter itu hanya terduduk tepat dihadapan meja Cantika, sementara Tyas berada di meja didepan ruangan sang ratu.
“anda saya undang kemari bukan untuk bertanya tentang penelitian mu terhadap kanker itu, tapi saya ingin memperjelas kejadian kemarin itu.” Ungkapnya kepada dokter itu, akan tetapi dokter itu hanya terdiam. Sampai akhirnya Tyas datang membawa berkas dalam map biru.
“Tyas.....
bacakan dokumennya.” Perintah sang ratu kepada adiknya.
“Dokter Daren, sebagai Dokter umum tetap sekaligus sebagai Dokter Residen di departemen pusat kanker. Mama dengan penyakit kanker mulut rahim dan adik perempuan anda yang menderita kanker pangkreas yang dirawat di rumah sakit cantika, dan setengah biayanya ditanggung oleh pihak rumah sakit dan sisanya dicicil dengan potongan gaji.
Dokter Daren mendapatkan beasiswa dari rumah sakit Cantika untuk Program S2.”
dengan tegas Tyas membacakan dokumen tentang Dokter tersebut.
Dengan memberikan kode kepada Tyas untuk menyuruhnya meninggalkan raungannya, dan seketika itu juga Tyas meninggalkan mereka berdua di ruangan mewah itu.
“Dokter Daren, apakah anda menyangkalnya?”
“tidak mbak.” Jelasnya.
“anda pasti ingat kejadian akan malam itu, oleh karena itu anda harus bertanggung jawab atas semua tindakan anda. Dan satu lagi panggil saya dengan bu bos. Paham?” Ujar sang ratu kepadanya.
“bu bos maunya apa?” tanya dokter itu kepada sang ratu.
“saya ingin kamu menikahi saya.” Kata sang ratu dengan gamblangnya.
“tapi kita melakukannya dengan atas dasar suka sama suka.” Demikian penjelasan Dokter Daren.
“jika dokter Daren menolak menikah dengan Saya, maka anda akan saya tuduh telah memperkosa saya, buktinya adalah sel ****** anda yang masih melekat pada baju yang saya pakai yang anda berikan saat dirumah anda sendiri. Mama dan Adikmu akan dikeluarkan dari rumah sakit ini, seluruh biaya pengobatannya akan ditagih kepada anda. Beasiswa anda akan dicabut serta anda akan saya pecat dari rumah sakit.”
Wajah tampan Dokter Daren terlihat merah dan kecemasan terlihat nyata. Jika dipecat dan beasiswa dicabut hingga dipenjara karena dituduh memperkosa, itu tidak masalah baginya. Akan tetapi Mama dan adiknya harus sembuh karena keluarganya adalah segalanya baginya.
Daren berpikir keras untuk membuat keputusan yang tepat, karena salah mengambil keputusan nasib Mama dan adiknya pasti akan kacau balau. Karena kedua perempuan itu adalah keluarga yang dimilikinya saat ini.
“setelah menikah dengan bu bos, apa yang saya dapatkan?”
Daren berkata demikian kepada sang bos itu.
Cantika tidak langsung menjawabnya, malah memberikan Foto seorang laki-laki kepadanya dan kemudian menatap Daren dengan sinis.
“foto itu saya ambil dari rumah anda, asal dokter tahu kalau laki-laki tersebut juga korban dari ganasnya keluarga besar ku. Tentunya anda sudah mengetahui dari gosip liar dirumah sakit ini.
saya akan membantu anda mengungkap siapa dalang yang membunuh pria dalam itu, jika handa mau uang, jabatan akan saya berikan. Asal anda mau menikah dengan saya.”
“ini foto Almarhum Papaku, bagaimana anda bisa tahu?” tanya Daren dengan penasaran
“akan saya jawab setelah kita menikah.” Ungkapnya kepada Dokter Daren.
“tolong berikan saya waktu untuk berpikir.” Mintanya kepada sang ratu.
“waktu berfikir mu 24 jam dari sekarang, karena saya benci untuk menuggu.” Demikian penjelasannya kepada dokter Daren.
Dokter Daren keluar dari ruangan sang ratu kejam itu dengan penuh beban pikiran, Daren memang belum pernah ketemu dengan Cantika, itulah sebabnya dia tidak mengetahui cinta satu malamnya adalah sang bos dengan Predikat ratu kejam. Menikah dengan ratu kejam akan menambah kesulitan dan juga kekuatan ekstra, gosip dari rumah sakit yang mengatakan kedua keluarga besar dari pihak Papa dan Mamanya saling berebutan harta dan mereka tidak segan menyingkir yang dianggap menghalangi mereka.
Pov Daren
Selesai bertugas di rumah Sakit, Daren kembali ke rumahnya, untuk sekedar istirahat sembari mencek apakah ada Pasien yang menunggu di rumahnya.
‘syukur lah tidak ada pasien.’
Demikianlah gumamnya dalam hati, sambil berlalu ke kamarnya untuk rebahan.
Daren mencoba untuk memejamkan matanya, akan tetapi permintaan sang ratu kejam untuk menikahinya masih terus terngiang dipikirkannya. Mama dan Adik Perempuan harus berhasil sembuh, cinta satu malamnya bersama Cantika dan ancaman dari CEO itu tidak main-main, itulah yang dipikirkannya saat ini.
‘tidak ada jalan lain, Aku harus menikah dengan ratu kejam itu, dan ini mungkin akan membuka rahasia lain yang belum diungkap. Jika seandainya dia hamil akan perbuatanku sebagai laki-laki aku harus bertanggung jawab.’
Daren berbicara dengan dirinya sendiri untuk meyakinkan dirinya untuk menikah dengan Cantika. Setelah menetapkan keputusan yang berat itu, Daren mengambil handphonenya untuk memberitahu keputusan kepada Raju kejam.
Belum beberapa menit, pesan WA (WhatsApp) darinya langsung mendapat jawaban, lebih tepatnya adalah perintah untuk menemui CEO berpredikat ratu kejam agar menemui di ruangan besok jam 1 siang. Setelah membaca pesan tanpa membalasnya Daren mencoba untuk tidur, dan lagi-lagi keputusan yang dibuatnya malah tidak bisa membuatnya tidur.
Karena tidak bisa tidur Daren membersihkan dirinya di kamar mandi, setelahnya bersiap-siap untuk berangkat ke rumah sakit untuk menjaga Mama dan Adiknya yang sedang dirawat, selama 2 bulan ini hari-harinya dihabiskan di rumah sakit untuk bekerja dan menjaga Mama dan Adik Perempuan Nya.
Seperti biasa Daren berjalan kaki menuju rumah sakit melalui pemukiman kumuh, tempat para pendatang dari kota lain yang mencoba mengais rejeki di kota ini tapi apa daya, mereka kalah persaingan di kota metropolitan ini. Dan keberadaan mereka tidak terdata oleh pemerintahan Kota setempat alhasil mereka kesulitan untuk mengakses pendidikan dan kesehatan.
Hal ini menambah keterpurukan para penghuni pemukiman kumuh itu, Daren yang pada dasarnya berhati dermawan hanya bisa membantu lewat medis untuk memberikan pertolongan bagi yang membutuhkan tanpa dipungut biaya.
“Dokter..... Dokter....”
Seorang wanita paruh baya memanggilnya dari belakang.
Daren sudah sangat akrab dipemukiman itu sebagai Dokter yang berhati mulia, hampir setiap hari pemukiman kumuh itu didatangi oleh Daren hanya untuk mengecek kesehatan para warga yang tidak beruntung. Terkadang para penghuni pemukiman kumuh datang ke rumah Daren untuk memintak pertolongan medis.
“Kenapa Bu? Apa yang bisa ku bantu?
Wanita paruh baya hanya menangis tanpa menjawab pertanyaan Daren.
Sambil menangis wanita itu menarik tangannya ke sebuah gubuk, ternyata di gubuk itu seorang gadis kecil sedang kesakitan sambil menangis. Tanpa basa-basi Daren langsung membuka tasnya yang berisi pelataran medisnya. Dengan cekatan Daren memeriksa bagian perut dari gadis kecil itu, kemudian memeriksa mata dan mulutnya.
“Bu...
Anak ibu ini diare dan perutnya yang gembung membuatnya merasa kesakitan. Saya suntik ya Bu, biar obatnya cepat bersaksi.”
Wanita paruh baya itu hanya mengangguk setuju sembari menangis.
Setelah penanganan medis diberikan, perlahan gadis kecil berhenti meronta kesakitan. Daren memberikan obat tambahan dan vitamin untuk gadis kecil yang sedang sakit. Ketika hendak beranjak hendak pergi, Wanita paruh baya itu memegang tangan Daren dengan tatapan sedihnya sambil menyeka air matanya. Dan wanita itu mengambil sesuatu yang dibungkus dengan plastik kresek.
“Dokter...
Suami ibu meninggal karena dikeroyok orang, dan sebelum menghembuskan napas terakhirnya, Suamiku menyebut nama Rido Tio Daren, sembari memberikan benda ini.Saat itu saya tidak tahu siapa itu Rido, setelah bertanya kepada warga disini ternyata itu adalah ayah Dokter.
Ibu juga tidak tahu, apa benda ini milik ayahmu Dokter. Dan ini ibu serahkan kepada Dokter, siapa tahu ini bisa membantu dokter untuk menemukan siapa pelaku pembunuh Ayah kamu dan pengeroyokan terhadap suami ibu.”
Daren hanya menerima benda, sambil memperhatikan mimik wajah ibu itu yang masih menangis saat memberikan benda yang sudah ditangan Daren.
“apa ini bu?”
Daren bertanya untuk memperjelas apa isi plastik kresek yang diterimanya.
“ibu juga tidak dokter, tapi itu ibu dapat dari saku jaket suamiku.
Ibu pasien itu menjawabnya dengan lirih.
“Baiklah bu nanti saya periksa.
Daren menanggapi perkataan ibu itu dan pamit untuk pulang.
Sesampainya dirumah sakit, Daren langsung masuk ke ruang perawatan Mama dan adiknya yang dibuat dalam satu kamar ruangan untuk mempermudah pengawasan oleh Daren, setelah memastikan semua sudah aman Daren tertidur dilantai dengan beralaskan tikat.
Daren sangat penasaran dengan isi plastik kresek yang diberikan ibu pasien dipemukiman kumuh itu dan dengan hati-hati membukanya agar tidak menimbulkan keributan yang bisa membangunkan Mama dan Adiknya.
***********
Sudah jam 1 siang, Daren langsung menuju ruangan Cantika yang berada dilantai 7 dengan menggunakan lift. Begitu Daren berada diruangan mewah itu, Cantika bersama seorang wanita yang berpakaian elegan sudah menunggu Daren diruangan.
“apa yang membuat anda mau menikah dengan saya?” ratu kejam itu bertanya kepadanya
Daren Hanya terdiam, karena sebenarnya dirinya tidak ingin menikah dengan ratu kejam itu, Mama dan adiknya, Cinta satu malam bersama sang ratu dan Kasus kematian Papanya yang belum terungkap sampai sekarang. Pihak berwajib seolah-olah menyembunikan sesuatu akan kematian Papanya.
“Saya tidak perduli apapun alasanmu, yang penting anda datang kemari itu artinya persetujuan. Dokter Daren, sebelum kita menikah anda harus menandatangani perjanjian pranikah ini, dan Anda bisa membacanya terlebih dahulu.”
Cantika berujar demikian sembari menyodorkan lembaran kertas.
Setelah membaca perjanjian itu dengan seksama, Daren langsung menandatangani perjanjian pranikah dihadapan Cantika. Kemudian menyerahkan kembali berkas itu ke Cantika.
“Dokter Daren, setelah menandatangani perjanjian ini, berarti semua anda sanggupi. Salinan berikut foto copynya akan diserahkan Bu Nina selaku Notaris dan lusa kita akan menikah.”
Demikian penjelasan Cantika, dan Daren tidak terkejut akan hal itu.
Perjanjian pranikah itu hanya menguntungkan bagi Cantika, karena memang pada dasarnya Cantika hanya menganggap Daren sebagai status dan alat baginya. Daren hanya bisa menerimanya dengan lapang dada, sampai tiba waktunya sesuai dengan perjanjian pranikah itu, dan pil pahit itu harus ditelan oleh Daren seorang diri.
Mama dan Adiknya adalah segalanya baginya, jika bukan karena kedua orang yang dicintainya itu, Daren akan menolak menikah dengan ratu kejam itu. Jika memang harus terseret akan urusan keluarga besar Cantika, itu tidak masalah bagi Daren.
Pernikahan dan perjanjian pranikah, Daren merahasiakannya dari Mamanya dan Adik nya demi menjaga kestabilan kesehatan dari kedua orang yang dicintainya itu. Daren langsung disuruh pulang kerumahnya untuk mengambil barang yang dibutuhkan dirinya, karena setelah menikah Daren akan tinggal dirumah Cantika.
Tanpa terasa waktu berjalan dengan cepat, tibalah hari pernikahan mereka. Sebenarnya Daren sangat bingung karena semua urusan tentang pernikahan Nya terlaksana begitu cepat dan instan. Tapi apa daya, Daren tidak berhak untuk mempertanyakan hal itu kepada Cantika karena perjanjian pranikah.
“Dokter Daren, anda tidak akan bisa menyentuhku selama belum mendapatkan ijin dariku, paham?
Cantik mempertegas kembali akan isi surat perjanjian saat malam pertama mereka.
“iya...
Daren menjawabnya tanpa menolehnya.
“satu lagi, kamu harus tetap memanggil dengan bu bos, karena pernikahan kita hanya sebatas diatas kerta dengan kesepakatan yang kita buat. Anda tidak boleh makan diruang makan, silahkan makan di daput dengan pelayan lainnya.
Daren hanya mengangguk untuk menaggapinya.
“perjanjian kita ini hanya berlaku untuk Saya pribadi bukan untuk untuk Mama dan adikku. Saya mohon tolong jangan libatkan mereka berdua.”
dengan Suara pelan Daren memohon kepada ratu kejam itu yang menjadi istrinya.
“itu semua tergantung dengan sikap dan tindakan anda, keselamatan mereka tergantung kepada kamu, saya kira anda akan paham dengan ucapanku. Selamat malam.
demikian penjelasan istrinya, yang berhasil membuat Daren hanya terdiam diranjangnya yang terpisah dengan ranjang istrinya.
Daren adalah boneka bagi Cantika, Pria yang baru saja menikahinya atas kemauannya sendiri dan tentunya ini adalah keuntungan baginya, dengan demikian Cantika berhasil mendapatkan warisan Tanah yang luas dari Almarhum Kakeknya sesuai dengan wasiat yang terdafar yang dibuat oleh almarhum Kakeknya.
Perubahan Status sosial membuat Daren sedikit merasa canggung, dirumah sakit tempat prakteknya para pegawai yang menyanjungnya ketika berhadapan dengannya, akan tetapi menggunjingnya ketika Daren tidak berada diantara mereka.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!