NovelToon NovelToon

Suami Ku Hantu

Bab 1 Pernikahan Aneh

Pernikahan Aneh.

Jia Li menatap ke arah ayahnya yang tidak percaya dengan ucapan ayahnya untuk memintanya menikah dengan Van Costel IV yang merupakan anak pertama Keluarga bangsawan Van Rogh Costel III yang tinggal di lembah Moldova, Rumania.

Dia harus menggantikan Jingmi, adiknya dari lain ibu untuk menikah sedangkan dirinya yang masih berusia tujuh belas tahun itu masih seorang pelajar sekolah.

Jia Li yang merupakan anak kedua dari keluarga imigran Cina yang tinggal di Rumania langsung terdiam dengan menahan kedua airmatanya agar dirinya tidak menangis.

"Menikah ayah ?", ucap Jia Li.

"Iya, menikah", sahut Kwee Lan.

"Tapi Jia Li masih berumur tujuh belas tahun, ayah..., dan masih sekolah... Bagaimana mungkin Jia Li menikah sedangkan Jia Li masih ingin belajar !?", kata Jia Li sendu.

"Apakah kamu membantah perintah ayah ?", tanya Kwee Lan.

"Tidak ayah, Jia Li tidak bermaksud untuk melakukannya, Jia Li tidak berani membantah perintah ayah", sahut Jia Li langsung jatuh berlutut di lantai ruangan rumahnya.

"Kalau begitu dengarkan perintah ayah dan menurutlah demi keselamatan keluarga kita, Jia Li, ayah memohon kamu menerima pernikahan ini, Jia Li", pinta Kwee Lan.

"Ayah...", ucap Jia Li.

"Jika kita menolak lamaran pernikahan ini maka kita semua tidak akan selamat di Rumania ini, Jia Li", kata Kwee Lan.

"Ayah...", sahut Jia Li.

"Hanya kamu yang dapat membantu ayah untuk menyelamatkan keluarga ini, Jia Li", kata Kwee Lan.

"Tapi kenapa Jia Li, ayah !?", ucap Jia Li bersedih.

"Karena keluarga bangsawan Van Rogh Costel III menginginkan seorang mempelai pengantin yang beraroma bunga plum yang khas dan ciri-ciri itu mereka temukan pada dirimu Jia Li", kata Kwee Lan.

"Darimana mereka mengetahuinya, ayah ?", tanya Jia Li.

"Pada saat utusan keluarga bangsawan Van Rogh Costel III datang ke rumah ini untuk melakukan transaksi bisnis dengan ayah, utusan itu melihat Jingmi yang sedang bermain di halaman rumah dan mencium aroma bunga plum disekitar Jingmi tetapi utusan itu keliru yang sebenarnya perempuan yang beraroma bunga plum khas itu adalah kamu, Jia Li, bukan Jingmi", kata Kwee Lan.

"Aroma bunga plum !?", ucap Jia Li.

"Iya dan karena Jingmi menolak lamaran pernikahan ini maka keluarga bangsawan Van Rogh Costel III marah sehingga mengancam keluarga kita untuk menghancurkan bisnis ayah dan mengancam keselamatan seluruh keluarga ini, Jia Li", kata ayah.

"Oh, ayah...", ucap Jia Li bersedih.

"Ayah mohon padamu, Jia Li, tolong selamatkanlah keluarga kita, Jia Li, ayah memohon dengan teramat padamu", pinta ayah lalu jatuh terduduk di atas kursi.

"Ayah..., aku akan menerima lamaran pernikahan ini..., ayah...", ucap Jia Li sambil memegangi tubuh ayahnya.

"Benarkah, kamu menerima lamaran pernikahan ini, Jia Li !?", kata Kwee Lan dengan kedua mata berbinar-binar.

"Iya, ayah", sahut Jia Li.

Jia Li hanya menganggukkan kepalanya pelan dengan senyuman yang tulus meski dalam hatinya dia sangat bersedih.

TENG... TENG... TENG...

Terdengar suara dentang jam di sebuah ruangan kamar mewah.

Seorang perempuan tengah duduk dengan mengenakan gaun pengantin yang sangat cantik sekali tapi anehnya warna gaun pengantin yang dia kenakan berwarna hitam, mulai dari tutup kepala hingga ujung kakinya semuanya berwarna hitam.

Jia Li merasa aneh ketika pihak keluarga mempelai pria menyuruhnya mengenakan gaun pengantin berwarna hitam itu.

"Kenapa aku harus memakai gaun berwarna hitam di pernikahanku ini ?", ucap Jia Li menghapus air matanya.

Jia Li tidak kuasa harus menjalankan acara pernikahan anehnya itu.

"Aku merasa sangat aneh dan bagaimana aku harus menjalani pernikahanku ini !?", isak tangis Jia Li.

Seharusnya Jia Li menikah dengan mengenakan gaun pengantin yang indah tetapi dia tidak pernah membayangkan dia harus memakai gaun hitam pada pernikahannya.

Untuk menghidari konflik dan ancaman dari keluaraga bangsawan Van Rogh Costel III maka keluarga Kwee menerima pernikahan itu dan menikahkan Jia Li tetapi dengan syarat mereka mendapatkan keamanan dari keluarga Van Rogh Costel III selama mereka tinggal dan menetap di Rumania.

Pernikahannya sangat aneh karena Jia Li tidak melihat calon pengantin prianya pada saat acara pernikahan berlangsung.

Jia Li yang saat itu tengah mengenakan gaun pengantin berwarna hitam yang disediakan oleh pihak keluarga Van Costel IV, hanya bisa terdiam ketika menjalani acara pernikahan anehnya di sebuah hotel mewah bintang lima.

Ketika acara tukar cincin dimulai, pengantin pria tidak juga kunjung datang sehingga ayah dari Jia Li menjadi cemas dan bertanya pada utusan keluarga bangsawan Van Rogh Costel III.

"Kemanakah mempelai prianya ? Apa dia tidak ingin menikah ?", tanya Kwee Lan heran.

"Tuan Van Costel IV masih di luar negeri dan pesawat yang dia naiki terhalang badai", ucap Antolin Lucian.

"Apakah pernikahan ini akan ditunda sampai Van Costel IV datang ?", tanya Kwee Lan.

"Jangan banyak bicara dan lanjutkan acara pernikahannya sampai selesai !", ucap Antolin Lucian, utusan keluarga Van Rogh Costel III dengan mata berkilat saat memandang Kwee Lan yang ketakutan.

"B--baik Tuan Antolin Lucian...", ucap Kwee Lan gemetaran.

"Tidakkah sebaiknya kita menunggu Tuan Van Costel IV, bukankah itu lebih baik lagi untuk kedua pengantin", ucap penghulu pernikahan.

"Tidak, kita tetap lanjutkan acara pernikahan ini, dan biarkan penghulu melanjutkannya", sahut Antolin Lucian.

Terlihat kilat di mata Antolin Lucian saat memandang ke arah penghulu itu. Dan di luar kendali, penghulu menuruti perintah Antolin Lucian, utusan keluarga bangsawan Van Rogh Costel III untuk melanjutkan acara pernikahan antara Jia Li dengan Van Costel IV.

Pernikahan Jia Li yang terasa aneh tanpa mempelai pengantin pria hadir di acara pernikahan, menambah suasana menjadi ganjil dirasakan Jia Li tetapi dia tidak mampu berbuat apapun karena semuanya berada dibawah tekanan Antolin Lucian.

TENG... TENG... TENG...

Suara dentang jam yang berbunyi nyaring semakin membuat suasana acara pernikahan Jia Li tanpa adanya Van Costel IV menjadi mencekam serta menegangkan.

Jia Li yang mengenakan gaun pengantin hitam berdiri di depan penghulu pernikahan, terlihat tengah menyematkan cincin pernikahannya di jari manis Jia Li yang gemetaran.

"Pernikahan telah sah dan Jia Li sekarang resmi menjadi istri sah dari Tuan Van Costel IV", ucap penghulu pernikahan dengan nada ketakutan saat dia menatap ke arah Antolin Lucian.

Antolin Lucian menganggukkan kepalanya pelan sambil memberi isyarat khusus kepada penghulu pernikahan.

Penghulu pernikahan bergerak perlahan ke arah sebuah meja bulat di samping tempatnya berdiri dan dia bergegas mengambil secawan minuman dari atas nampan perak lalu berjalan kembali ke arah Jia Li dan seperti di bawah kendali Antolin Lucian, utusan keluarga Van Rogh Costel III. Penghulu pernikahan itu memberikan cawan minuman kepada Jia Li.

Gadis berparas cantik jelita itu serta beraroma wangi bunga plum yang khas menolak untuk meminumnya.

"Tidak ! Aku tidak ingin meminumnya ! Jangan paksa aku !", tolak Jia Li dengan usaha yang keras.

Dua orang berpakaian setelan jas hitam lengkap tiba-tiba berdiri disamping Jia Li seraya memegangi kedua tangan gadis cantik jelita itu dengan kasarnya dan menahan dirinya untuk tidak banyak bergerak.

"Lepaskan !", teriak Jia Li meronta.

"Minumlah ini Nona Jia Li demi keselamatan kita semua di tempat ini, aku mohon padamu !", kata penghulu pernikahan yang sangat ketakutan itu.

"Jia Li...", panggil Kwee Lan.

"Ayah !", teriak Jia Li.

"Lakukan perintah penghulu pernikahan jika ingin ayahmu selamat, Nyonya Van Costel III !", ucap Antolin Lucian.

Terlihat Antolin Lucian mencekik leher Kwee Lan dengan tangannya seraya menatap tajam ke arah Jia Li.

"Lepaskan ayahku !", teriak Jia Li.

"Minumlah ini dulu, Nona Jia Li ! Aku mohon padamu !", pinta penghulu pernikahan itu mengiba dengan tangan gemetaran.

"Hmph ! Ti--tidak ! J--jangan paksa aku untuk meminumnya !", teriak Jia Li marah.

Jia Li yang terlihat berusaha keras untuk menolak minuman yang diberikan oleh penghulu pernikahan itu kepada dirinya, terus menerus meronta dengan kerasnya. Namun, semua usahanya gagal dan penghulu pernikahan itu berhasil memaksa gadis cantik itu untuk meminumnya dan hal itu membuat Jia Li hampir menangis karenanya tapi dia berusaha kuat untuk menahan tangisannya agar tidak pecah.

Glek... Glek... Glek...

Jia Li meminum habis cawan berisi minuman khusus itu dan tersedak pelan.

Wajah Jia Li berubah memerah dan terasa panas terbakar, dia hampir melototkan kedua matanya setelah dia meminumnya.

"Apa...yang...kamu berikan padaku...?", tanya Jia Li.

Tubuh Jia Li langsung bergetar hebat dan tiba-tiba dia memegangi kedua matanya yang memanas.

"Tidak ! Kenapa dengan mataku !", teriak Jia Li.

"Itu minuman khusus yang diperuntukkan kepada anda, sebagai pengantin perempuan agar dapat melihat pulau terpencil yang ada di laut hitam, tempat tinggal Tuan Van Costel IV sekarang", ucap Antolin Lucian.

"Ukh !? Argh !?", pekik Jia Li kesakitan.

Antolin Lucian yang merupakan utusan keluarga Van Rogh Costel III memberi perintah kepada dua orang pria yang ada di ruangan itu untuk membawa Jia Li dengan paksa dari hotel mewah tetapi suram untuk pergi meninggalkan tempat itu secepatnya tanpa ada seorangpun yang boleh ikut bersama dengan mereka kemana mereka pergi.

Bab 2 Pulau Terpencil Di Laut Hitam

Pulau Terpencil Di Laut Hitam

Sebuah perahu kecil terlihat mengapung di atas permukaan laut hitam, Jia Li duduk seorang diri di perahu yang bergerak pelan menuju ke tengah lautan.

Disini setelah Jia Li selesai merayakan pernikahannya dia dikirim ke sebuah pulau terpencil yang terletak di Laut Hitam yang tidak terlihat.

Hanya orang tertentu yang mendapatkan izin dari keluarga Van Rogh Costel III untuk datang ke pulau terpencil di laut hitam.

Alasan pihak dari keluarga bangsawan Van Rogh Van Costel III memberi Jia Li minuman khusus adalah bertujuan untuk membuat dirinya dapat melihat pulau terpencil yang ada di tengah-tengah laut hitam.

"Aku akan pergi kemana, dan perahu ini bergerak terus maju ke tengah lautan !?", ucap Jia Li.

Perahu yang Jia Li naiki memasuki sebuah area di tengah lautan dan tiba-tiba Jia Li melihat sebuah pulau di depannya.

"Pulau ? Aku tadi tidak melihat pulau ini lalu bagaimana pulau itu tiba-tiba muncul ?", ucap Jia Li merinding ketakutan.

Namun apa daya Jia Li karena dia tidak mampu berbuat apa-apa dan dia seorang diri di atas perahu kecil itu.

Perahu kecil yang membawa Jia Li sampai di tepi pulau terpencil yang sangat suram itu.

Jia Li lalu turun dari atas perahu kecil itu dan berjalan memasuki pulau itu sesuai pesan keluarga Van Rogh Costel III untuk pergi ke sebuah kastil yang ada di pulau terpencil itu.

Gadis berparas jelita itu tiba di sebuah kastil megah yang ada di area pulau kemudian Jia Li masuk ke dalam kastil itu.

KRIEEET...

"Hallo ! Ada orang di dalam ?", ucap Jia Li saat pintu kastil terbuka dengan sendirinya.

Tidak ada sahutan maupun seseorang yang terlihat di dalam kastil megah itu.

Aura mencekam menyelimuti suasana kastil megah yang suram.

Jia Li berjalan pelan memasuki ruangan kastil tua nan seram dengan lampu temaram seraya menolehkan kepalanya ke arah sekitar ruangan kastil tua.

"Hallo...", panggil Jia Li lagi.

Namun, tetap tidak terdengar suara yang menjawab sapaannya. Jia Li merasakan bulu kuduknya berdiri serta tubuhnya menjadi dingin.

Suasana mencekam serta udara dingin yang menusuk tulang tubuhnya membuat Jia Li semakin ketakutan saat berada di dalam ruangan kastil tua yang megah itu.

Jia Li melangkahkan kembali kakinya di tengah-tengah ruangan dengan hamparan permadani warna-warni yang indah namun terlihat kusam.

Lampu kristal-kristal kecil yang temaram menghias di seluruh sudut ruangan kastil tua itu.

"Kastil apakah ini ?", ucap Jia Li dengan mata penuh ketakutan.

Sebuah tangga melingkar menghias sudut ruangan kastil tua yang megah dan dingin, tangga-tangganya yang terbuat dari emas tampak indah.

Sebuah lukisan tua berlatar belakang kastil yang cukup besar berada terpasang di dinding ruangan kastil tua itu, dengan lukisan seorang pemuda berwajah asing yang sangat tampan dengan senyumannya yang ramah tercetak di dalam lukisan itu.

Pada saat Jia Li menyalakan lampu di ruangan itu, dia melihat sebuah peti dari air laut hitam yang melayang.

"Apakah itu ?", ucapnya pelan.

Jia Li mendekati peti dari air laut hitam, ketika dia menengok ke dalam peti itu, dia melihat jasad seorang pria yang terbaring diam dengan tubuh pucat pasi disana.

"AAAAAAKHHH... !!!", jerit Jia Li.

Disinilah dia mengetahui bahwa pria yang dia nikahi adalah pria bangsawan bernama Van Costel IV yang sudah mati dan jasadnya dimakamkan di dalam peti terbuat dari air laut hitam.

"Si--siapakah orang itu ?", tanya Jia Li ketakutan.

Jia Li jatuh lemas terduduk di atas lantai ruangan kastil tua dengan wajah pucat pasi serta gemetaran.

"A--pakah dia adalah pengantin pria yang dinikahkan denganku ?", ucap Jia Li.

Jia Li tertegun diam memandangi peti yang terbuat dari air laut hitam terdapat jasad seorang pria muda berwajah tampan rupawan dengan mengenakan pakaian setelan jas lengkap terbaring kaku.

Gadis cantik berparas nan jelita hanya kebingungan seorang diri di ruangan kastil tua itu, dia tidak mampu menutupi rasa takutnya saat melihat orang yang dinikahkan dengannya adalah pria mati.

Van Costel IV ternyata pengantin pria yang telah meninggal dunia dan dimakamkan jasadnya di dalam air laut hitam yang berbentuk peti.

"Suamiku hantu...", ucap Jia Li.

Jia Li membelalakkan kedua matanya seraya memegangi wajahnya dengan kedua tangannya.

"I--tu tidak mungkin terjadi..., aku tidak mungkin menikahi seorang pria mati...", kata Jia Li.

Jia Li menengadahkan kepalanya serta kembali menatap lurus ke arah peti mati dari laut hitam dan melayang tetap yang ada dihadapannya.

"Tidak ! Tidak mungkin...", ucap Jia Li mengulang ucapannya.

Dia menggelengkan kepalanya pelan dengan suara tertahan sambil memperhatikan kembali peti mati itu.

Rasa panik serta cemas bercampur aduk menjadi satu di dalam hati Jia Li ketika dia menyadari yang sebenarnya terjadi pada pernikahannya.

Jia Li benar-benar tidak mengira jika ayahnya tega menikahkan dirinya dengan seorang pria yang telah mati, dia tidak percaya dengan yang dilihatnya itu bahkan dia nyaris hampir kehilangan akal sehatnya saat melihat kenyataan yang ada di depan kedua matanya.

"Oh...tidak..., aku tidak percaya ini...", ucap Jia Li.

Jia Li marah tetapi dia tidak mampu meluapkan kemarahan isi hatinya yang paling dalam.

Dia diam dan hanya bisa meratapi nasibnya yang buruk, dia pasrah karena tidak menemukan jalan keluar dari masalah yang dihadapinya.

Jia Li merasa dijebak agar masuk lebih dalam ke jurang penderitaannya yang sangat tidak dia percayai itu telah menimpa dirinya.

Ayahnya, keluarganya, telah mendorongnya masuk ke lembah kesengsaraan yang tiada tara, dan harus menerima nasib buruk itu dengan sangat terpaksa.

"Oh Tuhan !", ucap Jia Li dengan meneteskan air mata yang turun membasahi wajahnya yang bening cantik.

Jia Li lantas tertunduk serta menangis pilu, meratapi nasibnya yang buruk serta sangat menyakitkan itu bahwa sesungguhnya ayahnya tega menjadikan dirinya pengantin pengganti dengan seorang pria mati, hanya untuk menggantikan Jingmi, adiknya dari lain ibu.

Gadis beraroma bunga plum yang wangi dan harum itu menangis tersedu-sedu di ruangan kastil tua yang sangat suram serta menyeramkan.

Ruangan yang luas dan hanya ada keheningan di sana menambah suasana semakin menakutkan dengan Jia Li yang terduduk lemas di atas lantai marmer mewah, seorang diri meratapi nasibnya yang malang.

Terdengar sayup-sayup suara musik piano memecah keheningan yang tercipta di ruangan kastil tua yang suram itu.

Jia Li terhenyak kaget ketika dia mendengar suara musik yang keluar dari piano yang samar-samar terdengar jauh itu.

"Suara piano ? Darimana datangnya suara itu sedangkan aku tidak melihat sebuah piano ?", tanya Jia Li lalu beranjak berdiri.

Jia Li lalu mengusap kedua pipinya yang basah oleh air mata yang turun. Dia tampak sesenggukan karena menangis.

Menolehkan kepalanya memperhatikan seluruh ruangan kastil tua itu dengan hati was-was, mencari-cari datangnya arah suara piano yang tiba-tiba muncul dan terdengar di ruangan kastil tua yang suram serta menyeramkan.

Tidak ada seorangpun yang terlihat di ruangan kastil tua itu.

Jia Li yang telah berdiri kebingungan serta ketakutan berusaha untuk tetap tegar dan waspada, itu dia lakukan hanya untuk menjaga dirinya sendiri.

Dia mundur beberapa langkah sembari memutar tubuhnya dengan panik serta penuh rasa gelisah yang tak menentu.

Bersamaan dengan suara musik dari piano yang tidak terlihat jelas di ruangan kastil tua itu, Jia Li dikejutkan oleh suara gema dentang jam dinding yang terdengar keras serta membahana mengisi setiap sudut di seluruh ruangan kastil itu.

TENG... TENG... TENG...

Suara dentang jam dinding menggema hingga ke atas langit-langit ruangan kastil tua yang menyeramkan itu.

Terasa hembusan angin menerpa wajah Jia Li yang cantik jelita serta menebarkan aroma wangi yang khas dari dalam tubuh Jia Li yaitu aroma wangi bunga plum yang merupakan syarat utama menjadi seorang mempelai perempuan dari Van Costel IV, pria bangsawan yang tampan serta telah meninggal dunia dan tubuhnya berbaring kaku di dalam pei yang terbuat dari air laut hitam.

Bab 3 Cinta Van Costel IV

Cinta Van Costel IV

TENG... TENG... TENG...

Terdengar kembali suara dentang jam berbunyi dan menggema di seluruh ruangan kastil itu.

Tiba-tiba muncul seseorang berpakaian adat lengkap membawa bokor yang berasap mendekati Jia Li, pria itu menyeringai ke arah Jia Li yang sangat ketakutan lalu menyapanya.

Pria berpakaian adat dengan bokor berasap itu lalu berdiri tepat di depan Jia Li yang tampak berjalan mundur dengan tubuh gemetaran.

"Siapa kamu !?", tanya Jia Li.

"Selamat datang nona Jia Li, saya sudah menunggu kedatangan nona di kastil ini. Apakah anda sudah siap ?", ucap pria dengan mata berkilat menyeramkan.

"Siap ? Apa maksudmu itu, aku tidak mengerti ?", tanya Jia Li pucat pasi.

"Mengadakan kembali pernikahan anda dengan tuan kami, Tuan Van Costel IV", sahut pria itu.

"Dengan... Dengan orang mati ? Aku harus menikah dengan Van Costel IV yang sudah menjadi mayat di dalam peti itu ???", tanya Jia Li bertambah ngeri.

"Iya, untuk membangkitkan hantu Van Costel IV maka kami harus menikahkan gadis dengan harum tubuh beraroma bunga plum dan itu kami temukan pada diri anda, nona Jia Li", ucap pria berpakaian adat itu.

"Apa kalian sudah gila ? Menikahkan aku yang seorang manusia dengan seorang hantu ?", ucap Jia Li marah.

"Jangan berkata sembarangan,  nona  Jia Li !", ucap pria itu dengan tatapan tajamnya. "Keluarga Kwee Lan telah menyetujui untuk menikahkan anda dengan tuan kami yaitu Tuan Van Costel IV dengan mengajukan syarat kepada keluarga Van Rogh Costel III untuk menjamin keselamatan mereka dan kami menyetujuinya", sambungnya dingin.

"Tidak ! Itu tidak mungkin terjadi, ayahku tidak mungkin melakukannya padaku, karena aku adalah putrinya !", ucap Jia Li dengan nada tinggi dan tidak percaya.

"Tapi itulah kenyataannya dan anda lihat sendiri jika keluargamu menerima pernikahan ini", ucap pria itu.

"T--tapi ayahku hanya mengatakan kalianlah yang mengancamnya sehingga ayahku terpaksa menerima lamaran pernikahan ini", kata Jia Li.

"Kami tidak mengancamnya hanya memberinya penawaran dan pilihan tetapi ayahmu justru mengajukan syarat khusus dan menerimanya", sahut pria itu.

"T--tidak... ! Itu tidak mungkin ! Ayahku tidak mungkin membohongiku...", kata Jia Li dengan tubuh gemetaran.

"Maafkan aku..., tapi itu kenyataannya...", sahut pria berpakaian adat itu.

Pria berpakaian adat dengan bokor di tangannya lalu mengarahkan asap yang keluar dari bokor miliknya dengan menaburkan bunga kamboja ke atas peti mati yang terbuat dari air laut hitam.

Dia juga menaburkan bunga kamboja ke arah tubuh Jia Li yang berdiri dengan tubuh gemetaran seraya mengarahkan asap yang keluar dari dalam bokor.

Jia Li hanya memalingkan wajahnya ke arah lain dan berusaha menghindari asap yang mengenai wajahnya, aroma aneh seperti saat dia meminum minuman khusus yang diberikan kepadanya kembali tercium dan menyengat hidung hingga membuat Jia Li tersedak.

"Uhuk ! Uhuk ! Uhuk...", Jia Li terbatuk-batuk.

Pria berwajah dingin itu tanpa bersuara lalu mengikatkan gelang yang tidak bisa lepas yang terbuat dari benang merah ke pergelangan tangan Jia Li.

Pada saat gelang dari benang merah itu mengikat permanen di tangan Jia Li.

Dogh... Dogh... Dogh...

Peti mati yang terbuat dari air laut hitam bergoyang kencang dan tiba-tiba air laut hitam yang ada di sekitar jasad Van Costel IV lenyap. Dan jasad yang terbujur kaku itu bergerak perlahan-lahan bangun serta berdiri melayang.

Jasad Van Costel IV terlihat bergerak turun ketika kedua mata jasad pria itu terbuka, Jia Li langsung berteriak kencang.

"AAAAAKHHH... !!! Hantu... !!!"

Jia Li berlari terjatuh ke arah pintu kastil yang terkunci sehingga membuat hantu Van Costel IV yang telah bangkit itu mengejar Jia Li hingga ke pintu kastil.

Mereka berdua tampak bekejar-kejaran di ruangan kastil tua yang megah dengan lampu temaram yang semakin menambah suasana di ruangan kastil itu seram serta menakutkan.

Tepat di depan pintu kastil yang besar, Jia Li langsung meraih pintu kastil untuk membukanya. Namun sayangnya, usaha Jia Li tidak berhasil membuka pintu kastil itu.

Jia Li beringsut ke bawah dan duduk di atas lantai di depan pintu kastil dengan tubuh bergetar hebat serta dengan raut wajah penuh ketakutan.

"Selamat datang sayangku, pengantinku yang jelita !", ucap hantu Van Costel IV lembut.

Jia Li tidak berani menoleh ke arah suara yang tengah menyapa dirinya.

"Berpalinglah kepadaku sayangku... Dan lihatlah aku suamimu...", ucap hantu Van Costel IV lalu mendekat ke arah Jia Li.

Hantu Van Costel IV mengulurkan tangannya ke arah Jia Li seraya mengusap lembut wajah Jia Li serta memaksa wajah cantik jelita itu untuk melihat dirinya.

Saat Jia Li menatap wajah hantu Van Costel IV yang pucat dingin, namun sangat tampan itu membuat Jia Li tertegun sesaat tetapi dia lalu menjerit ketakutan.

"Hantu !", jerit Jia Li lalu jatuh tak sadarkan diri.

JEDAR.... JEDAR... JEDAR...

Terdengar suara petir dari luar kastil memecah keheningan di sebuah ruangan kamar kastil yang megah dan luas dengan interior kamarnya yang sangat mewah.

Lampu kristal yang sangat cantik bergantungan di atas ruangan kamar tidur yang tertata indah tapi suram.

Jia Li terbangun dari pingsannya seraya membuka kedua matanya perlahan-lahan seraya mengusap kepalanya yang terasa pening.

"Kamu sudah bangun cantik...", sapa seorang pria berwajah tampan seraya tersenyum lembut kepadanya.

"Hantu...", pekik Jia Li tertahan oleh pelukan hantu Van Costel IV yang hangat.

"Ssst... Tenanglah sayangku... Aku tidak akan menyakitimu pengantinku tercinta...", bisik lembut hantu Van Costel IV.

"Lepaskan aku hantu ! Jangan sentuh aku !", teriak Jia Li dengan emosi.

"Jangan bersikap sekasar itu pengantinku !", ucap hantu Van Costel IV.

Tatapan teduh hantu Van Costel membuat Jia Li tidak mampu menggerakkan tubuhnya untuk melarikan dirinya dari hantu itu.

"Kamu sangat cantik sekali, Jia Li, dan aku sangat menyukaimu", ucap hantu Van Costel IV.

Jia Li tidak mampu menggerakkan tubuhnya sedikitpun ataupun bersuara sepatah katapun, dia hanya mampu memandangi wajah Van Costel IV dengan mata terbelalak ketakutan.

Hantu Van Costel IV lalu mengusap gelang dari benang merah di tangan Jia Li yang sama melingkarnya di pergelangan tangan hantu Van Costel IV.

Benang merah yang berupa gelang itu memancarkan cahaya terang berwarna merah kemilauan.

"Ehk !?", pekik Jia Li tertahan kaku ketika cahaya itu mengenai wajahnya.

"Karena kita sudah menikah maka aku berhak atas dirimu, Jia Li sayangku, dan ini saatnya malam pertama pengantin kita", ucap hantu Van Costel IV dengan tersenyum.

Hantu Van Costel IV mengusap lembut wajah Jia Li dan sekejap saja suasana di ruangan kamar itu menjadi gelap gulita dan terdengar teriakan Jia Li yang menyayat hati.

"TIDAAAK !!"

"Kamu milikku Jia Li..., cintaku..., wanita milikku...", ucap hantu Van Costel IV seraya menatap wajah Jia Li teduh. "Kita tidak akan terpisahkan untuk selamanya, dan aku berjanji akan selalu membahagiakan dirimu", sambungnya lembut.

Jia Li hanya menatap dingin ketika hantu Van Costel IV mulai menyentuhnya serta mendekat ke atas dirinya perlahan-lahan.

"TIDAAAAAK... !!!"

Suara jeritan gadis berparas cantik jelita itu terdengar menggema di seluruh ruangan kastil tua mewah itu.

Krak... Krak... Krak...

Terdengar suara burung gagak hitam berterbangan disekitar kastil tua yang ada di pulau terpencil di tengah laut hitam.

Terlihat burung-burung gagak hitam hinggap di atas atap-atap bangunan kastil tua yang menambah suasana kastil semakin suram serta menakutkan.

"Tidaaak ! Tidaaaaak... ! Tidaaak… !"

Terdengar jeritan-jeritan yang sangat memilukan hati yang membahana dari arah kastil tua hingga luar kastil semakin menambah angker kastil tua.

Tidak seorangpun yang mampu menolong gadis cantik yang malang itu bahkan mengeluarkannya dari kemelut yang sangat memprihatinkan itu.

Gadis cantik bernama Jia Li menangis pedih dengan kedua mata terpejam.

Jia Li harus melewati malam pertamanya bersama sosok hantu Van Costel IV di pulau tersebut di sebuah kastil tua yang sangat menyeramkan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!