NovelToon NovelToon

Takdir Yang Memilih

Selamatkan Perusahaan Papa

Suara benturan keras itu membuat banyak orang menoleh ke arah sumber suara. Seorang gadis kecil tersungkur ke tanah, lututnya terluka. Dia menoleh ke belakangnya, dimana tubuh sang Ibu terpental beberapa meter. Darah mengalir dari hidung dan kepala Ibunya.

"Ibu...."

Gadis kecil yang berusia 6 tahun itu berlari dengan kaki terpincang-pincang. Dia bersimpuh di dekat tubuh ibunya yang penuh dengan darah.

Sang Ibu mengangkat tangannya yang sudah sangat lemah, dia mengusap wajah anaknya yang menangis tersedu-sedu.

"Ibu... Maafkan Tyas"

Jika saja dirinya tidak nakal, dia tidak menyebrang jalan dengan cepat tanpa menghiraukan perkataan Ibunya. Mungkin Ibunya tidak akan menolongnya dan berakhir seperti ini.

"Tyas anak kuat, pasti Tyas akan baik-baik saja. Hidup dengan baik dan selalu menyayangi Ayahmu, Nak. Maafkan Ibu karena tidak bisa terlalu lama hidup bersamamu"

Tyas kecil semakin menangis sesenggukan, dia memegang tangan ibunya yang semakin lemah di pipinya itu. "Hiks..Hiks.. Ibu, maafkan Tyas. Gara-gara nolongin Tyas, Ibu jadi kayak gini. Hiks... Ibu.. Hiks.. Maafkan Tyas"

"Hiduplah dengan bahagia, selalu menjadi anak baik dan sabar ya Nak"

Semua orang semakin banyak berkerumun disana. Setelah mengucapkan itu, Ibunya benar-benar menghembuskan nafas terakhir.

"Nak, yang sabar ya"

Seorang Ibu menepuk bahu Tyas kecil, Ibu ini terlihat begitu prihatin melihat gadis kecil itu yang harus melihat Ibunya meninggal dunia di depan matanya sendiri.

"Ibu... Jangan tinggalin Tyas"

...🍬🍬🍬🍬🍬🍬🍬🍬...

Tyas mengerjap saat merasakan cipratan air di wajahnya. Dia membuka kedua matanya dan melihat Ibu tirinya berdiri di pinggir tempat tidurnya dengan memegang segelas air.

"Mama" Tyas langsung terbangun, menatap Ibunya yang berdiri disana. "Maaf Ma, aku kesiangan"

"Kau itu sudah seperti ratu saja ya, seenaknya tidur nyenyak. Siapkan sarapan sekarang"

Tyas hanya mampu mengangguk, sudah terlalu biasa menghadapi hari yang seperti ini. Dia sudah tak pernah lagi mendapatkan perlakuan baik di rumah ini. Bahkan Ayahnya selalu menatap benci pada Tyas, setelah kejadian Ibunya yang meninggal karena menyelamatkan nya.

Menyiapkan sarapan, makan siang dan makan malam adalah kewajiban Tyas setiap harinya. Mengerjakan hal lain pun masih harus Tyas lakukan jika Ibunya melihat dia ada waktu senggang sebentar saja.

Menata sarapan di atas meja makan, dan pada saat itu Ayah, Ibu dan adiknya turun untuk menikmati sarapan bersama. Tyas menatap pada adiknya yang bergelayut manja pada Ayahhya.

Tyas juga anaknya, tapi sejak kejadian 16 tahun yang lalu, semuanya berubah. Tidak lagi ada tatapan hangat seorang Ayah pada anaknya ketika dia menatap Tyas.

"Selamat pagi, Pa" lirih Tyas menyapa Ayahnya, meski tak pernah mendapatkan respon apapun. Ayahnya selalu menatap dingin pada Tyas.

"Pa, aku mau ke mall nanti pulang sekolah sama temen-temen. Boleh ya"

Adriana, adik dari Ayah dan Ibu tiri Tyas. Umur mereka berbeda 7 tahun. Dia sekarang sedang duduk di bangku sekolah menengas atas. Sudah hampir lulus.

"Iya Sayang, boleh kok. Tapi pulangnya jangan kemalaman"

Adriana mengangguk "Siap Pa, makasih banyak"

Tyas hanya menatap iri pada kedekatan Ayah dan anak itu. Betapa Ayahnya sangat membencinya. Jangankan untuk bermanja seperti itu pada Ayahnya, bisa mendapat sapaan dari Ayahnya saja sudah sangat beruntung untuk Tyas.

"Kak Tyas mau ikut aku jalan-jalan ke mall?"

Tyas menghentikan gerakannya yang sedang menyuapkan sarapan ke dalam mulutnya. Adriana memang selalu bersikap baik jika dia berada di depan Ayahnya. Namun, di belakang itu semua dia sama saja seperti Ibunya.

Tyas menggeleng pelan "Tidak Dek, Kakak ada kerjaan hari ini"

"Ohh. Yaudah kalo gitu, semangat kerjanya ya" kata Adriana dengan senyumannya

Tyas mengangguk "Terimakasih Dek"

Ayuningtyas, nama yang di berikan orang tuanya saat dia lahir ke dunia ini. Nama yang cantik sesuai dengan wajah manis nya. Namun, nasibnya tidak secantik namanya.

Selesai sarapan, Tyas segera membereskan pekerjaan rumah sebelum dia berangkat ke tempat kerjanya. Ayuningtyas bekerja di salah satu tempat pecentakan buku. Sesuai dengan hobby nya, menulis novel online.

Tyas selalu bermimpi jika suatu saat dia bisa mempunyai novel cetak nya sendiri. Meski sampai saat ini, mimipinya itu belum tercapai.  (Kayaknya mimpi author sama Tyas sama deh.  😌)

Melihat beberapa buku yang baru tercetak, kebayanyakan adalah novel-novel terkenal dari sebuah aplikasi menulis novel online. Tyas selalu senang melihatnya, meski bukan novel miliknya yang bisa tercetak menjadi sebuah buku. Tapi, Tyas selalu senang melihat beberapa novel ini.

"Yas, pulang yok.. Udah sore nih"

Seorang teman menyadarkan Tyas yang sedang membereskan hasil pencetakan hari ini. Tyas menoleh ke arahnya dan tersenyum. "Iya, ayo"

Jam kerja Tyas memang hanya dari pukul 9 pagi hingga pukul 5 sore. Sampai di rumah selesai bekerja seharian, Tyas tidak hanya diam dan bersantai. Dia tetap harus memasak untuk makan malam keluarganya.

"Tyas, bisa ke ruang kerja Papa sebentar"

Tyas sampai menjatuhkan spatula yang sedang di pegangnya. Suara Ayahnya benar-benar sangat jarang terdengar memanggil namanya seperti sekarang. Tyas menoleh dan mendapati sang Ayah yang berdiri di ambang pintu dapur.

"Emm. A-ada apa Pa?"

"Kau datanglah ke ruang kerja, nanti akan tahu sendiri"

Setelah berkata seperti itu Eriawan langsung berlalu dari sana. Tyas hanya menatap bingung punggung Ayahnya yang semakin jauh lalu menghilang di balik dinding.

Apa yang ingin Papa bicarakan padaku?

Tyas menjadi bingung sendiri, tidak biasanya Ayah ingin berbicara dengannya. Bahkan sampai dia sampai mendatangi Tyas ke dapur.

"Baiklah, selesaikan dulu masakan ini"

Tyas menyelesaikan masakannya terlebih dahulu. Setelah masakannya selesai, barulah Tyas bersiap umat menemui Ayahnya di ruang kerja.

Pintu ruang kerja, Tyas buka dengan perlahan. Dia melihat Ayahnya sedang duduk di sofa dekat jendela. Hanya Ayahnya, tidak ada Ibu tirinya disana.

Dengan perlahan Tyas berjalan mendekati sang Ayah. Setelah Tyas sampai di depan Ayahnya, dia hanya berdiri disana. Bingung harus bicara apa saat itu.

"Duduklah" kata Eriawan

Tyas mengangguk dan segera duduk di ujung sofa. Dia hanya menunduk, karena tidak siap menatap tatapan Ayahnya yang selalu menatap benci padanya.

Tiba-tiba sebuah tangan menyentuh tangannya, Tyas tersentak kaget. Dia langsung menoleh ke arah Ayahnya yang juga sedang menatapnya dengan tatapan berbeda dari biasanya.

Apa ini? Kenapa Papa tidak lagi menatap benci padaku?

Aneh rasanya bagi Tyas, saat sang Ayah menatapnya seperti itu. "Ada apa Pa?"

"Selamatkan perusahaan Papa, atau kau keluar dari rumah ini dan tinggalkan keluarga ini selamanya"

Deg....

Bersambung..

Kisah Tyas Ganesh di mulai.. yuk yang udah baca benteng penghalang kita pasti udah tahu siapa mereka.

Jangan lupa dukungannya..like komen di setiap chapter.. kasih hadiahnya dan votenya..

Ada karya temanku lagi nih..

"Anak laki-laki, walaupun sudah menikah ia tetap menjadi milik ibunya."

Namaku, Adhira Ulya. Ibuku pernah mengingatkan kata-kata itu padaku. Itulah yang membuatku berusaha menuruti keinginan ibu mertuaku. Lantas, haruskah selamanya kehidupan rumah tanggaku berdasarkan apa yang beliau inginkan?

Keluarga Calon Suamiku?!

"Selamatkan perusahaan Papa, atau kau keluar dari rumah ini dan tinggalkan keluarga ini selamanya"

Deg...

Tatapan hangat Ayahnya, tutur kata yang cukup lembut dan sikapnya yang berbeda. Ternyata semuanya hanya demi ini, semuanya tidak ikhlas dari hatinya. Eriawan benar-benar telah menutup pintu hatinya untuk putri pertamanya ini. Bahkan dia tega mengorbankan kebahagiaan putrinya hanya demi perusahaan.

"Pa-Papa bercanda 'kan? Kenapa harus Tyas? Memangnya ada apa dengan perusahaan Papa?"

Tyas begitu tergagap saat mengatakan itu. Tyas tidak pernah menyangka jika Ayahnya akan tega mengatakan itu padanya. Ini bukanlah sebuah permintaan, tapi ini adalah perintah yang harus di laksanakan.

"Perusahaan Papa kalah tender, jadi Papa harus mengembalikan saham yang tiba-tiba anjlok. Dan satu-satunya cara hanya dengan menikahkan kamu dengan pemilik perusahaan GE"

"Tapi kenapa Pa? Kenapa selalu Tyas yang harus berkorban? Sebenci itukah Papa pada Tyas?" lirih Tyas dengan air mata yang siap mengalir kapan saja.

Eriawan tiba-tiba merasakan nyeri di dadanya saat mendengar ucapan Tyas. "Kau hanya perlu menuruti perintah ini, tidak perlu lagi bertele-tele. Menikah dengannya juga tidak akan membuat kamu rugi, dia orang kaya dan terpandang tentu kehidupan kamu akan terjamin nantinya"

"Baiklah Pa, karena ini perintah. Tyas tidak akan menolaknya, karena sejatinya Tyas tidak di berikan pilihan untuk ini"

Pasrah... Tyas hanya mampu pasrah saat ini. Karena dirinya bahkan tidak di beri pilihan. Sekali lagi Tyas hanya mampu mengorbankan perasaan dan hidupnya demi keluarga ini.

Kenapa Tyas selalu melakukannya? Padahal perasaannya tersakiti. Tyas hanya mencoba menebus kesalahannya atas kematian Ibu kandungnya. Tyas hanya bisa berharap jika dia selalu melakukan apa yang di inginkan oleh Ayah dan Ibu tirinya. Maka Tyas bisa membuat Ayahnya kembali menganggapnya ada. Tidak sampai berharap bisa menyayanginya layaknya seorang Ayah pada anaknya.

Tyas hanya ingin di anggap keberadaannya di keluarga ini. Itu saja.

"Baguslah, besok kita datang ke rumahnya. Kebetulah besok malam ada acara syukuran atas kedatangan adiknya yang selama ini kuliah di luar negara"

Tyas hanya mengangguk seiring dengan air matanya yang menetes.

...🍬🍬🍬🍬🍬🍬🍬🍬...

Pulang kerja sore ini, Tyas benar-benar tidak bersemangat. Mengingat nanti malam adalah waktu untuk bertemu dengan keluarga calon suaminya. Hah.. Rasanya Tyas masih merasa aneh saat dirinya bisa mempunyai calon suami yang bahkan belum pernah dia temui.

"Tidak perlu masak untuk makan malam, kamu hanya perlu bersiap untuk bertemu calon suamimu itu"

Tyas tidak lagi menghiraukan ucapan Ayahnya itu. Dia berlalu ke kamarnya yang berada di paling belakang, dekat dengan ruangan kosong yang sekarang di jadikan sebagai gudang.

Masuk ke dalam kamar dan duduk di atas tempat tidurnya. Tyas tersenyum lirih, rasanya ingin dia menertawakan dirinya sendiri. Saat dia tidak di suruh untuk menyiapkan makan malam, semuanya karena keluarganya hanya ingin dia menuruti kemauan mereka. Menikah dengan pria yang tidak dia kenal, agar perusahaan Ayahnya terselamatkan.

Malam ini Tyas benar-benar hanya bisa mengikuti kemana keluarganya ini akan membawanya. Tyas sudah pasrah dengan takdirnya.

Sampai di rumah mewah ini, Tyas dan keluarga segera turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah mewah ini. Suasana rumah cukup ramai.

Semoga semuanya akan baik-baik saja.

Tyas hanya mampu berdo'a, berharap akan ada takdir baik yang berpihak padanya. Tyas melihat sebuah keluarga yang sedang duduk diam di ruang tamu rumah ini.

"Kau pergi ke sana dan samperin mereka. Mereka itu adalah keluarga calon suamimu, Papa mau menyapa dulu beberapa rekan kerja"

Akhirnya meskk ragu, Tyas berjalan mendekat pada keluarga itu. Sebenarnya dia sangat malu dan gugup karena ini juga pertama kalinya dia bertemu dengan keluarga calon suaminya itu.

"Loh Tyas.. Sudah datang"

Suara seorang wanita cantik yang tidak bisa di bilang muda lagi. Namun, aura kecantikannya begitu terpancar. Tyas menoleh, heran sendiri karena wanita itu mengetahui namanya.

Tyas hanya bisa tersenyum kaku saat tiba-tiba wanita itu mengajaknya untuk duduk bersama.

Siapa dia? Cantik sekali meski tidak lagi muda.

Tyas melirik sekilas saat ke arah wanita yang duduk di sofa tepat di sebrangnya itu, saat Tyas merasa ada memperhatikan.

Siapa dia? Cantik sekali.

Tiba-tiba datang seorang pria tampan yang datang dan langsung menarik tangan wanita cantik itu hingga berdiri dengan gelagapan.

"Kamu gak papa? Apa yang mereka lakukan sama kamu?"

"Kenapa wanita itu ada disini?" teriaknya dengan menunjuk ke arah Tyas dengan tatapan begitu benci dan dingin.

Tyas tersentak mendapat perlakuan itu, dia menatap pria di depannya ini. Wajahnya seolah tidak asing untuk Tyas. Tapi, Tyas tidak bisa mengingat siapa dia.

Apa salahku? Kenapa dia begitu marah padaku dan siapa dia sebenarnya?

Semuanya masing sangat membingungkan bagi Tyas. Dia hanya di suruh untuk menemui keluarga ini oleh Ayahnya, yang ternyata keluarha ini sudah mengetahui namanya. Sementara dirinya, tidak tahu apa-apa tentang keluarga calon suami yang akan di jodohkan dengannya itu.

Tyas hanya menunduk takut dengan tangan yang saling bertaut di atas pangkuannya. Tyas tidak tahu apa salahnya, tapi kenapa pria itu seolah sangat membencinya.

"Sayang, kenapa si? Gak boleh gitu, turunin tangannya ihh"

"Kamu tahu siapa dia?"

Lagi-lagi Tyas mendongak dan menatap sekilas pada pria dan wanita yang sedang membicarakannya. Meski Tyas belum mengerti situasi apa ini.

"Dia adalah wanita murahan yang mau menawarkan dirinya hanya demi uang!"

Deg...

Hati Tyas berdenyut nyeri mendengar perkataan menyakitkan itu. Wanita murahan? Demi uang? Tyas tidak merasa menjadi wanita seperti itu. Kini Tyas mulai bisa memahami keadaan.

Mungkinkah dia adalah calon suamiku? Dan wanita di sampingnya adalah kekasihnya. Ya Allah, kenapa Ayah menjodohkan aku pada pria yang jelas-jelas sudah mempunyai dambaan hati sendiri.

"Ganesh, jaga ucapanmu" bentak seorang pria paru baya yang duduk di sofa sana. Tyas memperkirakan jika dia adalah Ayah dari pria yang kini Tyas ketahui bernama Ganesh. Karena wajah mereka yang sangat mirip.

"Kenapa? Memang benar 'kan, wanita murahan ini rela di menawarkan dirinya hanya demi perusahaan keluarganya bertahan" gertak Ganesh pada sang Ayah, bahkan dia begitu berani menatap mata Ayahnya saat sedang emosi seperti ini.

Wanita di sampingnya memegang lengah Ganesh. Mungkin dia ingin mencoba menghentikan pertengkaran ini. Apalagi banyak pasang mata yang melihat ke arah mereka. Meski mereka terlihat tidak terlalu tertarik dengan kisruh keluarga ini. Namun, telinga mereka tetap terbuka lebar untuk bisa mendengar pertengkaran ini.

Wanita cantik yang duduk di sebelah Tyas langsung berdiri dan berjalan mendekat ke arah Ganesh dan.. Plakk... Dia menampar pipi Ganesh dengan begitu emosi. Dia terlihat emosi dan kecewa pada anak laki-lakinya ini. Bahkan matanya sampai berkaca-kaca.

Semua orang yang ada disana termasuk Tyas begitu terkejut melihat adegan itu.

Dia pasti Ibunya.

Tyas hanya bisa memperkirakan siapa saja anggota keluarga calon suaminya ini. Karena sejak tadi belum ada yang memperkenalkan diri. Mungkin karena saat ini suasananya terlalu menegangkan.

"Kamu tidak tahu situasi dan kebenaran nya Ganesh. Apa kamu mau mendengar semua ceritanya?" tanya Mama, menatap Ganesh begitu kecewa

Ganesh hanya diam, tidak menjawab.

Kebenarannya? Apa maksud dari Ibu tadi?

Tyas mulai berfikir dengan semua yang telah terjadi. Hingga dia menatap dengan lekat wanita yang dia yakini sebagai Ibunya Ganesh itu, pria yang akan di jodohkan dengannya.

Ya ampun, kenapa aku sampai tidak ingat jika dia adalah Ibu yang waktu itu.

Bersambung

Siapa Tyas? Dan hubungannya dengan Ibu Ganesh apa?

Ikuti terus alurnya ya... Jangan lupa dukungannya juga.. kasih like komen di setiap chapter. . Kasih hadiahnya dan votenya juga..

biar aku tambah semangat nulisnya.. usahakan jangan pada nabung bab ya..

ada karya temanku lagi nih. ..

Perjuangan seorang wanita bernama Aracelia Daneen Gunawan untuk meluluhkan hati seorang karyawan biasa di kantor ayahnya. Hingga ia mengubah penampilannya demi menutupi identitas sebenarnya bahwa dia pernah ada dalam kejadian masa kelam pria itu. Ali Danish Mahendra, nama pria yang terpaksa menikahi gadis culun. Putri sang bos di tempatnya bekerja. Lalu bagaimanakah perjuangan Ara untuk meluluhkan hati Danish?

Berada Diantara Cinta Yang Berbeda

Awass....

Brakkk...

Seperti berada di masa lalu, Tyas merasa dirinya sedang mengulang adegan dimana sang Ibu meninggal dunia karena tertabrak oleh mobil.

Dan hari ini, Tyas harus melihat kembali adegan itu. Seorang Ibu muda tertrabak oleh mobil tepat di depan matanya. Payung yang di pegangnya langsung jatuh seketika. Rintik hujan membasahi tubuhnya, suasana di jalanan ini cukup sepi karena derasnya hujan.

Tyas segera berlari ke arah Ibu yang tertabrak tadi, dia tergelatak tidak berdaya di tengah jalanan. Tyas melirik ke kanan dan kiri, benar-benar sepi. Malam ini sangat sepi dan mencekam karena hujan deras dengan suara petir yang saling bersahutan.

Tyas terduduk di samping wanita yang berlumur darah itu. "Bu, bangun Bu"

"Duh. Aku harus gimana ya"

Tyas benar-benar kebingungan saat ini, dia harus segera membawa korban tabrak lari ini ke rumah sakit terdekat. Akhirnya dengan begitu susah payah, Tyas mencari kendaraan yang lewat di sepinya malam ini. Setelah ada sebuah angkutan umum yang lewat, dan kebetulan di dalamnya kosong. Tidak ada penumpang satu orang pun.

"Pak tolongin saya ya, disini benar-benar sepi. Tolong korban tabrak lari itu" kata Tyas dengan wajah yang di banjir oleh air hujan.

"Ayo cepet kita bawa korban itu ke rumah sakit, Neng"

Tyas akhirnya bisa bernafas lega saat ada seseorang yang mau menolongnya. Supir angkot itu segera turun dan membantu Tyas untuk membopong korban tabrak lari itu.

Dengan bingung dan juga cemas, Tyas terus mencoba memanggil Ibu itu untuk bisa segera sadar. Tyas memangku kepalanya yang terus mengeluarkan darah.

"Bu, bangun"

Tyas meraih ujung kerudungnya, lalu menyobeknya untuk menutupi darah yang terus mengalir di kepala Ibu itu.

Sampai di rumah sakit, korban tabrak lari itu segera di bawa ke ruang gawat darurat.

"Dimana keluarganya? Pasien membutuhkan donor darah segera" kata dokter yang baru saja keluar dari ruang gawat darurat itu.

"Saya tidak tahu Dok, tadi saya hanya membantunya saja. Dia adalah korban tabrak lari. Coba dokter periksa darah saya saja, siapa tahu cocok" kata Tyas dengan menyodorkan lengannya.

Dokter mengangguk, segera Tyas mengikuti seorang perawat untuk melakukan pemeriksaan kecocokan darah Tyas dan pasien.

"Darah anda cocok, apa sudah siap untuk mendonorkan darahnya?"

Tyas mengangguk cepat "Saya siap Dok, cepat lakukan. Kasihan jika pasien terlalu lama menunggu donor darah"

Akhirnya Tyas mendonorkan darahnya pada korban tabrak lari itu. Dia menunggunya sampai pagi, menunggu pasien sadar karena Tyas tidak tahu harus menghubungi siapa saat ini.

"Bu, apa Ibu mengingat nomor telepon keluarga Ibu? Saya harus menghubungi mereka" kata Tyas setelah pasien sadar.

"Ya, kamu bisa menghubungi nomor suami saya" Ibu itu pun menyebutkan nomor telepon suaminya yang segera di catat oleh Tyas di ponselnya.

"Hallo Pak, ini istri Bapak mengalami kecelakaan dan sekerang sedang berada di rumah sakit" Tyas menyebutkan nama rumah sakit yang saat ini tempat dimana Ibu itu di rawat.

"Ba-baik saya akan segera kesana"

Setelah menghubungi pihak keluarga korban, Tyas harus segera pulang karena di pastikan dia akan kena marah saat ini. Karena semalaman tidak pulang ke rumah.

"Nam-nama kamu siapa Nak?"

Suara lemah Ibu itu membuat Tyas segera menoleh ke arahnya "Tyas Bu, panggil saja Tyas. Emm. Saya sudah menghubungi keluarga Ibu, dan sekarang saya akan pulang. Takut orang tua saya akan mencari saya"

Lebih tepatnya memarahi.

"Baik Nak, terimakasih ya sudah menolong Ibu. Ibu tidak tahu bagaimana nasib Ibu jika kamu tidak ada disana"

"Iya Bu, sama-sama"

...🍬🍬🍬🍬🍬🍬🍬🍬...

Tyas akhirnya mengingat siapa wanita itu, dia adalah Ibu yang dua tahun lalu dia tolong karena kecelakaan. Pantas saja dia langsung mengetahui namanya.

"Ada apa ini?"

Eriawan, Julia dan Adriana datang menghampiri mereka. Tyas hanya diam menunduk saat keluarganya datang. Dia merasa jika kedatangan keluarganya ini malah akan semakin kacau.

Kali ini seorang Kakek yang duduk dekat dengan Ayahnya Ganesh tadi yang berdiri dan menyapa keluarga Tyas yang baru datang itu. "Ohh. Maaf Tuan Eriawan, ini hanya ada kesalah fahaman sedikit"

Eriawan menatap ke arah Tyas "Ada apa Tyas, sini Nak"

Tyas hanya diam menunduk, dia merasa denyutan di dadanya semakin terasa sakit. Melihat sikap kedua orang tuanya yang begitu lembut saat ini. Tapi, Tyas tahu jika semua itu hanya kepura-puraan semata.

"Tidak papa Tyas, sini Nak sama Mama"

Lihatlah betapa hebatnya mereka memerankan sosok orang tua yang baik. Tyas tidak bisa berkata apapun lagi. Dia hanya berdiri sambil mengusap air matanya yang entah sejak kapan telah mengalir begitu saja.

"Jangan sampai mengacaukan semuanya. Jika itu terjadi, maka bersiaplah untuk menjadi gelandangan di luar sana" bisik Julia pada Tyas, membuat gadis itu hanya bisa menunduk takut.

Ganesh menarik tangan wanita di sampingnya membuatnya terkejut, dan mengikuti langkah Ganesh dengan sedikit terseok-seok.

Tyas hanya bisa menatap punggung tegap dan lebar pria yang di sebut calon suaminya itu.

"Duduklah Nak, maaf atas kejadian ini. Kami bahkan belum mengenalkan diri pada kamu" kata Kakek, yang kini Tyas ketahui jika itu adalah Kakeknya Ganesh.

Akhirnya semua keluarga pun duduk di sofa, semuanya berkumpul dan benar-benar keluarga besar. Kakek yang lebih tua yang memulai pembicaraan ini.

"Nama, kamu Ayuningtyas'kan?"

Tyas mengangguk "Iya Kek, panggil Tyas saja"

"Oke Tyas, mungkin kamu sudah tahu tentang perjodohan kamu dan cucu Kakek yang bernama Ganesh. Kakek akan jelaskan semuanya hari ini, tidak akan Kakek menutupi kekurangan Ganesh sebagai cucu Kakek"

Tyas hanya diam mendengarkan saja, disini benar-benar hanya perkumpulan keluarga saja. Para tamu yang lain telah sibuk kembali, ada yang menyapa rekan kerja lalu mengobrol, ada juga yang hanya mencoba beberapa hidangan makanan disana.

Kakek menunjuk ke arah orang tua Ganesh yang kini duduk berdampingan bersama seorang gadis muda yang cantik. "Ini adalah Papa, Mama nya Ganesh dan yang itu adalah adiknya Ganesh yang baru pulang dari luar negara. Namanya, Gezia"

Tyas mengangguk dan tersenyum pada mereka sebagai tanda sapaannya. Keluarga yang memiliki paras cantik dan tampan, namun begitu terhormat dan rendah diri. Begitulah yang di pikirkan Tyas tentang keluarha ini.

Lalu Kakek kembali memperkenalkan satu keluarga lain yang duduk disana. "Yang ini adalah Tante Syifa dan suaminya Om Erwin. Dan kedua anak kembarnya, Erlita dan Erland"

Tyas kembali mengangguk dan tersenyum sopan. Kini dia mulai mengetahui siapa saja keluarga calon suaminya ini.

"Semoga kamu bisa menerima keluarga ini ya, Yas. Oh ya, yang tadi bersama Ganesh, calon suamimu itu. Maaf jika Kakek belum bisa memisahkan mereka. Gadis itu adalah kekasihnya Ganesh, namanya Seira. Mereka berpacaran sudah hampir 4 tahun. Namun, mereka berbeda keyakinan membuat semuanya sulit untuk di persatukan" jelas Kakek

Tyas akhirnya mengerti, dia harus terpaksa masuk di dalam hubungan cinta di antara perbedaan itu.

"Kami semua akan mendukungmu Tyas, kami yakin jika Ganesh akan luluh suatu saat nanti sama kamu. Sudah banyak yang terjadi dengan cinta setelah pernikahan" kata Tante Syifa, mencoba memberikan semangat pada calon istri ponakannya ini.

Akhirnya pembicaraan berlanjut dengan rencana pernikahan Tyas dan Ganesh.

Bersambung

Jangan lupa dukungannya.. like komen di setiap chapter ya.. kasih hadiahnya dan votenya juga..

ada karya temanku lagi nih...

Cherry Jovanka Emilia gadis berseragam abu-abu yang ceria memiliki sahabat bernama Neva Aurelia Hadinata dan Steve Roger Timothy.

Persahabatan mereka terbilang sangat unik karena tidak ada hari-hari tanpa ulah yang menjengkelkan dari tingkah mereka. 

Steve sendiri sudah memiliki perasaan kepada Cherry sejak mereka duduk di bangku sekolah SD. Cherry, Neva dan Steve mereka merupakan sahabat sejak kecil. Sekolah merekapun selalu bersama. 

Sampai suatu hari Cherry memiliki problem tak bisa membayar uang Sekolah di karenakan Ibunya sakit-sakitan. Ayah Cherry sendiri sudah meninggal dunia sejak dirinya berusia 7 Tahun. 

Neva yang iba kepadanya, meminta tolong kepada Kakaknya bernama Lucas Zander Hadinata seorang CEO di perusahaan Axosha Jewelry. Perusahaan di bidang perhiasan ini terbilang perusahaan terbesar di dunia. Lucas sendiri adalah seorang pengusaha muda yang sangat sukses di seluruh dunia. Berbanding terbalik dengan persoalan cinta, yang dia tahu cinta itu hanya sekedar bersama tanpa ada embel-embel perasaan. 

Sampai suatu ketika dia harus di pertemukan Tuhan dengan gadis muda putih Abu-Abu yang akan menjungkir balikkan kehidupannya kelak. 

Bagaimana kisah mereka selanjutnya?

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!