Strar club malam selalu ramai seperti biasa, tempat ini di kenal salah satu club terbaik yang ada di kota Jakarta Tidak heran jika pengunjung di club terlihat lebih ramai dari club lainya. dan di club ini Tara dan wanita-wanita lainya bekerja di tempat ini.
Entah kenapa malam ini Tara begitu malas untuk melayanin para lelaki tua yang telah berumur itu. Karena seumpama apa, sedari tadi ia merasa tidak enak badan.Terbukti jika tidak sedikit mata nakal yang memandang kemolekan serta kecantikan yang ia milikin.
Tara duduk di meja paling pojok ia terlihat seperti mencari seseorang yaitu sahabatnya Clarisa.
"Woy! dari tadi di cariin,gak taunya malah nongkrong di sini sendirian!" Ucap Clarisa yang muncul tiba-tiba.
Wajah Tara memelas, seperti menahan sakit.
"Aku lagi males Ris, entah kenapa aku kayak gak enak badan gitu, terus perut aku kerasa perih banget."
Clarisa Khawatir ia menyentuh kening Tara. Tubuh Tara dingin dan berkeringat apa lagi wajahnya terlihat pucat.
"Ya ampun Ra kenapa gak bilang sama aku kalau kamu lagi sakit."
"Yah aku gak tau Ris, namanya juga sakit dadakan.''
"Yaudah yuk aku anterin pulang sekarang. Nanti takut kamu kenapa-napa lagi.''
Tara menuruti kata sahabatnya.
Pada saat mau beranjak tiba-tiba Tara ambruk tidak sadarkan diri. Clarisa menjadi panik dan semua orang pun juga ikut panik.
*************
Sebuah sedan bewarna putih baru saja memasuki parkiran sebuah rumah besar. Lalu keluarlah sosok lelaki tampan berseragam seperti dokter, siapa lagi dia adalah dokter Kheho.
Dokter Kheno langsung melangkahkan kakinya masuk ke area lobi rumah sakit. Semua dokter,perawat, sarta para pasien memberi sapaan manis padanya.
"Selamat pagi dokter Kheno."
Sedangkan dokter Kheno hanya menjawab sapaan itu sesingkat mungkin di tambah sedikit senyum yang memikat. "Pagi"
Tara terasa berat untuk membuka mata nya, walau terasa berat Tara perlahan membuka pelan mata nya.
ruangan bermansa putih dengan aroma obat-obatan, dengan tangan yang telah di infus menggunakan selang seketika itu ia sadar bahwa ia berada di rumah sakit.
''anda sudah sadar rupanya'' Ucap suara seorang laki-laki masuk kedalam ruangannya dengan membawa sebuah suntikan dia adalah Dokter Kheno
"tampan".Gumam Tara dalam hati
Satu hal yang memasuki jiwa Tara saat ia melihat jelas ketampanan milik seorang dokter yang belum ia ketahui namanya tersebut.
''sudah 1 hari ini mbak tidak sadarkan diri, sepertinya mbak juga sering memakan mie instan,serta makanan pedas makanya sakit lambung nya kambuh, aku sudah memberikan anda obat penghilang rasa sakit agar anda dapat kembali pulih''. jelas Dokter Kheno panjang lebar.
"astaga ada apa dengan ku sepertinya aku benar-benar terhipnotis dengan ketampanannya. Wajahnya, matanya, bibirnya membuatku berpikir untuk ******* bibirnya"
"Maaf apa mbak terlihat baik-baik saja?''
Tara tersentak kaget saat dokter ini mencega lamunannya."Ehmm iya saya baik-baik saja'' jawab Tara polos.
"infusnya telah di ganti dan sore ini mbak di perbolehkan pulang''.
''Apa pulang! Oh My God. Aku masih ingin di sini aku tidak ingin pulang!" Tara bergumam kecil.
"Kenapa?''
"Tidak dok, sepertinya kepala saya masih terasa berat dan pusing boleh kah menginap satu malam lagi di sini dok" Demi berada lama di samping dokter maka Tara Rela berbohong.
"Hm baiklah saya akan memberi mu obat anti pusing. Tunggu di sini saya akan segera kembali"
yess Tara berhore riah karena kesempatan untuk bersama dokter itu berhasil. Tapi sebelum itu Tara mempunyai rencana khusus untuk menggodanya Maka ia membuka tiga kancing baju pasiennya memperlihatkan panyuda** atasnya yang kencang dan cukup besar agar sang dokter tertarik.
Akhirnya yang Tara tunggu telah tiba Tara melihat dokter tampan itu semakin menghampirinya. Ia malah pura-pura tertidur.
Dan berharap akan mendapatkan sebuah remasan-remasan kecil dari tangannya. Namun nihil semua yang tak seperti yang ia bayangkan.
Leparan sebuah selimut telah menutupi sepenunya panyuda** atas yang terbuka. Tara membuka mata tidak percaya.
*Dokter Kheno pov*
Aku talah membawa obat anti pusing untuk pasien itu, Pada saat aku memasuki ruangannya hal yang tak terduga terjadi. Sepertinya wanita ini dengan sengaja berpura-pura tidur di tambah lagi ia membuka seluru kancing bajunya yang memperlihatkan panyudara atasnya. Aku sudah tau bahwa dia adalah wanita penggoda atau ****** lebih tepatnya akhirnya aku melemparkan sebuah selimut untuk menutupi panyudaranya.
*Dokter Kheno pov end*
''jangan anda kira saya akan tergoda dengan penyudara mu yang kecil itu tidak sama sekali! anda juga bukan tipe saya jadi jangan berharap lebih dan sepertinya anda tidak benar-benar pusing maka dari itu anda harus sesegera mungkin meninggalkan rumah sakit ini permisi!"
Apa-apaan ini! apakah ini sebuah penolakan? benar ini penolakan yang Tara alami pertama dalam hidupnya Lihatlah ia akan membuat dokter meronta-ronta meminta tubuhnya sebagai pemuas nafsu.
sebagai Tara
Sebagai Dokter Kheno
Malam ini Tara menatap tubuh telanjangnya dari balik pantulan sebuah cermin. ia akui lelaki mana yang tidak tergoda oleh kesempurnaan yang telah tuhan ciptakan untuknya, setelah berkaca ia pun memutuskan untuk mandi dan berangkat ke kantor.
''gimana keadaan mu Ra, apa sudah baikan? tanya Clarisa kebetulan teman satu sekantor Tara juga.
''tentu saja aku sangat baik hari ini''
"kamu kenapa Ra, sepertinya kamu sedang tidak baik-baik saja hari ini".selidik Clarisa padanya.
''gak kok, aku hanya sedang merasa bahagia saja hari ini. oh yah ris makasih yah berkat kamu yang telah mengantarkan aku ke rumah sakit dan membuat ku bisa bertemu dengan dokter tampan itu''
"Apa maksud mu dokter Kheno yang merawat kamu kemarin''
"iya betul. Apa kamu tau dengannya?"
"Aku tidak tau tentang kehidupannya Tar, yang aku tau dia bernama Dokter Kheno."
"Wah sayang sekali". Ungkap Tara kecewa.
"apa kamu menyukainya?''
"Jelas saja aku tergila-gila padanya dia begitu tampan. Aku selalu membayangkan bahwa aku dan dia selalu bercinta setiap malam"
"hahahah.. "Clarisa tertawa renya ketika ia mendengar tutur kalimat dari sahabatnya itu.
Tara berdengus kesal.''apa ada yang salah, kenapa kamu tertawa?"
"Tidak, menurut aku itu begitu lucu Ra, bukan kah kamu tidak pernah melakukan hubungan ranjang dengan seorang pria, namun sekarang kamu membayangkan dokter Kheno melakukan hubungan intim dengan mu."
"Dengar itu karena aku tidak ingin membiarkan sembarang lelaki melakukan hubungan intim itu dengan ku"
"Astaga kamu benar-benar terobsesi pada ketampananya ya Ra. Tara kamu itu sangat cantik dan sexy pria tak cukup satu bukan kah masih banyak yah pria di luar sana yang menginginkan kamu menjadi miliknya"
"Entah lah aku tak tau mengapa aku begitu menggilai ketampanannya. Ini hampir membuat otak ku pecah karena tak henti-hentinya memikirkan ketampananya."
''Lalu apa yang akan kamu lakukan selanjutnya?''
"Menemuinya lagi di rumah sakit". jawab Tara mantap.
''gimana kamu bisa pergi ke rumah sakit sedangkan kamu saja tidak sakit''
"Oh iya yah. Lalu apakah aku harus pingsan lagi biar aku bisa masuk kerumah sakit itu supaya aku bisa bertemu dokter kheno?''
"Iya setelah itu kamu akan dia masukan kedalam kamar mayat. Karena kamu telah membohonginya dengan berpura-pura sakit."
"Kejam sekali! Lalu apa yang akan aku lakukan."
"sore nanti Beli lah sesuatu yang dapat di makan lalu berikan pada dokter Kheno."
"Kamu benar aku akan membeli sesuatu yang lezat di mall dekat sini."
"Kenapa harus di mall. Apa kamu punya uang?''
"gak ada sih, maka dari itu aku ingin meminjam uang mu hehe''
"Dasar tidak modal!''_Clarisa.
*****************
Sore ini Tara sudah membeli roti sandwis berisi daging untuk di berikan kepada dokter kheno.
Tara menunggu taxi di pinggir jalan dekat mall agar bisa langsung pergi ke rumah sakit. Di saat itu juga tidak jauh dari dekat ku Tara melihat soarang ibu-ibu paruh baya berjalan dengan posisi menelpon seseorang, awalnya terlihat biasa saja namun lama kelamaan Tara melihat ada sebuah mobil yang ingin menabrak wanita itu. Dengan cepat Tara berlari menyelamatkan ibu-ibu tersebut dengan mendorongnya ke pinggiran. Mobil yang ingin menabraknya tadi telah pergi jauh.
"Maaf buk, apa ibu baik-baik saja?" tanya Tara khawatir padanya.
''astaga hampir saja saya kehilangan nyawa, saya baik-baik saja nak terimakasih telah menyelamatkan nyawa saya"
''sama-sama bu, lain kali berhati-hati lah dalam berjalan. kita tidak tau bu jika sebuah kejahatan berada di mana-mana''
"Iya saya mengerti, kamu gadis yang baik saya sungguh berhutang nyawa padamu"
"Siapa nama mu nak?''
"Nama ku Tara viola bu". Ucap Tara sembari tersenyum.
''Nama yang cantik percis seperti orangnya"
"Ah ibu bisa saja tapi Maaf bu saya harus pergi karena ada sebuah urusan.''
Tara benar-benar tidak mempunyai waktu lagi. Sepertinya hari sudah menampaki malamnya sebelum malam Tara harus cepat-cepat pergi kerumah sakit dan di mana roti sandwisnya.
"Oh astaga roti yang ku beli tadi telah hancur karena injakan mobil tadi.
Bagaimana ini." ucap Tara lirih namun sempat terdengar oleh ibu-ibu ini.
"Sudah biarkan saja, hari ini sudah hampir malam nak sebaiknya kamu ikut saya kerumah untuk makan malam bersama"
''Tapi aku tidak bisa,'' tolak Tara pelan.
''Tolong jangan menolak anggap saja ini saya membalas budi mu''
Wanita ini benar-benar memiliki sikap keibuan yang sangat lembut sungguh beruntung seorang anak yang memiliki ibu seperti dia.
Tara tersenyum dan tidak menolak tawarannya.
Kami telah berada di dalam taxi.
Sepertinya ibu ini sedang menelpon anak nya. Ucap Tara dalam hati
''ia Hallo ibu'' ujar suara di sebrang sana.
''kapan kamu akan pulang nak, ibu telah menyiapkan makan malam untuk kita makan''
''bagaimana bisa ibu hampir tertabrak pasti ada orang jahat yang sengaja mencelakai ibu''
''sudah lah nak karena ibu juga tidak apa-apa berkat seorang gadis yang telah menyelamatkan nyawa ibu''
''siapa gadis itu bu?''
''kamu akan tau jika kamu pulang ke rumah ibu yang akan memperkenal kan dirinya kepada mu nanti"
*
*
*
*
*
"hmm Tara kita sudah sampai di rumah Saya ayo masuk"
Tara benar-benar takjub dengan kemewahan rumah ini mewah seperti istana parkirannya saja jauh lebih besar dari parkiran rusun tempat tinggalnya
Entah lah aku berpikir harus berapa banyak uang yang harus aku kumpulkan untuk membeli rumah semewah istana ini.
"Apakah tante hanya tinggal sendirian di rumah sebesar ini?''
''Tidak kebetulan tante tinggal bersama ibu tante dan putra sulung satu-satunya"
''Lalu siapa kah yang membersihkan rumah sebesar ini?"
"Kami hanya mempunyai 4 pelayan yang bekerja di rumah ini untuk mengurus bagian rumah serta halaman belakang"
''Oh iya mari tante kenalkan kamu dengan ibu tante. Kamarnya ada di kamar bawah''
Tara mengikuti kemana langkahnya pergi hingga aku pun tiba di kamar seorang nenek yang belum terlalu tua ia hanya duduk di sebuah kursi roda.
"Ibu kenalkan dia Tara, dia wanita yang baik dan dia juga yang telah menyelamatkan nyawa ku saat sore tadi dari tabrakan''
Tara menunduk sambil mencium punggung tangannya.
"Saya Tara nek''Nenek ini hanya menatap Tara dengan pandangan diam.
"ibu saya ini sedang struk sebagian jadi makannya beberapa sharafnya tidak berfungsi.''
Sungguh kasihan ucap Tara pilu. ''Lekas sembuh yah nek''
"Nah sepertinya putra sulung saya telah pulang. Tara kamu tunggu di sini dulu yah nanti saya akan memperkenalkan kamu juga dengan putra saya.''
"Iya tante"
Tara kembali menunduk untuk menyamai posisi sang nenek. ''Aku sungguh prihatin aku akan berdoa supaya nenek lekas sembuh" Tara menggenggam tangan milik nenek Sambil tersenyum.
"Tara ini perkenalkan dia Kheno anak tante.''
Sepertinya tante telah datang bersama putra nya tapi di saat Tara mendengar nama kheno sontak ia langsung menghadap ke belakang dan melihat apa kah dugaannya benar.
"KAMUU..."
Ucap Tara dan putra nyonya ini bersamaan.
Dalam artian Tara sungguh sangat bahagia karena hal yang ia inginkan kini telah hadir di dekat dirinya.
Dan untuk kheno iya benar-benar merasa menjadi buruk di kala ia di pertemukan lagi dengan wanita penggoda itu.
Tara sedang menikmati makan malam bersama keluarga kheno. hanya tante vania, kheno, dan jika nenek saat tadi ia telah makan terlebih dahulu karena salah satu maid yang telah menyuapin makanan untuk nenek. terasa sepi bukan rumah sebesar ini hanya mereka saja yang tinggal disini.
Kini Tara masih menatap mata itu, serta mulutnya yang masih mengunyah makanan sangat lucu tapi tetap saja terlihat tampan.
Tara menatapnya sambil tersenyum geer berharap dia juga membalas senyumannya, Tapi nol persen semua tak sesuai harapan. Pria tampan itu memancarkan tatapan tidak sukanya kepada dirinya. "Baiklah tak apa pasti lama-lama juga kamu akan menyukai ku." Ucap Tara dalam hati.
"Oh yah Tara, kamu di sini tinggal di mana dan di mana orang tua mu?''
Satu pertanyaan yang berhasil membuat hati Tara kembali pilu dan membuat Tara seketika berhentih menatap kheno lalu menjawaban pertanyaan itu jujur apa adanya.
"Aku tinggal di salah satu rusun tante''
"Loh bukankah rusun itu tempat yang sangat kecil dan kumuh yah, lalu untuk orang tua mu?"
"Aku adalah korban perceraian dari orang tua ku, saat usia ku menginjak 7 tahun hari itu ibu dan ayah ku bercerai ibu lalu mengajak ku tinggal di apartemen milik nya. pada saat usia ku 12 tahun ibu meninggalkan ku lalu pergi bersama laki-laki yang tak ku kenal kalau ayah dia telah meninggal dunia karena penyakit jantung kronisnya''
Tara merasa air matanya akan meledak keluar namun ia menahannya karena ia tak ingin masalahnya terpengaruh pada keluarga ini. Untuk memikirkan hidupnya di masa lalu saja sungguh membuat hati nya begitu sakit di tambah lagi ibu yang tega meninggalkan Tara bersama laki-laki lain.
"cchi wajar saja dia begitu liar"Umpat kheno.
"Kheno apa yang kamu katakan!'' ucap ibunya sedikit tidak terima.
"Gak kok bu, ibu salah dengar kali"
"Tante begitu prihatin dengan masa lalu kamu Tara. Dan bagaimana kamu bisa bertahan sejauh ini?''
''aku bisa bertahan karena aku masih memiliki cukup tabungan serta uang tambahan dari ibu untuk ku tabung kembali serta untuk memenuhi kebutuhan hidup ku tante''
"Tante jadi semakin yakin bahwa kamu adalah wanita yang teguh, mandiri, dan baik dan 1 poin plusnya kamu juga sangat cantik Tara, ia kan kheno?''tante Vania berusaha menggoda putranya hingga membuat Kheno ilfeel.
"Sudah lah ibu, apa yang ibu katakan''
Tara begitu senang di saat tante Vania memberinya komentar positif di depan Kheno pasalnya lelaki itu mengumpatnya tadi. Tapi tak apa yang terpenting membuat ibunya memuji nya itu sudah lebih dari cukup.
***********
''Tante berhubung ini sudah malam aku ingin pamit pulang dulu''
"Kalau gitu tunggu sebentar yah tante akan panggilkan kheno untuk mengantar mu"
"Ah tidak perlu tante, aku bisa naik taxi ''
"Tara ini sudah malam, kamu seorang wanita bagaimana jika terjadi apa-apa pada mu, Biarlah kheno yang mengantar mu ok''
Bohong jika Tara berpura-pura jika menolak tawaran tante vania padahal hati nya sungguh menjerit senang bahwa ia bisa melempiasakan hasrat ku bersama Kheno.
"Khen kamu antar Tara pulang yah.,kasian dia harus pulang sendirian"
"Tapi bu aku tidak bisa''
"Kheno ayolah tolong turuti ibu, apa kamu tidak kasian pada seorang wanita yang pulang sendirian di malam hari hmm."
"Ha sudahlah ayo aku akan mengantarnya"
"Nah gitu dong, itu baru anak ibu"
"Kalau gitu aku pulang dulu tante"
"Iya kamu hati-hati yah semoga kamu gak pernah bosan kembali ini kerumah ini."
"iya tan__it"
"tidak perlu sepertinya wanita ini tidak akan pernah datang lagi ke rumah kita bu!" Ucap Kheno sinis setelah itu iya pun pergi meninggalkan Tara menuju mobil nya.
"Astaga anak itu, kenapa dia semakin hari semakin menjengkel kan. Ra tante harap kamu maklumin yah sikap anak tante."
"iya kok tan, aku paham."
"yaudah kalau gitu tunggu apa lagi cepat susul Kheno di depan."
"oh baiklah tan. Permisih."
Tara sudah masuk ke dalam mobil mewah milik kheno karena dia akan mengantarnya pulang.
"Apa yang kamu lakukan?''
"Emang nya apa yang telah aku lakukan?'' Tanya Tara polos.
''Maksud ku kenapa kamu duduk di belakang apa kamu pikir aku ini sopir mu. Enak saja cepat duduk di depan!''
"ah rupa nya kamu ingin lebih dekat duduk dengan ku yah, Baik lah aku akan duduk di dekat mu"
"tidak usah merasa geer jika saja ibuku tidak memintaku untuk mengantarkan mu pulang maka aku tidak akan sudih untuk menyuruh wanita rendahan seperti kamu duduk manis di mobilku.''
tidak ada pembicaraan kecuali tujuan Kheno adalah mengantarkan Tara ke rumah susun. Tara benar-benar gelisa lagi-lagi ia mempunyai pikiran untuk menggoda Dokter itu. tidak ada pilihan lain kecuali dia harus berpura-pura sakit
"Akggh...tolong!!,perutku sakit sekali.."
Sedari tadi Kheno hanya fokus pada jalanan, namun setelah ia mendengar rintihan Tara yang sedang kesakitan membuatnya langsung menepikan mobilnya kepinggiran jalan.
"Sepertinya sakit lambung mu kambuh, apakah kamu membawa obat anti sakit lambungnya?"
Tara menggeleng lemah.''Tidak, aku tidak membawanya, sebaiknya dokter cepat antarkan aku saja ke rusun ku saja agar aku bisa cepat meminum obat yang kamu berikan''
Kheno mengagguk paham, dan akhirnya Kheno melanjutkan perjalanannya menuju rusun yang Tara maksud.
"Bertahanlah, aku akan membawa mu pulang''
*******************************************
Kheno telah sampai di tempat area rumah rusun Tara. sungguh rusun yang sangat kumuh, ia berpikir bagaimana bisa Tara bertahan hidup di rusun yang seakan terbengkalai ini. Kheno melihat Tara yang keluar dari mobil, Tara berjalan lemah menuju tangga rusun sambil memegang perutnya yang kesakitan. namun hal itu cukup membuat rasa iba di hati Dokter Kheno, bagaimana pun ia adalah seorang dokter handal.
Kheno berjalan ke arah Tara, dan seketika ia membopong Tara menuju kamarnya yang ada di lantai dua dari ketiga lantai.
Tara merasa rencananya untuk menggoda Kheno rupanya berhasil. dan ia dengan senang hati jika Kheno mau membantunya. kemudian tibalah Kheno di depan kamar milik
Tara.
Setelah sudah mengantar Tara ke kamarnya Kheno memutuskan untuk pamit pulang namun sebuah tangan menarik tanganya agar tidak pergi. kini tangan itu beralih memeluk pinggangnya dari belakang agar tidak pergi.
"Tolong jangan pergi aku mohon dokter bisakah kamu menemani ku tidur malam ini."
Kheno pun menghempaskan tangan yang melingkar erat di pinggangya dengan perasaan marah. rupanya wanita ini hanya mempermainkannya.
Sebagai Putri
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!