NovelToon NovelToon

Pernikahan Kedua Suamiku

Bab 1. Penghianatan

Selamat Membaca.......💔💔💔💔💔💔

Ross terduduk lemes diranjangnya. Dia menutup mulut tak percaya saat menerima sebuah notifikasi dari ponselnya. Suaminya sedang mengenakan pakaian pengantin bersama seorang wanita cantik.

"Hiks hiks hiks".

Ross memukul dadanya berulang kali menghilangkan sesak yang menyerang nya begitu saja. Pasokkan udara didalam rongga paru-paru nya terasa menipis. Mengapa tega?

"Kenapa kamu tega sama aku Mas? Apa salahku sama kamu?". Isaknya terdengar menggema.

Rosmiati wanita berusia 31 tahun. Dia memiliki dua putra yang tua berusia 10 tahun dan yang nomor dua berusia 6 tahun.

Rosmiati menikah muda. Dia menikah diusia 14 tahun, karena ditangkap saat sedang bersama pacarnya. Anak pertamanya meninggal, dia melahirkan belum cukup usia. Sehingga kandungannya tidak bisa diselamatkan. Lalu Rosmiati mengandung anak kedua dan anak keduanya pun meninggal akibat pendarahan hebat yang dia alami.

Hamil yang ketiga kalinya, Rosmiati lebih ketat menjaga kehamilan dan kandungan serta anak dalam perutnya. Bayinya berhasil lahir tanpa kekurangan satu pun. Namun, bayi yang baru lahir itu pun mengalami gangguan didalam pernapasan nya. Sehingga Rosmiati dan suaminya harus ekstra menjaga anak mereka dan membawanya kerumah sakit. Setelah melalui perjuangan yang hebat serta air mata yang tak berhenti, putra pertama yang dia beri Jacky Astra itu sembuh secara total dari penyakit nya.

Rosmiati kembali hamil anaknya yang keempat dan anak yang keempat berjenis kelamin laki-laki. Lahir sehat tanpa kekurangan satu pun.

Kehidupan mereka sangat harmonis dan bahagia layaknya pasangan suami istri pada umumnya.

Herdianto Syahputra, usia 35 tahun. Adalah suami dari Rosmiati. Dia seorang Manager disebuah perusahaan besar. Berkat kecekatannya dalam memimpin divisi dibawah naunagannya sehingga membuat namanya melambung tinggi dan dia diangkat menjadi GM diperusahaan tersenyum.

Herdianto sangat menyanyangi istrinya. Wanita yang dulu dia nikahi diusia masih muda, kini benar-benar tumbuh menjadi wanita yang cantik. Ross tidak sempat duduk dibangku sekolah, dia hanya sampai dibangku kelas lima sekolah dasar. Sehingga kemampuan IQ Ross berbeda dari yang lainnya. Dia hanya seorang Ibu rumah tangga dan juga bekerja sebagai cleaning service diperusahaan yang sama seperti suaminya itu.

Sejak kecil Ross kekurangan figure seorang Ayah. Ayahnya meninggal diusianya yang ke delapan tahun. Sang Ibu menikah lagi dengan duda tanpa anak.

Rosmiati memiliki lima saudara dan semua nya perempuan, ketiga saudara perempuan nya meninggal karena berbagai penyakit yang hinggap ditubuh mereka.

Kini Ross hanya memiliki satu saudara perempuan dan satu saudara laki-laki. Saudara laki-laki, satu Ibu beda Ayah. Mereka hidup rukun layaknya saudara pada umumnya.

.

.

.

.

"Hiks hiks hiks hiks".

Tangis Ross semakin pecah. Dadanya terasa diiris oleh ribuan pisau. Suaminya memang sering tidak pulang dengan beralasan, ada meeting bersama para pemimpin perusahaan. Tapi nyatanya suaminya itu malah menikah secara diam-diam dibelakangnya.

"Aku gak nyangka kamu tega Mas". Dadanya benar-benar terasa terhimpit.

"Mama".

Dua bocah masuk kedalam kamar Ross, dan heran mendapati sang Ibu tengah menangis diatas ranjang tidurnya.

"Mama kenapa? Kenapa Mama nangis?". Tanya Jackson, putra bungsu Ross.

Ross menyeka air matanya "Mama gak apa-apa sayang". Jawab Ross berusaha menyembunyikan kepedihan hatinya.

"Mama gak bisa bohong sama kita. Kita tahu Mama pasti sedih kan karena liat foto Papa?".

Ross terkesiap mendengar ucapan putranya. Darimana putranya itu tahu?

"Kamu tahu dari mana Nak?". Tanya Ross

"Dari tetangga Ma". Jawab Jacky wajahnya datar.

Jacky memang memiliki wajah dingin dan juga datar tanpa ekspresi. Pria kecil itu cukup keras kepala. Berbanding terbalik dengan adiknya Jackson yang periang dan juga humoris.

"Kalian gak usah pikirin itu ya. Papa pasti pulang kok". Ross mengelus kepala dua putranya.

"Iya Ma. Kenapa Papa gak pulang-pulang. Padahal Jackson kangen banget sama Papa Ma". Ucap Jackson sendu. Kembali hati Ross bagai teriiris. Jalan mana yang harus dia pilih?

"Iya Nak. Kamu yang sabar ya, sebentar lagi Papa pasti pulang kok". Senyum Ross lebih tepatnya dipaksa.

"Tapi udah tiga hari Papa gak pulang Ma. Memang nya Papa kemana sih?". Timpal Jakcson lagi. Sedangkan Jacky hanya terdiam saja.

Ross berusaha kuat menahan hatinya. Bukan pertama kalinya putra bungsunya itu menanyakan dimana Papa. Tapi sudah tiap hari dan sampai hari ini suaminya belum juga pulang.

"Papa kan kerja Nak, katanya Jackson mau beli mainan ya?". Jackson mengangguk antusias "Makanya Jackson jangan nakal ya?". Jackson hanya mengangguk paham.

Ross kembali teringat pada penghianatan suaminya. Dia tidak habis pikir. Suami yang selalu dia banggakan. Suami yang dia cintai sepenuh hati. Benar-benar tega menghianati nya.

Herdianto adalah pria penyanyang dan tidak pernah berbuat kasar pada Ross. Dia memperlakukan Ross bak ratu dan menyanyangi istrinya dengan sangat. Namun, kenapa begitu tega menghianati nya?

**Bersambung....

Hiii guysss selamat datang dinovel baruku. Jangan lupa like, vote dan komennya yaaa terima kasih**.....

Bab 2. Rencana Mengakhiri Hidup

Selamat Membaca...............

Sudah tiga hari Herdianto belum juga pulang, entah kemana suami Ross itu pergi. Ditelpon juga tidak dijawab. Di chat juga tidak dijawab.

Ross duduk dengan tatapan kosong menatap keluar jendela kamarnya. Tiga hari berturut-turut dia menangis tanpa jeda. Menananti kedatangan suaminya. Namun suamiyna itu tak kunjung datang.

"Sebaiknya aku mati saja". Gumamnya dengan air mata berderai dipipinya.

Ross bangkit dari ranjang lalu membuka laci nakas dan mengambil beberapa butir obat. Ross memasukkan obat itu kedalam gelas berisi air. Lalu dia mengambil obat anti nyamuk dikamarnya. Dia mencampur kan nya dengan obat-obatan itu.

"Mati adalah solusi terbaik masalah ku. Aku gak sanggup liat wajah anak-anakku". Gumamnya sambil terus mengaduk isi gelas itu.

Ross meneguk isi gelas itu. Tidak peduli terhadap apapun. Yang dia inginkan adalah kematian. Sebab mati adalah cara terbaik menyelesaikan masalah, pikirnya.

Seketika mulut Ross mengeluarkan busa dan dia kejang-kejang tersungkur dilantai.

Brakkkkkkkkkkk

"Mama".

"Ross".

Jacky, Jackson dan Suherni, Ibunya Ross masuk kedalam kamar Ross.

Mereka terkejut melihat Ross yang sudah tersungkur dilantai dengan mulut yang penuh busa dan badannya kejang-kejang.

"Mama". Jacky langsung berhambur menghampiri Ross.

"Mama". Begitu juga dengan Jackson.

"Ross". Suherni sudah menangis panik "Ayo bantu Nenek, kita bawa Mama kerumah sakit". Ujar Suherni yang tak mampu menahan tangisnya.

Ross dibawa kerumah sakit. Jackson terus menangis sambil memangku kepala Ross. Panik, apalagi wajah Ross sudah pucat dan busa itu keluar dari mulutnya.

Sedangkan Jacky menangis dalam diam. Dia hanya bisa menatap sang Ibu dengan sendu. Pria berusia sepuluh tahun itu tampak menahan emosi didadanya. Tangannya terkepal sangat kuat.

"Tenang ya Nak. Mama pasti baik-baik aja". Ucap Suherni menenangkan padahal dia juga panik.

Sampai dirumah sakit, supir taksi langsung membantu Suherni mengeluarkan Ross dari dalam mobil.

Ross dibawa keruang UGD. Teriakkan dan tangisan Jacky dan Jackson terdengar menggema dilorong rumah sakit hingga menjadi pusat perhatian para dokter dan perawat yang bertugas disana.

"Dek tenang ya Dek, biar Kakak dokter periksa dulu Mama nya". Ucap Dokter muda itu sambil tersenyum memeluk Jackson.

"Tapi Mama mulut nya berbusa. Mama kenapa? hiks hiks hiks". Pria kecil itu hanya bisa menangis karena ketakutan "Jack takut Mama tidul dan gak bangun lagi".

"Stttt. Jangan berbicara seperti itu ya sayang. Mama baik-baik aja. Ya udah Jack tunggu disini ya, Kakak dokter periksa Mama dulu". Jackson mengangguk dan melepaskan diri dari dokter.

Sedangkan Jacky menangis dimana diam dipelukkan Suherni. Tangisnya tak bersuara. Dia adalah bocah yang dewasa sebelum waktunya.

Suherni tak mampu melihat keadaan putrinya seperti itu. Dia sudah tahu masalah yang menyerang rumah tangga putrinya. Sebagai seorang Ibu dia juga terluka dan paham atas apa yang menimpa putrinya.

Tidak lama kemudian dokter keluar dari ruangan. Segera mereka menghampiri dokter itu.

"Dok, bagaimana keadaan anak saya?". Cecar Suherni.

"Ibu Ross mengalami keracunan. Tapi untung saja Ibu cepat membawanya sehingga kami bisa menyedot racun dalam tubuhnya. Ibu Ross juga sudah melewati masa kritis. Mungkin sebentar lagi dia akan bangun karena masih pengaruh obat bius".

"Makasih dokter".

Suherni bernafas panjang. Dia menarik nafas lega dan bersyukur karena Ross tidak kenapa-kenapa.

"Nek ayo kita liat Mama". Jackson menarik tangan Suherni "Ayo Bang". Jackson juga menarik tangan Jacky dengan tak sabar.

"Pelan-pelan Jack". Tegur Jacky pada adiknya.

Mereka bertiga masuk kedalam ruangan Ross. Tampak Ross masih terpejam dengan selang infus ditangannya.

"Mama".

Jacky dan Jackson berhambur memeluk Ross yang masih memejamkan matanya.

"Mama bangun Ma. Jangan tinggalin Jack Ma". Tangis Jackson "Jack sayang Mama". Ucap Jackson lagi.

"Udah Nak gak usah nangis lagi. Mama sedang tidur. Biarkan Mama istirahat yaaa". Suherni mengelus kepala cucunya

"Tapi kenapa dali tadi tidul telus Nek? Jack takut Mama ninggalin Jack". Ucap Jackson terisak.

"Ma". Ucap Jacky lirih. Dia mengenggam tangan Ross "Bangun Ma, jangan buat Kyky panik liat Mama penjamin mata. Kyky janji akan jaga Mama. Bangun Ma, ada Kyky yang bakal bela Mama nanti".

Suherni menyeka air matanya mendengar ucapan Jacky. Pria sekecil itu sudah bisa berbicara layaknya orang dewasa. Sesungguhnya bukan hanya Ross yang terluka tapi juga kedua putranya.

Perlahan mata Ross terbuka. Mulutnya terasa kering. Kerongkongan nya juga sangat sakit. Kepalanya berat terasa ditimpa ribuan ton batu.

"Mama".

Jacky dan Jackson dengan cepat mengenggam tangan Ross

"Mama". Lirih Jacky

"Nak". Suara Ross lirih "Bu". Dia melirik Suherni.

"Dimana yang sakit Nak? Bilang sama Ibu". Ucap Suherni.

"Mama dimana?". Ross menatap sekeliling nya yang terasa asing.

"Mama di lumah sakit. Mama kenapa mulut mama belbusa. Mama juga kejang-kejang. Jack takut liat Mama". Ucap Jackson.

Ross mencoba mengingat apa yang terjadi. Ross ingat jika dia sedang berada didalam kamarnya, lalu mengambil obat dan mengaduknya dengan air serta mencampur nya dengan obat anti nyamuk.

Ross berencana mengakhiri hidupnya. Dia tidak sanggup menerima kenyataan tentang suaminya yang menikah lagi. Sampai saat ini suaminya itu belum juga pulang dan memberi kabar.

Ross tak sanggup. Dia tidak bisa. Dia ingin lepas dan berpisah dari suaminya. Namun saat melihat kedua buah hatinya dia tidak tega. Bagaimana bisa anak-anak nya tumbuh tanpa figure seorang Ayah? Apalagi Jackson, setiap hari dia terus menanyakan dimana Ayahnya? Apa Ross tega bercerai dengan suaminya hanya demi hatinya yang sakit, sementara kedua anaknya akan menjadi korban dari sakit hatinya? Tapi bertahan dalam rasa sakit seperti ini, bukankah itu akan membunuhnya secara perlahan?

"Jangan nangis lagi ya Nak. Mama baik-baik aja. Maafkan Mama ya". Ross mengelus kepala Jackson "Ky, Kyky kenapa?". Ross beralih pada putranya yang diam dalam tangis.

"Ma". Jacky kembali memeluk Kyky "Maafkan Kyky Ma. Kyky belum bisa jaga Mama. Belum bisa jadi pembela Mama, Kyky janji suatu saat nanti Kyky akan buat Mama bahagia".

Ross menahan lelehan bening yang ingin lolos dari pelupuk matanya. Tidak. Dia harus kuat demi kedua putranya.

"Makasih ya sayang. Kyky udah hadir dalam hidup Mama, udah lebih dari cukup buat Mama. Kyky ada sama Mama itu udah jadi segalanya buat Mama".

Jacky dan Jackson memeluk Ross dengan isak tangis. Meski mereka masih kecil, tapi mereka tahu apa yang sedang menyerang Mamanya.

Sementara Suherni hanya menangis dalam diam menatap ketiga orang itu. Hatinya juga luka. Hatinya juga perih mengingat penghianatan menantunya.

**Bersambung.....

Hiiii guyyysss. Welcome dinovel baru author yaaa. Kalian perlu tahu bahwa cerita ini author angkat dari kehidupan nyata, sebagian besar... eitsss, jangan salah paham bukan kehidupan author yaa, tapi kehidupan tentangga author. Suaminya menikah lagi dan yaaahhhh, ikutin aja ceritanya... Perlu anderlin yang sabar yaah bacanya, karena disini karakter Ross adalah wanita pasrah yang tidak bisa melawan... Penasaran... Ikutin aja yaaa hehhe...

Jangan lupa tanda cinta buat author...

Puji Tuhan kalau gak ada kendala bakal update 3 bab perhari... Tapi liat kesibukan juga yaa. Kwwkwkwk...

Gbu**...

Bab 3. Tak ada pembelaan

Selamat Membaca...........

Setelah dua hari dirawat dirumah sakit. Hari ini Ross sudah diperbolehkan pulang oleh Dokter.

Tak ada dari keluarga suaminya yang menjengguk. Padahal Ross tinggal dengan mertuanya. Hanya Suherni, Jacky dan Jackson yang setia menemani Ross. Kadang Suherni harus meninggalkan Ross dan pulang untuk mengurus keperluan suami dan anak laki-laki nya.

"Alah, paling cuma pura-pura sakit". Cibir Ligina, mertua Ross.

Ross hanya diam saja. Dia menangis dalam diam. Hatinya lelah. Dia sudah tak sanggup untuk menjawab ucapan mertuanya.

"Ayo Ma, Kyky bantu ke kamar". Ucap Jacky tanpa memperdulikan Nenek nya.

"Nenek jahat". Hardik Jackson "Nenek gak punya hati". Jackson menatap Ligina tajam.

"Nak". Ross menggeleng.

"Hei bocah. Kamu diajarin gak bener ya sama Mama kamu. Pantesan aja ditinggal nikah, didik anak aja gak tahu". Sindir Ligina mellengang pergi dari sana.

Satu tetes butiran bening itu lolos lagi dipelupuk mata Ross. Tidakkah cukup suaminya saja yang berkhianat? Jangan mertuanya. Rasanya Ross tidak sanggup.

"Udah Ma, gak usah didengarin. Biarin aja". Ucap Jacky.

Ross hanya mengangguk lalu melihat kearah Jackson.

"Nak, lain kali gak boleh gitu sama Nenek ya, gak sopan". Tegur Ross sopan pada putra nya itu

"Tapi Ma, Nenek udah jahat sama Mama. Jack gak bakal bialin dia hina mama kayak tadi". Sahut Jackson.

Ross memaksa kan senyum "Mama baik-baik aja Nak. Makasih yaaa". Ucap Ross mengelus kepala Jackson.

"Ayo Ma". Kedua bocah itu membantu Ross masuk.

Jika bukan karena kedua buah hatinya. Mungkin Ross benar-benar sudah mengakhiri hidupnya. Bahkan perencanaan bunuh dirinya saja gagal, karena Tuhan tidak mengizinkan dia menyerah.

.

.

.

.

Herdianto hanya bisa menunduk melihat wajah kecewa istrinya.

"Kenapa Mas?". Air mata Ross berderai "Apa salahku sama kamu Mas? Apa Mas?". Cecar Ross menatap Herdianto.

"Maaf". Lirih Herdianto "Aku pengen punya anak perempuan dan kamu gak bisa berikan aku itu".

Deg

Jantung Ross serasa ingin terlepas dari tempatnya. Selama ini suaminya memang memintanya untuk mengikuti program hamil, karena Herdianto memang ingin memiliki anak perempuan. Namun Ross menolak lantaran dia belum siap hamil lagi karena sibuk mengurus kedua putranya serta dia belum mau melepaskan pekerjaan nya walau hanya sebagai cleaning service.

"Apa hanya karena itu Mas? Kalau kamu mau aku bisa kasih kamu anak. Tapi haruskah dengan nikah dibelakang aku diam-diam?". Ucap Ross. Dadanya benar-benar terasa sesak.

"Udah lah Her, kamu cerain aja istri kamu itu. Ngapain coba pertahanin istri yang gak bisa buat suaminya seneng, jaga penampilan aja gak becus". Sindir Ligina.

"Iya Kak bener tuhh, mending Kakak lepasin aja Kak Ross". Sambung Hilda, adik Herdianto.

Dada Ross semakin sesak. Tidak ada kah pembelaan untuknya? Apakah dia benar-benar tidak pantas dicintai? Selama ini Ross memang tidak memperhatikan penampilan karena dia pikir suaminya tidak akan berpaling dan mencintai dia apa adanya.

"Kalian benar-benar keterlaluan, Herdi yang salah malah Ross yang kalian salahkan. Dimana hati nurani kalian. Coba kalau Ross yang nikah diam-diam gimana perasaan Herdi?". Hardik Suherni menatap mereka dengan menggeleng kepala

"Gak usah ikut campur". Ujar Ligina.

"Kamu sadar gak sih, kamu yang gak usah ikut campur urusan rumah tangga anak kamu. Wajar donk kalau aku mau bela anakku, kamu aja bela anak kamu walau udah salah". Ucap Suherni tak mau kalah.

"Bu. Udah". Sergah Ross

"Ross sebaiknya kamu ceraikan aja suami kamu itu. Buat apalagi kamu pertahanin dia? Dia udah duain kamu dan nikah sama perempuan lain". Ucap Suherni dengan nafas memburu. Dia emosi dan juga sakit hati melihat anaknya diperlakukan seperti binatang.

"Aku gak akan cerain kamu Ross". Tegas Herdianto.

"Mas".

"Gak akan cerain? Terus mau kamu apain anak saya hah?". Sentak Suherni "Dasar laki-laki gak tahu diuntung".

Plakkkkkkkkkkkk

Suherni melayangkan tamparan dipipi Herdianto dengan kuat.

"Hei berani-berani nya kamu tampar anak saya".

Kedua wanita paruh baya itu saling serang menyerang satu sama lain.

"Bu. Udah Bu. Udahhhh".

"Ma hentikan".

Herdianto, Hilda dan Ross berusaha melerai kedua orang itu.

"Kamu dengarin ya Ligina, hukum karma itu berlaku. Liat aja nanti, Herdi pasti nyesel karena udah duain Ross". Setelah berkata Suherni mellengang pergi. Rumahnya lumayan jauh dari tempat tinggal Ross.

Ligina dan Hilda juga masuk ke kamarnya. Herdianto empat bersaudara, dua laki-laki dan dua perempuan. Kakaknya menikah memiliki tiga anak dan tinggal bersama suaminya. Kakak laki-laki nya juga menikah dan memiliki tiga anak, hidup terpisah. Sedangkan Hilda adiknya, janda beranak satu. Dia bercerai dengan suaminya karena kasus perselingkuhan.

Ross membuang muka. Dia juga mellengang pergi dari sana.

Sementara Herdianto terduduk lemes disoffa. Entahlah perasaan nya. Dia mencintai istri mudanya. Tapi dia juga mencintai Ross. Dia sudah enam bulan menikah secara diam-diam karena istri mudanya hamil duluan dan dia diminta bertanggung jawab.

Herdianto berusaha menyembunyikan status pernikahan nya namun tetap saja ada yang membocorkannya. Dan itu membuat rumah tangganya berantakkan.

Herdianto mengusar wajahnya dengan kasar. Ross memang wanita yang tidak pandai mengurus dirinya lantaran kesibukan nya sebagai Ibu rumah tangga membuatnya lupa menjaga penampilan. Padahal dia cantik dan juga menarik.

Hal itu membuat Herdianto bosan dengan kehidupan rumah tangganya. Jabatannya sebagai GM diperusahaan besar tentu membuat nya gengsi memiliki istri seperti Ross. Sehingga dia mengambil jalan yang salah dan menduakan istrinya itu. Padahal fisik bisa dipoles tapi hati yang tulus hanya dimiliki oleh orang-orang yang setia.

Herdianto menikahi Yuli, gadis kelas 2 SMS yang menjadi teman ranjangnya selama beberapa tahun silam. Namun karena keseringan melakukan hubungan terlarang sehingga Yuli hamil dan kedua orangtua Yuli meminta pertanggungjawaban pada Herdianto.

Yuli merupakan gadis kelas 2 SMA yang bekerja paruh waktu disebuah caffe. Karena pergaulan bebas membuatnya terjerumus dalam hubungan yang salah bersama suami orang lain.

Bersambung.............

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!