NovelToon NovelToon

Shania Kesayangan

Bab 1

...~Semangat hidup walaupun sakit~...

..."Selamat membaca"...

Terdengar suara petir yang sepertinya menandakan akan datang nya hujan, dibarengi dengan awan  yang kian berwarna biru mudah yang indah telah berubah menjadi abu abu yang menakutkan.

Tak berselang lama setetes demi setetes hujan pun telah turun membasahi sebagian dari belahan bumi,para mengendara motor menancapkan pedal gas mereka agar cepat sampai di persinggahan dengan keadaan agar tidak basah kuyup

Begitu juga dengan para pejalan kaki mereka berlarian kesana kemari demi mencari tempat berteduh yang aman dari tetesan atau percikan air hujan yang hanya akan membuat mereka sakit ketika di basahinya

Di antara mereka tampak seorang gadis yang hanya seorang dengan pakaian seragam sekolah berlogo SMA berlari dengan keadaan kaki yang pincang sambil memeluk tas ranselnya melindungi tas yang Ransel yang dirinya peluk itu dengan erat agar terhindar dari air hujan yang akan membasahi isi di dalam tas ransel berwarna biru langit itu

Gadis itu terlihat menghela nafasnya setelah menemukan tempat untuk berteduh di teras sebuah Minimarket. Shania Valentine Ricardo adalah nama gadis cantik itu,dia lahir tepat pada tanggal 14 February di hari Valentine sehingga sang Oma menamainya Shania yang artinya perjalanan dan Valentine yang artinya kasih sayang dan cinta nama yang memiliki arti yang sangat dalam bagi sang Oma.nama yang tidak diberikan dengan sembarangan oleh Oma nya mengingat keluarga Ricardo selalu kesulitan untuk mendapatkan anak perempuan

Tapi menjadi anak perempuan satu satu nya di keluarga yang cukup kaya sama sekali tidak menjamin kebahagiaan untuk Shania Valentine Ricardo

Perjalanan kasih sayang dan cinta nama yang mengartikan pahit atau senang hidupmu maka jalanilah seperti air yang mengalir dan tentunya dengan kasih sayang dan cinta jangan pernah mengeluh.itulah arti namanya yang pernah sang Oma katakan sebelum sang Oma Sofia pergi menghadap yang kuasa

Shania membuka sepatu hitamnya begitu pula dengan kaus kaki putihnya yang sebagian sudah tidak berwarna putih lagi melainkan berwarna merah karena darah yang keluar dari telapak kakinya

"Uhh sakit sekali"eluh nya sambil memegangi kakinya yang perih

Shania membersihkan luka nya dengan tisu yang dia ambil dari tasnya,luka terkena paku kecil yang menancap melalui sepatunya karena terlalu terburu buru berlari untuk mencari tempat perteduhan membuat dirinya tanpa sadar memijak paku tajam

Selesai membersihkan lukanya dengan lembut Shania menoleh memperhatikan pemandangan yang sejak tadi mengusiknya yang terdiri dari tiga ekor kucing yang salah satu di antara mereka adalah seperti nya ibu kucing Shania tampak tersenyum saat melihat sang induk kucing membersikan bulu bulu anak anaknya yang terkena lumpur dan air hujan dengan menjilati bulu bulu anak nya yang basah,Shania benar benar iri pada kedua anak kucing itu.sebenarnya bukan hanya pada anak kucing itu saja yang Shania iri kan tapi pada semua anak yang memiliki kasih sayang ibu.kasih sayang ibu yang sudah lama Shania damba dambakan,tanpa sadar hati Shania terasa perih memandang keluarga kucing itu.anak anak kucing terlihat bahagia mereka bertiga bermain kejar-kejaran benar benar keluarga bahagia tidak seperti dirinya batin Shania,Sampai sampai Shania berfikir lebih baik menjadi anak kucing kalau menjadi anak manusia akan sesakit ini

"Astaga Shania"Shania menampar nampak pipinya seolah agar sadar pada pikirannya

"Sama anak kucing saja kamu cemburu cukup cukup Shania tidak ada mengeluh dalam kamus mu okeh"tekan Shania dalam batinnya

Hampir satu jam menunggu akhirnya hujan pun mulai berhenti orang orang sudah mulai berpergian dari tempat berlindung nya.begitu juga dengan Shania,Shania menjinjing sepatunya dan memakai tas nya berjalan tertatih sambil menikmati sakit yang berasal dari telapak kakinya yang lagi lagi mengeluarkan darah karena memijak aspal yang kasar

Shania menghela nafas ketika dirinya telah sampai di depan rumah sang ayah yang amat kejam,rumah mewah yang orang orang pandang dengan sejuk menyama nyamakanya dengan surga tapi tidak dengan Shania bagi Shania rumah itu sudah seperti nerakanya akankah hari ini ada drama baru lagi yang akan terjadi padanya,Shania menggeleng gelengkan kepalanya ketika sadar bahwa dirinya tengah mengeluh sebelum akhirnya dengan perasaan campur aduk Shania melangkahkan kakinya memasuki rumah mewah itu

Baru saja membuka pintu Shania sudah diberi pemandangan sang kakak antagonis yang amat Shania sayangi sedang melipat kedua tangannya di depan dada memandangi Shania dengan kebencian

"Tau Pulang juga lo dasar anak haram anak sekolah itu pulang jam dua lo malah pulang jam empat.emang nya loh habis ng*lont* dari mana"

"Tadi hujan sangat deras kk,Nia berhenti dulu di jalan sampe hujannya redah"

"Alasan bilang aja loh habis ng*lont*"Ucap Seen tanpa hati lalu meninggalkan Shania yang hanya dengan reaksi biasa saja karena sudah biasa dengan ucapan kejam sang kakak keduanya yang tidak pernah di saring sebelum berbicara

Lagi lagi dan lagi lagi Shania hanya dapat mengelus dada dan menghela nafas mendengar perkataan sang kakak, sebelum akhirnya Shania memilih pergi  melangkah kakinya dengan tertatih menuju kamar kecilnya yang berada di dekat dapur

Sampai nya di kamar Sania langsung mengunci pintu kamar nya,saat ini yang dia butuhkan adalah ketenangan Shania mengganti pakaian sekolah nya menggantinya dengan pakaian rumahan biasa,saat ini yang Shania sangat merindukan wajah ibunya,Shania membuka laptop yang dulu sang Oma belikan untuknya lalu memasang sebuah flashdisk yang diam diam dia dapatkan dulu di kamar Joseph ayahnya

Shania iseng iseng membawa flashdisk itu ke kamarnya dan memasang flashdisk itu pada laptopnya,Shania benar benar terkejut dengan isi Laptop itu benar benar tidak bisa berkata kata saking bahagianya karena dapat melihat wajah ibu nya di dalam Vidio bersama Josep ayahnya dan di sana juga ada Heri dengan Seen yang masih terlihat kecil.Shania meng klime bahwa saat itu dirinya masih di dalam perut sang ibu melihat perut ibu nya yang besar

Tetesan air mata telah keluar membasahi pipi Shania selama Vidio itu berputar, melihat wajah cantik ibunya yang tertawa renyah wajah yang sangat ingin dia lihat secara langsung,wajah yang sangat dia rindukan walau belum pernah bertemu,melihat wajah sang ibu yang ada di dalam Vidio pendek itu benar-benar membayar semua rasa rindu dan lelahnya

......................

#Jangan lupa jejek nya supaya otor lebih semangat nulis nya

Bab 2

...~Semakin banyak di sakiti maka akan semakin kuat bukan?~...

Seen mengedor ngedor pintu kamar milik Shania dengan kuat sampai si empunya kamar terkejut dan refleks bangun dari tidurnya Tanpa mengumpulkan nyama yang belum terkumpul terlebih dahulu Shania melangkah membuka pintu kamarnya dengan sempoyongan

"Lo lama bangat sih buka pintu nya gue pikir lo dah mati tadi,gue udah mau senang Sampai sampai mau terbang ke Saturnus"

"Ada apa kk"Tanya Shania dingin tanpa menghiraukan ucapan menyakitkan sang kakak yang sudah seperti makanan sehari harinya

"Lo di panggil Papah"

"Deg" ucapan Seen benar benar membuat Shania takut bukan kepalang

Seen tersenyum sinis.terlihat sangat bahagia ketika melihat raut ketakutan dari wajah Shania

"Kenapa?takut lo haha.. rasain tuh udah gue bilang lo itu gak ada untungnya hidup,tidak ada yang menyayangi lo Shania,ketika lo mati maka gue Seen Ricardo adalah orang terbahagia di dunia ini,camkan itu"

Setelah mengucapkan kata kata itu Seen pergi dengan bersenandung

Ucapan Seen berputar putar di kepala Shania

"Tidak ada yang menyayangi mu Shania"

"Ketika lo mati maka gue Seen Ricardo adalah orang terbahagia di dunia ini"

Setetes air mata telah menetes membasahi pipi Shania dengan secepat kilat Shania menghapusnya,sebelum melangkah pergi ke kamar sang ayah,Shania masih menyempatkan diri untuk berusaha mengumpulkan keberanian nya dan kekuatan nya untuk menghadapi sang ayah pikiran Shania telah berkelana memikirkan apa yang akan terjadi nanti

Dan disinilah Shania sedang berhadapan dengan kedua orang yang sering menyakiti nya ayah dan ibu tirinya

"Kamu tau apa kesalahanmu Shania?"Tanya Joseph

"Maaf Pah"

"Saya menyekolahkan kamu bukan untuk main cinta cintaan kamu pikir saya membayar uang sekolah mu dengan daun ha?,dasar anak haram"

"Sudah sayang mending jangan susah susah mengeluarkan uang untuk anak haram ini mending uang sekolahnya di jadikan uang shopping atau arisan Mamah aja biarkan dia cari uang sendiri,kamu terlalu baik untuk membayar uang sekolah anak orang lain ini,dia hanya parasit yang hanya akan membawa kesialan di keluarga kita"Ucap Kartika

"Yah kau benar anak ini memang pembawa kesialan,Saya menyekolahkan mu membiayai semua keperluan mu hanya agar orang orang tidak memandangku dengan kebencian karena telah pilih kasih terhadap anak anak nya dan juga tentunya karena Ibu ku yang memaksaku untuk tetap menganggap mu seperti anak ku,tapi sekarang ibu ku sudah meninggal tidak ada alasan bagiku untuk tidak berbuat buruk padamu,aku sudah terlalu baik membesarkan anak yang bukan anak kandung ku seperti dirimu,dan apa maksudmu dengan nilai 80 mu itu aku menginginkan mu mendapatkan nilai yang sempurna tapi hanya keinginan kecil itu saja tidak bisa kau laksanakan kau benar benar mengecewakan ku,kamu benar benar cerminan dari ibumu"Ucap Joseph panjang lebar

Bagaimana Shania dapat belajar kalau selama ini dirinya dihantui dengan ketakutan di usir dari rumah atau di buang oleh Joseph itulah ketakutan Shania ketika Oma nya sudah meninggal dan juga satu lagi tubuhnya yang sering merasakan sakit bukan kepalang yang membuatnya tidak bisa fokus untuk belajar semakin dipaksakan berfikir maka akan semakin sakit

"Papah jangan menyalakan Mamah,Mamah tidak tahu apa apa,Shania yang salah di sini"

"Kau bahkan membela ibumu yang sudah tega meninggalkanmu,kalian sama saja selalu bersifat sok baik tapi hatinya tidak sesuai dengan perilaku,hati kalian busuk"

Joseph mengarahkan tangannya pada rambut Shania dan

"Rak"

Menjambak rambut Shania dengan kencang sekuat tenaganya

"aww Papah sakit Papah jangan Papah,Ampun Pah"Shania berusaha menahan ngilu di sekujur kepalanya rasanya semua rambut nya telah lepas sanking sakitnya

"Mulai sekarang kau tidak akan diperlakukan seperti anak lagi mulai sekarang kau hanya akan di anggap pembantu di rumah ini aku tidak peduli apa kata orang kau bukan anak ku ingat itu,kau bekerja kau makan jika tidak bekerja jangan harap sebutir nasi pun masuk ke dalam mulutmu"

Akhirnya Joseph melepaskan cengkraman nya pada rambut Shania yang sudah beberapa di antara rambut nya telah rontok karena kerasnya Joseph saat menjambak rambutnya

Kartika tersenyum senang ketika melihat pertunjukan menyenangkan yang ada di depannya benar benar terlihat indah di pandang mata

"Kamu mengerti"

"Mengerti Pah"

"Pergi dari sini"

"Ingat aku akan mengusir mu jika tidak becus bekerja"

Entah kenapa setiap memandang wajah Shania Joseph selalu merindukan sosok Riana Ibu Heri,Seen,dan juga Shania wajah Shania benar benar cerminan dari Riana istri yang sampai sekarang masih sangat dia cintai tapi sampai sekarang Riana sama sekali tidak pernah memperlihatkan batang hidungnya hilang bak di telan bumi

Mendengar fakta dari ibunya Sofia, yang mengatakan bahwa Riana telah berselingkuh dan bayi perempuan yang baru lahir yang telah diberikan nama Shania Valentine Ricardo itu adalah anak dari selingkuhan Riana membuat Joseph hampir gila,awalnya Joseph tidak percaya bahwa Shania bukan anaknya tapi setelah melakukan tes DNA yang dilakukan atas bantuan Sofia dan setelah dinyatakan Joseph bukan ayah biologis Shania akhirnya dunia Joseph pun hancur anak perempuan yang selama ini dia damba dambakan dan dia tunggu tunggu ternyata bukan putri kandungnya

Karena tidak terima Terhadap perselingkuhan sang istri membuat Joseph menyiksa Riana habis habisan walau penyiksaan itu juga menyakiti dirinya karena menyiksa wanita yang sangat ia cintai yang dulu mati matian ingin dia dapatkan cintanya Joseph juga tidak pernah menganggap keberadaan Shania bayi yang terbilang masih merah itu,hanya Sofia ibunya yang perduli pada Shania dan mau membesarkan Shania dengan tulus

Karena tidak tahan dengan siksaan Joseph Riana memilih Pergi dan juga beberapa alasan lain yang menjadi misteri membuat Riana harus merelakan semuanya.dan digantikan oleh Shania Apa lagi setelah sang Oma Sofia meninggal dunia Shania benar benar hancur tamparan,pukulan,di kurung,tidak diberi makan,di ancam,itu semua sangat sering di terimanya bahkan beberapa kali dalam sehari.dulu saat Sofia masih hidup Shania jarang mendapat kan siksaan dari Joseph,Seen,dan,Heri hanya pada saat Sofia tidak ada di rumah itulah kesempatan mereka bertiga

Ternyata benci terhadap Riana itu juga tidak hanya berasal dari Joseph melainkan kedua putranya juga ikut membenci sang ibu dan adik perempuan yang dulunya sama seperti Joseph mereka sangat menginginkan kehadiran adik perempuan di antara mereka agar keluarga mereka terasa lengkap dengan teriakan anak gadis perempuan yang cerewet.tapi setelah mendengar ibu mereka telah berselingkuh dan adik perempuan itu bukan adik kandung mereka membuat Heri yang pada saat itu masih berumur lima tahun menuntun adiknya Seen yang berumur tiga tahun ikut membenci adik dan ibunya.

Dan tambah lagi ketika Oma Sofia meninggal Joseph menikah lagi dengan seorang janda tanpa anak,bukannya penderitaan Shania berkurang malah semakin bertambah karena tak jarang Kartika atau ibu tirinya tak jarang ikut menyiksa nya seperti memukul,mengurung dirinya di kamar bahkan di kamar mandi,tidak diberikan Makan,dan hal lainnya

......................

#Jangan lupa jejek nya biar otor lebih semangat lagi nulis nya

Bab 3

...~Nyatanya aku tidak sekuat itu~...

Shania berlari sambil terisak menuju kamarnya tanpa menyadari Seen memperhatikannya dengan sebuah rencana licik yang berasal dari otaknya

Sengaja Seen berjalan di depan Shania yang sedang tidak memperhatikan jalannya tidak menyadari keberadaan Seen yang sedang berada di depannya

"Bruk..."

Shania tanpa sengaja menabrak Seen dari depan membuat Seen terjatuh sesuai rencana Seen yang memang menginginkan dirinya yang jatuh bukan Shania

"Astaga maaf kak Nia gak sengaja"Dengan segera Shania memegang tangan Seen untuk membantu Seen bangkit Seen terlihat sedang meringis si bokong nya

"Gak usah sentuh sentuh gue B*tch,anj*g Lo sengaja dorong gue kan"

Seen mendorong tubuh Shania membuat Shania hampir terjatuh untung saja Shania bisa menyeimbangkan tubuh nya dan berpegangan pada lemari kaca yang berada di dekatnya

"Sumpah Kak Nia gak sengaja Nia gak merhatiin jalan"Kata Shania dengan nada suara yang bergetar

"Sialan Lo anak haram"

Tanpa hati Seen Manarik tangan Shania dengan paksa yang Shania tidak tahu akan menuju kemana Sampainya di depan pintu kamar mandi yang berada di dekat dapur Seen mendorong tubuh dengkik itu ke dalam kamar mandi,dengan Sengaja Seen mematikan lampu kamar mandi membuat kamar mandi itu akan menjadi gelap gulita jika pintunya sudah di tutup supaya Shania gelap gelapan dan susah untuk bernafas nanti nya

"Selamat ini kamar baru Lo"

"kak jangan tinggalin Shania di sini Shania takut kak"Shania mencengkram tangan Seen dengan kuat karena ketakutan

"B*ngs*t tangan gue sakit bab*"Seen melepaskan tangan nya dari genggaman Shania mendorong gadis itu Kuat sehingga membuat kening Shania terbentur pada tembok meninggalkan bekas di sana

"haha cium tuh tembok malam ini Lo tidur di sini,semoga mimpi indah haha bahagianya gue lihat Lo menderita"

"Hiksss..hikss jangan kak Seen"ucap Shania dengan bertaburan air mata

Seen menutup pintu dan menguncinya Seen tertawa puas sambil memainkan kunci di tangannya

"Apa yang kamu lakukan Seen"

"deg.. e...Pah dia melakukan kesalahan makanya aku mengurungnya"Ucap Seen dengan gugup

"Lakukan dengan sesukamu Seen, tapi ingat jangan sampai anak itu mati,jika itu sampai terjadi maka nama baik keluarga kita akan rusak apa lagi disaksikan banyak pelayan di rumah kita dan akan menjadi gosip hangat di luaran sana,hati hati jangan sampai ketauan orang dia berhak mendapat siksaan karena dia adalah anak haram jangan pernah sekali pun berfikir bahwa dia adalah adikmu Seen,tetap benci dia dan juga ibumu"

Inilah yang dilakukan Joseph untuk mengotori otak anak anak nya agar anak anak nya membenci Shania dan Riana dan juga Joseph tidak perlu mengotori tangannya untuk lebih banyak menyiksa Shania karena sudah ada anak anak nya yang akan membalaskan sakit hati dan dendamnya

"Dia bukan ibu ku Pah wanita sialan itu bukan ibuku dia meninggalkan ku dan kakak,aku anak piatu aku mendingan tak punya ibu dari pada harus terlahir dari rahim wanita seperti dirinya dasar wanita murahan,dan juga Pah,aku juga tidak akan menerima istri baru papah dia juga tidak akan pernah ku anggap sebagai ibuku"

"Tidak masalah biarkan dia menjadi urusan papah kalian urus urusan kalian sendiri dan semakin bencilah pada dua wanita murahan itu"Ucap Joseph lalu pergi dari hadapan sang anak

Emosi Seen benar benar terpancing ketika ayahnya mengulas kembali hal yang ingin dia lupakan

Seen membuka kunci pintu kamar mandi mendorong pintu itu sehingga menimbulkan suara yang kuat

"Kak"Ucap Shania dengan senyum berfikir Seen akan melepaskannya

"Apa Lo pikir gue bakal lepasin Lo haha jangan mimpi malam ini Lo bakalan tetap tidur di sini tapi sebelum itu gue harus puas puasin nyiksa Lo dulu"

Shania tampak Syok,takut,dan gemetar saat mendengar perkataan Seen terlihat rahang Seen mengeras dengan luapan emosi Yang sebentar lagi akan meledak,Shania mulai melangkahkan kakinya berjalan untuk mundur beraturan menghindari Seen,kali ini Shania benar benar sangat lebih takut di tampah melihat mata Seen yang memerah,Seen terlihat seperti seseorang yang ingin melahapnya hidup hidup

"Kenapa lo takut hahaha senangnya gue lihat muka Lo yang ketakutan seperti itu, rasain ini Manusia Anj*ng"

Seen menjambak rambut Shania sebelum berlalu menampar Pipi Shania keras membuat ujung bibir Shania mengeluarkan darah,belum selesai di situ Seen menendang perut Shania dengan kakinya membuat Shania tersungkur ke belakang

"Huaaaa.... sakit ampun kakak jangan bunuh Shania,sakit kak kenapa kakak Shania,Shania adikmu kan kak"

"Lo itu lebih pantas jadi adek nya anj*Ng dari pada jadi adek gue,lo itu anak haram ingat lo lo itu hanya dikasihani papah makanya lo masih tinggal di sini,tapi lo gak pantas bangat untuk di kasihani lo lebih pantas di siksa sampe mati."

Seen benar benar hampir khilaf hampir membuat gadis tak bersalah itu tak bernafas lagi karena mencekiknya,ketika melihat Shania tidak memberontak lagi Seen melepaskan tangannya dari leher Shania,tanpa kasihan Seen memilih pergi dari pada khilaf membunuh Shania sangking geramnya dan tidak lupa Seen mengunci pintu kamar mandi itu lagi

Shania merasakan sakit di seluruh tubuhnya perut,kepala,kening,pipi hampir semua tubuhnya merasakan sakit yang teramat

"Hiksss Mamah dimana hiks...Shania tidak tau akankah Shania kuat untuk bertahan Mah. bertahan sampai menunggu Mamah pulang datang menjumpai Nia,Nia sakit Ma badan Nia sakit semua,Hiksss Nia takut gak sanggup dan pergi sebelum bertemu Mamah, Tuhan tolong berikan Nia kekuatan aku tau Tuhan tidak akan memberikan ujian di atas ketidak mampuanku"

"hiksss.... hiksss....hiksss

....sakit sekali Mah"

Shania meringkuk memeluk lutut nya air mata Shania tidak pernah puas untuk ke luar dari mata hingga membuat Shania tanpa sadar tertidur karena lelah menangisi hidupnya tertidur dengan posisi keadaan bersandar pada tembok kamar mandi dan memeluk kedua lututnya

......................

Satu kata untuk Seen🤔

#Jangan lupa untuk ninggalin jejak nya biar otor lebih semangat lagi nulis nya

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!