NovelToon NovelToon

Lihat Aku, Jasson!

Lihat Aku, Jasson!

Pagi hari yang begitu cerah, Bunga Qisyal wanita cantik yang memiliki tubuh tinggi, berkulit putih bersih, hidung mancung, lesung pipi yang manis, rambut panjang lurus dan sedikit bergelombang berwarna cokelat sedang memasak makanan untuk suami sekaligus teman kecilnya.

"Jasson, ini makanan untukmu. Makan lah dulu"

Jasson mendekati Bunga dengan tatapan menyeramkan, ia memegang kedua bahu Bunga dengan keras

"Sudah aku katakan jangan pernah menganggu ku!"

Bunga terdiam, air mata berlinang membasahi kedua pipinya.

"T-tapi kau kan suamiku" ujarnya dengan nada yang gemetar ketakutan, semenjak pernikahan mereka. Jasson selalu bersikap buruk kepada dirinya.

"Tutup mulutmu! Kau tahu jika pernikahan ini bukan kemauanku! Kau dan mamamu memaksa pernikahan ini"

"Aku mencintaimu, Jasson. Mengapa kau selalu bersikap dingin seperti ini kepadaku?"

"Aku tidak pernah mencintaimu!"

Jasson mendorong tubuh Bunga hingga ia terjatuh kelantai.

Hati Bunga sangat hancur mendengar ucapan

Bel rumah berbunyi, Bunga menghapus air matanya. Segera ia bangkit untuk melihat siapa yang datang.

Bunga membuka pintu rumahnya, terlihat kedua mertuanya datang untuk menjenguk mereka.

Mama Jasson memeluk Bunga, ia menyayangi Bunga seperti anaknya sendiri.

"Sayang, matamu terlihat sangat sembab. Ada apa?" Bunga menggeleng, ia berbohong dan mengatakan jika matanya kemasukan debu.

"I-ini ma, mata Bunga kemasukan debu. Sakit sekali,"

Dengan lembut mamanya Jasson yang bernama Sekar melihat kelopak kedua matanya.

"Ma, Pa. Ayo masuk!"

Walau Jasson selalu memperlakukan Bunga dengan buruk, namun Bunga tidak pernah memberitahu keluarga mereka.

Baginya, perilaku buruk sang suami harus ia tutup dan telan sendiri.

Kedua orang tua Jasson masuk, menuju dapur. Terlihat makanan-makanan yang begitu lezat sudah dihidangkan.

"Menantu mama memang hebat, lihat lah pa! Menantu kita pagi-pagi sudah menyediakan makanan yang lezat untuk anak kita. Jasson beruntung menikah dengan Bunga, selain cantik juga pintar memasak. Padahal kalau di bilang, seorang CEO terkenal dan hebat sepertinya tidak perlu melakukan ini. Dia bisa menyuruh pelayan, namun beda dengan menantu kita ini."

Sekar memuji menantunya, ia memang selalu begitu. Karena Bunga berasal dari keluarga yang kaya raya, Sekar selalu memuji menantunya.

Bahkan selalu mengatakan jika anaknya beruntung menikah dengan Bunga. Jasson muak mendengar pujian itu, ia pun berlalu pergi meninggalkan kedua orang tuanya.

"Tunggu Jasson! Kamu mau kemana? Kamu belum makan loh ini."

"Jasson udah kenyang ma, Jasson mau langsung ke kantor saja."

Jasson ingin pergi, namun dilarang oleh kedua orangtuanya.

"Hargai dong istri kamu, dia sudah bersusah payah untuk masak. Kamu malah pergi begitu saja, papa enggak mau mendengar alasan apapun! Sekarang kamu duduk, dan makan. Setelah itu kamu boleh pergi!"

Jasson menatap Bunga dengan sorot mata kebencian, Bunga hanya bisa menunduk takut. Terlihat matanya berkaca-kaca namun ia hanya bisa menutupinya dari kedua mertuanya itu.

Dengan terpaksa, Jasson pun memakan masakan Bunga. Sebenarnya ia sangat tidak Sudi, namun ia tidak mau berdebat dengan kedua orang tuanya. Jasson sangat menyayangi dan menghormati kedua orang tuanya.

Pernikahan ini juga karena kedua orang tuanya.

Jika tidak, Jasson tidak akan pernah mau menikah dengan teman kecilnya itu.

"Gitu dong nak, kamu harus makan yang banyak. Masakan yang di masak oleh istrimu ini sangat lezat dan sehat. Istri secantik dan sepintar ini kamu abaikan, gimana sih?" Sekar mendumel di meja makan, setiap pagi ia dan suaminya selalu kerumah anak dan menantunya untuk sarapan bersama

Sudah enam bulan pernikahan mereka, namun sekali pun Jasson tidak pernah menyentuh Bunga. Bahkan ia tidak pernah mendapatkan haknya sebagai seorang istri.

"Kalian kapan memberikan mama cucu?"

Pertanyaan itu membuat Bunga merasa sedih, bagaimana ia bisa memberikan cucu kepada mertuanya sedangkan Jasson tidak pernah memberikan Bunga nafkah batin.

Lihat Aku, Jasson! Bab 2

Ini tidak sepenuhnya kesalahan Jasson, pernikahan mereka juga karena keterpaksaan.

Enam bulan lalu

Keluarga Jasson sedang mengalami kebangkrutan, keluarganya menemui Bunga dan Mamanya Bunga untuk meminta bantuan.

Bunga seorang CEO terkenal menggantikan posisi almarhum papanya. Mamanya juga orang yang sangat berpengaruh di jaringan dunia bisnis dan juga politik.

Bunga dan Jasson adalah teman sejak kecil, Bunga mencintai sahabat kecilnya itu.

Namun berbeda dengan Jasson, ia hanya menganggap Bunga seperti seorang sahabat. Jasson juga sudah memiliki kekasih. Bahkan keduanya sudah berencana untuk menikah di waktu yang dekat.

Saat keluarga Jasson mengalami kebangkrutan, keluarga Jasson meminta bantuan kepada Bunga dan Mamanya.

Namun Bunga memberikan syarat, agar Jasson mau menikah dengan dirinya.

Awalnya Jasson marah, ia menolak untuk menikah dengan Bunga. Namun papanya terkena serangan jantung, dan harus di tangani lebih serius oleh pihak medis. Sementara Jasson dan keluarganya sudah tidak memiliki apapun lagi. Rekan dan kerabat tidak mau membantu keluarganya Jasson.

Hanya Bunga dan Mamanya Bunga yang bersedia membantu asal Jasson menikah dengan Bunga, tidak ada pilihan lain untuk Jasson.

Ia pun menerima syarat dari sahabat kecilnya itu.

Bunga tersenyum senang, Bunga bukan wanita yang jahat. Ia wanita lembut, namun Bunga salah sangka. Ia mengira jika Jasson juga mencintainya dan pasti dengan senang hati untuk menikah.

Bunga yang lelah mengurus bisnis keluarganya pun akan menyerahkan segalanya kepada Jasson setelah mereka menikah.

Keluarga pun mempersiapkan pernikahan dengan begitu meriah.

Namun kasih sayang Jasson kepada Bunga sebagai sahabatnya kini berubah menjadi kebencian. Ia hanya menganggap Bunga wanita yang begitu egois, yang hanya bisa memanfaatkan kekuasaan demi keinginannya saja.

Semenjak itu, kelembutan Jasson hilang kepada Bunga. Walau mereka sudah menikah, namun Jasson tidak pernah bersikap baik lagi kepadanya.

*****

"Bunga sayang?" Panggil mamanya Jasson. Lamunan Bunga memecah, ia pun bertanya kepada mama Jasson

"I-iya, ma? Tadi mama mengatakan apa?"

"Duh dasar menantu mama ini sangat menggemaskan, mama bertanya. Kapan kalian memberikan mama cucu?" Bunga menoleh kearah Jasson yang sedang santai makan.

Jasson menghentikan aktifitasnya sejenak, menatap Bunga dengan kebencian. Lalu menoleh ke arah mamanya

"Mama tenang saja, mama akan segera mendapatkan cucu" ucapan Jasson membuat Bunga tersenyum manis, ia mengira jika suaminya nanti malam akan memberikannya hak sebagai seorang istri.

"Kalau bisa jangan lama-lama! Papa ini sudah tua, ingin segera menimang cucu." Sambung papanya Jasson.

Pipi Bunga memerah, ia tersipu malu dengan ucapan kedua mertuanya.

Bunga akan menyiapkan hal yang spesial untuk Jasson. Ia akan memberikan pelayanan yang terbaik untuk suaminya.

Suami dan kedua mertua Bunga sudah selesai makan, Bunga membereskan bekas piring yang digunakan oleh mereka. Pelayan membantu Bunga, mereka memang memiliki pelayan. Namun Bunga ingin memasak sendiri untuk keluarganya, pelayan pun mencuci dan membereskan meja makan yang berantakan.

Jasson, dan yang lainnya sudah berada di ruang keluarga.

"Ma, Pa. Jasson pergi dulu ya?" Jasson menyalami kedua orangtuanya secara bergantian.

"Hati-hati, nak. Mama dan papa juga ingin pulang."

Bunga menghampiri suami dan kedua mertuanya.

Kedua mertua Bunga pun berpamitan kepada Bunga

"Sayang, mama dan papa pulang dulu ya? Kamu jaga diri baik-baik di rumah. Nanti siang kami akan kembali agar kita bisa makan siang bersama,"

Bunga tersenyum, kedua mertuanya datang hanya untuk menumpang makan saja. Namun Bunga tidak mempermasalahkan itu semua.

Lihat Aku, Jasson! Bab 3

Bunga sebenernya tau jika kedua mertuanya itu tidak menyayanginya dengan tulus. Mereka sayang kepadanya hanya karena harta saja.

"Mertua kamu numpang makan lagi?" Tanya mamanya Bunga yang tiba-tiba datang, Bunga terkejut. Entah kapan mamanya sudah sampai

"Eng-enggak kok mi! Mama Sekar dan Papa datang itu karena ada yang dibahas ke Jasson. Mereka tadi Bunga yang suruh makan."

Bunga menutupi kelakuan kedua mertuanya di hadapan sang mama.

Salvira hanya menggeleng, ia tahu jika anaknya itu berbohong

"Kamu jangan berbohong sama mami, mami udah tau semuanya." Bunga terdiam, namun ia pun mengatakan jika dirinya tidak merasa keberatan dengan kelakuan mertuanya

"Mi, mereka juga orang tua Bunga. Apa salahnya jika kita makan bersama?"

"Tidak setiap hari juga dong, sayang! Wajar itu kalau kalian satu rumah, ini kalian beda rumah dan rumah mereka itu jauh loh dari rumah kamu. Mami juga tadi mendengar jika mereka akan kembali siang nanti untuk makan siang bersama, enggak malu?"

"Mi, sudahlah!" Bunga tidak mau maminya semakin kesal, ia memeluk maminya dan mengatakan jika dirinya sangat merindukan sang ibu

"Bunga rindu banget sama mami, Bunga sangat senang karena mami mau main dirumah kumuhnya Bunga"

Sebenarnya rumah Bunga dan Jasson itu sangat mewah, namun dibandingkan rumah Salvira, ibunya Bunga. Itu sangat jauh dari kata mewah.

"Inikan pilihan suamimu. Mami udah suruh kalian untuk tinggal bersama mami, atau setidaknya ya kalian tinggal di dekat sekitaran rumah mami. Rumah di sana begitu elit, jauh banget dari pilihan suamimu"

"Sudah lah mi, Jasson mungkin tidak merepotkan mami"

"Namun kedua orang tuanya merepotkan kamu, anak kesayangan mami. Anak semata wayang mami. Mami itu enggak perhitungan loh ya sama besan. Tapi ya mereka juga jangan terlalu memanfaatkan kebaikan kamu dong, makan aja mereka di sini. Apa enggak bisa gitu membeli beras?"

Bunga mengajak ibunya untuk segera masuk, menurutnya juga sangat tidak baik jika ucapan maminya di dengar oleh para tetangga.

Salvira sudah sejak tadi datang, namun melihat besannya ada. Ia enggan untuk masuk, memilih untuk bersembunyi dan mendengarkan percakapan mereka.

Salvira merasa kesal melihat kedua besannya yang setiap hari menyusahkan anaknya saja. Walau Bunga tidak memberitahunya namun Salvira mengetahui itu dari salah satu pelayan yang bekerja di rumah Bunga. Sekaligus mata-mata yang memberikan informasi kepada Salvira.

******

Malam hari, Bunga mempersiapkan banyak hal agar mereka bisa berduaan.

Bunga masih terkesima mengingat ucapan Jasson yang akan memberikan cucu kepada kedua mertuanya.

Pintu rumah berbunyi, Bunga membuka pintu dengan perasaan bahagia.

Betapa terkejutnya ia saat melihat Jasson, suaminya membawa wanita cantik dan seksi pulang kerumah

"Jasson, siapa dia?" Bunga bertanya kepada suaminya dengan mata yang berkaca-kaca.

"Dia kekasihku, kau sudah merebut ku darinya. Apa kau tahu? Jika aku dan dia akan segera menikah, aku membencimu Bunga!" Ujar Jasson dalam keadaan mabuk.

Bunga ingin membantu suaminya masuk kedalam rumah, namun Jasson menepis tangannya.

"Lepaskan aku! Jangan menyentuhku! Aku tidak Sudi disentuh oleh wanita yang egois seperti mu! Kau sudah menghancurkan segalanya! Kau sudah menghancurkan kebahagiaanku, aku membencimu."

Bunga sangat terpukul mendengar ucapan suaminya, bahkan dengan terang-terangan Jasson membawa wanita lain kerumah mereka.

Betapa sakit hati Bunga, cintanya diduakan oleh lelaki yang ia cintai sejak kecil. Bunga meneteskan air mata, Jasson membawa kekasihnya untuk masuk bahkan ia tidak segan mendorong Bunga hingga terjatuh.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!