Minggu, Tanggal 15 mei 2019
Disebuah tempat di kota Depok dinegara indonesia tercinta terdapat seorang pemuda sedang mengendarai sebuah mobil Toyota Advanza hitam sedang berlalu lalang dijalan raya.
Pemuda itu adalah Ferdiansya atau sering di panggil Ferdi, dia sebelumnya adalah anak kuliahan tahun pertama di universitas ***** tapi sangat disayangkan dia harus berhenti untuk lanjut jenjang pendidikannya karena terhambat ekonomi.
Dia berusia 20 tahun di tahun 2019 ini, orangnya tinggi dengan rambut hitam dengan mata sipit tajam, hidung mancung, dia berkulit putih membuat penampilannya cukup tampan.
Dia sebenarnya adalah Pelintas yang sekarang tinggal di bumi parallel ini, bumi disini hampir sama dengan yang ada didunianya sebelumnya hanya ada beberapa hal yang hilang dan berubah.
Dia dulunya adalah anak orang kaya yaa bisa dikata kalau di novel china mah generasi kedua yang kaya tapi sayang teramat sayang sekarang keluarganya bangkrut dan kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan pesawat.
Tapi setiap kemalangan pasti ada keuntungan, Ferdi saat itu membeli sebuah mobil bermerk Toyota Advanza dengan namanya sendiri dan hasil tabungannya sendiri saat itu.
Jadi saat rumah, kendaraan dan tabungan orang tuanya di bank habis buat ganti rugi ke bank and pegawai kantor lain dia masih memiliki sesuatu yang bisa dia lakukan.
Dia juga masih memiliki uang asuransi jiwa milik orang tuanya senilai 50 juta, cukup banyak ya? Tapi itu masih tidak cukup untuknya.
Karena dia masih harus mengurusi Adiknya yang baru smp, biaya rumah kontrakan dan lain sebagainya jadi Ferdi harus mengalah untuk melepas pendidikannya dan terjun ke lapangan untuk bekerja sebisanya.
Dia dihari biasa dari pagi sampai sore dia akan pergi ke konstruksi untuk menjadi buruh bangunan disana, di malam hari dia akan kerja part time di sebuah restoran kecil sebagai pelayan dan di hari libur atau bisa dikata Minggu dan hari libur tempar Part Timenya itu biasanya dia jadi taksi online dengan mobil advanzanya.
"Fiuh... Hari ini cukup panas tapi penghasilan pagi ini lumayan untuk bensin dan makan!" kata Ferdi penuh syukur karena dapet penghasilan yang mencukupi.
Setelah jatuh miskin Ferdi tidak pernah menyerah dan putus asa melainkan bekerja giat dan mensyukuri apa yang dia dapat dengan jerih payahnya sendiri.
Karena dia dulunya juga seorang yang berpenghasilan rendah malah lebih rendah dari sekarang tapi dulu itu tetap cukup untuk dirinya sendiri beda dengan sekarang yang dimana dia masih ada adik kecilnya itu.
Waktu menunjukkan jam 1 siang dan di jam segini matahari sedang panas-panasnya, meski mobilnya ada AC tapi tetap saja itu akan terasa panas saat keluar dari mobil.
Saat sedang istirahat untuk makan siang di warteg langganan dimana disitu bisa ngutang dulu seperti biasa minggu bayar.
"Mbok, biasa ya!" kata Ferdi dengan santai dan ramah.
"Siap nak Ferdi!" kata pemilik warteg yang ternyata seorang wanita paru baya berusia 40 tahun-an.
Namanya adalah Juminten, dia berasal dari kampung dan datang ke kota setelah menikah, dia juga mendirikab warung tegal atau disingkat Warteg di daerah Depok.
Masakannya enak dan murah ditambah pelayanan yang baik dan ramah membuat wartegnya kadang ramai dengan para pengunjung dari setiap kalangan baik dari tukang becak, ojek pengkolan, ojol, kurir, pegawai kantor dekat warteg, dan penduduk sekitar.
Ferdi sering datang ke warteg ini karena seperti yang dijelaskan di atas yaitu enak, murah, dan bisa ngutang dulu~.
Setelah memesan Juminten membawakan pesanan Ferdi yaitu nasi putih sepiring, tahu goreng, ikan asin, dan sambal terasi.
Makanan sederhana dan murah tapi enak tersebut langsung dimakan Ferdi dengan lahap, di akhiri minum air putih dan segelas kopi susu yang di bawa ke depan untuk ngopi santai sambil memandang pemandangan jalan raya.
"Sudah 20 tahun ya disini... Tidak terasa banget padahal aku orang dari dunia lain tapi karena disini aku lebih nyaman jadi waktu tak terasa!" kata Ferdi dalam hati.
Dulu dia pernah berharap mendapatkan Cheat atau apalah itu yang dapat mengubah kehidupannya tapi dia sekarang tidak terlalu menginginkannya saat ini karena usianya sudah bertambah jadi pemikiran fantasy tersebut sudah lama di tinggalkan.
[Mulai menginstal sistem...]
Ferdi yang sedang meminun kopi susunya tidak sengaja langsung menyembur dari mulutnya saat mendengar sebuah suara di dalam kepalanya.
"Huh? Apa itu? Sistem?" kata Ferdi dalam hati dengan bingung.
[Penginstalan sistem dalam... 10%... 40%... 80%... 90%... 99%... Gagal]
[Mencoba menginstal ulang... 100% sukses]
[Selamat system taksi online diaktifkan, host mendapatkan paket pemula yang sudah tersimpan di investaris anda]
"Pfft... Sistem? Apakah itu yakin?" kata Ferdi tidak percaya.
Tapi tidak ada tanggapan sama sekali dari suara tersebut membuat Ferdi mengerutkan dahinya, dia yakin suara tadi bukanlah halusinasi atau dari luar tapi sekarang tidak ada tanggapan membuatnya bingung.
"Sistem apakah kamu masih disini? Bisa jelaskan apa itu Sistem taksi online? Atau bisakah namanya lebih keren dikit?" kata Ferdi penasaran dan di akhiri dengan penawaran karena dia menganggap nama itu tidak mendominasi seperti sistem novel lain.
[Sistem taksi online adalah sistem dimana anda sebagai host akan secara khusus bertemu penumpang beratribut khusus dengan melakukan tugas, hadiah akan di berikan setelah diberikan bintang lima oleh penumpang]
[Jawaban untuk pertanyaan akhir adalah otoritas host tidak mencukupi]
Sebuah suara monoton dan datar yang sangat membosankan terdengar kembali di kepala Ferdi.
"Jadi begitu... Uhm.. Sistem bisakah suaranya dirubah? Soalnya suaranya terlalu monoton dan membosankan kaya guru sejarah!" kata Ferdi mengerti tapi di akhiri dengan permohonan
[...]
"?" Ferdi bingung kenapa kali ini tidak ada tanggapan sama sekali dari sistem tapi sudahlah dia memilih menikmati kopinya lagi kali ini.
"Mbok, ini duitnya ya sekalian sama yang hutangku!" kata Ferdi sembari menaruh uang 300 ribu ke Juminten.
"Um, bekerjalah yang baik ya nak Ferdi jangan macam-macam dan jaga kesehatan!" kata Juminten dengan ramah menasehati Ferdi.
"En, tenanglah mbok, aku tau batasannya!" kata Ferdi dengan yakin karena dia memang tidak akan melakukan hal yang ilegal bahkan bila itu memiliki keuntungan 100x lebih banyak dari yang dia dapat saat ini.
Ferdi langsung berbalik ke mobil untuk siap mencari penumpang lagi karena meski itu online tapi Ferdi tidak diam saja di tempat tapi langsung jalan turun di jalan sembari menunggu penumpang datang.
Ferdi saat ini sedang berkeliling dan sampai akhirnya mendapatkan seorang penumpang wanita.
Wanita itu cukup cantik di mata Ferdi yang statusnya saat ini jomblo, dia memiliki rambut pirang dikuncir kuda, anting berbentuk salib kecil di telinganya, berkacamata hitam, dia juga mengenakan kaos putih dan celana jeans biru.
Dia terlihat seperti orang asing dari barat atau mungkin Eropa, dengan penampilan kasual seperti itu pun masih belum bisa menutupi kecantikannya itu.
"Punten, apa ini mas Ferdian?" kata Si cewek cantik yang di kira bule itu.
"Ah ya, nona... Andin?" kata Ferdi sedikit gugup dan salfok.
Dia mengira gadis itu bule tapi ternyata tidak tapi tetap saja Ferdi bersikap sopan dan ramah kepadanya.
"Mas antar aku ke bandara ya!" kata Andin dengan ramah.
"Siap nona, sampai bulan pun mas antar kalau itu untuk nona cantik mah-" kata Ferdi bercanda.
"Ufufufu, mas bisa aja bercandanya tapi yang cepat ya mas soalnya takut telat tau sendiri sekarang mah suka macet!" kata Andin tertawa kecil dan juga ramah.
"Baik nona akan kuantar dengan cepat dan yang terpenting selamat sampai tujuan!" kata Ferdi dengan bercanda.
Ini juga salah satu formalitas agar penumpang tidak bosan karena selama jadi supir taksi online Ferdi sudah banyak menemui penumpang dengan berbagai genre... Maksudnya sikap.
Dari yang suka bercanda, pemarah, pendiam, dan masih banyak lagi tapi tetap saja sebagai supir taksi yang bersikap profesional saat mengantar penumpang.
"Oh ya paket pemulaku lupa ku ambil!" kata Ferdi dalam hati.
Dia kelupaan kalau saat system aktif terdapat paket pemula yang tersimpan di invenstarisnya tersebut.
"System buka paket pemula!"
[Ding! Selamat host mendapatkan kemampuan pengemudi mobil tingkat dewa!]
Saat suara notif system terdengar tiba-tiba arus informasi dengan cepat memasuki kepala Ferdi, saat menerima informasi itu Ferdi merasakan kemampuan mengemudinya benar-benar sudah meningkat dan bahkan dia merasakan tubuh dan mobil menjadi satu kesatuan jadi Ferdi langsung menyetir dengan cepat.
Andin terkejut saat melihat Ferdi menambah kecepatannya tapi melihat tidak ada ketidaknyamanan di dalam mobil dan perasaan aman membuat Andin tidak berkata banyak untuk mengomentari bahkan merasa cukup menyenangkan.
Dia sebenarnya menyukai acara balap di film atau menonton acara resmi, tapi tidak dia sangka kalau supir taksi di depannya akan membawanya merasakannya secara langsung, ditambah pembawaan yang dia rasakan didalam mobil bagian kursi belakang supir sangat nyaman.
Ferdi sebenarnya tidak suka balapan karena berbahaya baginya dan orang lain tapi saat kemampuan mengemudi mobil tingkat dewa terpasang semua terasa biasa saja bahkan dia ada keinginan untuk menambah kecepatan.
Tapi sebagai warga negara yang baik dia masih menahan keinginan untuk mengebut dan hanya sebatas maksimal yang di anjurkan.
Saat sampai ke bandara Andin langsung turun dengan semangat karena sensasi yang dibawa cukup menyenangkan apalagi Ferdi membawa mobil dengan cepat dan santai membuatnya sangat menganggumi kemampuan Ferdi.
"Mas Ferdi apa kamu mau menjadi supir pribadiku?" tanya Andin di pintu pengemudi.
"Supir pribadi?" tanya Ferdi yang mengerutkan keningnya.
"Ya, jadilah supir pribadiku akan ku bayar 5 juta sebulan!" kata Andin dengan santai karena baginya 5 juta bukan lah uang banyak.
Ferdi terkejut karena baginya saat ini 5 juta sebulan cukup banyak apalagi gaji umr aja di ibukota 3,9 jutaan kalau dia tidak salah ingat tahun ini.
"Maaf nona tapi aku lebih memilih jadi supir taksi online karena lebih bebas dan jangan lupa bintang limanya!" kata Ferdi menolak dengan halus.
"Sangat disayangkan tapi bila kamu berubah pikiran silakan hubungi nomor ini, soal bintang lima pasti akan aku berikan bye~" kata Andin menyerahkan kartu namanya lalu berbalik pergi dengan terburu-buru.
[Ding! Selamat Host mendapatkan bintang lima pertama, menghadiahkan uang 1 miliar rupiah, silakan cek di tabungan anda]
Saat suara notif tersebut berakhir tiba-tiba Ferdi menjadi bodoh seketika dan sebuah notif muncul kembali di ponselnya yang dari pihak bank kalau uang 1 miliar sudah berhasil di transfer ke rekeningnya.
Hal itu benar-benar membuat Ferdi bodoh dan linglung sejenak karena dia baru saja menolak pekerjaan dengan gaji 5 juta sebulan tapi tiba-tiba dia mendapat pemberitahuan uang 1 miliar berada di kartu bank nya.
1 miliar ya 1 miliar itu adalah uang yang sangat banyak bagi beberapa orang bahkan bagi Ferdi itu sendiri adalah hasil kerja dalam puluhan generasi bukan dekade lagi!
Saat Ferdi sedang linglung tiba-tiba ada seseorang memasuki mobilnya dengan buru-buru.
"Mas bisa cepat ke perusahaan bintang tidak?" kata orang tersebut yang ternyata seorang wanita cantik lagi.
"Ah, maaf Nona bisakah kamu memesan melalui online dulu?" kata Ferdi dengan sopan saat kembali ke kenyataan.
"Baiklah tapi bisakan cepat? Saya hampir telat nih!" kata wanita tersebut.
[Ding! Misi supir taksi online di aktifkan, menjadi supir taksi online yang profesional dan mendominasi dunia.]
[Pekerjaan penumpang: direktur]
[Opsi 1 : tunggu penumpang mendaftar aplikasi terlebih dahulu baru berangkat, menghadiahi uang 1 juta dan keterampilan Sabar]
[Opsi 2 : keluarkan penumpang dan memarahinya agar mencari taksi lain, menghadiahi keterampilan Lidah beracun]
[Opsi 3 : jalan dan antar penumpang dengan cepat ke perusahaan sebelum terlambat, menghadiahi Mobil Lenvo ST1]
Ferdi terkejut dan langsung berpikir dan ya pilihan 1 dan 2 baginya adalah ampas meski dia penasaran dengan kemampuan Sabar dan Lidah beracun itu.
"Baiklah nona pasang sabuk pengaman dan daftarkan dijalan!" kata Ferdi dengan ramah.
"Terima kasih!" kata Wanita itu bersyukur karena kalau terlambat bisa gawat.
Ferdi tau mencari di maps tentang perusahaan Bintang dan dapat yang ternyata tidak terlalu jauh baginya kalau ngebut jadi dia langsung mengemudi dengan cepat.
Wanita itu akhirnya berhasil mendaftar dan memesan taksi online Ferdi ditambah dia terkejut kalau ternyata supir ini sedang ngebut.
Dia dulu punya fobia dengan hal berbau kecepatan terhadap mobil jadi dia takut tapi saat dia merasakan aman kalau Ferdi yang mengemudi membuat fobianya akan kecepatan masih bisa di kendalikan.
Butuh 15 menit bagi Ferdi untuk sampai di perusahaan Bintang dan wamita itu turun segera memberi uang sembari mengucapkan terima kasih karena 10 menit lagi akan rapat.
[Ding! Selamat host menyelesaikan misi mendapatkan mobil Zenvo ST1 yang terpakir di 15 meter dari setelah tikungan didepan]
Sebuah notif di kepala Ferdi membuatnya semangat karena dari pemberitahuan sistem tersebut dijelaskan kalay Zenvo ST1 adalah mobil hypercar tinggi dengan harga Rp. 16,8 miliar dan hanya di produksi 3 unit di perusahaan Zenvo sendiri di Denmark.
Ferdi langsung dengan cepat melihat mobilnya dan terlihat lah sebuah mobil keren yang sangat keren bagi Ferdi.
Mobil Zenvo ST1 yang berpenampilan hitam, mobil itu layak masuk Hypercar karena penampilan yang sangar dan keren sangat tidak cocok untuk perjalanan di daerah kota yang banyak polisi tidurnya karena mobil itu terlalu ceper atau pendek.
Saat Ferdi sampai disana sudah banyak orang yang mengerumuni untuk berfoto ya menurut mereka mobil itu pasti sangat mahal dan kaya jadi berfoto ria dan memamerkannya ke teman-teman agar dikira kaya.
"Permisi!" kata Ferdi sopan saat menerobos masuk.
"Hei nak kamu hati-hati ini mobil mahal, aku takut kalau kamu akan merusaknya saat berfoto soalnya gaji mu selama setahun belum tentu mampu membayarnya!" kata orang tua memperingati dengan ramah.
"Terima kasih kakek atas perhatiannya tapi ini mobilku." kata Ferdi ramah karena orang yang mengajak berbicaranya dengan ramah maka iya akan membalasnya dengan ramah.
Mendengar itu orang-orang terdiam karena terkejut tapi melihat penampilan Ferdi yang masih muda dan memakai seragan taksi online membuat mereka tidak percaya.
"Anak muda zaman sekarang suka membual~" kata orang tua itu sembari mengelengkan kepalanya.
"Nak mundurlah dari mobilku!" kata seorang pria bertubuh gendut yang dengan jas hitam dan kacamata membuat beberapa orang berpikir dia adalah orang kaya.
Mendengar itu Ferdi mengerutkan alisnya tidak senang toh ini hadiah system tapi harus di akui oleh orang lain? Bagaimana dia bisa tidak kesal.
"Apa buktinya?" tanya Ferdi dengan ringan karena meski dia kesal dia masih pemuda berpendidikan tidak barbar kaya yang baca...
"Bukti? Buat apa aku harus membuktikannya kepadamu!? Siapa kau huh!?" kata orang itu tidak senang.
Ferdi tidak banyak bicara lagi lalu mengeluarkan kunci dan menekannya membuat lampu mobil menyala, membuka pintu lalu masuk kemudian pergi tanpa banyak ngomong lagi.
"I-Ini..." orang itu merasa wajahnya panas karena baru saja dia mengaku mobil itu miliknya tapi siapa sangka supir taksi online itu adalah pemilik aslinya, bukankah ini yang namanya tamparan di wajah yang legendaris itu?
"Hei apa ini kelakuan orang kaya? Sepertinya zaman memang sudah berubah!" kata orang tua tersebut sembari menggelengkan kepalanya.
Dia tidak menyangka pemuda yang dia nasehati ternyata adalah pemilik mobil sport itu, lalu semua orang bubar karena tidak ada pertunjukkan.
Ferdi mengendarai mobilnya dengan baik untuk merasakan bagaimana mobil sport seharga 16,8 miliar itu beraksi, karena ini hasil system kemudi mobil di ubah ke kanan dari yang seharusnya ke kiri toh ada beberapa negara yang menerapkan sistem seperti itu.
Ditambah dengan plat nomor indo serta surat-surat lengkap di dalam mobil membuat Ferdi merasa aman saat mengendarainya, setiap kali dia lewat pasti ada beberapa orang yang memfotonya toh kota pinggiran ibukota Jakarta ini jarang ada mobil mewah lewat.
Saat sedang berkendara ternyata ada pesanan yang tanpa pikir lagi langsung di terima olehnya dan kebetulan dekat.
Penumpang itu adalah seorang pemuda berpakaian bebas dengan tas dan minuman di punggungnya.
Namanya adalah Anek, dia baru saja pulang main sama teman dan sekarang dia sedang menunggu taksi online yang sudah dia pesan.
Saat sedang menunggu dia membeli minuman dingin buat menghilangkan dahaga yaa bagaimana pun dia haus dan sekarang dah jam 4 sore lewat.
Menunggu dengan bosan sembari bermain ponsel tiba-tiba sebuah mobil sport berhenti didepannya membuatnya terkejut.
Kaca mobil turun dan menampilkan seorang pria muda yang usianya mungkin hanya beda beberapa tahun darinya dengan menggunakan seragam supir taksi online.
"Ini mas Anek ya?" tanya Ferdi dengan sopan.
"Ah ya, abang supir taksi online?" kata Anek gugup.
"Ya,silakan masuk kalau begitu!" kata Ferdi ramah dia bahkan turun dan membukakan pintu.
Anek masuk dengan linglung, karena dia tidak menyangka supir taksi online yang dia pesan ternyata menggunakan mobil sport!
Ferdi masuk dan mulai mengemudi dengan santai, tapi Anek tidak santai karena mobil ini bukanlah mobil sport biasa, dia tau karena dia sedikit mengenal mobil apalagi interior dalam mobil benar-benar berkelas hampir membuatnya terpesona.
"Bang... Ngomong-ngomong apa abang benar-benar supir taksi online?" tanya Anek dengan ragu.
"Ya, di aplikasi kan sudah terlibat" kata Ferdi ramah.
"Ta-Tapi abang bukannya kaya? Kenapa harus menjadi supir taksi online?" kata Anek tanpa sadar.
"Kenapa? Apa hanya orang miskin saja yang bisa jadi supir taksi online?" kata Ferdi dengan ringan karena dia tau kalau saat ini mentalitas Anek sedang di uji.
"Bu-Bukan begitu... Omong-omong berapa harga mobil ini bang?" tanya Anek penasaran.
"Kalau tidak salah 16,8 miliar, mobil ini namanya Zenvo ST1 yang di produksi di Denmark dan hanya ada 3 produk aja yang di jual!" kata Ferdi dengan ringan.
Tapi bagi Anek itu bagai disambar petir, es ditangannya hampir saja jatuh, sejujurnya keluarganya bisa dibilang cukup berduit toh uang jajannya aja 500 ribu tapi saat ini dia merasa miskin.
"Sialan, mobil seharga 16,8 miliar dipake buat narik taksi online!?" kata Anek mengumpat dia benar-benar ingin turun dan memukul seseorang karena kesal dan tidak habis pikir.
"Haha rasanya senang juga tapi aku masih harus rendah hati~" kata Ferdi dalam hati.
Tapi kalau Anek mendengarnya pasti akan menyemburkan air es itu ke wajah Ferdi karena kesal.
"Sialan, kau make mobil mewah untuk menarik taksi online dan berkata rendah hati? Apakah kau tau apa itu rendah hati?" kata Anek kalau dia tau apa yang di pikirkan Ferdi.
Ferdi mengantar Anek ke depan rumah yang ternyata cukup mewah karena bertingkat dua dan taman luas, Ferdi berpikir untuk membeli sebuah rumah untuknya dan adiknya yang pasti.
"Terima kasih dan jangan lupa bintang limanya kalau kamu menyukai layanan kami!" kata Ferdi dengan ramah.
Anek masuk rumah dengan cepat lalu memberi bintang lima ke Ferdi toh dia merasakan sensasi naik mobil mewah.
[Ding! Selamat host mendapatkan bintang lima (3), menghadiahkan 20 rumah di perumahan Bima Sakti]
Perumahan Bima Sakti adalah perumahan elit di Jakarta Selatan, dikatakan yang tinggal disana adalah orang-orang kaya dimana sebuah rumah saja bisa mencapai 50 juta permeter persegi.
Didalamnya ada banyak fasilitas seperti lapangan Golf, Futsal, kolom renang dan strategis sekali jadi banyak sekali pengusaha kaya yang membeli rumah disana.
Tapi siapa sangka Ferdi mendapatkan 20 unit di sana dengan satu unit rumah no.1 dimana dikabarkan hanya bisa di huni oleh orang berstatus tinggi.
Dia ingin kesana untuk mengecek tapi karena sudah malam jadi dia kembali tapi dia juga harus menaruh mobil Zenvo ST1 nya ke tempat parkir mall dengan uang sewa 500 ribu semalam.
Itu juga dengan menunjukkan bukti lengkap pemilik mobil karena pihak mall tidak ingin ada mobil curian yang diparkirkan di mall mereka.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!