NovelToon NovelToon

Cinta Sang Perampok

Awal Kisah

NovelToon
NovelToon
Namanya Sean, umur 25 tahun. Hidup di abad ke 18, pada masa kejayaan perompak yang lebih dikenal jaman bajak laut.
NovelToon
Dev Matheo, 26 tahun. Setahun lebih tua dari Sean.
Sean
Sean
Apa? Berlian mistis yang bisa membuat kita panjang umur dan awet muda?
Dev
Dev
Ya, tak hanya itu. Kekuatan mistis berlian itu juga bisa membuat harta kita tak pernah habis.
Sean
Sean
Seperti jimat
Dev
Dev
Apalah itu terserah kau mau menyebutnya apa? Bagaimana, apa kau ikut denganku?
Sean
Sean
Ini terdengar omong kosong
Dev
Dev
Terserah padamu Sean, kau ikut atau tidak yang jelas malam ini aku akan pergi sendirian tanpa membawa awak kapal yang lain
Sean
Sean
Malam ini akan ada badai, kita tak seharusnya kesana.
Dev
Dev
Tidak bisa Sean. Harus malam ini saat purnama datang.
Dev
Dev
Sinar purnama itu akan membawa kita menuju harta yang terkubur di laut
Dev
Dev
Dan kita harus menyentuhnya tepat dibawah cahaya sinar rembulan
Sean
Sean
Benar-benar mistis kenapa harus disaat purnama. Jangan-jangan saat menyentuhnya kita berubah jadi drakula.
Dev
Dev
Hahaa
Dev
Dev
Ayo, kau ikut kan?
Sean
Sean
Kenapa kau mengajakku, kau tidak takut jika aku menguasai harta itu lalu membunuhmu?
Dev
Dev
Aku percaya padamu, kau tidak mungkin melakukan hal gila seperti itu kan? Kau temanku tapi aku sudah menganggap mu seperti saudara kandungku.
Dev
Dev
Kedua orang tua kita sudah meninggal saat kita kecil, kau ingat? Aku menolong mu dan menarikmu ke kapalku. Lalu kau juga menolongku saat ada perompak yang ingin menusukku.
Sean
Sean
Ya, aku mungkin sudah mati jika kau tidak membawaku ke kapalmu
Dev
Dev
Dan mungkin aku juga sudah mati jika kau tidak menolongku dari perompak itu.
Sean
Sean
Haha, oke. Aku ikut. Tapi aku harus berpamitan dengan kekasihku dulu
Dev
Dev
Tidak ada waktu jika kembali kerumah. Pergi atau tidak, putuskan sekarang.
Dev
Dev
Lagi pula dia masih kekasihmu bukan? bukan istrimu
Sean
Sean
Hemm oke
Dan mereka pun pergi menuju perairan Eropa
NovelToon
Aiiwa Kekasih Sean

Karam

Sore itu, awan semakin gelap. Rupanya mendung sedang bergelayut pada awan. Tetapi Dev tetap menjalankan kapalnya
Sean
Sean
Kak sepertinya kau berubah haluan
Dev
Dev
Jangan terlalu percaya pada peta. Kita harus lihat arah angin dan letak bintang
Sean
Sean
Bagaimana bisa melihat bintang, mendung begini.
Sean
Sean
Sebentar lagi malam kita berhenti saja dulu
Dev
Dev
Ck. Ini wilayah Jacob, kita tidak bisa berhenti lama disini bisa-bisa dia mengambil kapal kita
Sean
Sean
Lalu jika kita salah jalan, kita lebih rugi mbuang waktu yang ada bulan purnama akan sirna dan kita kehilangan semuanya.
Dev
Dev
Tidak akan salah, percayalah
Dev melihat arah angin dan juga kompasnya yang sudah rusak.
Sean
Sean
Dasar keras kepala.
Tak berapa lama angin badai disertai hujan, datang menerpa. Kapal yang mereka tumpangi terombang ambing hingga membuat keduanya tak bisa berdiri dengan tegap.
Sean
Sean
Kak Ayo masuk
Dev
Dev
Sebentar lagi Sean, sebentar lagi kita sampai di tujuan kita
Sean
Sean
Ah masa bodoh dengan itu semua. Keselamatanmu lebih penting.
Baru saja Sean selesai berkata, kemudian datang ombak besar yang tingginya melebihi dua kali kapal mereka. Ombak itu menghantam kapal hingga oleng dan terbalik. Sean terjatuh dari kapal, dan ia kehilangan sosok Dev
Sean
Sean
Dev .....
Sean
Sean
Kau dimana?
Sean terus berenang mencari keberadaan teman yang sudah ia anggap kakaknya sendiri. Sementara kapal yang mereka pakai sudah karam.
Sean
Sean
Dev...
Sean terus berenang
Untuk bertahan di lautan, Sean mengambil kayu pecahan dari kapalnya dan menaikkan tubuhnya keatas membuatnya seperti pelampung. Berjam-jam tubuhnya terkena hujan dan terus terombang ambing oleh ombak yang menggila. Namun Dev belum juga nampak.
Hingga akhirnya Sean pun pingsan karena kelelahan menahan serangan ombak.
Tak berapa lama Hujan disertai angin badai akhirnya berhenti. Cuaca malam itu kembali terang dan sinar bulan purnama terlihat
Pantulan sinar bulan yang memantul di atas lautan mengenai mata Sean yang tertutup. Dan rasa haus membuat Sean terbangun.
Sean
Sean
Dev
Sean teringat kejadian terakhir sebelum ia pingsan, dan pria itu terkejut dan langsung memanggil Dev saat terbangun. Matanya menelusuri sekitar lautan. Terlihat di sekelilingnya telah penuh dengan kayu dan beberapa barang yang mengapung.
Sean
Sean
Dev....
Sean
Sean
Oh Tuhan, dimana Dev. Semoga dia masih hidup dan baik-baik saja.

Menemukan Harta Mistis

Selang beberap menit Sean tersadar. Aneh bin ajaib, sinar bulan purnama yang memantul ke lautan yang gelap. Saat itu seperti menembus lautan paling dasar. Seakan-akan ada sinar yang muncul dari bawah dan menerangi lautan itu.
Mata Sean terpukau melihat cahaya yang keluar dari bawah lautan.
Sean
Sean
Apa itu, sinarnya silau sekali
Segera saja ia berenang ke dasar lautan menuju asal cahaya
Hingga silaunya ia terus berang sembari menyipitkan mata. Sean masuk kedalam sebuah lubang seperti gua. Dan ketika tubuhnya masuk kedalam gua tersebut, airnya laut itu seakan-akan hilang. Sean bisa menapak seperti di daratan dan ada udara disana yang bebas dihirup kapan saja.
Bercecer emas berbentuk batangan dan juga permata putih dilantai itu.
Sean
Sean
Astaga ini harta, Dev benar.
Sean
Sean
Dev... keinginanmu tercapai, dimana Dev? Andai dia tahu tempat ini.
Sean
Sean
Ah aku harus cepat menemukan peti yang berisi Berlin mistis
Sean terus berjalan hingga menemukan lorong yang sangat sempit. Sean mengintip dari luar sebelum ia masuk ke lorong tersebut.
Sean
Sean
Itu dia petinya. Astaga kecil sekali terowongan ini, aku harus merayap. Bagaimana jika dipertengahan tubuhku terjepit?
Sean
Sean
Tapi sayang jika aku tidak masuk kedalam, perjalanan kemari membutuhkan perjuangan. Terlebih aku kapalku sudah hancur.
Sean
Sean
Setidaknya aku akan mengambilnya beberapa. Demi Dev, sebelum bulan purnama itu menghilang
Akhirnya Sean merayap memasuki lorong sempit. Ia bagaikan tikus yang masuk ke dalam sarangnya. Beberapa menit kemudian ia pun berhasil masuk dan segera mendekati peti harta yang berada di tengah ruangan.
Tepat di atas peti, atapnya itu berlubang. Sinar bulan dapat terlihat dari bawah peti. Sean lalu membukanya
Kreeeet
Tutup peti itu sangat berat, dan membutuhkan tenaga untuk membukanya. Sean berpikir peti tersebut dipenuhi akan dipenuhi dengan emas, permata dan berlian.
Sean
Sean
Wow cantik sekali berlian ini, berwarna hitam pekat dan sangat menyilaukan.
Sean
Sean
Ada juga yang berwarna merah, mana yang lebih mistis. Mungkinkah yang berwarna merah ini?
Sean mengambil berlian berwarna merah, tetapi tidak ada hal mistis yang keluar saat ia menyentuhnya. Kemudian ia letakkan lagi berlian merah itu dan mengambil yang berwarna hitam
Sean
Sean
Mana tidak terjadi apapun
Sean
Sean
oh aku ingat kata Dev, harus menyentuhnya tepat mengenai sinar bulan purnama
Dan benar saja, berlian itu seperti mengeluarkan getaran, Sean sampai terperanjat kaget. Lalu tak sampai hitungan menit Berlian itu mengeluarkan cahaya yang dahsyat hingga Sean tak sengaja melemparkan berlian itu dan dirinya terjatuh kelantai.
Sinar yang terpendar keluar itu mengeluarkan angin membentuk lingkaran. Lalu Sean tersedot masuk kedalam lubang tersebut.
Sean
Sean
Ahh apa ini, kenapa aku terhisap kedalamnya
Whuuuuus
Sean pun masuk kedalam pusara angin yang diciptakan berlian mistis tersebut

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!