NovelToon NovelToon

Pesona Dosen Muhammad Attar

Muhammad Attar

Muhammad Attar S.Pd, M.Hum itu adalah namaku, Aku baru saja lulus dari program studi S2 di Universitas Gadjah Mada. Universitas berkelas dunia yang menjadi pelopor perguruan tinggi nasional berkelas dunia yang unggul dan inovatif.

Kecintaanku terhadap pendidikan rasanya aku ingin melanjutkan pendidikan selanjutnya. Tetapi itu hanyalah menjadi impian, karena aku telah dipercayakan untuk menjadi dosen disalah satu universitas di kota Bandung. Ahh sangat disayangkan bukan.? Padahal aku ingin sekali dipanggil dengan sebutan prof, haha.

"Wah ternyata aku sangat tampan" haha gumam Attar ketika ia berhadapan dengan cermin, setelan jaz yang ia pakai hari ini membuat dia sangat berkharisma dan tampan. Hari ini hari dimana pertama kali Attar mengajar, ia telah bersiap-siap untuk berangkat menggunakan mobil kesayangannya, mobil Lamborghini Aventador SVJ Roadster Grigio Telesto yang merupakan mobil termahal di Indonesia. Jarak kampus dengan rumah Attar tidaklah jauh, hanya butuh waktu sekitar 30 menit dan melewati beberapa lampu merah.

Ditengah-tengah ia berkendara Attar tidak sadar bahwa di depan sana ada sebuah motor yang dikendarai oleh seorang gadis, Attar tidak sengaja menabrak gadis yang berkendara tersebut. Ia mendengar bunyi keras yang mengenai mobilnya, seketika itu ia tersadar dan keluar dari mobilnya.

Ketika Naura mendongakan kepalanya Attar terdiam sejenak melihat gadis yang barusan ia tabrak. Bukannya menolong gadis yang telah ia tabrak Attar justru malah marah-marah, ya mau heran tapi itu adalah Attar tidak pernah mau disalahkan. Padahal jelas-jelas dia yang salah dan Naura yang jadi korbannya.

Naura hanya melirik Attar sekilas dan beralih membangunkan motornya, Attar yang merasa dirinya di acuhkan langsung mendekati Naura.

"kamu harus tanggung jawab lihat ini mobilku jadi rusak" akhhh Attar frustasi melihat mobil kesayangannya tergores.

"Haa" Naura kaget,

"yang benar saja kan jelas-jelas kamu yang salah kok malah aku yang mau tanggung jawab, harusnya aku dong yang minta pertanggung jawaban Lihat ini tanganku jadi tergores dan aku jadi terlambat kuliah gara-gara kamu"

"Aku tidak mau tau kamu harus ganti rugi" jawab Attar yang tidak mau disalahkan.

"Kamu taukan berapa biaya untuk memperbaiki mobilku, bahkan untuk harga motormu saja belum cukup untuk biaya perbaikan mobilku"

Aah padahal tadi pagi sebelum berangkat aku berdoa semoga dipertemukan dengan pria ganteng untuk menjadi jodohku malah dipertemukan dengan pria seperti dia, ganteng sih ganteng tapi kalau pria seperti dia untuk menjadi jodohku, mending aku jomblo saja. Gumam Naura.

"Yaya aku sangat malas berdebat denganmu sebutkan saja berapa biaya untuk perbaikan mobilmu itu Karena aku sudah terlambat masuk kuliah"

"Berikan saja kartu namamu nanti aku hubungi kalau aku sudah tidak sibuk. kamu kira cuman kamu yang terlambat haa.? Aku juga telah menyia-nyiakan waktuku gara-gara kamu" jawab Attar.

Ini, Naura memberikan kartu namanya. Dasar pria,

"biasanya kan perempuan yang tidak mau disalahkan kenapa sekarang malah kebalik dasar pria cerewet, jahat" Gumam Naura yang masih bisa di dengar oleh Attar.

"Jangan memakiku aku masih disini dan masih mendengar ucapanmu" Sungut Attar. Sambil mengambil kartu yang diberikan Naura, Attar masuk ke dalam mobilnya dan hendak untuk melanjutkan menuju kampus tempat ia mengajar

"Lain kali kalau sedang berkendara itu berhati-hatilah" Ujar Attar yang melewati Naura.

"Ciih harusnya kamu yang berhati-hati sudah menabrak duluan malah minta ganti rugi, mobil elit ganti rugi sulit" ucap Naura

Naura yang melihat kepergian Attar hanya bisa memaki setelah kepergian pria itu huu dasar, sial sekali aku hari ini.

"Sebaiknya aku pulang saja percuma jugakan kalau aku ke kampus buang-buang waktu saja, Pasti aku tidak akan di izinkan karena aku sudah sering terlambat"

Ia berkendara menuju rumahnya dengan hati yang sedang tidak baik-baik saja Naura sangat kesal dengan Attar yang minta pertanggung jawaban, padahal jelas-jelas pria itu yang menabraknya dia adalah korban malah dia yang harus ganti rugi.

Berbeda dengan pria yang saat ini sedang menuju kampus, ya Attar yang sangat bahagia dia seperti seseorang yang baru memenangkan lotre. Ahh Naura, ternyata namanya Naura, Attar senyum-senyum sambil memegang kartu nama Naura.

"Akhirnya aku menemukan kembali ternyata kau tidak mengingatku"

Mobil Attar telah memasuki wilayah kampus tempat ia mengajar mobilnya ia arahkan ke fakultas tempat ia mengajar, yang harusnya jadwalnya hari ini masuk lebih awal ia harus undurkan karna kejadian tadi. Sebelumnya ia telah menghubungi ketua tingkat dikelas yang akan dia masuki bahwa dia agak sedikit terlambat untuk masuk mengajar.

Dari awal masuk di wilayah kampus Attar sudah menjadi sorotan bukan karena mukanya tapi karena disebabkan mobil yang ia kendarai, Ya tapi kalau mereka lihat muka Attar pasti akan tambah terpesona secara Attar memang pria yang sangat tampan.

Ketika Attar keluar dari mobilnya para mahasiswa yang sedang berada tidak jauh dari tempat ia memarkirkan mobilnya seketika itu langsung terpesona akan ketampanan sang dosen Muhammad Attar itu, tidak ada yang tau bahwa dia adalah dosen di fakultas tersebut Mahasiswa mengira bahwa Attar adalah mahasiswa baru. Attar cuek saja dan hanya melewati para mahasiswi-mahasiswi yang terpesona dan menyapanya disepanjang jalan menuju kelas tempatnya untuk mengajar hari ini.

Di dalam ruangan yang sudah dipenuhi dengan mahasiswa-mahasiswi sedang bergosip tentang dosen baru yang akan mengajar dikelas mereka, rupanya mereka sudah mendengar bahwa akan ada dosen baru hari ini. Mereka menerka-nerka bahwa dosen baru itu pasti perutnya buncit dan sudah pasti umurnya sudah tidak muda lagi. Berbeda dengan Naura yang tidak tau sama sekali tentang info dosen baru itu karena hari ini ia tidak masuk kampus.

Silvi sudah dari tadi ia mencari-cari seseorang kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri tidak menemukan sahabatnya itu, ya siapa lagi kalau bukan Naura, sahabatnya yang paling baik itu tidak kelihatan batang hidungnya.

"Naura kemana sih dari tadi kok nggak muncul-muncul apa dia terlambat lagi hari ini.? Ahh sebaiknya aku hubungi saja dia"

Silvi hendak menghubungi sahabatnya itu, tetapi baru saja mau menekan nomor Naura. Silvi dikagetkan dengan seseorang pria yang sangat tampan masuk kedalam ruangan kelasnya. Akhirnya ia urungkan untuk menghubungi Naura.

"Selamat pagi menjelang siang, mohon maaf saya hari ini agak terlambat. Perkenalkan saya dosen pengganti mata kuliah bahasa Belanda Nama saya Muhammad Attar. Karena hari ini hari pertama saya mengajar mungkin hari ini hanya sesi perkenalan saja ya.? Iya baik pak, jawab para mahasiswa.

Attar mulai mengabsen satu persatu mahasiswanya, ketika tiba dinama Naura Anatasya ia kaget ternyata Naura adalah mahasiswanya. Sekilas terlukis senyum di bibir Attar yang hampir tidak kelihatan oleh mahasiswanya, lalu bergumam ternyata dia adalah mahasiswaku.

"Naura Anatasya.?

"Sakit pak" jawab Silvi berbohong yang duduk tidak jauh dari bangku belakang

"Sakit.? Apakah ada surat keterangan dari dokter" Attar bertanya kepada Silvi

"Ah tidak ada pak" jawab Silvi tak lupa dengan senyumnya yang dibuat semanis mungkin.

Attar yang melihat senyum Silvi hanya mengangkat bahunya, dan berkata kepada Silvi

"sampaikan kepada temanmu yang bernama Naura Anatasya besok keruangan saya"

Silvi mengangguk, sebagai jawaban atas perkataan dosennya tersebut.

"Oke baik untuk pertemuan kita hari ini cukup sampai disini dulu, saya akan melanjutkan perkuliahan Minggu depan"

Ketika Attar sudah keluar ruangan itu menjadi heboh kembali karna dosen yang mereka kira bahwa perutnya buncit dan sudah tua ternyata berbanding terbalik dengan apa yang mereka tebak.

"Astaga pak Attar sangat tampan" ucap salah satu mahasiswi

"Apa dia masih single"

"dia sangat berkharisma" Begitulah kata-kata yang keluar dari mulut para mahasiswi-mahasiswi yang masih berada diruangan kelas itu.

Membicarakan tentang perjodohan

Naura tiba dirumahnya dengan langkah malas ia menuju kamarnya dilantai atas, Ketika hendak menaiki anak tangga ia berpapasan dengan bundanya. Assalamualaikum Bun,

Wa'alaikumussalam, jawab bunda Naura sambil memberikan tangannya untuk Nau salammi.

"Loh Nau, kenapa.? Tidak jadi ke kampus kah"

"Ah ini Bun aku tadi ketabrak mobil" Jawab Naura.

"Haa.. gimana ceritanya.? Ko bisa" tanya bunda Naura

"Yaa bisalah bun, ini buktinya Naura ketabrak"

Tapi kamu ngga kenapa-kenapa kan.? Nggak ada yang lukakan.? Mobil kamu gimana aman kah.? Tanya bunda Naura lagi sambil memeriksa badan Naura.

"Naura ngga bawah mobil Bun tadi Nau bawah motor karna takut macet keburu telat ke kampus, Naura juga nggak kenapa-kenapa cuman jengkel aja sama pria yang tabrak Naura tadi bun..

"Massa dia yang nabrak Naura dia juga yang minta aku untuk tanggung jawab, harusnya kan Nau Bun yang minta pertanggung jawaban"

"Sudah-sudah kamu istrahat saja, yang penting kamu tidak kenapa-kenapa, Masalah uang untuk tanggung jawab itu tidak seberapa dengan keselamatan putri bunda. kata bunda Nau"

"Iyaaa bunda.. Naura istirahat dulu ya Bun,

Assalamualaikum"            "Wa'alaikumussalam"

Attar sedang dalam perjalanan menuju rumahnya di pertengahan, jalan ia kembali teringat dengan Naura, sosok gadis yang pernah membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama. ia mengingat kalah pertama kali bertemu dengan Naura. Waktu itu Naura masih menduduki bangku sekolah SMA, Tetapi itu adalah hari pertama dan terakhirnya dia bertemu dengan Naura sehingga ia berniat untuk melupakan perasaannya.

dan sekarang ia malah bertemu kembali dengan gadis yang pernah membuatnya jatuh cinta itu,

"haa... padahal aku hendak untuk melupakannya, rasa itu mulai sedikit hilang tapi aku harus mengembangkannya kembali" gumam Attar. Attar tidak sadar bahwa ia telah memasuki kompleks perumahannya setelah sampai di depan rumahnya Attar sudah disambut oleh ibunya yang dari tadi menunggu kedatangan putranya itu.

"Ahh ibu... Kenapa ibu berdiri disitu.?

Apakah ibu sangat merindukan putramu yang ganteng ini" tanya attar

"Attar ibu dan ayah mau bicara sama kamu, cepat masuk ke dalam bersihkan badan kamu lalu temui ibu dan ayah diruang tamu"

Iyah ibu, memangnya mau bicara apa.?

"Tidak perlu banyak bertanya Attar cepat bersihkan dirimu nanti kamu akan tau apa yang ibu dan ayah kamu akan bicarakan"

Attar menuju kamarnya berniat untuk membersihkan diri,

"Apa yang ibu dan ayah akan bicarakan padaku.? Apakah ini tentang perjodohan yang sempat ibu bicarakan sebelumnya" Gumam Attar dalam hati.

"Ahh aku harus cepat-cepat membersihkan diri untuk segera menemui mereka, sebenarnya apa sih yang mau dibicarakan sampai-sampai muka ibu seserius itu"

Kedua orang tua Attar telah berada diruang tamu sedangkan Attar jangan tanya dia dimana, sudah pasti pria itu masih di dalam kamarnya. dia adalah laki-laki yang sangat memperhatikan soal penampilan bahkan di dalam rumahnya saja ia harus kelihatan rapi.

"Ibu panggilkan Attar sekarang kenapa dari tadi lama skali apakah dia tertidur"

"Ibu Attar hendak berdiri dari duduknya untuk memanggil Attar, tetapi Attar telah tiba lebih dulu diruang tamu tersebut"

"Apa yang ayah dan ibu mau bicarakan denganku" Tanya Attar sambil duduk di kursi depan kedua orang tuanya.

"Attar, ayah dan ibu mau membicarakan tentang perjodohan kamu dengan anak teman ayah"

"Haa.. ayah, Attar kan sudah bilang ini bukan lagi jamannya Siti Nurbaya perihal jodoh harus dicarikan. Lagian Attar kan baru menjadi dosen Attar masih mau menikmati hidup bebas"

"Attar, umur kamu itu sudah matang, sudah siap untuk berumah tangga. Lagian kamukan belum bertemu dengan anaknya teman ayah itu"

"Iyah Attar benar kata ayah kamu dia gadis yang cantik dan punya sopan santun yang baik" Jawab ibu Attar menimpali.

"Pokonya Attar tidak mau, Attar sudah punya gadis yang aku sukai"

"Attar ayah tegaskan sekali lagi tidak ada penolakan, ayah tidak mau tau kamu harus terima perjodohan ini, Minggu depan kita berkunjung kerumah mereka untuk membicarakan tentang perjodohan kalian".

Attar berlalu tanpa bicara meninggalkan kedua orang tuanya yang masih berbicara itu, apakah ini adalah takdir untuk melupakan Naura.? Attar berbicara dalam hati. Tiba-tiba ia teringat dengan kartu nama Naura yang tadi pagi,

"Aah aku harus menemuinya"

Attar berjalan menaiki anak tangga menuju kamarnya hendak mengambil kartu nama dan kunci mobil untuk menemui Naura.

Dirumah Naura sedang menscrol-scrol tik-tok, seharian dirumah membuatnya sangat bosan dan apa lagi mengingat kejadian tadi pagi. "Dasar pria itu, tapi kalau dilihat-lihat pria tadi sangatlah tampan" gumam Naura

"Tapi sangat menjengkelkan padahal jelas-jelas dia yang menabrak aku tadi, harusnya kan dia yang bertanggung jawab harusnya aku yang minta kartu namanya. Ini kenapa malah aku yang memberikan kartu namaku" Naura bertanya pada dirinya sendiri, merutuki kebodohannya sendiri yang dengan cepat memberikan kartu namanya kepada Attar.

Tiba-tiba handphone Naura berbunyi ia melihat siapa yang menelvonnya lalu mengangkat handphone nya.

"Hallo Silvi.. ada apa.? Kangen ya nggak ketemu sama aku dikampus"

"Hallo Nau, kamu kenapa tadi nggak

Masuk kampus"

"Aku tadi ketabrak Sil"

"Haa ketabrak.? Jadi kamu sekarang

Dimana.? Gimana ceritanya kamu

Ketabrak, terus kamu nggak                             kenapa-kenapa kan" tanya Silvi

"Sil, panjang ceritanya lagian kamu nanya satu-satu kan bisa, aku bingung mau jawab yang mana dulu, Udah ya nanti besok kita ketemu aku ceritain" Naura mematikan telvonnya secara sepihak, padahal sahabatnya itu masih ingin berbicara dengannya.

"Iih.. Naura kebiasaan deh padahal kan aku belum selesai bicara hum"

Attar sekarang sedang di dalam mobilnya menuju alamat rumah Naura yang tertera dikartu nama yang sedang ia pegang sekarang.

Attar bingung kalau ia kerumah Naura sudah pasti ia akan ketemu dengan orang tua Naura

"Akhhh harusnya tadi aku minta nomor telvonnya saja, bukan kartu namanya" Attar jadi frustrasi

"Sebaiknya aku pulang saja aku bisa menemuinya besok, lagian kan dia adalah mahasiswi ku" Attar berbalik arah hendak untuk pulang kerumahnya.

Keesokan harinya seperti biasa Attar sudah siap untuk mengajar hari ini dengan muka bahagia berbeda dengan hari kemarin, karna hari ini dia akan bertemu dengan naura.

Naura dan Silvi tiba dikampus ia hari ini membawah mobil, sebelumnya ia menjemput silvi karena pagi-pagi Silvi sudah menelvonnya sahabatnya itu minta untuk dijemput karena mobilnya sedang disita oleh ibunya.

"Nau, kamu tau kan kemarin itu ada dosen baru tampan bangat anying"

Naura sangat malas mendengar cerita Silvi ia meninggalkan sahabatnya itu sendirian, Silvi yang sadar bahwa Naura yang sudah menjauh dari dirinya dan merasa ditinggalkan langsung berlari ke arah Naura.

"Oohiya Nau pak Dosen kemarin meminta aku untuk menyampaikan sama kamu bahwa hari ini kamu harus menemuinya, karna dicatatan absen kamu sudah sering bolos mata kuliah bahasa Belanda kemarin"

seperti orang yang sedang jatuh cinta

"Haa serius Sil.? Naura kaget dan sedikit ngegas.

"Iyah Nau, kemarin aku nelvon kamu mau memberitahukan tentang itu tapi kamu buru-buru mematikan telvonku, Huu padahal aku juga kemarin mau curhat sama kamu"

"Haa, aduuh.. jadi ini gimana dong Sil.? Jadi aku harus keruangan bapak gitu"

"Aduuh Nau, kamu jangan Sebut pak Attar bapak dong terkesan tua bangat tau, pak Attar itu masih muda bangat coi"

"Akhhh berisik bangat sih Silvi paling juga biasa aja, secarakan mata kamu itu buram pria kaya Ferdi aja kamu bilangkan tampan"

"Padahal ya kalau kamu ketemu sama pak Attar aku jamin matamu itu akan melotot. Lagian nih ya bukan cuman aku yang mengakui bahwa pesona pak Attar itu sangat-sangat tampan, mahasiswi lain juga memujinya"

"Yaudah Iyah terserah kamu aja deh sil, sekarang ayok"

"Ayok, kemana Nau.?

"Iih kamu ya Sil banyak tanya, ayok temani aku keruangan bapak Attar"

"Ooh kirain mau kemana, yaudah ayo. Ajak Silvi menarik tangan Naura"

Ternyata Attar sudah lama tiba di ruangannya ia sedang menunggu kedatangan Naura.

"Kenapa dia tidak datang-datang.? Apa temannya itu tidak memberitahunya? Akhh kenapa lama sekali sih. Attar sangat tidak sabaran.

"Yaudah Nau kamu ketuk aja pintunya, sepertinya pak Attar sudah berada diruangannya aku mau ke kelas dulu"

"Yaa.. makasih ya Sil, kalau aku terlambat masuk nitip absen ya hehe" Pinta Naura kepada Silvi

"Iyah Iyah kamu mah kebiasaan nitip absen Mulu, ngga bosan kamu sama kampus ini" tanya silvi

"Awas saja kamu, kalau tidak datang menemui ku" Baru saja Attar mengatakan itu terdengar sebuah ketukan di pintu ruangannya pertanda ada seseorang diluar. Masuk kata Attar.

Naura masuk sambil menundukkan kepalanya "permisi pak, apa bapak memanggil saya.? Naura belum berani mengangkat kepalanya.

Attar yang melihat tingkah laku Naura yang terkesan takut itu, hampir saja tertawa keras tetapi ia harus menjaga image nya.

"Iyah kamu Naura, Naura Anatasya ya kan di mata kuliah yang saya pegang sekarang, dari absen-absen sebelumnya kamu sudah banyak melanggar. Saya tidak bisa mentolerir kamu berdoa saja semoga nilai kamu tidak error untuk mata kuliah yang saya pegang"

Naura yang mendengar suara Attar merasa tidak asing dengan suara yang barusan memarahinya itu, kenapa aku tidak asing dengan suaranya ia langsung mengangkat kepalanya, dan benar saja ternyata suara yang dari tadi berbicara adalah pria tampan yang membuat harinya kemarin menjadi jelek.

"Kamuu, Naura menunjuk Attar dengan tatapan permusuhan. Kemarin aku terlambat kan gara-gara kamu dan aku nggak masuk kampus juga gara-gara kamu, Kemarin aku tidak akan melanggar kalau kamu tidak menabrakku. Tangan Naura masih dengan posisi yang sama yang menunjuk muka Attar.

"Kamu ini sangat tidak punya sopan santun ya, apakah begini yang diajarkan orang tuamu? Menunjuk-nunjuk muka orang, saya ini dosen kamu" Attar berjalan mendekati Naura dan menurunkan tangan Naura yang menunjuknya dari tadi.

Naura mundur dan menurunkan tangannya, "bapak jangan bawah-bawah didikan orang tua saya ya, saya akan bersikap baik tergantung dengan siapa orang yang mengajak saya bicara" protes Naura yang tidak terima tentang didikan orang tuanya di bawah-bawah.

"karena selama ini orang tuanya mendidiknya dengan sangat baik" Kalau urusan bapak memanggil saya kesini hanya untuk soal nilai Silahkan bapak memberikan saya nilai error atau apa karna itu hak bapak. Naura mengubah gaya bicaranya karena menghargai bahwa pria yang di depannya ini adalah dosennya.

"Saya permisi, baru saja tangan Naura menyentuh gagang pintu ia tiba-tiba berhenti" maaf, kata Attar. Naura berhenti karena ucapan maaf dari Attar.

"Saya memanggil kamu kesini karena saya ingin menawarkan dan memberikan sebuah kesepakatan kepada kami" kata Attar

"Saya mau memberikan kamu sebuah kesepakatan" Naura berbalik menatap Attar yang sedang berbicara.

"Kesepakatan apa" Tanya Naura yang penasaran.

"Kalau kamu menyetujuinya kamu akan untung dan sayapun akan untung juga"

"Memangnya kesepakatan yang seperti apa" Lagi-lagi Naura bertanya.

"Kamu harus menyetujuinya dulu baru saya akan memberitahukan kamu kesepakatannya"

"Bapak beritahukan dulu kesepakatannya baru saya bisa menyetujui nya atau tidak, dimana-mana orang kalau membuat kesepakatan ya harus tau dulu dong apa yang akan disepakati"

"Ya sudah kalau kamu tidak mau, saya tidak akan rugi yang ada kamu yang akan rugi karna semester ini kamu akan mengulang mata kuliah yang saya pegang"

"Naura sedikit berfikir, ya udah Iyah saya setuju dengan kesepakatan dari bapak. Cepat beritahukan kesepakatannya seperti apa saya sebentar lagi ada mata kuliah yang mau masuk" Jawab Naura yang tak sabaran.

Attar tersenyum lalu mendekati Naura dan menepis jarak antara mereka Naura yang melihat Attar semakin dekat itu memundurkan langkahnya, Aishh kenapa dia tampan sekali(gumam Naura dalam hati)

"bapak tidak usah dekat-dekat begitu" Jawab Naura yang gugup karena tingkah Attar.

"Oke kesepakatannya kamu harus jadi kekasih saya dan nilai kamu akan aku jamin tidak akan mengulang semester ini"

"Haa yang benar saja" Naura sedikit mengeraskan suaranya ia kaget akan kesepakatan yang diberikan oleh Attar.

"Tidak ada penolakan tadi kamu sudah bilang Iyah dan menyetujui nya kan"

Tap...Attar membalikan badan Naura yang hendak untuk protes itu.

"kamu keluar sana jangan sampai kamu telat masuk dan mengulang lagi mata kuliah"

Naura hanya bisa pasrah.

"ya Allah kenapa aku harus bertemu dengan pria seperti dia dasar pria pemaksa, apa itu tadi maksudnya kesepakatan yang masing-masing menguntungkan yang ada hanya aku yang rugi disini"

Attar sangat bahagia sekarang ini tujuannya untuk agar lebih dekat dengan Naura sekarang terwujud, Naura tidak akan bisa jauh-jauh dari dirinya karena ia sudah menyetujui kesepakatan yang dia berikan.

Naura berjalan menuju kelasnya dengan muka yang masam Naura bahkan tidak menghiraukan panggilan dari sahabatnya itu yang dari tadi memanggil namanya, menuju dibangku paling belakang duduk dan hanya diam saja.

"Dia kenapa sih? Apa dia mendapatkan hukumannya dari pak Attar? Silvi berbicara sendiri dan mendekati sahabatnya itu yang seperti orang yang baru putus cinta tidak bergairah untuk hidup.

"Kamu kenapa Nau? Kok nggak bergairah begitu, dapat hukuman ya dari pak Attar" Silvi mencoba menebak apa yang terjadi kepada Naura.

"Silvi aku lapar, apakah sebentar ini jadi masuk"

"Aku tidak tau bahkan ketting saja tidak masuk kuliah hari ini"

"Kalau begitu aku mau ke kantin dulu, kalau jadi masuk telvon aku ya, Kamu ada yang mau di titip nggak"

"Nggak ada Nau, lagian ini tu masih pagi emang kamu tadi nggak sarapan" Tanya Silvi.

"Aku tadi sarapan tapi sekarang aku tiba-tiba Saja lapar lagi, ya udah ya aku ke kantin dulu jangan lupa telvon aku kalau jadi masuk aku nggak mau mengulang lagi mata kuliah yang ini"

beda halnya Naura yang sedang tidak bersemangat, Silvi hanya senyum-senyum tidak jelas sambil terus mengetikkan sesuatu di handphonenya seperti orang yang sedang jatuh cinta saja, entahlah hanya Silvi dan Tuhan yang tau.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!