NovelToon NovelToon

Kehadiranku Tak Dianggap Oleh Suamiku

episode 1

Dinda wijaya adalah seorang anak yatim piatu yang di tinggal mati oleh kedua orangtua pada saat duduk di bangku sekolah menegah atas. Hidupnya sangat berkecukupan disaat kedua orangtuanya masih ada. setelah kedua orangtuanya tiada, dinda beserta kakak dan kedua adik laki-lakinya diasuh oleh paman dan bibinya dari keluarga ayahnya. semua biaya hidup mereka ditanggung oleh bibinya.

Malam itu, dinda masih makan bersama dengan keluarga lengkapnya. Ada ayah, ibu, fitri kakanya, dan kedua adik laki-laki nya roy dan suami. Mereka masih bercengkrama tertawa ruang di kala sudah selesai makan. Mereka masih sempat lagi menonton TV bersama di, ruang tamu. Namun ntah kenapa saat itu ayah dan ibu nya kepengen pergi untuk membeli martabak kesukaan mereka yang berada di simpang jalan. Dinda sudah melarang dan mengatakan bahwa mereka masih kenyang dan tidak mau makan apa-apa lagi dan begitu juga dengan ketiga saudaranya. Namun ibu nya tetap kekeh untuk membelinya.

Benar saja, tak selang berapa lama terdengar kabar yang tidak baik dari orang-orang. Suara ketukan pintu yang kuat terdengar dari luar.

"Assalamu'alaikum," kata orang dari luar pintu.

Segera ku berlari untuk membuka pintu.

"Walaikumsalam pak, ada apa yah? " tanyaku kepada bapak yang menggedor pintu rumah kami.

"Benar ini rumah pak Rahman dan ibu santi, " tanya bapak tadi kepadaku.

"Benar pak, ada apa yah? " jawab kak fitri yang berdiri di sampingmu.

"Maaf dek, bapak dan ibu adek mengalami kecelakaan tunggal di simpang jalan sana, dan sekarang sedang dalam perjalanan ke rumah sakit, " kata bapak itu lagi.

Tiba-tiba saja jantungku berdetak sangat kuat. Pandangan mataku mulai kabur karena air mataku yang jatuh tanpa permisi. Seakan dunia akan runtuh tepat di atas kepala ku. Ku lihat kak fitri begitu juga terlebih adik-adikku. Kami berempat menangis Sekuat-kuatnya sambil memanggil ayah dan ibu.

Tak berselang berapa lama, kami akhirnya pergi ke rumah sakit tempat ayah dan ibu dirawat. Selama perjalanan mulutku tak habis-habisnya berucap kata doa. Ku panjatkan doa kepada sang Maha penguasa, agar diberikan keselamatan dan kesembuhan kepada kedua orang tuaku. Aku sangat menyayangi mereka. Aku belum menyenangkan hati mereka. Aku belum bisa membuat mereka bangga memiliki anak, seperti ku. Aku belum rela jika kedua orang tuaku pergi meninggalkan ku. Aku sangat tidak rela.

Sesampainya kami di, rumah sakit, langsung kami berjalan menuju ruang IGD, kami tanya kepada suster disitu, diruangan mana pasien yang baru saja masuk akibat kecelakaan. Langsung saja perawat tersebut membawa kami keruangan ICU. Disana sudah kami dapati beberapa polisi dan bapak-bapak yang kemungkinan membantu membawa ayah dan ibu ke rumah sakit.

Ku tatap dari jendela luar untuk melihat keadaan ayah dan ibu. Ku lihat selang menancap di, mulut kedua orangtua ku. Ku tanya kepada pak polisi yang berjaga disitu, bagaimana keadaan ayah dan ibu. Pak polisi, tersebut mengatakan jika Ayah dan ibu dalam keadaan kritis. Antara hidup dan mati yang sangat minum. Kecelakaan nya sangat parah. Sepeda motor yang di kendarai ayah menghantam polisi tidur sehingga ayah jatuh tertimpa motor tersebut dan kepalanya terbentur kuat ke aspal jalan. Kemudian ibu tak berada jauh dari ayah juga terbentur ke trotoar jalan sehingga mengakibatkan mereka tak sadarkan diri dan kritis.

Ayah dan ibu hanya bertahan dalam hitungan jam. Tepat pukul lima pagi sewaktu azab subuh, mereka berdua menghembuskan nafas terakhirnya.

Hatiku sangat pilu melihat kejadian ini. Doaku tak di kabulkan oleh Tuhan. Siang hari ayah dan ibu di kubur di pemakaman umum dekat rumah.

Sesuai, dengan kesepakatan keluarga besar dari ayah, akhirnya paman harry dan bibi fizah yang mengasuh kami. Dan kami pun di boyong ke rumah mereka. Rumah peninggalan ayah dan ibu di kosongkan.

seiring berjalannya waktu, kakak tertua Dinda pun memilih untuk menikah dengan kekasihnya.

Dek, "kakak dilamar sama mas rafa, dan kakak menerima lamarannya," jelas fitri kakaknya Dinda. "kenapa mendadak sih kak, ayah dan ibu baru beberapa bulan yang lalu meninggal terus kakak langsung buat keputusan untuk menikah, jadi kami dengan siapa nanti, " keluh Dinda merasa tidak terima dengan keputusan kakaknya itu.

di tengah hatinya tidak menerima dengan kepergian ayah dan ibunya akibat kecelakaan, sekarang malah kakaknya pergi memilih menikah dengan kekasihnya.

"kan masih ada paman dan bibi, dan juga adik roy dan Sami, jangan egois gitulah, akupun berhak untuk menentukan hidupku, terlepas aku sudah tidak bersekolah lagi dan untuk apa lagi harus ku tunggu jika kedepannya harus menikah juga, lebih baik sekarang karena jodohku sudah datang," terang fitri lagi, karena merasa sudah dipojokkan.

sambil menyeka air matanya yang telah jatuh tanpa permisi, akhirnya Dinda menyetujui permintaan kakaknya dengan syarat harus meminta izin juga kepada saudara laki-laki mereka, karena mau bagaimanapun mereka bertempat adalah saudara satu ayah dan ibu, jadi apapun yang terjadi harus ada konfirmasi dan persetujuan antara yang bersaudara dan kepada paman harry dan bibi fizah yang telah mengasuh mereka dalam beberapa bulan ini.

malam itu, setelah selesai makan malam, semua penghuni rumah duduk di ruang keluarga untuk menonton tv. formasi lengkap, ada paman, bibi, Dinda, roy dan Sami dan kedua anak paman dan bibi yaitu riski dan rela. dan saat itu juga fitri mengutarakan maksud hatinya.

"paman dan bibi, ada sesuatu yang harus ku katakan, dan aku meminta persetujuan dari paman dan bibi, " kata fitri sambil duduk di kursi ruang keluarga. "baiklah nak, katakan apa maksud hatimu, agar kami tau," ungkap sang paman.

dengan menarik nafas dalam-dalam, akhirnya fitri memberanikan diri mengatakannya, " begini paman, dalam beberapa bulan belakangan ini, aku menjalin hubungan dengan seorang lelaki, dan kemarin sore dia mengatakan ingin menikahinya dan lamarannya pun q terima, jadi aku mau minta izin kepada paman dan bibi, bahwa aku ingin menikah dengan kekasihku, " jawab fitri dengan wajah menunjuk.

sejurus kemudian paman tersenyum dan mengatakan bahwa "apapun yang sudah menjadi keputusan fitri, jika itu yang terbaik untukmu, maka lakukan lah, semoga dia dapat membahagiakanmu yah anakku, " terang paman harry terharu. suruhlah dia datang kesini dengan keluarganya untuk melamarmu.

berselang kemudian, senyum merekah juga terpancar dari wajah bibi fizah dan menganggukkan kepala tanda bahwa dia setuju dan kedua adik laki lakipun ikut senyum tanda setuju.

aku tak menyangka bahwa akan seperti ini. ini terlalu cepat, tapi meskipun begitu, jika dengan menikah kan fitri bisa bahagia, akupun turut serta bahagia, semoga pernikahanmu ka danawa sampai akhir hayat.

Akupun tidak boleh terus-terusan bersedih, bagaimanapun kedua orangtua ku sudah bahagia di alam sana, tugasnya sekarang adalah harus bangkit dari keterpurukan dan akan mencari kerja yang bagus setelah ijazah SMA ku keluar.

episode 2

seiring berjalannya waktu, akhirnya keluarga mas agus kekasihnya kak fitri pun datang kerumah bibi untuk melamar kak fitri sebagai menantunya. jika ku lihat, calon mertua kakak ku ini sangat welcome dan sangat sayang sama kak fitri. semoga kebahagiaan selalu menyertai kakak ku satu-satunya ini. acara berjalan dengan lancar dan waktu pernikahannya ditentukan setelah sebulan dari acara lamaran.

Alangkah bahagianya ku lihat wajah kak fitri. Mas agus dan kak fitri telah lama pacaran. Mereka pacaran diam-diam dulu. Waktu itu mereka duduk di bangku SMP, masih cinta monyet dulu. Namun cinta monyet itu bertahan lama, sampai sekarang mereka akan naik pelaminan. Sungguh perjuangan yang membuahkan hasil.

Terlebih mas agus sudah menjadi seorang Abdi Negara. Waktu itu mas agus berjanji akan memboyong kak fitri ke pelaminan disaat dia sudah menjadi seorang polisi. Setelah selesai pendidikan polisinya, benar saja mas agus langsung melamar kak fitri.

Kebahagiaan menyelimuti mereka berdua.

Aku selalu saja menggoda kak fitri, mengatakan jika mas agus akan berpaling darinya jika sudh menyandang gelar seorang polisi. Namun kak fitri tetap pada pendiriannya. Dia tetap percaya kepada mas agus, cinta mereka berlandaskan kasih sayang yang teramat dalam sehingga susah untuk dilepaskan.

hahah perumpamaan seperti itu. Aku aja bingung.

waktu pun berjalan dengan singkat, sehingga tibalah aku disinii, ya... sekarang aku sedang berada di sekolah ku tercinta untuk melakukan stempel sidik jari dan tanda tangan ijazah dan setelah itu ijazah SMA dapat ku terima. begitu banyak kenangan indah di sekolah ini. ya aku bersekolah di SMA harapan mandiri, salah satu sekolah favorit di kota tempat tinggalku.

Aku menjadi murid kebanggaan sekolah ini. Aku pernah mencetus rekor Juara 1 lomba menulis novel remaja tingkat provinsi. Aku telah mengharumkan nama sekolah ini. Akupun sangat menyanyangi, sekolah ini tempat ku menimba ilmu. Guru-guru yang welcome kepada siswanya.

Waktu tiga tahun sangat, cepat berlalu. Mau bagaimanapun aku akan meninggalkan sekolah ini dengan status baru. Aku sekarang seorang alumni SMA Harapan Mandiri.

"Dinda.... Dinda...., tunggu sebentar, " panggil seseorang ke arah ku.

aku merasa tidak asing dengan suara yang memanggilnya tadi. langsung saja aku menoleh dan benar saja, yang memanggilnya tadi adalah rina sahabat terbaiklah.

"eh... kamu ternyata rin... aku kira tadi siapa yang manggil, " jawabku dengan perasaan bingung.

"kau mau langsung pulang sekarang, "tanya nya dengan nafas yang ngos-ngosan karena rina tadi berlari mengejarku.

"iya rin, aku mau langsung balik pulang aja karena urusanku ngambil ijazah telah selesai, " jawabku dengan rinci.

Sambil menggandeng tanganku dan berjalan beriringan, rina mengajakku untuk mampir ke kantin sekolah, sembari bercerita tentang rencana kami setelah lulus sekolah. Maklumlah setelah ayah dan ibu meninggal, aku kebanyakan hanya mengurung diri di rumah, tak pernah sekalipun aku keluar untuk sekedar bermain dengan teman sebaya ku. aku masih merasa kehilangan berat.

Rina adalah sahabatku satu-satu nya di, sekolah ini. Kami bersahabat sejak, duduk, di bangku SD. kebetulan waktu itu rumah kami berdua sangat dekat, bisa dikatakan bertetangga. Namun karena kedua orangtua ku pindah rumah dengan alasan ayah mutasi kerja, maka kami terpisah karena jarak rumah tapi tidak dengan sekolah.

Mulai, dari, SD sampai SMA kami selalu sama satu, sekolah. chemistry kami sangat kuat sehingga orang-orang yang belum mengenal kami selalu mengatakan jika kami kembar ataupun kakak adik. Wajah kami jadi mirip karena sering bertemu apalagi berdekatan ketika di, sekolah.

Bukan hanya itu, kami dua juga sering saling kunjung mengunjungi rumah.

setibanya kami di kantin, aku langsung mengambil duduk agak ke pojokan biar agak leluasa saja. Rina memanggil mas penjaga kantin untuk memesan makanan.

"kamu mau pesan apa din, biar sekalian ku pesankan, " katanya sambil memanggil penjaga kantin ke meja kami.

"samakan aja lah rin, yang penting bisa di makan dan di minum, " jawabku seadanya Karena Akupun tidak terlalu memilih-milih dalam urusan makanan atau dalam urusan adapun itu. sederhana aja yang penting nyaman dan aman, itu aja.

"okelah, aku pesankan mie goreng dan es teh manis, sesuai dengan selera sahabatku ini," ledek tiba padaku karena dia tau aku hanya akan memesan menu itu itu saja jika berada dalam kantin ataupun tempat makan lainnya.

Ku pasang raut wajah sedih disaat kulihat teman-temanku yang lain datang bersama orangtuanya untuk mengambil ijazahnya. Bukan seperti aku yang telah menjadi anak yatim piatu.

"jangan sedih lagi, tante sama om sudah tenang di alam sana, sekarang kamu berdoa untuk mereka agar mereka diterima disisiNya. " ucap rina sembari mengelus elus punggungku.

Akhirnya air Mata yang ku tahan sejak tadi akhirnya luruh jatuh juga membasahi pipiku. aku masih tidak menyangka bahwa secepat ini akan berpisah dengan Orangtua ku, padahal aku sudah bertekad untuk membalas semua jasa jasa Mereka dalam mendidik dan membesarkan aku. Lihatlah ayah ibu, aku terlalu lemah, cengeng, manja dalam menghadapi kenyataan ini. Seumur hidupku aku belum pernah berpisah jauh dari orangtua meskipun dalam sehari. Tetapi ini Tuhan berkehendak lain. Aku masih penasaran, apa yang menyebabkan kecelakaan pada orangtuaku karena informasi terakhir yang ku terima bahwa orangtuaku jatuh dari sepeda motornya akibat menghindari polisi, tidur yang tinggi di pinggir jalan. tapi setelah ku lihat TKP nya, tidak ada polisi tidur disitu. Jadi, maksud polisi tidur yang mana. Lagian jikalau pun ada, seberapa tinggi polisi tidur itu sehingga motor ayah tidak bisa melewatinya.

Aku melamun sejenak, pikiranku kacau. Jikalau malam itu aku kekeh untuk menahan ayah dan ibu agar tidak pergi keluar untuk membeli martabak, mungkin kejadian ini tidak akan terjadi. Ayah masih bersama dengan kami. Namun nasi sudah menjadi bubur. aku tak harus menyesali ini, semua. Ini sudah menjadi takdirku. Aku harus berbesar hati. Sekarang ku lanjutkan hidupku yang jelam ini. Mungkin akan ada cahaya terang yang sudah menungguku di ujung sana. Semoga kebahagiaan selalu menghampiriou. Ayah dan ibu tetap akan berada dalam hati dan pikiranku. Aku sangat menyanyangi mereka berdua.

"woiiiiii..... jangan melamun napa, ntar kesambet aku juga yang susah mijit-mijit kakimu, " seloroh rina padaku .

Akhirnya aku, tersentak dalam lamunanku. ku tahan air mataku yang mau tumpah sedari tadi., Aku tak, boleh cengeng. Ayah dan ibu pasti kecewa jika melihatku seperti ini. Mana semangat anak ayah dan ibu, pasti itu akan di ucapkan ibu di kala aku putus asa.

Ahhh aku sangat merindukan mereka.

"iya.. iya... aku tak melamun loh cuman keingat aja tadi tentang ayah dan ibu, " jawabku sesantai mungkin.

episode 3

"iya.. iya... aku tak melamun loh cuman keingat aja tadi tentang ayah dan ibu, " jawabku sesantai mungkin.

Tak berapa lama akhirnya makanan yang kami pesan pun tiba dan kami pun memakannya. Aku makan sangat lahap karena tadi dari rumah, aku belum sempat sarapan. Tak ku hiraukan lagi pedasnya makanan ku ini, yang penting perutku kenyang. langsung ku sruput minuman ku, oughh sangat segar masuk ke tenggorokanku. "Nikmatnya hidup ini," gumamku dalam hati.

"din, apa rencanamu setelah tamat dari SMA ini, mau lanjut kuliah atau langsung kerja? " tanya rina padaku sambil meminum es jeruk kesukaannya.

"belum bisa ku pastikan lah rin, tapi kayanya lebih baik aku langsung cari kerja aja, karena biaya ku untuk lanjut kuliah belum ada, kan kau tau sendiri kalau aku anak yatim piatu, belum lagi ada adik-adikku yang harus ku perjuangkan pendidikannya," tuturku.

"apalagi kakak ku bentar lagi mau nikah, pasti biaya banyak, aku nggak mau membebankan paman dan bibikku, meskipun mereka baik kepada kami, yah... aku tau dirilah, kalau aku ini siapa dan lagian ada dua orang sepupuku yang harus di biaya kehidupannya," lanjut ku menerangkan pada rina.

Jika ku ingat dulu betapa ayah sangat mendambakan jika aku akan kuliah masuk universitas negeri. Dia sangat berharap agar kami berhasil kelak menjadi orang yang sukses yang bisa berdikari berdiri di kaki sendiri. Itu menjadi slogan buat ayah untuk memacu semangat kami dalam sekolah. "Ayah tidak punya harta benda yang berharga yang bisa ayah bagi-bagikan pada kalian, namun jika kalian menuntut agar ayah sekolahkan sampai ke jenjang tinggi, cayah akan menyanhhupinya, karena hanya bersekolah lah yang bisa ayah berikan pada kalian anak-anak ku, tuntunlah ilmu karena ilmu tidak akan habis di makan waktu, malah semakin bertambah-tambah seiring berjalan waktu, " nasehat ayah pada kami di kala kami sedang duduk bersama.

" kan sekarang bisa kuliah sambil kerja, ayolah din, sayang loh kepintaranmu jika tidak kau gunakan, " ajak Dinda lagi.

aku pun mulai memikirkan perkataan Dinda. emang benar sih, sayang banget kalau aku nggak ngelanjut kuliah, tapi sekolah adik-adikku ngmna yah.

Aku akan bekerja, sebagian dari gajiku akan ku tabung untuk biaya kuliah dan sebagian lagi untuk biaya adik-adikku sekolah dan menambah biaya makan kami pada bibi. Tekadku sudah bulat. Aku harus segera mencari pekerjaan yang menerima tamatan SMA.

Dengan senyum semringah dan wajah yang di buat memelas, rina meyakinkan aku lagi. "emmm ngimana din dengan pendapatmu, " tanya rina lagi .

"yang kamu bilang itu memang benar rin. tapi aku mau fokus dulu kerja sampai adik-adikku tamat, barulah aku mulai untuk memikirkan kuliah, " jawabku dengan tekad yang sudah bulat.

Tiba-tiba wajah rina semakin masam. "ya sudahlah, semoga kamu dapat pekerjaan yang layak yah din, tapi..... jangan lupa kalau sudah cair gaji pertama langsung traktir aku di McD ya, " jawab rina sambil tertawa.

akhirnya makanan kami pun telah habis dan kami pun kembali pulang ke rumah.

Aku tau maksud dan tujuan rina apa, agar kami bisa satu kampus lagi seeprti biasanya sewaktu duduk di bangku sekolahan. Tapi apalah daya ku, biaya ku tidak ada.

setibanya di rumah, aku melihat banyak ibu-ibu tetangganya bibi fizah sedang memasak di dapur.

"udah pulang nak ku, ngimana tadi proses pengambilan ijazahnya di sekolah, lancarkan, coba bibi lihat ijazahmu, " tanya bibi fizah secara tiba-tiba. aku nggak tau jika bibi ada di belakangku.

aku langsung mengambil gelas dan mengisi air putih ke dalamnya. "ya begitulah bik, seperti biasanya, datang ke sekolah jumpai pegawai yang mengurus ijazah, langsung sidik jari dan ijazah langsung aku terima, terus itu pulang deh, " jawabku seadanya.

memang aku tidak terlalu dekat dengan bibik ku yang satu ini. memang sih dia baik, tapi di balik kebaikannya itu ada SKB nya alias ada maunya. bibi ku orangnya perhitungan kali dalam mengambil setiap tindakan,. tidak mau rugi nah itu sekecil adapun harus klop sempurna menurutnya.

Meskipun aku tidak terlalu suka padanya, namun di sisi lain aku sangat menyanyangi nya karena dia sudah mengasuh aku mulai, dari kecil. Hanya saja setiap tindakan yang di lakukan bibiku ini selalu ada maksud tertentu.

Aku pun masih belum tau kenapa dia bersikukuh untuk mengasuh kami empat. Terlebih rumah orangtua ku harus di kosongkan. Apalagi aku tidak tau dimana keberadaan surat rumah dan surat berharga lainnya. Kenapa aku sangat lalai dalam hal ini yah. Aduh bodohnya aku ini.

"bagus deh, akhirnya kamu terima ijazah SMA mu biar kamu bisa melangkah menentukan masa depanmu, " ujar bibi sambil memotong bawang merah di Meja makan.

"iya bik, besok lusa aku mau langsung cari kerja aja, biar jangan lama kali nganggurnya, "kataku lagi.

"oh iya bik, ini ada acara apaan sih, sampai tetangga rumah pada kumpul untuk masak-masak disini" tanya ku lagi.

"lah kamu lupa bahwa besok adalah acara pernikahan kakakmu, ibu-ibu tetangga sini bibik ajak untuk bantu-bantu masak, terus bentar lagi tenda-tenda dan pelaminannya bentar lagi tiba. makanya din jangan sering berkurung dikamar jika sudah selesai pekerjaan rumah. sekali-kali ikut kumpul dengan yang lain, biar kamu ngak ketinggalan informasi, " lanjut bibik sambil berjalan meninggalkan aku yang masih bengong sendirian.

Lah ngimana aku ngak berkurung diri di kamar saja, sedangkan setiap aku melangkah keluar selalu saja bibi memanggil aku, seakan aku tak boleh berdiri di depan rumah saja. Aneh-aneh lah tingkah bibiku ini.

Waktu terus berputar, dan akhirnya hari pernikahan pun telah di ujung mata. sekarang disinilah aku, menyaksikan acara ijab kabul kak fitri. Dengan balutan kebaya warna krem dan rok batiknya membuat Kak fitri cantik terlebih dengan make up yang natural karena wajah kak fitri sudah glowing dari sononya yang memancarkan aura seorang istri abdi negara.

Hahaha aku, jadi iri dengan kakakku yang satu ini. Sekarang dia akan menjadi ibu bhayangkari.

Setelah janji suci pernikahan telah diucapkan mempelai pria dan terdengar seruan kata SAH.... SAH...SAH.... akhirnya kakakku telah menjadi seorang istri yang harus berbakti kepada suaminya.

tidak terasa linangan air mata ku berjatuhan tanpa izin, air mata kebahagiaan. senyum merekah dari wajah kak fitri jelas terlihat. ayah ibu meskipun kalian tidak bersama kami sekarang disini, namun aku yakin kalian juga senang melihat ini semua. doakan kami ayah ibu agar kami bahagia selalu.

Kak fitri telah mencapai kebahagiaannya bersama laki-laki yang telah engkau anggap seperti anakmu ayah. Sekarang mas agus sudah menjadi bagian dari keluarga kita. Semoga rumah tangga mereka sakinah mawaddah .

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!